50
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi Ca merupakan pertumbuhan sel abnormal yang menjadi sekelompok penyakit besar yang dapat menyebar dari organ satu ke organ lain dalam tubuh. Benign dan Malign merupakan sebutan lain untuk benjolan dengan perbedaan jinak dan ganas. Pada tahun 2018 Ca adalah penyebab nomer dua yang merenggut 9,6 juta nyawa. Diantaranya yang sering terjadi pada wanita ialah Ca kulit, mammae, rahim, dan tiroid. Sedangkan yang sering terjadi pada pria ialah Ca paru, hati dan lambung. (WHO, 2014). Ca Mammae adalah Ca invasive yang menjadi tranding topic karena merupakan penyebab kematian dikalangan wanita. Meskipun tingkat insiden tinggi, namun tingkat kelangsungan hidup wanita yang terdiagnosa Ca adalah kurang lebih 5 tahun, hal ini 90% terjadi di Negara barat dan Negara asia maju. (Lee, 2014). 2.1.2 Etiologi Ca Mammae berasal dari sekretorius payudara tepatnya di lobules terminal. Beberapa faktor risiko Ca Mammae telah banyak diketahui seperti umur, faktor reproduksi, riwayat pribadi faktor menstruasi, paparan radiasi, pengguna terapi insulin, alcohol, diet tinggin lemak, atau keluarga dengan penyakit Ca Mammae secara keturunan, pra disposisi genetic dan lingkungan serta kelainan dalam pensinyalan faktor pertumbuhan yang dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas. Meskipun telah banyak diketahui faktor risiko dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ca Mammae

2.1.1 Definisi

Ca merupakan pertumbuhan sel abnormal yang menjadi sekelompok penyakit besar

yang dapat menyebar dari organ satu ke organ lain dalam tubuh. Benign dan Malign

merupakan sebutan lain untuk benjolan dengan perbedaan jinak dan ganas. Pada tahun

2018 Ca adalah penyebab nomer dua yang merenggut 9,6 juta nyawa. Diantaranya yang

sering terjadi pada wanita ialah Ca kulit, mammae, rahim, dan tiroid. Sedangkan yang sering

terjadi pada pria ialah Ca paru, hati dan lambung. (WHO, 2014).

Ca Mammae adalah Ca invasive yang menjadi tranding topic karena merupakan

penyebab kematian dikalangan wanita. Meskipun tingkat insiden tinggi, namun tingkat

kelangsungan hidup wanita yang terdiagnosa Ca adalah kurang lebih 5 tahun, hal ini 90%

terjadi di Negara barat dan Negara asia maju. (Lee, 2014).

2.1.2 Etiologi

Ca Mammae berasal dari sekretorius payudara tepatnya di lobules terminal. Beberapa

faktor risiko Ca Mammae telah banyak diketahui seperti umur, faktor reproduksi, riwayat

pribadi faktor menstruasi, paparan radiasi, pengguna terapi insulin, alcohol, diet tinggin

lemak, atau keluarga dengan penyakit Ca Mammae secara keturunan, pra disposisi genetic

dan lingkungan serta kelainan dalam pensinyalan faktor pertumbuhan yang dapat

memfasilitasi pertumbuhan sel ganas. Meskipun telah banyak diketahui faktor risiko dari

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

14

Ca Mammae namun ternyata 75% tidak ada hubungannya dengan faktor risiko yang ada

(Ahmed, 2015).

Faktor – faktor etiologi tersebut secara garis besar data dikelompokkan menjadi 5

yaitu :

1. Umur

Seiring bertambahnya usia maka risiko Ca Mammae juga bertambah. Namun hal ini

belum dapat dipastikan karena pasien tidak hanya didominasi oleh kalangan dewasa

ataupun lansia bahkan dapat juga dirasakan oleh remaja.

2. Sejarah Pribadi

Sejarah pribadi penderita Ca Mammae yang mengalami masa menstruasi di usia dini

atau bahkan di usia yang tua dikaitkan dengan peningkatan kadar estradiol didalam tubuh

wanita yang memicu pertumbuhan Ca Mammae itu sendiri. Menstruasi di usia muda juga

berpengaruh terhadap percepatan siklus ovulator sehingga empat kali lebih tinggi untuk

terkena Ca Mammae . Tak hanya itu faktor gen juga berperan dalam pewarisan penyakit

keturunan.

3. Patologi penyakit

Ca Mammae proliferatif dikaitkan dengan peningkatan risko Ca Mammae. Lesi

payudara poliferatif tanpa atipia, termasuk hyperplasia duktus yang biasa, papiloma intraduktal,

adenosis sclerosing dan fibroadenoma hanya member sedikit peningkatan risiko perkembangan

Ca Mammae , sekitar 1,5 – 2 kali lipat dari populasi umum. Hiperlasia atipikal termasuk

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

15

duktus dan lobular, biasanya ditemukan secara kebetulan pada skrinning mamografi dan

menyebabkan peningkatan risiko Ca Mammae. Wanita dengan atypia memiliki risiko sekitar

3,4 kali lebih besar terkena Ca dibandingkan dengan populasi umum.

4. Sejarah Keluarga

Sejarah keluarga berisiko terhadap peningkatan Ca Mammae jika ia memiliki riwayat

keluarga dengan penyakit ini. Dalam penelitian Nurses 'Health Study, wanita yang

memiliki keturunan mengidap Ca Mammae sebelum usia 50 memiliki risiko relatif 1,69,

sedangkan wanita yang memiliki keturunan mengidap Ca Mammae diagnosis pada usia 50

atau lebih tua memiliki risiko relatif 1,37 dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki

keluarga Ca Mammae. Berdasarkan riwayat peningkatan risiko relatif 1,66 jika diagnosis

dibuat sebelum usia 50 dan risiko relatif 1,52 jika didiagnosis setelah usia 50 dibandingkan

dengan pasien tanpa risiko keluarga dengan Ca Mammae. Risiko meningkat pada keluarga

yang didiagnosis menderita Ca Mammae pada usia muda (di bawah usia 50).

5. Predisposisi Genetik

Sekitar 20% -25% pasien Ca Mammae memiliki riwayat keluarga yang positif tetapi

hanya 5% -10% dari kasus Ca Mammae terwarisi dominan autosom. Alel predisposisi

genetik telah dijelaskan dalam hal signifikansi klinis. Alel predisposisi memberikan risiko

tinggi sebesar 40% -85%, risiko seumur hidup terkena Ca Mammae termasuk mutasi

BRCA1 dan BRCA2, mutasi pada gen TP53 yang mengakibatkan sindrom Li-Fraumeni,

PTEN mengakibatkan sindrom Cowden, STK11 yang menyebabkan sindrom Peutz-

Jegher, Neurofibromatosis (Neurofibromatosis) NF1) dan (CDH-1) E-Cadherin.

Setengah dari sindrom kecenderungan Ca Mammae dikaitkan dengan mutasi pada BRCA1

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

16

dan BRCA2. Wanita dengan mutasi merusak BRCA1 atau BRCA2 memiliki risiko lebih

tinggi terkena Ca Mammae. Risiko Ca Mammae seumur hidup berkisar dari 65% hingga 81%

untuk pembawa mutasi BRCA1 dan 45% hingga 85% untuk pembawa BRCA2. Gen risiko

sedang termasuk mutasi ataksia-telangiektasia (ATM) homozigot, mutasi somatik pada gen

penekan tumor CHEK2, dan gen pengubah BRCA1 dan BRCA2 BRIP1 dan PALB2

memberi risiko 20% -40% risiko seumur hidup pada Ca Mammae. Sejumlah alel umum

beresiko rendah telah diidentifikasi sebagian besar melalui studi asosiasi genome dan

aplikasi klinis di hadapan mutasi ini belum ditentukan.

2.1.3 Hormon dan Faktor Reproduksi

Siklus tingkat estrogen endogen sepanjang hidup wanita memiliki implikasi untuk

pengembangan atau perlindungan terhadap Ca Mammae (Rupen et all, 2014) :

1. Menarche Usia Dini

Menarche usia dini adalah faktor risiko di antara wanita pra dan pasca menopause

untuk mengembangkan kanker payudara. Keterlambatan menarche selama dua tahun

dikaitkan dengan pengurangan risiko yang sesuai sebesar 10%. Di dalam Investigasi

Prospektif Eropa ke dalam kelompok Kanker dan Nutrisi, wanita yang memiliki menarche

dini (≤ 13 tahun) menunjukkan peningkatan risiko reseptor hormon hampir dua kali lipat

dan positif tumor.

2. Paritas dan Usia Saat Kehamilan Pertama

Wanita nullipara berada pada peningkatan risiko untuk pengembangan Ca Mammae

dibandingkan dengan wanita parous. Usia muda pada kelahiran pertama memiliki efek

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

17

perlindungan secara keseluruhan, sedangkan usia yang relatif lanjut pada kelahiran pertama

memberikan risiko relatif Ca Mammae lebih besar dari pada wanita nulipara. Pada usia 20

tahun 20% lebih rendah, pada usia 25 tahun 10% lebih rendah, dan umur 35 tahun 5%

lebih tinggi.

3. Menyusui

Bukti menunjukkan bahwa menyusui memiliki efek perlindungan terhadap

perkembangan Ca Mammae. Menyusui dapat menunda kembalinya siklus ovulasi reguler

dan menurunkan kadar hormon seks endogen. Diperkirakan ada pengurangan 4,3% untuk

setiap satu tahun menyusui

4. Testosteron

Kadar hormon seks endogen yang tinggi meningkatkan Ca Mammae pada wanita

premenopause dan postmenopause. Tingginya kadar testosteron yang bersirkulasi pada

wanita pascamenopause telah dikaitkan dengan peningkatan risiko Ca Mammae.

5. Usia saat menopause

Onset menopause kemudian juga dikaitkan dengan peningkatan risiko Ca Mammae.

Setiap tahun keterlambatan timbulnya menopause menganugerahkan peningkatan 3%

dalam risiko dan setiap lima tahun keterlambatan dalam timbulnya menopause

menganugerahkan 17% peningkatan risiko Ca Mammae.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

18

2.1.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala terjadi berdasarkan lokasi metastasis atau terkadang muncul

bersamaan dengan kelelahan, depresi, gangguan tidur, dan nyeri, berikut tanda dan gejala

yang terjadi menurut tempat metastase pada pasien Ca Mammae :

1. Tanda dan gejala umum meliputi

Kelelahan atau fatigue terjadi akibat penyakit yang diderita. Kelelahan menjadi tanda

gejala umum yang dirasakan oleh pasien dengan Ca Mammae, dan kelelahan yang dirasakan

pun memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelelahan pada individu

yang sehat. Kelelahan juga dapat dirasakan oleh mereka yang menjalani kemoterapi

dikarenakan efek dari pengobatan itu sendiri. Kelelahan akan selalu timbul setelah

pengobatan berlangsung seperti kemoterapi, terapi radiasi dan lainnya dan akan sedikit

kelelahan ketika mereka pulih dari pengobatan yang dijalankan.

