22
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering disebut para kritikus dalam rangka menkaji dan atau membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur faktual secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung ) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Jika dilihat dari sudut pembaca unsur inilah yang akan terlihat saat membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya peristiwa cerita, plot, penokohan tema, latar, sudut pandang, penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan lainnya (Nurgiyantoro, 2014 : 23). Semua unsur instrik digunakan sebagai pembangun sebuah karya sastra. Karya sastra tanpa adanya unsur pembangun akan membuat sebuah cerita tidak menarik. Unsur instrinsik terbagi menjadi beberapa salah satunya penokohan dan latar dalam karya sastra. Penokohan dibutuhkan guna menghidupakan tokoh dalam cerita, tokoh ini akan membawa pembaca terbawa akan karakter. Bukan hanya penokohan yang ada dalam cerita, terdapat alur. Latar merupakan sebuah rangkaian peristiwa yang menggambarkan sebuah cerita. Latar juga dapat mempengaruhi penokohan.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Unsur Intrinsik

Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis

besarnya yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering

disebut para kritikus dalam rangka menkaji dan atau membicarakan novel atau

karya sastra pada umumnya. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri, unsur inilah yang menyebabkan karya sastra

hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur faktual secara faktual akan dijumpai jika

orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur

yang (secara langsung ) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai

intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Jika dilihat dari sudut

pembaca unsur inilah yang akan terlihat saat membaca sebuah novel. Unsur yang

dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya peristiwa cerita, plot,

penokohan tema, latar, sudut pandang, penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan

lainnya (Nurgiyantoro, 2014 : 23).

Semua unsur instrik digunakan sebagai pembangun sebuah karya sastra.

Karya sastra tanpa adanya unsur pembangun akan membuat sebuah cerita tidak

menarik. Unsur instrinsik terbagi menjadi beberapa salah satunya penokohan dan

latar dalam karya sastra. Penokohan dibutuhkan guna menghidupakan tokoh

dalam cerita, tokoh ini akan membawa pembaca terbawa akan karakter. Bukan

hanya penokohan yang ada dalam cerita, terdapat alur. Latar merupakan sebuah

rangkaian peristiwa yang menggambarkan sebuah cerita. Latar juga dapat

mempengaruhi penokohan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

9

Menurut Nurgiyantoro (2014: 247) penokohan dan karakterisasi diartikan

sebagai hal yang sama, hal tersebut merujuk pada watak-watak di dalam sebuah

cerita. Penokohan ini yang mampu membangkitkan cerita dengan pada sebuah

karya. Penokohan dalam karya satra salah satunya terdapat pada novel. Berbagai

macam novel meliki cerita dengan tokoh berbeda-beda karaker. Salah satu novel

yang memusatkan perhatian pada tokoh yaitu Kambing dan Hujan karya Mahfud

Ikhwan. Novel ini memiliki cerita yang menarik, tokoh yang ada di dalamnya

mampu membawa pembaca menafsirkan sebuah karya. Tokoh yang ada pada

novel Kambing dan Hujan yaitu Is, Mat, Fauzia, Mifta, Cak Ali, Pak Kamituo,

dan Pak Badrun. Mereka semua merupakan tokoh utama dalam novel ini. Berikut

penjelasan mengenai penokohan dalam novel secara terperinci.

1) Pak Fauzan/ Moek/ Mat (Protagonis): lembut, baik, sopan-santun, ramah,

tak pernah mendendam, suka berbagi ilmu

2) Pak iskandar (Protagonis) : Tegas, penurut kepada cak Ali, meyakini apa

yang ia yakini benar, penggembala kambing, penghafal kitab, sederhana.

3) Kamituo ( Antagonis ): Egois, , taat pada agama, mertua pak Fauzan,

kakek fauzia dan fuad. Pemarah

4) Fauzia (protagonis) : Baik, manja, dekat dengan abahnya, penyayang,

sarjana pendidikan

5) Mifta (Protagonis): Anak pak iskandar, baik, seorang lulusan Sarjana

Sejarah, editor, selalu berprasagka baik.

6) Pak Badrun( Protagonis) : ayah pak fauzan, baik, taat pada agama, tokoh

agama, pengurus masjid.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

10

Penokohan di dalam novel banyak sehingga perlunya diberikan batasan,

batasan ini meliputi keenam tokoh tersebut. Keenamnya yang menjadi pusat

penokohan dalam novel. Bukan hanya penokohan saja yang ada pada novel, latar

juga menjadi hal penting di dalam novel kambing dan hujan.

Staton (dalam Nurgiyantoro, 2014: 303) menglompokkan latar, tokoh

serta plot dalam cerita. Staton mengaggap ketiganya ini merupakan suatu hal yang

akan diimajinasikan oleh seorang pembaca kedalam imajinasinya. Ketiga

pengelompokan tersebut yang membentuk sebuah cerita, tokoh mengalami

berbagai kejadian dipengaruhi sebab akibat. Apa yang dialami tokoh ini

dihadapkan pada kondisi sosial-budaya masyarkat. Hal ini sesuai dengan cerita

dalam novel Kambing dan Hujan yang membahas mengenai tokoh yang

mengalami permasalahan sosial di lingkungannya. Latar permasalahan sosial di

dalam novel mengarah pada konflik. Konflik berkaitan dengan latar peristiwa

terjadinya permasalahan tersebut. Konflik yang terjadi menimbulkan berbagai

peristiwa serta akibat dari peristiwa itu sendiri.

