Upload
david-lambert
View
41
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bab II Perancangan Pabrik Bioethanol
Citation preview
Perancangan Pabrik Bioetanol dari JagungBAB IIDISKRIPSI PROSES
2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk2.1.1. Spesifikasi Bahan BakuBiji jagung terdiri atas kulit luar (2%); lembaga (11,5%); kulit ari/perikarp (5,3%) dan endosperm yang merupakan bagian terbesar meliputi 88,3% serta pangkal biji (0,8%). Endosperm terdiri atas bagian yang lunak dan keras. Bagian yang lunak (floury), sebagian besar tersusun dari granula pati. Sedangkan bagian yang keras (horny), tempat terdapatnya interaksi yang kuat antara butiran pati dan protein. Kadar protein jagung berkisar antara 9,1 %- 11,9% [Prihatman, 2000].2.1.2.Spesifikasi ProdukProduk yang dihasilkan adalah etanol. Etanol yang dihasilkan di industri dan akan digunakan sebagai bahan bakar harus didenaturasi agar tidak dijadikan bahan minuman. Selain itu etanol yang didenaturasi tidak dikenai cukai alkohol. Etanol yang digunakan sebagai pelarut biasanya tidak didenaturasi. Berikut ini adalah spesifikasi etanol yang tidak didenaturasi :
Tabel 2.1. Persyaratan mutu produk etanol tidak didenaturasiParameter95%Absolut
Berat jenis, 20/200C, maks.0,81260,7912
Kemurnian, %-v, min.9599,9
Keasaman, %-b sbg asetat, maks.0,0020,002
Sisa penguapan, g/100 ml, maks.0,00250,0025
Daya larut dalam airSempurnaSempurna
Waktu permanganat, menit, min.4025
BauKhasKhas
Warna, APHA, maks1010
Air, %-b-0,1
Sumber: Amiruddin, 2005Apabila etanol akan dijadikan sebagai campuran bahan bakar (gasohol), maka etanol mempunyai syarat-syarat yang ditentukan menurut American Society for Testing Materials (ASTM).
Tabel 2.2. Persyaratan mutu etanol untuk pembuatan campuran bahan bakarParameterNilai
Etanol, %-V., min.92,1
Air, %-b., maks.1
Hidrokarbon (sbg denaturan). %-v.1,96-4,76
Metanol + keton, %-b., maks.0,5
Keasaman sbg. Asetat, %-b., maks.0,007
Ion khlorida, ppm, maks.40
Getah (gom), dicuci, mg/100 ml, maks.5
Tembaga (Cu), mg/kg, maks.0,1
Sumber: ASTM D 4806Dari persyaratan mutu di atas maka akan dipilih produk dengan spesifikasi etanol absolut. Dengan demikian bioetanol yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi untuk pembuatan gasohol.
2.2. Konsep Proses2.2.1. Dasar ReaksiProses pembentukan etanol dari pati jagung berlangsung dalam tiga tahap yaitu proses hidrolisa pati jagung menjadi dekstrin, proses konversi dekstrin menjadi glukosa (sakarifikasi) keduanya merupakan reaksi enzimatis dan proses fermentasi glukosa menjadi etanol. Reaksi hidolisa dengan enzim bersifat endotermis (membutuhkan panas) dan ireversibel. Reaksi yang terjadi pada proses hidrolisa pati dari jagung adalah :-[C5H10O5]- a-amylase -[C6H12O6]- ..........................(1)-[C6H12O6]- glukoamylase C6H12O6 .............................(2)Kondisi operasi : Proses Hidrolisa pati pada temperatur 850C, tekanan 1 atm Proses Sakarifikasi pada temperatur 650C, tekanan 1 atmReaksi fermentasi glukosa berlangsung pada kondisi anaerob. Sedangkan untuk pertumbuhan inokulum berlangsung pada kondisi aerobik. Reaksi fermentasi bersifat eksotermis (melepaskan panas) dan ireversibel. Reaksi berjalan di dalam fermentor dan bereaksi secara stokiometris dan untuk menjaga agar pH tetap konstan digunakan larutan buffer NH3. Inokulum ditambahkan 1% dari jumlah pati dan konversi reaksi glukosa sebesar 95%. Reaksi aerobik pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae :C6H12O6 + 2,28O2 + 2,08NH3 4CH1,6N0,52O0,16 + 5,92CO2 + 2H2O .(3)Kondisi operasi : Temperatur fermentasi 350C, 1 atmReaksi anaerob proses fermentasi glukosa menjadi etanol :C6H12O6 Ragi CH1,6O0,15 + 2C2H5OH + 2CO2 +H2O H=-1334,49....(4)Kondisi operasi : Temperatur fermentasi 350C, 1 atm, waktu 65 jam, pH 4-5. Dari tinjauan termodinamika dapat diketahui sifat reaksi (endotermis dan eksotermis), pengaruh temperatur terhadap kesetimbangan reaksi. Data termodinamika reaksi fermentasi sebagai berikut :Hof reaksi = Hof produk - Hof reaktanHof C6H12O6 = -1.264,0 kJ/molHof NH3 = -459 kJ/molHof C2H5OH = -288 kJ/molHof CH1,6N0,52O0,16 = -91 kJ/molHof H2O = -286 kJ/molHof CO2 = -394,1 kJ/molHof reaksi = -1.334,49 kJ (eksotermis).Reaksi bersifat dapat balik (reversible) dan searah (ireversibel) dapat ditentukan secara termodinamika, yaitu berdasarkan persamaan Vant Hoff. = Jika harga K besar menunjukkan bahwa reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol searah (irreversible) maka kenaikan suhu kurang berpengaruh terhadap konstanta kesetimbangan.(Perry, 1975).2.2.2. Kinetika ReaksiReaksi hidrolisa pati dan sakarifikasi merupakan reaksi enzimatis maka laju hidrolisis pati menjadi amilosa dan amilopektin dan glukosa dinyatakan dengan persamaan:-rs = = (1)Dimana : Cs = konsentrasi substrat kg/m3 Ce = konsentrasi enzim kg/m3 Km = konstanta Michaelis-Menten kg/m3 (0,0005 kg/m3) Vmax = laju reaksi maksimum mol/kg.s (0,00015 kg/m3.s)Laju penggunaan glukosa oleh Saccharomyces cerevisiae dan laju produksi biomassa :-rx = = Mx (t)(2)-rs = + ms Ms ....