Kelelahan juga terjadi akibat peningkatan sitokinin proinflamas, gangguan ritme

sirkardian, disregulasi poros hipotalamus hipofisis adrenal, kehilangan otot dan masalah

genetic. Beberapa bentuk kanker menyebabkan kelelahan melalui mekanisme cara

langsung, seperti penyakit leukemia yang dapat menyebabkan anemia dengan mencegah

sumsum tulang untuk memproduksi sel darah secara efisien.

2. Tulang

Nyeri, hiperkalsemia, fraktur patologis, hingga kehilangan mobilitas dapat terjadi

pada pasien Ca Mammae. Nyeri tulang merupakan gejala awal yang menandakan bahwa sel

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

19

Ca telah bermetastase kebagian tulang, sehingga berakibat lemah dan mudah patah.

Gangguan pada tulangjuga dapat mempengaruhi fungsi usus dan kandung kemih jika Ca

bermetastase pada tulang belakang yang menyebabkan tekanan pada sumsum tulang

belakang, hal ini bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan. Tak hanya itu hiperkalsemia

juga dapat terjadi dikarenakan Ca menyebabkan tulang melepas kalsium ke aliran darah

dalam jumlah yang melebihi batas normal, hal ini dapat ditandai dengan munculnya

kehilangan nafsu makan, rasa haus, sembelit, mual, mudah mengantuk bahkan

kebingungan atau linglung. Bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera dibri

penanganan yang tepat.

3. Sistem Saraf Pusat

Sakit kepala, kebingungan, kelemahan, nyeri, kejang, kelumpuhan saraf kranial,

gangguan berbicara dapat tejadi akibat terganggunya sistem saraf pusat. Dalam hal ini

dapat berakibat Leptomeningeal atau disebut karsinomatosis leptomeningeal merupakan

komplikasi kanker yang langka dimana penyakit ini menyebar dari lokasi tumor ke

meninges di sekitar otak dan tulang belakang. Hal ini menyebabkan respon peradangan.

4. Kulit

Nyeri, infeksi, perdarahan kerap menjadi gejala awal.Ca dapat menyerang sel – sel

kulit yang sehat dan menyebabkan perubahan pada tekstur aslinya. Pada Ca Mammae kulit

penderita dapat berubah dengan munculnya sisik disekitar putting dan areola diikuti

dengan rasa terbakar dan perubahan kulit yang kering serta penebalan pada kulit sekitar

payudara selanjutnya kulit payudara akan memiliki tekstur serupa dengan kulit jeruk, hal

ini terjadi karena adanya penumbukan cairan getah bening pada payudara.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

20

5. Saluran Pencernaan

Nyeri, mual, muntah, diare, cepat kenyang, kehilangan nafsu makan, dyspnea (dari

ascities), sakit kuning, pendarahan akan menjadi tanda dan gejala selanjutnya. Penekanan

pembuluh darah portal dari dalam rongga perut atau adanya gumpalan darah pada

pembuluh darah yang menjadi penghalang untuk aliran normal masuk sehingga

meningkatkan tekanan dalam ruatu ruangan. Pada penderita Ca asites juga dapat terjadi

sebagai akibat dari Ca yang disebut asites malignant yang merupakan stadium lanjutan dari

organ dalam seperti Ca colon, pancreas, rongga perut, lambung, payudara, limfoma, paru

dan ovarium.

6. Paru

Nyeri, dyspnea, hemoptisis, batuk. Hal ini terjadi karena penyebaran sel Ca yang

meluas ke paru. Efusi pleura pun dapat terjadi akibat rembesan cairan ke selaput paru,

rembesan juga dapat ke selaput paru yang menyebabkan efusi peritoneum. Juga kelemahan

jantung, penyakit jantung koroner dan gangguan jantung lainnya. Gangguan ginjal,

elektrolit dan psikosomatis juga dapat terjadi.

7. Kelenjar Getah Bening

Plexopathies brakialis dan nyeri adalah tanda terputus atau sobeknya saraf yang

menyebabkan masalah. Hal ini terjadi karena jaringan safar yang bertugas mengirim sinyal

cedera untuk mengirimkan sinyal dari tulang belakang ke bahu, dan sinyal untuk lengan

dan tangan sehingga menyebabkan nyeri bahkan lumpuh atau mati rasa.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

21

2.1.5 Dampak

Menurut Willian, et al. (2011) Ca Mammae berpotensi untuk memberi dampak

komplikasi sesuai dengan tempat bermetastasis seperti berikut :

1. Nyeri

Nyeri adalah tanda yang paling khas dan paling menjadi keluhan penderita Ca

dengan angka sebanyak 73% dari 100% penderita Ca. Nyeri dapat dikategorika sebagai

nyeri “nonciceptive” yang disebabkan oleh rusaknya jaringan dan “neuropatik” nyeri yang

disebabkan oleh disfungsi dari sistem saraf. Prevalensi nyeri kronis pada pasien dengan

kanker lanjut diperkirakan 70% -90% . Metastase tulang adalah penyebab umum dari nyeri

kronis, dengan rasa nyeri akibat langsung dari lesi, fraktur patologis, atau kerusakan

struktur yang berdekatan.

Nyeri pada Ca juga mungkin merupakan gejala dari keadaan darurat oncologic

seperti fraktur patologis tulang, otak atau metastasis epidural, metastasis leptomeningeal,

infeksi, atau viskus terhambat atau berlubang. kompresi sumsum tulang belakang terjadi

pada 5% -20% dari pasien Ca di otopsi dan merupakan keadaan darurat medis yang

membutuhkan evaluasi dan pengobatan.

2. Kelelahan

Kelelahan adalah dampak yang paling sering dilaporkan pada pasien Ca, dengan

estimasi prevalensi 25% -99% selama pengobatan dan 20% -35% diluar pengobatan.

Kontribusi faktor potensial termasuk beban tumor, nyeri, sulit tidur, anemia, gizi buruk,

tidak aktif, dan kondisi komorbiditas lainnya. Dalam hal ini intervensi harus diberikan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

22

secra farmakologi dan nonfarmakologis meliputi aktivitas fisik secara teratur dan

intervensi psikososial termasuk konservasi energi, olahraga, terapi perilaku kognitif, dan

penggunaan psikostimulan, perawatan adjuvant.

3. Depresi dan Ansietas

Kesedihan, kekecewaan, ketakutan, dan kekhawatiran adalah reaksi umum ketika

kanker payudara berulang atau berlangsung, dan dukungan sosial menjadi sangat penting

karena penderita mencoba untuk mengatasi dan beradaptasi dengan penykitnya. Tekanan

psikologis seperti depresi dan atau kecemasan dipengaruhi oleh perasaan ketidakpastian,

kurangnya kontrol, dan kekhawatiran tentang fungsi fisik. Perkiraan depresi berada di

kisaran 20% -50%, tetapi diagnosis gangguan depresi utama adalah jauh lebih rendah. Pada

sebuah penelitian Ca Mammae ditemukan 31% memiliki gangguan mood, 6,5% memiliki

depresi berat, 24,5% memiliki depresi ringan, dan 6% memiliki gangguan kecemasan.

Kelelahan, riwayat depresi atau penyakit kejiwaan lain, dan perasaan tidak berdaya, putus

asa, atau pengunduran diri dapat meningkatkan risiko depresi. Gejala vegetatif umum dari

depresi (kelelahan, kehilangan nafsu makan, insomnia).

4. Gangguan Kualitas Tidur

Banyak pasien (hingga 75%) mengalami masalah tidur atau mempertahankan tidur,

ditemukan insomnia (19%). Kesulitan-kesulitan ini mungkin telah ada sebelum diagnosis

Ca tetapi dapat diperburuk setelah diagnosis. Insomnia dikaitkan dengan kepuasan di

semua domain kualitas hidup dan tingkat depresi yang lebih tinggi. Kelelahan dan depresi

sering dikaitkan dengan masalah tidur, sedangkan rasa sakit dan menopause gejala

vasomotor dapat mengganggu kuantitas tidur dan kualitas. Sejumlah farmakologis dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

23

nonpharmaco pendekatan logika telah dipelajari dan ditemukan untuk membantu dalam

menangani masalah tidur. Namun, ada sejumlah isu metodologis (misalnya, ukuran sampel

yang kecil, tidur tidak hasil utama). Pendekatan yang telah membantu termasuk terapi

kognitif perilaku, benzodiazepin, agonis reseptor benzodiazepin, obat kesadaran, dan yoga.

Meskipun telah ada sejumlah penelitian membangun efektivitas terapi perilaku kognitif

dalam meningkatkan tidur, efektivitas terapi komplementer (misalnya, aromaterapi, terapi

ekspresif, ekspresif menulis, penyembuhan, pelatihan autogenik, pijat, relaksasi otot,

mengurangi stres yang berdasarkan kesadaran , dan yoga), pendidikan atau informasi, dan

intervensi latihan belum didirikan.

Memperhatikan kebersihan tidur, termasuk persiapan lingkungan dengan mengurangi

kebisingan, meredupkan atau mematikan lampu, menjaga suhu kamar yang sejuk, dan

mengkonsolidasikan tugas perawatan pasien untuk mengurangi jumlah interupsi, dapat

meningkatkan jumlah tidur terganggu. Intervensi farmakologis mungkin jangka pendek

berguna jika langkah-langkah lainnya tidak bekerja. Namun, digunakan untuk 1-2 minggu

dapat mengganggu pola tidur alami. Pada pasien yang menjadlani kemoterapi gangguan

tidur dapat terjadi karena hot flashes atau efek dari kemoterapi itu sendiri (Makari, Grace.

dkk. 2004).

5. Lymphedema

Lymphedema dapat berkembang pada ekstremitas atas dan atau batang lokasi tumor

primer dan dapat melumpuhkan jika dikaitkan dengan infeksi atau kekambuhan lokal.

Lymphedema juga dapat dikaitkan dengan lengan dan bahu lainnya masalah (kesulitan

mengangkat, mencapai, rasa sakit). Risiko meningkat ketika ada benjolan kelenjar getah

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

24

bening disekitar axial, setiap pasien kanker payudara dapat berkembang lymphedema.

Insiden lymphedema telah diperkirakan berada di kisaran 6% -85%, dengan tingkat yang

lebih tinggi ditemukan pada wanita yang mengalami obesitas.