Novel Kambing dan Hujan mengungkapkan konflik yang berakibat pada

berbagai macam hal. Konflik yang dimunculkan karena perbedaan kepentingan.

Perbedaan ini memicu terjadinya konflik secara berkelanjutan. Kepentingan di

sini bersifat sosial mengenai perbedaan pandangan mengenai agama. Konflik ini

menimbulkan akibat yang fatal yaitu, perpecahan satu desa menjadi dua kubu

selatan dan utara. Perpecahan ini juga didukung dengan lingkungan yang kurang

memiliki pemdirian dari awal.

Para tokoh berinteraksi dengan lingkungan guna mendapatkan dukungan

dari berbagai macam pihak. Dukungan ini digunakan untuk melakukan konflik

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

11

dengan bentuk fisik. Konflik dalam novel ini juga akan berdampak pada hal yang

positif maupun negatif. Peristiwa yang terjadi ini dilatar belakangi oleh

lingkungan mereka.

2.2 Sosiologi Sastra

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang memambahas mengenai masyarakat.

Masyarakat sendiri tidak terlepas dari fenomena sosial. Fenomena menimbulkan

dampak yang besar bagi masyarakat. Sosilogi juga tidak terlepas dari karya sastra.

Karya sastra dihasilkan dari fenomena masayarakat. Hubungan karya sastra dan

sosiologi dapat dilihat dari pengarang. Pengarang merupakan masyarakat sosial,

sebagian besar karya sastra dihasilkan pengarang dari masyarakat.

Swingewood (dalam Wiyatmi, 2013:6) sosiologi memaparkan mengenai

manusia dalam lembaga masyarakat serta proses sosial. Sosiologi juga mambahas

mengenai bagaimana manusia bertahan hidup di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan pendapat Swingwood dapat dikatakan sosiologi bukan hanya

membahas perihal masayarakat saja melainkan mengenai lembaga-lembaga yang

ada di sekitarnya. Lembaga tidak terlepas dari masyarakat dilihat dari fungsinya.

Fungsi lembaga yaitu mengatur masyarakat agar tidak bertindak sewenang-

wenang. Fungsi lainnya menjalin komunikasi antar masyarakat sekitar.

Darmono (dalam Setyawati, 2014:10) menjabarkan mengenai cara

sosiologi mencari tahu masyarakat itu tetap ada, dengan cara mempelajari segala

permasalahan sosial yang ada melalui lembaga sosial. Berdasarkan pendapat

Darmono tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sosiologi sastra mengenai

masyarakat yang berhubungan dengan lembaga sosial. Lembaga sosial ini guna

mengontrol masyarakat dalam kehidupan mereka. Apabila tidak ada lembaga

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

12

sosial yang mengontrol dan mengatur masyrakat akan hidup dalam kegoisan

masing-masing.

Wolf berpendapat (dalam Faruk, 2014:4) mengutarakan bahwa

kesusastraan didefinisikan dengan baik, studi empiris yang dilakukan dalam teori

mencoba menyetarakan sehingga muncul kesamaan antara kesusatraan dan

masyarakat. Pendapat Wolf secara garis besar sama dengan pendapat yang lain

mengenai sosiologi berhubungan dengan masyarakat. Perbedaan pendapat terletak

pada displin yang tidak berbentuk dan berdiri dengan studi-studi yang empiris

atau berdasarkan pengalaman.

Bourdieu (dalam Suwardi, 2011:13) seorang ahli sosiologi Perancis,

sosiologi dan sastra memiliki hubungan yang dianggap mekanisme skeptis.

Mekanisme ini saling berhubungan satu sama lain. Hubungan sosiologi dengan

sastra memang tidak bisa dipisahkan, hal ini disebabkan sebuah karya sastra

muncul lebih banyak berasal dari kehidupan sebenarnya manusia. Mengingat

sosiologi memiliki arti apa yang ada dalam masyarakat.

Junus (dalam Suwardi, 2011:15) sastra digunakan sebagai cermin

masyarakat memang tidak sepenuhnya diterima. Tafsiran mengenai sastra dan

seni memang tidak terlepas dari mitos. Mitos sastra sebagai realisme sosial,

karena seniman tidak semata-mata melukiskan keadaan yang sesungguhnya, tetapi

mengubah sedemikian rupa sesuai dengan kualitas kreativitasnya. Dalam

hubungan ini, terlihat jelas bahwa sastra adalah cerminan masyarakat. Namun,

Tidak semua cerminan masyarakat, masih ada imajinasi penulis di dalamnya.

Berbagai penjelasan mengenai sosiologi sastra sudah diketahui menurut

berbagai ahli. Didalam sosiologi sastra terdapat berbagai macam pendekatan atau

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

13

perspektif. Menurut Endraswara (2013:80 ) sosiologi sastra dapat meneliti sastra

sekurang-kurang melalui tiga pespektif.

