32
33 BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia Diberbagai belahan dunia Swastika di kenal dengan nama yang berbeda- beda, walaupun pada akhirnya simbol ini diterima dengan nama sansekerta kuno- nya yakni Swastika. Awalnya Swastika di eja s-v-a-s-t-i-c-a dan s-u-a-s-t-i-k-a, namun kemudian pengejaannya baik dalam bahasa Inggris maupun Prancis menjadi s-w-a-s-t-i-k-a. Littre‟s French Dictionaries menjabarkan etimologi dari kata Swastika, bahwa secara etimologis Swastika merupakan sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang berarti kebahagiaan, kesenangan, dan nasib baik. Kata ini terbentuk dari “Su” yang berarti “baik”, dan asti yang berarti “menjadi”, “menjadi baik”, dengan suffik ka (Wilson, 1896). Selama ini yang melekat pada simbol Swastika adalah karakter sebagai sebuah simbol ucapan syukur, berkat, umur panjang, keberuntungan dan nasib yang baik. Karakter-karakter ini pun masih terbawa hingga masa modern saat ini. Terkait dengan awal persebaran Swastika di dunia, Wilson (1896) menyatakan; The Straight line, the circle, the cross, the triangle, are simply forms, easily made and might have been invented and re-invented in every age of primitive man and in every quarter of the globe... but Swastika was probably the first to be made with a definite intention and a continuous or consecutive meaning, the knowledge of which passed from person to person, from tribe, to tribe, from people, to people, and from nation to nation, until, with possibly changed meanings, it has finally circled the globe(Wilson, 1896, p.764) D‟Alviella (1891) dalam karyanya La Migration des Symboles mengutip pernyataan dari Max Muller mengenai awal kemunculan simbol Swastika. Muller

BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

33

BAB II

PEMAKNAAN SWASTIKA

2.1 Persebaran Swastika di Dunia

Diberbagai belahan dunia Swastika di kenal dengan nama yang berbeda-

beda, walaupun pada akhirnya simbol ini diterima dengan nama sansekerta kuno-

nya yakni Swastika. Awalnya Swastika di eja s-v-a-s-t-i-c-a dan s-u-a-s-t-i-k-a,

namun kemudian pengejaannya baik dalam bahasa Inggris maupun Prancis

menjadi s-w-a-s-t-i-k-a. Littre‟s French Dictionaries menjabarkan etimologi dari

kata Swastika, bahwa secara etimologis Swastika merupakan sebuah kata dari

bahasa Sansekerta yang berarti kebahagiaan, kesenangan, dan nasib baik. Kata ini

terbentuk dari “Su” yang berarti “baik”, dan asti yang berarti “menjadi”,

“menjadi baik”, dengan suffik ka (Wilson, 1896).

Selama ini yang melekat pada simbol Swastika adalah karakter sebagai

sebuah simbol ucapan syukur, berkat, umur panjang, keberuntungan dan nasib

yang baik. Karakter-karakter ini pun masih terbawa hingga masa modern saat ini.

Terkait dengan awal persebaran Swastika di dunia, Wilson (1896) menyatakan;

The Straight line, the circle, the cross, the triangle, are simply forms,

easily made and might have been invented and re-invented in every

age of primitive man and in every quarter of the globe... but Swastika

was probably the first to be made with a definite intention and a

continuous or consecutive meaning, the knowledge of which passed

from person to person, from tribe, to tribe, from people, to people, and

from nation to nation, until, with possibly changed meanings, it has

finally circled the globe(Wilson, 1896, p.764)

D‟Alviella (1891) dalam karyanya La Migration des Symboles mengutip

pernyataan dari Max Muller mengenai awal kemunculan simbol Swastika. Muller

Page 2: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

34

mengatakan bahwa simbol Swastika mulai sering digunakan di India tiga abad

sebelum masehi, saat ajaran Buddha mulai menjadi ajaran yang paling populer di

India. Namun menurut Muller nama Swastika sudah digunakan pada karya sastra

Rsi Panini (salah satu Rsi dalam Agama Hindu) di pertengahan 400 tahun

sebelum masehi, jauh sebelum simbol ini di populerkan oleh Buddha. Terkait

dengan tahun hidup Rsi Panini ini masih menjadi sebuah perdebatan diantara para

sarjana. Harshananda (2008) menyebutkan bahwa Rsi Panini hidup di masa

kepemerintahan Raja Nanda, sekitar 5 abad sebelum masehi. Sedangkan referensi

dari Brahma Purana (salah satu kitab kuno Hindu) mengatakan bahwa nama Rsi

Panini ada pada jajaran nama-nama Sakandika, Atri dan Angira yang pada

dasarnya diciptakan oleh pikiran Brahma (salah satu personifikasi Tuhan pencipta

alam dalam kepercayaan Hindu) pada 155,5 triliun tahun yang lalu, pada awal

penciptaan dari brahmanda (alam semesta), yang menunjukkan bahwa Panini juga

merupakan guru kerohanian yang abadi (Saraswati, 2003).

Dalam bukunya, The Swastika; The Earliest known symbol, and its

migration; with observation on the migration of certain industries in prehistoric

times, Thomas Wilson (1896) secara garis besar membagi persebaran Swastika di

dunia menjadi 8 kelompok. Kelompok pertama ia sebut sebagai extreme orient

(Timur-Jauh) yang mencakup persebaran Swastika di Jepang, Korea, Cina, Tibet,

dan India. Kelompok kedua ia sebut dengan Clasical Orient yang mencakup

persebaran Swastika di Babylonia, Asyiria, Chaldea, Persia, Phenicia, Lycaonia,

Armenia, Caucasus; dan Asia Minor- Troy (Hissarlik). Kelompok ketiga adalah

kelompok negara-negara Afrika seperti Mesir, Algeria, dan Ashantee. Kelompok

Page 3: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

35

keempat ia namai sebagai Classical Occident- Mediteranian yang meliputi

Yunani, Cyprus, Rhodes, Melos, dan Thera. Kelompok kelima merupakan temuan

Swastika di Eropa. Kelompok keenam adalah persebaran Swastika di Amerika

Serikat. Kelompok ketujuh adalah persebaran Swastika di Amerika Tengah, dan

Kelompok terakhir membahas persebaran Swastika di Amerika Selatan.

Dalam bukunya Wilson (1896) mengatakan bahwa penemuan Swastika di

Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum

masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika di daerah ini tidak hanya digunakan

sebagai simbol religius semata namun juga sebagai ornamen sederhana dalam

lukisan-lukisan, guci tembikar, uang koin, dan berbagai benda lainnya. Di Persia,

Babylonia, Assyiria bentuk Swastika ditemukan dalam uang koin, sementara itu

kaum Hitties di Lycaonia menempatkan Swastika pada pahatan Ibriz yang

menggambarkan Swastika dalam pinggiran jubah seorang raja atau pendeta yang

sedang mempersembahkan persembahan pada Tuhannya. Di Armenia dan

Caucasus bentuk Swastika ditemukan pada kepala peniti (D‟alviella, 1891).

Seorang arkeolog Dr. Schliemann (1880) menemukan banyak spesimen

simbol Swastika dalam berbagai artefak di Asia Minor – Troy (Hissarlik), yang

sebagian besar dalam bentuk kumparan lingkaran (spindle-whorl). Schliemann

menyatakan terdapat 209 spesimen yang memiliki relasi terhadap simbol

Swastika. Pada situs Troy ini ditemukan tujuh kota berbeda dengan kedalaman

dan umur artefak yang berbeda. Pada kota yang pertama dengan kedalaman

penggalian 13-16 meter meskipun banyak ditemukan kumparan lingkaran

Page 4: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

36

(spindle-whorl) namun tak satupun artefak ini yang memiliki simbol Swastika.

