Upload
truongdang
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Faktor Produksi
Menurut Daniel (1999) aspek penting dalam usaha pertanian yaitu
mencakup tanah, modal, tenaga kerja, dan manajemen atau pengolahan (skill) ke
dalam faktor produksi.
a. Faktor Produksi Tanah
Merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam tanah dan sekitar
tanah banyak faktor yang diperhatikan antara lain topografi, kesuburan, dan
keadaan fisiknya. Dengan mengetahui semua keadaan usaha juga ditentukan oleh
luasnya tanah yang tersedia dan yang dapat digarap. Proses produksi akan berjalan
dengan lancar dan menguntungkan dengan catatan faktor lain dapat ditanggulangi.
b. Faktor Produksi Modal
Modal mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam
arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seorang. Yaitu semua
harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, dan lain sebagainya yang dimiliki.
Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau capital adalah segala jenis barang
yangh dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat.
Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal
tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat
digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis juga,
tetapi tidak sekali tersisa dalam hasil. Modal bergerak adalah barang-barang yang
4
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
5
habis digunakan dalam proses produksi, misalnya bahan mentah, pupuk bahan
bakar, dan lain-lain.
c. Faktor produksi tenaga kerja
Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga
kerja. Oleh karena itu dalam analisa tenaga kerja dibidang pertanian, penggunaan
tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenga kerja. Dalam ilmu ekonomi,
yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik atau otak manusia,
yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi.
Beberapa pandangan terhadap tenga kerja ini adalah sebagai berikut.
1) Pada permulaan abad pertengahan, bagi bangsawan dan perwira Eropa Barat,
tenga kerja produksi dianggap hina, tetapi tenga kerja untuk berperang adalah
terhormat.
2) Bagi masyrakat lapisan atas (ekonomi kuat), tenaga kerja yang dianggap
kurang baik daripada tenaga kerja otak.
3) Bagi masyarakat sosial dianggap tenaga kerja fisik lebih tinggi nilainya
daripada masyrakat kapitalis. Karl Marx berpendapat bahwa tenaga kerja
adalah satu- satunya faktor produksi, sedangkan bagi masyrakat kapitalis
menganggap tenaga kerja itu sama sifatnya dengan barang.
2. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukan hubungan antara hasil
fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam melakukan usaha
pertanian, seseorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu berpikir
bagaimana mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
6
hasil yang maksimal. Dalam produksi pertanian, produksi fisik yaitu tanah, modal,
dan tenaga kerja. Fungsi produksi dapat digambarkan dengan jelas dan dianalisa
dalam peranan masing-masing faktor produksi dengan mengangap salah satu
faktor produksi berubah- ubah sedangkan faktor-faktor produksi lain dianggap
konstan.
3. Usaha Gula kelapa
Menurut Santoso (2002), gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari
penguapan nira pohon kelapa (cocos nucifera lin). Gula kelapa atau dalam
perdagangan di kenal sebagai “gula jawa” atau “gula merah”, biasanya di jual
dalam bentuk setengah mangkok atau setengah elip. Bentuk demikian ini
dihasilakan dari cetakan yang digunakan berupa setengah tempurung kelapa (jawa
: bathok). Kecuali itu, ada pula menggunakan cetakan dari bambu, sehingga
bentuknya bulat silinders.
Nira merupakan cairan bening yang terdapat di dalam mayang kelapa yang
pucuknya belum membuka. Nira ini didapatkan dengan cara penyadapan atau
penderesan. Satu buah mayang dapat di sadap selama 10- 35 hari tergantung
kondisi pohon kelapa, namum produksi optimal hanya selama 15 hari. Hasil yang
diperoleh sekitar 0,5 – 1 liter nira setiap mayang, atau sekitar 2 – 4 liter nira
pohon setiap harinya.
Masyarakat, khususnya jawa, masih banyak yang menggunakan gula
kelapa sebagai bahan untuk bumbu masak karena memiliki aroma dan rasa yang
khas. Disamping itu, gula kelapa juga digunakan untuk beberapa keperluan,
misalnya untuk pemanis minuman, bahan makanan, pembuatan kecap, dan
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
7
pembuatan kue-kue. Karena gula kelapa memiliki banyak kegunaan, maka jumlah
permintaan gula kelapa dari hari kehari terus meningkat. Oleh karena itu, produk
dan kualitas gula kelapa perlu lebih ditingkatkan.
