Upload
truongnhan
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi
Menurut Pratomo dan Nugraha (2005), Investasi adalah “Membeli” suatu aset
yang diharapkan dimasa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
Menurut Cahyono, investasi (investment) adalah kata benda dari kata kerja invest
yang mempunyai dua definisi yaitu menempatkan uang atau modal demi hasil atau
bunga dengan cara membeli properti, saham obligasi dan lain-lain atau
meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan atau
manfaat di kemudian hari. Menurut Bodie, investasi terbagi menjadi dua kelompok,
pertama adalah real assets yaitu tanah, bangunan, pengetahuan, peralatan atau
mesin yang digunakan untuk memproduksi barang, dan para pekerja yang
keahliannya digunakan untuk mengelola sumber daya tersebut. Sedangkan yang
kedua adalah financial assets seperti saham atau obligasi. Financial assets ini tidak
mencerminkan kekayaan masyarakat tetapi memberikan kontribusi secara tidak
langsung terhadap kapasitas produksi dalam ekonomi karena financial assets ini
memberikan batasan yang jelas antara kepemilikan dan pengelolaan suatu
perusahaan dan memfasilitasi transfer of funds kepada perusahaan dengan
kompensasi yang menarik.
Financial assets dibagi menjadi dua kelompok yaitu direct investing dan
indirect investing. Direct investing terdiri atas money market instrumens, capital
market instruments (yang terbagi lagi menajdi fixed income isntruments dan equity
instruments), dan derivative instruments. Penjelasan tentang direct investing dan
indirect investing adalah sebagai berikut :
7
1. Direct investing adalah investasi dengan cara membeli secara langsung pada
efek. Direct investing terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
a. Money market instruments yaitu investasi pada financial assets terutama
dalam obligasi yang jangka waktu jatuh temponya kurang dari satu tahun.
b. Capital market instruments yaitu investasi pada obligasi yang jangka waktu
jatuh temponya lebih dari satu tahun. Instrumen ini juga dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
- Fixed market instrument yaitu instrumen keuangan yang mempunyai
jadwal pembayaran pokok dan bunga yang menarik.
- Equity instrument yaitu instrumen yang berinvestasi pada saham baik
preffered stock maupun common stock yang menjanjikan dividen dan
harapan mendapat keuntungan dari kenaikan harga saham.
c. Derivative instruments yaitu financial instrument yang nilainya diturunkan dari
financial instrument utama yang lebih dasar (seperti harga aktiva, index,
harga saham, harga obligasi, dan interest rate).
2. Indirect investing adalah investasi di mana investor dapat berinvestasi pada
reksa dana yang merupakan paket dari direct investing.
2.1.2. Konsep Resiko dan Imbal Hasil Portofolio 2.1.2.1. Konsep Resiko Portofolio
Tujuan melakukan investasi adalah untuk mendapatkan imbal hasil yang
diharapkan (expected return) baik berupa penerimaan tunai maupun kenaikan nilai
investasi di masa yang akan datang. Tetapi pada kenyataannya, realisasinya tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terjadi karena adanya faktor
ketidakpastian yang merupakan resiko dari investasi. Resiko adalah prospek suatu
hasil yang tidak disukai atau dalam pengertian manajemen keuangan adalah
penyimpangan arus kas yang mungkin terjadi di masa yang akan datang (Keown,
1996, 210). Semakin besar rentang penyimpangan yang mungkin terjadi / tingkat
ketidakpastiannya maka akan semakin besar eisikonya.
8
Resiko ini timbul karena imbal hasil yang diharapkan akan diperoleh dari
suatu investasi belum tentu akan diperoleh dengan sempurna atau terdapat
kemungkinan imbal hasil yang sebenarnya berbeda dengan imbal hasil yang
diharapkan. Resiko berbanding lurus dengan imbal hasil, semakin besar resiko
maka semakin tinggi pula imbal hasil yang diminta pemodal. Untuk mengukur resiko
digunakan standar deviasi (σ ). Standar deviasi adalah akar dari rata-rata
penyimpangan pangkat dua dari setiap imbal hasil terhadap imbal hasil yang
diharapkan. Formula standar deviasi adalah seperti persamaan di bawah ini :
( ) ( ) ( )[ ]∑ −==d
rEsrsp 2σσ
Di mana :
σ : standar deviasi
2σ : Variance
p(s) : probabilitas imbal hasil dari masing-masing skenario
r(s) : holding period return pada masing-masing skenario
E(r) : expected return
Cara mengartikan standar deviasi adalah misalnya investasi pada suatu
saham standar deviasinya adalah 4 % sedangkan imbal hasil yang diharapkan
adalah 9 %, maka imbal hasil aktual akan berada dalam kosaran 5 % dan 13 % (9%
plus / minus 4%) dengan asumsi penyebaran simpangan terjadi secara normal.
Standar deviasi ini digunakan untuk membuat perbandingan antar instrumen
investasi dan mengukur resiko portofolio antar reksadana. Semakin besar standar
deviasinya maka semakin besar ketidakpastiannya sehingga semakin besar
risikonya.