(3)Dimana : Mx = konsentrasi biomassa kg/m3 Yxs = laju yield biomass mol/kg.s = laju pertumbuhan s-1Laju penggunaan glukosa oleh Saccharomyces cerevisiae dan laju produksi biomassa (X) :-rp = + mp Mx ....(4)Dimana : Yxp = laju yield produk mol/kg.s Mx = konsentrasi produk kg/m3 2.3. Diagram alir proses 2.3.1. Diagram ProsesGambar 2.1. Flow Diagram Alir Proses(terlampir) 2.3.2. Langkah ProsesRancangan proses pembuatan etanol dari jagung ini terdiri dari empat tahapan proses, yaitu tahap penyiapan inokulum, tahap pengolahan/perlakuan awal bahan baku, tahap fermentasi, dan tahap pemurnian etanol. Pada proses pembuatan etanol, dihasilkan pula limbah berupa air cucian, vinase/stillage, dan lutter water. Pada saat ini pengolahan limbah belum dilakukan, namun sedang dipikirkan cara untuk memanfaatkan limbah yang diperoleh atau penanganannya sehingga tidak berbahaya ataupun merusak lingkungan.2.3.2.1 .Tahap Persiapan Saccharomyces cerevisaeUntuk memproduksi etanol secara fermentasi, digunakan biomassa aktif, yaitu ragi Saccharomyces cerevisae yang disiapkan secara aerobik. Saccharomyces cerevisae yang dipersiapkan tersebut dikembangkan terlebih dahulu bibitnya dalam suatu media. Media merupakan suatu campuran senyawa kimia yang berupa nutrien-nutrien yang dibutuhkan oleh biomassa aktif untuk dapat tumbuh. Pada rancangan proses ini, media yang digunakan adalah bubur jagung itu sendiri dengan tambahan nutrisi nitrogen dari amoniak (NH3).Pengembangbiakan biomassa aktif dilakukan pada biakan agar miring yang biasa disebut liofilisasi. Langkah pertama, dengan teknik aseptik, tabung reaksi yang berisi sekitar 10 cc air steril diinokulasikan dengan kultur murni ragi untuk kemudian dituangkan pada media agar. Setelah inkubasi selama beberapa hari pada temperatur 25-30oC (temperatur optimum pertumbuhan ragi), kultur bisa digunakan sebagai bibit pada mash steril. Sampai pada tahap persiapan starter ini, biasanya dilakukan di laboratorium.Untuk mempertahankan keaktifannya, stock culture ini diregenerasi setelah disimpan beberapa waktu. Proses pengembangbiakan ini dilakukan secara bertahap (empat tahap), dari skala bejana Erlenmeyer volume kecil hingga skala bioreaktor dengan volume kerja yang besar. Peralihan dari volume kecil ke volume yang lebih besar ditentukan oleh waktu berkaitan dengan dengan laju pertumbuhan logaritmik biomassa. Aerasi sangat dibutuhkan dalam persiapan starter sampai pembibitannya ke dalam fermentor untuk menjaga keberadaan sel ragi pada jumlah minimum yang dibutuhkan.Tahap ini selalu berada di bawah pengawasan laboratorium, termasuk penyeleksian strain ragi, penambahan nutrien, pH, temperatur, serta pembersihan dan sterilisasi [Prescott, 1949].2.3.2.2.Tahap Pengolahan Awal Bahan BakuPengolahan awal terhadap bahan baku jagung bertujuan untuk mengubah jagung menjadi glukosa yang siap digunakan sebagai substrat pada proses fermentasi. Pada proses ini akan dilakukan treatment pengolahan jagung sebelum dilakukan proses fermentasi menjadi etanol. Tahap ini terdiri atas 4 (empat) langkah kerja yang dijabarkan sebagai berikut:A.PembersihanLangkah pertama adalah membuang pengotor. Jagung dicuci dengan air. Kotoran yang terbawa air disaring sehingga air dipakai kembali untuk mencuci bahan baku berikutnya. Jumlah kebutuhan air untuk pencucian terhadap jagung yang akan dicuci adalah 4 : 1 (massa). B.Penggilingan dan PembuburanLangkah kedua adalah penggilingan jagung untuk menjadikan struktur bahan baku supaya menjadi lebih halus (disebut tepung jagung). Setelah itu, tepung jagung dilarutkan dan dibuburkan dalam air sebanyak 4,25 (kali) beratnya. Hal ini dilakukan untuk menurunkan kekentalan/viskositas sehingga pengadukan lebih merata dan reaksi enzimatik mudah terjadi.C.Pemasakan (Cooking)Langkah berikutnya, bubur jagung dipanaskan/dimasak dengan steam 2 bar untuk menghidrolisis pati yang dikandung dalam jagung (75% minimum) menjadi amilosa dan amilopektin. Proses hidrolisis ini terjadi pada temperatur 121oC selama 15 menit dan menyebabkan granula pati mengadsorbsi air, terurai, dan pecah. Prosesnya seperti mengurai lilitan benang sehingga memanjang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah enzim memotong rantai hidrokarbon pati. D.Hidrolisa patiLangkah keempat, proses hidrolisa pati diselenggarakan. Enzim -amilase dan glukoamilase ditambahkan sebanyak 2% dari jumlah pati untuk pada suhu 85oC selama 1 (satu) jam. Sebenarnya, enzim yang bekerja optimum pada temperatur ini adalah enzim -amilase yang akan menjadi katalis bagi reaksi hidrolisis dengan memutus ikatan ,1-4 glikosidik di tengah-tengah molekul pati secara acak, hingga dihasilkan dekstrin. E.SakarifikasiLangkah kelima, enzim -amilase dan glukoamilase ditambahkan sebanyak 12% dari jumlah pati untuk pada suhu 60oC selama 15-20 menit. Dekstrin dipecah-pecah menjadi glukosa yang siap dikonsumsi mikroorganisme dalam proses fermentasi. Jumlah glukosa yang dihasilkan sekitar 35% dari jumlah pati. Enzim glukoamilase merupakan katalis bagi reaksi hidrolisis dengan memutus ikatan ,1-4 glikosidik dari amilosa pada bagian ujung nonpereduksi hingga terlepas menjadi monomer glukosa. Enzim ini juga melepas ikatan ,1-6 glikosidik. 