Menurut soetanto (2011) gula kelapa merupakan hasil olahan dari nira
kelapa (cocos nucifera). Dalam perdagangan, gula kelapa dikenal dengan
beberapa nama, misalnya gula merah, gula nira, dan gula jawa. Produksi gula
kelapa di Indonesia relatif kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan gula secara
nasional. Produksi gula kelapa di Indonesia relatife kecil bila dibandingkan
dengan kebutuhan gula secara nasional. Produk gula kelapa di daerah penghasil
gula kelapa pada umumnya mempunyai kualitas yang baik. Namun, ada beberapa
produsen gula kelapa yang menginginkan keuntungan besar, tetapi mengabaikan
kualitas atau mutu produk dengan cara mencampurkan tambahan bahan lain
seperti gula tebu, ketela rambat, dan bahan-bahan lainnya. Masyarakat, khususnya
jawa, masih banyak yang menggunakan gula kelapa sebagai bahan untuk bumbu
masak karena memiliki aroma dan rasa yang khas.
Disamping itu, gula kelapa juga digunakan untuk beberapa keperluan,
misalnya untuk pemanis minuman, bahan makanan, pembuatan kecap, dan
pembuatan kue-kue. Karena gula kelapa memiliki banyak kegunaan, maka jumlah
permintaan gula kelapa dari hari kehari terus meningkat. Oleh karena itu, produk
dan kualitas gula kelapa perlu lebih ditingkatkan. Salah satu usaha meningkatkan
produk dan kualitas gula kelapa tersebut.
Menurut Awang (1991) pengusahaan gula kelapa umumnya dilakukan
dengan dua cara yaitu :
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
8
a. Sistem bagi hasil, yaitu penyadap melakukan penyadapan pohon kelapa milik
orang lain, sedangkan hasilnya memiliki secara berguilir setiap dua hari
sekali antara pemilik pohon dengan penyadap. Artinya apabila sistem bagi
hasilnya setiap dua hari sekali. Maka pada dua hari pertama hasil sadapan
dimiliki oleh penyadap, kemudian pada dua hari selanjutnya nira dimiliki dan
di olah pemilik pohon tersebut.
b. Sistem sewa pohon, yaitu penyadap dapat menyewakan pohon kelapa dengan
harga murah dengan ketentuan setiap empat sampai lima pohon kelapa,
penyewa menyerahkan satu kilogram kelapa setiap dua hari sekali.
Usaha gula kelapa bukan usaha yang menartik dan menjanjikan, namun
usaha gula kelapa merupakan usaha pokok bagi sebagian besar penduduk di
Desa Kemawi Kecamatan Somagede , sehingga secara tidak langsung usaha ini
menjadi tumpuan ekonomi bagi kehidupan keluarga.
4. Proses Pembuatan Gula Kelapa
Sebelum melakukan pembuatan gula kelapa, bahan baku dan peralatan
yang diperlukan selama proses pembuatan gula harus dipersiapkan terlebih
dahulu. Berikut penjelasan proses pembuatan gula kelapa yaitu gula kelapa cetak
dan gula kelapa Kristal (Soetanto, 2011) yaitu:
a. Pembuatan guka kelapa cetak
1) Persiapan bahan
Bahan baku untuk pembuatan guala kelapa adalah nira kelapa. Nira kelapa
adalah cairan bening yang keluar dari bunga kelapa yang pucuknya belum
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
9
membuka atau pohon penghasil nira lain seperti aren, siwalan, dan lontar yang
disadap, cairan ini merupakan bahan baku untuk pembuatan gula. Nira sering juga
dibuat “legen” kata ini sebenarnya istilah bahasa jawa berasal dari kata legi
artinya manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa manis berbau harum
dan tidak berwarna. Selain bahan baku pembuatan gula nira dapat pula digunakan
sebagai bahan makanan lain yaitu minuman keras (tuak), asam cuka dan minuman
segar, serta pada akhirnya ini muncul produk baru dari nira aren yaitu gula merah
serbuk.
