Upload
lenhi
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Percaya diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang
dimiliki untuk melakukan sesuatu atau menunjukkan penampilan tertentu.
Aunurrahman (2011: 184) berpendapat bahwa percaya diri, yaitu:
Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap
aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Percaya diri
yang dimiliki seseorang akan muncul ketika melakukan atau terlibat
di dalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk
mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya.
Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Mustari (2011: 62) bahwa
percaya diri adalah “keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu”. Definisi percaya diri
tersebut didukung oleh pendapat Goel (2012: 2) dalam jurnalnya yang
berjudul A Comparative Study of Self Confidence of Single Child and Child
With Sibling, mengatakan bahwa:
Self Confidence is essentially an attitude which allows us to have a
positive and realistic perception of ourselves and our abilities. It is
characterized by personal attributes such as assertiveness,
optimism, enthusiasm, affection, pride, independence, trust, the
ability to handle criticism and emotional maturity.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa percaya diri pada dasarnya
adalah sikap yang memungkinkan kita untuk memiliki persepsi positif dan
realistis tentang diri kita dan kemampuan kita. Hal ini ditandai dengan sikap
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
9
pribadi seperti ketegasan, optimisme, semangat, kasih sayang, harga diri,
kemandirian, kepercayaan, kemampuan untuk menangani kritik dan
kematangan emosional.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
percaya diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk
melakukan banyak hal yang diinginkannya atau harus dilakukannya untuk
mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang memiliki percaya diri mempunyai
sikap mudah berkomunikasi, tidak bergantung pada orang lain, tegas,
semangat, optimis dan dapat berpikir secara positif dalam mengambil
keputusan.
Percaya diri siswa dapat meningkat apabila kegiatan belajar
mengajar menggunakan model pembelajaran yang memicu keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, siswa akan lebih aktif mengemukakan
pendapat dan mendorong siswa saling berkomunikasi dengan teman-
temannya tanpa rasa malu dan minder dalam kegiatan diskusi kelompok.
Silberman (2006: 10) menjelaskan bahwa model pembelajaran Team Quiz
dapat meberikan pengaruh yang baik dalam kegiatan pembelajaran, siswa
mampu belajar dengan baik, mendengarkan, melihat, mengajukan
pertanyaan, dan membahas materi dengan orang lain.
b. Indikator Percaya Diri
Indikator percaya diri merupakan suatu hasil yang ada pada diri
seseorang. Lauster dalam Wahyuni, (2014: 5) mengemukakan indikator
percaya diri, yaitu:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
10
1) Percaya pada kemampuan sendiri, 2) Bertindak mandiri dalam
mengambil keputusan, 3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri,
4) Berani mengungkapkan pendapat.
Berdasarkan uraian di atas, penilaian percaya diri siswa, yaitu:
pertama, percaya pada kemampuan yang dimilikinya yaitu keyakinan atas
diri sendiri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu
masalah, misalnya kemampuan dalam menyelesaikan tugas sekolah,
mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) dan kemampuan mengerjakan ulangan
evaluasi pembelajaran. Kedua, bertindak mandiri dalam mengambil
keputusan, artinya siswa dapat bertindak menghadapi masalah secara
mandiri, misalnya dapat menjawab pertanyaan di depan kelas tanpa bantuan
teman atau tidak bergantung pada orang lain. Ketiga, memiliki rasa positif
terhadap diri sendiri, artinya siswa dapat menghargai karya temannya.
Keempat, berani mengemukakan pendapat, artinya siswa berani
menyampaikan pendapat dan berani menjawab pertanyaan tanpa rasa ragu
dan malu.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
dalam dunia pendidikan. Syah (2011: 63) menjelaskan pengertian belajar
adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
11
Berhasil atau gagalnya kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan
belajar sangat bergantung pada pelaksanaan pembelajaran yang dialami
oleh siswa di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Definisi tersebut
didukung oleh pendapat Slameto (2010: 2) menyatakan bahwa belajar
adalah “proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Winkel
dalam Susanto, (2015: 4) memiliki pendapat yang sama, mengatakan
bahwa:
Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif
konstan dan berbekas.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya perubahan
tingkah laku atau kebiasaan melalui pengalaman yang dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik secara jasmaniah
maupun rohaniah yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan perubahan belajar yang ditunjukkan dalam bentuk nilai.
