Upload
jennifer-lloyd
View
18
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
motorik halus
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah
1. Pengertian
Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih (Harlimsyah, 2008). Menurut Nursalam (2005)
perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak untuk mengamati sesuatu
dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-
otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak
tenaga.
Menurut Widodo (2008) perkembangan motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan
suatu kegiatan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
dan otak untuk melakukan suatu kegiatan yang memerlukan koordinasi yang
cermat dan tidak memerlukan banyak tenaga serta dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih.
2. Tahap-tahap Perkembangan Anak Prasekolah
Walaupun terdapat variasi yang sangat besar, akan tetapi setiap anak akan
melalui tahapan dari perkembangannya dan setiap tahapan mempunyai ciri-ciri
tersendiri (Nursalam, 2005). Menurut Celicy (2002) umur anak prasekolah masuk
dalam rentang antara 3-6 tahun. Perkembangan anak pada usia prasekolah yaitu :
a. Perkembangan Psikoseksual (Tahap Falik)
Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund
Freud dalam Wong (2000) psikoseksual merupakan proses perkembangan anak
dengan pertambahan kemampuan fungsi struktur dan kejiwaan yang dapat
menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan untuk
menjadi dewasa. Pada masa kanak-kanak menduga bagian tubuh paling baik
untuk psikologi yang diartikan sebagai tekanan baru dan konflik baru yang
berangsur-angsur berubah dari satu tahap ke tahap berikutnya. Anak prasekolah
menurut Freud masuk dalam tahap falik. Adapun karakteristik tahap falik
adalah :
1) Fokus tubuh : Genital
2) Tugas perkembangan : peningkatan kesadarannya akan organ seks dan
minatnya terhadap seksualitas.
3) Krisis perkembangan : Oedipus dan Elektra kompleks, ketakutan atas
kastrasi, ketakutan akan adanya gangguan pada tubuh, perkembangan
prasyarat untuk identitas laki-laki atau perempuan, identifikasi orang tua dari
jenis kelamin yang sama(pada keluarga dengan hanya satu orang tua,
pemecahan krisis selama krisis ini mungkin lebih sulit).
4) Keterampilan koping umum : pembentukan reaksi, transisi dari perasaan
negatif terhadap orang tua dan jenis kelamin yang berbeda menjadi perasaan
positif, masturbasi selama masa stres dan isolasi.
5) Temperamen : sedikit banyaknya kecemburuan dan perilaku bervariasi sesuai
pengalaman anak di masa lalu dan lingkungan keluarga.
6) Bermain : permainan dramatis, yaitu anak-anak memerankan peran orang tua
dan peran jenis kelamin yang sama.
b. Perkembangan psikososial (Inisiatif vs Rasa Bersalah)
Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukakan olek Erikson
dalam Wong (2000) yang menyatakan bahwa anak dalam perkembangannya
selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Setiap tahap psikososial memiliki
dua komponen, aspek yang baik dan yang tidak baik dari konflik inti, dan
kemajuan ke tahap berikutnya tergantung pada resolusi atas konflik tersebut.
Anak prasekolah termasuk tahap inisiatif vs rasa bersalah. Adapun karakteristik
dari tahap inisiatif vs rasa bersalah adalah :
1) Tugas perkembangan : perkembangan hati nurani, peningkatan kesadaran
akan diri dan kemampuan berfungsi dalam dunia.
2) Krisis perkembangan : memperagakan peran seks yang sesuai, memepelajari
benar dan salah.
3) Keterampilan koping umum : Keterampilan pemecahan awal, penolakan
(penyangkalan), pembentukan reaksi, somatisasi (umumnya dalam sistem
gastrointestinal), regresi, pemindahan, proyeksi, dan fantasi.
4) Bermain : anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan
eksperimentasi, dengan keterampilan baru dan permainan, peningkatan
aktivitas bermain, yaitu anak dapat mengendalikan dan menggunakan
dirinya sendiri.