Komposisi nira dari suatu jenis tanaman dipengaruhi beberapa faktor yaitu
antara lain varietas tanaman, umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah,
iklim, pemupukan, dan pengairan. Demikian pula setiap jenis tanaman
mempunyai komposisi nira yang berlainan dan umumnya terdiri dari air, sukrosa,
gula reduksi, bahan organik lain, dan bahan anorganik. Air dalam nira merupakan
bagian yang terbesar yaitu antara 75 – 90 %. Sukrosa merupakan bagian zat padat
yang terbesar berkisar antara 12,30 – 17,40 %. Gula reduksi antara 0,50 – 1,00 %
dan sisanya merupakan senyawa organik serta anorganik. Gula reduksi dapat
terdiri dari heksosa, glukosa, dan fruktosa, serta mannosa dalam jumlah yang
rendah sekali. Bahan organik terdiri dari karbohidrat (tidak termasuk gula),
protein, asam organik, asam amino, zat warna, dan lemak. Bahan anorganik terdiri
dari garam mineral (Anonymous, 2011).
Dibawah ini terdapat tabel tentang komposisi kimia nira kelapa:
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
10
Tabel 2.1. Komposisi Kimia Nira Kelapa
No Komposisi bahan Kadar kandungan (g/100 ml)
1 Padatan 15,20-19,20
2 Sakarosa 12,30 -17,40
3 Abu 0,11-0,41
4 Protein 0,23-0,32
5 Vitamin 16,00-30,00
6 Berat jenis pada 29 C 1,058- 1,077
Sumber: Anonymous (2011)
Nira kelapa yang digunakan untuk gula harus memiliki kualitas yang baik.
Nira yang kurang baik mudah menjadi basi (lumer), aroma dan rasanya kecut, dan
akan menghasilkan gula kelapa yang mudah lengket. Sedangkan nira kelapa yang
berkualitas baik dan masih segar mempunyai rasa manis, berbau harum, tidak
berwarna (bening), derajad keasaman (pH) berkisar 6-7, dan kandungan gula
reduksinya relatif rendah.
Nira kelapa diperoleh dengan cara menyadap nira yang keluar dari
tongkol bunga kelapa. Alat penyadap yang dipakai adalah sabit khusus yang tajam
dan bersih. Selain itu peralatan yang disiapkan antara lain arit, wadah biasanya
adalah plastik, kemudian nira hasil sadapan dapat ditampung pada suatu wadah,
misalnya gentong, ember plastik, atau jerigen plastik yang dapat menampung nira
cukup banyak.
Nira kelapa yang telah terkumpul disaring dengan kain saring agar nira
yang akan dimasak menjadi gula kelapa sudah dalam keadaan bersih. Selanjutnya,
nira yang telah bersih dimasak dalam wajan besar.
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
11
Gambar 2.1 Bahan Baku Nira
2) Pemasakan Nira
Nira kelapa yang sudah bersih dari segala kotoran dimasak dalam wajan
besar yang cukup untuk menampung 6 liter nira untuk sekali masak. Proses
pemasakan nira hingga menjadi pekat membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam
hingga 3 jam. Selama pemasakan harus dilakukan pengadukan agar nira dapat
masak secara merata dan tidak gosong, terutama dibagian bawah.
Untuk mengetahui bahwa pemasakan telah jenuh, perlu uji tes dengan cara
mengambil sedikit nira yang dimasak, kemudian diteteskan kedalam gelas yang
berisi air bersih. Apabila terjadi pembekuan dalam air, berarti pemaskan sudah
dapat dihentikan dan wajan diturunkan dari tungku api.
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
12
Gambar 2.2 Pemasakan Nira
3) Pencetakan
Pencetakan nira telah dianggap cukup apabila telah menjadi pekat (kental
dan mulai mengeras). Pada saat adonan gula diangkat dari wajan dan dituangkan
ke dalam cetakan-cetakan. Cetakan gula kelapa biasanya terbuat dari tempurung
kelapa. Namun,cetakan gula kelapa dapat juga dibuat dari bumbung bambu,
cetakan alumunium, atau cetakan kayu. Bentuk cetakan gula yang dihasilkan
bermacam – macam, tergantung dari bentuk cetakannya.
Gambar 2.3 Proses Pencetakan
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
13
4) Pengeringan
Gula kelapa yang telah dicetak dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Setelah kering, gula kelapa tersebut diletakan di tempat yang kering dan untuk
mengurangi kelembapan dapat dibungkus dengan daun pisang kering.
Gambar 2.4 Proses Pengeringan
b. Pembuatan gula kelapa Kristal
Pembuatan gula kelapa kristal merupakan proses lanjut dari pembuatan
gula kelapa tradisional menjadi gula kelapa yang berbentuk kristal ( butiran-
butiran kecil ). Bahan baku untuk pembuatan gula kelapa biasa yang dapat
diperoleh dari pedagang gula kelapa atau dari hasil gula kelapa buatan sendiri.