9
Reksadana menawarkan berbagai komposisi sekuritas tergantung pilihan
pemodal, sehubungan dengan hal tersebut maka sebenarnya reksa dana
melakukan diversifikasi resiko dengan cara melakukan investasi pada aset yang
berbeda-beda yang mempunyai korelasi rendah atau tidak saling mengkuti rendah
atau tidak saling mengikuti sehingga penyimpangan imbal hasil portofolio akan
menurun. Tetapi tidak semua resiko dapat diversifikasikan, ada resiko yang tidak
dapat didiversifikasikan, oleh karena itu dalam hubungannya dengan total
penyimpangan / total resiko maka ada dua konsep resiko, yaitu :
a. Resiko unik perusahaan (company – unique risk) – unsystematic risk
Yaitu resiko yang berkaitan dengan kejadian-kejadian unik perusahaan yang
bersangkutan, misalnya kebijakan pendanaan, rencana pengembangan produk
baru atau strategi ekspansi perusahaan. Resiko ini dapat didiversifikasikan
(diversifiable risk).
b. Resiko pasar (market – related risk) – systematic risk
Resiko ini merupakan akibat dari pengaruh pasar secara umum yang
mempengaruhi semua sekuritas misalnya perubahan tingkat bunga, inflasi, atau
tax reform sehingga resiko ini tidak dapat didiversifikasikan (nondiversifiable
risk).
2.1.2.2. Mengatur Risiko Pasar Ukuran resiko pasar yang tidak dapat didiversifikasikan adalah beta ( )β . Beta
mengukur sensitivitas perubahan imbalan hasil suatu sekuritas terhadap perubahan
dalam imbal hasil pasar secara keseluruhan (market portofolio’s returns). Cara
mencari beta adalah dengan membandingkan imbal hasil sekuritas pada rentang
waktu tertentu dengan imbal hasil pasar (biasanya menggunakan S & P 500 Index
atau IHSG jika di Indonesia) dalam rentang waktu yang sama. Teknik yang biasa
digunakan adalah dengan menggunakan analisis regresi linear. Hasil dari analisis
regresi linear ini kemudian digambarkan secara grafis, kemudian kita tarik garis
melalui titik-titik yang telah diplot tersebut sehingga diperoleh garis karakteristik
(characteristic line). Slope garis karakteristik itulah yang disebut beta.
10
Jika beta sekuritas yang diperoleh sama dengan 1 maka imbal hasilnya
cenderung mengikuti fluktuasi portofolio pasar (naik atau turun dalam proporsi yang
sama), jika beta kurang dari 1 maka imbal hasilnya cenderung untuk naik atau turun
dalam proporsi yang lebih kecil dari fluktuasi portofolio pasar. Jika beta lebih besar
dari 1 maka imbal hasil sekuritas cenderung naik atau turun dalam proporsi yang
lebih besar dari fluktuasi portofolio pasar. Jadi semakin besar beta semakin tinggi
resikonya.
2.1.2.3. Konsep Imbal Hasil Portofolio 2.1.2.3.1.Expected Return Portofolio
Expected return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari expected
return individual sekuritas dengan bobot timbangan sama dengan proporsi dana
yang diinvestasikan dalam setiap jenis sekuritas. Dengan demikian expected return
portofolio terdiri dari dua jenis saham yaitu lima saham A dengan %18=r dan lima
saham B dengan %6=r , maka rpf = (5/10 x 18) + (5/10 x 6) = 12%. Formula
expected return portofolio adalah seperti persamaan di bawah ini:
i
n
iipf sekuritasrwr ∑
==
1
Di mana :
pfr : expected return portofolio
wi : bobot / proporsi sekuritas i dalam portofolio
sekuritasr : rata-rata imbal hasil sekuritas i dalam portofolio
2.1.2.3.2. Imbal Hasil Reksadana Imbal hasil dari investasi di reksadana dihitung dari proporsi peningkatan
atau penurunan NAB ditambah distribusi pendapatan yang diterima oleh reksadana
yang berasal dari dividen dan keuntungan modal (capital gain) pada periode
11
investasi tertentu terhadap NAB pada awal periode investasi. Formula rate of return
reksa dana adalah seperti persamaan 2-4 berikut ini (Bodie et.al., 2002, 113):
0
01
NAVNAVNAV onsdistributigaincapitalandIncome
returnofRate+−
= (2-4)
Di mana :
NAV1 : Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada waktu 1
NAV0 : Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada waktu 0 (pada
awal periode investasi)
2.2. Teori Reksadana 2.2.1. Teori Reksadana di Indonesia
Pengertian reksadana menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal adalah “suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi”. Yang dimaksud dengan efek adalah kumpulan atau kombinasi
surat berharga, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola efek tersebut.
Penempatan investasi reksadana dapat dilakukan di berbagai instrumen efek
di pasar uang, pasar modal, atau gabungan dari keduanya. Selain itu investasi
reksadana dapat dikhususkan pada efek yang mewakili industri tertentu seperti
industri manufaktur, keuangan atau infrastruktur. Hal ini menunjukkan bahwa
reksadana bersifat fleksibel karena mampu memberikan berbagai alternatif bagi
investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhan investasi.
Industri reksadana di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat terutama sejak awal tahun 2000. Reksadana terbuka terutama yang
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) menjadi sarana investasi bagi kalangan
investor, baik lokal maupun internasional, baik institusional maupun individual.
12
2.2.2. Bentuk Reksadana Menurut Bapepam ( 1997 : 7 & 32) terdapat dua bentuk reksadana, yaitu :
1. Reksadana Berbentuk Perseroan Dalam bentuk ini, reksadana menghimpun dana dari masyarakat dengan
menjual sahamnya sendiri di bursa efek dan selanjutnya dana dari hasil penjualan
tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek baik yang diperdagangkan di pasar
modal maupun di pasar uang. Ciri-ciri reksadana berbentuk perseroan adalah
sebagai berikut :
- Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT);
- Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk;
- Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer
investasi dengan bank konsultan.