2.3.2.3.Tahap Reaksi FermentasiProses fermentasi yang diterapkan adalah proses batch (partaian). Proses ini diawali dengan produksi biomassa aktif (inokulum) dalam sebuah fermentor. Setelah volume fermentor telah terisi oleh medium (bubur jagung) 20% dari volume keseluruhan, maka inokulum dialirkan ke dalam bejana. Hal ini dimaksudkan untuk kesempatan bagi biomassa aktif untuk dapat tumbuh selama sisa waktu pengisian fermentor.Glukosa yang diproduksi selama sakarifikasi akan dikonsumsi oleh ragi, Saccharomyces cerevisiae yang kemudian akan menghasilkan etanol, CO2, dan pada proses fermentasi dengan reaksi keseluruhan sebagai berikut: C6H12O6 fermentasi 2C2H5OH + 2 CO2 + Energi Selama proses fermentasi berlangsung, dijaga konstan 35oC dengan mengalirkan air pendingin melalui saluran atau alat penukar panas. Pendinginan perlu dilakukan mengingat proses fermentasi ini berlangsung secara eksotermik. Saat awal fermentasi, pH ditetapkan sekitar 4 5. Nilai ini akan menurun dengan lambat selama proses fermentasi, dan dijaga untuk tetap pada harga 4,0. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan buffer. Waktu fermentasi etanol dari jagung oleh ragi berkisar antara 65 jam. Produktivitas maksimum dicapai setelah 20 jam proses berlangsung. Perolehan etanol terhadap glukosa adalah 0,44 [Mavituna, 1994]. Produk samping yang dihasilkan antara lain asetaldehid dan fusel oil. Untuk 5000 Liter etanol yang dihasilkan, jumlah asetaldehid yang dihasilkan sekitar 1 Liter, sedangkan fusel oil sebanyak 5 Liter. Dari stoikiometri reaksi, perolehan sel ragi terhadap glukosa bertambah tidak lebih dari 10%.Cairan hasil fermentasi terdiri atas produk etanol dan pengotornya yang ditampung dalam sebuah bejana (holding tank/intermediate tank). Pengotor tersebut berupa sel ragi, sisa glukosa, air, zat metabolit lain yang diasumsikan sebagai zat inert. Langkah pertama yang dilakukan adalah memisahkan sel ragi dan enzim dari larutan dengan menggunakan mikrofiltrasi. Sel ragi dan enzim ini masuk ke dalam pengolahan limbah untuk dijadikan pakan ternak. Setelah itu, dialirkan ke tahap pemurnian. Broth fermentasi masuk ke kolom penyulingan mash (mass column) untuk memisahkan zat-zat volatile seperti etanol, asetaldehid, dan fussel oil hingga terpisah dari larutan. Selanjutnya, asetaldehid sebagai zat yang paling volatil di-recovery pada kolom pelucut ( Flash Column).Tahap pemurnian selanjutnya adalah distilasi pada tekanan atmosfer dalam (atmospheric distillation column). Larutan etanol hasil fermentasi dimurnikan menjadi 95%-w/w etanol (azeotrop). Fusel oil dan asetaldehid diambil sebagai draw off , sedangkan produk bawahnya adalah lutter water yang kemudian masuk ke pengolahan limbah. Etanol 95%-w/w ini kemudian diumpankan ke unit pervaporasi membran, sehingga dihasilkan produk etanol dengan kadar 99,9%.2.3.2.4. Tahap Pemisahan dan PemurnianPemisahan yang umum dilakukan untuk memisahkan etanol dari larutan fermentasi adalah distilasi. Pemisahan dan pemurnian etanol seringkali menjadi permasalahan tersendiri karena rendahnya konsentrasi etanol dalam curah fermentasi dan tuntutan kemurnian etanol yang tinggi agar dapat digunakan sebagai bahan bakar. Dengan demikian, proses pemisahan dan pemurnian dapat dikategorikan sebagai proses yang membutuhkan sejumlah besar energi. Agar proses distilasi dapat ekonomis, maka konsentrasi etanol dalam larutan fermentasi harus lebih besar dari 5%-volume. Campuran etanol-air membentuk azeotrop pada komposisi etanol 95% sehingga dehidrasi lebih lanjut untuk menghasilkan etanol fuel-grade dengan kemurnian 99,9% sudah tidak dapat dilakukan. Untuk itu dilakukan proses dehidrasi dengan distilasi atmosfer dan membran pervaporasi.Membran pervaporasi merupakan proses pemisahan campuran cair-cair menggunakan membran, permeat mengalami perubahan fasa dari fasa cair menjadi uap. Campuran azeotrop dapat dipisahkan dengan membran pervaporasi karena pemisahan dengan pervaporasi tidak didasarkan pada kesetimbangan uap-cair melainkan didasarkan pada perbedaan kelarutan sebagai wujud interaksi antara komponen campuran dengan membran. Membran yang biasa digunakan adalah membran tidak berpori (non-porous) dimana material membran terbuat dari keramik dan bersifat hidrofilik. Membran keramik lebih banyak digunakan daripada membran polimer karena membran ini tahan terhadap temperatur tinggi. Gaya dorong (driving force) pada pemisahan dengan membran pervaporasi adalah perbedaan konsentrasi dan tekanan parsial diantara kedua sisi membran.
