21
7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH Dalam bab ini akan diungkap pemahaman teori ataupun literatur yang berkaitan dengan Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah, serta pemahaman terhadap proyek sejenis serta spesifikasi umum. 2.1 Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah menjelaskan mengenai hal – hal yang terkait dengan pengertian judul serta pembahasan masing–masing. a. Pengertian Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini akan dibagi berdasarkan pengertian tiap katanya tempat penitipan menurut Poerwadarminta (1972) merupakan tempat dimana seseorang dapat menitipkan sesuatu dalam jangka waktu yang ditentukan dan memerlukan biaya untuk penitipan tersebut. Perawatan menurut Gupte Suraj (2004) merupakan suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga sesuatu dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar mendapat suatu keadaan yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ... BAB II.pdf · TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ... Pijat wajah ... Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam

Embed Size (px)

Citation preview

7  

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN

ANAK USIA SEKOLAH

Dalam bab ini akan diungkap pemahaman teori ataupun literatur yang berkaitan

dengan Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah, serta pemahaman

terhadap proyek sejenis serta spesifikasi umum.

2.1 Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah

Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah

menjelaskan mengenai hal – hal yang terkait dengan pengertian judul serta

pembahasan masing–masing.

a. Pengertian Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah

Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini akan

dibagi berdasarkan pengertian tiap katanya

tempat penitipan menurut Poerwadarminta (1972) merupakan tempat

dimana seseorang dapat menitipkan sesuatu dalam jangka waktu yang

ditentukan dan memerlukan biaya untuk penitipan tersebut.

Perawatan menurut Gupte Suraj (2004) merupakan suatu aktivitas untuk

memelihara atau menjaga sesuatu dan mengadakan perbaikan atau

penyesuaian penggantian yang diperlukan agar mendapat suatu keadaan

yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

8  

Anak usia sekolah menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan

anak, anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 4 sampai 13

tahun yang masih duduk di taman kanak-kanak sampai sekolah dasar dari

kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia

sekolah adalah anak dengan usia 4 sampai 13 tahun yang menjadi sasaran

program wajib belajar pendidikan 9 tahun.

Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini adalah

tempat seseorang menitipkan serta memberikan pemeliharaan dan perawatan yang

baik dengan pelajaran yang sesuai untuk manusia yang memiliki periode umur 4

tahun sampai 13 tahun yang disebut dengan masa kanak – kanak.

2.2 Pemahaman Fasilitas Pada Tempat Penitipan Dan Perawatan Anak

Usia Sekolah

Pada sub bab ini akan membahas tentang pengertian dari fasilitas yang

terdapat dalam Tempat penitipan dan perawatan anak usia sekolah di

Denpasar seperti kid spa, kid gym, serta syarat-syarat dan pengertian dari

tempat penitipan anak.

2.2.1 Kid Spa ( pijat untuk anak )

Pengertian Kid Spa menurut Dempsey (2002) adalah usaha jasa perawatan

yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dengan metode terapi air dan

pijat pada anak yang berfungsi menstimulus sel-sel motorik dan psikomotorik

pada bayi dan anak.

Massage merupakan salah satu healthcare yang memiliki sifat preventive dan

restorative. Selain berfungsi sebagai pereda nyeri karena stimulasi massage akan

menghasilkan hormone endorphin, massage juga dapat menangani beberapa

sumber dari rasa nyeri itu sendiri. Massage yang dilakukan pada masa bayi hinga

remaja memberikan berbagai manfaat positif yang sudah diuji oleh berbagai ahli.

a. Manfaat massage untuk anak yang sudah memiliki beragam aktivitas :

Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system immunitas

Mengubah gelombang otak secara positif

Dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal matematika.

Setelah itu, dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15 menit

setiap minggunya selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya pada anak-anak

9  

tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya memerluka

waktu penyelesaian setengah dari waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan

soal terdahulu, dan ternyata tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50% dari

sebelum dipijat.

Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan

Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan

Meningkatkan kenaikan berat badan

Mengurangi depresi dan ketegangan

Meningkatkan kesiagaan

Membuat tidur lelap

Mengurangi rasa sakit, mengatasi kembung dan kolik

b. Jenis-jenis massage pada anak

Pijat kaki dan tangan

Pijatan ini berfungsi sebagai melenturkan otot dan tulang dan menghilangkan

ketegangan

Pijat perut

Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan kerja system pencernaan dan

mengurangi sembelit serta kolik.

Pijat dada

Pijatan ini berfungsi untuk memperkuat kerja paru-paru dan jantung

Pijat punggung

Pijat wajah

Pijatan ini berfungsi untuk membuat wajah releks dan balita menjadi ceria.

2.2.2 Kid Gym

Kid gym ini memiliki manfaat menurut Notosoedirjo (2005) yaitu membantu

tumbuh kembang dari segi perkembangan motorik. Gym ini anak dari usia 4-7

tahun untuk belajar menggunakan dan melemaskan fungsi motorik seperti tangan

dan kaki. Alat-alat yang digunakan disini berupa alat-alat yang akan membantu

perkembangan motorik dan sensorik anak. Anak diajak untuk mengikuti gerakan-

gerakan tertentu yang akan diperagakan oleh intrukturnya dan tentunya fasilitas

10  

ini sangat membutuhkan dampingan orang tua untuk membantu Anak mereka

mengikuti gerakan tersebut.

2.2.3 Tempat Penitipan Anak Usia Sekolah ( Daycare )

Daycare menurut Sudono (2000) adalah sarana pengasuhan anak dalam

kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. daycare merupakan upaya

yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama

beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat

dilaksanakan secara lengkap. dalam hal ini, pengertian daycare hanya sebagai

pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebgai pengganti asuhan

orangtua.

sarana penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik program,

staf, maupun pengadaan alat-alatnya. Tujuan sarana ini untuk membantu dalam

hal pengasuhan anak-anak yang ibunya bekerja. Semula sarana penitipan anak

diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga kurang beruntung, sedangkan

sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah dan

atas yang umumnya disebabkan kedua orangtuanya bekerja.

Lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak balita yang

dikuatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena

ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk

peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial.

Pada kenyataannya dari lapangan ada beberapa alasan daripada ibu yang

menyerahkan anaknya kepada TPA menurut Arifin (2014), antara lain:

Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tanggung jawab dalam hal

mengasuh anak secara rutin.

Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi

dengan teman seusianya dan tokoh pengasuh lain.

Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik.

Agar anak mendapat pengasuhan pengganti sementara ibu bekerja.

11  

Keuntungan TPA, adalah:

Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera.

Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang)

yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri.

Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan

teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan

berbahasa.

Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi

dengan staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan

pengetahuan dan tata cara pengasuhan anak.

Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas.

Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih.

Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program

pendidikan dan pengasuh serta kegiatan yang terencana.

Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan

mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.

Kelemahan TPA adalah sebagai berikut:

Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang

memperhatikan pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara pribadi

karena pengasuh kurang memiliki waktu yang cukup.

Anak-anak ternyata seringkali kurang memperoleh kesempatan untuk mandiri

atau berpisah dari kelompok.

Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonomi

Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai

pengasuh kepada TPA.

Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual.

Berganti-gantinya pengasuh yang seringkali menimbulkan kesulitan pada anak

untuk menyesuaikan diri dengan pengasuh.

Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.

12  

2.2.4 Syarat pendirian TPA

Adapun syarat-syarat untuk mendapatkan rekomendasi pendirian tempat

penitipan anak menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial ( 1995 )

adalah sebagai berikut:

a. Adanya anak sebagai peserta didik.

b. Mempunyai tenaga yang berfungsi sebagai :

Pimpinan

Petuas tata usaha

Pekerja sosial

Pembimbing/pengasuh/perawat

Tenaga pendidik

Tenaga pembantu

c. Mempunyai program usaha kerja kesejahteraan anak

d. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup untuk penyelenggaraan

kelompok bermain atau penitipan anak.

e. Mendapatkan rekomendasi dari Bupati/Walikota/Kepala Daerah Tingkat II

setempat atau pejabat yang ditunjuk.

f. Adanya kesediaan untuk menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial bagi

anak yang orang tuanya tidak mampu.