Pada kota yang kedua, bentuk Swastika masih belum juga ditemukan.

Pada kota ketiga dengan kedalaman 7-10 meter ditemukan berbagai

kumparan lingkaran (spindle-whorl) dengan bentuk Swastika sebagai

ornamennya. Berbagai macam bentuk Swastika baik yang berlengan mengarah ke

kanan maupun ke kiri ditemukan di hampir setiap artefak. Selain kumparan

lingkaran terdapat pula artefak bola dunia yang terbagi empat segmen oleh garis

equatorial dengan tanda titik, lingkaran, dan satu bagian dengan bentuk Swastika

berlengan kiri. Bola tembikar ini disinyalir merujuk pada representasi Swastika

untuk Zeus/ Indra/ dewa langit (Schliemann, 1880).

Pada kota keempat dengan kedalaman 4-5 meter ditemukan berbagai artefak

kumparan lingkaran (spindle whorl) dan juga bentuk kerucut sederhana dengan

ornamen Swastika berlengan kanan dan lengan kiri. Bentuk ornamen Swastika

dikota keempat ini lebih tegas dan memiliki variasi motif pendukung lainnya

seperti lingkaran, garis, titik, dan sejenisnya. Tak banyak yang bisa ditemukan

oleh Dr. Schliemann pada ekskavasinya di kota kelima, kedalaman 3-4 meter.

Dalam karyanya Ilios Dr. Schliemann (1880) mengatakan:

“Instead of the hundreds of axes I Gathered in the fourth city, I

collected in all only two here. * * * the forms of terra-cotta whorls,

too, are innumerable instances different here. These objects are of a

much inferior fabric, and become elongated and pointed.”

Pada kota keenam (Lydian city of Troy) dan ketujuh (Greek Ilium) banyak

ditemukan kumparan lingkaran bikonis (dwi runjung), bola tanah liat, cakram

tanah liat, bejana bulat, vas tanah liat, dan berbagai artefak lainnya. Selama

Page 5: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

37

ekskavasinya di Bukit Hisarlik (situs troy, Turki), sekitar 1800 kumparan

lingkaran (spindle-whorl) ditemukan oleh Dr. Schliemann. Terdapat 55 spesimen

yang memiliki bentuk Swastika yang murni dan sederhana, sementara 420 lainnya

di sinyalir memiliki keterkaitan pada bentuk Swastika. Salah satu temuan yang

paling utama menurut Dr. Schliemann adalah penemuan patung dewi terbuat dari

logam yang ditemukan di kedalaman 7 meter di reruntuhan kota ketiga (the burnt

city), yang dipercayai sebagai patung “Artemis Nana of Chaldea” yang

merupakan dewi utama dari Caréhemish (ibu kota Hittie) dengan simbol

Swastika pada bagian tengah vulva patung tersebut (Schliemann, 1880).

Swastika juga ditemukan pada situs Naukratis, Mesir Kuno pada abad 6-7

sebelum masehi. Namun meskipun ditemukan di wilayah Mesir Kuno, vas yang

memiliki ornamen Swastika ini dikatakan bukanlah peninggalan Mesir, melainkan

sebuah vas dari Yunani yang diimpor ke Mesir. Di Algeria bentuk Swastika

ditemukan pada sebuah makam kuno. Bentuk Swastika juga ditemukan pada

sebuah batang baja di Coomassee pada masa perang Ashantee (Wilson,1896).

Bentuk Swastika juga ditemukan di wilayah Mediterania (Yunani, Pulau

Cyprus, Rhodes, Melos dan Thera), dalam objek perunggu dan emas, barang

tembikar, vas yang di lukis, patung tanah liat, dan berbagai artefak lainnya.

Bentuk Swastika pada benda-benda artefak di Meditarania sangat jelas dan tegas.

Baik Swastika dengan lengan kanan maupun kiri dapat ditemukan di berbagai

ornamen vas maupun patung artefak di Mediterania (Goodyear, 1891). Dengan

demikian, Swastika pernah menjadi simbol penting dalam peradaban Mediterania.

Page 6: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

38

Penyebaran Swastika di Eropa diperkirakan mulai pada zaman perunggu

yang berasal dari Timur-Jauh (extreme orient). Sehingga jika perunggu ini berasal

dari Timur-Jauh, dan Swastika juga berasal dari sana, sebagaimana objek

perunggu termasuk pada masa prehistorik dan menunjukkan hubungan dengan

Timur, maka merupakan sebuah kesimpulan yang adil jika tanda Swastika yang

ditemukan pada objek yang sama juga berasal dari Timur. Kesimpulan ini

diperkuat dengan pembuatan dan kelanjutan penggunaan Swastika baik pada

benda perunggu maupun guci, hingga secara praksis melingkupi dan dapat

ditemukan diseluruh daratan Eropa di manapun budaya perunggu berlaku (Dennis,

1883). Di Eropa bentuk Swastika ditemukan dalam berbagai artefak seperti altar

pembakaran, guci, barang tembikar, kancing peniti emas dan tembaga, mangkok

perak, ujung tombak, lencana perak, ikat pinggang, pedang, sisir perunggu, bros,

sarung pedang, perlengkapan kuda, altar batu, pahatan batu, koin, dan lain

sebagainya. Di Swiss beberapa artefak barang tembikar ditemukan pola-pola

Swastika yang sama persis, seperti dibuat dengan cara di stempel/ di cap dan di

tempat yang sama pula ditemukan artefak berbentuk stempel Swastika yang cocok

dengan pola di tembikar tersebut (D‟alviella, 1891).

Di Amerika Serikat pada masa Pre-Columbian ditemukan bentuk Swastika

dalam sebuah ornamen pada cangkang kerang. Artefak ini ditemukan di gundukan

tanah kuno yang di gali di Pulau Fains, 3 mil dari Bainbridge, Jefferson County,

Tenn. Selain itu ditemukan pula lima buah Swastika Aborigin dari tembaga tipis

di gundukan tanah Hopewell di Ross County Ohio. Ornamen Swastika pada

sebuah kendi air juga ditemukan di gundukan tanah kuno di Arkansas. Bagi Suku

Page 7: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

39

Indian di Kansas, Swastika merujuk pada simbol angin badai dan lagu-lagu angin.

Sementara itu, bagi Suku Sae Indian, Swastika atau yang mereka kenal sebagai

“luck” atau “good luck” digunakan pada kalung dan pengikat kaus kaki (garters)

oleh para “sun worshippers” yakni para pemuja Dewa Matahari (Surya) pada suku

Sae Indian. Swastika bagi suku Sae Indian merupakan simbol yang suci dan hanya

digunakan pada perayaan tertentu saja. Swastika digunakan pada Gourd

(semacam alat musik berbentuk labu yang di dalamnya diisi kacang-kacangan

atau kerikil untuk menimbulkan suara berderik-derik) oleh Suku Indian Pueblo

saat melakukan dance rattle. Swastika juga ditemukan pada berbagai barang

tembikar seperti mangkok dangkal dari Suku Indian Pueblo yang tinggal di Mesa

Verde, bagian barat daya Colorada. Bentuk Swastika juga ditemukan pada lukisan

kering milik Suku Navajo yang menetap di New Mexico. Terdapat 4 buah

Swastika pada lukisan yang menggambarkan sebuah perayaan bagi Suku Navajo

ini (Nadailac, 1884). Dengan penemuan ini, diduga berbagai etnis Indian telah

menggunakan simbol Swastika sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

kehidupan etnis mereka. Menariknya, Indian menggunakan dan memaknai simbol

ini sama seperti makna aslinya yakni keberuntungan, kesejahteraan dan berbagai

nilai positif lainnya.