Arifin (2013: 12) menjelaskan prestasi belajar sebagai “indikator kualitas
dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik”.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
12
Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Hamdani (2010: 138-139) bahwa
prestasi belajar merupakan “tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar”. Prestasi belajar seseorang merupakan tingkat
keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai setelah mengikuti proses belajar mengajar. Definisi prestasi
belajar tersebut didukung oleh pendapat Yung Feng (2013: 2) dalam
jurnalnya yang berjudul The Relationship of Learning Motivation and
Achievement in Efl: Gender As an Intermediated Variable, menyatakan
bahwa:
Learning achievement is the level of student succes in learning the
subject matter in schools that are expressed in the form of scores
obtained from the result of tests on a particular subject matter.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam pencapaian belajar materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes pada subjek
tertentu.
Penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh seseorang dari suatu kegiatan yang dilakukan
sebagai bukti keberhasilan setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Usaha tersebut berupa kemampuan seseorang mengikuti proses belajar
mengajar di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang nantinya
dapat meningkatkan kualitas belajar dan mutu pendidikan di sekolah.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
13
Keberhasilan prestasi belajar siswa merupakan kegiatan belajar
yang telah dilakukan oleh siswa di kelas. Prestasi belajar siswa dapat
meningkat apabila siswa dapat belajar secara berkelompok dan bekerjasama
memecahkan suatu masalah. Hal tersebut dapat mempermudah siswa dalam
mengikuti proses kegiatan belajar. Model pembelajaran Team Quiz dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa karena dalam kegiatan pembelajaran
siswa belajar secara berkelompok. Slavin dalam Trianto (2010: 74-75)
menjelaskan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-
masalah itu dengan temannya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Hamdani
(2010: 139-145) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor
internal yang mempengaruhi yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa, yaitu: a) Kecerdasan (Intelegensi), b) Faktor jasmaniah dan
faktor fisiologi, c) Sikap, d) Minat, e) Bakat, dan f) Motivasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,
yaitu: a) Keadaan keluarga, b) Keadaan Sekolah, dan c)
Lingkungan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, faktor internal yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu: pertama, kecerdasan adalah kemampuan belajar yang
dimiliki oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kedua, faktor jasmaniah
dan faktor fisiologi. Ketiga, sikap yaitu tingkah laku siswa dalam mengikuti
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
14
pembelajaran. Keempat, minat adalah perasaan senang yang dimiliki siswa
ketika mengikuti pembelajaran. Kelima, bakat merupakan kemampuan
siswa untuk mencapai keberhasilan tertentu. Keenam, motivasi adalah
dorongan kepada siswa untuk melakukan sesuatu.
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari:
pertama, keadaan keluarga mempengaruhi prestasi belajar apabila rasa
aman dan nyaman dalam keluarga dapat dirasakan oleh siswa. Kedua,
keadaan sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar apabila hubungan
antara guru dengan siswa kurang baik. Ketiga, lingkungan masyarakat
mempengaruhi prestasi belajar apabila lingkungan tempat tinggal siswa
memiliki teman-teman yang rajin belajar, maka akan membawa pengaruh
baik pada dirinya.
3. Model Pembelajaran Team Quiz
a. Pengertian Model Pembelajaran Team Quiz
Team Quiz merupakan salah satu model pembelajaran Active
Learning, artinya proses pembelajaran dimana siswa dituntut untuk selalu
aktif. Siswa harus aktif dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, ataupun memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi
yang diajarkan. Silberman (2006: 175) menjelaskan model pembelajaran
Team Quiz adalah “teknik tim yang dapat meningkatkan rasa
tanggungjawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang
menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka takut”.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
15
Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Team Quiz
mengajak siswa bekerjasama dengan timnya dalam melakukan diskusi,
bertanya, menjawab pertanyaan, memberi arahan, mengemukakan
pendapat, serta menyampaikan informasi. Silberman (2006: 175)
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model Team Quiz
sebagai berikut:
1) Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam beberapa bagian.
