23
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidur Tidur merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin Somnus yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur merupakan kondisi dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan mengalami penurunan (Mubarak, et all. 2015). Menurut Asmadi (2008), tidur merupakan keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi terhadap lingkungan menurun atau hilang, namun individu dapat dibangunkan kembali dengan rangsangan yang cukup. Belakangan disebutkan bahwa tidur adalah suatu proses aktif dan bukannya soal pengurangan impuls aspesifik saja. Proses aktif tersebut merupakan aktivitas sinkronisasi bagian ventral dari substansia retikularis medula oblongata (Mardjono, 2008 dalam Deshinta, 2010) Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat. Sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronisasi terhadaap neuron-neuron substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemeriksaan electroenchepalogram (EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Tidur melibatkan serangkaian urutan yang diatur oleh aktivitas fisiologis yang sangat terintegrasi dengan sistem saraf pusat (SSP). Hal ini terkait dengan perubahan dalam sistem perifer saraf, endokrin, kardiovaskular, pernapasan dan otot (Asmadi, 2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tidur

2.1.1 Definisi Tidur

Tidur merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin Somnus yang berarti alami

periode pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur

merupakan kondisi dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan

mengalami penurunan (Mubarak, et all. 2015).

Menurut Asmadi (2008), tidur merupakan keadaan tidak sadar dimana persepsi

dan reaksi terhadap lingkungan menurun atau hilang, namun individu dapat

dibangunkan kembali dengan rangsangan yang cukup. Belakangan disebutkan

bahwa tidur adalah suatu proses aktif dan bukannya soal pengurangan impuls

aspesifik saja. Proses aktif tersebut merupakan aktivitas sinkronisasi bagian

ventral dari substansia retikularis medula oblongata (Mardjono, 2008 dalam

Deshinta, 2010)

Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat.

Sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronisasi

terhadaap neuron-neuron substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui

melalui pemeriksaan electroenchepalogram (EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan

fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Tidur melibatkan serangkaian

urutan yang diatur oleh aktivitas fisiologis yang sangat terintegrasi dengan sistem

saraf pusat (SSP). Hal ini terkait dengan perubahan dalam sistem perifer saraf,

endokrin, kardiovaskular, pernapasan dan otot (Asmadi, 2008)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

7

2.1.2 Fisiologi tidur

Tidur adalah irama biologis yang kompleks (Kozier, 2008). Tidur adalah proses

fisiologis yang bersiklus dan bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan

(Potter & Perry, 2010). Tidur ditandai dengan aktifitas fisik yang minimal, perubahan

proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap rangsangan eksternal (Kozier,

2008).

Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi perilaku.

Fluktuasi dan perkiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormone,

kemampuan sensorik, dan suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkadian 24

jam. Irama sirkadian dipengaruhi oleh cahayaa dan suhu, selain factor eksternal seperti

aktivitas social dan rutinitas pekerjaan. Perubahan dalam suhu tubuh juga berhubungan

dengan pola tidur individu. (Saryono & Widianti, 2010). Individu akan bangun ketika

mencapai suhu tubuh tertinggi dan akan tertidur ketika mencapai suhu tubuh terendah

(Kozier, 2008).

Fisiologis tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan

mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak

suatu aktifitas yang melibatkan system saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskular,

dan respirasi muskulokeletal. Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur

adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang

terletak pada batang otak (Mubarak, 2015).

System aktivasi reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR dipercaya

terdiri atas sel yang mempertahankan kewaspadaan dan terjag. SAR menerima stimulus

sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Aktivitas korteks serebral (missal, proses emosi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

8

atau pikiran) juga menstimulasi SAR. Keadaan terjaga atau siaga yang berkepanjangan

sering dihubungkan dengan gangguan proses berpikir yang progresif dan terkadang dapat

menyebabkan aktivitas perilaku yang abnormal (Guyton & Hall, 2007).