Penemuan lebih lanjut dari upaya memetakan persebaran Swastika di dunia,

bahwa penggunaan Swastika ditemukan di daerah Amerika Tengah yang

melingkupi Nikaragua, Yucatan, dan Costa Rica. Spesimen Swastika ditemukan

di Nikaragua pada dasar pecahan sebuah batu metate yang besar dari Zapatero.

Berdasarkan laporan dari Dr. Schliemann spesimen Swastika yang ditemukan di

Page 8: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

40

Yucatan terdapat pada sebuah mangkok tembikar. Spesimen lainnya menurut Le

Plongeon (dalam Schliemann, 1884), ditemukan pada sebuah pecahan batu

lemping di kota kuno suku Maya, Mayapan. Sementara itu, Laporan Schliemann

juga mencatat penemuan Capt. J.M. Dow yang menemukan sebuah pecahan batu

metate di sungai Lempa, Costa Rica yang bentuk Swastika nya mirip dengan yang

ditemukan di Nicaragua.

Di Amerika Selatan spesimen Swastika ditemukan di Brazil dan Paraguay.

Wanita Suku Aborigin kuno di Brazil menggunakan tunga (perisai/ plat yang

berbentuk segitiga, terbuat dari tembikar tipis, dengan tepi yang dibulatkan,

digosok hingga halus dan di poles, yang digunakan untuk menutupi organ

kelaminnya (vulva). Spesimen tunga ini menarik tidak hanya karena memiliki

bentuk Swastika sebagai ornamennya, namun kemiripan dengan sebuah patung

Arthemis Nana yang di temukan di situs Troy, Hissarlik, Turki. Ketika tunga ini

digunakan oleh wanita suku aborigin, maka penggambarannya akan sama seperti

patung Arthemis nana yang memiliki bentuk segitiga dengan ornamen Swastika

pada bagian vulvanya. Sementara itu berdasarkan laporan Schliemann (dalam

Wilson, 1896) menyatakan bahwa seorang pelancong dari Berlin Ethnological

Museum menemukan sebuah botol berbentuk labu dari suku Lenguas di Paraguay

yang menggunakan bentuk Swastika di bagian permukaannya.

Lebih lanjut Wilson (1896) secara garis besar hanya memaparkan

penemuan-penemuan Swastika di berbagai tempat, tanpa lebih jauh mencari

makna dibalik simbol Swastika itu secara rinci di masing-masing tempat

Page 9: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

41

penemuan ornamen ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Foucault (1995) bahwa

makna tidak stabil, ia selalu dalam proses. Makna tidak bisa dibatasi dalam satu

kata, kalimat atau teks khusus, tetapi ia merupakan hasil dari hubungan antarteks

atau intertektualitas. Jika dilihat dari pemikiran Foucault yang mengatakan bahwa

manusia hanyalah produk dari sejarah dan dalam hal politik kebenaran pun setiap

masyarakat dianggap memiliki rezim kebenaran tersendiri. Pendapat ini yang

memungkinkan membuat Wilson terkesan enggan menggali lebih jauh makna

Swastika diberbagai rezim masyarakat berbeda di berbagai belahan dunia. Namun

terlepas dari semua itu, Wilson masih tetap mencantumkan pemaknaan simbol itu

sesuai dengan berbagai laporan yang telah ia himpun. Secara garis besar

pemaknaan Swastika di setiap tempat ditemukannya lebih merujuk pada

pemaknaan kemakmuran, nasib baik, keberuntungan dan kesuburan. Sementara

untuk penggunaannya simbol Swastika selain sebagai ornamen, juga lebih sering

digunakan sebagai simbol suci pada setiap seremoni atau upacara pemujaan.

Makna dan kegunaan dari simbol Swastika di berbagai belahan dunia,

sebagaimana ditemukan oleh Wilson, Schliemann dan sejumlah ahli lainnya

menunjukkan makna yang sama dari Swastika yang lahir dari peradaban Veda,

yakni kesuburan, kemakmuran dan keberuntungan. Di berbagai peradaban dunia

di masa lalu, tepatnya sebelum tahun masehi, makna Swastika masih

menunjukkan simbol keberuntungan.

Page 10: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

42

2.2 Makna Swastika Bagi Hindu

Swastika merupakan salah satu simbol penting dalam peradaban Hindu

(Veda). Swastika merupakan salah satu dari 108 simbol dari Dewa Wisnu. Dalam

bahasa Sanskerta, kata Swastika dapat diuraikan menjadi Su artinya „good‟ (baik),

asti „to be, to exist‟, ik artinya abadi dan selalu seperti itu. Swastika, ,

secara termonologi kata juga diartikan su + asti = well + being ( + =

) atau all be well. Sementara, -ka adalah sufiks yang menandakan simbol.

Sehingga Swastika menandakan simbol keberuntungan dan kemujuran. Selain itu,

sejumlah pakar menyebutkan makna dalam dari Swastika adalah kejayaan

selamanya (www.ancient-origins.net).

Sementara itu Harshananda (2008) dalam A Concise Encyclopaedia of

Hinduism Volume 3: R-Z memberikan sebuah definisi yang cukup komprehensif

mengenai Swastika:

The Svastika is a symbol of auspiciousness (Svasti=

auspiciousness). It has been used as a symbol of the sun or of Viṣṇu or

even Ganeśa. It also represents the world-wheel, the eternally

changing world, round a fixed, unchanging centre or God. Svastika

marks depicted on doors or walls of building or on animals, are

believed to protect them from the wrath of evil spirits or furies of

nature.

Jadi Swastika bagi Hindu tidak saja melambangkan keberuntungan atau

kemakmuran, melainkan simbol manifestasi Tuhan, yakni Surya, Visnu atau

Ganesha1. Sehingga, simbol ini menjadi sesuatu yang sakral.

1 Teologi Hindu (Brahmavidya) terbagi dalam dua konstruksi besar yakni konsep Nirguna

Brahman (Tuhan tanpa bentuk, tak berpribadi, tak tergambarkan) dan Saguna Brahman (Tuhan

Page 11: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

43

Sejak jaman Veda, simbol ini digunakan sebagai simbol yang membawa

karunia, keberuntungan dan menjadikan keberuntungan sebagai bagian dari

kehidupan dalam peradaban Veda. Bahkan, Swastika berasal dari mantra Yajur

Veda yang dikenal sebagai Svasti Vachan Mantra atau Swastika dikenal sebagai

Swastika Reading Hymn

Om svasti na indro vṛddhaśravaḥ

svasti naḥ pūṣā visvavedā

svasti nastārkṣyo riṣṭanemiḥ

svasti na bṛhaspatir dadhātu

Yajurveda XXV.19

“Semoga Hyang Indra yang berjaya memberikan kedamaian kepada

kami, Semoga Pūṣan yang mahatahu memberikan keselamatan kepada

kami, Garuda yang bersayap kuat, yang bergerak cepat memberikan

kedamaian kepada kami, Semoga Brhaspati, maha guru memberikan

kesejahteraan kesejahteraan kepada kami.” (Titib, 2006: 364)

Mantram tersebut dikenal sebagai, Svasti Vachan. Mantram ini merupakan

mantra yang sangat terkenal dan populer digunakan dalam berbagai ritual. Sharma

(2005) menyatakan mantram Yajur Veda tersebut telah termaktub dalam puluhan

mantra lainnya. Di dalam Ganesh Purana dikatakan bahwa Swastika adalah

perwujudan dari Dewa Ganesha. Terkait dengan Dewa Ganesha yang merupakan

Dewa penghancur segala halangan dan rintangan, simbol Swastika wajib dibuat

setiap sebelum memulai pekerjaan yang baik.