2.2.5 Pola Pelayanan TPA

Pola pelayanan tempat penitipan anak menurut Direktorat Jenderal Bina

Kesejahteraan Sosial (1995 ) dibedakan menjadi 3 yaitu: :

a. pelayanan penuh waktu

pelayanan yang diberikan dalam waktu yang relative tetap, misalnya bulanan,

enam bulan, setahun dan lain-lain.

b. pelayanan tengah waktu

pelayanan yang diberikan sebatas waktu tertentu, tidak tetap dengan perhitungan

waktu terbatas, misalnya penitipan sehari, dua hari, seminggu dan lain-lain

c. Pelayanan purna waktu

13  

Pelayanan tambahan dalam waktu tertentu diluar ketentuan yang telah disepakati,

misalnya pelayanan yang harus dilakukan mulai pukul 07.00 – 15.00 diperpanjang

sampai 07.00-17.00.

2.2.6 Jenis Pelayanan TPA

Adapun bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada anak

menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial ( 1995 ) adalah sebagi

berikut :

a. Asuhan, seperti pemenuhan kebutuhan fisik, disiplin, perhatian dan kasih

sayang.

b. Perawatan, berupa pelayanan kesehatan dan imunisasi.

c. Bimbingan sosial, persiapan pendidikan prasekolah dan penyesuaian diri

dengan lingkungan.

Bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada ibunya adalah

sebagai berikut :

a. memberikan konsultasi dan keluarga berencana

b. memberikan ceramah tentang cara-cara mendidik dan merawat anak.

Dalam menitipkan anaknya seorang ibu bisa memilih jenis tempat penitipan

anak yang sesuai dengan situasi keadaanya, secara garis besar ada tiga jenis

tempat penitipan anak yaitu :

a. TPA kantor yang berlokasi dikantor-kantor atau sekitar lingkungan kantor

untuk membantu ibu-ibu yang bekerja di kantor.

b. TPA lingkungan, berlokasi di daerah lingkungan penduduk untuk melayani

ibu- ibu disekitarnya selama mereka bekerja baik di kantor, pabrik,

berjualan di pasar dan sebagainya.

c. TPA dalam keluarga, didirikan oleh keluarga yang bersedia menampung,

mengasuh anak dalam jumlah kecil selama ibunya bekerja. Usia anak yang

ditampung adalah mulai bayi hingga usia lima tahun.

2.3 Pemahaman Tentang Pola Perkembangan Anak

Pada sub bab ini akan membahas tentang pemahaman tentang anak yaitu

tentang ciri anak, perkembangan anak, masalah bagi anak, kebutuhan anak,

konsep prilaku anak.

14  

2.3.1 Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah

akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri menurut Suprajitno ( 2004 )

antara lain:

a. Label yang di gunakan oleh orang tua

Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi

menuruti perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya

dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.

Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan

dan ceroboh dalam penampilan

Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara

keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua

anggota keluarga.

b. Label yang digunakan pendidik/guru

Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh

dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian

diri.

Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak

mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses.

c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi

Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama tertuju

pada keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota kelompok.

Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan

dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara

dan perilaku.

Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak

akan menjadi konfimis.

Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan bermain

karena luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.

