25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu, pembagian dividen saham dan pembelian kembali saham. Kebijakan dividen merupakan kebijakan penting ketiga dalam manajemen keuangan stelah kebijakan investasi dan kebijakan pendanaan (Harmono, 2009). Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang diperoleh perusahaan. Dan dapat disimpulkan juga bahwa dividen merupakan pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham, sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan (Hadiwidjaja, 2007). Seperti yang diungkapkan oleh Horne dan Wachowicz (1998) bahwa perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen yang dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Jika perusahaan tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan maka kelebiahn dana sebaiknya didistribusikan pada pemegang saham. Perusahaan tidak harus membayar dividen dalam jumlah yang sama pada setiap periode karena pembayaran Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Dividen

Kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada

para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas

dividen dari waktu ke waktu, pembagian dividen saham dan pembelian

kembali saham. Kebijakan dividen merupakan kebijakan penting ketiga

dalam manajemen keuangan stelah kebijakan investasi dan kebijakan

pendanaan (Harmono, 2009).

Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik

tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang

diperoleh perusahaan. Dan dapat disimpulkan juga bahwa dividen

merupakan pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang

saham, sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan

(Hadiwidjaja, 2007). Seperti yang diungkapkan oleh Horne dan Wachowicz

(1998) bahwa perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen yang dapat

memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Jika perusahaan tidak memiliki

kesempatan investasi yang menguntungkan maka kelebiahn dana sebaiknya

didistribusikan pada pemegang saham. Perusahaan tidak harus membayar

dividen dalam jumlah yang sama pada setiap periode karena pembayaran

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

dividenn dalam jumlah sekecil apapun akan lebih baik daripada tidak sama

sekali.

Biasanya dividen dibagikandengan internal waktu yang tetap, tetapi

kadang-kadang diadakanpembagian dividen tambahan pada waktu yang

bukan biasanya. MenurutBrigham dan Houstan (2001), dividen biasanya

dibagikan setiap triwulan,jika situasi mendukung, maka dividen dapat

dinaikkan sekali setiap tahun.Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat

mempunyai beberapabentuk sebagai berikut :

1. Dividen Kas (Cash Dividends)

Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang

perludiperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada

mencukupiuntuk pembagian dividen.

2. Dividen Aktiva Saham Kas (Property Dividends)

Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain

kas.Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat

berharga,perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva

lain.

3. Dividen Utang (Scrip Dividends)

Dividen utang (scrip dividends) timbul apabila saldo laba tidak

dibagimencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada

tidakcukup, sehingga perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens

yaitujanji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang

akandatang.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

4. Dividen Likuiditas

Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar

merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

adalahsebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.

5. Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa

dipungut.Pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan

saham-sahamyang dimilikinya.

2.1.2. Teori Kebijakan Dividen

Pada umumnya sebagai penghasilan bersih sesudah pajak

perusahaan dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan

kembali. Pembuatan keputusan tentang dividen ini disebut kebijakan

dividen. Ada berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen

(Atmaja, 2003):

2.1.2.1 “Teori Ketidakrelevanan Dividen” Dari Modligiani dan Miller

(MM)

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan

tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba

bersih sebelum pacak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi

menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini

didasarkan pada asumsi: pasar modal yang sempurna sulit ditemui,

biaya emisi saham baru pasti ada, pajak pasti ada dan kebijakan

investasi perusahaan tidak mungkin berubah.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

2.1.2.2 TeoriBird-in-the-hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John

Lintneryang menyatkan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan

naik jika dividen payout ratio rendah karena investor lebih suka

menerima dividen daripada capital agains. Menurut mereka, investor

memandang dividen yield lebih pasti dari pada capital again yield.

Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri

adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham.

Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon

dan Lintern ini merupakan suatu kesalahan (MM menggunakan

istilah “The Bird in the hand Falley”). Menurut MM, pada akhirnya

investor akan kembali menginvestasiakan dividen yang diterima

pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko

yang hampir sama.

2.1.2.3 Tax Differential Theory(Teori Perbedaan Pajak)

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang

menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan

dividen dan capital agains, para investor lebih menyukai capital

agains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu

investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi

pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital agains

yield rendah daripada saham dengan dividen yield rendah, dan

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

capital agains yield tinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari

pajak atas capital agains, perbedaan ini akan makin terasa.

2.1.2.4 Teori “Signaling Hypothesis”

Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering

diikuti dengan kenaikkan harga saham. Sebaliknya penurunan

dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena

ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai

dividen daripada capital agains. Tapi Modigliani dan Miller

berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya

merupakan suatu “sinyal” kepada para investor bahwa menajemen

perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa

mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan

dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor

sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit di

waktu mendatang.

