26
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pradana (2017) menganalisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Pembeli Produk Minuman Fremilk Thai Tea di Surakarta). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian dan menganalisis variable manakah yang paling dominan dalam pengambilan keputusan pembelian pada produk Fremilt Thai Tea. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan untuk mengambil strategi kebijakan agar dapat meningkatkan penjualan. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 100 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variable harga (X1), kualitas produk (X2) dan lokasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Fremilk Thai Tea karena thitung > ttabel. Hasil perhitungan secara serentak diperoleh F hitung > F tabel, sehingga variable harga, kualitas produk dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian pada produk Fremilk Thai Tea. Variable Lokasi (X3) mempunyai pengaruh yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Fremilk Thai, karena variable lokasi mempunyai thitung yang lebih besar dibandingkan dengan variable harga dan kualitas produk, yaitu sebesar 7,303. Sehingga variable lokasi yang paling dominan pengaruhnya terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47094/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 17. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pradana (2017) menganalisis

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Pradana (2017) menganalisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Lokasi

    Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Pembeli Produk Minuman Fremilk

    Thai Tea di Surakarta). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

    harga, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian dan menganalisis

    variable manakah yang paling dominan dalam pengambilan keputusan pembelian

    pada produk Fremilt Thai Tea. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat

    dijadikan bahan pertimbangan perusahaan untuk mengambil strategi kebijakan

    agar dapat meningkatkan penjualan. Sampel dalam penelitian ini adalah

    mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 100

    mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

    sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variable harga (X1),

    kualitas produk (X2) dan lokasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

    pembelian pada Fremilk Thai Tea karena thitung > ttabel. Hasil perhitungan

    secara serentak diperoleh F hitung > F tabel, sehingga variable harga, kualitas

    produk dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

    Keputusan pembelian pada produk Fremilk Thai Tea. Variable Lokasi (X3)

    mempunyai pengaruh yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan

    pembelian produk Fremilk Thai, karena variable lokasi mempunyai thitung yang

    lebih besar dibandingkan dengan variable harga dan kualitas produk, yaitu sebesar

    7,303. Sehingga variable lokasi yang paling dominan pengaruhnya terhadap

  • 9

    keputusan pembelian produk Fremilk Thai Tea terbukti kebenarannya. Perbedaan

    penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah objek

    produk dan lokasi penelitian, terdapat beberapa persamaan yakni penggunaan

    variable, metode pengambilan sampel dan analisis data.

    Rosalina (2014) menganalisis Permintaan Konsumen Terhadap Minyak

    Goreng di Kota Dumai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

    pendapatan, jumlah penduduk, dan harga mempengaruhi permintaan minyak

    goreng di kota dumai dan mengetahui perkembangan permintaan minyak goreng

    pendapatan, jumlah penduduk, dan harga. Metode pengambilan sampel yang

    digunakan adalah Stratified random sampling berjumlah 100 orang. Adapun jenis

    data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder

    dengan teknik pengumpulan data mengunakan kuisioner, wawancara. Metode

    analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian adalah objek dan lokasi

    sementara persamaan yang dilakukan yaitu membahas minyak goreng, metode

    analisis data dan beberapa uji variabel.

    Pangestu (2016) menganalisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap

    Keputusan Pembelian Produk Herbal Nutrend. Tujuan dari penelitian untuk

    menguji apakah ada pengaruh variabel strategi positioning yang terdiri dari

    kualitas produk, pemakaian produk, dan harga produk terhadap keputusan

    pembelian konsumen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

    non probability sampling, dengan jenis metode yang digunakan adalah purposive

    sampling dimana teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan pribadi

    peneliti. Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu responden adalah pembeli yang

    minimal sudah 2 kali membeli dan pelanggan setia produk herbal kesehatan

  • 10

    Nutrend dan responden adalah semua konsumen herbal kesehatan PT. Nutrend

    International di Kota Manado. Analisis data menggunakan analisis regresi linier

    berganda. Variabel yang digunakan adalah Kualitas produk (X1), Pemakaian

    produk (X2), Harga produk (X3) dan Keputusan pembelian (Y). Hasil analisis

    regresi linier berganda menunjukkan bahwa strategi positioning berpengaruh

    positif dan siginifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk herbal

    kesehatan Nutrend (studi pada konsumen herbal PT. Nutrend Internasional di

    Kota Manado). Kualitas Produk Product Quality berpengaruh positif. Pemakaian

    produk berpengaruh positif. Harga produk berpengaruh positif. Hasil penelitian

    tersebut dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi

    keputusan pembelian adalah variabel harga produk. Perbedaan penelitian adalah

    objek dan lokasi sementara persamaan yang dilakukan yaitu penggunaan metode

    pengambilan sampel, analisis data dan beberapa uji variabel.