Para peneliti meyakini bahwa kenaikan sistem yang mengaktifkan retikular

(Reticular Activating Sistem/RAS) yang terletak di bagian atas batang otak memuat sel-sel

khusus yang mempertahankan kondisi sadar dan terjaga. RAS menerima stimulus indra

penglihatan, pendengaran, nyeri, dan peraba. Aktivitas dari korteks serebral (misal:emosi

dan proses berpikir) juga menstimulasi RAS. Gairah, keadaan terjaga, dan keadaan tetap

sadar dihasilkan dari saraf di dalam RAS yang melepaskan katekolamin seperti

norepinefrin (Izac, 2006 dalam Perry & Potter, 2010).

Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dalam sistem tidur raphe pada

pons dan otak depan bagian tengah. Daerah juga disebut bulbar synchronizing region

(BSR). Ketika individu mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam

keadaan rileks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, aktivasi SAR

selanjutnya akan menurun. BSR mengambil alih yang kemudian menyebabkan tidur

(Mubarak, et. All, 2015).

Gambaran tidur dan bangun digambarkan demikian, pada saat pusat tidur tidak

diaktifkan, nuklei pengaktivasi retikular di mesensefalon dan pons bagian atas terbebas

dari hambatan sehingga memungkinkan nuklei pengaktivasi retikular menjadi aktif secara

spontan. Hal ini akan merangsang korteks serebri dan sistem saraf perifer dan

keduanya kemudian mengirimkan banyak sinyal feedback positif kembali ke nuklei

pengaktivasi retikular yang sama agar sistem ini tetap aktif. Oleh karena itu, adanya

kecenderungan secara alami untuk mempertahankan keadaan ini dan timbullah keadaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

9

terjaga (Guyton, 2012). Sesudah otak aktif selama beberapa jam, neuron dalam sistem

aktivasi menjadi letih sehingga siklus feedback positif antara nuklei retikular

mesensefalon dan korteks akan melemah dan pengaruh perangsang tidur dari pusat

tidur akan mengambil alih sehingga timbul peralihan yang cepat dari keadaan jaga

menjadi keadaan tidur (Guyton, 2012).

2.1.3 Fungsi Tidur

Tidur berkontribusi dalam menjaga kondisi fisiologis dan psikologis. Tidur NREM

membantu perbaikan jaringan tubuh (McCance dan Huether dalam Potter & Perry

2011). Selama tidur NREM, fungsi biologis lambat. Denyut jantung normal orang

dewasa sehat sepanjang rata-rata 70-80 denyut permenit atau kurang jika individu berada

dalam kondisi fisik yang sangat baik. Namun, selama tidur denyut jantung turun sampai

60 denyut per menit atau kurang. Ini berarti bahwa selama tidur jantung berdetak 10-20

kali lebih lambat dalam setiap menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh

karena itu, tidur nyenyak bermanfaat dalam mempertahankan fungsi jantung. Fungsi

biologis lainnya yang menurun selama tidur adalah pernapasan, tekanan darah, dan otot

(McCance dan Huether, 2006 dalam potter & Perry 2010).

Tidur REM sangat penting untuk jaringan otak dan pemulihan kognitif (Bussye

dalam potter & Perry 2011). Pada orang dewasa penyimpanan ingatan lebih besar terjadi

pada keadaaan tidur disbanding dalam keadaan terjaga (Scullin, 2012)

Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan proses biologis tubuh.

Selama tidur, gelombang lambat dan dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon

pertumbuhan manusia untuk perbaikan dan pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus

seperti sel-sel otak (Jones, 2005 dalam potter & perry 2010). Sintesis protein dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

10

pembelahan sel untuk peremajaan jaringan seperti kulit, tulang, mukosa lambung, atau

otak terjadi selama istirahat dan tidur. Tidur NREM sangat penitng bagi anak-anak, yang

mengalami tahap 4 tidur yang lebih lama.

Tidur REM diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan tampaknya menjadi

penting bagi pemulihan kognitif (Buysse, 2005 dalam potter & Perry 2010). Tidur REM

berhubungan dengan perubahan aliran darah otak, peningkatan aktivitas korteks,

peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Gabungan kegiatan ini

membantu penyimpanan memori dan proses belajar (McCance dan Huether, 2006 potter

& Perry 2010). Selama tidur, otak menyaring informasi yang tersimpan tentang kegiatan

hari itu.