2.2.1 Perpektif Teks Sastra

Penelitian menganalis sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan

sebaliknya. Teks biasanya dipotong, diklasifikasikan, dan dijelaskan makna

sosiologisnya. Perpektif ini membahas sebuah karya satra berdasarkan teksnya

atau yang biasa disebut karya sastra. Karya sastra sebuah cerminan dari kehidupan

masyarakat. Cerminan ini diangkat sebagai karya yang menceritkan kenyataan

yang ada disertai imajinasi sebagai perasaan sang penulis. Seorang pengarang

disebut sebagai makhluk sosial yang berada di masyarakat. Perspektif ini meliputi

isi, tujuan serta hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan sosial.

Hal yang berhubungan dengan isi akan berkesinambungan dengan

pengarang. Di mana pengarang memiliki peraran penting dalam sebuah cerita.

Sebuah cerita akan biasa saja apabila tidak imbangi dengan aspek-aspek

pembangun. Aspek pembangun berupa unsur intrinsik sebuah karya sastra. Semua

hal yang berhubungan dengan karya tidak akan terlepas dari latar cerita serta siapa

pembuat karya tersebut.

2.2.2 Perspektif Biografis

Perspektif ini berdasarkan pengarang. Penelitian ini mengulas mengenai

latar belakang pengarang. Pengarang sebagai pencipta karya merupakan makhluk

sosial yang keberadaannya berhubungan dengan status sosial. Status sosial ini

berkaitan dengan ideologi, posisi, serta hubungan dengan pembaca. Biografis

nantinya akan membahas mengenai asal pengarang, tempat tinggal, status, serta

keaktifan sang pengarang dalam menghasilkan karya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

14

Penelitian Biografis ini akan membantu peneliti dalam menentukan gaya

menulis. Gaya menulis ini bisa dipengaruhi oleh lingkungan serta imajinatif si

penulis. Setiap penulis memiliki gaya tersendiri dalam menuliskan imajinasinya

dalam sebuah karya. Ciri khas seorang penulis dapat dilihat dari berbagai karya

yang sudah dikeluarkan. Namun, terkadang penulis akan menulis sesuai dengan

imajinasi yang ada dalam pikiranya. Penulis juga harus memperhatikan karyanya

sesuai pembaca yang dituju.

2.2.3 Perspektif Reseptif

Penelitian menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.

Dapat dikatakan hal ini berkaitan dengan pembaca. Seorang pembaca sangat

penting dalam menilai dan menikmati sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra

dikatakan baik apabila memuaskan pembacanya. Pembuatan suatu karya sastra

pastinya sudah dipikirkan siapa pembaca yang dituju. Pembaca yang dituju bisa

secara umum maupun secara khusus. Secara umum dapat dilihat dari kalangan

sastrawan serta secara umum adalah masyarakat luas. Pembaca juga dapat

mengapresiasi sebuah karya sastra dengan menjadikanya penelitian atau analisis

sebagai hasil karya sastra.

Berdasarkan Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka dalam

menganalisis novel Kambing dan Hujan karya Mahfud Ikhwan ini, penulis

menganalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologi karya sastra.

Sosiologi karya sastra maksudnya adalah isi karya sastra, tujuan serta hal-hal

lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan

masalah-masalah sosial. Novel Kambing dan Hujan mempunyai cerita yang unik

pengalaman religius dan percintaan kental pada novel ini. Pembahasan dan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

15

analisis difokuskan pada isi, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam novel

Kambing dan Hujan itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah realitas

dan aspek kehidupan sosial yang terjadi dalam masyarakat yaitu tentang

konflik sosial, penyebab terjadinya konflik sosial dan dampak konflik sosial

yang terjadi pada tokoh Fauzan, Mifta, Fauzia dan Iskandar.

2.3 Konflik Sosial

Zaman sekarang menuntut masyarakat untuk selalu berkembang dan

memperbaiki dirinya. Kecanggihan yang nampak sekarang ini terkadang membuat

masyarakat lupa diri dengan apa yang sudah diturunkan dari nenek moyang.

Kecanggihan juga dialami pada pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan

masyarakat sangat beragam. Pemenuhan kebutuhan ini masyarakat dituntut untuk

selalu mengikuti perkembangan zaman. Pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan

oleh masyarakat berupa fisik dan non fisik. Kebutuhan fisik berupa rumah, baju,

sekolah dan lainya sedangkan kebutuhan nonfisik berupa jasmani dan rohaninya.

Pemenuhan jasmani dan rohani yang ada pada manusia sering bergejolak seiring

dengan berkembang dan kebutuhan yang semakin banyak. Pemenuhan kebutuhan

masyarakat apabila tidak terpenuhi maka akan muncul konflik.

