18
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1. Pengertian Pembelajaran Menurut Mulyasa (2004: 100) pada hakekatnya pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:14) pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Sesuai dengan arti tersebut dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Hakikat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behaviora change) pada diri individu yang belajar (Muhammad, 2004: 3). Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok: yaitu adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahannya relatif tetap (permanen) serta perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan, bukan oleh proses kedewasaan ataupun perubahan-perubahan kondisi fisik yang temporer sifatnya (Mukminan, 1998: 1). Oleh karena itu pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar, sumber yang didesain maupun yang dimanfaatkan. Istilah pembelajaran, merupakan padanan dari kata instuction yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya adalah membantu orang belajar, atau memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar. Gagne dan Briggs (1979) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian kejadian (events) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Joyce, Weil, dan Showers (1992) menyatakan bahwa hakikat mengajar (teaching) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

B. Pembelajaran Gambar Bentuk

1. Pengertian Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2004: 100) pada hakekatnya pembelajaran adalah suatu

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1995:14) pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.

Sesuai dengan arti tersebut dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.”

Hakikat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan

tingkah laku (behaviora change) pada diri individu yang belajar (Muhammad,

2004: 3). Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok: yaitu adanya perubahan tingkah

laku, sifat perubahannya relatif tetap (permanen) serta perubahan tersebut

disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan, bukan oleh proses kedewasaan

ataupun perubahan-perubahan kondisi fisik yang temporer sifatnya (Mukminan,

1998: 1). Oleh karena itu pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar,

sumber yang didesain maupun yang dimanfaatkan.

Istilah pembelajaran, merupakan padanan dari kata instuction yang berarti

proses membuat orang belajar. Tujuannya adalah membantu orang belajar, atau

memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar.

Gagne dan Briggs (1979) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian

kejadian (events) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar

sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.

Joyce, Weil, dan Showers (1992) menyatakan bahwa hakikat mengajar

(teaching) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,

cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

5

belajar. Dengan demikian hakikat mengajar adalah memfasilitasi siswa dalam

belajar agar mereka mendapatkan kemudahan dalam belajar.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran batik

merupakan proses interaksi antara perserta didik dan pendidik baik di luar kelas

maupun di luar kelas sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dari

sebelumnya, yaitu peserta pelatihan dapat mengetahui teknik kerajinan batik untuk

diterapkan dalam proses pembelajaran keterampilan kerajinan di sekolah mereka

masing-masing.

Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serentetan

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran

dapatlah berjalan di sekolah apabila terjadi usaha menciptakan sistem kondisi dan

lingkungan yang mampu memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan dalam

pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat sejumlah tujuan yang hendak dicapai.

Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari

komponen-komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, berintegrasi satu

sama lainnya.

Oleh karenanya jika salah satu komponen tidak dapat terinteraksi,maka

proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak kendala yang mengaburkan

pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran terjadi

timbal-balik antara guru dan murid, guru memberi materi atau bahan sedangkan

murid yang menerima. Bisa dikatakan dalam proses pembelajaran terjadi interaksi

antara murid belajar dan guru mengajar. Sementara itu, Darsono (2000: 14)

mengemukakan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan yang lain, di antara

individu dengan lingkungannya.

2. Metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang

dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis

dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan

anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

6

mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di

kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta

suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan

metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran

yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan

berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode

pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M. Kep yang dapat

digunakan.

a. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas

bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh

Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan

metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi

pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah

cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah

cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan

belajar tersebut sukar didapatkan.

b. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang

peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan

kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi

merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding

metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman

konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi

pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding

penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk

meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

7

c. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran

yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses

bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode

pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang

luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh

kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara

membuat kue, dan sebagainya.

3. Evaluasi Pembelajaran

Kata evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam

bahasa Inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Kata

kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan orang

yang menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator (Echols, 1975).

Sejumlah ahli mengemukakan pemahaman evaluasi secara etimologis,

seperti Grounlund, Nurkancana, dan Raka Joni. Menurut Grounlund (1976) ” a

system atic process of determining the extent to which instructional objectives are

achieved by pupil ”. Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan

berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu. Sementara

Raka Joni ( 1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita

mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan

patokan-patokan tertentu, patokan tersebut mengandung pengertian baik-tidak

baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak memenuhi syarat, dengan

perkataan lain menggunakan value judgment.