Perubahan dalam fungsi imun alami dan seluler juga muncul akibat kurangnya

tidur tingkat sedang sampai berat (Buysse, 2005 dalam Perry & Potter, 2010). Selain itu

tidur memiliki manfaat restorative dan hemostatik yang penting untuk cadangan energi

normal.

2.1.4 Dampak Kurang Tidur

Seseorang tidak menyadari bagaimana masalah tidur mempengaruhi perilaku

mereka. Perilaku yang dimaksud yaitu seperti mudah marah, disorientasi (mirip dengan

keadaan mabuk), sering menguap, dan bicara melantur. Jika kurang tidur telah

berlangsung lama, perilaku psikotik seperti delusi dan paranoid kadang-kadang dapat

berkembang (potter & Perry 2010). Kekurangan tidur ditengarai bisa memberi efek

negatif pada kesehatan fisik dan mental. Misalnya saja bisa kurangnya energi dalam

tubuh, lebih sulit konsentrasi, kurang mood, dan risiko lebih besar akan terjadinya

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

11

kecelakaan akibat mengantuk (potter & Perry 2010). Selain itu seseorang akan

mengantuk sepanjang siang hari dan sering bermasalah dengan cara berpikirnya. Lebih

lamban mempelajari hal-hal baru, mengalami kesulitan dengan ingatan, dan kemampuan

mereka membuat keputusan (kemungkinan) bisa keliru (McKhann, Guy & Marilyn,

2010).

2.1.5 Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur manusia tergantung pada tingkat perkembangan. Tabel berikut

merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia.

Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia

Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1 bulan-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3 tahun-6 tahun Masa prasekolah 11-12 jam/hari

6 tahun-12 tahu Masa sekolah 11 jam /hari

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18 tahun-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari

40 tahun-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari

(Sumber: Hidayat, 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia)

Penelitian ini akan dilakukan pada dewasa yang berumur 18 tahun ke atas.

Kebutuhan tidur pada kelompok usia 18 tahun ke atas normalnya adalah sekitar 7-8

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

12

jam/hari. Kebutuhan tidur yang terpenuhi tentunya dapat menghasilkan pengeluaran

serotonin yang cukup. (Mubarak, et. All, 2015).

Selama tidur, denyut jantung turun sampai 60 denyut per menit atau kurang. Ini

berarti bahwa selama tidur jantung berdetak 10-20 kali lebih lambat dalam setiap menit

atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh karena itu, tidur yang cukup

bermanfaat dalam mempertahankan fungsi jantung. Fungsi biologis lainnya yang

menurun selama tidur adalah pernapasan, tekanan darah, dan otot (McCance dan

Huether, 2006 dalam potter & Perry 2010).

2.1.6 Pola Tidur

Pola Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang

relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur,

frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan tidur (Depkes

dalam Siallagan,2010). Pola tidur normal dipengaruhi oleh gaya hidup termasuk stress

pekerjaan, hubungan keluarga dan aktivitas sosial yang mengarah pada insomnia dan

penggunaan medikasi untuk tidur. Penggunaan jangka panjang medikasi tersebut dapat

mengganggu pola tidur dan selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam,

REM dan NREM terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup

mengalami REM, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk

menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah.

Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit (Mardjono,

2008).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

13

2.1.6.1 Klasifikasi Pola Tidur

Menurut Hidayat (2015), jenis tidur dibagi menjadi dua yaitu, slow wave sleep atau tidur

gelombang lambat atau disebut pola tidur biasa dan pola tidur paradox yang juga disebut

Rapid eye movement.