Terkait dengan Swastika sebagai lambang kesejahteraan, kemakmuran dan

kegembiraan, dapat pula ditemukan pada mantra-mantra Veda lainnya, seperti ;

Berpribadi). Dalam konteks Tuhan Berpribadi manifestasi beliau sangat banyak dan dapat pula

direpresentasikan dalam simbol-simbol, diantaranya simbol Swastika. Dalam Teologi Hindu Surya

adalah Dewa Matahari, Vishnu adalah Dewa pemelihara alam semesta dan Ganesha adalah Dewa

yang menghancurkan halangan dan rintangan.

Page 12: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

44

svastaya adityāso bhavantu nah

Rgveda V.51.12

Sinar-sinar-Nya Sanghyang Surya, semoga menganugrahkan

kebahagiaan kepada kami.” (Titib, 2006 : 364).

Mantram ini menekankan bentuk kata Svasta yang merujuk pada Aditya

atau Dewa Surya yang menganugrahkan kebahagiaan. Sehingga di berbagai

belahan dunia, Swastika digunakan oleh para pemuja Surya sebagai sebuah

simbol sakral. Akar pemujaan Surya dan Swastika berakar dari mantram Veda

tersebut.

svasti naḥ putrakṛtheṣu yoniṣu

Rgveda X.63.15

“Semoga terhadap kesejahteraan untuk para wanita yang melahirkan

putra-putri gagah berani.” (Titib, 2006 : 365).

Mantram Veda tersebut diatas terkait dengan kata Svasti yang merujuk

kepada kesejahteraan. Kata dasar Svastika, yakni yakni Svasti dan berbagai

bentuk kata Sanskerta lainnya memang lebih umum merujuk kepada

kesejahteraan. Kata Svasti ini juga muncul pada mantram Atharvaveda berikut.

svasti mātra uta pitre no astu

Atharvaveda I.31.4

“Semoga terdapat kesejahteraan untuk ibu dan ayah.” (Titib, 2006 :

366).

Kata Svasti pada mantram diatas merujuk pada arti kesejahteraan yakni

seorang putra yang mendoakan kesejahteraan bagi ibu dan ayah. Jadi kata Svasti

dalam Veda lebih umum merujuk pada kesejahteraan dan keberuntungan. Namun

selain itu, juga merujuk pada kata kegembiraan dalam bentuk kata yang lain,

seperti mantra berikut.

Page 13: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

45

svastidā manasā mādayasva

arvācīno revate saubhagāya

Rgveda X.116.2

“Dewata yang mendorong untuk berbuat baik, berbahagialah dan

datanglah kepada kami untuk kemakmuran dan keberuntungan yang

baik.” (Titib, 2006 : 372).

Swastika merupakan desain garis yang ditemukan oleh Rsi (orang suci

Hindu) jaman Veda. Merupakan sebuah geometri spesifik yang dipercaya

memiliki hubungan dengan beberapa medan energi alamiah. Itu digambarkan

sebagai sebuah tanda (+) yang memiliki lengan yang sama dengan ujung

mengarah ke kanan dan berputar searah jarum jam.

Berdasarkan sejumlah mantram Veda tersebut, Madhava Turumella (2013)

yang mengikuti pemikiran orang suci jaman Veda, mengkonstruksi Swastika

sebagai sebuah formulasi sakral, sebagai berikut ;

Gambar 2.1 Konstruksi Swastika Menurut Madhava Turumella (2013)

Page 14: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

46

Jadi simbol Swastika merupakan simbol perlindungan dari Dewa Indra yang

menganugrahkan kekuatan, Pūṣan2 yang memberikan keselamatan, Tarkshya

3

memberikan kedamaian dan Brhaspati4

guru yang memberikan pengetahuan dan

kesejahteraan melalui pengetahuan. Simbol dalam tradisi Veda selalu

melambangkan kekuatan dari manifestasi Tuhan melalui Dewa tertentu sebagai

penguasa kekuatan. Sehingga Swastika merupakan simbol mistis religius yang

sangat dihormati dan diyakini memberikan perlindungan dan kebaikan.

Konstruksi simbol Swastika tersebut juga mengandung makna Swastika

sebagai lambang mistis sebagai simbol perlindungan dari Tuhan dan perputaran

masa seperti digambarkan berikut ini ;

.

2 Pūṣan dalam Veda merupakan Dewa yang menjaga energi, memberikan perlindungan

dan keselamatan dengan energi yang cukup.

3 Tarskhya merupakan burung Garuda wahana dari Dewa Vishnu

4 Brhaspati merupakan Guru dari para dewata.

Gambar 2.2 Perputaran konstelasi perbintangan menurut astrologi Veda yakni

Shrawan, Chitra, Pushya dan Revati

Page 15: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

47

Perputaran ini merupakan perputaran musim dalam ilmu astrologi Veda.

Perputaran musim ini dianggap sangat penting untuk memberikan keberuntungan

dan perlindungan bagi segenap planet. Selanjutnya Knapp (2003) menyatakan

berdasarkan teks religius India, dijelaskan Swastika sebagai simbol dari tanah,

api, air, udara, langit, pikiran, emosi dan perasaan. Sedangkan empat lengan dari

Swastika melambangkan pada empat hal yang sangat penting. Representasi dari

empat yuga atau era yakni Satya Yuga, Treta Yuga, Dwapara Yuga, dan Kali

Yuga5.

Menggambarkan empat Varnas-Brahmana, Ksatria, Vaisya, dan Sudra6.

Swastika juga melambangkan empat tahapan hidup manusia- Brahmacāri (masa

menuntut ilmu), gṛhastha (berumah tangga), vānaprastha (melepaskan ikatan)

dan Sannyāsa (hidup sebagai pertapa). Empat lengan Swastika juga merupakan

simbol dari empat pencapaian dasar manusia yakni Dharma (kebajikan), artha

(kemakmuran), kama (keinginan), dan moksa (pembebasan). Swastika juga

melambangkan empat wajah Dewa Brahma dan empat Veda (Catur Veda),

Rgveda, Yajur Veda, Sama Veda dan Atharva Veda. Juga sebagai simbol empat

konstelasi perbintangan yakni Pushya, Chaitra, Shravan dan Revati.

Sejak jaman dahulu, orang-orang Hindu telah menggunakan Swastika

sebagai simbol keberuntungan dan berkah, sehingga simbol ini selalu digunakan

5 Satya Yuga siklus pertama dalam empat jaman/era dalam konsep perputaran catur yuga.

Treta Yuga merupakan siklus kedua dalam empat jaman/era dalam konsep perputaran

catur yuga . Dvapara Yuga adalah siklus ketiga dalam empat jaman/era dalam konsep

perputaran catur yuga . Kali Yuga adalah siklus keempat dalam empat jaman/era dalam

konsep perputaran catur yuga.

6 Dalam konsteks Varna ashrama Dharma (empat tatanan social dan tatanan spiritual

Veda) Brahmana adalah golongan pendeta, ksatria adalah golongan administrator negara

dan angkatan bersenjata, waisya adalah golongan pedagang, dan sudra adalah golongan

buruh atau pekerja.

Page 16: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

48

dalam acara yang penuh kebahagiaan seperti pernikahan, Lakshmi Puja7

dan

berbagai kegiatan religius lainnya. Penggunaan Swastika pada pintu atau pada

dinding bangunan diyakini memiliki kekuatan proteksi untuk menghindari

pengaruh jahat yang dapat menganggu. Selain itu, Swastika juga digunakan

sebagai obyek pemujaan yakni simbol dari Dewa Ganesha.

Simbol sakral ini diyakini digunakan oleh seluruh umat Hindu di dunia

sebagai sebuah simbol yang suci dan mistis. Bahkan Swastika telah lama menjadi

simbol identitas Hindu, di mana dengan menggunakan simbol ini maka sebuah

tempat akan diketahui sebagai tempat pemujaan atau milik dari orang Hindu.