Seperti teori dividen yang lain, teori ini juga sulit dibuktikan

secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung

beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikkan dan

penurunan harga setelah adanya kenaikkan dan penurunan dividen

semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan karena

efek “sinyal” dan preferensi terhadap dividen.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

2.1.2.5 Teori “Clientele Effect”

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang

saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap

kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang

membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu

dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang

saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang

jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

Jika perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut

usia dikenakan pajak lebih ringan) maka kelompok pemegang saham

yang dikenakan pajak tinggi lebih menyukai capital agains karena

dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika

perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya kelompok

pemegang saham yang dikenai pajak relative rendah cenderung

menyukai dividen yang besar.

Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari “clientele” ini

ada. Tapi menurut Modigiani dan Miller hal ini tidak menunjukkan

bahwa dividen besar lebih baik dari dividen kecil, demikian

sebaliknya. Efek “Clientele” ini hanya menyatakan bahwa bagi

sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih

menguntungkan mereka.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

2.1.3. Kebijakan Pembagian dividen

Perusahaan harus memutuskan berapa besarnya keuntungan yang

ditahandan berapa besarnya yang akan dibagikan kepada pemegang saham

sebagaidividen. Keputusan ini penting karena menyangkut tanggung jawab

terhadappemegang saham yang telah menanamkan dananya dan juga

terhadappertumbuhan perusahaan (Amalia, 2011). Ada tiga macam

kebijaksanaan pembayaran dividen menurut Gitosudarmo (2008):

1. Stable Dividend Policy (Kebijakan Pembayaran Dividen yang Stabil)

Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil

dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang

semakin menurun. Jadi besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah

yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila

pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran

dividen akan diambilkan dari cadangan stabilitas dividen. Beberapa

keuntungan pembayaran dividen yang stabil:

a. Harga saham pada umumnya naik, maka saham-saham yang

diterbitkan oleh perusahaan yang menganut kebijaksanaan

pembayaran dividen stabil tingkat kenaikkannya akan lebih tajam.

b. Jika harga saham pada umumnya turun, maka penurunan harga

saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang menganut

kebijaksanaan ini tingkat penurunannya lebih lambat.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

c. Lebih mudah diakui oleh Badan Pembina Pasar Modal sebagai go

public, sehingga penjualan sahamnya akan lebih mudah dan mudah

untuk masuk legal list.

2. Fluctuating Dividen Policy (Kebijaksanaan Dividen yang Berfluktuasi)

Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan

pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat

keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang dibayarkan relative

tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya

dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya

selalu proposional dengan tingkat keuntungannya.

3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy

Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada

yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat

proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila

perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih

mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari

hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen

yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang

menggunakan kebijakan fluktuatif.

2.1.4. Prosedur Pembagian Dividen

Didalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emiten selalu

akanmengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran dividen

tersebutbaik baik dividen tunai maupun dividen saham. Penetapan tanggal

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

merupakan hal yang sangat penting dan relevan dalam hubungannya dengan

dividen, dengan alasan antara lain (Tampubolon, 2013):

1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)

Merupakan tanggal dimana Dewan Direksi mengumumkan dividen.

Pada tanggal ini, pembayaran akan dividen merupakan kewajiban yang

legal dari perusahaan.

2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Date of Record)

Merupakan tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima

dividen.

3. Tanggal Ex- Dividend (Ex- Dividend Date)

Merupakan tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas

dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record.

Pengertiannya, 4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi

ada pada saham, dan penjualan bukan lagi pemilik saham tersebut, yang

seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga pasar saham

mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira

sejumlah dividen tersebut.

4. Tanggal pembayaran (Payment Date)

Tanggal ini merupakan tanggal dimana perusahaan akan membayarkan

dividen dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

2.1.5. Pengertian Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio (DPR)adalah suatu keputusan untuk

menentukan seberapa besarbagian dari pendapatan perusahaan yang akan

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

dibagikan kepada pemegang sahamdan yang akan diinvestasikan kembali

atau ditahan di dalam perusahaan(Martonodan Harjito,2005 dalam Amalia

2011). Sedangkan menurut Riyanto (2001), dividen payout ratio adalah

presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham

sebagai “cash dividend”.

Dari pengertian tersebut, DPR didasarkan pada rentang

pertimbangan antarakepentingan pemegang saham di satu sisi, dan

kepentingan perusahaan di sisi lain.Dividen Payout Ratio penting

dikarenakan (Amalia, 2011):

1. Pembagian dividen mungkin akan mempengaruhi harga saham.

2. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan

sumbertambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk

pertumbuhanperusahaan.

Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur

dividen,sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin

besarpula dividend payout rationya. Pembagian dividen yang besar

bukanyatidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio

lebih besardari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas

keuanganperusahaan dimasa yang akan datang.Hasilnya, dividen

biasanyadipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika

manajeryakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan kenaikan

pembayarantersebut di masa depan.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

Menurut Sartono (2001) dan Gitosudarmo (2013), besar kecilnya

Dividend Payout Ratiodipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor likuiditas

Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratiodan

sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividendpayout

ratio.

2. Kebutuhan dana untuk melunasi utang

Semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi

hipotikdalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan

berakibatmenurunkan dividend payout ratio dan sebaliknya.

3. Tingkat ekspansi yang direncanakan

Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh

perusahaanberakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba

yangdiperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.

4. Faktor pengawasan

Cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga

mengakibatkankenaikan dividend payout ratio, dan sebaliknya semakin

tertutupnyaperusahaan akan menurunkan dividend payout ratio.

5. Ketentuan-ketentuan dari Pemerintah

Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan

denganlaba perusahaan maupun pembayaran dividen.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

6. Pajak Kekayaan/Penghasilan dari Pemegang Saham

Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak

maka dividend payout ratio lebih tinggi diabanding apabila pemegang

saham para ekonomi kuat yang kena pajak.

2.1.6. Cash position (CP)

Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dalam Cash Position

(CP).Likuiditas perusahaan merupakann faktor yang penting yang harus

dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan

besaranya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.

Oleh karena dividen merupakan “cash outflow” atau kas keluar, maka makin

kuatnya posisi likuditas atau posisi kas perusahaan, berarti makin besar

kemampuannya untuk membayar dividen (Riyanto, 2001).

Dalam teori relevan dividen, kebijakan dividen akan berpengaruh

terhadapharga saham. Apabila harga saham naik, maka investor akan

meningkat dan labaakan naik. Kenaikan laba ini akan menyebabkan

peningkatan uang kas yangdimiliki perusahaan sehingga cash position (CP)

akan meningkat. Semakin besarcash position (CP) maka perusahaan akan

membayarkan dividen yang lebih besarpula.

Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara

keseluruhanakan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen. Dengansemakin meningkatnya cash position juga dapat

meningkatkan keyakinan parainvestor untuk memperoleh dividen tunai

(cash dividen) yang diharapkan olehinvestor.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

2.1.7. Current Ratio

Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar

dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan

(margin of safety) suatu perusahaan. Perhitungan rasio lancar dilakukan

dengan cara membandingkan antara total aktiva dengan total hutang lancar.

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar hutang.

Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi

perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak

digunakan sebaik mungkin (Kasmir, 2011).

2.1.8. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan

seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang

disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata

lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir, 2011).

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

Sedangkan menurut Hardinugroho (2012), debt to equity ratio

merupakan rasio untuk mengukur jumlah hutang atau dana dari luar

perusahaan terhadap modal sendiri (shareholder equity). Semakin besar rasio

ini menujukkan semakin besar pula tingkat ketergantungan perusahaan

terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya

hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin meningkat rasio maka hal

tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh perusahaan,

karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman.

Bagi perusahaan semakin besar rasio akan semakin baik,

sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan

yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi

peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai dari aktiva.

Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko

keuangan perusahaan. Debt to Equity Ratio untuk setiap perusahaan tentu

berbeda-beda tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya.

Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih

tinggi dari risiko kas yang kurang stabil (Kasmir, 2011).

Dalam permasalahan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami

bahwa, tidak ada batasan berapa debt to equity ratio yang aman bagi suatu

perusahaan. Namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio > 66%

atau 2/3 sudah dianggap risiko (Fahmi, 2011).

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

2.1.9. Free Cash Flow

Free cash flow adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi

capitalexpenditures yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi

kapasitas produksi saat ini. Free cash flow dapat digunakan untuk

penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan

orientasi pertumbuhan (growth-oriented), pembayaran hutang, dan

pembayaran kepada pemegang saham baik dalam bentuk dividen. Semakin

besar freecash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin

sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk

pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen (Rosdini, 2009).

Sedangkan menurut Sartono (2001), aliran kas bebas atau free cash

flow (FCF) adalah cash flow yang tersedia untuk dibagikan kepada para

investor setelah perusahaan melakukan investasi pada fixed asset dan

working capital yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan

usahanya. Dengan kata lain aliran kas bebas adalah kas yang tersedia diatas

kebutuhan investasi yang profitable. Free cash flow ini sebenarnya

merupakan hak pemegang saham.