15  

2.3.2 Perkembangan Usia Sekolah

Dalam perkembangan anak usia Sekolah terdapat beberapa perkembangan

anak Singgih ( 1991 ) yaitu :

a. Perkembangan biologis

Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan

meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan. Pada usia ini pembentukan

jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot.

b. Perkembangan psikososial

Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri

inferior. Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan

yang bersifat teknologi dan sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik

(motivasi, kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan

lingkungan dan teman sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat,

stimulus dan keterlibatan orang lain).

c. Temperamen

Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting

dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga

peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu

diperhatikan orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.

d. Perkembangan kognitif

Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak

mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode

ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan

memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.

e. Perkembangan moral

Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh

Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini anak mulai belajar

tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan.

f. Perkembangan spiritual

Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari

pada belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka

16  

sehingga cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila

masuk neraka.

g. Perkembangan bahasa

Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi

karena anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.

h. Perkembangan sosial

Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai

dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya

keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.

i. Perkembangan seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-temannya,

mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya.

j. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan

orang tua, saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk

konsep diri yang ideal.

2.3.3 Masalah Anak Usia Sekolah

Masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia ini meliputi bahaya

fisik dan psikologi menurut Suprajitno ( 2004 ) antara lain.

a. Bahaya fisik

Penyakit

Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering

ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.

Kegemukan

Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi

akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan

mengikuti kegiatan bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk

mencapai ketrampilan yang penting untuk keberhasilan sosial.

Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang

menghasilkan ketrampilan tertentu.

17  

Kecanggungan

Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman

sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk

rendah diri.

Kesederhanaan

Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang

yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik,

sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi

perkembangan konsep diri pada anak.

b. Bahaya Psikologi

Bahaya dalam berbicara

Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat

dalam bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar

diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.

Bahaya emosi

Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang

menyenangkan seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga

kurang disenangi orang lain.

Bahaya konsep diri

Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada

diri sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka

dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.

Bahaya yang menyangkut minat

Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan

mengembangkan.

2.3.4 Kebutuhan Anak Usia Sekolah

a. Anak tidak bisa memperjuangkan nasibnya sendiri, mereka sangat lemah,

mereka menderita akibat distribusi sumber daya yang tidak merata

sehingga mereka sangat tergantung bagaimana kita memberikan perhatian

khusus terhadap kebutuhan mereka, salah satu kebutuhan dasar anak

antara lain pendidikan dasar, meliputi meningkatkan kesempatan belajar

18  

untuk anak, pendidikan dimulai sejak dini dilanjutkan dengan pendidikan

dasar untuk meningkatkan kecerdasan bangsa ( Soetjiningsih :1995 )

b. Kebutuhan anak antara lain:

Keberhasilan atau hygiene dan sanitasi lingkungan. Hygiene merupakan

kebutuhan anak karena bila kebersihan anak kurang, maka akan

mempengaruhi tumbuh kembangnya dan rentan terhadap penyakit

(Soetjiningsih :1995 )

2.3.5 Konsep Perilaku Anak Usia Sekolah

Usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia sekolah yang lebih serius

walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa ini ditandai

dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan

perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding

sebelumnya, anak jiga mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai

hal dengan baik bahkan bila mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak

usia sekolah jelas berbeda dengan anak prasekolah sehingga orang tua perlu

melakukan pendekatan yang berbeda disbanding sebelumnya ketika anak

masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena waktu anak sekarang lebih

banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar

pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah meliputi

perkembangan kognitif dan sosial emosi (Soekidjo Notoatmojo:2003)

a. Perkembangan Kognitif

Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya

Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan

dalam kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk

menghemat dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan

pengeluaran keluarga setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan

perilaku yang terorganisir, temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas

dan menghubungkan pengetahuan serta tindakan dalam rencana tesebut.

Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah adalah pencapaian prestasi dan

sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat tinggi untuk mencapai

sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.

19  

b. Perkembangan Sosial Emosi

Akhir usia sekolah anak sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol

dirinya dalam berempati dan merefleksi dirinya terhadap perilaku dan

interaksinya. Menurut piaget anak usia praremaja mulai belajar melihat dunia

luar dari kacamata mereka sendiri karena masalah yang dihadapi saat anak

duduk dikelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar pada umumnya adalah kesulitan

berhubungan dengan orang dewasa selain anggota keluarganya. Persaingan

dapat memberi pengaruh positif bagi perkembangan sosial ekonomi anak

karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang kegagalan atau

keberhasilannya dengan penuh percaya diri.