    Ghanimata (2012) menganalisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan

    Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng

    Juwana Elrina Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

    besar pengaruh harga, kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan pembelian

    pada Bandeng Juwana Elrina Semarang. Dan penelitian ini juga bertujuan untuk

    menganalisis factor yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan

    pembelian pada Bandeng Juwana Elrina Semarang. Populasi yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah atau yang datang ke Bandeng

    Juwana Elrina Semarang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 80 responden dan

    teknik yang digunakan adalah teknik Non-probability sampling dengan

    pendekatan accidental sampling (pengambilan sampel berdasarkan kebetulan).

  • 11

    Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu analisis regresi

    berganda. Analisis ini meliputi: uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik,

    analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji f, serta analisis

    koefisien determinasi (R2). Dari analisis tersebut diperoleh persamaan regresi

    sebagai berikut, Y = 0,242 X1 + 0,323 X2 + 0,329 X3 variabel lokasi memiliki

    pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sebesar 0,329, kemudian

    diikuti oleh variabel kualitas produk sebesar 0,323. Sedangkan variabel harga

    mempunyai pengaruh paling rendah dibandingkan variabel lain sebesar 0,242.

    Pengujian hipotesis menggunakan uji t yang menunjukan bahwa ketiga variabel

    independen yaitu harga (X1), kualitas produk (X2), dan lokasi (X3) yang diteliti

    terbukti secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu

    keputusan pembelian (Y). Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel

    harga, kualitas produk, dan lokasi memang layak untuk menguji variabel

    dependen keputusan pembelian. Angka Adjusted R Square menunjukan bahwa

    62,3% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel

    independen dalam persamaan regresi berganda. Sedangkan sisanya sebesar 37,7%

    dijelaskan oleh vaariabel lain diluar ketiga variabel yang digunakan dalam

    penelitian ini. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti

    saat ini adalah objek produk dan lokasi penelitian, terdapat beberapa persamaan

    tujuan serta penggunaan metode pengambilan sampel dan analisis data.

  • 12

    Sulistiyo (2014) menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Keputusan Pembelian Produk Rokok Gudang Garam Signature. Penelitian ini

    bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga, dan citra merek

    terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang menggambarkan obyek-obyek

    yang berhubungan untuk pengambilan keputusan yang bersifat umum. Sampel

    dalam penelitian ini sebanyak 100 orang konsumen Rokok Gudang Garam

    Signature di Kec.Nogosari Kab.Boyolali. Pengumpulan data dilakukan dengan

    menggunakan kuesioner. Metode analisis yang di gunakan adalah regresi linier

    berganda. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa variabel

    kualitas produk (t=0,290), harga (t=7,319), citra merek (t=2,165) mempunyai

    pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi (R2)

    yang di peroleh sebesar 0,517. Hal ini berarti 51,7% keputusan pembelian dapat di

    jelaskan oleh variabel kualitas produk, harga, dan citra merek. Sedangkan sisanya

    yaitu 48,3% di jelaskan oleh variabel variabel lainnya yang tidak di teliti dalam

    penelitian ini. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti

    saat ini yaitu metode analisis data dan teknik pengambilan sampel yang

    digunakan. Terdapat perbedaan dari sisi fokus objek yang akan diteliti dan lokasi.