6. Locoregional

Wanita dengan lymphedema juga dapat mengalami gangguan fungsional serta

penurunan kesejahteraan emosional. Kekambuhan lokal mungkin satu-satunya bentuk

kekambuhan penyakit dan dapat menyebabkan gejala parah yang berdampak kualitas

hidup pasien. Ketika ini terjadi, kekambuhan lokal harus ditangani secara agresif dengan

operasi dan / atau radiasi dengan atau tanpa terapi sistemik. Locoregional yang mengalami

kekambuhan lokal mungkin satu-satunya bentuk penyakit dan dapat menyebabkan gejala

parah yang berdampak kualitas hidup pasien. Ketika ini terjadi, kekambuhan lokal harus

ditangani secara agresif dengan operasi dan / atau radiasi dengan atau tanpa terapi sistemik.

7. Sesak Nafas

Tidak semua pasien kanker payudara dengan dyspnea memiliki metastasis paru-paru

karena 25% dari penderita Ca Mammae tidak memiliki komplikasi paru-paru atau patologi

cardiopulmonary lainnya. Paru limfangitis karsinomatosa adalah umum pada penderita Ca

Mammae, dan infiltrat paru menyebabkan dyspnea yang berhubungan dengan perawatan

(pneumonitis diinduksi pengobatan) seperti radiasi atau kemoterapi (terutama dengan

taxanes).

8. Metastasis Tulang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

25

Tulang adalah merupakan tempat paling umum dari metastasis Ca Mammae,

metastasis menyebabkan nyeri, hiperkalsemia, fraktur patologis, kehilangan mobilitas, dan

kompresi sumsum tulang belakang. Dalam sebuah penelitian kohort berbasis populasi

Denmark, 4% dari semua penderita Ca Mammae didiagnosis dengan metastasis tulang baik

pada saat diagnosis Ca Mammae awal atau selama masa tindak lanjut (median follow-up,

3,5 tahun), dan dari pasien dengan metastasis tulang, 40% memiliki acara-skeletal terkait

(fraktur patologis, kompresi sumsum tulang belakang, atau sakit yang membutuhkan terapi

paliatif).

9. Gejala Gastrointestinal

Mual (sensasi perlu muntah) dan muntah menurunkan kualitashidup penderita Ca

Mammae dan terjadi pada 30% (muntah) 60% (mual) dari penderita Ca Mammae. Penyebab

mual dan muntah termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan obat lain, infeksi, kegelisahan,

sembelit, sumbatan usus, kegagalan organ, gangguan elektrolit, uremia, gangguan

pengosongan lambung / iritasi esophagus, dan metastasis otak. Di beberapa titik selama

perjalanan penyakit mereka, sebagian besar penderita Ca Mammae stadium lanjut akan

merasakan anoreksia. Penyebab reversibel anoreksia harus dievaluasi, seperti sembelit,

tidak terkontrol nyeri, mual, muntah, depresi, delirium, atau stomatitis. Enteral tabung

pengisi dan nutrisi parenteral tidak meningkatkan kenyamanan atau kelangsungan hidup

pada pasien kanker yang sakit parah dan dapat menyebabkan komplikasi yang

memperlama penderitaan. Mereka harus berkecil hati dan hanya dianggap sebagai tindakan

raguan pada pasien dengan hambatan mekanik untuk nutrisi. Kanker payudara dapat

bermetastase ke hati peritoneumor, menyebabkan obstruksi vena portal atau gagal hati

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

26

yang mengarah ke ascites yakni hasilkan dari Ca Mammae dan merupakan tanda prognosis

yang sangat krisis untuk kelangsungan hidup dan biasanya member sinyal bahwa umur

penderita tidak akan bertahan lama.

10. Gangguan Fungsi Seksual

Sesksualitas berkaitan dengan segala aspekkehidupan yang terdiri dari biologis,

psikologis, interpersonal dan perilaku. Fungsi seksual dapat dilihat dari kemampuan

individu dalam pemeliharaan hubungan interpersonal, hubungan intim dan aktivitas

seksual. Setiap individu memiliki fungsi seksual yang berbeda tergantung dengan tingkat

perkembangannya. Namun fungsi ini juga berhubungan dengan kepentingan, daya tarik

pasangan dan keadaan kesehatan. Fungsi seksualitas dapat terganggu pada pasien Ca

Mammae, karena citra diri dari penderita sendiri. Gangguan psikologis juga terganggu

berhubungan dengan citra diri, harga diri rendah, keyakinan dan konsep diri yang salah.

Ca menyebabkan perubahan citra diri sehingga mempengaruhi harga diri penderita yang

mempengaruhi perasaan tidak adekuat dalam fungsi seksual. Tak hanya itu, kecemasan dan

depresi pun sering terjadi terutama saat penentuan dignosa dan kambuh ketika efek

kemoterapi bereaksi, point diatas mempenhgaruhi fungsi seksualitas karena menurunnya

perhatian seksual, libido, kegiatan, serta ejakulasi dini (Budi Anna, 1998).

Kehilanggan anggota tubuh berpengaruh terhadap penurunan harga diri penderita,

dan kebanyakan sangat sensitive terhadap hal ini. Kehilangan payudara, rambut, dan

bagian tubuh lain yang memunculkan ansietas yang berhubungan dengan efektivitas

seksualitas penderita. Hal ini juga mempengaruhi perubahan peran dari penderita sendiri

sebagai seorang istri, suami, orang tua, ataupun pekerja. Klien dapat merasakan tidak

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

27

berarti karena tidak dapat menjlankan fungsi peran sebagai semestinya. Fungsi sosial dapat

mempengaruhi penurunan fungsi seksualitas berubungan dengan persepsi pasangan,

cemas dan depresi yang dialami pasangan, terutama pada penderita yang belum memiliki

pasangan, janda atau duta dan sukar membina hubungan intim (Daniel Cukier, 2004).

2.2 Kemoterapi

2.2.1 Definisi

Kemoterapi adalah cara untuk mengobati Ca dengan menggunakan berbagai macam

obat yang fungsinya dapat menghancurkan sel dari Ca itu sendiri. Obat ini ditargetkan

untuk sel yang cepat berkembang seperti contohnya adalah sel Ca. Berbeda dengan radiasi

yang menargetkan area spesifik, kemo dapat bekerja di seluruh tubuh. Akan tetapi

kemoterapi memiliki kekurangan berupa efeksamping yang dapat mempengaruhi

perubahan seperti kulit, rambut, usus, dan sumsum tulang. Namun hal tersebut tergantung

pada jenis kanker yang dimiliki dan tergantung pada perkembangan dari Ca itu sendiri

(Cukier, Daniel. 2004)

Sebagian besar obat kemoterapi memasuki aliran darah dan didistribusikan ke

seluruh tubuh untuk mencapai sel kanker di organ dan jaringan. Terkadang kemoterapi

diberikan langsung pada lokasi tumor tanpa melewati aliran darah atau pemberian secara

IV. Obat kemoterapi merusak sel ketika mereka membelah. Obat akan bekerja efektif

melawan sel kanker, yang membelah banyak lebih cepat daripada kebanyakan sel normal.

Namun beberapa sel normal - seperti folikel rambut, sel darah, dan sel di dalam mulut atau

usus - juga membelah dengan cepat. Efek samping

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

28

terjadi ketika kemoterapi merusak sel-sel normal ini. Tidak seperti sel kanker, sel normal

dapat pulih, jadi kebanyakan efek samping bersifat sementara. (Burce, Jenni. 2016)

Dalam beberapa kasus, kemoterapi hanya dapat mencegah kanker menyebar ke

bagian lain dari tubuh Anda atau memperlambat pertumbuhan tumor kanker. Pada kasus

lain kemoterapi tidak dapat menyembuhkan atau mengendalikan penyebaran kanker dan

hanya digunakan untuk mengecilkan tumor yang menyebabkan rasa sakit atau tekanan.

Obat-obatan diberikan dengan suntikan langsung ke otot di pinggul, paha, atau lengan

Anda, atau di bagian berlemak lengan, kaki, atau perut, tepat di bawah kulit.Obat-obatan

juga dapat diberikan langsung ke arteri melalui jarum, atau tabung tipis (kateter). Selain itu

pengobatan dapat diberikan secara Intraperitoneal ke rongga peritoneal, yang berisi organ-

organ seperti hati, usus, lambung, dan ovarium. Itu dilakukan selama operasi atau melalui

tabung dengan port khusus. Kemoterapi dapat diberikan secara Intravenous (IV masuk ke

pembuluh darah. Cara lain dari pengobatan dapat dilakukan secara topical dengan

mengoleskan krim ke kulit dan dapat secara oral menelan pil atau cairan. (Burce, Jenni.

2016).

2.2.2 Jenis Obat Kemoterapi

Jenis obat yang digunakan untuk kemoterapi beragam tergantung pada obat yang

digunakan dan jenis kanker yang pasien miliki. Menurut ( Frank, Gingerelli. dkk. 2004).

Jenis obat kemoterapi dibagi menjadi beberapa bagian :

1. Oral Kemoterapi terdiri dari :

1). Lomustine (CCNU)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

29

Lomustine (INN) disingkat menjadi CCNU nama merek asli CeeNU, sekarang

dipasarkan sebagai Gleostine, yakni senyawa nitrosourea alkilasi yang digunakan

dalam kemoterapi. Obat ini memiliki keterkaitan yang erat dengan semustine dan

berada dalam jenis yang sama dengan streptozotocin. Ini adalah obat yang sangat

larut dalam lemak, sehingga melintasi sawar darah-otak. Sifat ini membuatnya ideal

untuk mengobati tumor otak, yang merupakan penggunaan utamanya, meskipun

juga digunakan untuk mengobati limfoma Hodgkin sebagai pilihan lini kedua.

Lomustine memiliki waktu yang lama untuk mencapai titik nadir (saat sel darah

putih mencapai angka terendah).

2) Procarbazine

Procarbazine adalah obat kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan

limfoma Hodgkin dan kanker otak. Hodgkin sering digunakan bersama dengan

chlormethine, vincristine, dan prednisone sedangkan untuk kanker otak seperti

glioblastoma multiforme digunakan untuk lomustine dan vincristine. Efek

samping yang umum termasuk jumlah sel darah rendah dan muntah. Efek samping

lainnya termasuk kelelahan dan depresi.

3) Temozolomide (Temodar)

Temozolomide (TMZ, nama merek Temodar dan Temodal dan Temcad)

adalah obat kemoterapi oral. Ini adalah agen alkilasi yang digunakan sebagai

pengobatan beberapa kanker otak, sebagai pengobatan lini kedua untuk

astrositoma dan pengobatan lini pertama untuk glioblastoma multiforme.Efek

samping yang paling umum adalah penekanan sumsum tulang. Efek samping non-

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

30

hematologis yang paling umum terkait dengan temozolomide adalah mual dan

muntah, yang sembuh sendiri atau mudah dikontrol dengan terapi antiemetik

standar. Efek yang terakhir ini biasanya ringan sampai sedang (tingkat 1 sampai 2).