Soekanto (dalam Ahmadi, 2009: 281) konflik adalah proses individu atau

kelompok yang digunakan untuk mencapai tujuan serta menjatuhkan lawan

dengan berbagai macam cara. Proses sosial terajadi dalam kehidupan masyarakat

sebagai makhluk sosial. Konflik dapat dikategorikan ke dalam permasalahan

sosial, yang timbul karena perbedaan hingga pertentangan atas masing-masing

individu maupun kelompok. Konflik juga dapat berdampak pada kekerasan

apabila individu atau kelompok tidak bisa menahan emosinya. Konflik dapat

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

16

dihindari apabila satu sama lain saling menghormati. Lembaga sosial berperan

sebagai

Konflik yang muncul dalam masyarakat berasal dari dirinya sendiri maupun

dari luar masyarakat itu. Dari dalam dirinya sendiri berasal dari tegagangan-

tegagangan yang dialami masyarakat. Tegangan tersebut muncul apabila

masyarakat mengalami sebuah kejadian yang menyulitkanya. Konflik yang

berasal dari luar masyarakat berupa hasutan yang di terima masyarakat dari orang

lain. Sebenarnya orang lain memanfaatkan kondisi masyarakat tersebut untuk

kepentingannya. Kelemahan masyarakat terletak pada ketidak puasan dengan

yang dimiliki serta kurang percaya pada Tuhan.

Masyarakat selalu mengalami perubahan sosial baik pada nilai dan

strukturnya baik secara revolusioner maupun evolusioner (Susan, 2010:33).

Perubahan ini sering mengakibatkan perpecahan atau konflik perubahan ini

meliputi gerakan sosial seseorang. Gerakan sosial ini dipengaruhi oleh perbedaan

kepentingan atau tujuan seseorang.

Perbedaan kepentingan setiap masayarakat berbeda-beda. Munculnya

perbedaan didasari pemikiran setiap masyarakat beragam. Keberagaman sering

menjadi pemicu suatu konflik. Konflik sosial bukan hanya terjadi dengan

masayarakat lain, bisa saja terjadi pada pribadi atau pola pemikiran belum dewasa.

Pada dasarnya konflik dapat diredam apabila, setipa masyarakat dapat mengontrol

pola pemikiran serta emosi. Emosi sering tidak terkontrol saat terjadinya konflik

sehingga muncul berbagai dampak yang ditimbulkan. Bukan hanya perbedaan

kepentingan saja yang menimbulkan konflik, melainkan sebuah pengakuan atas

dirinya maupun kelompok untuk mencapai status sosial di masayarakat.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

17

Menurut Watkins ( dalam Candra, 1992:20) konflik terjadi apabila ada dua

pihak baik secara potensial masupun praktis, potensial yang berarti menghambat

sedangkan praktis berarti dengan mudah mewujudkan apapun. Perwujudan secara

muda ini memiliki arti apabila kedua belah pihak tidak dapat menghambat atau

tidak melihat orang lain sebagai hambatan, maka konflik tidak bisa terjadi. Kedua

konflik bisa terjadi bila ada suatu sasaran yang sama-sama dikejar oleh kedua

pihak namun hanya satu pihak yang mungkin akan mencapainya.

Menurut Hocker dan Wilmot (dalam Candra, 1992:15) mengungkapakan

berbagai macam pandangan mengenai konflik yang ada dalam bukunya berjudul

Interpersonal Conflict . Menurut keduanya konflik berhubungan dengan ganguan

stabilitas yang tidak adanya keselarasan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa konflik merupakan gangguan yang harus diselesaikan

secara cepat dan tidak boleh ditunda-tunda.

Berbagai pengertian konflik di atas juga selaras dengan pernyatan yang

diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2014: 122) mengungkapkan bahwa konflik

memiliki arti kejadian yang tergolong penting. Konflik ini bukan hanya terlihat

pada dunia nyata saja namun juga dapat dilihat di dalam sebuah karya sastra.

Sebuah karya sastra tidak bisa terlepas dari konflik, misalnya saja dalam cerita di

dalam novel. Konflik selalu muncul di dalam novel sebagai bumbu dari sebuah

karya sastra. Sebuah karya sastra tidak dapat terlepas dari konflik baik antar tokoh

atau dalam dirinya sendiri. Di dalam sebuah karya sastra yang diteksnaratifkan

harus memiliki konflik, apabila tidak terdapat maka cerita akan terlihat tenang dan

tak ada cerita yang yang berarti atupun menarik. Konflik pada dunia nyata

mungkin sering dihindari oleh manusia karena ingin hidup tenang, namun berbeda

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

18

dengan dunia fiksi semakin ia memiliki konflik maka akan digemari oleh

pembaca.

Sifat manusia yang pada dasarnya suka menggunjing dan berbicara

mengenai seseorang merupakan hal yang wajar di dunia nyata. Hal ini karena

antara satu dan lain orang memiliki perbedaan. Sebenarnya seseorang

membutuhkan cerita mengenai masalah hidup dan kehidupan manusia untuk

memenuhi kebutuhan batinnya. Kebutuhan batin ini perlu dimiliki untuk

memperkaya pengalaman jiwa seseorang. Pengarang yang memiliki sifat peka

terhadap kehidupan sekitarnya menyadari akan kebutuhan itu. Seorang pengarang

yang peka akan mudah menciptakan sebuah karya sastra dengan melihat

sekelilingnya. Seorang pengarang harus mampu memunculkan peristiwa-peristiwa

yang ditemuinya, peristiwa tersebut akan memunculkan konflik. Konflik yang

muncul disusul peristiwa akan menimbulkan peningkatan hingga pada puncaknya.