2.3.2.5. Diagram Alir Proses Yang Dipilih
DryinggDryer Feed Mixing MEvaporationCentrifugationnDehydrationDistillationFermentationSaccharificationLiquefactionCorn MillingCooling CO2
Alpha-Amylase Gluco-amylase Yeast Fuel Grade Ethanol Denaturant Deturgent Distillers Dried Grains with Solubles Gambar 2.1. Proses Dry millling pada produksi Etanol dari JagungProses yang dipilih dalam produksi etanol dari jagung adalah dengan proses dry milling.
2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas2.4.1. Neraca Massa
Unit Pencucian- [ C5H10O5 ] - 10339,5 H2O 4372,5Unit Pembuburan- [ C5H10O5 ] - 10339,5 H2O 62962,6Unit Hidrolisa pati- [ C5H10O5 ] - 10339,5H2O 62962,6-amylase 206,8 n [ C6H12O6 ] 3618,8 Unit Sakarifikasi- [ C5H10O5 ] - 10339,5H2O 62962,6 [ C6H12O6 ] 3618,8Glukoamylase 1240,7Unit Fermentasi- [ C5H10O5 ] - 6720,8 H2O 65654,7-amylase 206,8 [ C6H12O6 ] 3618,8Glukoamylase 1240,7CH1,6N0,52O0,16 139,5CO2 336,1C2H5OH 1640,8NH3 54,3C2H4O 1,6 C3H8O 1,5C4H10O 1,9C5H12O 5,2Unit Mikrofiltrasi- [ C5H10O5 ] - 6048 H2O 66939,7-amylase 206,8 [ C6H12O6 ] 180,9Glukoamylase 1240,7CH1,6N0,52O0,16 139,5C2H5OH 1640,8C2H4O 1,6C3H8O 1,5C4H10O 1,9C5H12O 5,2Stillage 60192,2Inert 54,3Unit Mash ColumnProduk atas H2O 14747,7C2H5OH 1640,8C2H4O 1,6C3H8O 1,5C4H10O 1,9C5H12O 5,2Produk bawahStillage 60192,2Inert 54,3Unit Flash ColumnProduk atasC2H4O 1,592Produk bawah H2O 14747,7C2H5OH 1640,8C3H8O 1,5C4H10O 1,9C5H12O 5,2 C2H4O 0,008Unit DistilasiProduk atas H2O 86,5C2H5OH 1579,3Produk bawahC2H5OH 61,5H2O 14661,2C3H8O 1,5C4H10O 1,9C5H12O 5,2C2H4O 0,008Unit Membran PervaporasiPermeat H2O 84,9RetentatC2H5OH 1640,8 H2O 1,6Unit Inokulasi [ C6H12O6 ] 292,9CH1,6N0,52O0,16 139,5H2O 2583,3CO2 195,3 O2 139,6 N2 524,82.4.1.1. Blok Diagram Neraca Massa
Gambar 2.2 Blok Diagram Neraca Massa dalam Kg/jam
2.4.1.2. Hasil Perhitungan Neraca MassaA. Unit Pencucian T-102
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M1M2M3
- [ C5H10O5 ] -10339,5010339,50
H2O4372,504372,50
Jumlah10339,504372,5014712,00
14712,0014712,00
B. Unit Pembuburan V-101
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M3M2M4
- [ C5H10O5 ] -10339,5010339,50
H2O62962,6062962,60
Jumlah10339,5062962,6073302,10
73302,1073302,10
C. Unit Hidrolisa Pati V-103
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M4M5M6
- [ C5H10O5 ] -10339,506720,80
H2O62962,6062962,60
-amylase206,80206,80
n [ C6H12O6 ]3618,80
Jumlah73302,10206,8073509,00
73509,0073509,00
D. Unit Sakarifikasi V-104
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M6M5M7
- [ C5H10O5 ] -10339,506720,80
H2O62962,6062962,60
Glukoamylase1240,701240,70
C6H12O63618,80
Jumlah73302,101240,7074542,90
74542,9074542,90
E. Unit Inokulasi V-201
KomponenINPUT (kg/jam)INPUT (kg/jam)
M1M2M3M4
C6H12O6292,90
CH1,6N0,52O0,16139,5
O2139,6
N2524,8524,8
CO2-195,3
H2O2583,302681,00
Jumlah2876,20664,40195,303345,3
3540,603540,60
F. Unit Fermentasi V-202KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M7M4M8M9
- [ C5H10O5 ] -6720,806720,80
C6H12O63618,80180,90
CH1,6N0,52O0,16139,5359,60
a-amylase206,80206,80
Glukoamylase1240,701240,70
CO2-336,10
H2O65654,7066939,70
C2H5OH-1640,80
NH354,30-
C2H4O-1,6
C3H8O-1,5
C4H10O-1,9
C5H12O-5,2
Jumlah77496,10139,5077299,50336,10
77635,6077635,60
G. Unit Mikrofiltrasi MF-201
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
- [ C5H10O5 ] -6048,00-
C6H12O6180,90-
CH1,6N0,52O0,16323,7-
a-amylase206,80-
Glukoamylase1240,70-
H2O66939,7014747,60
C2H5OH1640,81640,80
C2H4O1,61,6
C3H8O1,51,5
C4H10O1,91,9
C5H12O5,25,2
Stillage-60192,2
inert54,354,3
Jumlah76645,1076645,10
H. Unit Mash Column V-301
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M8M10M11
H2O14747,6014747,60
C2H5OH1640,801640,80
inert54,30-54,30
C2H4O1,61,6
C3H8O1,51,5
C4H10O1,91,9
C5H12O5,25,2
Stillage60192,260192,2
Jumlah76645,1016398,6060246,50
76645,1076645,10
I. Unit Flash Column V-302
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M10M12M13
H2O14747,6014747,60
C2H5OH1640,801640,80
C2H4O1,61,590,008
C3H8O1,51,5
C4H10O1,91,9
C5H12O5,25,2
Jumlah16398,601,5916397,00
16398,6016398,59
J. Unit Distilasi V-303
KomponenINPUT (kg/jam)OUTPUT (kg/jam)
M13Produk Atas (M14)Produk Bawah (M15)
KomposisiLaju alirKomposisiLaju alir
%-berat(kg/jam)%-berat(kg/jam)
H2O14747,60586,598,9514661,10
C2H5OH1640,80951579,3161,5
C3H8O1,50-0,00951,5
C4H10O1,90-0,0321,9
C2H4O0,008000,000000540,008
C5H12O5,2000,000325,2
Jumlah16397,001001727,310014669,7
16397,0016397,00
K. Unit Membran Pervaporasi MP-301
KomponenINPUT (kg/hari)OUTPUT (kg/hari)
M14M16M17
PermeatRetentat
KomposisiLaju alirKomposisiLaju alirKomposisiLaju alir