Umumnya orang-orang Hindu menggunakan Swastika dengan putaran ke kanan

atau arah jarum jam. Penggunaan putaran ke kiri biasanya digunakan dalam tradisi

Budha atau Tantra yakni pemujaan pada Shakti atau energi kosmis.

Mengenai simbol Swastika lainnya, Donder dan Wisarja (2011 : 111)

menyatakan bangunan Veda terdiri atas dua tumpuan kaki pengetahuan, yakni

pada kaki kanan pengetahuan paravidya (pengetahuan sakral) yang berisikan

sruti8 „spiritual‟ dan kaki kiri pengetahuan aparavidya berisikan smrti

9. Kedua

jenis pengetahuan ini merupakan satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan.

Simbol Swastika dapat digunakan untuk memahami hakekat kedua jenis

pengatahuan ini, dengan empat kuadran yuga-nya plus empat kuadran

7 Upacara pemujaan terhadai Dewi Lakshmi, dewi yang menganugerahkan kekayaan dan

kesejahteraan.

8 Sruti menurut kodifikasi Veda adalah kitab-kitab utama dari Veda yang merupakan visi

langsung dari para maharsi penerima Veda. Yang termasuk kitab sruti adalah Rgveda,

Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda.

9 Smrti adalah kitab-kitab pelengkap, penjelas, lampiran atau kitab tafsir dari kitab Sruti

Page 17: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

49

matematiknya, serta dua macam asumsi perputarannya dapat menjelaskan

bagaimana hubungan yang erat antara kedua pengetahuan ini. Melalui analisis

matematis dan spiritual terhadap simbol dan arah perputaran Swastika, perputaran

kuadran catur yuga dalam Swastika kearah kanan, yang searah dengan perputaran

jarum jam diasumsikan sebagai arah perputaran spiritual. Sedangkan arah

perputaran kekiri dari kuadran matematik merupakan simbol aktivitas sains.

Kerjasama antara sains dan spiritual dapat dilihat melalui gradien positif itu

diperoleh suatu titik yang ditarik membagi dua sama besar bidang kuadran IV

matematik (kuadran I dalam catur yuga), garis itu kemudian ditarik kebawah

dengan sudut 45o menuju dan membagi dua bagian yang sama besar bidang

kuadran II matematik (kuadran III dalam catur yuga).

Dvap. yuga

2400

Tahun Deva

III

Kaliyuga

1200

Tahun Deva

IV

Kertayuga

4800

Tahun Deva

I

Tretayuga

3600

Tahun Deva

II

Gambar 2.3 Konstruksi Swastika yang dikaitkan dengan Perputaran Yuga

(Donder, 2007)

Page 18: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

50

Lebih lanjut dikatakan, melalui analisis tersebut diperoleh kesimpulan

bahwa dua jenis pengetahuan Veda yakni sains dan sakral sama pentingnya bagi

manusia. Sehingga simbol Swastika bagi Hindu tidak saja melambangkan

keberuntungan dan kebaikan tetapi juga menjelaskan pohon pengetahuan Veda

dalam arah ke kanan yang melambangkan pengetahuan spiritual dan ke kiri

melambangkan pengetahuan profan, yang keduanya perlu saling mendukung.

Dengan demikian simbol Swastika bagi tradisi, peradaban dan pengetahuan Hindu

sangat luas dan kuat mengakar serta telah digunakan oleh para Rsi sejak jaman

lampau.

2.3 Makna Swastika Bagi Nazi

Hakenkreuz atau Swastika merupakan lambang yang sulit dipisahkan

sebagai identitas Nazi Jerman. Swastika digunakan hampir disetiap tampilan Nazi

seperti pada bendera partai, emblem, lencana, dan berbagai benda-benda lainnya.

Penggunaan simbol ini berserta pemaknaannya dalam Nazi sendiri sangatlah

berkaitan dengan beberapa tokoh seperti Michael Zmigrodski, Heinrich

Schliemann, Josseph Gobbels, dan Adolf Hitler. Michael Zmigordski adalah

seorang Pustakawan Polandia, pemburu Swastika yang juga merupakan seorang

yang Anti-semitik, yang mengangkat dirinya sendiri untuk mempromosikan

Swastika sebagai heraldic device (alat yang berkaitan dengan ilmu perlambangan)

dari keluarga Aryo-Germanic. Dalam The Swastika; Constructing The Symbol,

Malcom Quinn (2005) mengatakan Zmigrodski memiliki kepercayaan bahwa

Leluhurnya (orang Indo-European) merupakan ras unggul;

Page 19: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

51

He compared the Swastika to a fly trapped in amber, its unchanging

form representing the preservation of a racial essence over time, and

his declared aim was to prove that „in a very ancient epoch, our Indo-

European Ancestors Professed Social and Religious ideas more noble

and elevated than those of other races…. The Swastika was

recognised and cognitively „recovered‟ from all that it was not (many-

armed, contextually-coded, ornamenal, Semitic, etc.) and the chosen

emblem, like the chosen race, existed in a condition of „negative

visibility‟. (Quin: 2005, p.22).

Menurut Heidtmann (1991) Ketertarikan Zmigrodski akan „Aryan‟

Swastika didorong oleh penemuan objek-objek yang memiliki tampilan Swastika

di bukit Hissarlik, Turkey oleh seorang arkeologis, Heinrich Scliemann.

Schliemann mengaitkan simbol ini dengan simbol serupa yang ditemukan pada

sebuah guci kuno di Jerman, lalu berspekulasi bahwa Swastika merupakan sebuah

“simbol keagamaan yang signifikan dari leluhur jauh bangsa Jerman”.

Spekulasi ini tidak serta merta muncul. Kepercayaan Swastika sebagai

sebuah simbol kejayaan bangsa Jerman berdasar pada sebuah teori yang di

kemukakan oleh ilmuan penerjemah teks-teks India kuno, William Jones dan Max

Muller. Namun sebenarnya penggunaan nama Swastika bagi objek yang

ditemukan oleh Schliemann ini tidaklah di sambut baik oleh Max Muller, seorang

Peneliti Asiatik yang mencetuskan Teori Arya. Bahkan melalui sebuah surat, Max

Muller (yang kemudian di kutip oleh Schliemann dalam Ilios, 1880) memberi

peringatan pada Schliemann bahwa ia harus waspada terhadap kekeliruan

penafsiran kata „Swastika‟ dengan sebuah „gambar temuan‟ arkeologis:

I do not like the use of word Svastika outside India. It is a word of

Indian origin, has its history and definite meaning in India. I know the

temptation is great to transfer names, with which we are familiar, to

similar objects which come before us in the course of our researches.

But it is a temptation which the true student ought to resist, except, it

may be, for the sake of illustration. The mischief arising from the

Page 20: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

52

promiscuous use of technical terms is very great (Schliemann, 1880,

p.346).

Penggunaan kata „Aryan‟ oleh Max Muller merujuk pada kelompok bahasa

Indo-European. Ia secara sangat sederhana mengatakan bahwa ia berbicara

mengenai bahasa, di mana menurut Muller bahasa dan ras adalah dua hal yang

sangat berbeda. Namun tanpa disadari Muller telah memberikan para Rasialis

Jerman sebuah kata dan sebuah konsep yang bisa mereka gunakan sebagai tempat

menggantungkan kefanatikkan mereka. Seperti yang diungkapkan Bishop dan

warner (2002) dalam German Insignia of World War II;

In 19th

century Europe the racial and political ideas which were to

shape much of the character of Nazi Germany were focused around

the confusion between the Indo-European languages and the so-called

Indo-European race…. „Aryan‟ came to mean nobility of blood,

incomparable beauty of form and mind, and a superior breed.