Konflik memiliki berbagai macam bentuk, bentuk konflik dapat berbeda-

beda sesuai dengan pendapat para ahli. Banyak bermunculan tokoh yang

mengungkapkan mengenai konflik. Salah satu orang tersebut adalah Soejono

Sokanto dan Ahmadi yang mengungkapkan pendapat mengenai konflik sosial.

2.4 Bentuk-bentuk Konflik

Konflik terjadi bilamana masyarakat tidak mampu untuk memenuhi

kebutuhannya. Kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat sangat beragam mulai

dari fisik maupun jamani rohani. Pemenuhan kebutuhan ini dibutuhkan

masyarakat agar tetap hidup dan mampu bersosialisasi dengan baik. Namun

demikian, bilamana masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhanya akan

timbul konflik. Konflik yang ditimbulkan berasal dari dalam maupun luar

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

19

masyarakat tersebut. Konflik itu sendiri memiliki bentuk-bentuk yang beragam

perlu diketahui. Menurut Ahmadi (dalam Mustamin, 2016:187) dilihat dari segi

bentuknya, konflik sosial mempunyai beberapa bentuk, antara lain sebagai

berikut:

2.4.1 Konflik Pribadi

Konflik pribadi yaitu pertentangan yang terjadi secara perseorangan

Ahmadi (dalam Mustamin, 2016:187). Konflik pribadi merupakan konflik yang

terjadi antar perorangan disebabkan oleh perbedaan pandangan mengenai suatu

masalah. Masalah yang timbul dalam konflik ini adalah masalah sosial. Masalah

sosial yaitu masalah yang ada disekitar individu tersebut. Masalah ini dapat

berakibat pada keberlangsungan sikap sosial individu tersebut terhadap

masyarakat maupun individu lainya. Tidak jarang terjadi permasalahan pada awal

perkenalan sudah menyimpan rasa ketidaksukaan. Apabila ketidaksukaan ini

berlangsung lama dan berkembang, maka timbulah rasa saling membenci. Pihak

yang terlibat akan berusaha memusnakan lawannya. Bentuk keidaksukaan dapat

berupa Maki-makian, penghinaan yang dilontarkan dan seterusnya sampai

mungkin timbul suatu perkelahian fisik. Apabila perkelahian dapat dilerai untuk

sementara, maka seolah-olah untuk seterusnya kedua-duanya tak mungkin

berhadapan muka lagi.

Konflik pribadi timbul atas dasar ketidak sukaan pada suatu hal yang ada

pada diri lawannya. Ketidak sukaan ini menimbulkan terjadinya berbagai macam

hal, misalnya prasangka. Prasangka nantinya akan menimbulkan kebencian.

Kebencian ini akan membawa perdebatan antara dua pihak yang merasa bahwa

dirinyalah yang paling benar satu sama lain. Perdebatan tidak akan bisa

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

20

terselesaikan apabila salah satu dari pihak tidak dapat menurunkan egonya. Ego

merupakan sifat yang sulit untuk dikontrol.

Konflik terjadi karena perbedaan pandangan antar individu atau masalah-

masalah yang muncul. Pandangan seseorang dengan yang lainya pastinya

berbeda-beda menurut pemikiran masing-masing. Hal tersebut tidak jarang

menimbulkan konflik yang mempertahankan pemikirannya sendiri. Konflik

pribadi sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Konflik pribadi juga timbul atas

dasar keegoisan manusia itu sendiri. Keegoisan muncul dalam diri seseorang

karena kecemburuan sosial anatar masyarakat. Kecemburuan berimbas pada

perilaku individu terhadap yang lain. Untuk mencegah kecemburuan ini perlu

adanya dukungan lembaga masyarakat yang berperan sebagai penengah. Bukan

hanya lembaga masyarakat saja melainkan perlunya menata pola pikir serta sikap

emosi seseorang.

Berpikir mengenai emosi merupakan bawaan sikap alam bawah sadar

seorang individu. Setiap individu memiliki pengontrolan emosi yang berbeda-

beda tergantung pada disendiri serta dorongan oranglain. Dorongan ini akan

membantu seseorang untuk berpikir positif tanpa memikirkan hal negatif. Konflik

pribadi dapat ditandai dengan adanya perbedaan pendapat, prasangka, ketidak

sukaan, kebencian, emosi serta ego.

2.4.2 Konflik Kelompok

Pertentangan yang terjadi secara kelompok seperti pertentangan antara

dua kelompok pelajar yang berbeda sekolah, antara kedua keseblasan sepak bola

dan lain-lain Ahmadi (dalam Mustamin, 2016:187). Konflik kelompok biasanya

dipicu oleh perbedaan kepentingan masing-masing kelompok. Konflik ini muncul

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

21

atas dasar persaingan antar kelompok untuk mendapatkan pengakuan di

masyarakat. Konflik juga dipicu oleh pemaksaan unsur-unsur tertentu,

diskriminasi terhadap hak-hak kelompok,dan tidak adanya toleransi antar

keberagaman.