2.3.6 Ciri Anak Berdasarkan Usia

Ciri-ciri anak berdasarkan usia dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini:

Kelompok Umur Ciri-ciri 4-6 tahun Melatih panca indra

Cenderung egois Tidak mampu beradaptasi Mempunyai keinginan memiliki sesuatu Mengenal sesuatu Merusak sesuatu hingga puas Cenderung mengambil jalan pintas Selalu ingin diperhatikan Selalu berubah Suka bermain Ingin bebas Berpikir belum menggunakan rasio / logika

7 – 11 tahun Mulai membaca Menulis dan menyanyi Mulai terlihat hobinya Sudah menggunakan logika Selalu mecari perubaha, kesenangan, dan kepuasan Memiliki keinginan hidup yang sama dengan orang

lain Cenderung bergaul berkelompok dengan teman

sebayanya.

12- 13 tahun Penghayatan Pubertas Introspeksi diri

Tabel 2.1 ciri-ciri Bayi dan Anak Berdasarkan Usia

20  

Mencari jati diri Tidak ingin dikekang Belajar Berpikir logika Kreatif Tenang Memiliki keinginan hidup lebih matang Mengenal lawan jenis

Sumber: Psikologi anak, Dra. Kartini Kartono, Hal. 84

2.4 Kajian Terhadap Proyek Sejenis

Pada tahap ini akan ditampilkan tentang fasilitas atau proyek yang sudah ada

serta memiliki jenis fungsi yang sejenis.

2.4.1 Cha – Cha Daycare

a. Lokasi

Berlokasi di daerah renon tepatnya di jalan tukad unda no 8 lokasi yang

sangat rame dan padat penduduk dan hapir sebagian besar penduduk disana

merupakan penduduk pendatang atau yang berasal dari luar Denpasar.

b. Fungsi

Cha-cha daycare ini memiliki fungsi sebagai tempat penitipan anak yang

menyediakan fasilitas penitipan untuk bayi serta lengkap dengan program

pembelajaran bagi anak yang dititipkan di tempat tersebut.

c. Jenis Fasilitas

Jenis Fasilitas yang ada pada Cha-cha daycare ini adalah arena bermain

indoor, arena belajar, arena audio visual, pijat bayi gratis berkala, makan siang,

mandi sore.

Gambar 2.1 Lambang Cha‐Cha Daycare 

Sumber : www.Cha‐chadaycare.com 

21  

d. Keadaan Fasilitas

2.4.2 Princess House Childcare

a. Lokasi

Lokasi dari Princess House Childcare ini berada di Jalan Nusa

Kambangan no. 99 denpasar. Penitipan anak ini terletak didaerah padat

penduduk yang sebagian besar memiliki kegiatan bekerja di perkantoran dari

pagi sampai sore.

b. Fungsi

Princess House childcare ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai

tempat penitipan anak yang dimana pada tempat penitipannya ini memiliki

kelebihan yaitu anak bisa dititipkan 24jam jika diperlukan. Tempat penitipan

ini juga memiliki memiliki konsep bermain sambil belajar. Dalam hal

Gambar 2.2 Tampilan Bangunan 

Sumber : www.Cha‐chadaycare.com 

Gambar 2.3 Kegiatan dalam fasilitas 

Sumber : www.Cha‐chadaycare.com 

Gambar 2.4 Keadaan dalam fasilitas 

Sumber : www.Cha‐chadaycare.com 

22  

memberikan pengalaman yang sangat membantu anak balita untuk masuk

kejenjang pendiidkan selanjutnya.

c. Jenis Fasilitas

fasilitas yang terdapat pada tempat ini memiliki ruang bermain indoor

maupun out door, arena belajar, ruang istirahat, ruang tunggu.

d. Keadaan Fasilitas

2.4.3 Rare Bali Childcare

a. Lokasi

Lokasi dari tempat penitipan ini berada di Dalung Permai Blok OO/43,

Kuta Utara, Badung.