%-berat(kg/jam)%-berat(kg/jam)%-berat(kg/jam)
H2O5,0086,510084,90,11,6
C2H5OH95,001579,30-99,991579,3
Jumlah1001665,810084,91001580,9
1665,81665,8
2.4.2. Neraca Panas2.4.2.1. Blok Diagram Neraca Panas
Gambar 2.3 Blok Diagram Neraca Panas dalam kJ/jam
2.4.2.2. Hasil Perhitungan Neraca PanasA. Unit Pemasakan V-102
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q1QSQ2Qc
- [ C5H10O5 ] - 87709889,2-1934061893,1
H2O1319376-25290748,5
Steam-2302263524,7
Kondensat431940148,3
Total89029265,22302263524,7 1959352641,6431940148,3
2391292789,92391292789,9
B. Unit Heat Exchanger HE-101
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q2QcwcQ3Qcwh
- [ C5H10O5 ] - 1934061893,1 -1147006158,5
H2O25290748,5-15771035,01
Pendingin-398287724,11194863172,2
Total1959352641,6 398287724,11162777193,5 1194863172,2
2357640365,72357640365,7
C. Unit Hidrolisa pati
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q3Q4Qreaksi
- [ C5H10O5 ] -1147006158,4968745567869,8221
H2O15771035,016215771035,0162
n [ C6H12O6 ]289677945,6
Reaksi-111760343,0852
Total1162777193,51301051016850,4278111760343,0852
1162777193,51162777193,5
Qs = 200217562,1 kJ/jamQc = 37563902,9 kJ/jam
D. Unit Heat Exchanger HE-102
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q4QcwcQ5Qcwh
- [ C5H10O5 ] - 745567869,8 -418635053,4
H2O15771035,016-9206679,9
n [ C6H12O6 ]289677945,6162653659,2
Pendingin-230260728,9 690782186,8
Total1051016850,4 230260728,9 590495392,6690782186,8
1281277579,31281277579,3
E. Unit Sakarifikasi V-104
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q5Q6Q298
- [ C5H10O5 ] - 418635053,4277418635053,4277
H2O9206679,92579206679,9257
C6H12O6162653659,2
Reaksi162653659,2271
Total590495392,5805427841733,3534162653659,2
590495392,5805590495392,5805
Qs = 200217562,1 kJ/jamQc = 37563902,9 kJ/jam
F. Unit Heat Exchanger HE-103
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q6QcwcQ7Qcwh
- [ C5H10O5 ] - 418635053,4 -57012488,4
H2O9206679,9 -1319375,9
C6H12O6162653659,222151250,3
Pendingin-255006139765018417
Total590495392,6255006139 80483114,6765018417
845501531,6845501531,6
G. Unit Fermentor V-302
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q7Q8Q8Q298
C2H5OH38461,8267
H2O1375788,67772803521,3529
C2H4O37,6307
C3H8O36,2094
C4H10O41,2302
C5H12O123,0970
C6H12O622151250,32,23E+06
- [ C5H10O5 ] 5,70E+0757012488,35
NH31286,493846
CO22945,67873
Reaksi18457430,7857
SubTotal80540813,820962080437,35652945,6787318457430,79
TOTAL80540813,820980540813,8209
Qcwc = 46210585,14 kJ/jamQcwh = 64694819,2 kJ/jamH. Unit Heater E-301
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q8QsQ9Qc
C2H5OH38461,82666365839,9136
H2O2803521,35325190928,39
C2H4O37,63065033370,1290469
C3H8O36,2094371342,878412
C4H10O41,23015686387,5878332
C5H12O123,09699091152,803262
C6H12O6223271,95762269609,759
- [ C5H10O5 ] 1,15E+071,17E+08
Steam-160313048,8615
Kondensat3,01E+07
Total14573416,5933160313048,8615144809264,75703,01E+07
174886465,4548174886465,4548
I. Unit Mash Column V-301
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q9umpanQ10vaporQ11bottom
C2H5OH365839,9136180704,6333
H2O25190928,39491975409,327517921686,5382
C2H4O370,1290153,7838
C3H8O342,8784177,8867
C4H10O387,5878222,8723
C5H12O1152,8033614,6057
C6H12O62269609,7591744438,59
- [ C5H10O5 ] 1,17E+0889106121,36
SubTotal144809264,757036037057,8900108772246,4894
TOTAL144809264,7570144809304,3794
J. Cooler C-301
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q10QcwcwQ12Qcwh
C2H5OH180704,6333156711,3214
H2O1975409,3282463823,893
C2H4O153,7838217155,0118164
C3H8O177,8866532147,3392247
C4H10O222,8722812167,3888773
C5H12O614,605696499,2164073
Pendingin16707776,8650123330,57
Total36037057,8916707776,862621504,17150123330,57
52744834,7552744834,74
K. Unit Flash Column V-302
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q12umpanQ13vaporQ14bottom
C2H5OH156711,3214156711,3214
H2O2463823,89332463823,8933
C2H4O155,0118824,50000,7751
C3H8O147,3392147,3392
C4H10O167,3889167,3889
C5H12O499,2164499,2164
SubTotal2621504,1709824,50002621349,9342
TOTAL2621504,17092621504,409
L. Unit Heater E-302
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q14QSQ15Qc
C2H5OH156711,3214200678,3609
H2O2463823,8933130906,263
C2H4O0,7750590820,996919924
C3H8O147,3392247188,5685025
C4H10O167,3888773214,0219159
C5H12O499,2164073637,9807153
Steam-875541,3121
Kondensat1,64E+05
Total2621349,9342875541,31213332626,19141,64E+05
3496891,24633496891,2463
M. Unit Atmospheric Distilling Column V-303
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q14Qs Qcwc Q16dQ17Qcwh Qc