    Shavana (2014) menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Permintaan Dan Penawaran Minyak Goreng Curah Di Kota Medan. Tujuan dari

    penelitian adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi

    permintaan minyak goreng curah di Kota Medan, faktor – faktor yang

    mempengaruhi penawaran minyak goreng curah di Kota Medan. Metode

    pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel aksidental

    (accidental sampling) yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui

  • 13

    secara kebetulan atau siapa saja yang memenuhi kriteria. Sampel yang diteliti

    sebanyak 30 sampel pembeli minyak goreng curah dan 30 sampel pedagang

    minyak goreng curah. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier

    berganda. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sisi permintaan secara

    serempak jumlah permintaan minyak goreng curah dipengaruhi oleh harga beli

    konsumen, pendapatan rata-rata per bulan, dan jumlah tanggungan. Secara parsial,

    variabel harga beli konsumen dan jumlah tanggungan berpengaruh secara nyata

    terhadap jumlah permintaan minyak goreng curah, sedangkan pendapatan rata-

    rata per bulan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan minyak

    goreng curah. Sisi penawaran secara serempak jumlah penawaran minyak goreng

    curah dipengaruhi oleh harga beli pedagang, keuntungan, dan harga barang lain.

    Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh nyata terhadap jumlah

    penawaran minyak goreng curah, sedangkan harga beli pedagang dan harga

    barang lain tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran minyak

    goreng curah. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti

    saat ini yaitu metode analisis data dan teknik pengambilan sampel yang

    digunakan. Terdapat perbedaan dari sisi fokus objek yang akan diteliti dan lokasi.

    Antyadika (2012) menganalisis Pengaruh Lokasi, Harga, dan Kualitas

    Produk Terhadap Keputusan Pembelian Wong Art bakery&café di Semarang.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lokasi, harga dan kualitas

    produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Wong Art bakery&café dan

    menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan

    pembelian Wong Art bakery&café di Semarang. Populasi dalam penelitian ini

    adalah para konsumen Wong Art. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden

  • 14

    dengan menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan pendekatan

    Accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

    siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika

    dipandang cocok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi, harga, dan kualitas

    produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputussan

    pembelian. Berdasarkan analisis data statistik, indikator-indikator pada penelitian ini

    bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, model

    regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan berdistribusi

    normal. Urutan secara individu dari masing-masing variabel yang paling berpengaruh

    adalah variabel kualitas produk lalu harga, sedangkan variabel yang berpengaruh

    paling rendah adalah lokasi. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan

    oleh penelitian saat ini yakni penggunaan metode pengambilan sampel, analisis

    data. Perbedaan berada pada fokus objek produk dan lokasi penelitian.

    Sarendaren (2015) menganalisis Kepuasan Konsumen Terhadap Konsumsi

    Minyak Goreng Curah Di Pasar Pinasungkulan Karombasan. Penelitian bertujuan

    untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk minyak goreng

    curah di kota Manado ditinjau dari harga, produk, lokasi dan pelayanan di Pasar

    Pinasungkulan Karombasan Manado. Metode pengambilan sampel dilakukan

    dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dan metode Accidental

    sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara

    kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

    dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok atau sesuai dengan ketentuan

    sebagai sumber data. Kuisioner diberikan kepada konsumen setelah membeli

    produk minyak goreng curah dan yang bersedia diwawancarai. Analisis data yang

    digunakan merupakan analisis deskriptif yang dianalisis dengan menggunakan

  • 15

    skala pengukuran sikap Likert Scale dan disajikan menggunakan tabel. Data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

    diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada responden. Data

    sekunder diperoleh dari seluruh pemilik usaha/toko atau konsumen minyak

    goreng curah yang terkait dalam penelitian ini, yaitu para pedagang dan konsumen

    baik yang berjualan dan berbelanja di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga dan produk yang ditawarkan oleh 13

    toko sekitar Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado sangatlah terjangkau

    sehingga membuat para masyarakat atau konsumen merasa puas terhadap harga

    dan produk minyak goreng curah yang dijual dipasaran. Namun di sisi lainnya

    lokasi pasar Pinasungkulan Karombasan Manado dan pelayanannya masih perlu

    ditingkatkan. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang akan dilakukan oleh

    peneliti saat ini yaitu penggunaan metode pengambilan sampel dan tujuan

    membahas mengenai minyak goreng curah. Sementara perbedaan sedikit pada

    objek lokasi peneliti dan metode analisis data.

    Magda (2017) menganalisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan

    Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian ((Studi Pada El’s Coffee Kartini Bandar

    Lampung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

    kualitas produk, harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada produk El’s

    Coffee Kartini Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang

    pernah melakukan pembelian produk El’s Coffee Kartini. Teknik pengambilan

    sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

    dengan pertimbangan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti.