5) Peran orang tua : supervisi dan pengarahan diterima oleh anak yang berusia
5 tahun , orang tua adalah model peran bagi anak prasekolah dan sikap
orang tua tersebut mempunyai pengaruh yang lebih besar pada perilaku dan
sikap anak.
6) Rencana : untuk memeberi aktivitas permainan yang sesuai dan kesempatan
merawat diri.
c. Perkembangan Kepercayaan (Tahap Intuitif – Projektif)
1) Praktik keagamaan,perhiasan kecil dan simbol mulai memiliki arti praktis
bagi anak prasekolah.
2) Tuhan dilihat dalam istilah manusia
3) Tuhan dipahami sebagai bagian dari alam, seperti halnya pohon, bunga, dan
sungai.
4) Kejahatan dapat dibanyangkan dengan istilah menyeramkan seperti monster
atau setan.
d. Perkembangan kognitif (Tahap Praoperasional)
Perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Piaget dalam Wong
(2000) anak berkembangan dari perilaku sensorimotor sebagai alat
pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentukan pikiran
simbolik. Anak prasekolah termasuk tahap praoperasional. Adapun karakteristik
tahap praoperasional adalah :
1) Mengembangkan kemampuan untuk memebentuk representasi mental
terhadap objek dan orang
2) Mengembangkan konsep waktu
3) Memiliki perspektif egosentris, memeberi arti sendiri untuk realitas
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal anak yang satu dengan anak yang lain pada akhirnya tidak selalu
sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Ada beberapa faktor yang dapat diuraikan yang secara khusus dan
langsung berpengaruh terhadap perkembangan menurut Alimul Hidayat (2006) adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal
a) Faktor Keturunan atau Genetik
Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti bentuk
konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor hereditas akan
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tulang, alat
seksual serta saraf. Sehingga merupakan hasil akhir proses tumbang.
Walaupun konstitusi seseorang ditentukan oleh bakat, namun faktor
lingkungan memberi pengaruh dan sudah mulai sejak konsepsi, dalam
perkembangan embrional intra uterin dan seterusnya. Gangguan
pertumbuhan selain dipengaruhi oleh genetik juga dipengaruhi oleh
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang
optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak
sebelum mencapai usia balita.
Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebakan oleh kelainan
kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dan lain lain.
b) Faktor Hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh adalah hormon pertumbuhan (growth hormone) yang
merangsang epifise dari pusat tulang paling panjang, tanpa GH anak akan
tumbuh dengan lambat dan kematangan seksualnya terhambat. Pada keadaan
hipopituitarisme terjadi gejala-gejala anak tumbuh pendek, anak genetalia
kecil, umur tulang melambat, dan hipoglikemia berat, hiperpituitari, kelainan
yang timbul yaitu akromegali yang disebabkan oleh hipersekresi GH,
pertumbuhan linear, gigantisme, serta hormon kelenjar tiroid yang
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturitas tulang, gigi, dan otak.
2. Faktor Eksternal
a) Gizi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir
rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping
itu dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada
bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan
sebagainaya. Kecukupan nutisi yang esensial baik kualitas maupun kuantitas
sangat penting untuk pertumbuhan normal. Pada malnutrisi protein kalori
yang berat terjadi kelambatan pertumbuhan tulang dan maturasi serta
pubertas. Banyak zat atau unsur penting untuk pertumbuhan, yaitu yodium,
kalsium, fosfor, magnesium, besi, fluor, vitamin A, B12, C dan D dapat
mempengarui pertumbuhan anak.
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang paling mementukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainyainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-
sosial” yang mempengarui individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya.
c) Budaya Lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini masyarakat, dapat mempengarui
tumbuh kembang anak dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup
sehat. Sebagai contoh, anak dalam usia tumbuh kembang membutuhkan
makanan yang bergizi, namun karena adanya adat dan budaya tertentu
dilarang makan makanan tertentu, padahal makanan tersebut dibutuhkan
untuk perbaikan gizi. Hal ini tentu akan mengganggu masa tumbuh
kembang. Contoh yang lain adalah perbedaan budaya kota dan kehidupan
desa dalam waktu tidur. Di kota karena banyak hiburan dan saluran TV
sampai malam, anak mungkin terbiasa tidur larut malam. Kebiasaan ini
kemungkinan besar akan memepengaruhi tumbuh kembang.
d) Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan stautus sosial ekonomi
tinggi cenderung lebih dapat terpenuhi kebutuhan gizinya dibandingkan
dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan sosial ekonomi
yang rendah. Status pendidikan keluarga juga menjadi salah satu faktor
tumbuh kembang anak. Keluarga dengan tingkat pendidikan rendah biasanya
sulit menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan sulit diyakinkan
pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan lain yang
menunjang tumbuh kembang anak.
e) Iklim / Cuaca
Iklim atau cuaca juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, pada
musim tertentu makanan bergizi dapat dengan mudah diperoleh, atau
sebaliknya justru menjadi sulit diperoleh. Misalnya pada musim kemarau,
sumber makanan atau hasil panen sebagai faktor pemenuhan gizi anak
menjadi terbatas karena berkurangnya kadar air dalam tanah.
f) Olahraga / Latihan Fisik
Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena
meningkatkan sirkulasi darah karena pasokan oksigen ke seluruh tubuh
menjadi teratur. Hal ini selanjutnya dapat meingkatkan stimulasi
perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Dari sisi aspek sosial, anak dapat
berinteraksi dengan teman-teman sesuai dengan jenis olahraga yang ditekuni.
g) Posisi Anak dalam Keluarga
Posisi anak dalam keluarga dapat mempengarui tumbuh kembangnya.
Pada anak pertama atau tunggal, secara umum kemampuan intelektualnya
lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan
orang dewasa. Namun, keterampilan motoriknya kadang-kadang terlambat
karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara kandungnya.
Sedangkan pada anak keduanya atau anak yang berada ditengah,
kepercayaan diri orang tuanya sudah merasa biasa merawat anak akan
membuat anak lebih cepat dan mudah beradaptasi, namun perkembangan
intelektualnya mereka mungkin tidak sebaik anak pertama. Meskipun
demikian, kecenderungan tersebut juga tergantung pada keluarga.
h) Status Kesehatan
Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh
kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan
kurang baik akan terjadi perlambatan. Sebagi contoh pada saat anak
seharusnya mencapai puncak dalam tumbuh kembang namun mengalami
penyakit kronis, maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam
tumbuh kembang tersebut akan mengalami hambatan. Beberapa kondisi yang
dapat mempengruhi tumbuh kembang anak adalah adanya kelainan
perkembangan fisik atau disebut cacat fisik (sumbing, juling, kaki bengkok,
dan lain-lain), adanya kelainan dalam perkembngan saraf seperti gangguan
motorik, gangguan wicara, gangguan personal sosial, adanya kelainan
perkembangan mental seperti retardasi mental adanya kelainan
perkembangan perilaku seperti hiperaktif, gangguan belajar, depresi, dan
lain-lain.
4. Kemampuan Motorik Halus Anak Prasekolah
Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan
yang berbeda, maka pencapaian kemampuan perkembangan anak juga berbeda,
tetapi setiap anak pasti akan melalui semua tahapan sesuai dengan usia. Menurut
Celicy (2002) kemampuan motorik halus anak usia prasekolah yaitu :
a. Usia 3 tahun
Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk
memasang manik-manik besar, melukis tanda silang, berpakaian dan membuka
pakaian sendiri, dan melambaikan tangan, menyusun 10 balok tanpa jatuh,
meniru garis vertikal, menyusun menara dari 8 kubus, menggoyangkan ibu jari.
b. Usia 4 tahun
Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk
menggunakan gunting, menggunting sederhana, menggambar bujur sangkar.
c. Usia 5 tahun
Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk
memukul paku dengan palu, mengikat tali sepatu, menulis beberapa huruf
alphabet, dan menulis nama.
d. Usia 6 tahun
Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk
menggunakan garpu, menggunakan sendok, menggunakan pisau, pergi tidur
tanpa bantuan, membuat sesuatu dari lilin/tanah liat.