Gambar 2.5 Keadaan dalam Fasilitas 

Sumber : www.Childcare.com 

Gambar 2.6 Keadaan luar Fasilitas 

Sumber : www.Childcare.com 

Gambar 2.8 Denah Lokasi 

Sumber : www.Rarebali.com 

Gambar 2.7 Lambang Rare Bali Childcare 

Sumber : www.Rarebali.com 

23  

b. Fungsi

sebagai tempat Penitipan anak yang memiliki program yang mengajarkan

berbagai pendidikan dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan

kemampuan belajar anak, bukan hanya bermain sepanjang hari. Selain itu,

dengan berkumpul bersama teman-teman sebayanya di tempat tersebut, anak-

anak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa bersosialisasi.

c. Jenis Fasilitas

Fasilitas yang terdapat pada tempat ini adalah arena bermain indoor, arena

bermain outdoor, ruang berkumpul, ruang beristirahat, ruang kesehatan, ruang

keterampilan.

d. Keadaan Fasilitas

2.4.4 Kesimpulan Atas Kajian Proyek Sejenis

Dalam tiga proyek yang sudah ditinjau bahwa tempat penitipan anak yang

sudah ada di Denpasar maupun di luar Denpasar masih kurang memiliki

kelengkapan. Dapat dilihat dari ketiga proyek ini yang ada fasilitas untuk

meraawat anak yang dititipkan hanya di satu tempat saja dan itu pun masih

menggunakan jangka waktu berkala. Fasilitas yang ada di proyek sejenis ini untuk

kapasitas yang dibutuhkan sangatlah kecil. Pada satu tempat penitipan anak

banyak memiliki titipan namun ruangan yang ada kurang memadai, sehingga anak

kurang leluasa untuk melakukan aktifitasnya yang dimana aktifitas dilakukan oleh

anak biasanya perlu kebebasan namun tetap dalam pantauan.

Gambar 2.9 Keadaan dalam Faslitas 

Sumber : www.Rarebali.com 

Gambar 2.10 Kegiatan di Faslitas 

Sumber : www.Rarebali.com 

24  

2.5 Spesifikasi Umum Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah

Pada sub bab ini akan membahas tentang spesifikasi umum yang terdapat

pada Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah yang menguraikan

tentang pengertian, fungsi, tujuan, Fasilititas yang ada, Jenis kegiatan yang di

Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah.

2.5.1 Pengertian

Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah adalah

pusat dari tempat seseorang menitipkan serta memberikan pemeliharaan dan

perawatan yang baik dengan pelajaran yang sesuai untuk manusia yang memiliki

periode umur 4 tahun sampai 13 tahun yang disebut dengan masa kanak – kanak.

2.5.2 Fungsi

TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan

sebagai berikut.

Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam

keempat strategi pembinaan anak, yaitu:

Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan

anak,

Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif

serta pembentukan kepribadian anak,

Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar,

Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan

dalam pembentukan pribadi anak.

2.5.3 Tujuan

a. Membantu fungsi orang tua / wali dalam pemenuhan kesejahteraan anak

agar dapat tumbuh berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi

b. Menyiapkan anak pada proses pembelajaran dini, interaksi sosial, interaksi

individu dan interaksi kelompok agar anak sehat, cerdas, berkualitas dan

berkepribadiani

c. Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan

atau tindakan lain yang akan mengganggu kelangsungan hidup dan

tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak itu sendiri

25  

d. Membantu karyawan / karyawati agar dapat bekerja dengan tenang

sehingga tercapainya prestasi kerja yang maksimal pada waktu luang, tetap

bida dekat serta mengkuti perkembangan sehari-hari anaknya.