    Metode analisis statistik yang terdiri dari, analisis regresi linier berganda,

  • 16

    pengujian signifikan simultan (uji F), pungujian signifikan parsial (uji t), dan

    analisis determinasi (R2). Pengujian analisis determinasi (R2) menyatakan nilai

    Adjusted R Square 70,1%. Hal ini berarti bahwa variabel kualitas produk, harga,

    dan lokasi terhadap keputusan pembelian memiliki kontribusi sebesar 70,1%.

    Pengujian secara parsial (uji t) diketahui variabel yang paling berpengaruh paling

    pesat terhadap keputusan pembelian adalah variabel kualitas produk (X1) dengan

    nilai β sebesar 0,462, dan variabel yang paling rendah pengaruhnya adalah

    variabel harga (x2) dengan nilai β sebesar 0,179. Pengujian secara simultan (uji F)

    diketahui bahwa variabel persepsi kualitas secara bersama-sama berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Persamaan penelitian

    terdahulu dengan yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini yaitu penggunaan

    teknik pengambilan sampel, metode analisis data dan uji variable yang digunakan.

    Sementara perbedaan pada objek penelitian dan lokasi.

    2.2 Kajian Pustaka

    2.2.1 Pemasaran

    Pemasaran merupakan sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis

    dengan memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk

    tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan memberi

    dampak positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era

    persaingan bisnis yang begitu ketat,0sebagian besar masyarakat sering

    mengartikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila

    dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas

    dari pada pengertian tersebut.

  • 17

    Pemasaran dimulai0dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang

    kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan

    kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai

    dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang

    (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja

    dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar sebaiknya memiliki pengetahuan

    dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai

    sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang

    dituju. Kotler dan Amstrong (2001) pemasaran merupakan sebuah proses0sosial

    dimana dalam proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang

    mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

    bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain.

    Pemasaran merupakan sebuah proses yang terdiri dari dua tahap, yaitu

    pemasaran secara sosial dan pemasaran secara manajerial. Pemasaran secara

    sosial menunjukan peran0seorang pemasar didalam masyarakat, sedangkan

    pemasaran secara manajerial digambarkan sebagai seni menjual produk. Terdapat

    dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemasaran :

    1. Lingkungan Eksternal

    Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, misalnya kesiapan

    masyarakat dalam menerima atau menolak sebuah produk, politik, tingkat

    perekonomian, peraturan0pemerintah, serta munculnya pesaing.

    2. Lingkungan Internal

    Lingkungan internal dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri dari dua

    kelompok, yaitu sumber non0pemasaran seperti kemampuan produksi,

  • 18

    keuangan dan personal serta komponen pemasaran yaitu produk, harga,

    distribusi dan promosi.

    Kotler dan Amstrong (2001) yang menyatakan bahwa manajemen

    pemasaran adalah serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk

    menciptakan suatu nilai bagi para pelanggan dan membangun hubungan yang kuat

    dengan mereka agar tercipta suatu nilai dari para pelanggan tersebut. Kotler

    (2009) mendefinisikan manajemen pemasaran0sebagai seni dan ilmu dalam

    memilih target pasar dan mendapatkan, mempertahankan, dan meningkatkan

    konsumen dengan membuat, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai

    konsumen yang superior.

    Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen

    pemasaran adalah melakukan rangkaian proses untuk menciptakan suatu nilai

    guna membantu pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.

    Kegiatan0pemasaran itu dilakukan melalui serangkaian proses perencanaan,

    pengarahan, pengendalian, dan penetapan harga, pemetaan distribusi, serta

    kegiatan promosi.

    Adapun tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli

    untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada

    saat mereka membutuhkan, hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk

    memahami “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku0konsumen tersebut

    demikian, sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga,

    mempromosikan, dan mendistribusikan produknya secara lebih baik.

    Bauran Pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran

    yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi

  • 19

    target pasarnya, terdiri dari himpunan variabel0yang dapat dikendalikan dan

    digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam

    pasar sasarannya. Terdapat empat komponan dalam bauran pemasaran, yaitu:

    1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat

    untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari

    product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes,

    services, warranties, and returns.

    2. Price (harga) adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli

    produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,

    allowance, payment period, credit terms, and retail price.

    3. Place (tempat) adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk

    yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat

    meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,

    and transport.

    4. Promotion (promosi) adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk

    mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.

    Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales

    force, public relation, and direct marketing.