Dengan pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa evaluasi

adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-

patokan tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara evaluasi hasil belajar

pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar pembelajar

dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pengajaran

yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Richard H. Lindeman (1967) ada bermacam-macam evaluasi

antara lain:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

8

a. Evaluasi diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah

kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

b. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa

yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

c. Evaluasi penempatan

Eva;uasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk

menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan

karakteristik siswa.

d. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk

memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

e. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan

hasil dan kemajuan bekajra siswa.

f. Evaluasi program pembelajaran

Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program

pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran

yang lain.

g. Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran

dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

h. Evaluasi hasil pembelajaran

Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap

tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau

dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

9

4. Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh

siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut W.

James Popham (1995), telah terjadi pergeseran terhadap alas an pemberian penilaian.

Alasan tradisional tentang mengapa guru menilai siswa adalah untuk :

a. Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa

b. Memonitor kemajuan siswa

c. Menetapkan tingkatan siswa

d. Menentukan keefektifan instruksional

Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan bukti-

bukti kemajuan belajar siswa, yaitu :

a. Penilaian portofolio (portfolio)

Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang sistematis dalam

satu periode. Kumpulan hasil kerja ini memperlihatkan prestasi dan ketrampilan

siswa. Hal penting yang menjadi ciri dari portofolio adalah hasil kerja tersebut

harus diperbaharui sebagaimana prestasi dan ketrampilan siswa mengalami

perkembangan. Dalam dunia pengajaran, portofolio merupakan bagian integral

dari proses pembelajaran.

b. Penilaian melalui unjuk kerja (performance)

Penilaian untuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamtan

penilai terhadap aktivitas siwa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan

terhadap unujk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih

otentik daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya lebih mencerminkan

kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin banyak kesempatan guru mengamati

unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian tersebut.

Penilaian dengan cara ini, lebih tepat digunakan untuk menilai

kemampuan siswa dalam penyajian lisan (keterampilan berbicara, berpidato).

Pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi

kelompok kecil, dan sebagainya.

c. Penilaian melalui penugasan (project)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

10

Penilaian melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau

penyelidikan yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok untuk periode

tertentu. Penyelidikan meliputi pengumpulan dan pengorganisasian data, analisa

data, dan penyajian data dalam bentuk laporan. Proyek seringkali melibatkan

pencarian data primer dan sekunder, mengevaluasi secara kritis hasil penyelidikan,

dan kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu, proyek sangat bermanfaat bila

digunakan untuk menilai keterampilan menyelidiki secara umum untuk segala

bidang pembelajaran. Di samping itu, proyek dapat digunakan untuk mengetahui

pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu dan mengetahui

kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.

d. Penilaian melalui hasil kerja (product)

Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa

membuat produk-produk teknologi dan seni seperti makanan, pahatan, dan barang

logam. Cara ini tidak hanya untuk melihat hasil akhirnya saja tetapi tugas dari

proses pembuatannya. Contohnya kemampuan siswa menggunakan berbagai

teknik menggambar, menggunkana alat dengan aman dan sebagainya.

e. Penilaian melalui tes tertulis (pencil and paper)

Tes tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam

kondisi tertentu Secara umum bentuk-bentuk tes tertulis adalah benar-salah,

menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai.

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan

menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar

sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam

rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh

kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap

peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil

belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil

belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses

belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

11

perubahan tingkah laku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah

hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono

(2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak

belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan

materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

B. Tinjauan Gambar Bentuk

1. Pengertian Menggambar.

Muharam E dan Warti Sundaryati dalam bukunya yang berjudul

“Pendidikan Kesenian II Seni Rupa” mengungkapkan bahwa menggambar adalah

penyajian ilusi optik atau manipulasi ruang dalam bidang datar dua dimensi (1991:

95). Berbeda dengan pendapat D.K. Ching di dalam bukunya yang berjudul

“Menggambar Suatu Proses Kreatif” menyatakan bahwa, menggambar adalah

membuat guratan di atas sebuah permukaan yang secara grafis menyajikan

kemiripan mengenai sesuatu (2002:9).