C2H5OH200678,4197685,7 11362,8
H2O3130906,318778,74620157,9
C2H4O0,9969-1,5227
C3H8O188,5685-284,4280
C4H10O214,0219-322,0317
C5H12O637,9807-958,6899
Steam10728925,04--
Kondensat2012911,8
Pendingin3599543,84--10798631,4
Sub total3332626,210728925,043599543,84216464,44633087,4 10798631,4 2012911,8
Total17661095,030217661095,0302
N. Unit Membran Pervaporasi MP-301
KomponenINPUT (kJ/jam)OUTPUT (kJ/jam)
Q16 inputQsQ16pQ16rQc
C2H5OH228672,7289956,7
H2O21601,726594,2501,2
Steam82199,6
Kondensat15421,9
Total250274,482199,626594,2290457,915421,9
332474332474
2.5. Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses3.5.1. Lay Out PabrikPabrik etanol dari jagung ini diletakkan di dalam ruangan (indoor), mengingat kebutuhan akan sterilitas (kebersihan) dan menghindari pengaruh cuaca. Lay out pabrik adalah kedudukan dari bagian pabrik yang terdiri dari tempat karyawan bekerja, tempat peralatan, tempat penyimpanan bahan baku, tempat penyimpanan produk baik itu produk utama maupun produk samping yang ditinjau dari segi hubungan satu dengan yang lainnya.Lay out pabrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga penggunaan area yang tersedia dapat efisien dan proses produksinya dapat berjalan dengan lancar. Jadi dalam penentuan tata letak pabrik harus dipikirkan penempatan alat-alat produksi sehingga keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi karyawan dapat dipenuhi.Selain peralatan yang tercantum dalam flow sheet proses, beberapa bangunan fisik seperti kantor, laboratorium, bengkel, tempat ibadah, poliklinik, MCK, kantin, fire safety, pos penjagaan dan sebagainya hendaknya ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu jalannya proses, ditinjau dari lalu lintas barang, kontrol, dan keamanan.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak pabrik adalah :1. Perluasan pabrik dan kemungkinan penambahan bangunanPerluasan pabrik harus sudah direncanakan sejak awal sehingga masalah kebutuhan akan tempat tidak akan timbul di masa depannya. Area yang khusus harus dipersiapkan untuk dipakai tempat perluasan pabrik, penambahan peralatan untuk menambah kapasitas, maupun pengolahan produk.2. KeamananPenentuan tata letak pabrik harus memperhatikan masalah keamanan, apabila terjadi hal-hal seperti kebakaran, ledakan, kebocoran gas beracun dapat ditanggulangi secara tepat. Oleh karena itu ditempatkan alat-alat pengamanan seperti hidrant, penampungan air yang cukup, alat penahan ledakan dan alat sensor gas beracun. Tangki penyimpanan bahan baku atau produk yang berbahaya diletakkan pada tempat khusus sehingga dapat dikontrol dengan baik.3. Luasan area yang tersediaPemakaian tempat harus disesuaikan dengan area yang tersedia apabila harga tanah cukup tinggi maka pemakaian lahan haruslah efisien.4. Instansi dan utilitasPemasangan dan distribusi yang baik dari gas, steam, dan listrik serta utilitas lainnya akan membantu proses produksi dan perawatannya. Penempatan alat-alat kantor diatur sedemikian rupa agar karyawan mudah mencapainya dan dapat menjamin kelancaran operasi serta memudahkan perawatannya.5. Area pengolahan limbahPabrik harus memperhatikan aspek sosial dan ikut menjaga kelestarian lingkungan, yaitu dengan memperhatikan masalah buangan limbah hasil produksinya. Batas maksimal kandungan komponen berbahaya pada limbah harus diperhatikan dengan baik. Untuk itu penambahan fasilitas pengolahan limbah sangat diperlukan, sehingga buangan limbah tersebut tidak berbahaya bagi komunitas yang ada di sekitarnya.6. Jarak yang tersedia dan jarak yang dibutuhkanAlat-alat proses perlu diletakkan pada jarak yang teratur dan nyaman sesuai dengan karakteristik alat dan bahan sehingga kemungkinan bahaya kecelakaan dapat dihindarkan. Sebagian besar gerakan bahan cairan dan gas di plant menggunakan piping dan harus memperhatikan regulasi yang tepat dalam desain. Letak alat proses diusahakan tidak terlalu dekat atau terlalu jauh untuk mempermudah pengangkutan dan perbaikan.Secara umum, garis besar tata letak pabrik ini dibagi menjadi beberapa daerah utama, yaitu :1. Daerah Administrasi/ PerkantoranDaerah ini merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan yang mengatur kelancaran operasi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Daerah ini ditempatkan di bagian depan pabrik agar kegiatan administrasi tidak mengganggu kegiatan dan keamanan pabrik serta harus terletak jauh dari areal proses yang berbahaya.2. Daerah Fasilitas UmumMerupakan daerah penunjang segala aktivitas pabrik dalam pemenuhan kepentingan pekerja, seperti tempat parkir, tempat ibadah, kantin dan pos keamanan.
3. Daerah ProsesMerupakan pusat proses produksi di mana alat-alat proses dan pengendali proses ditempatkan. Daerah proses ini terletak di bagian tengah pabrik yang lokasinya tidak mengganggu. Letak aliran proses direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemindahan bahan baku dari tangki penyimpanan dan pengiriman produk ke daerah penyimpanan serta memudahkan pengawasan dan pemeliharaan terhadap alat-alat proses. Daerah proses ini diletakkan minimal 15 meter dari bangunan-bangunan atau unit-unit lain.4. Daerah Laboratorium dan Ruang KontrolLaboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendali proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual. Daerah laboratorium merupakan pusat kontrol kualitas bahan baku, produk dan limbah proses, sedangkan daerah ruang kontrol merupakan pusat kontrol berjalannya proses yang diinginkan (kondisi operasi baik tekanan, temperatur dan lain-lain yang diinginkan). Laboratorium dan ruang kontrol ini diletakkan dekat daerah proses apabila terjadi sesuatu masalah di daerah proses dapat cepat teratasi.5. Daerah Pemeliharaan Daerah pemeliharaan merupakan tempat penyimpanan suku cadang alat proses dan untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan atau perawatan semua peralatan yang dipakai dalam proses.
6. Daerah Penyimpanan Bahan Baku dan ProdukDaerah ini terdiri dari area tangki penyimpanan bahan baku dan produk yang terletak di lingkungan terbuka dan berada di dalam daerah yang dapat terjangkau oleh angkutan pembawa bahan baku dan produk. Daerah ini biasanya ditempatkan di dekat areal proses supaya suplai bahan baku proses dan penyimpanan produk lebih mudah.7. Daerah UtilitasDaerah ini merupakan tempat untuk penyediaan keperluan yang menunjang berjalannya proses produksi berupa penyediaan air, steam, listrik. Daerah ini ditempatkan dekat dengan daerah proses agar sistem pemipaan lebih ekonomi, tetapi mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan maka jarak antara areal utilitas dengan areal proses harus diatur (sekitar 15 m).8. Daerah Pengolahan LimbahMerupakan daerah pembuangan dan pengolahan limbah hasil proses produksi.Adapun perincian luas tanah dan bangunan pabrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3. Luas Tanah BangunanNoLokasiLuas (m2)
1 Pos Jaga36
2 Parkir 500
3 Musholla200
4 Poliklinik42
5 Safety Departement300
6 Unit Utilitas1.200
7 Laboratorium500
8 Kantor1.000
9 Bengkel500
10 Kantin150
11 Gudang1.000
12 Ruang Kontrol500
13 Daerah Proses3.000
14 Daerah Perluasan4.576
15 Unit Pengolahan Limbah700
16 Taman800
17 Jalan Raya1.000
18 Storage Bahan Baku2.500
19 Tangki Produk1.500
Total20.000
Pada perancangan pabrik Bioetanol ini tata letak pabrik dapat dilihat seperti gambar berikut :
Gambar 2.4. Lay Out Pabrik
Keterangan gambar
1. Jalan raya2. Pos jaga3. Taman4. Poliklinik5. Parkir6. Mushola7. Safety department8. Kantor9. Kantin10. Gudang11. Bengkel12. Unit utilitas13. Ruang kontrol14. Daerah proses15. Storage bahan baku16. Tangki produk17. Laboratorium18. Daerah pengolahan limbah19. Daerah perluasan20. Jalan pabrik
3.5.2. Lay Out Peralatan ProsesDalam perencanaan tata letak peralatan proses pada pabrik ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:1. Arah AnginPenempatan peralatan proses harus memperhatikan arah angin. Peralatan yang harus diletakkan di bagian upwind pabrik (berlawanan dengan arah angin) adalah semua peralatan yang dapat menumpahkan zat-zat yang mudah terbakar dan unit pengelolaan limbah. Sedangkan peralatan yang diletakkan di bagian downwind pabrik (searah dengan arah angin) adalah perkantoran, laboratorium, control room, tangki penyimpan (storage) yang menampung bahan-bahan yang tidak beracun, tidak berbahaya dan tidak mudah terbakar, bengkel, kantin, mesjid, dan tempat parkir.2. CahayaPenerangan seluruh pabrik harus memadai, dan pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu diberikan penerangan tambahan.3. Lalu lintas manusiaDalam perancangan tata letak peralatan proses, perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Supaya apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki. Selain itu keamanan pekerja selama menjalankan tugasnya perlu mendapatkan prioritas utama.