Insiden mual dan muntah parah masing-masing sekitar 4%. Pasien yang sudah ada

sebelumnya atau memiliki riwayat muntah parah mungkin memerlukan terapi

antiemetik sebelum memulai pengobatan temozolomide. Temozolomide harus

diberikan dalam keadaan puasa, setidaknya satu jam sebelum makan. Terapi

antiemetik dapat diberikan sebelum, atau mengikuti, pemberian temozolomide.

2. Untuk wanita dengan postmenopousal terdapat kelas agen hormone yang dapat

dipertimbangkan untuk terapi yakni aromatase inhibitor and termasuk dengan medikasi

obat seperti

1) Anastrozole (Arimidex)

Risiko penggunaan anastrozole meningkat kan risiko osteoporosis dan fraktur

dan kontras terhadap efek dari obat tamoxifen. Namun penggunan tamoxifen

lebih banyak menyebabkan kehilangan darah daripada anastrozole. Penggunaan

tamoxifen sendiri efektif dalam jangka waktu yang ditentukan yakni 5 tahun.

2) Letrozole (Femara)

Efeksamping dari letrozole sendiri mirip dengan anastrozole seperti

peningkatan risiko osteoporosis dan fraktur dan penggunaanya bersamaan dengan

anastrozole setelah pasien menggunakan anastrozole selama 5 tahun.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

31

3) Exemestane (Aromasin).

Pada pasien premenopousal produksi esterogen utama berasal dari ovarium

sedangkan pada postmenopousal ovarium telah berhenti memproduksi esterogen,

esterogen diproduksi melalui perubahan endogen yang berasal dari jaringan lemak

yang digunakan enzim bernama aromatase. Aromatase merupakan inhibitor yang

bekerja pada postmenopousal untuk mengurangi produksi estrogen sehingga

hormone tidak perlu bekerja untuk berubah menjadi hormone pertumbuhan. Efek

samping dari obat diatas ialah rasa panas dan nyeri otot.

3. Untuk keadaan pasien Cayang sudah menyerang kelenjar getah bening maka disarankan untuk

melakukan pengobatan jangka panjang selama 6 bulan seperti :

1) Paclitaxel (Taxol)

Paclitaxel (PTX) yang dijual dengan merek Taxol, antara lain, adalah obat

kemoterapi yang digunakan untuk mengobati sejumlah jenis kanker. Ini termasuk

kanker ovarium, kanker payudara (Ca Mammae), kanker paru-paru, sarkoma

Kaposi, kanker serviks, dan kanker pankreas. Obat ini diberikan melalui suntikan

ke dalam pembuluh darah. Ada juga formulasi terikat albumin. Efek samping yang

umum termasuk rambut rontok, penekanan sumsum tulang, mati rasa, reaksi

alergi, nyeri otot, dan diare. Efek samping serius lainnya termasuk masalah

jantung, peningkatan risiko infeksi, dan radang paru-paru. Ada kekhawatiran

bahwa penggunaan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir. Paclitaxel

termasuk dalam golongan obat yang tidak beraturan dan bekerja dengan

mengganggu fungsi normal mikrotubulus selama pembelahan sel.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

32

2) Cyclophosphamide (Cytoxan)

Cyclophosphamide (CP), juga dikenal sebagai cytophosphane, adalah obat yang

digunakan sebagai kemoterapi dan untuk menekan sistem kekebalan tubuh.

Sebagai kemoterapi, obat ini digunakan untuk mengobati limfoma, multiple

myeloma, leukemia, kanker ovarium, kanker payudara (Ca Mammae), kanker paru-

paru sel kecil, neuroblastoma, dan sarkoma. Sebagai penekan kekebalan tubuh

digunakan dalam sindrom nefrotik, granulomatosis dengan poliangiitis, dan setelah

transplantasi organ, di antara kondisi lainnya. Diminum melalui mulut atau

disuntikkan ke pembuluh darah. Kebanyakan orang mengalami efek samping.

Efek samping yang umum termasuk jumlah sel darah putih yang rendah,

kehilangan nafsu makan, muntah, rambut rontok, dan pendarahan dari kandung

kemih. Efek samping parah lainnya termasuk peningkatan risiko kanker di masa

depan, infertilitas, reaksi alergi, dan fibrosis paru. Siklofosfamid ada dalam agen

alkilasi dan obat keluarga mustard nitrogen diyakini bekerja dengan mengganggu

duplikasi DNA dan pembuatan RNA.

3) Adriamycin

Merupakan obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker,

termasuk kanker payudara (Ca Mammae), kanker kandung kemih, sarkoma Kaposi,

limfoma, dan leukemia limfositik akut. Sering digunakan bersama dengan agen

kemoterapi lainnya. Doksorubisin diberikan melalui suntikan ke dalam vena. Efek

samping yang umum termasuk rambut rontok, penekanan sumsum tulang,

muntah, ruam, dan radang mulut. Efek samping serius lainnya mungkin termasuk

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

33

reaksi alergi seperti anafilaksis, kerusakan jantung, kerusakan jaringan di tempat

injeksi, penarikan radiasi, dan leukemia terkait pengobatan. Orang sering

mengalami perubahan warna merah pada urin selama beberapa hari. Doksorubisin

termasuk dalam kelompok obat antibiotik antrasiklin dan antitumor. Ia bekerja

sebagian dengan mengganggu fungsi DNA.

4) Fluorouracil (5- FU)

Fluorouracil (5-FU), dijual dengan nama merek Adrucil, antara lain, adalah

obat yang digunakan untuk mengobati kanker. Dengan disuntikkan ke pembuluh

darah itu digunakan untuk kanker usus besar, kanker kerongkongan, kanker perut,

kanker pankreas, kanker payudara, dan kanker serviks. Sebagai krim, krim ini

digunakan untuk keratosis aktinik, karsinoma sel basal, dan kutil kulit. Saat

digunakan dengan injeksi, kebanyakan orang mengalami efek samping. Efek

samping yang umum termasuk radang mulut, kehilangan nafsu makan, jumlah sel

darah rendah, rambut rontok, dan radang kulit. Ketika digunakan sebagai krim,

iritasi di tempat aplikasi biasanya terjadi. Penggunaan salah satu bentuk dalam

kehamilan dapat membahayakan bayi. Fluorourasil ada dalam kelompok obat

analog antimetabolit dan pirimidin. Cara kerjanya tidak sepenuhnya jelas tetapi

diyakini melibatkan menghalangi aksi timidilat sintase dan dengan demikian

menghentikan produksi DNA.

4. Opsi lain untuk keadaan pasien Ca yang sudah kelenjar getah bening :

1) Doceteaxel /Adriamycin (Taxotere)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

34

Docetaxel (DTX atau DXL), dijual dengan nama merek Taxotere, antara lain,

adalah obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati sejumlah jenis kanker

Ini termasuk kanker payudara (Ca Mammae), kanker kepala dan leher, kanker perut,

kanker prostat dan kanker paru-paru non-sel kecil. Ini dapat digunakan sendiri atau

bersama dengan obat kemoterapi lainnya, diberikan dengan suntikan lambat ke

pembuluh darah. Efek samping yang umum termasuk rambut rontok, jumlah sel

darah rendah, mati rasa, sesak napas, muntah, dan nyeri otot. Efek samping parah

lainnya termasuk reaksi alergi dan kanker di masa depan. Efek samping lebih

sering terjadi pada orang dengan masalah hati. Penggunaan selama kehamilan

dapat membahayakan bayi. Docetaxel termasuk dalam golongan obat yang tidak

jelas. [3] Ia bekerja dengan mengganggu fungsi normal mikrotubulus dan dengan

demikian menghentikan pembelahan sel.

5. Obat kemo untuk pasien yang mengalami metastasis Ca Mammae ialah :

1) Taxol

Paclitaxel (PTX), yang dijual dengan merek Taxol, antara lain, adalah obat

kemoterapi yang digunakan untuk mengobati sejumlah jenis kanker. Ini termasuk

kanker ovarium, kanker payudara (Ca Mammae), kanker paru-paru, sarkoma

Kaposi, kanker serviks, dan kanker pankreas. Obat ini diberikan melalui suntikan

ke dalam pembuluh darah. Ada juga formulasi terikat albumin. Efek samping yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

35

umum termasuk rambut rontok, penekanan sumsum tulang, mati rasa, reaksi

alergi, nyeri otot, dan diare. Efek samping serius lainnya termasuk masalah jantung,

peningkatan risiko infeksi, dan radang paru-paru. Ada kekhawatiran bahwa

penggunaan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir. Paclitaxel termasuk

dalam golongan obat yang tidak beraturan. Ia bekerja dengan mengganggu fungsi

normal mikrotubulus selama pembelahan sel.

2) Taxotere

Taxotere menggunakan pelarut untuk melarutkan paclitaxel, bahan utama,

sehingga obat dapat masuk ke aliran darah. Pelarut-pelarut ini dapat membuat

Taxotere sulit untuk ditoleransi saat diberikan. (docetaxel) Injection Concentrate,

Intravenous Infusion (IV) adalah agen antineoplastik (antikanker) yang digunakan

untuk mengobati kanker payudara, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker perut,

dan kanker kepala / leher. Efek samping umum dari Taxotere termasuk reaksi

tempat suntikan (nyeri, kemerahan, atau bengkak), mual, muntah, diare, sembelit,

kehilangan selera makan, merasa lemah atau lelah, nyeri otot, nyeri sendi,

melewatkan periode menstruasi, kerontokan rambut sementara, atau perubahan

kuku atau kuku.

3) Capecetabine (Xeloda)

Capecitabine mengganggu produksi DNA. Ini menghentikan pertumbuhan dan

pembelahan sel, yang berakibat memperlambat atau menghentikan pertumbuhan

kanker. Karena sel kanker, secara umum, membelah lebih cepat dan lebih sedikit

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

36

mengoreksi kesalahan daripada sel sehat, sel kanker lebih sensitif terhadap

kerusakan ini.

4) Vinorelbine (Navelbine)

Vinorelbine (NVB), dijual di bawah nama merek Navelbine, antara lain, adalah

obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati sejumlah jenis kanker. Obat ini

termasuk kanker payudara dan kanker paru-paru non-sel kecil. Itu diberikan

melalui suntikan ke dalam vena atau melalui mulut. Efek samping yang umum

termasuk penekanan sumsum tulang, rasa sakit di tempat suntikan, muntah,

merasa lelah, mati rasa, dan diare. Efek samping serius lainnya termasuk sesak

napas. Penggunaan selama kehamilan dapat membahayakan bayi.Vinorelbine

termasuk dalam kelompok obat alkaloid vinca. Obat ini diyakini bekerja dengan

mengganggu fungsi normal mikrotubulus dan dengan demikian menghentikan

pembelahan sel.