Kata menggambar atau kegiatan menggambar menurut Dharmawan dapat

diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar

tanpa melibatkan emosi, perasaan dan karakter penggambarnya. Pemindahan ini

dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau

memperbesar ukuran keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga

mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat (1988:

195).

Berbeda dengan Robins yang menyatakan bahwa menggambar

merupakan aktivitas melihat dan meniru. Menurutnya manusia sering tertipu akan

pikirannya sehingga mereka hanya menggambar apa yang diinginkannya, bukan

apa yang ada di depannya. (2007: 3).

Pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

menggambar itu sendiri merupakan suatu bentuk ekspresi jiwa yang dituangkan

seseorang dalam upaya mewujudkan sesuatu yang tidak ada menjadi ada dalam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

12

bentuk karya dwi matra, yang dimaksud menggambar dalam hal ini yaitu

menggambar dengan menggunakan model sebagai objek untuk digambar. Menurut

Jauhari ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya untuk

mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak. Berikut beberapa metode yang

dimaksudkan, antara lain :

a. Menggambar dengan cara mengamati (observasi).

Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak

atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi

dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.

b. Menggambar berdasarkan pengalaman/ kenangan.

Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk

menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan,

guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat

detail yang berarti dari pengalaman mereka.

c. Menggambar berdasarkan imajinasi.

Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam

bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih

efektif dengan latihan yang rutin. (lihat [email protected] diunduh 11 Januari

1999).

2. Pengertian Menggambar Bentuk

Harry Sulastianto menyatakan bahwa gambar bentuk merupakan gambar

yang meniru objek gambar nyata yang ada di alam atau buatan. Menurutnya objek

gambar bentuk sangat beragam, mulai dari benda yang dipakai sehari-hari,

manusia, tumbuhan, hewan, ataupun alam pemandangan. Ukuran objekpun

bermacam-macam, mulai dari yang ukuran besar seperti gajah, gunung, dan

pemandangan alam, sampai yang berukuran kecil, seperti sel, tumbuhan, akar, dan

kuman. Gambar bentuk dapat dibuat berwarna atau hitam putih. (2006: 20)

Wido Ratmono mengungkapkan bahwa menggambar bentuk adalah

memindahkan objek/ benda-benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti

keadaan benda yang sebenarnya, menurut arah pandang dan cahaya yang ada.

(1984: 44).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

13

Sedangkan menurut Asim Sulistyo menggambar bentuk adalah

memindahkan benda-benda yang diamati ke dalam bidang gambar (2 demensi)

sesuai dengan apa adanya. Gambar di ciptakan tanpa memberikan rasa/ ekspresi/

kejiwaan pada gambar tersebut (2006: 4).

Menurut Cut Kamaril menggambar bentuk merupakan usaha

mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide/ gagasan, perasaan dalam wujud

dwi matra yang bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna. Ungkapan

tersebut sesuai dengan bentuk benda yang digambar, hasil gambarnya

menunjukkan keterampilan maupun keterampilan penggambar dalam

menampilkan ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar (1998: 49).

Lebih lanjut disebutkan bahwa proses dalam menggambar bentuk sangat

dituntut ketepatan bentuk benda yang digambar, oleh sebab itu diperlukan

pengetahuan tentang dasar-dasar ketepatan bentuk yakni proporsi atau ukuran

perbandingan dan ketepatan garis maupun tekstur yang menunjukkan ketepatan

jenis benda tersebut.

Menurut Sudarsono ada tiga tahapan dalam menggambar model (1)

tahapan yang paling awal adalah sketsa awal, dimana garis-garis sketsa digoreskan

untuk menangkap bentuk dari model dengan global.Dengan garis-garis sketsa awal

ini pendekatan bentuk harus telah terkuasai (2) sketsa paripurna. Dalam sketsa

paripurna ini kita dituntut untuk menyelesaikan detail-detail dari sketsa awal tadi

(3) gambar model paripurna, dimana setelah sketsa awal maupun paripurna

terselesaikan dengan baik, maka giliran gambar model paripurna itu dilakukan,

yaitu mulai membuat detai-detail yang telah dibuat di sketsa paripurna lebih

ditegaskan dan mengarah pada finishing.