Selanjutnya, reksa dana berbentuk perseroan ini dibedakan lagi berdasarkan
sifatnya yaitu :
a. Reksadana Tertutup Reksadana tertutup adalah reksadana yang transaksi perdagangan UP
dilakukan di bursa saham karena pemegang UP memiliki saham dan menjualnya ke
bursa sehingga permintaan dan penawaran merupakan harga dari UP atau saham.
Bila investor tidak ada yang membeli saham tersebut maka investor tidak akan
memperoleh dana dengan cepat, di samping itu, jumlah saham yang diterbitkan oleh
perusahaan sama jumlahnya dari waktu ke waktu kecuali ada tindakan dari
perusahaan (corporate action).
b. Reksadana Terbuka Reksadana terbuka adalah reksadana dimana pemegang UP menjual unitnya
langsung kepada manajer investasi. Harga unit ditentukan oleh harga penutupan
perdagangan pada hari yang bersangkutan. Oleh karena itu, investor tidak
mengetahui harga jual atau beli dari UP tetapi akan diketahui pada esok harinya.
2. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
13
Bentuk KIK dapat dijelaskan sebagai kontrak antara manajer investasi
dengan bank kustodian yang mengikat pemegang UP dimana manajer investasi
diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksadana berbentuk KIK hanya
dapat beroperasi secara terbuka. Ciri-ciri reksadana berbentuk KIK adalah sebagai
berikut :
- Bentuk hukumnya adalah KIK;
- Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak;
- Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian
berdasarkan kontrak.
Di Indonesia, reksadana berbentuk KIK ini lebih populer dan jumlahnya mengalami
perkembangan yang pesat.
2.2.3. Jenis Reksadana Dalam mengelola reksadana, manajer investasi memiliki kebijakan investasi
tertentu sesuai dengan prospektus reksadana. Kebijakan investasi ini
mencerminkan konsentrasi investasinya. Konsentrasi investasi yang dibentuk oleh
manajer investasi inilah yang membedakan reksadana berdasarkan jenisnya. Jenis
reksadana menurut Bapepam adalah sebagai berikut :
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksadana jenis ini menginvestasikan dananya hanya pada efek yang
bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun yang diperdagangkan di
pasar uang dengan tujuan untuk menjaga likuiditas pemerliharaan modal. Perlu
diketahui bahwa reksadana jenis ini mempunyai resiko yang relatif lebih rendah
dibandingkan dengan jenis reksadana karena instrumen investasi yang dipilih
adalah instrumen hutang jangka pendek seperti SBI, sertifikat deposito, dan Surat
Pengakuan Hutang (SPH).
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
14
Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya pada efek bersifat hutang yang memberikan pendapatan yang pasti.
Resiko reksadana ini relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang karena
instrumen hutangnya bersifat jangka panjang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan imbal hasil yang stabil.
3. Reksadana Saham (Equity Funds) Jenis reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas atau saham. Resiko reksadana
ini paling tinggi jika dibandingkan dengan reksadana lainnya tetapi imbal hasil yang
mungkin diperoleh juga lebih tinggi. Tingginya risiko reksadana jenis ini dikarenakan
oleh sifat harga saham yang sangat fluktuatif. Meskipun demikian dalam jangka
panjang imbal hasilnya dapat lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana jenis lain.
Jenis ini sesuai untuk investor yang mempunyai jangka waktu investasi yang
panjang.
4. Reksadana Campuran (Mixed Funds) Reksadana campuran melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas
dan efek yang bersifat hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dimana
perbandingan investasinya tidak sama dengan reksadana pendapatan tetap dan
reksadana saham. Resiko reksadana ini modereat dengan imbal hasil yang relatif
lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap. Perbandingan komposisinya
dapat beragam, dapat dalam bentuk efek hutang, efek ekuitas atau efek pasar uang.
2.2.4. Pihak-pihak yang Terkait dengan Reksadana 1. Manajer Investasi
Yang dimaksud dengan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dan pensiun, dan
bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan undang-undang yang
berlaku (UU. No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal).
15
Untuk menjamin agar pengelolaan suatu reksa dana dilaksanakan secara
profesional maka manajer investasi yang boleh beroperasi hanyalah manajer
investasi yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam. Dalam pengelolaan
investasi, manajer investasi wajib memiliki minimal dua tenaga profesional yang
disebut Wakil Manajer Investasi (WMI) yang telah mendapatkan izin perorangan dari
Bapepam.
Reksadana sering disebut sebagai wahana yang bercirikan three well, well
managed, well diversified, dan well regulated. Dua hal pertama itulah yang menjadi
tanggung jawab manajer investasi dan menjadi pedoman dalam mengukur sejauh
mana kualitas manjer investasi yang bersangkutan. Di samping itu, syarat lain
adalah integritas manjer investasi (Macmud: 1997). Tentu hal yang tidak mudah
untuk memilih manajer investasi dengan reputsai yang baik dan integritas yang
sudah teruji. Ada beberapa faktor yang membuat manajer investasi memiliki
reputasi dan integritas yang baik di mata investor, yaitu sebagai berikut (Pratomo
dan Nugraha, 2002, 140 – 144):
a. Pengalaman Pengalaman berkaitan dengan lamanya perusahaan telah beroperasi.