2) Siswa membentuk tim belajar dan masing-masing tim akan mendapat
tugas untuk membahas satu bagian dari topik yang telah ditentukan.
3) Setiap tim berdiskusi membuat ringkasan sesuai topik selanjutnya
melakukan pemaparan hasil diskusi di depan kelas.
4) Guru menjelaskan aturan main dan prosedur Team Quiz.
5) Guru menunjuk tim pertama (siswa) sebagai pemandu kuis yang akan
menyiapkan kuis jawaban singkat tentang topik yang dibahas,
sementara tim lain akan menyiapkan diri dan memeriksa catatan
mereka.
6) Kuis dimulai dengan tim pertama (siswa) sebagai pemimpin kuis, tim
pertama memberikan pertanyaan kepada tim kedua. Jika tim tersebut
tidak dapat menjawab, tim ketiga dan seterusnya diberikan kesempatan
untuk segera menjawab.
7) Tim pertama melanjutkan kuis dengan memberikan ke pertanyaan
selanjutnya kepada tim kedua lalu ulangi prosesnya secara bergantian.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
16
8) Ketika kuis selesai, lanjutkan ke bagian kedua kuis dan tunjuklah tim
kedua sebagai pemimpin kuis, ulangi proses kuis seperti pada bagian
pertama. Begitu seterusnya hingga semua tim mendapat giliran.
Model pembelajaran Team Quiz membantu meningkatkan
kemampuan meyelesaikan soal secara kritis dan membiasakan siswa untuk
bersaing secara hebat. Dengan demikian siswa akan lebih menghargai dan
menerima satu sama lain sehingga siswa akan lebih percaya diri. Siswa akan
tertantang dan bersemangat untuk bekerjasama menjawab soal yang
diberikan karena ingin menjadi tim yang terbaik. Model pembelajaran Team
Quiz ini juga memungkinkan siswa yang pemalu sekalipun untuk ikut aktif
sebab anggota timnya dapat membantu dan mendukungnya sehingga
menjadi lebih percaya diri.
b. Kelebihan model pembelajaran Team Quiz
1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2) Pembelajaran lebih mudah diserap oleh siswa.
3) Melatih keberanian siswa dalam megemukakan pendapat dan menjawab
pertanyaan.
4) Dapat meningkatkan percaya diri siswa dalam proses pembelajaran.
5) Melatih kedisiplinan siswa.
6) Proses belajar mengajar dapat menyenangkan dan tidak menakutkan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
17
c. Kelemahan model pembelajaran Team Quiz
1) Waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi lebih banyak
2) Proses belajar mengajar mengalami kesulitan jika siswa tidak membawa
buku.
3) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat
keributan terjadi.
4) Siswa kesulitan mengorientasikan pemikirannya apabila dalam satu
kelompok kemampuan berpikir teman-temanya kurang aktif.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS SD)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Sapriya (2011: 7) menjelaskan “Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah”. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah
nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan
Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Definisi tersebut sejalan
dengan pendapat Trianto (2010: 171) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial
sebagai “Integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti Sosiologi,
Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan Budaya yang dirumuskan
atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial”. Definisi IPS
tersebut didukung oleh pendapat Alberta (2005: 1) dalam jurnalnya yang
berjudul Social Studies Kindergarten to Grade 12, mengatakan bahwa:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
18
Social studies is the studyof people in relation to each other and to
their world. It is an issues-focused and inquiry-based
interdisciplinary subject that draws upon history, geography,
ecology, economics, law, philosophy, political science and other
social science disciplines. Social studies fosters students’
understanding of and involvement in practical and ethical issues that
face their communities and humankind. Social studies is integral to
the process of enabling students to develop an understanding of who
they are, what they want to become and the society in which they
want to live.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah studi tentang hubungan manusia dengan lingkungannya. Hal ini
merupakan fokus masalah dan penyelidikan berbasis subjek interdisipliner
yang mengacu pada Sejarah, Geografi, Ekologi, Ekonomi, Hukum, Filsafat,
Ilmu Politik dan disiplin ilmu sosial lainnya. Ilmu Pengetahuan Sosial
menumbuhkan pemahaman siswa dalam keterlibatan isu-isu praktis dan etis
yang dihadapi di masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan bagian integral dari proses memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman tentang siapa mereka, apa tujuan mereka dan
lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal.
b. Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki beberapa karakteristik, Trianto
(2011: 174-175) menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS antara lain:
1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum dan Politik,
Kewarganegaraan, Sosiologi, bahkan juga Humaniora,
Pendidikan dan Agama.
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi,
yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bahasan atau topik tertentu.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
19
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga
menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan iterdisipliner dan multidisipliner.
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan
lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan
kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
Berdasarkan uraian di atas, mata pelajaran IPS merupakan mata
pelajaran yang terdiri dari gabungan ilmu-lmu sosial seperti Geografi,
Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Kewarganegaraan. Pelaksanaan pembelajaran
IPS ditentukan berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang sudah ditentukan, adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang ditentukan berdasarkan struktur ilmu-ilmu sosial yang ada serta
perubahan peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat sehingga
menjadi pokok bahasan atau topik tertentu. Semuanya dikemas secara
ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan, dan pemahaman yang
mendalam kepada siswa.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan dalam memasuki kehidupan di masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar memiliki beberapa tujuan,
Sapriya (2011: 194) menyebutkan tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar
sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
20
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Berdasarakan uraian di atas, dapat disimpulkan tujuan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar yaitu siswa dapat mengenal
konsep-konsep yang berkatian dengan kehidupan di lingkungan
masyarakat, siswa dapat berfikir secara logis dan kritis terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan yang ada di lingkungan masyarakat serta memiliki
kemampuan bersosialisasi dan bekerjasama dalam hubungan masyarakat.
B. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Penelitian
Standar Kompetensi :2. Mengenal Sumber Daya Alam, kegiatan ekonomi, dan
kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
propinsi.
Kompetensi Dasar :2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian Koperasi.
2. Menjelaskan landasan, prinsip, dan lambang Koperasi.
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat Koperasi.
4. Mengidentifikasi keanggotaan Koperasi.
5. Menyebutkan modal-modal Koperasi.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
21
6. Menjelaskan perangkat organisasi Koperasi.
7. Mengelompokkan jenis-jenis Koperasi.
8. Menjelaskan peran, keunggulan, dan kelemahan
Koperasi.
C. Penelitian yang Relevan
Fitriana (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Team Quiz Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Madrasah Ibtidiyah”.
Menunjukkan bahwa dari data hasil nilai rata-rata kelas kontrol pada pre-test adalah
66,1 lebih tinggi dari pada pre-test kelas eksperimen yaitu 60,1. Setelah dilakukan
penelitian, rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VB yang diajar tanpa
menggunakan model pembelajaran Team Quiz (kelas kontrol) dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam adalah 76,81. Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VA
yang diajar dengan menggunakan model Team Quiz (kelas eksperimen) dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 82,39. Dapat disimpulkan bahwa
pemberian model pembelajaran Team Quiz memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V MIN Bangka Belitung Pontianak.