5) Gemcitabine (Gemzar)

Gemcitabine, dijual dengan nama merek Gemzar, antara lain, adalah obat

kemoterapi yang digunakan untuk mengobati sejumlah jenis kanker. Kanker-

kanker ini termasuk kanker payudara (Ca Mammae), kanker ovarium, kanker paru-

paru sel kecil, kanker pankreas, dan kanker kandung kemih. Ini diberikan dengan

suntikan lambat ke pembuluh darah. Efek samping yang umum termasuk

penekanan sumsum tulang, masalah hati dan ginjal, mual, demam, ruam, sesak

napas, sariawan, diare, neuropati, dan rambut rontok. Penggunaan selama

kehamilan kemungkinan akan membahayakan bayi. Gemcitabine termasuk dalam

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

37

kelompok analog nukleosida analog. Obat ini bekerja dengan menghalangi

pembuatan DNA baru, yang mengakibatkan kematian sel.

2.2.3 Efek kemoterapi

Kemoterapi tak hanya memberikan banyak kelebihan, namun juga memberikan efek

samping. Menurut (Makari, Grace. dkk. 2004) Efek kemoterapi diantaranya :

1. Fatigue

Efek samping yang paling sering terjadi karena pengobatan ialah fatigur atau malaise,

dan kebanyakan pasien merasakan fatigue selama kemoterapi berlangsung. Meskipun

demikian hal tersebut tidak berhubungan dengan derajat keparahan Ca yang dimiliki

pasien. Fatigue disebabkan oleh bagian sel debris yang keluar dari tubuh. Debris

merupakan hasil dari hancurnya tumor dan jaringan normal dari hasil terapi. Pasien akan

merasakan kelelahan, pasien akan merasa bahwa penyakitnya semakin parah, dan tidak

membaik. Fatigue menyebabkan pasien merasakan kehilangan stamina dan kebugaran

tubuh dan membuat pasien tidak dapat menjalankan kebutuhan aktifitas sebagaimana

mestinya.

2. Perubahan Jumlah Darah

Perubahan jumlah darah berhubungan dengan terinfeksinya sum sum tulang yang

berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih yang berperan melawan infeksi tubuh, sel

darah merah yang berperan membawa oksigen, dan platelet, yang membantu proses

penggumpalan darah. Kemoterapi mengganggu proses pembentukan oleh sum – sum

tulang yang menekan depresi dan menyebabkan penurunan fungsi normalnya. Hasil sel

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

38

darh merah dan putih serta platelet akan tidak sempurna. Jumlah normal neutrophil adalah

2.500 sampai dengan 8.000, dikatakan neutropenia apabila jumlah neutrophil adalah 1.000.

Jika hal tersebut terjadi maka ini mengindikasikan bahwa bakteri menyerang tubuh dan

dapat dengan mudah untuk menggandakan diri dikarenakan tidak adanya sel darah putih

yang dapat menjaga tubuh.

3. Penurunan Fungsi Seksualias

Perhatian khusus harus diberikan baik untuk wanita ataupun laki – laki yang tergolong

pada group ini. Sebagai contoh, wanita yang menjalani pengobatan kemoterapi akan

kehilangan fungsi ovarium 2 sampai 3 minggu saat pengobatan, dan risiko menopause akan

menjadi lebih awal. Wanita dengan kemoterapi akan berisiko mengalami terhentinya fase

menstruasi dan akan kembali menstruasi setelah dalam 1 tahun kemudian. Namun, pada

beberapa wanita siklus menstruasi terhenti bersamaan dengan pengobatan. Kemoterapi

menyebabkan menopause dini karena faktor umur pasien saat menjalani kemoterapi, jenis

kemoterapi yang dijalankan , dosis dari kemoterapi, dan faktor genetic yang dimiliki.

4. Iritasi Vena

Walaupun jenis obat kemoterapi ada yang berupa pill akan tetapi jenis pengobatan yang

paling sering digunakan adalah dengan pemberian secara intravena (IV). Beberapa orang

memiliki vena yang sulit untuk di akses, sehingga ada kemungkinan untuk mencari vena

lebih dari sekali. Terkadang, jika injeksi kemoterapi dilakukan padaa vena yang kecil hal ini

dapat menimbulkan rasa sangat sakit, akan tetapi jika injeksi IV ditempatkan dengan benar

maka tidak menimbulkan rasa sakit.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

39

Ada beberapa obat yang diberikan dengan hanya selang waktu beberapa menit, jam dan

berkelanjutan dengan penggunaan infuse pada beberapa hari. Sebagian besar pemberian

kemoterapi dilakukan melewati pembuluh darah di tangan atau lengan bawah, akan tetapi

untuk obat yang pemberiannya terus menerus dilakukan pada kateter intravena permanen,

umumnya diletakkan di vena yang lebih besar pada bagian dada. Obat – obatan yang

mungkin sangat mengiritasi atau membuat pasien tidak nyaman diberikan melalui vena

kecil, serta segala bentuk operasi dan benda asing lainnya dapat meningkatkan risiko

infeksi, gumpalan tau pembekuan darah.

5. Kehilangan Rambut

Alopecia atau kehilangan rambut, adalah salah satu aspek yang sulit pada kemoterapi.

Obat – obatan merupakan penyebab dari hilangnya rambut penderita. Beberapa obat yang

terlibat adalah doxorubicin (Adriamycin) dan epirubicin (Ellence). Obat lainnya ialah

cyclophosphamide (Cytoxan) yang dapat menyebbkan menipisnya rambut pada dosis

rendah dan kerontokan pada dosis yang tinggi. Obat lainnya seperti vinorelbine

(Navelbine), gemcitabine (Gemzar), dan capecitable (Xeloda) tidak menyebabkan

kerontokan rambut.

6. Nausea dan Vomiting

Nausea dan vomiting atau mual muntah dikategorikan menjdi tiga bagian. Mual dan

muntah dapat terjadi selama proses berjalannya kemoterapi, setelah kemoterapi

berlangsung atau beberapa hari setelah melaksanakan kemoterapi atau bahkan mual

sebelum kemoterapi dilaksanakan, mual ini dapat terjadi akibat bau rumah sakit, mual ini

disebut dengan mual antisipatif

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

40

7. Gangguan saluran pencernaan

Seluruh saluran pencernaan dilapisi oleh sel – sel yang membelah dengan cepat dan

sangat peka terhadap efek dari beberapa kemoterapi. Hal ini dapat berasal dari infeksi pada

bagian mukosa mulut akibat infeksi virus seperti Herpes atau infeksi lainnya seperti jamur,

infeksi pada sariawan.

8. Diare

Diare merupakan hal yang wajar terjadi, diare mengindikasikan bahwa seseorang telah

terinfeksi. Obat – obatan yang dapat menyebabkannya ialah 5 –fluorouracil. Infeksi dan

antibiotic dapat terjadi selama kemoterapi berlangsung. Dalam hal ini pemilihan makanan

juga perlu diperhatikan. Pasien tidak diperkenankan untuk memakan makanan pedas,

tinggi asam seperti jus jeruk, makanan tinggi serat, tinggi lemak ataupun minuman dengan

kafein dan juga produk susu.

9. Gejala Menopouse

Obat antiestrogen seperti amoxifen dapat memunculkn gejala menopause. Namun

kemungkinan memasukin fase menopause juga tergntung pada usia, obat yang diberikan,

dan dosis yang digunakan. Misalnya, dosis yang tinggi pada saat kemoterapi dan stem sel

(transplantasi sum – sum tulang) dapat mengakibatkan menopause. Gejala menopause

yakni merasa hot flashes.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

41

10. Perubahan Warna Kulit dan Kuku

Beberapa orang yang memperhatikan garis kuku mereka yang berhubungan dengan setiap

siklus kemoterapi akan mengalami keretakan. Kulit juga akanberubah menjadi kering

akibat pengobatan kemoterapi, bahkan menyebabkan dehidrasi.

2.3 Konsep Kualitas Tidur

2.3.1 Definisi

Tidur yang berkualitas adalah tidur yang didalamnya terdapat proses recharge atau

pengisian ulang stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Tidur adalah

salah satu kebutuhan dasar bagi tiap individu yang degan dilakukan pemenuhan akan tidur

dapat meopang kelangsungan hidup individu. Komponen utama yang perlu diperhatikan

dalam tidur yaitu kualitas tidur dan kuantitas hidup. Apabila terjadi gangguan pada kedua

komponen tersebut, maka akan menimbulkan dampak negatif. Tidur yang tidak memadai

merusak kemampuan untuk berfikir, menggangu management stress dan mengganggu

pertahanan sistem kekebalan tubuh serta memoderasi emosi.. Ketika kualitas tidur malam

abnormal atau buruk, apapun penyebabnya maka kegiatan di harinya akan terganggu pula.

Orang bisa tidur ditempat kerja, disekolah atau ketika mengemudi. Merasa lelah,

mengalami gangguan konsentrasi , kewaspadaan , memori kosong, sifat lekas marah,

frutasi dan memiliki risiko kecelakaan atau cedera yang lebih tinggi (Sarfriyanda, Karim &

Dewi, 2015).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

42

2.3.2 Fisiologis Tidur

Dikatakan sebagai proses fisiologis yang terus berlangsung secara bergantian. Siklus

tidur- bangun mempengaruhi fungsi fisiologis dan respons perilaku.respons perilaku.

Proses biologis menunjukan osilasi endogen berulang setiap 24 jam adalah proses dari

irama sirkardian . Irama siang – malam dikenal sebagai diural atau irama sirkardian. Hampir

segala fungsi biologis dan kebiasaan fiatur oleh irama sirkardian contohnya seperti suhu

tubuh, suasana hati (mood) , denyut jantung, sekresi hormone , tekanan darah, ketajaman

panca indera, dan semua tergantung pada pemeliharaan siklus sirkardian 24 jam (Izzac,

2006).

Siklus tidur terjadi secara alami dengan di kontrol oleh pusat tidur di medulla yang

kemudian menekan pusat otak secara bergantian tepatnya pada BSR (Bulbar synchorizing

region) dan RAS (Reticular Activating System) yang terdiri dari neuron –neuron di medulla

oblongata, pons, midbrain. Pusat ini terlibat dalam mempertahankan beberapa tahapan

tidur dan perubahan fisiologis selama tidur. Menurut Assoc. Prof. Sinan Canan tidur

dianggap sebagai fase pemulihan atau pemulihan yang mempersiapkan tubuh untuk

episode terjaga berikutnya. Pembelahan sel lebih cepat selama tidur non-REM dan tidur

memiliki fungsi penting pada sistem kekebalan tubuh. Fisiologi tidur di awali dengan

mesensefalon dan bagian atas pons merupakan pusat yang mengatur terjaganya siklus tidur

. Neuron yang terdapat pada RAS (Reticular Activating System) akan menyalurkan

katekolamin seperti norepineprin yang terangsang dari locus ceruleus saat keadaan sadar.