Konflik kelompok terjadi misalnya dalam satu desa terdapat dua kubu atau

kelompok yaitu Utara dan Selatan. Konflik kelompok terdiri dari beberapa orang

yang memiliki pemikiran sama serta keinginan berkumpul untuk menyatukan visi-

misi. Konflik kelompok banyak terjadi pada sekumpulan yang ada di masyarakat

yang merasa bahwa dirinya memiliki kekuasaan. Konflik ini rawan memecahkan

memecahkan kelompok satu dan lainnya. Konflik kelompok memicu terjadinya

kekerasan yang akan berakibat fatal. Konflik hanya bisa diselesaikan apabila ada

penengah atau ada salah satu pihak menurunkan egonya untuk berdamai.

Konflik kelompok bukan hanya terjadi pada kelompok besar saja. Kelompok

kecil juga memungkinkan terjadinya konflik kelompok. Konflik kelompok di

dalam kelompok sendiri dapat terjadi karena ketidaknyamanan salah satu anggota

kelompok yang berakibat pada perpecahan kelompok tersebut. Konflik dari dalam

ini juga akan berakibat renggangnya anggota satu dan lainnya yang menyebabkan

perpecahan.

2.4.3 Konflik Rasial

Budaya yang bertabrakan antara satu sama lain menyebakan terjadinya

konflik ras. Konflik ras juga disebabkan oleh kepentingan yang berbeda. Konflik

ini terjadi karena perbedaan kepentingan antara satu orang dan lainnya berbeda.

Faktor budaya juga mempengaruhi konflik ini karena keberagaman budaya.

Kepentingan ini terkait dengan tujuan masing-masing individu. Konflik ras ini

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

22

sering terjadi di pedalaman karena minimnya pengetahuan sehingga berpikiran

sempit. Konflik juga menimbulkan perpecahan yang luas antar berbagai macam

ras.

Hidup bersama antar ras bukan jaminan bahwa yang terlihat merupakan

perdamaian. Kehidupan bersama ini rawan timbulnya konflik antar ras karena

pergeseran pemikiran. Terkadang yang terlihat baik belum tentu baik. Begitu pula

dengan ras ini, Indonesia yang kaya akan berbagai macam ras ini contohnya.

Sering terdengar berbagai gesekan atau pertengkaran baik hal kecil maupun besar.

Pertengkaran ini berujung pererangan untuk memperebutkan siapa yang layak

untuk tetap tinggal dan siapa yang akan pergi. Tidak jarang peperangan ini

menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.

Pencegahan permasalahn ini sering dilakukan tetapi tidak mengurangi

permusuhan ini. Kunci dari perbedaan yaitu toleransi antar sesama. Dimulai

dengan hal terkecil akan mengubah perbedaan menjadi persatuan.

2.4.4 Konflik Antarkelas Sosial

Konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di

antara kelas-kelas yang ada di masyarakat. Perbedaan status sangat berpengaruh

dalam munculnya konflik, ketimpangan sosial membuat masyarakat berselisih

antara kalangan atas dan bawah. Ketimpangan ini sering dimanfaakan oleh kedua

belah pihak. Kalangan atas akan selalu menindas kalangan kecil untuk mencapai

tujuannya. Lain halnya dengan kalangan bawah yang sering memanfaatkan

kalangan atas agar segala kebutuhanya dipenuhi.

Konflik ini terjadi disebagian kalangan bawah dan atas. Perbedaan antar

kelas ini sering memicu konflik yang penyelesaiannya tanpa ujung. Konflik antar

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

23

kelas sosial ini sering muncul di masyarakat, dominasi antara satu pihak membuat

pihak yang lain merasa tertindas. Tidak ada yang pasti bagaimana kedua kelas

sosial akan bersatu, karena semua tetap akan bergantung pada masing-masing

pihak.

2.4.5 Konflik Politik

Konflik ini terjadi dikanakan yang menyangkut baik golongan-golongan

dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat. Konflik ini

biasanya dilandasi oleh perbedaan kepentingan maupun ideologi kelompok

politik. Perpecahan yang ditimbulkan juga berdampak pada masyarakat umum

bukan hanya kalangan politik saja.

Politik ini menyangkut kepentingan kelompok yang besar, konflik ini

berdampak pada perpecahan suatu kelompok. Perbedaan kepentingan juga

berdampak pada konflik. Politik jika dilihat, bukan hanya pada partai politik besar

saja melainkan di hal yang terkecil juga dinamakan politik. Konflik politik terjadi

guna memperebutkan kekuasaan atau tahta yang lebih tinggi dari yang dimiliki

suatu kelompok politik.

2.4.6 Konflik Budaya

Konflik budaya, yaitu pertentangan yang terjadi didalam masyarakat

akibat perbedaan budaya seperti pertentang antara budaya timur dan budaya barat

Ahmadi (dalam Mustamin, 2016:187). Perbedaan budaya juga menimbulkan

adanya konflik. Perbedaan budaya muncul karena kurangnya toleransi atas

keragaman budaya yang ada di masyarakat.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

24

Perkembangan zaman yang semakin cepat juga mempengaruhi budaya.