Pada dasarnya pembuatan gula kristal adalah mengubah senyawa gula yang
terlarut menjadi gula padat dalam bentuk kristal atau serbuk.
1) Persiapan bahan
Gula kelapa yang akan dibuat menjadi gula kelapa kristal harus memiliki
kualitas yang baik. Artinya gula kelapa tersebut murni tanpa campuran bahan lain
seperti ketela dan lain-lainnya. Tanpa campuran bahan lain seperti ketela dan lain-
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
14
lainnya. Gula kelapa tersebut dipotong- potong kecil, kemudian dilarutkan ke
dalam air dengan perbandingan 2:1 ( misalnya 2 kg gula dicampur dengan 1 liter
air).
Larutan gula kelapa yang diperoleh disaring dengan kain saring dengan
kain saring sehingga diperoleh larutan gula kelapa yang bersih. Larutan gula
kelapa yang telah bersih kemudian dipanaskan sambil diaduk- aduk agar merata.
Karena terjadi penguapan air, maka larutan gula tersebut akan menjadi pekat dan
konsentrasi gulanya meningkat sampai larutan gula berubah dari fase cair ke fase
padat. Untuk mengetahui bahwa pemasakan telah jenuh, perlu dilakukan
pengujian dengan cara mengambil sedikit gula yang dimasak dan diteteskan ke
dalam gelas yang berisi air bersih. Apabila terjadi pembekuan dalam air, berarti
pemasakan sudah dapat dihentikan dan wajan diturunkan dari tungku api.
Gambar 2.5 Bahan Baku Nira
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
15
2) Kristalisasi
Apabila pemasakan larutan gula telah mencapai titik jenuh, wajan
diturunkan dari tungku api sambil diaduk kuat-kuat. Selanjutnya dilakukan
kristalisasi dengan cara diberi ini kristal dari luar. Inti kristal dapat diperoleh
dengan cara menggosok-gosok bagian pinggir wajan memakai pengaduk kayu
hingga dihasilkan gula padat berbentuk kristal. Kristal-kristal gula yang dihasilkan
melalui pengadukan tersebut tentu belum sempurna. Untuk menyempurnakan
Kristal gula kelapa tersebut, masih perlu dilakukan “pengguseran” dengan alat
guser yang trebuat dari tempering kelapa yang bersih (telah dikerok). Pengguseran
dilakukan sampai menghasilkan Kristal gula kelapa yang sempurna.
Gambar 2.6 Proses Kristalisasi
3) Penyaringan / pengayakan
Gula kelapa yang telah terbentuk kristal dipindahkan dalam suatu wadah,
misalnya nampan, dan dibiarkan sampai dingin. Setelah Kristal gula kelapa
tersebut dingin, selanjutnya dilakukan penyaringan atau pengayakan sehingga
diperoleh Kristal-kristal gula kelapa yang besarnya sama. Kristal-kristal gula
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
16
kelapa yang besar-besar dan tidak dpat masuk dalam saringan harus dihancurkan
dengan cara digerus (diguser) memakai alat dari kayu atau tempuirung kelapa dan
kemudian disaring atau diayak lagi.
Gambar 2.7 Proses Penyaringan / pengayakan
4) Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk memperoleh gula kelapa Kristal yang
berkualitas tinggi. Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada panas matahari.
Caranya, gula kelapa Kristal ditempatkan pada nampan (tampah) agak tipis dan
dijemur pada panas matahari sehingga diperoleh Kristal yang sungguh-sungguh
kering. Pengeringan dengan penjemuran cukup dilakukan dengan 1 hari bila
matahari bersinar penuh. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan oven bila
tidak ada sinar matahari, khususnya pada musim penghujan.
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
17
Gambar 2.8 Proses Pengeringan
5) Pengemasan
Gula kelapa yang telah kering siap untuk dikemas dan dipasarkan.
Kemasan yang akan digunakan untuk mengemas gula kelapa Kristal dapat berupa
kantong plastik atau kantong kertas yang kuat.