    Kotler dan Amstrong (2001) bauran pemasaran0(marketing mix) adalah

    seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus

    mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

    2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

    1. Harga

    Kotler dan Amstrong (2001) Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan

    untuk produk atau jasa, lebih jauh lagi0harga adalah jumlah dari seluruh nilai

  • 20

    yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau

    menggunakan suatu barang dan jasa. Fandy (2000) mengatakan bahwa, harga

    memiliki dua0peranan utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu :

    1. Peranan lokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

    untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

    diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat

    membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya

    pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari

    beberapa alternatif yang tersedia. Kemudian memutuskan alokasi dana yang

    dikehendaki.

    2. Peranan informasi dari harga yaitu fugsi harga dalam mendidik konsumen

    mengenai faktor-faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

    Saladin (2006) ada lima tujuan yang dapat diraih0perusahaan melalui

    penetapan harga, yaitu :

    1. Bertahan hidup (survival), yaitu pada kondisi tertentu (karena adanya kapasitas

    yang menganggur, persaingan yang semakin gencar atau perubahan keinginan

    konsumen, atau mungkin juga kesulitan keuangan), maka perusahaan

    menetapkan harga jualnya dibawah biaya total produk tersebut atau dibawah

    harga pasar. Tujuannya adalah bertahan hidup dalam jangka pendek. Untuk

    bertahan hidup jangka panjang, harus mencari jalan keluarnya.

    2. Memaksimalkan laba jangka pendek (Maximum current profit), yaitu

    perusahaan merasa yakin bahwa dengan volume penjualan yang tinggi akan

    mengakibatkan biaya per unit lebih rendah dan keuntungan yang lebih tinggi.

    Perusahaan menetapkan harga serendah-rendahnya dengan asumsi pasar sangat

  • 21

    peka terhadap harga. Ini dinamakan “penentuan harga untuk menerobos pasar

    (market penetration pricing)”.

    3. Memaksimalkan hasil penjualan (Maximum current revenue), yaitu untuk

    memaksimalkan hasil penjualan, perusahaan perlu memahami fungsi

    permintaan. Banyak perusahaan berpendapat bahwa maksimalisasi hasil

    penjualan itu akan mengantarkan perusahaan memperoleh maksimalisasi laba

    dalam jangka panjang dan pertumbuhan bagian pasar.

    4. Menyaring pasar secara maksimum (Maximum market skimming), yaitu banyak

    perusahaan menetapkan harga untuk menyaring pasar (market skimming

    price). Hal ini dilakukan untuk menarik segmen-segmen baru. Mula-mula

    dimunculkan ke pasar produk baru dengan harga tinggi. Beberapa lama

    kemudian dimunculkan pula produk yang sama dengan harga yang lebih

    rendah.

    5. Menentukan permintaan (Determinant demand), yaitu penetapan harga jual

    membawa akibat pada jumlah permintaan.

    Kotler dan Amstrong (2001) ada empat0indikator yang mencirikan harga,

    yaitu :

    1. Keterjangkauan harga

    2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

    3. Daya saing harga

    4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

    2. Kualitas Produk

    Kualitas produk (product quality) didefinisikan sebagai evaluasi

    menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa (Mowen, 2002).

    Dalam persaingan yang ketat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

  • 22

    menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih,

    sehingga0tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu

    faktor yang menjadi pertimbangan pembeli sebelum membeli suatu produk.

    Perusahaan harus memiliki kualitas yang baik atau sesuai dengan harga yang

    ditawarkan ketika menjual produk maupun jasa di dalam menjalankan suatu

    bisnis. Peningkatan kualitas produk atau jasa perlu terus dilakukan karena dapat

    membuat konsumen merasa puas terhadap produk atau jasa yang mereka beli, dan

    akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Kualitas

    produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-

    fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kemudahan dalam digunakan,

    dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan, agar produk dapat

    bersaing dengan kompetitor sejenis dengan mutu yang baik. Dengan kualitas yang

    baik dan terpercaya, maka sebuah produk akan mudah tertanam di dalam benak

    konsumen, karena konsumen bersedia untuk membayar sejumlah uang untuk

    membeli produk yang berkualitas.