1. Pola Tidur Biasa

Pola tidur biasa juga disebut sebagai tidur Non-REM (Non-Rapid Eye Movement). Pada

keadaan ini, sebagian besar organ tubuh secara berangsur-angsur menjadi kurang aktif,

pernapasan teratur, kecepatan denyut jantung berkurang, otot mulai berelaksasi, mata

dan muka diam tanpa gerak. Fase Non-REM berlangsung ± 1 jam, dan pada fase ini

biasanya orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian

akan mudah terbangun dari tidurnya. (Hidayat. 2015)

2. Pola Tidur Paradoksal

Pola tidur paradoksal disebut juga sebagai tidur REM (Rapid Eye Movement). Pada fase

ini, akan terjadi gerakan-gerakan mata secara cepat, denyut jantung dan pernapasan yang

naik turun, sedangkan otot-otot mengalami pengendoran (relaksasi total). Proses

relaksasi total ini sangat berguna bagi pemulihan tenaga dan penghilangan semua rasa

lelah. Fase tidur REM (fase tidur nyenyak) berlangsung selama ±20 menit. Pada fase ini,

sering timbul mimpi-mimpi, mengigau, atau bahkan mendengkur. Dalam tidur malam

yang berlangsung 6-8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan Non-REM) terjadi secara

bergantian sebanyak 4-6 siklus. (Mubarak, 2015)

2.1.7 Siklus tidur

Seseorang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain setiap

malamnya yaitu tidur gelombang lambat dan tidur dengan pergerakan mata yang cepat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

14

(Guyton, 2012). Pembagian dua jenis tidur ini didasari oleh pola

elektroensefalografi (EEG) yang berbeda dan perilaku yang berlainan (Sherwood, 2011).

Siklus tidur yang umum terjadi terdiri atas tahap 1 NREM, diikuti oleh tahap 2,3,

dan 4 NREM dengan kemungkinan kembali lagi ke tahap sebelumnya, yaitu tahap 3 dan

2 NREM, sebelum dimulainya tahap REM. Fase NREM terjadi sekitar 75% sampai 80%

dari waktu tidur total. Tidur REM terjadi selama 20% sampai 25% waktu tidur dalam.

Tahap REM dimulai kurang lebih 60 menit dalam siklus tidur, dan umumnya empat

sampai enam siklus tidur NREM sampai siklus tidur NREM terjadi setiap malam (Maas,

2011).

Pre-sleep

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV

Tidur REM

Tahap II Tahap III

Perry dan Potter, 2010

Gambar 2.1 Siklus Tidur

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

15

Tidur dibagi menjadi dua fase, yaitu: nonrapid eye movement (NREM) dan rapid

eye movement (REM).

Tahap 1 NREM merupakan periode transisi menuju saatnya tidur, saat individu

dapat dengan mudah terbangun (Maas, 2011). Pada tahap ini terjadi pengurangan

aktivitas fisiologis, seperti pengurangan tanda-tanda vital dan metabolism (Saryono &

Widianti, 2010).

Tahap 2 NREM dianggap sebagai periode tidur ringan dengan fase relaksasi yang

sangat besar (Maas, 2011). Tahap ini disebut sebagai tahap tidur bersuara. Tahap ini

berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh dalam tahap ini menjadi lambat (Saryono &

Widianti, 2010).

Tahap 3 NREM merupakan fase pertama tidur dalam. Otot-otot menjadi rileks

sehingga sulit dibangunkan. Tanda-tanda vital menurun namun tetap teratur. Tahap ini

berakhir dalam 15-30 menit. Tahap 4 NREM merupakan periode tidur palingdalam.

Tahap ini merupakan tahap terbesar terjadinya pemulihan. Tanda-tanda vital menurun

secara bermakna. Pada tahap ini terjadi tidur sambil berjalan dan enuresis. Tahap 3 dan 4

NREM seringkali disebut sebagai “tidur gelombang-lambat” karena pada fase ini

gelombang lambat ditunjukkan dalam aktivitas elektroenselografi (EEG) (Saryono &

Widianti, 2010; Maas, 2011).

Keempat tahap dari fase NREM diikuti oleh fase REM. Tingkat terdalam relaksasi

tubuh terjadi selama fase tidur REM, tetapi aktivitas EEG serupa dengan pola yang

terlihat selama terjaga. Selama fase tidur REM, frekuensi pernapasan, denyut jantung,

dan tekanan darah menjadi sangat bervariasi, tidak teratur, dan mningkat secara berkala

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

16

(Maas, 2011). Sekresi lambung juga mengalami peningkatan. Pada tahap ini, individu

akan mengalami mimpi. Tahap ini berakhir dalam 90 menit (Saryono & Widianti, 2010).