5. Pemantauan Perkembangan Motorik Halus Anak
Pemantauan perkembangan motorik halus anak adalah penting untuk
mempengaruhi penyimpangan secara dini sehingga upaya pencegahan, upaya
stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan dalam pelayanan kesehatan
anak. Upaya tersebut dilakukan sesuai umur perkembangan anak sehingga dapat
tercapai kondisi optimal. Pada umumnya terdapat pola-pola tertentu dalam
perkembangan anak, namun pada hakikatnya perkembangan pada masing-masing
anak adalah unik dan bersifat individu, akibatnya tidak mungkin untuk mengukur
perkembangan anak secara keseluruhan yang dapat diukur hanyalah gejala / tanda-
tanda tertentu dari perkembangan tersebut atau secara umum (Sacharin, 1996).
Kegiatan pemantauan perkembangan motorik halus anak dapat dilakukan di
pusat pelayanan kesehatan, posyandu dan lingkungan keluarga. Pemantauan yang
dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan misalnya menggunakan skrining
perkembangan menurut Denver II ( Denver Developmental Screening Test /
DDST). Pemantauan yang dilakukan di Posyandu dan lingkungan keluarga
misalnya dengan menggunakan kartu perkembangan anak, dan menggunakan bina
keluarga balita.
B. Komunikasi dalam Keluarga
1. Komunikasi
a. Pengertian
Konsep komunikasi, para ahli mempunyai definisi yang berbeda-beda,
mereka menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi yang tampaknya
mendapat penekanan terbesar dalam topikal. Barelson dalam Mulyana (2004)
mendefinisikan komunikasi adalah penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain.
Menurut Johnson dalam Arwani (2002) komunikasi memfokuskan pada
unsur penyampaian, mereka menyampaikan bahwa komunikasi merupakan
kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu
dipahami bersama oleh pihak-pihak yang ikut terlibat dalam suatu kegiatan
komunikasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan simbol-
simbol atau lambang-lambang dari seorang pengirim (komunikator) kepada
penerima (komunikan).
2. Proses Komunikasi
Dalam komunikasi ada lima komponen yaitu sumber, komunikator,
pernyataan/media/pesan, komunikan, dan tujuan. Komponen-komponen tersebut
dalam hubungannya dengan penyampaian informasi dalam keluarga menurut
Wakipedia Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Komunikator, orang yang menyampaikan informasi atau pesan kepada orang
lain.
b) Komunikan, sebagai individu atau kelompok yang menerima informasi atau
pesan dalam proses komunikasi.
c) Pesan adalah gagasan, fakta, pendapat, dan sebagainya yang sudah
dirumuskan dalam suatu bentuk, dan disampaikan kepada komunikan
melalui lambang.
3. Komponen dalam Komunikasi
Berdasarkan pengertian komunikasi di atas, ditemukan sejumlah komponen
komunikasi yang menjadi unsur-unsur utama terjadinya proses komunikasi,
menurut Mulyana (2004) unsur-unsur komunikasi,yaitu :
a) Komunikator adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi, prakarsa
timbul karena jabatan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
b) Pesan yang disampaikan berupa ide, pendapat, pikiran, daan saran.
c) Saluran komunikasi adalah segala sarana yang dipergunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pada pihak
lain. Dengan demikian saluran komunikasi itu berbentuk panca indera
manusia maupun alat teknologi yang dibuat oleh manusia.
d) Komunikan adalah orang yang menjadi objek dari komunikasi, pihak yang
menerima berita atau pesan dari komunikator.
e) Umpan balik adalah respon atau tanggapan dari komunikan kepada
komunikator.
Menurut Potter dan Perry (2005), terdapat beberapa hambatan dalam
komunikasi, yaitu adanya keterbatasan waktu, jarak psikolagi, adanya evaluasi
terlalu dini, lingkungan yang tidak mendukung, keadaan komunikator, dan
keadaan penerima.
Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi adalah masalah
kualitas komunikasi. Hal ini penting karena dengan kualitas komunikasi yang
baik maka pesan yang ingin disampaikan dapat tepat guna dan tepat sasaran.