Beberapa manajer investasi merupakan afiliasi dari grup keuangan internasional
yang juga bertindak sebagai manajer investasi dan telah beroperasi secara global
selama puluhan tahu. Informasi ini dapat diperoleh dari prospektus.
b. Kinerja historis Petunjuk yang paling kasat mata adalah kinerja historis meskipun tidak
pernah menjadi suatu kepastian kalau reksadana yang memilik kinerja hebat di
masa lalu akan menjamin hal yang sama di masa yang akan datang. Akan tetapi,
paling tidak, konsistensi jangka panjang atas kinerja masa lalu merupakan salah
satu petunjuk bagi potensi reksadana tersebut di masa depan. Berkaitan dengan
kinerja historis adalah profil risk and return yang dihasilkan. Profil resiko dan kinerja
perlu mendapat perhatian agar tidak terjerumus dengan hanya melihat imbal hasil
yang dihasilkan. Di dalam investasi, kinerja yang tinggi selalu berdampingan dengan
risiko yang tinggi pula.
16
c. Gaya investasi Gaya berinvestasi (investment style) manajer investasi dapat dipelajari dari
laporan keuangan yang sudah diaudit dalam pembaharuan prospektus (khususnya
untuk reksa dana saham). Jenis saham apakah yang mendominasi portofolionya,
apakah saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi kecil namun dengan tingkat
pertumbuhan besar (growth stock) yang menandakan gaya berorientasi pada
pertumbuhan tinggi ? atau justru sebaliknya, lebih banyak didominasi oleh
perusahaan yang sudah mapan dengan kapitalisasi besar dengan pertumbuhan
yang lebih kecil? Tingkat perputaran (turnover) juga menjadi salah satu indikator
dalam hal sejauh mana manajer investasi melakukan aktivitas jual beli.
Perbedaan-perbedaan di atas akan sangat berpengaruh pada profil risk &
return reksa dana yang dikelolanya. Namun perlu juga diingat bahwa manajer
investasi bisa juga memiliki beberapa gaya investasi secara sekaligus dan
diterapkan untuk masing-masing reksadana yang berbeda walaupun dari jenis yang
sama.
d. Dukungan grup perusahaan Umumnya investor melihat dukungan grup perusahaan untuk meyakinkan
bahwa manajer investasi mempunyai komitmen jangka panjang untuk tetap
beroperasi. Yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya conflict of interest
(benturan kepentingan) di dalam pengelolaan investasinya. Krisis ekonomi di
Indonesia telah memberikan pelajaran berharga khususnya bagi dunia perbankan,
di mana dana yang dikumpulkan dari masyarakat telah disalahgunakan untuk
membiayai perusahaan dari grup sendiri melewati batas yang telah ditentukan.
Manajer investasi merupakan suatu wadah dikumpulkannya dana
masyarakat, independendi manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi
menjadi sangat penting. Dukungan grup harus lebih dikaitkan dengan jaringan
informasi, bantuan teknis, efisiensi biaya serta yang paling penting adalah komitmen
untuk tetap beroperasi dalam jangka panjang yang memungkinkan perusahaan
manajer investasi bertahan di masa krisis.
17
Salah satu penyebab mundurnya industri reksadana ketika krisis adalah
penarikan besar-besaran dana investor terutama oleh investro institusi. Tidak sedikit
dari mereka yang ternyata terkait dengan fund manager yang mengelola dana
sehingga pada saat grup perusahaan mengalami masalah, anak perusahaan ikut
memikul imbasnya.
e. Besarnya aset yang dikelola dan jumlah nasabah Besarnya aset yang dikelola akan memberikan keuntungan dari segi
economies of scale suatu perusahaan manajer investasi dalam hal efisiensi biaya
dan bargaining power untuk mendapatkan harga yang lebih baik dalam bertransaksi
khususnya untuk instrumen pasar uang dan pendapatan tetap. Memang masih
menjadi perdebatan, apakah semakin besar aset yang dikelola, semakin baik kinerja
yang akan dihasilkan oleh manajer investasi.
Banyaknya nasabah juga bisa menjadi salah satu indikator kepercayaan
investor publik kepada suatu manajer investasi. Selain mengelola reksadana,
beberapa manajer investasi juga mengelola nasabahnya secara discretionary,
dimana umumnya yang menjadi nasabahnya adalah investor institusi seperti dana
pensiun atau perusahaan asuransi. Mengenai masalah jumlah aset dan banyaknya
investor, perlu juga diperhatikan asal dari aset yang dikelolanya dan asal investor,
apakah investor tersebut berasal dari investor publik atau dari grup sendiri.
f. Kualitas sumber daya manusia Kegiatan usaha manjer investasi sangat tergantung pada kualitas sumber
daya para stafnya. Itulah sebabnya, dalam prospektus reksadana akan selalu
dijelaskan mengenai curriculum vitae dari para staf manajer investasi khususnya
yang terlibat secara langsung dalam tim pengelolaan investasi. Investor bisa
memperlajari pengalaman serta kualifikasi akademis yang dimiliki oleh tim
investasinya. Dalam beberapa kasus, kepercayaan investor terhadap suatu manajer
investasi mungkin saja disebabkan karena investor tersebut lebih percaya terhadap
manajernya secara individu daripada terhadap perusahaan manajer investasinya
sebagai suatu institusi.