Secara khusus nilai dari operasi perusahaan bergantung pada aliran

kas bebas yang diharapkan terjadi atau expected free cash flow. Jadi free

cash flow ini mencerminkan sejumlah kas yang secara aktual tersedia untuk

dibagikan kepada investor. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan

bahwa cara yang dapat dilakuan manajer untuk meningkatkan nilai

perusahaannya adalah dengan menaikkan free cash flow.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

2.1.10. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (salah satu ukuran profitabilitas)

merupakanukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan denganmemanfaatkan aktiva tetap yang digunakan

dalam menghasilkan keuntungandengan memanfaatkan aktiva tetap

yang digunakan untuk operasi. Semakin besarROA menunjukkan

kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkatkembalian

investasi (return) yang semakin besar.

Menurut Hanafi (2004) dalam Puspita 2009, perusahaan

yang mempunyai aliran kas atauprofitabilitas yang baik bisa

membayar deviden atau meningkatkan deviden. Halyangsebaliknya

akan terjadi jika jika aliran kas tidak baik. Alasan

lainpembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh

perusahaan lain.Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan

seringkali menjadi target dalamakuisisi. Untuk menghindari

akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkandeviden, dan

sekaligus juga membuat senang pemegang saham.

Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih

yang diperolehperusahaan, maka keuntungan tersebut akan

mempengaruhi besarnya dividenpayout ratio. Perusahaan yang

memperoleh keuntungan cenderung akanmembayar porsi keuntungan

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besarkeuntungan

yang diperoleh, maka akan semakin besar pula

kemampuanperusahaan untuk membayar dividen (Damayanti dan

Achyani, 2006 dalam Puspita 2009).

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai faktor-faktor

yang diduga berpengaruh terhadap dividen payout ratio dan digunakan

sebagai referensi serta pembanding dalam penelitian ini adalah:

1. Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) telah melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio,

dan Return On Assets terhadap Dividen Payout Ratio”. Hasil penelitian

secara parsial menunjukkan bahwa variabel cash position dan return on

assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen payout ratio.

Sedangkan variabel independen Debt to Equity Ratio tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Dividen Payout Ratio.

2. Hedi Gustian dan Utik Bidayati (2009) melakukan penelitan dengan

judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan

Return on Assets terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan

Properti yang terdaftar di BEI”. Dengan hasil bahwa variabel Cash

Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset secara simultan

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

3. Dini Rosdini (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Free

Cash Flow terhadap Dividen Payout Ratio”. Dengan hasil penelitian

bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio.

4. Indrayenti (2010) dengan judul “Rasio Investasi, Quick Ratio, Return on

Investment dan Pertumbuhan Perusahaan dalam mempengaruhi Dividen

Payout Ratio”. Dan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa

dari empat variabel independen yang berpengaruh hanya Rasio Investasi

dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan

variabel Quick Ratio dan Return On Investmen tidak berpengaruh

terhadap Dividen Payout Ratio.

5. Shita Amalia (2011) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus

Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Non Keuangan 2005-2009).

Dengan hasil penelitian secara parsial variabel independen Net Profit

Margin dan Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel dependen Dividen Payout Ratio, sedangkan variabel Cash Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dan

variabel Debt to Equity Ratio dan Growth berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

6. Rully Sulisetyani dan Sri Rahayu (2012) dengan judul “Analisis

Pengaruh Return On Investment, Earning Per Share, Debt to Total

Asset, Net Profit Margin terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Empirik

Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Serta Makanan dan

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011).

Hasil dari penelitian ini yaitu variabel Return On Investmen memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan

variabel Earning Per Share, Debt to Total Asset dan Net Profit Margin

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

7. Jurica Lucyanda dan Lilyana (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh

Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividen Payout

Ratio”. Dengan hasil penelitian bahwa variabel free cash flow

berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio, sedangkan variabel

kepemilikan institusional berpengaruh negative terhadap dividen payout

ratio.

8. Nor Apandi (2013) dengan penelitian yang baerjudul “Analisis

pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan

Return on Investmen terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan

otomotif yang terdaftar di BEI periode 2009-2011”. Hasil penelitian

secara parsial menunjukkan variabel Curret Ratio dan Total Asset

Turnover berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan

variabel Debt to Equity Ratio dan Return On Investmen tidak

berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.

9. Unzu Marietta dan Djoko Sampurno (2013) melakukan penelitian

tentang “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm

Size, Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2011)”.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

Dengan hasil variabel Return On Assets, Firm Size, dan Debt to Equity

Ratio berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan

variabel Cash Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

Dividen Payout Ratio.