Swastika was a Sanskrit word, Sanskrit being the oldest of the Indo-

European Languages, and thereby acquired its „Aryan‟ racial

association (Bishop, 2002, p.115).

Namun bagi Schliemann (1880) Swastika tidak hanya merepresentasikan

bagian dari sebuah bahasa saja, melainkan keseluruhan cara berbicara (logat), dan

ras. Dari pemikiran inilah kemudian ia berusaha menciptakan hubungan antara

mitologi Veda dan mitologi Homeric yang ia harap bisa bersatu. Pada proses ini

Schliemann menginterpretasikan Swastika sebagai sebuah sistem isyarat

pembentukkan-diri (self-generating signalling system), sistem di mana simbol

menjadi sebuah alat pembentuk identitas seseorang. Gambaran sederhananya

swastika sebagai sistem isyarat pembentukan diri adalah, jika engkau orang Arya

kau akan mengenali dan menamai simbol itu sebagai Swastika, sementara jka kau

Page 21: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

53

bukanlah orang Arya, engkau tidak akan melihat sesuatu itu sebagai sebuah „karya

dekoratif yang tergesa-gesa dan tanpa makna religius sama sekali‟.

Terlepas dari kebenaran akan keberadaan bangsa Arya serta superioritasnya,

bagi Foucault kebaruan Sosialisme Nasional yang dianut oleh Nazi memang

terletak pada caranya mengartikulasikan „pengagungan darah yang seperti

impian‟, pengagungan tanah air, serta kemenangan ras dengan cara yang sangat

sinis dan naïf (Foucault, 1997). Lebih lanjut lagi Foucault bahkan melihat bahwa

Nazisme menetapkan sejumlah intervensi permanen kedalam tingkah laku

individu di dalam populasi (bangsa Arya/masyarakat Jerman kala itu) dan

mengartikulasikannya dengan sebuah „perhatian mitos terhadap darah dan

kemenangan ras‟. Foucault mengindikasikan keadaan ini dengan permainan

gembala-jemaat dan permainan kota-warga yang kemudian dirubah menjadi

penggolongan eugenis (genetika) terhadap keberadaan biologis yang kemudian

diartikulasikan melalui tema-tema kemurnian darah serta mitos tanah air.

Simbolika „darah mulai menghendaki mandi-darah‟ yang digunakan oleh

Foucault (1997) dalam Il faut defender la société merujuk kepada pernyataan

bahwa tindakan merampas hak untuk hidup dari ras-ras lain selain ras Arya

merupakan hal yang perlu untuk dilakukan demi terpeliharanya kehidupan ras

Arya yang superior. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa dalam mencapai

tujuan akhirnya yaitu superioritas bangsa Arya, Nazi membentuk „solusi terakhir‟

bagi bangsa-bangsa selain bangsa Arya, yaitu mati di tangan Jerman. Melalui

genosida terhadap kaum Yahudi Nazi melihat bangsa lain selain Bangsa Arya

sebagai lebensunwertes Leben (tidak pantas hidup).

Page 22: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

54

Teoritisi Strukturalis mengatakan bahwa makna dari sebuah simbol tidaklah

stabil bahkan selalu berada dalam proses. Derrida (1972) mengatakan bahwa

pemaknaan dari sebuah simbol selalu tidak pasti dan tidak stabil. Sebuah simbol

atau signifier (petanda) tidak selalu merujuk pada satu penanda (signified) saja,

melainkan dapat mengacu pada berbagai penanda (signified) lainnya atau

penafsiran lainnya. Bahkan lebih ekstrem lagi Foucault (1995) dengan tegas

mengatakan bahwa makna dari sebuah simbol tak hanya selalu berubah namun

bisa dibentuk dan diatur oleh sebuah rezim melalui relasi power. Keberadaan

bahwa pemaknaan sebuah simbol selalu berubah tergantung dengan rezim

kebenaran tiap zaman yang berbeda inilah yang terjadi pada simbol Swastika.

Simbol (petanda) Swastika bagi Nazi tidak merujuk pada makna (penanda)

kemakmuran dan kesejahteraan dan simbol sakral seperti pemaknaan simbol ini

pada sebagian besar masyarakat yang menggunakannya, utamanya masyarakat

Hindu, melainkan meloncat pada pemaknaan (penanda) lain menurut Nazi yaitu

sebagai lambang superioritas bangsa Arya.

Hitler menganggap Swastika sebagai sebuah simbol atas superioritas

bangsanya (ras Jerman, bangsa Arya) seperti yang ia kemukakan dalam bukunya

berjudul Mein Kampf (1992) :

in the Swastika [we see] the mission of the struggle for victory of the

Aryan Man, and, by the same token… the idea of creative work, which

as such always has been and always will be anti-Semitic (Hitler, 1992,

p/452)

Seperti yang dijelaskan oleh Quinn (2005) bahwa dalam usahanya

membentuk citra Swastika sebagai sebuah simbol dari “Kemenangan bagi Bangsa

Arya,” Hitler telah mendeskripsikan sebuah alat yang menjelaskan mengenai

Page 23: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

55

perlambangan (heraldic device) yang mengumumkan sebuah ketiadaan rujukan,

simbol dari sebuah kejadian yang bahkan belum pernah terjadi. Swastika memang

„berdiri untuk‟ partai Nazi; namun partai ini pun seolah memfasilitasi „misi‟ yang

di labelkan Hitler padanya, yaitu mempersatukan gambaran orang-orang yang

membenci suku bangsa lain (merujuk pada bangsa anti-Semitik) dengan sebuah

identitas rasial Arya.

Sejarahwan Francis King (1976) berpendapat mengenai permulaan

penggunaan dan makna dari Swastika pada bendera partai Nasional-Sosialis.

Hitler awalnya sempat meminta beberapa desain bendera baru partainya pada

anggota-anggota partai Nazi, kemudian dia memilih desain yang dibuat oleh Dr.

Friedrich Krohn, seorang dokter gigi dari Stanberg yang juga merupakan anggota

aktif dari Thule-Gesellschaft (semacam perkumpulan elit di Jerman). Dalam

bukunya, Satan and Swastika: The Occult and the Nazi Party (1976) Francis King

mengatakan:

The one finally adopted...was designed by Dr. Friedrich Krohn, a

dentist from Sternberg... Krohn's design, the Swastika on a white disk

against a red background, was intended to symbolize the ideology of

the movement - in red its social ideal, in white its nationalism, and in

the Swastika "the struggle for the victory of Aryan man". But Krohn's

flag featured a right-handed Swastika, traditional symbol of good

fortune, spiritual evalution and the triumph of spirit over matter.

Hitler insisted on it being replaced by the left-handed Swastika,

regarded by occultists as the equivalent of a reversed crucifix, an

evocation of evil, spiritual devolution and black magic! (King, 1976,

p. 117).

Namun disisi lain pendapat dari Kings bahwa Hitler sengaja memilih untuk

membalikkan bentuk Swastika yang diajukan oleh Krohn agar merujuk pada

kejahatan dan ilmu hitam ketimbang keberuntungan, tidak sepenuhnya dapat

Page 24: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

56

diterima oleh para sarjana. Ide pembalikan Swastika ini ditentang oleh seorang

Jurnalis, Ken Anderson sebagaimana ditulis oleh Nicholas Goodrick-Clarke

dalam bukunya The Occult Roots of Nazism (1985). Anderson mengemukakan

dua alasan penentangannya, yaitu:

Firstly we must remember that Hitler himself had very little time for

occult mumbo-jumbo, and was certainly not the practicing black

magician many occultist claim him to have been; and secondly, the

idea that Hitler Considered himself „evil‟ (as he would have had to

have done in order to take the step of reversing a positive symbol to a

negative one), or that evil was an attractive concept for him is

ridiculous (Goodrick-Clarke 1985 p.108).