Gula kelapa krital yang telah kering dikemas dalam kantong plastik atau
kantong kertas yang kuat dengan ukuran atau volume tertentu. Pengemasan sangat
perlu dilakukan karena disamping untuk melindungi prosuk itu sendiri juga untuk
memudahkan distribusi dan menjaga kebersihan (higienitas) hasil produksi. Untuk
memperluas jangkauan pasar, misalnya untuk permintaan konsumen di luar
negeri, produk dan kemasannya harus memenuhi standar mutu.
Pengemasan harus memperhatikan sifat bahan yang akan dikemas, baik
sifat fisik maupun sifat kimianya, agar tidak mempengaruhi aroma dan umur
simpannya lebih lama. Hal ini yang harus diperhatikan dalam pengemasan adalah
disain kemasan dan wujud kemasan itu sendiri. Desain kemasan harus menarik,
mudah dibawa, mudah disimpan, mudah dibuka, dan mudah diambil isinya.
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
18
Gambar 2.9 Proses Pengemasan
Skema Pembuatan Gula Kelapa Cetak dan Kristal
Gambar 2.10 Skema Pembuatan Gula Kelapa Cetak dan Kristal
(Sumber: Anonymous, 2011).
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
19
5. Potensi Gula Kristal (Semut) Dalam Memenuhi Kebutuhan Gula
Program diversifikasi gula nasional yang berbasis pada gula palmae akan
semakin efektif jika didukung oleh komitmen masyarakat dan Kebijakan
pemerintah dalam mengembangkan budaya “cinta gula kelapa” dan perencanaan
pembangunan agroindustri gula kelapa yang komprehensif, terpadu dan
berkelanjutan. Pola pengembangan agroindustri gula kelapa yang ditunjang
dengan SDM, manajemen, teknologi, permodalan dan pemasaran yang memadai
akan menunjang kemauan bangsa Indonesia untuk beralih kepada “gula kelapa‟
sebagai salah satu alternatif pengganti gula pasir untuk memenuhi kebutuhan gula
sehari-hari (Mustaufik, 2010).
Program diversifikasi industri gula nasional yang berbasis palmae seperti
gula kelapa (brow sugar) sangat strategis perananya sebagai upaya untuk
mengurangi ketergantungan pemerintah dan masyarakat terhadap gula pasir (tebu)
dan gula sintetis yang sebagian besar masih impor. Hal ini didasarkan pada
potensi Indonesia yang mempunyai areal kelapa paling luas di dunia yaitu
mencapai 3,707 juta ha (31,2% dari total areal 11,909 juta ha), disusul Philipina
seluas 3.077 ribu ha (25,8%), India seluas 1.908 ribu ha (16,0%), Srilangka seluas
442 ribu ha (3,7%), Thailand seluas 372 ribu ha (3,1%) dan negara-negara lainnya
seluas 2.398 ribu ha (20,2%) (Mustaufik, 2010). Disamping faktor berlimpah dan
murahnya bahan baku gula kelapa, teknologi yang digunakan untuk membuat gula
kelapa juga termasuk low cost and low tech atau tidak membutuhkan biaya dan
teknologi yang tinggi, hal ini berbeda dengan teknologi yang digunakan untuk
pembuatan gula pasir (tebu). Oleh karena itu program diversifikasi industri gula
yang berbasis pada tanaman kelapa (palmae) sangatlah tepat dan strategis untuk
dikembangkan di sentra-sentra tanaman kelapa di seluruh wilayah Indonesia.
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
20
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pola komsumsi masyarakat,
dewasa ini produksi gula kelapa tidak hanya terbatas pada gula kelapa cetak,
tetapi sudah mulai berkembang dalam bentuk gula kelapa kristal (gula semut)
organik. Produk gula semut organik mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan dengan gula kelapa cetak, yaitu: lebih higienis dan bebas bahan
kimia, mudah larut karena berbentuk kristal, daya simpan yang lebih lama,
bentuknya lebih menarik, pengemasan dan pengangkutan lebih mudah, rasa dan
aromanya lebih khas, mudah difortifikasi/diperkaya dengan bahan lain seperti
Yodium, Vitamin A atau Mineral. Dilihat dari sisi gizi dan kesehatan, gula semut
organik mempunya keunggulan yakni mengandung sukrosa, mineral, protein dan
asam-asam organik terutama asam askorbat yang cukup baik. Sifatnya yang alami
(khas) dan aman bagi kesehatan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen
dibandingkan dengan gula sintetis yang banyak menggunakan pemanis dan
pewarna buatan yang dapat membayakan bagi kesehatan konsumen (Mustaufik,
2009).
