Upload
hangoc
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Percaya Diri
Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan
yang mereka miliki. Mustari (2014:51), mengemukakan bahwa percaya diri
merupakan keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk
melakukan sesuatu untukmencapai tujuan tertentu.percaya diri juga
merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan
level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadian-kejadian yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Sedangkan menurut Desmita
(2009:164), percaya diri adalah konsep diri. Konsep diri yang dimaksud
adalah gagasan, tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan,
pandangan, dan penilaian seseorang terhadap diri sendiri. Konsep diri
terdiri atas cara melihat diri sendiri sebagai pribadi, cara merasa diri
sendiri, cara menginginkan diri sendiri menjadi manusia yang diharapkan.
Kemudian menurut Aunillah (2011:60), percaya diri merupakan sebuah
kekuatan yang luar biasa. Percaya diri laksana reactor yang membangkitkan
segala energi yang ada pada diri seorang untuk mencapai sukses.
Pada penelitian ini percaya diri digunakan untuk memberikan
perasaan semangat dan bahagia pada siswa SDN 1 Pandak untuk mencapai
kesuksesan. Selain itu percaya diri juga memberikan perasaan semangat
dan bahagia pada diri seseorang untuk mencapai kesuksesan.
7
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
8
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
percaya diri pada intinya meyakinkan suatu kemampuan yang ada pada diri
kita untuk melakukan suatu hal. Percaya diri juga akan menumbuhkan
suatu sikap ketenangan dalam bertindak. Kepercayaan diri akan
memastikan seseorang bahagia, mampu mencitai dan berkomunikasi
dengan baik dengan orang lain dan dengan percaya diri pula seseorang bisa
meraih segala yang diinginkan (Syaifullah 2009:11). Ciri-ciri orang yang
memiliki sikap percaya diri, di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Tidak terlalu tergantung dengan orang lain Sosok percaya diri sangat erat kaitannya dengan sikap tidak
terlalu bergantung dengan orang lain. Orang yang bergantung dengan orang lain merupakan orang yang tidak mampu mengambil inisiatif untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri.
2) Tidak mempunyai rasa takut dan khawatir Sikap khawatir dan takut adalah pikiran negatif yang timbul
karena kita tidak yakin pada kemampuan diri. Sikap khawatir dan takut muncul akibat kebiasaan-kebiasaan mengembangkan sikap dan asumsi-asumsi negatif terhadap diri sendiri.
3) Selalu berinteraksi dengan baik Untuk menjadi pribadi yang percaya diri seutuhnya,
seseorang tidak bisa lepas dari interaksi. Seorang akan membangun cara berkomunikasi yang baik sehingga bisa diterima oleh orang lain. Dengan berkomunikasi, berarti memberi ruangh lain di luar dirinya untuk orang lain. Orang lain dianggap sebagai bagian dari dirinya, sehingga keduanya bisa menjalin relasi dan komunikasi yang baik.
4) Selalu bersikap tegas Sifat ketegasan berawal dari pembentukan mental yang kuat.
Seseorang yang mempunyai mental yang kuat cenderung memegang prinsip hidupnya. Orang yang percaya diri akan menganggap bahwa ketegasan adalah bukti bahwa ketegasan adalah bukti bahwa dirinya memiliki satu pegangan dan landasan kepercayaan yang kuat, serta dengan ketegasan, ia mampu memutuskan suatu persoalan.
5) Dapat mengendalikan diri Sosok percaya diri sangat erat kaitannya dengan konsep
mengendalikan diri. Seseorang akan selalu berpegang teguh pada prinsip dan kondisi emosional yang stabil, karena rasa percaya diri tanpa adanya pengendalian diri akan berubah kepada kepercayaan diri yang berlebihan.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
9
6) Memiliki Kreatifitas
Orang yang percaya diri akan selalu berfikir bahwa kreatif
tidak selalu identik dengan menemukan hal yang baru, tetapi selalu
melihat sesuatu dengan cara berbeda dan baru, yang biasanya tidak
dilihat oleh orang lain.
7) Memiliki sifat yang dewasa
Sosok orang dewasa adalah selalu ingin hidup yang terbaik
bagi dirinya yaitu selalu berbuat baik dan tidak merugikan diri
sendiri dan orang lain.
Ketujuh ciri sikap percaya diri di atas dapat diartikan siswa dalam
pembelajaran tidak terlalu tergantung dengan orang lain karena telah
memiliki seuatu keyakinan yang besar pada dirinya, sehingga tidak
memiliki rasa takut dan khawatir untuk mengambil tindakan baik pada saat
evaluasi maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
pembelajaran, siswa dengan kepercayaan diri yang baik akan timbul suatu
inisiatif untuk selalu belajar yang lebih banyak. Bersikap tegas dalam
proses pembelajaran menjadikan siswa mampu menunjukan
kemampuannya.