18
g. Kualitas pelayanan Pelayanan sebenarnya sangat luas cakupannya, namun akan dibatasi pada
kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, keakuratan dan
kecepatan pelaporan, dan kemudahannya untuk dihubungi jika diperlukan untuk
berkonsultasi. Sama dengan industri jasa lainnya yang menekankan hubungan
jangka panjang, kualitas pelayanan akan diukur melalui after sales service yang
membuat nasabah merasa nyaman untuk terus berhubungan atau tidak.
2. Bank Kustodian Lembaga kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek
dan harta lain yang berkaitan dengan efek dan memberikan jasa lain seperti
menerima dividen atau bunga. Selain itu, lembaga kustodian juga berperan
menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya. Lembaga kustodian ini biasanya berbentuk bank umum.
Dalam hubungannya dengan reksadana, bank kustodian mempunyai
wewenang dan tanggung jawab untuk menyimpan, menjaga, dan
mengadministrasikan kekayaan reksadana termasuk pencatatan dan
pembayaran/penjualan kembali UP reksa dana berdasarkan kontrak yang dibuat
dengan manajer investasi. Dengan kata lain, bank kustodian hanya mengeksekusi
perintah yang diberikan oleh manajer investasi sesuai kontrak (Bapepam,1997, 16).
Dalam Undang-Undang Pasar Modal disebutkan bahwa kekayaan reksadana wajib
disimpan di bank kustodian sehingga manajer investasi tidak memegang langsung
kekayaan tersebut. Selain itu bank kustodian juga dilarang terafiliasi dengan
manajer investasi dengan tujuan untuk menghindari adanya benturan kepentingan
dalam pengelolaan kekayaan reksadana.
3. WAPERD (Wakil Agen Penjual Efek Reksadana) WAPERD adalah orang perseorangan yang mendapatkan izin dari Bapepam
untuk bertindak sebagai wakil perusahaan efek untuk menjual efek reksadana. Izin
tersebut hanya boleh dipergunakan untuk satu perusahaan efek. Selain WAPERD,
pihak lain yang diizinkan untuk memasarkan efek reksadana adalah pegawai suatu
19
perusahaan efek yang telah memiliki izin sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek
(WPPE) atau Wakil Penjamin Emisi (WPE) atau Wakil Manajer Investasi (WMI).
4. Profesi Penunjang Reksadana Profesi penunjang dalam industri reksadana antara lain adalah:
a. Notaris, berperan sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta
otentik seperti pembuatan akta kontrak yang diperlukan pada saat pendirian
reksadana dan dalam pembuatan kontrak antara manajer investasi dengan
bank kustodian.
b. Konsultan hukum, berperan sebagai ahli hukum yang memberikan dan
menandatangani pendapat hukum tentang penawaran umum suatu
reksadana dan semua kontrak yang dibuat oleh reksadana dengan pihak
lain sehingga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Akuntan publik, merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap
kewajaran penyajian informasi keuangan atau laporan keuangan dari
reksadana.
2.2.5. Manfaat dan Resiko Reksadana 2.2.5.1. Manfaat Reksadana
Sebagai salah satu instrumen investasi, reksadana memiliki beberapa
manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Manfaat
tersebut antara lain (Bapepam, 1997, 13):
1. Dikelola oleh manajemen profesional Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi yang memiliki
keahlian khusus dan memenuhi persyaratan tertentu dalam hal pengelolaan dana.
Hal ini sangat menguntungkan investor yang memiliki keterbatasan waktu dan
kemampuan dalam menganalisis harga efek dan kondisi perekonomian.
2. Diverifikasi investasi Dana yang terhimpun oleh suatu reksadana akan diinvestasikan pada efek
yang terdiri atas beragam jenis efek sehingga resiko akan tersebar dengan
dilakukannya diversifikasi.
20
3. Kemudahan berinvestasi Kemudahan berinvestasi tercermin dari rendahnya nilai investasi awal dan
kemudahan pelayanan administrasi baik dalam pembelian maupun penjualan
kembali suatu unit reksadana bila dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.
Kemudahan lainnya adalah adanya fasilitas bagi investor untuk melakukan
reinvestasi dengan menggunakan dividen yang diperolehnya sehingga UP terus
bertambah.
4. Transparansi informasi Reksadana wajib memberikan informasi kepada investornya tentang
perkembangan dan biayanya secara kontinyu sehingga investor dapat memantau
keuntungan, biaya, dan risiko investasinya setiap saat. Selain itu, pengelola
reksadana wajib mengumumkan NAB setiap di hari di surat kabar dan menerbitkan
laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur
sehingga investor mendapatkan informasi yang lengkap dan dapat memantau
perkembangan investasinya secara terus menerus.
5. Likuiditas yang tinggi Investor dapat mencairkan kembali saham atau UP-nya setiap saat sesuai
dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana sehingga memudahkan
investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali UP-nya
sehingga sifatnya sangat likuid.