2.1.7 Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu

menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur mencakup

aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari

tidur. Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan keadaan

tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas

(Khasanah, 2012). Indikator atau ciri-ciri untuk mengetahui tidur yang berkualitas adalah

dengan merasakan apakah badan merasa segar dan fresh setelah terbangun dan tidur

merasa lelap (Hidayat, 2015).

2.1.7.1 Tanda-Tanda Kualitas Tidur Buruk

Tanda –tanda kualitas tidur yang kurang dapat dibagi menjadi tanda fisik dan

tanda psikologis (Hidayat, 2015).

1. Tanda Fisik

Ekspresi wajah (gelap di area sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva

kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap),

tidak mampu berkosentrasi (kurangnya perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan

seperti penglihatan kabur, mual dan pusing

2. Tanda Psikologis

Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara,

daya ingat menurun, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi pengliihatan atau

pendengaran, kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

17

2.1.7.2 Pengukuran Kualitas Tidur

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah instrument efektif yang

digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur orang dewasa. PSQI

dikembangkan untuk mengukur dan membedakan individu dengan kualitas tidur

yang baik dan kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur merupakan fenomena yang

kompleks dan melibatkan beberapa dimensi yang seluruhnya dapat tercakup dalam

PSQI. Dimensi tersebut antara lain kualitas tidur subjektif, sleep latensi, durasi

tidur, gangguan tidur, efesiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat tidur , dan disfungsi

tidur pada siang hari. Dimensi tersebut dinilai dalam bentuk pertanyaan dan

memiliki bobot penialaian masing-masing sesuai dengan standar baku. (Mirghani et

al., 2015).

Validitas penelitian PSQI sudah teruji. Instrumen ini menghasilkan 7 skor

yang sesuai dengan domain atau area yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain

nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai setiap

komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21. Skor global ˃5

dianggap memiliki gangguan tidur yang signifikan. PSQI memiliki konsistensi

internal dan koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk 7 komponen tersebut.

(Buysee et al., 1989)

2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang

kebutuhannya terpenuhu, ada pula yang mengalami gangguan. Menurut Mubarak (2015)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

18

seorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai

berikut:

1. Aktifitas Fisik

Aktivitas dan latihan fisik dapat meningkatkan kelelahan dan kebutuhan

untuk tidur. Latihan fisik yang melelahkan sebelum tidur membuat tubuh mendingin

dan meningkatkan relaksasi. Individu yang mengalami kelelahan menengah

biasanya memperoleh tidur yang tenang terutama setelah bekerja atau melakukan

aktivitas yang menyenangkan. Pada kondisi yang semakin lelah, semakin pendek

siklus REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali

memanjang.

2. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk

tetapbangun dan menahan tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses

tidur, sebab keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah

seseorang. Sebaliknya perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga

seringkali mendatangkan kantuk.

3. Stres Emosional

Ansietas dan depresi seringkali mengganggu tidur seseorang. Kondisi

ansietas dapat meningkatkan norepinefrin darah melalui system saraf simpatis.

Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur

REM serta seringnya terjaga saat tidur.

4. Obat-obatan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

19

Obat tidur seringkali membawa efek samping. Dewasa muda dan dewasa

tengah dapat mengalami ketergantungan obat tidur untuk mengatasi stressor gaya

hidup. Obat tidur juga sering kali digunakan untuk mengontrol atau engatasi sakit

kroniknya. Beberapa obat juga dapat menimbulkan efek samping penurunan tidur

REM.

5. Lingkungan

Lingkungan tempat seorang tidur berpengaruh pada kemampuan untuk

tertidur. Ventilasi yang baik memberikan kenyamananuntuk tidur tenang. Ukuran,

kekerasan dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Suhu dan suara

dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Suhu yang panas atau dingin

menyebabkan klien mengalami kegelisahan. Beberapa orang menyukai kondisi

tenang untuk tidur dan ada yang menyukai suara untuk membantu tidurnya seperti

music lembut dan televise.