Siswa dengan kepercayaan diri yang baik akan memudahkan guru
pada saat pembelajaran karena dapat mengendalikan dirinya sehingga tahu
waktu untuk bekerja sendiri dan untuk berdiskusi. Selalu berusaha untuk
memecahkan masalah yang dihadapi karena siswa yang percaya diri
sebagian memiliki kreatifitas yang tinggi dan memiliki sifat yang dewasa
artinya selalu berusaha sendiri terlebih dahulu tidak tergantung pada guru.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
10
Menurut Lina dan Klara (2010:16), ciri-ciri individu yang tidak
mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, antara lain :
1) Berusaha menunjukan sikap konfirmasi, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
2) Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap penolakan. 3) Sulit menerima realita diri, terlebih menerima kekurangan
diri dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan tidak realistis terhadap diri sendiri.
4) Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif. 5) Takut gagal, sehingga menghindari resiko dan tidak berani
memasang target untuk berhasil. 6) Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus
karena menilai rendah diri sendiri. 7) Selalu menempatkan atau memposisikan diri sebagai yang
terakhir, karena menilai diri sendiri tidak mampu. 8) Mempunyai external locus of control yakni, mudah menyerah
pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan
atau penerimaan serta bantuan orang lain.
2. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar merupakan ukuran yang diperoleh seseorang selama
proses belajarnya, ukuran keberhasilan tersebutdapat dilihat dari seberapa
jauh pemahaman siswa dalam penguasaan materi pembelajaran selama
periode tertentu. Nilai rapot dapat mengetahui prestasi belajar siswa, siswa
yang nilai rapotnya tinggi dapat dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan
siswa yang nilai rapotnya jelek dikatakan prestasinya rendah.
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa selama proses
pembelajarannya. Arifin (2013: 12) menyatakan bahwa prestasi berasal dari
bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan.Prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut
bidang dan kemampuan masing-masing.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
11
Prestasi belajar dalam pengertiannya mempunyai beberapa fungsi,
Arifin (2013:12) menyebutkan bahwa fungsi prestasi belajar, antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai
“tendensi keingintahuan”(couriosity) dan merupakan
kebutuhan umum manusia.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan.Asumsinya adalah prestasi belajar dapat
dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan
balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi pendidikan.Indikator intern dalam arti bahwa
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
produktivitas suatu institusi pendidikan, asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak didik.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa
menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena
siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi
pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sangat penting
bagi guru untuk mengetahui dan memahami prestasi belajar siswa, baik
individu maupun kelompok.Prestasi belajar tolak ukur keberhasilan dalam
bidang studi. Guru perlu mengetahui prestasi belajar siswa agar dapat
mengukur seberapa banyak siswa menyerap materi yang telah diajarkan
oleh gurunya, keberhasilan dari suatu pembelajaran tergantung prestasi
belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi
belajar pada siswa, guru perlu mengupayakan penggunaan metode
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
12
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu ukuran keberhasilan siswa
dalam melaksanakan suatu pembelajaran.Prestasi belajar dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang dapat membuat prestasi belajar siswa
menurun.Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Slameto
(2010: 54), berpendapat bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern adalah faktor
dari dalam diri siswa yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor ada di luar diri individu.Faktor intern dapat dikelompokan
menjadi tiga faktor, yaitu 1) faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor
kesehatan dan cacat tubuh, 2) Faktor psikologi yang terdiri dari
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan,
3)Faktor kelelahan.
Faktor ekstern dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu: 1)Fakor
keluarga yang terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, dan latar belakang kebudayaan. 2)Faktor sekolah yang terdiri dari
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah. 3)Faktor masyarakatyang terdiri dari kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
13
b. Prinsip-Prinsip Pretasi Belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran seseorang dalam hasil
belajarnya, dalam prestasi belajar terdapat prinsip dasar pengukuran
prestasi. Pengukuran prestasi belajar menurut Gronlund dalam Azwar
(2013: 18), merumuskan beberapa prinsip dasar yaitu:
1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi
secara jelas dengan tujuan intrusional.
2. Tes prestasi belajar harus mengukur suatu sampel yang
representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup
oleh program intruksional atau pengajaran.
3. Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling
cocok, guna mengukur hasil belajar yang di inginkan.
4. Tes prestasi harus di rancang sedemikan rupa agar sesuai
dengan tujuan penggunaan hasilnya.
5. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin
dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
6. Tes prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para
anak didik.
3. Metode Role Playing
Menurut Sagala (2010:213), Sosiodrama (role playing) berasal dari
kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menuju pada objeknya yaitu
masyarakat menunjukan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti
mempertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Metode
sosidrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukan, mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah
laku dalam hubungan sosial. Sedangkan menurut Djamarah (2010:88),
metode role playing dan sosiodrama dapat dikatakan sama artinya, dan
dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubunganya dengan masalah sosial.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
14
Dari berbagai sumber di atas Role Playing dapat diartikan suatu
metode pembelajaran yang berusaha melibatkan siswa dalam situasi
tertentu. Situasi yang digambarkan dalam metode Role Playing adalah
situasi yang diangkat dari permasalahan sosial. Kemudian metode Role
Playing dalam pelaksanaannya siswa mendapat tugas dari guru untuk
mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem,
agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari
situasi sosial.
Dalam hal ini pengunaan metode Role playing di SDN 1 Pandak
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan merangsang kelas untuk
berfikir dan memecahkan masalah. Kemudian siswa SDN 1 Pandak agar
semangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna. Tujuan Role Playing menurut Savage
(1996:212), Role playing serves several purpose that care consistent with
objectives of the elementary social studies program.The technique can help
learners do the following.
a) Develop their interpersonal relations skills. (mengembangkan
hubungan interpersonal keterampilan)
b) Appreciate perpectives of others.Menghargai perspektif lain)
c) Recognize perspectives of others. Mengenali perspektif lain)
d) Recognize the impact of one person’s decisions on others. Mengenali
dampak dari satu keputusan pada orang lain)
e) Master academic content by replicating roles of people who
participated in real. (Guru akademik berperan sebagai replikasi dari
orang-orang yang berpartisipasi dalam kehidupan nyata).
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
15
Role playing is adaptanbel for use learners at all elementary grade
levels. It begins a with problem we oftehn find it useful to introduce pupils
to the technique by presenting with them a situation they or number of their
family might have faced. Role playing disesuaikan untuk digunakan pelajar
di semua kelas tingkat dasar. Jadi pada dasarnya untuk melaksanakan role
playing guru memulai dengan memberikan permasalahan terlebih dahulu
kepada siswa. Permasalahan yang kerap terjadi dalam kehidupan yang
berguna bagi siswa untuk dijadikan permainan role playing.
a. Langkah-langkah menggunakan metode role playing. Menurut Taniredja
(2011:107) yaitu:
a) Guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum KBM. c) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai e) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan
skenario yang sudah dipersiapkan. f) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa dibeirkan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
g) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya h) Guru memberikan kesimpulan secara umum. i) Evaluasi j) Penutup
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
Daldjoeni (1981: 7) mengatakan bahwa IPS didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut
masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi dan sebagainya. Sedangkan Ahmadi
(1991: 3) mengatakan bahwa IPS adalah bidang studi yang merupakan
paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
16
Pengertian di atas berbeda dengan Susanto (2014: 137) yang
menambahkan bahwa pendidikan IPS merupakan ilmu pengetahuan yang
mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan
pemahaman yang mendalam kepada siswa, khususnya ditingkat dasar dan
menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang
beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi psikologi, budaya,
sejarah, maupun politik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial yang
memberi wawasan dan pemahaman mendalam kepada semua oran, tidak
terkecuali siswa di sekolah dasar.
a. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tujuan dari adanya pembelajaran IPS di sekolah yang
disebutkan BNSP. Susanto (2014: 149) yang menyatakan bahwa
tujuan IPS, antara lain:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkomunikasi dalam masyarakat yang majemuk, tingkat
lokal, nasional, dan global.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
17
b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ruang lingkup materi pelajaran IPS di sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah yang tercantum dalam kurikulum, Depdiknas
dalam Susanto (2014: 160) menyatakan bahwa ruang lingkup IPS,
antara lain:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan
2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3) Sistem sosial dan buidaya
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ruang lingkup IPS
menyangkut kegiatan dasar manusia dan segala kegiatan manusia. IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Mata Pelajaran IPS pada jenjang SD/MI
memuat materi geografi, sejarah, dan ekonomi. Melalui Mata Pelajaran
IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang
menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai
lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai.