10. Rizky Arimawati (2011) dengan judul “Analisis Pengaruh Cash

Position, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Company’s Growth

dan Collateralizable Assets Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi

Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI 2007-

2009)”. Dengan hasil penelitian variabel independen Collateralizable

Assets berpengaruh positif signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

sedangakan variabel Cash Position, Return On Equity, Debt to Equity

Ratio, dan Company’s Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap

Dividen Payout Ratio.

11. Agung Hardinugroho (2012) melakukan penelitian mengenai “Analisis

Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR) Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2010”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa variabel Return On Investmen dan Firm

Size berpengaruh positif dan sigifikan terhadap DPR, sedangkan variabel

Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

DPR dan variabel Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

12. Hani Diana Latiefasari (2011) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Pada

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 2005-2009)”. Dengan

hasil penelitian menunjukan secara parsial variabel COL berpengaruh

positif dan signifikan terhadap DPR.Variabel Growth berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap DPR. Variabel Current Ratio,ROE, dan

DER berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap DPR.

13. Ristia Angga Rukmana (2013) dengan judul penelitian “Analisis

Pengaruh Return On Assets, Debt to Total Asset, Current Ratio, Growth

dan Size Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2011). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel Return On Asset dan Debt to Total Asset

berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel

Current Ratio, Growth dan Size berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap DPR.

14. Dyah Handayani BS (2010) meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI periode 2005-2007”. Dengan hasil penelitian

menunjukkan secara parsial variabel return on assets dan size yang

berpengaruh signifikan positif dan variabel debt to equityratio

berpengaruh signifikan negatif terhadap Devidend Payout Ratio,

sedangkanvariabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

Devidend PayoutRatio.

15. Vicky Megawati (2011) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

Yang Terdaftar di BEI 2005-2009”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

secara parsial variabel cash position, return on assets, firm size

berpengaruh signifikan dan positif terhadap dividend payout ratio,

sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negative dan tidak

signifikan terhadap dividen payout ratio.

2.2.2. Bagan Kerangka Pemikiran

Cash position/posisi kas merupakan rasio kas akhir tahun dengan

earnings after tax. Posisi kas merupakan faktor yang penting yang harus

dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan

besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh

karena itu dividen merupakan cash outflow, maka makin kuat posisi kas

perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen (Riyanto, 2001).

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancarnya. Berdasarkan teori di atas dan bird in hand theory dapat ditarik

kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka

tingkat deviden yang diterima investor juga semakin besar. Sehingga ditarik

kesimpulan bahwa current ratio memiliki pengaruh positif terhadap dividen

payout ratio.

Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar

kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen

yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih tinggi, maka kemampuan

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa DER memiliki pengaruh negatif terhadapDividend

Payout Ratio. Seperti halnya menurut Riyanto (2001), utang dapat dilunasi

dengan mengganti utang tersebut dengan yang baru atau dengan dana sendiri

yang berasal dari keuntungan. Apabila perusahaan menetapkan bahwa

pelunasan utangnya diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan harus

menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, ini

berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang

dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus

menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

Hasil pengujian yang dilakukan Rosdini (2009) menemukan

bahwa free cash flow mempunyai pengaruh terhadap DPR. Pengaruh free

cash flow terhadap dividen payout ratio bersifat positif, artinya semakin

tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividen yang dibagikan dan

sebaliknya. Hasil ini juga sama ditemukan pada penelitian Thanatawee

(2011) yang menunjukan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap

dividen payout raito.

Return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan

keuntungan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adanya

pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen adalah karena dividen

sebagian dari laba bersih yang di peroleh oleh suatu perusahaan. Dalam teori

“bird in the hand” investor lebih menyukai dibagikan dividen daripada

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

harus menunggu capital again (Sartono, 2001). Maka dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi juga dividen yang

dibagi, sehingga ROA berpengaruh positif terhadap DPR.

Berdasarkan dari landasan teori dan penelitian yang telah

diungkapkan diatas, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan seperti di

bawah ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan awal yang bersifat

sementara dari penelitian yang masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan

landasan teori diatas, maka saya ajukan lima hipotesis alternatif sebagai

berikut:

H1: Cash Position berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

H2: Curent Ratio berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

Cash Position

Current Ratio

Debt to Equity Ratio

Free Cash Flow

Return On Assets

Dividen Payout Ratio

H1 (+)

H3 (-)

H2 (+)

H4 (+)

H5 (+) H6

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/BAB II_WIWIT ADI SAPUTRI_MANAJEMEN'15.pdf · merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan

H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Dividen Payout

Ratio.

H4: Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

H5: Return On Assets berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

H6: Cash Position, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Free Cash Flow,

dan Return On Asset memiliki pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.

Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014