Budaya juga mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan akan budaya

ini tidak dapat diterima oleh semua pihak. Sebagian pihak akan merasa bahwa

budaya lama harus dipertahankan sedangkan sebagian yang lainnya menerima

perubahan budaya yang ada. Perbedaan penerimaan ini menimbulkan konflik

yang luas. Konflik ini juga berakibat pada berbagai macam hal.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konflik

Konflik tidak akan mucul dengan sendirinya, pasti ada dorongan baik dari

dalam dirinya maupun yang ada dalam lingkungannya. Penyebab konflik muncul

dalam diri manusia beragam faktor yang mendasarinya. Namun terkadang faktor

yang menyebabkan munculnya koflik berasal dari luar diri atau eksternal.

Penyebab timbulnya konflik itu dikarenakan kurangnya kontrol sosial

yang masyarakat tidak diikuti dengan tindakan para penegak hukum sehingga

para pelanggar peraturan ini tidak akan merasakan ketakutan karena telah

memahami ketika melakukan peanggaran tidak akan mendapatkan.

Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik sosial snagta beragam, dan

telah dikemukakan oleh berbagai macam pendapat para ahli. Salah satu yang

mengungkapkan mengenai faktor tersebut adalah Soerkanto (2004: 99) sebagai

berikut :

2.5.1 Perbedaan Kebudayaan

Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak

semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap

baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya. Interaksi

sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

25

dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik. Pola

kebudayaan akan mempengaruhi pola pemikiran serta pendirian dari

kelompoknya ke kelompok yang lainnya.

Kebudayaan yang beragam memicu terjadinya konflik muncul karena

berbagai pandangan antara satu dan lainnya. Apabila ada kebudayaan baru

masyarakat mudah terpengaruh karena kurang pengetahuan. Seharusnya

perbedaan bukan menjadi pemisah tetapi perekat toleransi. Seperti yang sudah

dijelaskan bahwa apa yang terlihat bersama bukan berarti tanpa pertikaian.

Pertikaian bisa timbul dengan hal terkecil. Meskipun terlihat kecil namun

dampaknya sangat besar bagi semuanya. Sering terjadi kesalah pahaman

mengenai perbedaan budaya sehingga menimbulkan konflik.

2.5.2 Perbedaan Kepentingan

Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda

pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

Alam atau lingkungan geografis, Fisik, Kebiasaan ( dilarang dan tidak dilarang),

Kedaerahan, Sosial ( lapisan atas, menengah dan bawah), dan Bahasa.

Kepentingan memiliki sifat esensial yaitu kelangsungan hidup diri sendiri,

apabila individu mampu memenuhi kebutuhannya. Kepentingan ini dapat terlihat

baik secara fisik maupun batin. Misalnya saja secara batin dalam bentuk perhatian

maupun kasih sayang. Sedangkan secara fisik bisa dalam bentuk membantu orang

lain atau mendapatkan sebuah prestasi. Semua hal yang telah disebutkan

merupakan kepentingan individu. Hal ini berbeda dengan kepentingan kelompok

yang harus mengacu pada ideologi kelompok tersebut. Setiap kepentingan banyak

memiliki dampak baik positif maupun negatif.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

26

2.5.3 Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat.

perubahan juga merusak tatanan yang sudah ada di mayarakat. Perubahan dapat

mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya

terjadilah konflik. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara

keinginan individu dengan masyarakat. Perubahan baik lambat maupun cepat

akan terjadi seiring denga perkembangannya. Perubahan yang terjadi pada suatu

lembaga kemasyarakat akan diikuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga

sosial. Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disorganisasi yang

bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri. Perubahan sosial

terjadi dalam fisik maupun non fisik karena kedua memiliki hubungan timbal

balik.

Perubahasn sosial terpengaruh oleh pola struktural serta proses sosialisasi

antara anggota kelompok maupun anggota baru atau masyarakat pendatang.

Struktur sosial menjangkau keluar dari kelompok tersebut.

2.6 Dampak Konflik Sosial

Suatu peristiwa yang terjadi pasti menimbulkan dampak atau akibat.

Dampak ini dapat bersifat sempit maupun luas. Dari segi sempit adalah dirinya

sendiri serta orang-orang disekitarnya. Selain itu disegi luas adalah masyarakat

luas yang tidak mengerti akan permasalahan ini namun diikut sertakan dalam

permasalahan yang dihadapi. Dampak dari konflik dapat menimbulkan hal yang

positif maupun negatif. Kedua hal ini tidak dapat dihindari dari suatu konflik.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

27

Menurut Soekanto (2004, 103) dampak sebuah konflik terbagi menjadi

lima hal. Secara Soekanto lebih jelas tidak membedakan dampak kedalam hal

positif maupun negatif.

2.6.1 Tambahnya Solidaritas In-group

Bertambahnya solidaritas dalam suatu kelompok menandakan bahwa

hal tersebut bersifat postif. Hal positif ini membawa kerjasama yang kuat antara

anggota kelompok. Kerjasama yang dibangun akan mempererat suatu hubungan.