Sebagai lambang yang paling sering muncul selama kependudukan Nazi di

Eropa, Nazi sendiri sadar akan kemungkinan komersialisasi bentuk Swastika di

Eropa saat itu, utamanya di daerah yang ia kuasai. Bentuk Swastika digunakan di

berbagai produk untuk menambah omset penjualannya. Saat itulah untuk

membendung hal tersebut Jossef Goebles, mengeluarkan peraturan yang mengatur

penggunaan Swastika. Peraturan itu mengatur pelarangan penggunaan Swastika

pada benda-benda yang bisa saja mengurangi nilai keagungan Swastika itu

sendiri. misalnya penempatan Swastika pada bola mainan anak-anak, yang pada

nantinya akan ditendang.

Foucault (1995) mengatakan bahwa pemberian makna tidak dapat

dilepaskan dari power si pembuat makna serta alat yang digunakannya. Seberapa

besar power yang dimiliki untuk kemudian menciptakan sebuah wacana, seberapa

kuat rekonstruksi makna sebuah simbol dapat disebarluaskan menentukan

seberapa besar dampak dari wacana dan rekonstruksi makna tersebut. Langkah

yang dilakukan Jossef Goebles merujuk pada pembuatan dominan discourse

Page 25: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

57

(wacana dominan) bahwa Swastika adalah lambang kebanggaan, simbol pride,

superioritas bangsa Arya, sehingga tempat di mana simbol itu ditempatkan

haruslah juga menjaga pemaknaan lambang ini sesuai dengan yang diinginkan

oleh rezim Nazi.

Nazi menempatkan Swastika sebagai sebuah simbol yang sangat

dihormati, sebuah simbol kebanggaan, simbol kejayaan dan superioritas bangsa

Arya. Sebuah simbol yang melekat pada hampir seluruh cinderamata, lencana

penghargaan, bendera dan berbagai pernak-pernik Nazi.

2.3.1 Teori Arya sebagai Dasar Penggunaan Swastika bagi Nazi

Teori Arya merupakan salah satu dasar rujukan akan bangkitnya

superioritas bangsa Jerman, dibawah Third Reich. Third Reich

mempercayai dan menganggap diri mereka, bangsa Jerman adalah

keturunan dari ras Arya, ras yang kuat, yang menaklukkan berbagai

daerah dan melahirkan kebudayaan lebih tinggi di setiap tempat yang

ditaklukkannya. Ras Arya yang menaklukkan daerah India kuno dan

melahirkan kebudayaan Veda di tanah India.

Teori invasi Arya merupakan teori yang sangat populer di

Indonesia. Bahkan beberapa tahun yang lalu diajarkan sebagai sebuah

materi resmi pada pelajaran agama Hindu sebelum akhirnya

dihilangkan. Teori invasi Arya itu sangat terkait dengan sejarah

keberadaan agama Hindu dan Veda di India. Sujarweni (2012 : 15)

menguraikan teori ras Arya ini sebagaimana standar teori yang

diketahui secara luas di publik bahwa agama Hindu pertama dianut

Page 26: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

58

oleh bangsa Arya, yaitu suku bangsa yang berasal dari Indo Jerman.

Bangsa ini merupakan bangsa atau ras yang unggul di bidang sastra

dan kebudayaan. Mereka mempunyai ciri fisik kulit putih, badan

tinggi, dan hidung mancung. Menurut artikel-artikel peradaban dunia,

bangsa Arya merupakan salah satu bangsa tertua di dunia. Dalam

perkembangan peradaban, bangsa Arya melakukan migrasi ke India,

tepatnya di Mahenjodaro dan Harappa, mereka datang secara

bergelombang. Kala itu, suku bangsa asli penghuni Mahenjodaro dan

Harappa adalah suku bangsa Dravida. Ciri masyarakat Dravida adalah

berbahasa Dravida, berhidung pesek, bibir tebal, kulit hitam dan

kebudayaanya lebih rendah daripada bangsa Arya.

Kedatangan bangsa Arya di India telah memberi pengaruh besar

dalam sejarah perkembangan bangsa India. Bangsa Dravida yang

sebelumnya telah menempati India memberi tiga reaksi atas

kedatangan bangsa Arya. Kelompok pertama ialah mereka yang

menolak kedatangan bangsa Arya dengan melakukan perlawanan

sampai mati. Kelompok kedua adalah mereka yang akhirnya

menyingkir ke daerah selatan. Sedangkan, kelompok ketiga

melakukan asimilasi dengan bangsa Arya, yang kemudian melahirkan

budaya baru. Kebudayaan yang dihasilkan atas asimilasi tersebut

dikenal sebagai kebudayaan Indo-Arya. Bangsa Arya mempunyai

kepercayaan terhadap banyak dewa, sedangkan bangsa Dravida

mempunyai kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang. Perpaduan

Page 27: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

59

kedua bangsa ini melahirkan berbagai budaya, seperti bahasa

sansekerta, upacara keagamaan dan hal-hal sakral lainnya. Selain itu,

perpaduan ini ditandai dengan kemunculan dan berkembangnya

agama Hindu yang menjadi agama terbesar di India sekarang. Tulisan

Sujarweni tersebut merupakan tulisan standar yang masih dijumpai

dalam buku-buku teks sejumlah pelajaran di Indonesia.

Teori ini jelas menegaskan bahwa lahirnya agama Hindu,

lahirnya Bahasa Sansekerta yang merupakan bahasa Veda atas jasa

kedatangan bangsa luar yang berkebudayaan tinggi, sementara ras

India dianggap berkebudayaan lebih rendah. Dalam beberapa puluh

tahun belakangan, para ahli baik di Timur (India) dan Barat

melakukan riset mempertanyakan keberadaan teori tersebut.

Teori penyerangan Arya atau Aryan Theory sesungguhnya sudah

dinyatakan gugur baik oleh ilmuwan India maupun Barat yang dalam

beberapa puluh tahun melakukan penelitian komprehensif seperti

melibatkan teks otentik Veda, geologis, arkeologis, genetik,

biomolekuler maupun keotentikan sejarah India. Dr. David Frawley

peneliti terkenal tentang teks India kuno dari American Institute Of

Vedic Studies adalah orang yang dikenal berhasil merobohkan teori

Arya (The Aryan Theory), melalui sejumlah pertemuan ilmiah,

publikasi ilmiah, esai dan sejumlah buku-buku yang menolak

keberadaan teori Arya.

Page 28: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

60

Swami Prakashananda Saraswati (2003) dalam bukunya The

True History and The Religion of India : A Concise Encyclopedia of

Authentic Hinduisme, mengulas dengan tegas dan jelas bagaimana

cara kerja para peneliti bayaran di Asiatic Researcher

mengkonstruksi The Aryan Theory dengan tujuan spekulasi

keberadaan ras Asia Tengah. Saraswati (2003 : 245) menyatakan

skema dari awal direncanakan oleh Dr. William Jones yang diangkat

sebagai presiden Asiatic Society Bengal (Calcuta) tahun 1822. Jones

menyampaikan gagasan awal bahwa bahasa Sansekerta (bahasa

Veda) merupakan bahasa luar yang menghasilkan spekulasi

imajinasi dari keberadaan beberapa ras Asia Tengah yang berbicara

bahasa Sanskrit dan membawa bahasa Sanskrit ke India saat mereka

masuk ke India. Kisah penyerangan ini dibesar-besarkan oleh

ilmuwan Max Muller sebagai sebuah teori standar di kalangan

akademik.