6. Pemasaran
Dalam usaha gula kelapa ini antara produksi gula kelapa dan aspek
pemasaran, khusunya aspek penjualan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Gula
kelapa yang telah dikeringkan dan sudah siap untuk dikemas. dan dipasarkan
melalui warung, toko, atau supermarket. Untuk meningkatkan daya saing dengan
produk lain di pasaran diharapkan dalam pengemasan produk yang menarik dan
berkualitas.
7. Kendala
Penderes mempunyai beberapa kendala musim antara lain: 1) musim
pancaroba, dimana musim penghujan dan musim kemarau sering berganti tanpa
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
21
dapat diprediksi, 2) musim akar muda, dimana akar muda biasanya muncul saat
awal musim penghujan. Pada kedua musim tersebut nira yang diambil dari pohon
kelapa biasanya bercampur dengan sekul. Sekul biasanya keluar dari bunga kelapa
(manggar) yang disadap. Sehingga, dalam kondisi pohon kelapa yang
mengeluarkan sekul disebut pohon kelapa terkena flu. Pada kondisi demikian,
Penderes sering mengalami kerepotan untuk menghasilkan gula yang berkualitas
(Hasil wawancara dengan penderes, 2013).
Penderes pada waktu sebelumnya tidak memperhatikan kualitas gula
sebagai strategi pemasaran produksi gula kelapa. Faktor penyebab dari kondisi
demikian adalah kurangnya penghargaan terhadap gula yang berkualitas bagus,
karena hampir semua gula yang dijual oleh penderes kepada pengepul atau
juragan tidak ada pembedaan harga antara gula bagus dan gula yang jelek.
Pembedaan harga hanya terjadi jika gula yang diproduksi oleh penderes dianggap
gemblung. Gula gemblung adalah gula yang tidak bisa dicetak karena faktor
kebersihan dan banyaknya kandungan sekul (Hasil wawancara dengan penderes,
2013).
8. Strategi peningkatan image gula kelapa
Strategi peningkatan image gula kelapa akan dilakukan dengan beberapa
cara antara lain (Hartanto, 2013):
1) Menjamin kebersihan gula kelapa yang diproduksi oleh setiap penderes.
Untuk menjamin peningkatan kebersihan dilakukan melalui strategi
pembentukan tim Internal Control System (ICS). Tim ICS adalah sebuat
lembaga yang dibentuk dari warga sekitar dengan anggota dari warga
penderes, juragan (pengepul) yang dibentuk secara khusus untuk melakukan
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
22
penjaminan mutu gula kelapa/aren agar pembeli gula kelapa/aren
mendapatkan gula kelapa/aren yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
2) dibuat untuk gula semut antara lain: rasa vanilla, rasa jahe, rasa kunir, rasa
daun sirih, rasa kayu secang, dll.
3) Membuat jalur distribusi yang tertata dan tercatat dalam sistem database
produksi dan keanggotaan. Kebiasaan penderes menjual gula kelapa yang
dilakukan selama ini adalah kepada juragan (pengepul/warung) dengan sistem
hutang piutang. Sistem jual-beli tersebut penderes tidak dapat mengetahui
berapa kilogram dan berapa harga gula kelapa. Penderes menjual gula kelapa
karena alasan untuk membayar hutang kepada juragan (pengepul) dan
biasanya sistem penjualan tersebut tidak tercatat dan tidak diketahui oleh
penderes. Pada kondisi seperti ini, harga hanya ditentukan oleh juragan
sebagai pihak pemberi hutang. Penderes pada akhirnya akan selalu terikat
untuk selalu menjual kepada juragan tertentu dan tidak mempunyai
kesempatan untuk mempunyai alternative pembeli lain. Oleh karena itu,
tawarannya adalah melakukan kelembagaan dalam rangka membuat jalur
distribusi yang adil dan menguntungkan semua pihak secara bersama-sama.
Kelembagaan koperasi merupakan salah satu tawaran yang sudah sering
dilakukan. Namun, pengelolaan koperasi yang partisipatif dan professional
sangat jarang dilakukan secara baik dan benar.
4) Melakukan sistem pemasaran ke wilayah pasar yang lebih luas. Peran
koperasi mulai dituntut untuk dapat mewakili para penderes melakukan
promosi dan pemasaran gula melalui berbagai bentuk media dan jalur
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
23
distribusi pemasaran yang selama ini sudah mulai berkembang pesat dalam
sistem pasar bebas (free trade).