Ningrum (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Model Active Learning tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan
Siswa Kelas X Semester Genap SMK Kartikatama Metro Tahun Pelajaran
2014/2015” berdasarkan hasil observasi belajar siswa kelas X di SMK Kartikatama
Metro nilai hasil belajar siswa masih rendah dibawah KKM (75). dengan jumlah
siswa yang tuntas adalah 37,5% atau 9 siswa dan jumlah yang belum tuntas adalah
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
22
62,5% atau 15 siswa. Setelah melakukan penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran Active Learning tipe Team Quiz ada pengaruh positif yaitu
meningkatkan hasil belajar siswa. Analisis data bahwa siswa yang dinyatakan
tuntas dengan KKM (75) sebanyak 58,33% atau 14 siswa dan yang belum tuntas
sebanyak 41,67% atau 10 siswa. Dapat dinyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran Active Learning tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil pelajar
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, disimpulkan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung membuat siswa yang tidak aktif
menjadi lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, serta siswa dapat memahami
materi dengan cara mencari dan menentukan jawabannya sendiri. Penelitian yang
akan dilakukan mencoba menggunakan model pembelajaran Team Quiz untuk
meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa di kelas IV A SD Negeri
Ajibarang Wetan.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan model
pembelajaran Team Quiz. Perbedaannya dalam penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan terletak pada lokasi dan jenis penelitian. Lokasi
dalam penelitian tersebut adalah di Kelas V Madrasah Ibtidiyah dan di kelas X
SMK Kartikatama Metro, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berada di SD
Negeri Ajibarang Wetan kelas IV A. Perbedaan yang lain adalah jenis
penelitiannya, jika penelitian yang sudah dilakukan menggunakan jenis penelitian
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
23
Eksperimen sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas.
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang yang diperoleh, siswa kelas IV A SD Negeri
Ajibarang Wetan prestasi belajar IPS masih rendah ditunjukkan dengan nilai
Ulangan Tengah Semester rata-rata kelas hanya mencapai 11,1%. Hal tersebut
dipengaruhi pelajaran IPS yang sulit untuk dipahami karena bentuk materi yang
bersifat penjabaran konsep. Kurangnya peran aktif siswa dalam kegiatan tanya
jawab dan siswa tidak yakin akan jawabannya ketika menjawab pertanyaan
mengakibatkan percaya diri siswa rendah. Hal tersebut disebabkan kurang tepatnya
metode atau model pembelajaran yang digunakan. Metode yang digunakan saat
pelaksanaan pembelajaran IPS masih menggunakan metode ceramah atau
pendekatan yang berpusat pada guru.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba untuk menerapkan salah
satu model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran IPS di SD Negeri
Ajibarang Wetan. Model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran
Team Quiz. Model pembelajaran Team Quiz dapat lebih melibatkan siswa untuk
aktif mengikuti kegiatan belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari
beberapa tahap yaitu siswa dibagi menjadi beberapa tim, guru menentukan topik
yang akan dibahas, siswa melakukan diskusi dengan timnya membahas topik yang
dibagikan, kemudian hasil diskusi tim dipresentasikan dan selanjutnya diadakan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
24
kuis. Penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II apabila pada siklus I
belum mencapai indikator keberhasilan. Peneliti dan guru melakukan refleksi untuk
mengkaji perubahan yang terjadi dan menganalisis keberhasilan dan kekurangan
pada siklus I, hal tersebut dilakukan untuk perbaikan menyusun tindakan
selanjutnya pada siklus II. Penerapan Model pembelajaran Team Quiz diharapkan
dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS
materi Koperasi.
Kondisi
Awal
Menggunakan model
pembelajaran Team Quiz pada
mata pelajaran IPS
Siklus I
Siklus II
Rendahnya
percaya diri dan
prestasi belajar IPS
Refleksi
Kondisi
Akhir
Melalui model pembelajaran
Team Quiz dapat meningkatkan
percaya diri dan prestasi belajar
IPS kelas IV A SD Negeri
Ajibarang Wetan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Penelitian
Tindakan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016
25
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka berfikir diatas, maka dalam
penelitian tindakan ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Melalui model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan sikap percaya diri
siswa pada mata pelajaran IPS materi Koperasi kelas IV A SD Negeri
Ajibarang Wetan.
2. Melalui model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS materi Koperasi kelas IV A SD Negeri
Ajibarang Wetan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Febri Antoro, FKIP, UMP, 2016