2.5.4 Fasilitas

Fasilitas yang tersedia pada tempat ini dapat diuraikan sebagai berikut

antara lain:

a. Ruang bermain yang dilengkapi TV, CD Player dan CD untuk

perkembangan anak

b. Ruang bermain outdoor

c. Ruang kesehatan

d. Ruang baby spa

e. Ruang tidur bayi yang dilengkapi dengan box bayi

f. Ruang tidur anak yang dilengkapi dengan tempat tidur anak

g. Ruang laktasi + kulkas penyimpanan ASI

h. kamar mandi dilengkapi dengan WC anak dan dewasa, shower + air panas,

WC urine untuk anak

i. Ruang dapur untuk memasak makanan anak-anak

j. Ruang tamu

k. Loker untuk masing – masing anak

l. Ruang administrasi

2.5.5 Jenis Kegiatan pada Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia

Sekolah.

Kegiatan yang dilakukan di Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia

Sekolah ini:

a. Saat akan datang, satu orang pendidik melakukan pengecekan suhu tubuh

dan diisi di buku catatan harian. Kegiatan ini dilakukan untuk memantau

kesehatan anak yang akan dititipkan.

b. Kegiatan harian yaitu semua kegiatan anak yang ingin dilakukan anak

seperti melakukan keterampilan tangan, belajar alat musik, atau belajar

baca dan tulis dengan suasana yang santai.

c. Makan bersama, makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan gizi

anak dan dimasak oleh tenaga penitipan

26  

d. Tidur siang, di berikan jadwal tidur atau istirahat siang agar anak yang

dititipkan tidak sakit dan kesehatannya terjaga.

e. Mandi sore, serta perawatan baby spa bagi anak yang memiliki jadwal,

karena seorang anak seminggu hanya 3x paling banyak mendapatkan baby

spa.

f. Bermain bebas, melalukan bermain bebas di arena bermain indoor dan out

door didalam pengawasan oleh tenaga kerja dari penitipan.

g. Waktu pulang

2.5.6 Batasan Proyek

Yang menjadi batasan proyek adalah:

a. Pola Pelayanan

adapun pola pelayanan tempat penitipan anak dibedakan menjadi 3 yaitu :

Pelayanan penuh waktu

Pelayanan tengah waktu

Pelayanan purna waktu

b. Jenis dan Pelayanan

untuk jenis proyek yang akan digunakan adalah jenis TPA lingkungan, dan

jenis pelayanan yang diberikan mengenai pelayanan kesejahteraan sosial

untuk balita dan orang tua.

c. Ratio Petugas dan Anak

untuk ratio petugas dan anak akan mengikuti standar yang telah ditentukan,

hal ini dimaksudkan selain mengindari penyalahan aturan yang berlaku juga

menjamin anak mendapatkan asuhan, rawatan dan bimbingan yang baik.

d. Pengelolaan dan Sumber Pembiayaan Tempat Penitipan

Tempat Penitipan dan perawatan anak usia sekolah ini memiliki

kepemilikan yang dikelola oleh swasta bergerak dibidang pendidikan dan

kebudayaan dengan berorganisasikan yayasan

e. Struktur Organisasi Tempat Penitipan

Struktur organisasi tempat penitipan akan menyesuaikan dengan hasil studi

banding terhadap tempat penitipan anak sebelumnya.

27  

2.5.7 Lokasi

a. Pendekatan Penentuan Wilayah Lokasi secara umum antara lain :

Tujuan dari Tempat Penitipan

Jenis Tempat Penitipan

Rencana umum tata ruang wilayah kota Denpasar.

b. Lokasi Tempat Penitipan

Apabila pemilihan wilayah sudah ditetapkan, langkah selanjutnya

adalah menetapkan lokasi tempat penitipan yang memperhatikan beberapa

hal yaitu :

Sesuai dengan RTRW Kota Denpasar

Ketentuan menyangkut desain baku, persyaratan arsitektur yang

dikeluarkan oleh pemerintah setempat perlu diketahui dan menjadi bahan

pertimbangan

Penyediaan sarana umum seperti air, PDAM, listrik, limbah, serta

pelayanan yang lain seperti telepon, lampu jalan, dan fasilitas transportasi

yang lancar.