6. Stimultan dan Alkohol

Kebiasaan mengkonsumsi kafein dan alcohol mempunyai efek insomnia.

Makan dalam porsi besar, bearat dan berbumbu pada makanan juga menyebabkan

makanan sulit dicerna sehingga dapat mengganggu tidur. Nikotin yang terkandung

dalam rokok juga memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya perokok sering

untuk tertidur dan sering terbangun di malam hari.

7. Diet dan Nutrisi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

20

Diet dan nutrisi yang cukup, dapat mempercepat proses tidur. Protein yang

tinggi mempercepat proses tidur, karena adanya L-Tritofan yang merupakan asam

amino dari protein yang dicerna.

2.2 Konsep Prestasi Belajar

2.2.1 Defenisi

Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar

mengajar yakni,penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang

dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008)

Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu (Ilyas,

2008). Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang

diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik

yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah M, 2008).

2.2.2 Tujuan Belajar

Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang. Tujuan inilah

yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar, sebagaimana pendapat

yang dikemukakan oleh Sardiman (2011) bahwa tujuan belajar pada umumnya ada tiga

macam, yaitu :

1. Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir,

karena antara kemampuan berpikir dan pemilihan pengetahuan tidak dapat

dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa adanya

pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

21

2. Penanaman konsep dan keterampilan, penanaman konsep memerlukan

keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun keterampilan rohani.

Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat diamati sehingga akan

menitikberatkan pada keterampilan penampilan atau gerak dari seseorang yang

sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah teknik atau pengulangan.

Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena lebih abstrak, menyangkut

persoalan penghayatan, keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan

dan merumuskan suatu konsep.

3. Pembentukan sikap, pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak

akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai, anak didik

akan dapat menumbuhkan kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikan

segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

2.2.3 Ciri-ciri Belajar

Tujuan belajar merupakan perubahan tingkah laku, hal ini dapat diidentifikasikan

melalui ciri-ciri belajar, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Suardi (2015, 12-

13) sebagai berikut:

1. Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada aspek kepribadian

seseorang mempunai dampak pada perubahan selanjutnya. Karena belajar anak

dapat membaca, karena belajar pengetahuan bertambah, karena pengetahuannya

bertambah akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.

2. Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Yang

bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun demikian paling tidak dia

menyadari setelah peristiwa itu berlangsung. Dia menjadi sadar apa yang dialaminya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

22

dan apa dampaknya. Kalau orang tua sudah dua kali kehilangan tongkat, maka itu

berarti dia tidak belajar dari pengalaman terdahulu.

3. Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar hanya terjadi

apabila dialami sendiri oleh yang bersangkutan, dan tidak dapat digantikan oleh

orang lain. Cara memahami dan menerapkan bersifat individualistik, yang pada

gilirannya juga akan menimbulkan hasil yang bersifat pribadi.

4. Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang berubah bukan

bagian-bagian dari diri seseorang, namun yang berubah adalah kepribadiannya.

Kepandaian menulis bukan dilokalosasi tempat saja. Terapi menyangkut aspek

kepribadian lainnya, dan pengaruhnya akan terdapat pada perubahan perilaku yang

bersangkutan.

5. Belajar adalah prsoses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan yang

berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan. Apa yang diajarkan

guru belum tentu menyebabkan terjadinya perubahan, apabila yang belajar tidak

melibatkan diri dalam situasi tersebut. Perubahan akan terjadi kalau yang

bersangkutan memberikan reaksi terhadap situasi yang dihadapi.

6. Perubahan berlangsung dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks. Seorang

anak baru akan dapat melakukan operasi bilangan kalau yang bersangkutan sedang

menguasai simbol-simbol yang berkaitan dengan operasi tersebut.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003, dalam Febriyani. 2013) secara garis besarnya faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan atas:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

23

1. Faktor Internal

Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau

psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang meliputi kondisi

fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi,

dan lain-lain.

a) Kondisi Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar

jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah.

Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah

anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anakanak yang kurang gizi mudah

lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.

b) Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua

keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhibelajar seseorang. Itu

berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor

dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor daridalam

tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar

seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak

mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu

minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampukan-kemampuan kognitif

adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar

mahasiswa (Djamara, 2008).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

24

c) Kondisi Panca Indera

Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya adalah

kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar

yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan dan pendengaran.

Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan

observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan

orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya.

d) Intelegensi/Kecerdasan

Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan

memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah

bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada

bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.

e) Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu

misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing.Bakat adalah suatu yang

dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf

intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh

pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang

dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan

akanmenghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang.

f) Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat,

dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

25

mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatanbelajar.

Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal

dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut

mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu

diusahakan terutama yang berasal daridalam diri (motivasi intrinsik) dengan

cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus

untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis

bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.. Bila ada mahasiswa yang kurang

memiliki motivasi instrinsik diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi

ekstrinsik agar mahasiswa termotivasi untuk belajar.

2. Faktor Eksternal

Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering

disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar

diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan

sosial maupun lingkungan lain (Djamara, 2008).

a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

- Lingkungan Alami

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar

akan lebih baik hasilnya daripada belajar padasuhu udara yang lebih panas

dan pengap.

- Lingkungan Sosial

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

26

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya

(wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar

memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir

di dekatnya atau keluar masuk kamar. Representasi manusia misalnya

memotret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil

belajar.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah yangpenggunaannya dirancang sesuai

dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat

berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang.

Faktor-faktor ini dapat berupa :

- Perangkat keras /hardware misalnya gedung, perlengkapan belajar, alat-

alat praktikum, dan sebagainya.

- Perangkat lunak /software seperti kurikulum, program, dan pedoman

belajar lainnya.

2.2.5 Pengukur Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh

siswa dalam belajar”. Nana Syaodih (2009: 103) berpendapat bahwa alat untuk mengukur

bakat disebut tes bakat (aptitude test) sedang alat untuk mengukur hasil belajar disebut tes

hasil belajar atau achievement test”.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

27

Asep Jihad dan Abdul Haris (2009: 67) menyebutkan bahwa test digunakan untuk

mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan

terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Adapun alat penilaian teknik test

yaitu:

1. Tes tertulis, merupakan tes atau soal yang harus diselesaikan oleh siswa secara tertulis

2. Tes lisan, yang merupakan sekumpulan tes atau soal atau tugas pertanyaan yang

diberikan kepada siswa dan dilaksanakan dengan cara tanya jawab

3. Tes perbuatan, merupakan ugas yang pada umumnya berupa kegiatan praktek atau

melakukan kegiatan yang mengukur keterampilan.

Pada mahasiswa, kesemua hasil kemudia akan diwujudkan dalam bentuk nilai (IPK)

2.3 Hubungan Kualitas tidur dengan Prestasi Belajar

Prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar

yakni,penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur

dengan tes tertentu (Abdullah, 2008). Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 aspek yakni

eksternal dan internal. Faktor internal merupakan faktor yang menyangkut seluruh

pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering

disebut faktor instrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang

mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain. Sedangkan Faktor yang

bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering disebut dengan

faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tidur 2.1.1 Definisi Tidureprints.umm.ac.id/41992/3/jiptummpp-gdl-abdurrochm-50159-3-babii.pdf · Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis

28

dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan

lain seperti faktor instrumental (Djamara, 2008).

Kualitas tidur yang buruk, jika dimasukan dalam pengkategorian, dikategorikan

dalam faktor internal. Dampak langsung didapatkan dari gangguan tidur yakni

terganggunya kognitif, konsentrasi serta tingkat daya ingat, dimana ketiga hal tersebut

menjadi hal penting yang menunjang aktifitas belajar. Hal lain yang juga dirasakan akibat

dari kekurangan tidur yakni keletihan dan terganggunya gangguan afeksi.

Penelitian ini akan dilakukan dengan menarik hubungan antara kualitas tidur yang

dilakukan dengan PSQI dengan prestasi belajar yang diukur dengan Indeks Prestasi.