6. Biayanya rendah Dalam melakukan investasi di reksadana, investor dihadapkan pada biaya
transaksi. Biaya ini dikenakan pada saat investor hendak membeli UP reksadana
yang disebut sebagai biaya pembelian (front-end load) dan pada saat investor
hendak menjual UP tersebut yang disebut sebagai biaya penjualan kembali (back-
end load). Di samping itu, reksadana harus mengeluarkan biaya operasional untuk
biaya administrasi dan biaya untuk manajer investasi. Biaya operasional ini secara
21
periodik diambil dari reksadana sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi NAB
investor. Karena dana yang dipercayakan pada reksadana merupakan kumpulan
dana dari banyak investor dan kemudian dikelola secara profesional maka besarnya
biaya transaksi per UP akan menjadi semakin kecil dan efisien apabila dibandingkan
dengan biaya investasi investor individu yang melakukan sendiri transaksi di bursa.
2.2.5.2. Resiko Reksadana Selain memberikan manfaat dan keuntungan yang besar, reksadana juga
mengandung resiko yang harus dipertimbangkan oleh investor. Semakin tinggi imbal
basil yang diharapkan, semakin tinggi pula resikonya. Resiko reksadana diantaranya
adalah (Bapepam, 1997, 14):
1. Resiko berkurangnya UP
Resiko ini disebabkan oleh turunnya harga efek yang menjadi bagian dari
reksadana seperti turunnya harga saham atau harga obligasi yang menyebabkan
turunnya nilai UP.
2. Resiko Likuiditas Penjualan kembali (redemption) sebagian besar UP oleh investor kepada
manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam
menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.
3. Resiko Politik dan Ekonomi Kondisi makro negara baik ditinjau dari segi ekonomi maupun politik akan
mempengaruhi kinerja perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek. Hal ini jelas
akan mempengaruhi harga efek yang ada dalam reksadana itu sendiri.
4. Resiko Wanprestasi Resiko ini timbul pada saat perusahan asuransi yang menerima asuransi
reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari pada
nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal di luar kendali reksadana seperti bencana
22
alam, kebakaran, kerusuhan atau wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan
reksadana seperti pialang, bank kustodian atau agen pembayaran, yang mungkin
dapat menyebabkan penurunan NAB reksadana yang bersangkutan
2.4. Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. Bank Kustodian wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana setiap
hari bursa dan mengumumkannya.
2. Penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan (UP) dapat
dilakukan melalui bank kustodian atau agen penjual yang ditunjuk oleh manajer
investasi.
3. Setelah memberitahukan secara tertulis kepada Bapepam, manajer investasi
dapat menginstruksikan kepada bank kustodian dan agen penjual untuk
melakukan penolakan pembelian kembali (pelunasan) apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut :
a. Bursa Efek dimana sebagian besar portofolio efek reksa dana
diperdagangkan ditutup.
b. Perdagangan efek atas sebagian besar portofolio efek reksadana di Bursa
Efek dihentikan.
c. Keadaan darurat
d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi
setelah mendapat persetujuan Bapepam.
4. Bank kustodian dilarang mengeluarkan Unit Penyertaan baru selama periode
penolakan pembelian kembali (pelunasan)
23
5. Manajer investasi wajib memberitahukan kepada pemegang Unit Penyertaan
apabila melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 diatas.
6. Manajer investasi atau bank kustodian wajib menolak pesanan pembelian Unit
Penyertaan dari calon pemegang Unit Penyertaan, dalam hal terdapat keyakinan
adanya adanya pelanggaran ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan
Bapepam Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah.
7. Manajer investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan reksadana.
dalam hal manajer investasi tidak melakukan kewajibannya, manajer investasi
tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena
tindakannya.
8. Kontrak Investasi Kolektif wajib menetapkan hak dan tanggung jawab dari pihak-
pihak dalam kontrak, yaitu antara manajer investasi dan bank kustodian yang
mengikat pemegang unit penyertaan.
9. Alokasi Biaya
a. Biaya yang menjadi beban manajer investasi :
1. Biaya persiapan
2. Biaya administrasi
3. Biaya pemasaran
4. Biaya pencetakan
5. Biaya distribusi prospektus pertama kali
b. Biaya yang menjadi beban reksa dana :
1. Biaya pengelolaan manajer investasi
2. Biaya bank kustodian
3. Biaya asuransi, jika ada
4. Biaya transaksi
5. Biaya pembaharuan prospektus dan pendistribusiannya
6. Biaya-biaya lain yang ditetapkan dalam kontrak
c. Biaya yang menjadi beban pemodal
1. Biaya penjualan, jika ada
2. Biaya pembelian kembali (pelunasan) jika ada
24
3. Biaya transfer pembelian kembali (pelunasan) jika ada Pajak yang
berkenaan dengan pemodal, jika ada.
d. Biaya yang menjadi beban manajer investasi atau reksadana
1. Biaya konsultan hukum
2. Biaya notaris
3. Biaya akuntan
10. Manajer investasi dapat menunjuk agen penjual yang menerima permintaan
penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan untuk
disampaikan kepada bank kustodian.
11. Manajer investasi dan atau agen penjual reksadana wajib memastikan bahwa
sebelum membeli Unit Penyertaan reksadana calon pemegang Unit Penyertaan
telah memahami isi prospektus reksadana.