Konflik yang terjadi akan membuka pikiran seseorang atau kelompok untuk

menentukan pilihan untuk terlibat dalam konflik atau tidak. Pilihan ini akan

menentukan apakah sesorang itu memiliki solidaritas yang tinggi atau tidak.

Grup atau kelompok akan kokoh apabila anggotanya memiliki sikap

solidaritas antar sesama. Terkadang anggota memiliki ikatan yang kuat, apabila

satu ada masalah maka anggota yang lain akan membantu sampai selesai. Ikatan

ini terbangun seiring dengan kebersamaan yang telah dilalui bersama.

2.6.2 Pertentangan Antara Golongan-golongan terjadi dalam Satu

Kelompok Tertentu

Sebuah kelompok akan bertahan lama apabila satu sama lain saling

terikat. Anggota kelompok akan memiliki jiwa solidaritas yang tinggi saat

anggota yang lain bermaslaah. Kepedulian satu sama lain anggota dibangun dari

awal sebuah kelompok. Menyatukan visi misi untuk bersatu dalam keadaan

apapun.

Keadaan ini akan berbanding terbalik apabila salah satu anggota sudah

tidak merasa satu visi misi lagi. Anggota tersebut akan berdampak pada

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

28

kehancuran suatu kelompok. Tidak jarang anggota yang bermasalah tersebut akan

melakukan suatu hal yang akan merugikan anggota yang lain. Selain itu status

kelompok juga akan diragukan oleh kelompok yang lainnya.

2.6.3 Perubahan Kepribadian Antarindividu

Pertentangan yang berlangsung dalam kelompok atau antar kelompok

selalu ada orang yang menaruh simpati pada kedua belah pihak. Manusia

memiliki sifat simpati yakni merasa kasihan pada suatu hal atau manusia lainnya.

Perasaan ini terlepas dari suatu kelompok tersebut. Tidak dipungkiri ada

kelompok yang merasa dirinya benar dan yang lain salah. Sebaliknya kelompok

tersebut jelasa salah tapi merasa benar. Terkadang ada anggota yang merasa

bahwa dirinya tidak sanggup untuk berada dalam situasi tersebut.

Situasi ini membuat pribadi seseorang tertekan sehingga tidak

memperhatikan kondisinya. Individu saat tertekan dapat bertahan atau mundur

dalam situasi tersebut. Semua keputusan memiliki konsekuensi tersendiri. Apabila

bertahan individu dianggap memiliki solidaritas pada kelompoknya. Sebaliknya

apabila menyerah individu akan mendapatkan sebuah perilaku atau tindakan yang

kurang pantas dari kelompoknya. Individu yang memilih untuk mundur berarti

ingin memperbaiki serta berjalan di jalan benar.

2.6.4 Hancurnya Harta Benda dan Jatuhnya Korban

Hal negatif yang terjadi saat berkonflik yaitu hilangnya harta serta

memakan korban jiwa. Konflik antar dua pihak tidak akan memikirkan benar atau

salah. Meraka akan berkonflik sampai mendapatkan kedudukan atau status yang

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Intrinsikeprints.umm.ac.id/38806/3/BAB II.pdf · 2.1 Unsur Intrinsik Unsur-unsur pembangun sebuah novel banyak namun yang menjadi garis besarnya yaitu

29

dinginkan. Berbagai macam cara dilakukan untuk mendapatkan apa yang

dinginkan baik dengan sikap sportif maupun dengan kekerasan.

Kekerasan saat berkonflik akan menimbulkan kornban jiwa. Korban jiwa

yang berkonflik tidak dapat dikatakan sedikit. Kelompok yang satu dan lainnya

akan mempersiapkan sebuah startegi agar kelomponya yang berjaya. Namun, hal

ini berbanding terbalik dengan anggota yang meninggal. Anggota yang berkonflik

memiliki tekat untuk mempertahankan kelompoknya tanpa memikirkan dirinya

sendiri.

2.6.5 Akomodasi, Dominasi, dan Takluknya Salah Satu Pihak

Kelompok dianggap seimbang apabila menimbulkan akomodasi. Ketidak

seimbangan atara kedua belah pihak akan menimbulkan dominasi salah satu

pihak. Selain itu pihak yang kalah juga akan takluk dan tunduk dengan pemenag.

Keseimbangan suatu kelompok ini terlihat dari kekuatan serta anggota yang

memiliki kompeten. Sehingga saat berkonflik keduanya berimbang tidak ada yang

kalah atau menang.

Dominasi ini berbeda dengan seimbang apabila seimbang tidak ada yang

kalah dan menang. Dominasi akan satu kelompok akan mempengaruhi kelompok

yang lain. Kelompok yang mendominasi akan menekan lawannya dengan strategi

yang telah dibuat. Strategi ini akan membuat lawan menjadi tidak peracaya akan

kekuatan kelompoknya. Adanya dominasi di salah satu pihak akan memunculkan

kelompok yang kalah. Kelompok ini secara otomatis akan tunduk pada lawannya.