    Mutu produk atau jasa dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Definisi

    mutu yang berpusat pada pelanggan sendiri adalah keseluruhan fitur dan sifat

    produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

    kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kita dapat mengatakan bahwa penjual

    telah menghasilkan mutu bila produk atau pelayanan penjual tersebut memenuhi

    atau melebihi harapan pelanggan (Kotler, 2007). Terdapat kecenderungan0bagi

    konsumen untuk memilih produk bahan pokok yang berkualitas, sesuai dengan

    selera keinginan serta memiliki harga yang relatif terjangkau, apabila konsumen

    merasa cocok dengan suatu produk dan produk tersebut dapat memenuhi

  • 23

    kebutuhannya, maka konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli

    produk tersebut terus menerus.

    Spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan dengan pelanggan

    dapat dikelompokan dalam enam dimensi (Yamit, 2013) :

    1. Performance. Hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas

    produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan

    diberikan dengan cara yang benar.

    2. Range and Type Of Features. Selain fungsi utama dari suatu produk dan

    pelayanan, pelanggan sering kali tertarik pada kemampuan atau keistimewaan

    yang dimiliki produk dan pelayanan.

    3. Realibility and Durability. Kehandalan produk dalam penggunaan secara

    normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan

    diperlukan.

    4. Sensory Characteristics. Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan

    beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas.

    5. Ethical Profile and Image. Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan

    pelanggan terhadap produk dan pelayanan.

    3. Lokasi

    Menurut Sulistiyo (2014) mengemukakan bahwa0“lokasi (place)

    menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan

    produknya dapat diperoleh dan diterima konsumen”. Lamb (2001) menyatakan

    bahwa memilih lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting. Pertama,

    karena tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat

    mengurangi fleksibilitas masa depan usaha, apakah lokasi tersebut telah dibeli

  • 24

    atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa

    depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi

    sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Dan yang terakhir,

    lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi memburuk,

    maka lokasi usaha harus dipindahkan atau ditutup.

    Indikator Lokasi, Tjiptono (2004)0pemilihan lokasi fisik memerlukan

    pertimbangan cermat terutama faktor-faktor berikut ini :

    1. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum.

    2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari

    jarak pandang normal.

    3. Lalu lintas (traffic) dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan:

    a. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi hambatan,

    misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau

    ambulance.

    b. Banyak orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya

    impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan atau

    tanpa perencanaan.

    4. Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman.

    5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha

    dikemudian hari.

    6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan

    7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan sebuah usaha, perlu

    dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak

    usaha yang sejenis atau tidak.

  • 25

    8. Peraturan Pemerintah yang berisi ketentuan untuk mengatur lokasi dari

    sebuah usaha-usaha tertentu.

    2.2.3 Perilaku Konsumen

    Menurut Kotler (2009) terdapat lima tahap yang dilaui konsumen dalam

    proses pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

    alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku paska pembelian. Model ini

    menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat

    jauh setelah pembelian. Bagan berikut ini melukiskan proses tersebut.

    Sumber: Kotler, 2009

    Bagan 2.1 Perilaku Konsumen

    1. Pengenalan Kebutuhan

    Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)

    yaitu pembeli mengenai permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya

    perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.

    Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal, seperti kebutuhan lapar dan

    haus. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Pemasar dapat

    mengidentifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap

    produk dan mengembangkan progam pemasaran yang melibatkan faktor-faktor

    tersebut.

    2. Pencarian Informasi

    Pencarian informasi merupakan tahapan proses pengambilan keputusan

    pembelian dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan.

    Konsumen mungkin hanya sekedar meningkatkan perhatian atau mencari

    Pengenalan Kebutuhan

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Keputusan Pembelian

    Perilaku Pasca

    Pembelian

  • 26

    informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai

    sumber. Sumber-sumber informasi tersebut dapat diperoleh dari sumber pribadi,

    komersial, publik, dan pengalaman.

    3. Pengevalusian Alternatif

    Pengevaluasian alternatif merupakan tahapan proses keputusan pembelian

    dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai produk

    alternatif di dalam serangkaian pilihan. Sikap konsumen terhadap sejumlah merek

    tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Konseumen mengevaluasi

    pembelian tergantung pada pribadi dan situasi pembelian tertentu. Pemikiran yang

    logis dan penggunaan kalkulasi yang cermat dalam beberapa kasus tertentu.