5) Membuat kemasan (packaging) gula kelapa/aren yang lebih berdaya saing
dengan produk-produk lain sekelasnya, seperti gula pasir yang sudah beredar
dengan bebas di pasaran. Strategi kelima ini memang lebih membutuhkan
banyak modal tambahan terutama untuk mencetak kemasan secara lebih
menarik dan aman, serta hygienis.
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini
yaitu :
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Judul Tujuan MetodePenelitian Hasil
1 Penelitian
yangdilakukan oleh
Setyoaji (2010) yang
berjudul “ Analisis
Pendapatan dan Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
Produksi Usaha Gula
Kelapa di Desa
Rancamaya Kecamatan
Cilongok Kabupaten
Banyumas”.
Tujuan penelitian
ini adalah untuk
mengetahui
keuntungan
ekonomis pengaruh
faktor modal kerja,
modal tetap, dan
tenaga kerja
terhdap produksi
industry gula
kelapa serta untuk
mengetahui konisi
return to scale
Metode angket
Analisis regresi
linier berganda
dengan model fungsi
Cobb Douglas.
relative
menguntungkan
untuk diusahakan,
namun belum bia
memenuhi kebutuhab
hidup layak
2 Peneltian yang
dilakukan oleh Suntama
(2012) yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat
Keuntungan Usaha
Gula Kelapa Organik
Pada Anggota
Kelompok Tani Sekar
Mancung Desa Kemawi
Kabupatem
Banyumas”. Kabupaten
Banyumas
Tujuan penelitian
ini adalah: (1)
Menghitung biaya
dan pendapatan
perajin gula kelapa
organic pada
Kelompok Tani
Sekar Mancung,
(2) Menganalisis
pengaruh harga
faktor produksi
Metode yang
digunakan yaitu
dengan metode
kasus dan
pengambilan data
dilakukan dengan
metode sensus. Data
dianalisis
menggunakan
analisis biaya dan
pendapatan sserta
analisis fungsi
keuntungan Cobb-
Douglas.
menunjukan bahwa
faktor harga nira dan
upah tenaga kerja
berpengaruh secara
nyata terhadap
keuntungan,
sedangkan faktor
harga kayu bakar dan
harga penolong (kulit
manggis dan kapur)
berpengaruh secara
tidak nyata terhadap
keuntungan
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
24
C. Kerangka Pikir
Desa Kemawi ini ada suatu kelompok yang mendirikan kelompok tani
penderes gula kelapa yang diberi nama” Kelompok Tani Sekar Mancung“. Tujuan
awal didirikannya kelompok tersebut adalah untuk melakukan budidaya pertanian
tanaman kelapa secara organik dan memproduksi gula kelapa berkualitas agar
harganya lebih meningkat.
Kegiatan produksi di Desa Kemawi menghasilkan dua jenis produksi yaitu
gula kelapa cetak dan gula kelapa kristal. Dalam produksi ini ditemukan faktor-
faktor produksi yaitu faktor pendorong sepertti tersedianya bahan baku,
permintaan pasar gula kelapa tinggi, keahlian dalam memproduksi gula kelapa,
keuntungan dapan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan faktor penghambat
seperti modal, alat produksi, akses transportasi kurang dan kurangnya perhatian
dari pemerintah desa.
Dari penjelasan faktor pendorong dan faktor penghambat di atas yang
menentukan pilihan penderes untuk menentukan memproduksi gula kelapa cetak
dan gula kelapa kristal.
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013
25
Gambar 2.11 Keranga Pikir.
D. Hipotesis
Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka pikir dalam penelitian ini
adalah :“Terdapat faktor – faktor yang memepengaruhi pemilihan produksi gula
kelapa cetak dan gula kelapa kristal di Desa Kemawi Kecamatan Somagede
Kabupaten Banyumas “.
Faktor- Faktor Produksi
Faktor Pendorong
Tersedianya bahan baku
Permintaan pasar yang
tinggi
Butuh keahlian
memproduksi gula kelapa
Harga jual
Menguntungkan
Gula Kelapa Cetak
dan Gula Kela
Kristal
Faktor Penghambat
Modal terbatas
Alat produksi terbatas
Keahlian membuat gula
kelapa kristal
Kebersihan alat produksi
Produksi gula kelapa
Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013