Salah satu fakta yang ditulis oleh Saraswati adalah dalam

Manusmrti mendeskripsikan bahwa lokasi yang sesungguhnya dari

Aryavarta yakni sebelah Selatan Himalaya dan semua jalan menuju

Samudra India. Para penduduknya disebut Arya. Wilayah teritorial

dari Aryavarta dalam perang Mahabharata (3139 SM) sampai Iran.

Bukti lain menunjukkan, di dalam sejarah Bhartiya (India) ada

deksripsi penyerangan Shaka dan Hun, juga penyerangan Muslim,

akan tetapi tidak ditemukan dalam teks manapun atau catatan otentik

Page 29: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

61

mengenai penyerangan Arya. Tentang kepalsuan teori ini juga

diungkapkan oleh Stephen Knapp dalam bukunya The Universal Path

to Enlightenment- The Eastern Answers to the Mysteries of Life

(1992). Diungkapkan Knapp (1992) bahwa teori Arya tidak memiliki

dasar-dasar yang kuat dan bukti-bukti apapun. Disebutkan sejumlah

ahli sejarah juga menggugurkan teori ini karena tidak didukung oleh

bukti ilmiah. Bahkan Sir John Marshal pimpinan penggalian situs

Mahenjo-Daro membuktikan peradaban yang ditemukan justru

merupakan agama Veda yang keberadaanya sangat jauh dari teori

kedatangan Arya yang diajukan oleh orang-orang Asiatic Researcher.

Lebih lanjut dikatakan, dalam teks-teks Veda, yang dimaksud

dengan kata Arya adalah orang beradab yang lebih menunjukkan pada

golongan ksatria yang melindungi peradaban dan menganut ajaran

Veda, bukan ras pendatang yang masuk ke India. Dalam sejumlah

publikasi juga disampaikan keunggulan ras Arya sebagai ras tertua,

berkebudayaan tinggi, ahli dalam literatur dan superioritas lainnya.

Adolf Hitler mempercayai teori keunggulan ras ini dan menganggap

dirinya sebagai orang Arya. Simbol Swastika digunakan sebagai

simbol superioritas ras Arya yang dianggap sebagai ras terunggul di

dunia. Hitler menganut teori fiksi tentang ras Arya dan menegakkan

superioritas Arya dibawah naungan simbol Swastika.

Page 30: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

62

2.4 Makna Swastika Pasca Fasisme Nazi

Kuatnya penggunaan simbol Swastika oleh Nazi membuat lambang ini di

sejumlah benua lebih dikenal sebagai lambang Nazi dibanding sebagai simbol

sakral dalam peradaban Hindu. Penggunaan simbol Swastika oleh Nazi sebagai

lambang utama yang selalu ada disetiap kegiatannya berakibat pada kemelekatan

Swastika sebagai identitas Nazi di setiap tempat yang pernah diduduki.

Masyarakat yang mengalami tindakan kekerasan selama rezim Nazi pun

kemudian mengasosiasikan bentuk Swastika sebagai identitas Nazi.

Pengasosiasian ini berujung pada pemikiran mereka mengenai simbol Swastika

sebagai simbol kekerasan dan kejahatan. Seperti yang dikatakan oleh seorang

holocaust-survivor, Freddie Knoller, 93 tahun, dalam sebuah artikel yang di

terbitkan oleh BBC pada 23 Oktober 2014 (news.bbc.com),

For the Jewish people the Swastika is a symbol of fear, of suppression,

and of extermination. It‟s a symbol that we will never ever be able to

change. …. if they put the Swastika on gravestones or synagogues, it

puts a fear into us. Surely it shouldn‟t happen again….. For the

people who went through the Holocaust, we will always remember

what the Swastika was like in our life - a symbol of pure evil.

Luka psikis ini berdampak langsung pada simbol Swastika. Pasca

keruntuhan rezim Nazi segala bentuk simbol yang berkaitan dengan Nazi

termasuk Swastika dilarang ditampilkan di arena publik pada beberapa negara,

termasuk di Jerman sendiri, tempat di mana pada rezim Nazi Swastika pernah

dicintai dan diagung-agungkan.

Penempatan Hakenkreuz atau Swastika di tempat-tempat publik (kecuali

untuk alasan ilmiah) di Jerman dan Austria merupakan tindakan ilegal. Semenjak

tahun 1947 lambang Swastika Nazi (Hakenkreuz) sudah dilarang di Austria.

Page 31: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

63

Meskipun demikian peraturan Austria tidak memberlakukan pelarangan pada

simbol Swastika yang sudah ada sebelum tahun 1947. Sekitar 500.000 batu nisan

di Austria yang mayoritasnya merupakan makam para tentara Nazi saat mereka

menganeksasi Austria, masih memiliki simbol Hakenkreuz di atasnya karena

peratuan pengecualian itu (www.foxnews.com). Pelarangan terhadap simbol

Swastika Nazi di Austria merupakan sebuah respon atas sejarah hitam aneksasi

Jerman atas Austria pada tahun 1938.

Hungarian Criminal Code pasal 269 juga menetapkan pelarangan atas

tindakan yang menampilkan simbol totaliter termasuk Swastika di ruang publik.

Penggunaan Swastika hanya diperbolehkan jika terkait dengan alasan pendidikan,

kesenian, ataupun jurnalistik (www.bpsz.hu). Sementara itu tahun 2008 Parlemen

Lithuania menetapkan bahwa tampilan publik dari simbol Nazi, termasuk

Swastika merupakan pelanggaran administratif dengan hukuman denda Lt. 500 -

1000 Lithuania. Sedangkan di Polandia tampilan publik dari simbol Nazi

termasuk Swastika merupakan tindak pidana yang diancam hukuman hingga

delapan tahun penjara (Day, 2009). Sebagian besar negara yang pernah

mengalami kekejaman langsung Rezim Fasisme Jerman ini mengalami semacam

ketakutan yang berlebihan (fobia) terhadap lambang yang menjadi ciri khas Nazi

yaitu Swastika atau Hakenkreuz.

Pada tahun 2005 foto Pangeran Harry dari Inggris yang menggunakan

sebuah emblem di lengannya dengan lambang Hakenkreuz atau Swastika Nazi

dalam sebuah pesta kostum menjadi headline diberbagai surat kabar dan majalah

seluruh dunia. Kejadian ini memicu kemarahan politisi konservatif di Jerman yang

Page 32: BAB II PEMAKNAAN SWASTIKA 2.1 Persebaran Swastika di Dunia II.pdf · Jepang, Korea, Cina, Tibet dan India merujuk pada angka 11 abad sebelum masehi. Adapun bentuk-bentuk Swastika

64

kemudian mengusulkan pelarangan Swastika di seluruh Eropa pada EU‟s Justice

and home affairs commissioner. Kelompok Liberal dalam parlemen EU

berargumen bahwa seluruh Eropa menderita karena kejahatan dari Nazi sehingga

merupakan sebuah keharusan untuk melakukan pelarangan simbol Swastika ini

diseluruh benua Eropa. Seperti statement wakil presiden kelompok Liberal,

Silvana Koch-Merin yang dikutip dalam berita BBC pada 17 januari 2005, “All of

Europe has suffered in the past because of the crimes of the Nazis, therefore it

would be logical for Nazi symbols to be banned all over Europe

(news.bbc.co.uk)”.

Dengan reaksi ini, Swastika lebih dikenal sebagai simbol Nazi yang

dianggap mewakili simbol kekejaman sehingga penggunaan simbol ini pada

sebuah pesta kostum oleh Pangen Harry telah menyulut reaksi dan

diwacanakannya pelarangan Swastika di seluruh benua Eropa yang dianggap telah

menderita oleh kekejaman rezim Nazi.