Mata Pelajaran IPS di susun secara sistematis, komprehensif,
dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan
tersebut, diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih
luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
18
Pembelajaran IPS memiliki tujuan yang sangat terarah dalam
mewujudkan warga negara yang baik dan mewakili kemampuan dalam
melakukan interaksinya sebagai bagian dari makhluk sosial. Meskipun
demikian proses pembelajaran IPS terkadang masih memerlukan
pembenahan. Pendidik dalam pembelajaran IPS sering mengalami
masalah yang berkaitan denga prestasi dan rasa tanggung jawab siswa
selama proses pembelajaran. Hal ini sering terjadi karena siswa
menganggap bahwa pelajaran IPS terlalu banyak hafalan sehingga
siswa merasa bosan dan jenuh.
.6. Materi Pokok
Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia merupakan materi yang
diajarkan pada kelas V semester 2 Sekolah Dasar. Materi persiapan
kemerdekaan Indonesia disajikan pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1. Perincian indikator materi jasa dan peranan tokoh
perjuangan.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1. Menghargai
peranan tokoh
pejuang dan
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahanka
n kemerdekaan
Indonesia
1.2. Menghargai jasa
dan peranan tokoh
perjuangan dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
Menjelaskan usaha dalam rangka mempersiapkan
kemerdekaan
Menjelaskan perlunya perumusan dasar Negara
sebelum kemerdekaan
Mengidentifikasi peranan beberapa tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
Menunjukkan sikap
menghargai jasa para tokoh
dalam mempersiapkan
kemerdekaan.
(Sumber : silabus kelas V 2011/2012)
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
19
1. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik
Perang Pasifik disebut juga Perang Asia Timur Raya. Perang ini
terjadi antara Jepang dengan Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika
Serikat, Britania, Raya, Belanda, dan Selandia baru). Dalam Perang
Pasifik, Pulau Saipan jatuh ketangan pasukan Amerika Serikat. Keadaan
ini terjadi pada bulan Juni 1944. Jatuhnya Pulau Saipan menyebabkan
posisi Jepang semakin terancam, karena diberbagai wilayah peperangan
Jepang selalau menemui kekalahan. Oleh karena itu, pada tanggal 9
September 1944 Perdana Menteri Koiso memberi janji kemerdekaan
kepada rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati rakyat
Indonesia.
2. Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Menjelang akhir PD II, Jepang mengalami banyak kekalahan. Pada
tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh
Sekutu. Pada tanggal 11 Agustus 1945, Jepang memberikan janji
kemerdekaan yang disampaikan kepada tiga orang pemimpin Indonesia,
yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat.
Ketiganya diminta mempersiapkan kemerdekaan. Dengan janji ini Jepang
berharap, rakyat Indonesia mau memebantu Jepang yang semakin terdesak
dan mengalami kekalahan di mana-mana.
B. Penelitian Yang Relevan
Mengacu dari jurnal yang ditulis oleh Dimitrova (2005:17-19) yang
berjudul The Role Play Training As a Means And Method Of Personal
Expression of Thge Students In The Fourth Grade in Their Training In “Style
And Skills of Living”.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
20
Since children mainly watch TV, films, video, and play computer games,
this means that these are the forms in which we have to organise our
educational messages for the children. The requirement for them is to be
personality engaging, amusing, and to leand to the development of the pupils’
personal qualities and skills. One of these forms is the use of the children’s
natural oredisposition to playing games, provide that the term “playing’ will
have a new meaning. The game / playing as a method and means of education,
the playing but not of a game of a rule, whose main purpose is through
pretended actions to prepare us for necessary, and important for us, living
situations, as opposed to “playing a game”. And one more important thing-the
simulation, which has the sense of role-play training determining the
possibility for personal expression of each student in the process of training.
Teachers are familiar with the contents of the didactic games.
Berdasarkan jurnal tersebut dikatakan bahwa penggunaan metode role
playing dalam pembelajaran berawal dari kebiasaan anak-anak yang lebih sua
menonton film, TV, dan bermain game kemudian menirukan tokoh-tokoh
yang ada untuk dipeankan dalam kegiatan siswa sehari-hari. Dikatakan juga
dalam jurnal tersebut peningkatan yang terjadi hidup melalui metode role
playing adalah suasana kelas yang menjadi lebih hidup dan menyenangkan
karena ada peran aktif siswa dalam pembelajaran. Kemudian karena siswa
menirukan seorang tokoh yang sudah tidak ada dalam realita kehidupan siswa
maka terjadi tokoh yang sudah tidak ada dalam realita kehidupan siswa maka
terjadi peningkatan pada pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan daya
imajinasi.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
21
Selanjutnya mengacu jurnal yang ditulis oleh H. Gholamrezayi, Dkk
(2016) Yang berjudul ”The Impact of a Consolidated Teaching Method
(Playing-Role and Story telling) On Developing Creative Thinking in Fourth-
Grade Students in the “Heavenly Gifts “Lesson”.