Bagi orang yang pandai menggambar dapat menggambar langsung

dengan tepat apa yang digambar. Bagi orang yang masih belajar perlu mengetahui

dasar-dasar proporsi tersebut, dengan menggunakan garis-garis pertolongan untuk

membagi-bagi bentuk benda dalam ukuran perbandingan tertentu supaya

gambarnya tepat. Model yang biasanya digunakan dalam menggambar bentuk

adalah makhluk hidup maupun benda-benda yang tidak bernyawa.

Kemampuan untuk menggambar bentuk ini sangat diperlukan sekali

dalam kesenirupaan, karena menggambar bentuk merupakan salah satu hal yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

14

mendasari dalam semua bidang seni rupa, seperti; seni lukis, seni patung, desain

kriya, desain tekstil, desain interior maupun grafis yang suatu ketika membutuhkan

keterampilan dalam hal menggambar.

3. Prinsip Menggambar Bentuk

Menurut Harry ada beberapa syarat yang harus diikuti agar hasil gambar

baik yaitu: hasil gambar memiliki kemiripan dengan benda aslinya, ukuran

perbandingan atau proporsi antar benda yang tepat, selanjutnya kesan cahaya,

gelap terang, tekstur, dan komposisi yang bagus, serta penerapan perspektif, dan

pemakaian teknik maupun media yang tepat. (2006: 64)

Soepratno juga menegaskan bahwa dalam menggambar bentuk tidak

boleh meninggalkan beberapa aspek seperti proporsi, komposisi, perspektif, dan

terjemahan benda dalam hal ini maksud dari terjemahan benda yakni mewujudkan

suatu sifat-sifat benda yang digambar sesuai dengan sifat bahannya (1985: 100)

Sedangkan prinsip-prinsip dalam menggambar bentuk juga disebutkan

oleh Jauhari yang meliputi beberapa aspek seperti; perspektif, proporsi, komposisi,

gelap-terang, bayang-bayang. ([email protected]. Diakses 15 Februari 2009).

Adapun pengertian dari beberapa ahli mengenai aspek tersebut di atas

dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Perspektif

Asim Sulistyo menyatakan bahwa perspektif merupakan suatu ilmu

yang mempelajari tentang menggambar benda-benda yang bervolume, berisi,

beruang/ berongga (Tiga Demensi) pada bidang gambar. Gambar terlihat seperti

benda yang sebenarnya sehingga benda mempunyai kesan besar-kecil, jauh-

dekat, dalam-dangkal, terang-gelap, tinggi-pendek dan lainnya. (2006: 5).

Sedangkan menurut Soepratno perspektif merupakan gambar dari

suatu benda yang merupakan suatu pandangan kedalaman yang serasi dari ujud

benda tersebut (1985: 100).

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

15

Gambar: 1 Contoh Gambar Perspektif

(Dok. Sigit 2015)

b. Proporsi

Soepratno menyatakan bahwa proporsi merupakan suatu ukuran

perbandingan antara bagian-bagian yang satu dengan yang lain pada benda

tersebut (1985: 100).

Selanjutnya Tjahjo Prabowo menjelaskan bahwa proporsi merupakan

hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian dan atau antara bagian

dengan keseluruhan. Lebih lanjut dijelaskan mengenai hal-hal yang perlu

diperbandingkan yaitu; antara unsur dengan unsur yang terdapat dalam bidang

gambar, antara unsur visual dengan bidang gambar, serta antara bidang gambar

dengan kertas gambar (1999: 17).

Sedangkan Jauhari juga mengungkapkan bahwa proporsi atau

perbandingan adalah keselarasan atau keserasian perbandingan ukuran antara

satu bagian dengan keseluruhan bentuk. ([email protected]. Diakses 15

Februari 2009).

Gambar: 1.1 Contoh Gambar Proporsi

(Sumber: www.gambarbentuk.com)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

16

c. Komposisi

Komposisi menurut Sudarsono adalah suatu usaha di dalam menyusun

unsur-unsur yang menjadi objek gambar sehingga objek tersebut dapat

menjadi enak untuk dilihat/ dipandang (1995: 21).

Tjahjo Prabowo mengungkapkan bahwa komposisi merupakan suatu

realisasi dari suatu aktiva pencipta dalam mewujudkan idenya; merupakan

suatu bentuk pernyataan yang dapat ditanggapi oleh pengamatnya atas suatu

bentuk ciptaan tersebut. Lebih lanjut dijelaskan bahwa komposisi pada

dasarnya menyangkut hal pengorganisasian unsur visual, dimana prinsip-

prinsip desain merupakan hakekat utamanya, terutama prinsip kesatuan dan

harmoni (1999: 22).