12. Manajer investasi dapat menentukan tata cara pembelian kembali (pelunasan)
Unit Penyertaan. i\
13. Manajer investasi dilarang terafiliasi dengan bank kustodian
14. Manajer investasi reksadana dilarang melakukan tindakan yang dapat
menyebabkan reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang telah
dinyatakan efektif:
a Membeli efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang
informasinya tidak dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet
yang tersedia.
b Membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang
informasinya dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang
tersedia lebih dari 15% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana.
c Melakukan transaksi lindung nilai atas pembelian efek yang diperdagangkan
di Bursa Efek luar negeri lebih besar dari nilai efek yang dibeli.
d Membeli efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah
mencatatkan efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% dari modal
disetor perusahaan dimaksud.
e Membeli efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan lebih dari
10% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana pada setiap saat. Pembatasan ini
25
termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh bank-bank tetapi
tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi yang diterbitkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
f Menjual Unit Penyertaan kepada setiap pemodal lebih dari 2% dari jumlah
Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali:
- bagi manajer investasi, semata-mata untuk kepentingan sendiri dan
bukan untuk kepentingan pihak lain. Pembelian tersebut guna
menjamin pembayaran atas penjualan kembali (pelunasan) Unit
Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan.
- kelebihan pemilikan Unit Penyertaan tersebut yang dimiliki oleh
pemegang Unit Penyertaan yang berasal dari penanaman kembali
pembagian keuntungan
g Membeli Efek Beragun Aset lebih dari 10% dari NAB reksadana, dengan
ketentuan bahwa setiap jenis Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% dari NAB
reksadana.
h Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum dan atau tidak dicatatkan
pada Bursa Efek di Indonesia, kecuali efek pasar uang, efek sebagaimana
dimaksud dalam angka 14 huruf b di atas dan obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia.
i Membeli efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi baik dengan manajer
investasi maupun pemegang Unit Penyertaan lebih dari 20% dari NAB
reksadana, kecuali hubungan afiliasi yang terjadi karena penyertaan modal
pemerintah.
j menempatkan dana investasi dalam kas atau setara kas kurang dari 2 % dari
NAB reksadana.
k Terlibat dalam kegiatan selain investasi, investasi kembali, atau perdagangan
efek.
l Terlibat dalam penjualan efek yang belum dimiliki (short sale)
m Terlibat dalam pembelian efek secara margin
n Melakukan penerbitan obligasi atau sekuritas kredit
26
o Terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek
yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak
lebih dari 10 % dari nilai portofolio reksadana pada saat pembelian
p membeli efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana
manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai penjamin emisi efek dari
efek yang dimaksud.
q Terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi basil dengan manajer
investasi atau afiliasinya.
r Membeli Efek Beragun Aset yang sedang ditawarkan dalam Penawaran
Umum dimana manajer investasinya sama dengan manajer investasi reksa
dana dan akan terafiliasi dengan kreditur awal Efek Beragun Aset tersebut.
s Membeli Efek Beragun Aset yang tidak tercatat di Bursa Efek.
15. Dalam hal manajer investasi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan angka
14 di atas, kebijakan investasi, ketentuan dalam kontrak dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal, maka:
a Selambat-lambatnya dua hari kerja sejak terjadinya pelanggaran tersebut,
bank kustodian wajib memberikan surat teguran kepada manajer investasi
dengan tembusan kepada Bapepam.
b Manajer investasi wajj menyesuaikan selambat-lambatnya 10 hari kerja sejak
terjadinya pelanggaran.
16. Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam angka 14 huruf f diatas, manajer
investasi wajib untuk membatasi penempatan dana awal pada saat dibentuknya
reksa dana tersebut dengan ketentuan :
a Penempatan dana awal sekurang-kurangnya 1% dan sebanyak-banyaknya
20% dari jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.
b Masing-masing pihak yang melakukan penyetoran penempatan dana awal
dapat memiliki Unit Penyertaan sebanyak-banyaknya 2,5% dari jumlah Unit
Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak
c Pihak tersebut dalam huruf b di atas dilarang melakukan penjualan kembali
(pelunasan) Unit Penyertaan dalam jangka waktu satu tahun sejak efektifnya
pernyataan pendaftaran reksadana tersebut
27
17. Bapepam berwenang mengalihkan, membekukan, mengamankan kekayaan,
menunjuk manajer investasi lain untuk mengelola kekayaan reksadana,
membubarkan reksadana dimaksud dan atau melakukan tindakan lain terhadap
reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) untuk melindungi kepentingan para
pemegang Unit Penyertaan.
18. Kontrak pengelolaan reksadana berbentuk KIK dan perubahannya wajib dibuat
secara notariil.
19. Reksadana berbentuk KTK hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan
atas:
a Efek yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan atau dicatatkan di Bursa
Efek baik di dalam maupun di luar negeri
b Instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang
dari satu tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar
Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Deposito, baik dalam rupiah
maupun dalam mata uang asing, dan Obligasi yang diterbitkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
c Surat berharga komersial dalam negeri yang jatuh temponya dibawah tiga
tahun dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek.
20. Formulir penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan yang diterima secara
lengkap oleh manajer investasi sampai dengan pukul 13:00 Waktu Indonesia
Bagian Barat (WIB) wajib diproses berdasarkan NAB reksadana yang ditetapkan
pada akhir hari bursa yang bersangkutan.
21. Pembayaran atas Unit Penyertaan reksadana berbentuk KIK yang dijual kembali
oleh pemegang Unit Penyertaan dilakukan sesegera mungkin, tidak lebih dari
tujuh hari bursa sejak diminta penjualan kembali (pelunasan) oleh pemegang
Unit Penyertaan.
22. NAB reksadana awal untuk setiap Unit Penyertaan dari reksadana wajib
ditetapkan sebesar Rp 1.000,00. Sedangkan reksadana yang menggunakan
denominasi mata uang asing, maka NAB reksadana awal wajib ditetapkan
sebesar US$ 1 atau EUR 1.