4. Lalu lintas alat beratHendaknya diperhatikan jarak antar alat dan lebar jalan agar seluruh alat proses dapat dicapai oleh pekerja dengan cepat dan mudah supaya jika terjadi gangguan alat proses dapat segeara diperbaiki.5. Perhitungan ekonomiDalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan produksi, sehingga dapat menguntungkan dari segi ekonomi.6. Jarak alat prosesUntuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi, sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan alat-alat proses lainnya.
Pada perancangan pabrik Bioetanol ini tata letak peralatan pabrik dapat dilihat seperti gambar berikut :
Gambar 2.5. Tata Letak Peralatan Pabrik (tampak atas)Keterangan gambar:BC =Belt KonveyorC =Kondensor/ CoolerV-101 = Unit PembuburanV-102 = Unit Pemasakan V-103 = Reaktor Hidrolisa patiV-104 = Reaktor Sakarifikasi FP = Filter PressHE=Heat ExchangerV-201 = Fermentor InokulasiV-202 = FermentorV-301 = Mash ColumnV-302 = Flash ColumnV-303 = Distillation MP = Membran Pervaporasi
R =ReboilerH =CrusherT = TangkiV = Vaporizer P = PompaE = HeaterK = Expander
II - 3333
M2'
V-101
M4
M3
M6
V-103
M5
M4
V-104
M5'
M7
M6
M4'
V-201
M2
M1
M3
M8
V-202
M9
M7
M4'
MF-201
M8'
M8
M10
V-301
M8'
M11
M12
V-302
M10
M13
M15
V-303
M13
M14
MP-301
M14
M17
M16
Dari unit Pembuburan V-101
Q1
Qc
Q2
Qs
Unit PemasakanV-102
Unit HE-101
Unit HE-102
Qcwc
Qcwh
Q5
Unit SakarifikasiV-104
Qcwc
Qs
Unit HE-103
Qc
Q6
Qcwh
Q3
Qcwc
Qcwh
Q7
Unit FermentorV-202
Qcwc
Unit Hidrolisa patiV-103
Qs
Qc
Q4
Q8
Qcwh
Q7
Q8'
Unit MikrofiltrasiMF-201
Q8
Unit Heater E-301
Qs
Qc
Unit Mash Column V-301
Q10
Q11
Q9
Unit CoolerC-301
Qcwc
Qcwh
Unit Flash Column V-302
Qs
Qc
Q12
Q13
Q14
Unit DistilasiV-303
Qs
Qc
Unit MembranPV-301
Qs
Qc
Qcwc
Qcwh
Q17
Q16
Bottom produk
Bottom produk
Top produk
Top produk
Bottom produk
Top produk
Q16p
Q16r
Unit Tanki ProdukT-301
Unit HeaterE-302
Q15
Qs
Qc
Q1
Q2
Qs
V-102
Qc
Dari unit Pembuburan V-101
Ke unit HE 101
Q2
Q3
Qcwh
HE-101
Qcwc
Dari Unit Pemasakan V-102
Ke unit hidrolisa pati V-103
Q3
Q4
Qs
V-103
Qc
Qreaksi
Dari Unit HE-101
Ke unit HE-102
Q1
Q5
Qcwh
HE-102
Qcwc
Q4
Dari unit Hidrolisa pati V-103
Ke unit Sakarifikasi V-104
Q5
Q6
Qs
V-104
Qc
Qreaksi
Dari unit HE-102
Ke unit HE-103
Q6
Q7
Qcwh
HE-103
Qcwc
Dari unit Sakarifikasi V-104
Ke unit Fermentor V-302
Q7
Q8
Qcwh
V-302
Qcwc
Q8'
Q reaksi
Dari unit HE-103
Ke unit Mikrofiltrasi MF-201
Q8
Q9
Qs
E-301
Qc
Dari unit Mikrofiltrasi MF-201
Ke unit Mash V-301
Q9
Q10
Q11
Dari unit Heater E-301
Ke unit Cooler C-301
Bottom produk
Q10
Q12
Qcwh
C-301
Qcwc
Dari Unit Mash V-301
Ke unit Flash column V-302
Q12
Q13
Q14
Dari unit kondensor C-301
Ke unit Heater E-302
Top produk
Q14
Q15
Qs
E-302
Qc
Dari unit Flash V-302
Ke unit Distilasi V-303
Q15
Q16
Q17
Qcwc
Qcwh
Qc
Qs
Ke unit Membran Pervap. MP-301
Bottom produk
Dari unit Heater E-302
Q16
Q16p
Qs
Q16r
MP-301
Qc
Dari unit Distillasi V-303
Ke tanki produkT-303
6
1
14
19
18
12
3
2
2
3
3
13
11
10
5
8
17
7
4
9
15
16
2
20
20
20
20
P-303
R-301
T-303
K-301
E-301
C-301
P-201
T-302
T-303
C-301
T-303
P-113
P-110
T-106
HE-103
P-331
V-104
V-103
V-102
P-107
P-106
BC-101
P-101
T-101
BC-103
HE-102
HE- 101
FP-101
H-101
T-102
V-201
MF-301
V-301
T-301
T-102
BC-102
Ruangkontrol
AreaTangkiProduk
AreaUtilitas
Area StorageBahan Baku
V-101
P-105
P-102
V-202
V-202
V-202
V-202
P-202
V-302
E-301
V-303
MP-301
M2
T-102
M3
M1