Selain itu, rangsangan nyeri audio, visual, tactile, dan stimulasi dari kortek serebri yang

meliputi rangsang pikir serta emosi juga tersalurkan dari RAS.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

43

Terdapat dua neurotransmitter penting pada manusia yang mengatur pola tidur –

bangun, yakni histamine dan GABA (gamma – aminobutyric acid). Produksi histamine yang

berlebihan dan tidak cukupnya pembentukan GABA menyebabkan gangguan pola tidur,

namun jika GABA terlalu banyak di produksi di siang hari dan tidak cukupnya

pembentukan histamine akan menyebabkan kantuk yang berlebihan (Alifiyanti, 2017).

Pelepasan serum serotonin terjadi saat tidur, dalam hal ini otak berpengaruh dalam

mengatur perubahan siklus dalam tidur. Terdapat dua komponen yang mengatur yakni

BSR dan RAS. Bagian tengah otak yakni BSR (Bulbar Synchrunuzung Regional) dan pons

mengeluarkan sel khusus serum keluar dari sel khusus. Sedangkan saat dalam keadaan

sadar RAS (Reticular Activating System) melepaskan katekolamin yang berfungsi dalam

menanggapi stress.

2.3.3 Manfaat tidur

Kondisi tubuh manusia baik secara fisiologis dan psikologis dikendalikan oleh peran

dari tidur. Perbaikan jaringan tubuh terjadi pada fase NREM pada saat tidur. Fungsi

biologis melambat pada fase tidur NREM. Nilai normal denyut jantung seseorang dalam

keadaan normal atau tanpa penyakit penyerta ialah rata – rata 70 – 80 atau kurang selama

permenit. Ketika tidur denyut jantung mengalami penurunan dalam setiap menitnya

sebanyak 10 -20 kali hingga mencapai 60 kali permenit bahkan kurang dari angka tersebut.

Oleh karena itu, pertahanan fungsi jantung dapat dicapai ketika mendapati tidur yang

nyenyak. Tidak hanya itu, selama tidur terjadi juga penurunn pernafasan, otot dan tekanan

darah ( Mc Cance dan Huether, 2006).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

44

Tidur menghasilkan pemulihan energi dan proses biologi yang terjdi dalam tubuh.

Hormon tubuh bekerja untuk pembaharuan sel epitel dan sel khusus seperti otak untuk

perbaikan, perbaharuan dan perkembangan pada fase gelombang lambat dan dalam

(NREM tahap 4) (Jones, 2005). Hal lain yang terjadi ialah terjadinya sintesis dan

pembelahan sel yang bertujuan untuk pemanjangan mukosa lambung atau otak, kulit dan

mukosa. Metabolisme basal selanjutnya mengalami penurunan laju yang dapat menghemat

energi tubuh (Izac, 2006).

Sedangkan dalam keadaan REM tidur diperlukan untuk menjaga jaringan otak dalam

pemulihan kognitif (Buysee, 2005). Aliran darah otak dalam peningkatan aktifitas korteks,

oksigen dan peningkatan konsumsi serta pelepasan epinefirin erat kaitannya dengan fase

tidur REM. Seseorang yang kehilangan fase REM pada tidurnaya akan merasakan

perubahan perasaan seperti bingung dan curiga karena tidur merupakan hal yang sangat

mempengaruhi psikologis seseorang. Tak hanya psikologis namun penampilan atau

performance, memori, motorik, suasana hati, perubahan imunitas bahkan terjadi perubahan

keseimbangan ketika tidur mengalami penurunan dalam kualitasnya baik pada tingkat berat

ataupun sedang (Buysee, 2005).

Fungsi keseluruhan tidur dihipotesiskan untuk memberikan pemulihan stamina agar

individu dapat berfungsi secara normal hingga berada dalam kondisi optimal. Kebutuhan

instirahat pada pasien sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Efek

sikologis tidur untuk tubuh dapat meningkatkan hormone pertumbuhan dan kortisol,

meningkatkan eksresi fosfat dari ginjal, meningkatkan sekresi melatonin dan perbaikan

kulit serta jaringan (Vladyslav et all, 2014).

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

45

2.3.4 Jenis – Jenis Tidur

Klasifikasi tidur terbagi menjadi dua kelompok yakni REM (Rapid Eye Movement)

yakni pergerakan bola mata cepat dan NREM (Non-rapid Eye Movement) yakni pergerakan

bola mata lambat (Asmadi, 2008) :

1. Tidur REM

REM (Rapid Eye Movement) adalah tidur dalam kondisi prdoksial atau tidur dalam

kondisi masih aktif dalam hal ini gerkan mata dikategorikan sangat cepat , bola mata

cenderung bergerak bolak – balik namun pada tahap ini seseorang telah masuk dalam tidur

yang nyenyak. Ciri – ciri seseorang telah masuk dalam tahap REM yakni munculnya mimpi,

kendurnya otot – otot, bertambahnya tekanan darah, meningkatnya sekresi lambing

gerakan otot yang tidak beraturan, kecepatan pernafasan dan jantung yang lebih cepat dan

tidak teratur, meningkatnya suhu dan metabolisme, dan pada pria terjadi ereksi penis. Fase

REM sangat berperan penting sehingga ketika kehilangannya akan menimbulkan gejala

seperti sulitnya mengendalikan emosi, pola laku cenderung hiperaktif, terjadinya gangguan

dalam proses berfikir seperti bingung dan curiga serta sulitnya mengontrol nafsu makan

yang meningkat.

2. Tidur NREM

NREM (Non-rapid Eye Movement) adalah fase tidur ketika seseornag mulai terlarut

dalam tidurnya secara dalam dan merasakan tidur yang nyenyak. Pada fase ini pergerakan

bola mata secara bolak – balik telah berkurang. Pada fase ini gelombang otak telah

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

46

mengalami penurunan. Ciri – ciri seseorang telah masuk dalam fase NREM yakni

berkurangnya mimpi, penurunan tekanan darah, kecepatan pernafasan, metabolisme

tubuh, dan juga mimpi. NREM sangat berperan penting sehingga ketika kehilangannya

akan menimbulkan gejala seperti menurunnya respon tubuh, aura wajah, imunitas, malas

melakukan segala hal, malas berbicara, kelelahan dan kantuk yang belebih, menarik diri

bahkan apatis.

2.3.5 Siklus Tidur

Normalnya tidur dibagi menjadi dua. Pergantian pada fase tidur ditandai dengan

perubahan pada aktifitas gelombang otak yang dapat diidentifikasi melalui EEG, EMG,

EOG dan terjadi 90 menit sebelum tidur berakhir. Tak hanya gelombang otak, namun otot

dan aktifitas mata pun dapat dinilai dengan test diatas. Empat tahap tidur menurut Asmadi

2008, yaitu :

1.Tahap I

Merupakan tahap awal peralihan antara sadar menjadi tertidur. Pada EEG dapat

dilihat penurunan voltasi dan gelombang alfa. Ciri orang yang memasuki fase ini ialah

mudah dibangunkan, pandangan kabur dan mulai masuk pada tahap rileks, otot tubuh

menjadi rileks atau melemas, kelopak mata mulai menutupi bola mata, mulai adanya

pergerakan aktif bola mata kekiri dan kenanan, terjadinya penurunan pernafasan dan juga

kecepatan jantung.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

47

2. Tahap II

Tahap ini adalah tahap kedua yang berlangsung sekitar 10 -15 menit. Tahap kedua

merupakan tidur ringan dan merupakan tahap untuk penurunan proses dalam tubuh. Pada

EEG dapat dilihat timbulnya gelombang tidur beta dengan frekuensi 14 – 18 siklus per

detik. Ciri orang yang memasuki fase ini ialah bergerakan bola mata mulai berkurang dan

penurunan pernafasan menurun drastis diikuti dengan penurunan kecepatan jantung.

3. Tahap III

Tahap ketiga merupakan tahap penurunan fungsi otot secara keseluruhan, tubuh

akan lunglai. Pada EEG dapat dilihat terjadinya perubahan gelombang tidur beta menjadi

1 – 2 siklus per detik. Ciri orang yang memasuki fase ini ialah sulit untuk dibangunkan,

serta mengalami penurunan kecepatan jantung dan pernafasan karena tubuh diatur oleh

sistem safar simpatis yang mendominasi untuk rileks.

4. Tahap IV

Merupakan tahap tubuh dalam keadaan sangat rileks, dan tahap ini adalah tahap

pemulihan tubuh. Pada EEG dapat dilihat terjadinya pelambatan pada gelombang delta

dnegan frekuensi 1 – 2 siklus per detik. Penurunan pernafasan hingga 20 – 30 %. Ciri

orang yang memasuki fase ini ialah jarang bergerak, lemah, lunglai, dan sulit untuk

dibangunkan.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

48

5. Tahap V

Tahap terakhir setelah masuknya tahap IV. Ciri orang yang memasuki fase ini ialah

dengan pergerakan bola mata yang berkecapatan tinggi dan mudah untuk dibedakan dari

tahap – tahap sebelumnya, dan pada tahap ini memungkinkan untuk individu mendapati

mimpi dalam tidurnya. Tahap ini berlangsung 10 menit.

Gambar 2.2.5 Siklus Tidur

2.3.6 Pengukuran Kualitas Tidur

Tidur yang berkualitas adalah ketika seseorang melewati beberapa fase didalam

tidurnya yakni Non-REM, Non-REM 2, REM. Seseorang dikatakan memiliki kualits tidur

yang buruk apabila jika ia sudah menghabiskan waktu ditempat tidur dan terdiam namun

saat ia bangun ia merasa lelah atau sangat mengantuk pada siang hari, dan pada malam hari

membutuhian lebih dari 30 menit, terbangun dimalam hari dan sukar untuk memulai

tertidur kembali, bangun terlalu pagi, merasa tidak cukup mengahbiskan waktu 7-8 jam

atau tidur lebih banyak pada malam hari, merasa kantuk pada siang hari, mendapati mimpi

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

49

ketika tertidur, merasakan kelemahan otot, meningkatnya emosi, merasa tidak bisa

bergerak ketika pertama kali terbangun, menggunakan obat tidur. Kualitas tidur

mempengaruhi kualitas hidup, begitupula ketika kualitas hidup seseorang mengalami

penurunan maka akan akan bersinergi terhadap perburukan kualitas tidur (Beni, 2018).

Pengukuran aspek-aspek kualitas tidur dapat dibuktikan dengan skala Pittsburgh

Sleep Quality Indeks (PSQI) versi bahasa Indonesia. Instrumen ini telah tervalidasi dan

banyak digunakan dalam penelitian kualitas tidur seperti dalam penelitian Majid (2014).