Sedangkan menurut Muharam E dan Warti Sundaryati

menjelaskan bahwa komposisi merupakan penataan gambar pada bidang

gambar dengan menggunakan prinsip-prinsip desain (1991: 97).Sama halnya

dengan Soepratno yang menyatakan bahwa komposisi merupakan suatu

susunan keseluruhan yaitu antara benda yang digambar dengan ruang yang

digambari (1985: 100).

Gambar: 1.2 Contoh Gambar Komposisi

(Sumber: www.gambarbentuk.com)

d. Gelap Terang

Muharam E dan Warti Sundaryati mengemukakan bahwa gelap terang

merupakan suatu upaya untuk dapat digunakan dalam menyajikan ruang untuk

menggambar bentuk yang lebih mendekati kenyataan visual (1991: 96).

Sedangkan menurut Jauhari gelap terang adalah unsur rupa yang

berkenaan dengan cahaya, baik secara nyata seperti dalam patung atau ilusi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

17

sebagaimana dalam gambar atau lukis. ([email protected]. Diakses 15

Februari 2009).

Gambar: 1.3 Contoh Gelap Terang

(Sumber: www.gambarbentuk.com)

4. Teknik dalam menggambar bentuk

Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar benda menurut

Sunarto ditegaskan antara lain: teknik pointilis, dussel, dan arsir. Teknik pointilis.

yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang,

sedangkan teknik dussel atau teknik gosok adalah menggambar dengan cara

menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi atau dibubuhi dengan

pensil. Teknik Aquarel yaitu teknik dengan menggunakan cat cair dengan goresan

yang tipis sehingga menghasilkan warna transparan. Teknik ketiga adalah arsir

yaitu teknik untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat

terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada

serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat. (1985: 3)

Adapun jenis-jenis arsir menurutnya meliputi tiga jenis yaitu arsir biasa,

arsir silang, teknik scribbling. Arsir biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu

pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang

digambar. Arsir silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis

arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap

terang. Teknik berikutnya adalah scribbling, dimaksudkan sebagai suatu jenis

arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak,

sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan

(1985: 3).

Fungsi arsir menurut Veri Apriyanto dalam bukunya yang berjudul "Cara

Mudah Menggambar dengan Pensil" adalah untuk memberikan karakter objek

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

18

gambar, memberikan kesan bentuk dan volume benda, memberikan kesan jarak

dan kedalaman pada gambar, mengisi bidang kosong, dan Finishing touch gambar

(Tth: 6).

Teknik Arsir Teknik Blok (silhouette)

Gambar: 1.4 Contoh Teknik Arsir dan Teknik Blok

(Sumber: www.gambarbentuk.com)

Teknik Pointilis Teknik Aquarel

Gambar: 1.5 Contoh Teknik Pointilis dan Teknik Aquarel

(Sumber: www.gambarbentuk.com)

5. Media dan alat gambar

Adjid Saputra mengemukakan bahwa media adalah bahan yang diperlukan

untuk memvisualisasikan prinsip-prinsip seni rupa pada bidang datar dalam

mencipta atau membuat bentuk/ wujud (rupa). (1998: 37). Sementara pengertian

media atau bahan dasar menurut Ahamad adalah bahan sebagai perantara bagi

seorang seniman untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa (1984: 36)

Menurut Harry, dalam menggambar kita memerlukan media dan peralatan.

Media yang biasa dipakai menggambar adalah kertas, bisa juga dengan kain.