Hubungan antara orang tua dengan anak ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain : jenis kelamin, kelas sosial, lama pernikahan, kesepakatan
kedua orang tua dan persamaan budaya dalam perkawinan (Sulaiman dalam
Ihromi, 1999).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kemampuan komunikasi dalam keluarga adalah sangat penting karena dengan
komunikasi yang tepat akan menjadi interaksi dua arah yang positif sehingga
mendorong kemajuan dalam perkembangan anak.
4. Tehnik Komunikasi dalam Keluarga
Komunikasi dalam keluarga dibagi mrnjadi dua tehnik yaitu vebal dan non
verbal. Wong (2000) komunikasi verbal adalah kegiatan komunikasi antara
individu atau kelompok yang menggunakan bahasa sebagai alat perhubungan,
non verbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak-gerik, gambar,
lambang, dan sebagainya. Menurut Friedman (1998) komunikasi dalam keluarga
dibagi menjadi dua tehnik, yaitu :
1) Komunikasi Fungsional
Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci bagi sebuah keluarga
yang berhasil dan sehat, transmisi langsung dan penyambutan terhadap pesan,
komunikasi yang positif adalah mencocokkan arti, mencapai konsistensi dan
mencapai kesesuaian antara pesaan yang diterima dan diharapkan.
Komunikasi fungsional dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Pengirim Fungsional
Sarif dalam Friedman (1998) menyatakan bahwa pengirim yang
berkomunikasi dalam suatu acara fungsional dapat :
1. Secara tegas menyatakan masalah / kasusnya
2. Meminta umpan balik
3. Bersikap menerima umpan balik ketika mendapatkannya.
b) Penerima Fungsional
Orang yang menerima pesan harus mampu membuat kajian yang akurat
terhadap maksud dari pesan. Setiap tehnik komunikasi yang dibahas di
bawah ini penerima memahami dan memberikan respon kepada pesan
pengirim secara lebih penuh. Penerima komunikasi dalam suatu cara
fungsional dapat :
1. Mendengar
2. Umpan balik
3. Validasi
2) Komunikasi Disfungsional
Komunikasi disfungsional dapat didefinisikan sebagai pengirim
(transmisi) dan penerima isi dan instruksi / perintah dari pesan yang tidak
jelas / tidak langsung dan atau ketidaksepadaan antara tingkat isi dan perintah
dari pesan. Komunikasi disfungsional dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Pengirim Disfungsional
Komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional sering kali tidak
efektif, komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional bersifat
defensif secara pasif maupun aktif seringkali menghapuskan kemungkinan
untuk mencari umpan balik yang jelas. Komunikasi yang tidak jelas dari
pengirim terdiri dari lima komponen, yaitu asumsi-asumsi, ungkapan
perasaan yang tidak jelas, ekspresi yang menghakimi, ketidakmampuan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, komunikasi yang tidak cocok.
b) Penerima Disfungsional
Jika penerimanya tidak berfungsi maka akan terjadi kegagalan komunikasi
karena pesan tidak diterima sebagaimana diharapkan. Mengingat
kegagalan penerima mendengar, menggunakan diskualifikasi, memberi
respon secara efensif, gagal menggali pesan pengirim, gagal memvalidasi
pesan.
5. Tehnik komunikasi dengan anak
Tehnik komunikasi dengan anak dapat diidentifikasi berdasarkan cara pesan
yang disampaikan, apakah disampaikan secara langsung atau melalui media
tertentu. Sejumlah tehnik mendorong keluarga untuk menyatakan pemikiran
mereka dan merasakan petunjuk dan cara confrontasi. Ada beberapa tehnik yang
secara khusus dan langsung mempengaruhi komunikasi dengan anak menurut
Wong (2000) adalah sebagai berikut :
a) Verbal
Komunikasi verbal adalah kegiatan komunikasi antara individu atau
kelompok yang menggunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Adapun
tehnik komunikasi dengan anak secara verbal adalah :
1. Bercerita
Penggunaan bahasa pada anak untuk kemungkinan masuk ke dalam atau
pemikiran mereka sementara melewati batas larangan atau ketakutan. Cara
yang paling sederhana adalah menanyakan kepada anak untuk
membeberkan sebuah cerita tentang suatu kejadian seperti “Kejadian
dirumah sakit”.