Skala Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) telah hadir dengan berbagai macam bahasa

salah satunya ialah bahasa Indonesia dan kuesioner ini telah di bakukan. Pada kuesioner

ini terdapat 9 pertanyan dengan 7 komponen penilaian yang berisi tentang kualitas tidur

secara subjektif, latensi atau waktu yang diperlukan untuk memulai tidur, durasi tidur,

efisiensi tidur sehari – hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas

disiang hari. (Curcio et al, 2012).

2.3.7 Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Setiap orang memiliki kebutuhan istirahat yang berbeda – beda baik dari segi kualitas

maupun kuantitas. Ada yang memiliki kualitas tidur baik namun banyak pula yang

mengalami perburukan kualitas tidur dikarenakan beberapa gangguan tidur dari berbagai

aspek. Menurut (Tarwoto, 2010) hal yang dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang

ialah :

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

50

1. Status Kesehatan

Tidur yang nyenyak didapatkan dari kondisi tubuh seseorang yang bugar tanpa

disertai penyakit sehingga didapatkan tidur dengan pemenuhan tahap tanpa adanya

gangguan seperti rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita suatu penyakit.

2. Lingkungan

Modifikasi lingkungan diperlukan untuk meningkatkan kualitas tidur seseorang,

karena lingkungan berperan penting dalam ketenangan dan kenyamanan berhubungan

dengan gangguan tidur. Lingkungan yang aman, nyaman, tidak bising dan gaduh

memberikan efek positif bagi lingkungannya dan sebaliknya lingkungan yang kotor, baud

an bising dapat menjadi faktor pengganggu suasana hati sehingga menjadi faktor yang

meurunkan kualitas tidur.

3. Stress Psikologi

Stress psikologi dapat mempengaruhi mood dari seseorang. Depresi dan cemas

merupakan salah satu contoh dari gangguan psikologis, hal ini mengaktifasi peningkatan

nonepinefrin darah melalui saraf simpatis. Dimana hormone ini berpengaruh teradap

pengurangan tahap REM dan NREM di tahap tidur ke IV.

4. Motivasi

Motivasi merupakan kehendak atau dorongan yang dapat mempengaruhi suatu

perbuataan untuk memilih tujuan untuk tertidur atau tetap terjaga menahan kantuk. Ketika

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

51

seseorang memiliki motivasi untuk tidak tertidur maka ia akan berusaha mempertahankan

kondisi tersebut.

5. Alkohol

Alkohol berperan dalam penekanan REM secara normal, penekanan REM dapat

menimbulkan insomnia pada penggunanya, efek dari hal tersebut juga dapat meningkatkan

emosional dari pengguna.

6. Obat – obatan

Obat yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur, adapula yang

sebaliknya menganggu tidur, diantaranya :

1) Diuretik : Yang dapat menyebabkan insomnia

2) Antidepresan : Yang dapat mensupresi REM

3) Kafein : Yang dapat meningkatkan saraf simpatis

4) Beta- bloker : Yang dapat menimbulkan insomnia

5) Narkotika : Yang dapat mensupresi REM

7. Usia

Semakin tua kualitas menurun hal ini berkaitan dengan panuruna fungsi otak. Proses

degeneratif lansia mengalami penurunan yang berampak pada tubuh lansia terutama padad

sistem dan fungsi otak. Penurunan fungsi neurotransmitter menyebabkan perubahan

irama sirkardian yang menyebabkan gangguan pada siklus tidur tahap 3 dan 4 NREM,

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

52

karena penurunnya produksi hormon melatonin, tak hanya menyebabkan gangguan pada

siklus tidur tahap 3 dan 4 NREM bahkan kehilangan tahap 4 dalam tidur (Stanley, 2006).

Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia .

Variasi pola tidur menurut usia antara lain :

a) Remaja : tidur 8,5 jam/hari dan sekitar 20% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement).

b) Dewasa muda : tidur 6-8 jam /hari tetapi waktunya bervariasi , 20-25% adalah tidur

REM (Rapid Eye Movement).

c) Dewasa pertengahan : tidur 7 jam/hari, 20% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement).

d) Dewasa tua : tidur sekitar 6jam/hari, sekitar 20-25% tidur REM (Rapid Eye Movement).

2.3.8 Gangguan Tidur

Berikut beberapa gangguan tidur yang sering ditemukan (Tarwoto, 2010):

1. Insomnia

Merupakan jenis gangguan tidur yang menyebabkan penderita sulit untuk tertidur

sehingga penderita terjaga pada malam hari dan sulit tidur di siang hari. Penderita insomnia

sulit mendapat kualitas dan kuantitas tidur yang cukup. Insomnia sendiri terbagi menjadi

beberapa jenis yakni sulit untuk memulai tidur yang biasa dikenal dengan insomnia inisial,

ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur karena sering terbangun ditengah tidur

yang disebut dengan insomnia intermitten dan bangun lebih awal tanpa setelahnya harus

tidur kembali atau disebut insomnia terminal. Penyebab dari insomnia sendiri adalah

kecemasan, gangguan fisik dan alkohol yang berlebih.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

53

2. Hipersomnia

Depresi, kerusakan saraf, beberapa penyakit seperti liver dan ginjal serta gangguan

metabolisme dapat menyebabkan gangguan tidur yang berlebihan, hipersomnia biasanya

terjadi ketika seorang tidur dengan waktu lebih dari 9 jam pada jam tidur di malam hari.

3. Parasomnia

Merupakann kategori gangguan tidur yang melibatkan gerakan abnormal, perilaku,

emosi, persepsi, dan mimpi yang terjadi saat tertidur, tidur, di antara tahap tidur, atau

selama gairah dari tidur. Parasomnias adalah keadaan tidur terpisah yang merupakan gairah

parsial selama transisi antara terjaga, tidur NREM, dan tidur REM, dan kombinasinya.

4. Narkolepsi

Narkolepsi merupkan suatu gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk yang

berlebihan, kelumpuhan tidur, halusinasi, dan dalam beberapa kasus episode katapleks

(kehilangan sebagian atau total kontrol otot, sering dipicu oleh emosi yang kuat seperti

tawa).

5. Apnea Tidur dan Mendengkur

Apnea sering terjadi selama 10 detik sampai dengan 3 menit, dan hal ini dapat angkat

sebagai masalah serius dikarenakan ketika seseorang mendengkur terkadang juga

berlangsung apnea kepadanya, dikarenakan posisi lidah yang besar dan saat tidur posisi

terjatuh kebelakang sehingga menutupi jalan nafas, atau karena adanya penghalang seperti

amandel, adenoid, otot dibelakang mulut mengendur. Namun jika pengeluaran udara yang

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

54

dikeluarkan melalui hidung atau mulut tidak disertai dengan apnea maka tidak dikatakan

suatu masalah besar.

2.4 Kualitas Hidup

2.4.1 Definisi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi

individu tentang posisinya dalam kehidupan dalam konteks budaya dan nilai sistem di

mana dia tinggal dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatiannya.

Ca memengaruhi kualitas hidup pasien di tingkat yang berbeda-beda. Masalah utama yang

mempengaruhi kualitas hidup pasien adalah dampak mental dan emosional dari penyakit,

tindakan diagnostik dan terapeutik, stres, nyeri, depresi, dan konsekuensi penyakit pada

keluarga, perkawinan, dan hubungan sosial, serta beban ekonomi yang diinduksi, masalah

gizi , dan komplikasi perawatan. Penentuan kualitas hidup pasien kanker dapat

memberikan staf medis dengan solusi baru dalam membantu mereka menjadi mandiri

dalam melakukan urusan kehidupan di bawah situasi kritis dan non-kritis. Peningkatan

kualitas hidup pasien kanker adalah tujuan utama perawatan medis dan terapeutik.

Pengenalan konsep kualitas hidup sebagai tolak ukur hasil dalam perawatan

kesehatan, pada 1970-an dalam konteks kemajuan medis. Kualitas hidup dianggap

membawa kemajuan hingga peningkatan dalam harapan hidup, sejak penyakit akut yang

sebelumnya mematikan (mis. infeksi) menjadi dapat disembuhkan, dan penyakit kronis

(mis. diabetes) bisa juga dikendalikan oleh perawatan yang efisien. Sehingga, menjadi

sangat penting untuk mengukur bagaimana orang menjalani 'tahun-tahun tambahan' ini.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

55

Di faktanya, Fallowfield (1990) mendefinisikan Quality of Life sebagai ‘yang hilang

mengukur kesehatan ' (Panzini, 2017).

2.4.2 Aspek – Aspek Hidup

Kualitas hidup penderita Ca berhubungan dengan tingkat kemandirian penderita

namun kemandirian tersebut melum tentu dimiliki oleh tiap penderita karena Ca

mempengaruhi kesejahteraan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual individu.

1. Aspek Kesehatan Fisik

Pasien Ca yang menjalani pengobatan kemoterapi menerima efek berupa

osteoporosis, gagal jantung kongestif, dibetes, amenore pada wanita, kemandulan, maslah

motilitas gastrointestinal, fungsi hati yang abnormal, fungsi imunitas yang terganggu,

parestesia, kehilangan pendengaran, dan masalah dengan pemikiran dan ingatan. Terapi

Ca sendiri sering menimbulkan rasa nyeri dan neuropati. Keluhan penderita Ca yang sering

ditemui ialah rasa lelah akibat Ca (cancer related fatigur, CFR) dan gangguan tidur. Oleh

karena adanya kerusakan jaringan irreversible, kondisi tertentu akan terus berjalan dalam

waktu yang tidak terbatas. Penurunan fungsi fisik dilaporkan terjadi setelah terapi primer

terlaksana, terutama pada mereka yang menjalani masektomi atau kemoterapi (Ganz et al.,

2014).

2. Aspek Psikologis

Tekanan psikologis mungkin didapatkan oleh penderita Ca Mammae dikarenakan

oleh efek samping terapi dan efek fisik yang mungkin mengakibatkan perubahan citra

tubuh. Tekanan psikologis yang di jelaskan disini merupakan tekanan yng bersifat negatif

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

56

dan bersifat multifaktorial. Hal ini mengganggu kemampuan melawan penyakit, dengan

terapinya (Wilkes, 2013). Perasaan penderita juga dapat berupa kesedihan sampai depresi.

Rasa lelah dan gangguan tidur jangka panjang merupakan contoh akibat dari kegelisahan

dan depresi pada penderita.

Masalah psikologis lainnya yang dialami penderita yakni post traumatic syndrome disorder

(PTSD) dimana penderita memiliki ciri adanya respon emosional akut terhadap kejadian

traumatik. Penderita mengalami gejala PTSD (kesedihan, mimpi buruk, serangan panic,

rasa takut) sebanyak 4 -19% sebagai akibat diagnosis, terapi atau episode traumatik masa

lalu. Risiko PTSD meningkat jika klien tersebut seorang wanita, berusia muda,

berpendidikan, dan berpenghasilan rendah, serta memiliki dukungan dan emosional yang

minimal (Seng, 2012).