Adapun alat yang digunakan untuk menorehkan gambar yaitu pensil, cat air, cat

minyak, crayon, dan sebagainya. Selanjutnya dijelaskan media gambar kertas

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

19

merupakan bahan yang paling umum dan paling sering digunakan sebagai media

gambar. (2006: 21)

Selanjutnya dijelaskan mengenai beberapa perlengkapan yang digunakan

dalam menggambar sesuai dengan penggunaannya, antara lain; pensil biasa

dengan batang kayu relatif murah. Pensil ini dapat dipakai untuk membuat

berbagai macam goresan, dan dapat digunakan untuk menutup bidang gambar dan

membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk

dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu

dan jenis pensilnya. Pensil Keras (Hard/ H). Pensil jenis ini memiliki tingkat dan

kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) sampai F. Pensil jenis ini

biasanya banyak dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras

tersebut. Semakin keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk

menghasilkan garis-garis yang padat, halus dan tipis. Pensil Sedang (Medium

Hard/ HB). Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar rencana, baik

untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame. Pensil Lunak (Soft/ B) Isi pensil

yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan nada gelap

terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas, pensil jenis B merupakan jenis

pensil yang banyak manfaatnya. Jenis pensil ini banyak dipakai untuk

menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna hitam putih.

Konte memiliki warna hitam arang dan berbeda dengan pensil biasa karena

mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Dibedakan pula menjadi: Hard/ H/

keras, Medium/ HB/ sedang, dan Soft/ B/ Lunak, biasanya konte dipakai untuk

menggambar potret, pemandangan alam dan benda. Pensil berwarna, Pensil ini

mengandung lilin yang tersedia dalam 12 macam warna. Selanjutnya media

terakhir untuk pengoreksian gambar adalah penghapus, yaitu untuk

menghilangkan bagian gambar yang tidak diperlukan. (2006: 22)

Dengan pengetahuan yang cukup mengenai sifat bahan dan fungsi alat,

siswa dapat mengembangkan kekuatan menggambarnya tanpa kendala yang

bersifat teknis. Menggambar merupakan soal rasa, pikiran, keterampilan, ide dan

teknik yang tidak terpisah-pisahkan.

1. Aspek komposisi dimana dalam latihan ini siswa dituntut untuk dapat

menyususun dari beberapa gambar buah-buahan agar terlihat selaras dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

20

seimbang untuk mencapai suatu kesatuan yang harmonis sehingga enak dilihat/

dipandang.

2. Aspek gelap terang dimana siswa perlu mendapatkan latihan-latihan dalam

teknik mengarsir untuk bisa menentukan gelap terang dari suatu gambar buah-

buahan yang terkena sinar, selain itu pada latihan tersebut juga ditekankan

untuk mempertegas karakter dari digambar tersebut sehingga dapat

memunculkan kesan tiga dimensi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian adalah penelitian yang dilakukan

oleh Wisnu Widiyanto (2010) yang berjudul "Penggunaan Metode Drill Sebagai

Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menggambar Bentuk Buah-

Buahan Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas VII A Di MTs Yasin Gemolong

Tahun Pelajaran 2009/2010". Dalam penelitian ini, menerapkan kemampuan siswa

dalam menggambar bentuk buah-buahan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa menggambar bentuk dapat meningkatkan kualitas

belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya Kelas VII A Di MTs Yasin

Gemolong Tahun Pelajaran 2009/2010.

Penelitian lain yang berkaitan dengan penggunaan gambar bentuk adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ayu Ambar Paluvy dalam penelitian yang berjudul

"Penerapan Metode Drill (latihan) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menggambar

Bentuk Tahun Ajaran 2011/2012". Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

drill dapat meningkatkan keterampilan menggambar siswa. Dalam mengekspresikan

karya seni rupa, dibutuhkan latihan - latihan yang berkelanjutan supaya siswa dapat

menguasai dan memahami pengetahuan dan keterampilan dari materi yang diajarkan.

C. Kerangka Berpikir

Kurikulum (KTSP)

Silabus

Proses Pelaksanaan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran

2. Materi Pembelajaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Pembelajaran Gambar Bentuk 1 ... · menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik

21

3. Metode Pembelajaran

4. Media dan Alat Pembelajaran

5. Evaluasi Pembelajaran

Keberhasilan Pembelajaran Gambar Bentuk Siswa Kelas VII D SMP Negeri

1 Purwokerto dapat dilihat dari kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Gambar: 2 Bagan Kerangka Berpikir

Kurikulum (KTSP)

Silabus

RPP

Proses Pelaksanaan

Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran

2. Materi Pembelajaran

3. Metode Pembelaran

4. Media dan alat

Pembelajaran

5. Evaluasi Pembelajaran

Siswa Guru Seni Rupa

RRRRupaRupa

Keberhasilan Pembelajaran

Praktik Menggambar

Bentuk KelasVII D SMP

Negeri 1 Purwokerto