2. Mimpi
Mimpi sering melahirkan maksud yang tidak terbatas dan penekanan
kembali tentang tentang pemikiran dan perasaan. Meminta anak untuk
mengatakan tentang mimpi dan mimpi buruk mengkaji bersama anak
tentang maksud mimpi yang dialami anak didorong untuk menyelidiki
situasi potensial dan mempertimbangkan hal berbeda dalam memecahkan
masalah pilihan.
3. Permainan Standar
Menggunakan beberapa bentuk ukuran standar (angka-angka, sedih ke
wajah bahagia) untuk menstandarkan suatu kejadian atau perasaan.
Contoh : Bertanya pada anak dari kegiatan yang tidak cocok mereka
lakukan bagaimana mereka merasakan, bertanya bagaimana hari-hari yang
telah mereka lalui, pada skala 1 sampai 10, dengan 10 adalah nilai
terbesar.
4. Permaianan Menggabungkan Kata
Kemudahan penetapan kata kunci dan meminta anak untuk mengatakan
kata pertama yang mereka pikirkan dari awal mereka mendengarkan kata
tersebut. Dimulai dengan kata yang netral dan kemudian memperkenalkan
pada hasil kata-kata yang lebih menarik.
5. Memudahkan Tanggapan
mengemas secara hati-hati pendengaran dan tanggapan kepada anak
perasaan dan maksud dari pernyataan mereka. Tanggapan adalah empati
dan bukan keputusan dan mengkui perasaan-perasaan perorangan.
6. Tehnik Orang Ketiga
Melibatkan ungkapan rasa dalam bentuk orang ketiga (ia, dia , mereka)
adalah tanpa resiko daripada pertanyaan anak secara langsung bagaimana
mereka merasa, sebab hal itu memberi mereka suatu kesempatan untuk
setuju atau tidak setuju tanpa harus mempertimbangkan.
b) Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak-
gerik, gambar, lambang, dan sebagainya. Adapun tehnik komunikasi dengan
anak secara nonverbal adalah :
1. Menulis
Menulis adalah pendekatan tehnik komunikasi alternatif untuk anak yang
lebih tua dan dewasa. Misalnya menulis perasaan-perasaan yang sulit
untuk diekspresikan, menulis surat yang tidak pernah dikirimkan.
2. Menggambar
Gambar adalah salah satu dari bentuk yang paling berharga dari
komunikasi, diantara nonverbal (dari melihat sebuah gambar) dan verbal
(dari cerita anak pada gambar). Dari sebuah gambar anak
menginformasikan tentang kesesuaian hebat tentang mereka sebab mereka
memproyeksikannya dari dalam hati mereka. Secara spontan gambar
memberikan keberanian kepada anak suatu variasi seni tambahan
memberikan kesempatan mereka untuk menggambar dan secara langsung
memberikan lebih banyak arahan khusus, seperti menggambar seseorang
atau benda.
3. Magic
Magic menggunakan trik sederhana untuk membantu menetapkan
hubungan dengan anak. Keberanian pelaksanaan dengan pengaruh
kesehatan dan melengkapi kebingungan yang efektif selama sakit
berlangsung. Walaupun bagaimana perkataan magician bukan tanggapan
verbal dari anak adalah diinginkan.
4. Permainan
Permainan adalah bahasa umum dan pekerjaan bagi anak-anak.
Menyatakan kesesuaian tentang anak sebab hal tersebut proyek (gagasan
pekerjaan) yang berasal dari dalam diri mereka sendiri lewat kegiatannya.
Bermain spontan mendorong anak untuk memberikan variasi permainan
dan bermain langsung mengemas arahan langsung yang lebih spesifik,
seperti perlengkapan alat-alat permainan.