28
23. Laporan keuangan tahunan reksadana wajib diperiksa oleh akuntan yang
terdaftar di Bapepam serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh manajer
investasi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan berakhir.
24. Manajer investasi reksadana wajib menerbitkan pembaharuan prospektus yang
disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib disampaikan kepada
Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan berakhir.
25. Manajer investasi wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam
mengenai rencana pembubaran, likuidasi dan pembagian basil likuidasi
reksadana dengan melampirkan:
a Kesepakatan pembubaran dan likuidasi reksadana antara manajer investasi
dengan bank kustodian
b Alasan pembubaran
c Kondisi keuangan terakhir
26. Manajer investasi wajib mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan
pembagian basil likuidasi reksadana dalam dua surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya dua hari bursa
setelah pemberitahuan kepada Bapepam. Pada hari yang sama dengan
pengumuman tentang rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian basil
likuidasi tersebut, manajer investasi wajib memberitahukan secara tertulis
kepada bank kustodian untuk menghentikan perhitungan NAB reksadana.
27. Manajer investasi wajib memastikan bahwa basil dari likuidasi reksadana hams
dibagi secara proporsional menurut komposisi jumlah Unit Penyertaan yang
dimiliki oleh masing-masing pemegang Unit Penyertaan.
28. Manajer investasi wajib menyampaikan laporan basil pembubaran, likuidasi dan
pembagian basil likuidasi reksadana kepada Bapepam selambat-lambatnya dua
bulan setelah tanggal pemberitahuan rencana pembubaran, likuidasi dan
pembagian hasil likuidasi tersebut yang diajukan dengan dilengkapi pendapat
dari konsultan hukum dan akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi
Reksadana dari notaris.
29
29. Dalam hal reksadana dibubarkan dan dilikuidasi, maka beban biaya pembubaran
dan likuidasi reksadana termasuk biaya konsultan hukum, akuntan dan beban
lain kepada pihak ketiga menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar manajer
investasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
2.5 Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang kinerja reksadana dirintis oleh Jensen (1968). Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa reksadana tidak memiliki kemampuan yang
memadai dalam memilih saham yang menguntungkan. Hal ini berarti bahwa
reksadana dianggap tidak dapat memberikan kinerja yang baik diatas kinerja pasar
yang dijadikan sebagai proksi. Penelitian yang dilakukan oleh Malkiel (1995) juga
menyatakan bahwa kinerja reksadana tidak lebih baik dari pada kinerja pasar.
Hasil penelitian Jensen dan Malkiel tersebut bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Grinbaltt dan Titman (1992), Goetzmann dan
Ibbotson (1994), serta Brown dan Goetzmann (1995) yang menyatakan adanya
kinerja yang baik pada reksadana-reksadana yang diobservasi. Penelitian-penelitian
tersebut dilakukan untuk periode penelitian yang lebih singkat yaitu satu hingga tiga
tahun. Menurut penelitian mereka, adanya kinerja yang baik dari reksadana
disebabkan oleh kemampuan yang tinggi atau adanya hot hands dari manager
investasi dalam menentukan strategi investasi dan memilih saham yang tepat.
Elton, Gruber, Das dan Hlavka (1993) serta Elton, Gruber, Das dan Blake
(1996) meneliti adanya kinerja yang baik pada sekelompok reksadana dalam
periode pengukuran yang lebih lama yaitu lima sampai sepuluh tahun. Hal ini
disebabkan oleh karena manajer investasi sekelompok reksadana tersebut memiliki
informasi yang lebih kaya dibandingkan dengan manajer investasi sekelompok
reksadana yang lain dan memiliki kemampuan dalam memilih saham yang tepat.
Sementara itu di Indonesia, Hayun (2003) menganalisis 64 reksa danapada
kurun waktu 2001 dan 2002 dengan menggunakan Sharpe Measure.
Kesimpulannya adalah pada tahun 2001 hanya 22 reksadana (34,38%) yang
memiliki Sharpe Measure positif, sedangkan pada tahun 2003 hanya 33 reksadana
(51,56%) yang memiliki Sharpe Measure positif. Setiadharma (1997) meneliti kinerja
30
Danareksa Mawar, Danareksa Melati dan Danareksa Anggrek yang merupakan
produk reksadana PT Danareksa Fund Management dimana hasil penelitiannya
berdasarkan ukuran Treynor menyatakan bahwa ketiga reksadana tersebut
mempunyai ukuran Treynor yang positif dan mampu memberikan imbal hasil yang
lebih besar daripada imbal hasil deposito. Bahkan kinerja reksadana Mawar dan
Melati mampu memberikan imbal hasil dan imbal hasil per unit total resiko yang
lebih besar daripada investasi yang menggunakan strategi pasif.
Selain itu penelitian yang dilakukan Wardhani (2003) menyatakan bahwa
secara individu hanya tujuh dari 18 reksadana yang diteliti pada periode tahun 1999-
2002 yang mempunyai kinerja yang outperform terhadap kinerja pasar, dengan
tingkat nilai Alfa Jensen berkisar antara 0,11 sampai dengan 0,438. Sedangkan 11
reksadana lainnya menunjukkan kinerja yang underperform terhadap kinerja pasar
dengan nilai Alfa Jensen berkisar antara -0,0673 sampai dengan -0,45.