    4. Pembelian

    Konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan

    niat pembelian pada tahap pengevaluasian. Keputusan konsumen dalam membeli

    merek secara umum muncul akibat dua faktor. Faktor pertama merupakan sikap

    orang lain, dimana kecenderungan seseorang untuk membeli produk dengan harga

    lebih murah akan mengurangi kesempatan seseorang untuk membeli produk

    dengan harga lebih mahal. Faktor kedua merupakan faktor situasi tak terduga,

    yang memungkinkan seseorang membentuk kecenderungan untuk pembeli produk

    berdasarkan pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang

    diharapkan.

    5. Paska Pembelian

    Pekerjaan pemasar tidak berhenti pada saat produk sudah terbeli. Pemasar

    perlu memperhatikan perilaku konsumen setalah pembelian, apakah konsumen

    merasa puas atau tidak. Tingkat kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dalam

  • 27

    membeli dapat dilihat dari hubungan antara harapan konsumen dan kinerja

    produk yang dirasakan. Konsumen akan merasa kecewa jika produk jauh dibawah

    harapan mereka, tetapi akan merasa puas jika produk melebihi harapannya.

    Tabel 2.1 Identifikasi Indikator Perilaku Konsumen Sub Variabel Indikator

    Pengenalan Kebutuhan 1. Tujuan/alasan konsumen membeli

    2. Manfaat yang diharapkan

    Pencarian Informasi 3. Sumber informasi

    4. Hal penting terkait produk

    Evaluasi Alternatif 5. Produk yang dipertimbangkan

    Keputusan Pembelian 6. Rencana pembelian

    7. Pengaruh dalam membeli

    8. Cara pembelian

    9. Frekuensi pembelian

    Pasca Pembelian 10. Kepuasan

    11. Respon setelah membeli

    Sumber : Kotler, (2009)

    Perilaku konsumen merupakan hal yang harus dipelajari oleh setiap

    perusahaan atau tempat rekreasi untuk mengetahui karakter dan tingkat kepuasan

    konsumen. Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu

    (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan0(psikologis) dan faktor luar

    lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-

    barang yang diinginkannnya (Amirullah, 2002).

    Perilaku konsumen dapat didefisinikan sebagai kegiatan-kegiatan individu

    yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-

    barang atau jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada

    persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Perilaku konsumen yang

    loyal terhadap suatu produk tentu saja akan menguntungkan bagi produsen.

    Keuntungan tersebut karena konsumen akan berusaha terus untuk mencari produk

  • 28

    yang sesuai keinginannya. Perilaku konsumen dikatakan tidak loyal jika hanya

    membeli suatu produk karena kebiasaannya saja, tanpa memperhatikan aspek-

    aspek khusus. Sulitnya mencari suatu0produk karena tidak adanya ketersediaan

    juga akan membuat konsumen menjadi tidak loyal terhadap produk tersebut

    (Sunyoto, 2014).

    Handoko (2012) mengatakan perilaku konsumen dapat didefinisikan

    sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

    mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk0didalamnya proses

    pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan

    tertentu. Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial

    yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk

    menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa. Melalui proses

    pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan

    yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

    Mempelajari perilaku konsumen secara merinci adalah suatu pekerjaan

    yang tidak mudah untuk dilakukan. Perilaku konsumen sifatnya sangat kompleks,

    hal ini dikarenakan banyaknya variable-variabel yang berpengaruh dan seringkali

    sulit diidentifikasi. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam mempelajari

    perilaku konsumen, maka dikembangkanlah model-model yang representatif.

    Model perilaku konsumen adalah suatu skema atau kerangka kerja yang

    disederhanakan untuk menggambarkan aktfitas-aktifitas konsumen

    (Mangkunegara, 1998).

  • 29

    2.2.4 Keputusan Pembelian

    Keputusan0pembelian adalah beberapa tahapan yang dilakukan oleh

    konsumen sebelum melakukan keputusan membeli suatu produk (Jatmiko, 2015).

    Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap harinya. Hampir

    seluruh perusahaan meneliti pengambilan keputusan pembelian konsumen secara

    mendetail untuk memperoleh jawaban apa yang konsumen beli, dimana mereka

    membelinya, bagaimana caranya dan seberapa banyak, kapan dan mengapa

    mereka membelinya. Keputusan pembelian adalah sebagai keinginan konsumen

    untuk membeli suatu produk kemudian konsumen akan memutuskan produk yang

    akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut berkaitan

    dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya (Jamiko,

    2015).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, ada

    tiga kelompok yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan

    menurut Pride, yaitu:

    1. Faktor pribadi

    Faktor pribadi merupakan faktor unik bagi seseorang. Faktor pribadi

    digolongkan menjadi tiga, yaitu;

    a. Faktor demografi

    Faktor demografi berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan

    keputusan pembelian. Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis

    kelamin, usia, status, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan

    pekerjaan.

    b. Faktor situasional

  • 30

    Faktor situasional merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika

    konsumen membuat keputusan pembelian.

    c. Faktor tingkat keterlibatan

    Faktor tingkat keterlibatan konsumen ditunjukkan dengan sejauh mana

    konsumen mempertimbangkan telebih dahulu keputusannya sebelum membeli

    sebuah produk.

    2. Faktor psikologis

    Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan

    perilaku orang tersebut sehingga mempengaruhi perilakunya sebagai konsumen.

    Faktor-faktor psikologis, yaitu Motif, Persepsi, Kemampuan dan pengetahuan,

    Sikap, Kepribadian.

    2. Faktor sosial

    Manusia hidup di tengah-tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan

    dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia hidup. Dengan demikian, perilaku

    konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor sosial yang

    melingkarinya. Faktor sosial tersebut meliputi: Peran dan pengaruh keluarga;

    Kelompok referensi, Kelas sosial, Budaya dan subbudaya (Jatmiko, 2015).

  • 31

    2.2.5 Karakteristik Konsumen

    Karakteristik konsumen menurut Sumarwan (2011), meliputi pengetahuan

    dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi

    konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak

    mengenai produk, mungkin tidak termotifasi untuk mencari informasi karena dia

    sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan.

    Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen

    mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang

    terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan

    fungsinya sebagai konsumen.

    Pengetahuan akan persepsi dan karakteristik konsumen akan

    meningkatkan peluang untuk membuat keputusan dalam suatu pembelian barang

    maupun jasa. Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang

    senang mencari informasi (information seeker) akan meluangkan waktunya untuk

    mencari informasi yang lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik

    demografi yang penting, tingkat pendidikan akan mempengaruhi nilai-nilai yang

    dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsi terhadap suatu masalah.

    Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak

    mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan pembelian.

    Sumarwan (2011) juga menyatakan bahwa semua penduduk berapapun

    usianya adalah konsumen. Oleh sebab itu pemasar harus memahami distribusi

    usia penduduk dari suatu wilayah yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan

    usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. Usia

    merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi

  • 32

    konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik

    produk maupun jasa. Seseorang yang berumur relatif muda, cenderung lebih cepat

    menerima sesuatu yang baru.

    2.3 Kerangka Pemikiran

    Dalam upaya mencapai keputusan konsumen, maka perlu diketahui

    perilaku dan karakteristik konsumen minyak goreng curah, serta faktor-faktor

    yang mempengaruhi keputusan pembelian. Ada tiga variabel yang diteliti, yaitu:

    harga, kualitas produk, lokasi yang ditawarkan kepada konsumen.

    Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran

    1. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian melalui lima

    tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

    keputusan pembelian, perilaku paska pembelian.

    2. Karakteristik konsumen yang perlu diketaui diantaranya Jenis Kelamin,

    Domisili, Usia, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan.

    Keputusan

    Pembelian (Y)

    Lokasi (X3)

    Kualitas Produk (X2)

    Harga (X1)

    Analisis Deskriptif

    Konsumen

    Perilaku Konsumen

    Karakteristik

    Konsumen

  • 33

    3. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dengan adaya variabel

    independent (bebas), penelitian ini variabel terikat atau dependennya adalah

    Keputusan Pembelian (Y).

    4. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

    yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen).

    Variabel independen dalam penelitian ini meliputi Harga, Kualitas dan Lokasi.

    2.4 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat dikemukakan hipotesis

    penelitian sebagai berikut :

    1. Diduga harga, kualitas, dan lokasi berpengaruh secara simultan terhadap

    keputusan pembelian minyak goreng curah di Kabupaten Sumenep Madura.

    2. Diduga harga, kualitas, dan lokasi berpengaruh secara parsial terhadap

    keputusan pembelian minyak goreng curah di Kabupaten Sumenep Madura.