Efek dari Ca Mammae berpengaruh kepada keluarga, performa peran, performa diri,

dan kerja serta mengisolasi penderita dari kegiatan sosial. Tak hanya itu C Mammae

mengubah citra tubuh, penderita depresi, kegelisahan, dan gangguan pada hubungan

interpersonal serta pada fungsi seksual. (IOM, 2016).

3. Aspek Hubungan Sosial

Ca member dampak pada seluruh kelompok usia. Efek perkembangan Ca dapat

dilihat jelas pada akibat sosialnya yang terjadi pada seluruh masa kehidupan. Bagi para

remaja maupun dewasa muda, kanker sangat mempengaruhi keterampilan sosial,

perkembangan seksual, citra tubuh, dan kemampuan merencanakan masa depan. Ca akan

mengganggu kehidupan sehingga mereka merasa tertinggal dari kelompoknya dan

menganggap minat sebagai hal yang superfisial (Blum, 2016). Selain itu, Ca menyebabkan

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

57

mereka merasa berbeda dan memiliki maslah dalam membina hubungan karena adanya

ketakutan dan penolakan. Perjalanan Ca ataupun terapinya sering menyebabkan seorang

dewasa muda untuk menunda proses meninggalkan kedua orang tuanya. Hal ini

menyebabkan karier lama sehingga mereka merasa tidak dibekali dengan cukup untuk

hidup di dunia nyata.

Para dewasa (usia 30 sampai 59) yang mengalami Ca akan mnejalani perubahan

dalam keluarganya. Dengan adanya diagnosis Ca , setiap peran, rencana dan kemampuan

anggota keluarga akan berubah (Blum, 2016). Pasangan yang sehat akan memiliki tanggung

jawab tambahan berupa mencari penghasilan tambahan bagi keluarga. Seorang pasangan,

saudara kandung, kakek/ nenek, sering memperoleh tanggung jawab pengasuhan bagi

penderita Ca. Penderita yang mengalami perubahan seksualitas, rasa intim, dan kesuburan

akan menghadapi perubahan pada pernikahannya, serta dapat berakibat pada perceraian.

Tak hanya itu Ca juga memperngaruhi kesempata kerja, beban ekonomi, dan kesejahteraan

spiritual.

2.4.3 Pengukuran Kualitas Hidup

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi

individu tentang posisinya dalam kehidupan dalam konteks budaya dan nilai sistem di

mana dia tinggal dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatiannya.

Ada empat dimensi pada kualitas hidup ini “

1. Dimesi yang berhubungan terhadap penilaian individu terhadap dirinya yaitu Dimesi

Kesejahteraan Psikologis.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

58

2. Dimensi yang berhubungan terhadap fisiknya seperti rasa sakit, tidak nyaman dan

lainnya yakni Dimensi Kesehatan Fisik.

3. Dimensi yang berhubungan terhadap hubungannya dengan orang lain yakni

Dimensi Sosial.

4. Dimensi yang berhubungan terhadap penilaian lingkungan tempat tinggal, sarana

prasarana yang dimiliki yakni Dimensi Lingkungan.

Pengkajian ini menanyakan mengenai apa yang dirasakan berkaitan dengan kualitas

hidup, kesehatan, atau hal lain dari hidup dan diharapkan responden menjawab semua

pertanyaan. Jika responden tidak yakin tentang tanggapan apa yang diberikan pada suatu

pertanyaan, harap pilih satu yang paling sesuai. Responden diharapkan untuk

mempertimbangkan standar, harapan, kesenangan dan kekhawatiran yang dirasakan dan

untuk memikirkan tentang kehidupan responden dalam dua minggu terakhir (Nanda,

2017).

2.5 Kualitas Tidur dan Kualitas Hidup

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan kualitas hidup sama seperti cara

pandang individu tentang posisinya dalam kehidupan dalam konteks budaya dan nilai yang

berkaitan dengan tujuan, harapan, standar hidup. Kanker memengaruhi kualitas tidur

pasien hingga tingkat yang berbeda-beda. Hal pertama yang mempengaruhi hidup yang

berualitas adalah adanya dampak mental dan emosional dari penyakit, tindakan diagnostik

dan terapeutik, stres, nyeri, depresi, dan konsekuensi penyakit pada keluarga, perkawinan,

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

59

dan hubungan sosial, serta beban ekonomi yang diinduksi, masalah gizi, dan komplikasi

perawatan, sehingga hal tersebut mempengruhi kualitas hidup (Ataollahi, 2015).

Merupakan hal yang utama dan penting untuk kesehatan fisik dan mental individu.

Orang yang mengalami perburukan kualitas tidur mengalami disfungsi fisik, kognitif dan

emosional. Kecelakaan yang mengancam jiwa bahkan ketidakmampuan menyesuaikan

diri. Penderitaa suatu penyakit akan mengalami masalah tidur dan memiliki lebih banyak

masalah dalam keseharian hidupnya dan cenderung mencari lebih banyak bantuan karena

kurangnya waktu atau energi, dan kualitas hidup mereka secara bertahap menurun.

Meningkatkan gangguan tidur menyebabkan perburukan kualitas tidur dimana hal tersebut

dapat meningkatkan berbagai gangguan atau penyakit yang dapat menyebabkan perubahan

pada kualitas hidup. (Johar, 2017).

Menurut Hafizah (2014), sesorang memiliki kebutuhan terbesar yakni kualitas hidup

yang baik dan sejahtera. Aspek yang dapat mendukung kebutuhan tersebut salah satunya

ialah penjagaan pada kualitas tidur yang efektif guna memastikan bahwa fungsi tubuh dapat

terjaga secara optimal sehingga seseorang dapat menjalankan aktivitas, produktif disiang

hari dan dapat menikmati kualits hidup yang tinggi. Menurut WHO kualits hidup diartikan

sebagai seseorang mampu menyeimbangkan hal norma dan budaya yang beruhubungan

dengan harapan, standard an tujuan selama hidupnya.

Kanker payudara dan perawatannya menyebabkan pengurangan umum dalam

aktivitas fisik yang bervariasi dalam derajat tergantung pada keparahan penyakit dan

perawatannya. Kelelahan adalah gejala paling umum dari kanker payudara dan

perawatannya, dan cenderung menjadi yang paling sulit dan berkepanjangan dari semua

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

60

gejala. Kanker payudara dan perawatannya menimbulkan banyak tantangan bagi kesehatan

mental, fisik dan emosi pasien dan member dampak negatif pada kualitas hidup pasien

(Junghwa, 2015).

Penelitian tentang korelasi neurofisiologis menjelaskan bahwa kurang tidur

berhubungan terhadap pengendalian diri. Studi secara konsisten telah menunjukkan bahwa

kurang tidur memberi dampak negatif yang mempengaruhi aktivitas kortikal, terutama di

korteks prefrontal dan thalamus yang erat kaitannya dengan pengenalian diri (Durmer &

Dinges, 2005; Heatherton & Wagner, 2011). Tidur dengan kualitas rendah dan tidur

pendek (kurang tidur) memiliki kaitan dalam pemulihan otak. Sehingga kualitas tidur yang

buruk berhubungan pada kualitas hidup individu di keesokan harinya dengan tubuh yang

bugar ketika mendapatkan tidur yang berkualitas (Barnes, Lucianetti, Bhave, & Christian,

2015). Siklus harian seseorang terdiri dari dua komplemen yakni tidur dan terjaga, hal ini

sangat penting baik dari segi durasi, fase, dan kualitas tidur yang tinggi. Hal tersebut

beruhubungan pada hubungan sosial yang baik, kepribadian dan kualitas hidup (Affairs J,

2016).

Tidur memiliki peran penting dalam memperbaiki, membenahi, dan memelihara

neuron otak. Penemuan Landmark mengungkap bahwa tidur memfasilitasi pembersihan

sisa metabolic yang beracun, termasuk amiloid β, yang dihasilkan oleh aktifitas saraf dan

terakumulasi pada lemak jenuh. Selain itu pada 15 tahun sejak Eve Van Cauter dan rekan

– rekannya di University of Chicago menemukan bahwa perburukan kualitas tidur member

dampak negatif pada fungsi dan metabolik sistem endokrin. Dijelaskan bahwa durasi,

waktu dan kualitas tidur juga sangat mempengaruhi kesehatan fisik, kesehatan mental,

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

61

kinerja dan keamanan. Dengan demikian, jelas bahwa tidur merupkan komponen penting

tidak hanya untuk fungsi otak akan tetapi untuk pengotimalan fungsi tubuh juga (Charles,

2015).

Studi laboratorium menunjukkan bahwa misalignment antara waktu siklus tidur-

bangun dan rhytmicity sirkardian mengganggu metabolisme energy dan merugikan

mempengaruhi metabolism glukosa dan regulasi kardiovaskular dn mengganggu fokus,

kerja neurobehavioral, suasana hati dan kognisi. Studi epidemilogi mengungkapkan bahwa

deficit tidur meningkatkan angka obesitas, lima kali lipat meningkatkan kadar gula darah

untuk diabetes, peningkatan risiko tekanan darah, peningkatan insiden hipertensi, penyakit

jantung koroner, infark andnonfatalmyocardial yang berakibat fatal, dan kerusakan otak

karena transmeridian berulang (jet lag) yang mengakibatkan atrofi lobus temporal otak

(Charles, 2015).

Tingginya kadar kelelahan dan emosional mempengaruhi tidur, ditemukan

perbedaan fungsi kognitif dan psikomotor pada mereka yang mengalami insomnia dengan

yang tidurnya normal. Sebuah penelitian besar di Amerika Serikat menemukan bahwa

ketegangan dan stres memeberi 24% dari varians dalam gangguan tidur yang diukur

dengan PSQI. Tingginya tingkat kantuk di siang hari juga dikaitkan dengan tingkat stres

yang lebih tinggi.

Sifat ritme sirkadian berbeda – beda tergantung spesifik kelompok usia dan memiliki

dampak besar pada pola tidur tersebut. Secara umum, remaja dan dewasa muda tampaknya

memiliki penundaan yang paling dalam ritme sirkadian mereka ibandingkan dengan

kelompok usia lainnya, pada usia 31 mencapai paling ekstrim 'keterlambatan' waktu tidur

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ca Mammae 2.1.1 Definisi

62

sirkadian-induced. Dijelaskan bahwa faktor endokrin mendasari perubahan tersebut dalam

jam ritme sirkadian. Selain keterlambatan fisiologis ini, tertunda gangguan tidur fase DSPD

(, yang merupakan irama sirkadian kelainan) sering terjadi dengan persentase 0,2% dan

10% dan paling umum terjadi di kalangan orang dewasa muda.