According to research results, it’s recommended that teachers use the
storytelling andplaying-role method in classes to result in developing creative
thinking of students. Keywords: Creative thinking, consolidated teaching
method, storytelling, playing role. Introduction Creative thinking is one
method of logical thinking. It is a type of thinking in which despite its unusual
solutions will be lead to acceptable results (Andrews, 2007). Creative
thinking is a process in which creativity is its product and more creativity has
been introduced related to novelty and usefulness of conceptions. It means
novelty and usefulness for producing an idea or a product has.
Berdasarkan jurnal tersebut dikatakan bahwa itu disarankan agar guru
menggunakan cerita dan metode bermain-peran dalam kelas untuk
menghasilkan mengembangkan pemikiran kreatif siswa. Kunci kata: Berpikir
kreatif, metode pengajaran konsolidasi, mendongeng, bermain peran.
Pengantarberpikir kreatif merupakan salah satu metode pemikiran logis. Ini
adalah jenis pemikiran dimana meskipun yang solusi yang tidak biasa akan
menyebabkan hasil yang dapat diterima (Andrews, 2007). Berpikir kreatif
adalah proses di mana kreativitas adalah produk dan kreativitas telah
diperkenalkan terkait dengan hal-hal baru dan kegunaan konsepsi. Ini berarti
baru dan kegunaan untuk memproduksi ide atau produk memiliki.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
22
Kemudian dari jurnal yang ditulis oleh Tien Kartini dengan
menggunakan metode Role Playing ini siswa terlatih daya tangkapnya
(termasuk intelegensi) terhadap materi pembelajaran, siswa terlatih
konsentasinya dalam memerankan tokoh yang menjadi tugasnya, fantasi (daya
improvisasi) siswa sudah baik dan yang terpenting minat siswa dalam
pembelajaran sejarah meningkat dalam arti siswa senang belajar mata
pelajaran IPS.
Berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode
pembelajaran role playing pada mata pelajaran IPS tepat karena ciri khas
pembelajaran pendidikan IPS adalah menekankan pada aspek pendidikan, yaitu
siswa diharapkan memperoleh pemahaman konsep dan mengembangkan serta
melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya. Penggunaan metode role playing disebabkan karena keuntungan
menggunakan metode itu sendiri, yaitu siswa lebih tertarik perhatianya pada
pelajarannya; melalui bermain peran sendiri, mereka mudah memahami masalah-
masalah sosial tersebut; melalui bermain peran sebagai orang lain, siswa dapat
menempatkan diri seperti watak orang lain, dan siswa dapat merasakan perasaan
orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian.
Berdasarkan ketiga penelitian di atas bahwa ketiga jurnal bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode Role Playing, namun
dalam penelitian ini untuk meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar dengan
penerapan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 1
Pandak sehingga siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
23
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan dalam dunia pendidikan sudah pasti ada proses belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar trersebut terjadi interaksi antara
guru dan siswa. Guru sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan
siswa dalam proses belajar terutama prestasi belajar yang dicapai oleh siswa
tersebut.
Suatu pencapaian keberhasilan dari guru tidak semata mata karena guru
tersebut pandai, namun adanya suatu usaha inovatif dari guru untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu usaha inovatif
tersebut ialah penggunaan metode role playing dalam proses belajar mengajar
guna menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar.
Berikut ini adalah kerangka berpikir yang telah disusun untuk
pembeajaran IPS melalui metode role playing disajikan pada gambar 2.1
berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Kondisi awal
Kondisi awal
Kondisi awal
Percaya diri dan prestasi
belajar masih rendah
Siklus I Pembelajaran
menggunakan metode role
playing
Siklus II Pembelajaran
menggunakan metode role
playing
Percaya diri dan prestasi
belajar meningkat meningkat
Pembelajaran
dengan metode
Role playing
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017
24
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, yang dalam
setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Masing masing pertemuan
dilaksanakan 3 jam pembelajaran, dalam setiap jam pelajaran ada 35 menit.
Dalam setiap pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Di setiap
pertemuan dilakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Refleksi digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan
pertemuan selanjutnya. Penelitian dilakukan hingga hasil yang diinginkan
tercapai.
D. Hipotesis
1. Metode pembelajaran Role Playing dapat meiningkatkan percaya diri
siswa kelas V SDN 1 Pandak pada mata pelajaran IPS.
2. Metode pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas V SDN 1 Pandakpada mata pelajaran IPS.
Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017