6. Komunikasi yang Efektif dalam Keluarga
Menurut Stephen Covey (2008) agar di dalam keluarga komunikasi bisa
efektif dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
a) Respek
Komunikasi harus diawali dengan saling menghargai. Adanya penghargaan
akan menimbulkan kesan yang sama (feedback) dari si penerima pesan.
b) Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan
situasi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah
kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan
dimengerti orang lain.
c) Audibel
Audibel berarti “ dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik.
Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa
diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang
baik, kata-kata yang sopan, atau cara merujuk, termasuk ke dalam
komunikasi yang audible ini.
d) Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan
banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika
berkomunikasi dengan anak, orang tua harus berusaha agar pesan yang
disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satunya adalah berbicara sesuai
dengan bahasa yang mereka pahami ( melihat tingkatan usia )
e) Rendah Hati
Sikap rendah hati mengandung makna saling menghargai, tidak memandang
rendah, lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri.
7. Komunikasi yang Berhasil
Ketercapaian komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi, keberhasilan
itu tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut : komunikator, pesan yang
disampaikan, komunikan, konteks, system penyampaian ( Bahri, 2004). Supaya
komunikasi berhasil mencapai tujuan, pesan yang dikirim oleh sumber haruslah
dirumuskan sesuai kemampuan sasaran mentafsirkannya. Artinya agar sasaran
bisa mentafsirkan pesan tersebut seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan,
sehingga pesan tidak berubah maknanya. Jadi didalam komunikasi dikatakan
bahwa komunikasi akan berhasil, yaitu pesan yang dikirim oleh sumber pesan
dan sasaran. Kesamaan bisa dalam arti kesamaan pengalaman, kesamaan
pengertian, dan sebagainya.
C. Hubungan Antara Komunikasi dalam Keluarga dengan Perkembangan Motorik
Halus
Proses komunikasi dalam keluarga adalah proses penyampaian informasi
melalui simbol-simbol atau lambang-lambang dari orang tua kepada anak. Jadi bila
di dalam keluarga terdapat komunikasi secara timbal balik antara anak dan orang tua
akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tua
sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dalam perkembangan
motorik halus dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan
kepercayaan antara orang tua dan anak. Lingkungan keluarga merupakan suatu
situasi yang paling utama dan pertama sebagai pelaku aktif dalam perkembangan
motorik halus anak. Keruwetan dalam keluarga misalnya tidak hanya hasil dari
kemiskinan tetapi juga timbul apabila para orang tua professional dengan kehidupan
yang serba sibuk tidak memiliki waktu luang untuk banyak bergaul/berkomunikasi
dengan anak, sehingga kekecewaan-kekecewaan yang menumpuk dari interaksi
orang tua dengan anak yang seperti itu bisa menghalangi maksud baik orang tua
untuk menolong anak-anak untuk mencapai perkembangan motorik halus yang
optimal (Nursalam, 2005).
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa perkembangan motorik halus anak
dipengaruhi oleh adanya komunikasi antar anggota keluarga baik ayah, ibu, maupun
anak-anaknya.
C. Kerangka Teori
Faktor Intern : 1. Genetik 2. Hormon
Faktor Ekstern :
1. Nutrisi 2. Sosial - Ekonomi 3. Budaya 4. Lingkungan 5. Iklim / Cuaca 6. Kondisi fisik 7. posisi anak dlm keluarga 8. Kesehatan
Perkembangan Motorik Halus
Anak Komunikasi
dalam Keluarga
Gambar 1.2 Kerangka Teori
Sumber : (Friedman, 1998 dan Hidayat A., 2006)
D. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependen
Komunikasi dalam Keluarga
PerkembanganMotorik Halus Anak Usia Prasekolah
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
E. Variabel
1. Variabel Independent (Bebas)
Komunikasi dalam Keluarga
2. Variabel Dependent (Terikat)
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah
F. Hipotesis
Hipotesis (Ha) dalam penelitian ini adalah : “ Ada hubungan komunikasi dalam
keluarga dengan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di Wonorejo
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak “.