Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Pradana (2017) menganalisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Lokasi
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Pembeli Produk Minuman Fremilk
Thai Tea di Surakarta). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
harga, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian dan menganalisis
variable manakah yang paling dominan dalam pengambilan keputusan pembelian
pada produk Fremilt Thai Tea. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan perusahaan untuk mengambil strategi kebijakan
agar dapat meningkatkan penjualan. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 100
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variable harga (X1),
kualitas produk (X2) dan lokasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada Fremilk Thai Tea karena thitung > ttabel. Hasil perhitungan
secara serentak diperoleh F hitung > F tabel, sehingga variable harga, kualitas
produk dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan pembelian pada produk Fremilk Thai Tea. Variable Lokasi (X3)
mempunyai pengaruh yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk Fremilk Thai, karena variable lokasi mempunyai thitung yang
lebih besar dibandingkan dengan variable harga dan kualitas produk, yaitu sebesar
7,303. Sehingga variable lokasi yang paling dominan pengaruhnya terhadap
9
keputusan pembelian produk Fremilk Thai Tea terbukti kebenarannya. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah objek
produk dan lokasi penelitian, terdapat beberapa persamaan yakni penggunaan
variable, metode pengambilan sampel dan analisis data.
Rosalina (2014) menganalisis Permintaan Konsumen Terhadap Minyak
Goreng di Kota Dumai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
pendapatan, jumlah penduduk, dan harga mempengaruhi permintaan minyak
goreng di kota dumai dan mengetahui perkembangan permintaan minyak goreng
pendapatan, jumlah penduduk, dan harga. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah Stratified random sampling berjumlah 100 orang. Adapun jenis
data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder
dengan teknik pengumpulan data mengunakan kuisioner, wawancara. Metode
analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian adalah objek dan lokasi
sementara persamaan yang dilakukan yaitu membahas minyak goreng, metode
analisis data dan beberapa uji variabel.
Pangestu (2016) menganalisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Herbal Nutrend. Tujuan dari penelitian untuk
menguji apakah ada pengaruh variabel strategi positioning yang terdiri dari
kualitas produk, pemakaian produk, dan harga produk terhadap keputusan
pembelian konsumen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
non probability sampling, dengan jenis metode yang digunakan adalah purposive
sampling dimana teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan pribadi
peneliti. Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu responden adalah pembeli yang
minimal sudah 2 kali membeli dan pelanggan setia produk herbal kesehatan
10
Nutrend dan responden adalah semua konsumen herbal kesehatan PT. Nutrend
International di Kota Manado. Analisis data menggunakan analisis regresi linier
berganda. Variabel yang digunakan adalah Kualitas produk (X1), Pemakaian
produk (X2), Harga produk (X3) dan Keputusan pembelian (Y). Hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan bahwa strategi positioning berpengaruh
positif dan siginifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk herbal
kesehatan Nutrend (studi pada konsumen herbal PT. Nutrend Internasional di
Kota Manado). Kualitas Produk Product Quality berpengaruh positif. Pemakaian
produk berpengaruh positif. Harga produk berpengaruh positif. Hasil penelitian
tersebut dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pembelian adalah variabel harga produk. Perbedaan penelitian adalah
objek dan lokasi sementara persamaan yang dilakukan yaitu penggunaan metode
pengambilan sampel, analisis data dan beberapa uji variabel.
Ghanimata (2012) menganalisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng
Juwana Elrina Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh harga, kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan pembelian
pada Bandeng Juwana Elrina Semarang. Dan penelitian ini juga bertujuan untuk
menganalisis factor yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian pada Bandeng Juwana Elrina Semarang. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah atau yang datang ke Bandeng
Juwana Elrina Semarang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 80 responden dan
teknik yang digunakan adalah teknik Non-probability sampling dengan
pendekatan accidental sampling (pengambilan sampel berdasarkan kebetulan).
11
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu analisis regresi
berganda. Analisis ini meliputi: uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik,
analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji f, serta analisis
koefisien determinasi (R2). Dari analisis tersebut diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut, Y = 0,242 X1 + 0,323 X2 + 0,329 X3 variabel lokasi memiliki
pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sebesar 0,329, kemudian
diikuti oleh variabel kualitas produk sebesar 0,323. Sedangkan variabel harga
mempunyai pengaruh paling rendah dibandingkan variabel lain sebesar 0,242.
Pengujian hipotesis menggunakan uji t yang menunjukan bahwa ketiga variabel
independen yaitu harga (X1), kualitas produk (X2), dan lokasi (X3) yang diteliti
terbukti secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu
keputusan pembelian (Y). Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel
harga, kualitas produk, dan lokasi memang layak untuk menguji variabel
dependen keputusan pembelian. Angka Adjusted R Square menunjukan bahwa
62,3% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel
independen dalam persamaan regresi berganda. Sedangkan sisanya sebesar 37,7%
dijelaskan oleh vaariabel lain diluar ketiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti
saat ini adalah objek produk dan lokasi penelitian, terdapat beberapa persamaan
tujuan serta penggunaan metode pengambilan sampel dan analisis data.
12
Sulistiyo (2014) menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Produk Rokok Gudang Garam Signature. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga, dan citra merek
terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang menggambarkan obyek-obyek
yang berhubungan untuk pengambilan keputusan yang bersifat umum. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 100 orang konsumen Rokok Gudang Garam
Signature di Kec.Nogosari Kab.Boyolali. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Metode analisis yang di gunakan adalah regresi linier
berganda. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa variabel
kualitas produk (t=0,290), harga (t=7,319), citra merek (t=2,165) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi (R2)
yang di peroleh sebesar 0,517. Hal ini berarti 51,7% keputusan pembelian dapat di
jelaskan oleh variabel kualitas produk, harga, dan citra merek. Sedangkan sisanya
yaitu 48,3% di jelaskan oleh variabel variabel lainnya yang tidak di teliti dalam
penelitian ini. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti
saat ini yaitu metode analisis data dan teknik pengambilan sampel yang
digunakan. Terdapat perbedaan dari sisi fokus objek yang akan diteliti dan lokasi.
Shavana (2014) menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Dan Penawaran Minyak Goreng Curah Di Kota Medan. Tujuan dari
penelitian adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi
permintaan minyak goreng curah di Kota Medan, faktor – faktor yang
mempengaruhi penawaran minyak goreng curah di Kota Medan. Metode
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel aksidental
(accidental sampling) yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui
13
secara kebetulan atau siapa saja yang memenuhi kriteria. Sampel yang diteliti
sebanyak 30 sampel pembeli minyak goreng curah dan 30 sampel pedagang
minyak goreng curah. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sisi permintaan secara
serempak jumlah permintaan minyak goreng curah dipengaruhi oleh harga beli
konsumen, pendapatan rata-rata per bulan, dan jumlah tanggungan. Secara parsial,
variabel harga beli konsumen dan jumlah tanggungan berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah permintaan minyak goreng curah, sedangkan pendapatan rata-
rata per bulan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan minyak
goreng curah. Sisi penawaran secara serempak jumlah penawaran minyak goreng
curah dipengaruhi oleh harga beli pedagang, keuntungan, dan harga barang lain.
Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh nyata terhadap jumlah
penawaran minyak goreng curah, sedangkan harga beli pedagang dan harga
barang lain tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran minyak
goreng curah. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti
saat ini yaitu metode analisis data dan teknik pengambilan sampel yang
digunakan. Terdapat perbedaan dari sisi fokus objek yang akan diteliti dan lokasi.
Antyadika (2012) menganalisis Pengaruh Lokasi, Harga, dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Wong Art bakery&café di Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lokasi, harga dan kualitas
produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Wong Art bakery&café dan
menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian Wong Art bakery&café di Semarang. Populasi dalam penelitian ini
adalah para konsumen Wong Art. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden
14
dengan menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan pendekatan
Accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika
dipandang cocok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi, harga, dan kualitas
produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputussan
pembelian. Berdasarkan analisis data statistik, indikator-indikator pada penelitian ini
bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, model
regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan berdistribusi
normal. Urutan secara individu dari masing-masing variabel yang paling berpengaruh
adalah variabel kualitas produk lalu harga, sedangkan variabel yang berpengaruh
paling rendah adalah lokasi. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan
oleh penelitian saat ini yakni penggunaan metode pengambilan sampel, analisis
data. Perbedaan berada pada fokus objek produk dan lokasi penelitian.
Sarendaren (2015) menganalisis Kepuasan Konsumen Terhadap Konsumsi
Minyak Goreng Curah Di Pasar Pinasungkulan Karombasan. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk minyak goreng
curah di kota Manado ditinjau dari harga, produk, lokasi dan pelayanan di Pasar
Pinasungkulan Karombasan Manado. Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dan metode Accidental
sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok atau sesuai dengan ketentuan
sebagai sumber data. Kuisioner diberikan kepada konsumen setelah membeli
produk minyak goreng curah dan yang bersedia diwawancarai. Analisis data yang
digunakan merupakan analisis deskriptif yang dianalisis dengan menggunakan
15
skala pengukuran sikap Likert Scale dan disajikan menggunakan tabel. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada responden. Data
sekunder diperoleh dari seluruh pemilik usaha/toko atau konsumen minyak
goreng curah yang terkait dalam penelitian ini, yaitu para pedagang dan konsumen
baik yang berjualan dan berbelanja di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga dan produk yang ditawarkan oleh 13
toko sekitar Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado sangatlah terjangkau
sehingga membuat para masyarakat atau konsumen merasa puas terhadap harga
dan produk minyak goreng curah yang dijual dipasaran. Namun di sisi lainnya
lokasi pasar Pinasungkulan Karombasan Manado dan pelayanannya masih perlu
ditingkatkan. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang akan dilakukan oleh
peneliti saat ini yaitu penggunaan metode pengambilan sampel dan tujuan
membahas mengenai minyak goreng curah. Sementara perbedaan sedikit pada
objek lokasi peneliti dan metode analisis data.
Magda (2017) menganalisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian ((Studi Pada El’s Coffee Kartini Bandar
Lampung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kualitas produk, harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada produk El’s
Coffee Kartini Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang
pernah melakukan pembelian produk El’s Coffee Kartini. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti.
Metode analisis statistik yang terdiri dari, analisis regresi linier berganda,
16
pengujian signifikan simultan (uji F), pungujian signifikan parsial (uji t), dan
analisis determinasi (R2). Pengujian analisis determinasi (R2) menyatakan nilai
Adjusted R Square 70,1%. Hal ini berarti bahwa variabel kualitas produk, harga,
dan lokasi terhadap keputusan pembelian memiliki kontribusi sebesar 70,1%.
Pengujian secara parsial (uji t) diketahui variabel yang paling berpengaruh paling
pesat terhadap keputusan pembelian adalah variabel kualitas produk (X1) dengan
nilai β sebesar 0,462, dan variabel yang paling rendah pengaruhnya adalah
variabel harga (x2) dengan nilai β sebesar 0,179. Pengujian secara simultan (uji F)
diketahui bahwa variabel persepsi kualitas secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Persamaan penelitian
terdahulu dengan yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini yaitu penggunaan
teknik pengambilan sampel, metode analisis data dan uji variable yang digunakan.
Sementara perbedaan pada objek penelitian dan lokasi.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis
dengan memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk
tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan memberi
dampak positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era
persaingan bisnis yang begitu ketat,0sebagian besar masyarakat sering
mengartikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila
dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas
dari pada pengertian tersebut.
17
Pemasaran dimulai0dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang
kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai
dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang
(place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja
dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar sebaiknya memiliki pengetahuan
dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang
dituju. Kotler dan Amstrong (2001) pemasaran merupakan sebuah proses0sosial
dimana dalam proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain.
Pemasaran merupakan sebuah proses yang terdiri dari dua tahap, yaitu
pemasaran secara sosial dan pemasaran secara manajerial. Pemasaran secara
sosial menunjukan peran0seorang pemasar didalam masyarakat, sedangkan
pemasaran secara manajerial digambarkan sebagai seni menjual produk. Terdapat
dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemasaran :
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, misalnya kesiapan
masyarakat dalam menerima atau menolak sebuah produk, politik, tingkat
perekonomian, peraturan0pemerintah, serta munculnya pesaing.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri dari dua
kelompok, yaitu sumber non0pemasaran seperti kemampuan produksi,
18
keuangan dan personal serta komponen pemasaran yaitu produk, harga,
distribusi dan promosi.
Kotler dan Amstrong (2001) yang menyatakan bahwa manajemen
pemasaran adalah serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menciptakan suatu nilai bagi para pelanggan dan membangun hubungan yang kuat
dengan mereka agar tercipta suatu nilai dari para pelanggan tersebut. Kotler
(2009) mendefinisikan manajemen pemasaran0sebagai seni dan ilmu dalam
memilih target pasar dan mendapatkan, mempertahankan, dan meningkatkan
konsumen dengan membuat, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai
konsumen yang superior.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen
pemasaran adalah melakukan rangkaian proses untuk menciptakan suatu nilai
guna membantu pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
Kegiatan0pemasaran itu dilakukan melalui serangkaian proses perencanaan,
pengarahan, pengendalian, dan penetapan harga, pemetaan distribusi, serta
kegiatan promosi.
Adapun tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli
untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada
saat mereka membutuhkan, hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk
memahami “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku0konsumen tersebut
demikian, sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan produknya secara lebih baik.
Bauran Pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi
19
target pasarnya, terdiri dari himpunan variabel0yang dapat dikendalikan dan
digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam
pasar sasarannya. Terdapat empat komponan dalam bauran pemasaran, yaitu:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat
untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari
product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes,
services, warranties, and returns.
2. Price (harga) adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli
produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,
allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3. Place (tempat) adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk
yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,
and transport.
4. Promotion (promosi) adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales
force, public relation, and direct marketing.
Kotler dan Amstrong (2001) bauran pemasaran0(marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
1. Harga
Kotler dan Amstrong (2001) Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan
untuk produk atau jasa, lebih jauh lagi0harga adalah jumlah dari seluruh nilai
20
yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau
menggunakan suatu barang dan jasa. Fandy (2000) mengatakan bahwa, harga
memiliki dua0peranan utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu :
1. Peranan lokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya
pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari
beberapa alternatif yang tersedia. Kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga yaitu fugsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.
Saladin (2006) ada lima tujuan yang dapat diraih0perusahaan melalui
penetapan harga, yaitu :
1. Bertahan hidup (survival), yaitu pada kondisi tertentu (karena adanya kapasitas
yang menganggur, persaingan yang semakin gencar atau perubahan keinginan
konsumen, atau mungkin juga kesulitan keuangan), maka perusahaan
menetapkan harga jualnya dibawah biaya total produk tersebut atau dibawah
harga pasar. Tujuannya adalah bertahan hidup dalam jangka pendek. Untuk
bertahan hidup jangka panjang, harus mencari jalan keluarnya.
2. Memaksimalkan laba jangka pendek (Maximum current profit), yaitu
perusahaan merasa yakin bahwa dengan volume penjualan yang tinggi akan
mengakibatkan biaya per unit lebih rendah dan keuntungan yang lebih tinggi.
Perusahaan menetapkan harga serendah-rendahnya dengan asumsi pasar sangat
21
peka terhadap harga. Ini dinamakan “penentuan harga untuk menerobos pasar
(market penetration pricing)”.
3. Memaksimalkan hasil penjualan (Maximum current revenue), yaitu untuk
memaksimalkan hasil penjualan, perusahaan perlu memahami fungsi
permintaan. Banyak perusahaan berpendapat bahwa maksimalisasi hasil
penjualan itu akan mengantarkan perusahaan memperoleh maksimalisasi laba
dalam jangka panjang dan pertumbuhan bagian pasar.
4. Menyaring pasar secara maksimum (Maximum market skimming), yaitu banyak
perusahaan menetapkan harga untuk menyaring pasar (market skimming
price). Hal ini dilakukan untuk menarik segmen-segmen baru. Mula-mula
dimunculkan ke pasar produk baru dengan harga tinggi. Beberapa lama
kemudian dimunculkan pula produk yang sama dengan harga yang lebih
rendah.
5. Menentukan permintaan (Determinant demand), yaitu penetapan harga jual
membawa akibat pada jumlah permintaan.
Kotler dan Amstrong (2001) ada empat0indikator yang mencirikan harga,
yaitu :
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk (product quality) didefinisikan sebagai evaluasi
menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa (Mowen, 2002).
Dalam persaingan yang ketat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk
22
menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih,
sehingga0tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu
faktor yang menjadi pertimbangan pembeli sebelum membeli suatu produk.
Perusahaan harus memiliki kualitas yang baik atau sesuai dengan harga yang
ditawarkan ketika menjual produk maupun jasa di dalam menjalankan suatu
bisnis. Peningkatan kualitas produk atau jasa perlu terus dilakukan karena dapat
membuat konsumen merasa puas terhadap produk atau jasa yang mereka beli, dan
akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Kualitas
produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-
fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kemudahan dalam digunakan,
dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan, agar produk dapat
bersaing dengan kompetitor sejenis dengan mutu yang baik. Dengan kualitas yang
baik dan terpercaya, maka sebuah produk akan mudah tertanam di dalam benak
konsumen, karena konsumen bersedia untuk membayar sejumlah uang untuk
membeli produk yang berkualitas.
Mutu produk atau jasa dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Definisi
mutu yang berpusat pada pelanggan sendiri adalah keseluruhan fitur dan sifat
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kita dapat mengatakan bahwa penjual
telah menghasilkan mutu bila produk atau pelayanan penjual tersebut memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan (Kotler, 2007). Terdapat kecenderungan0bagi
konsumen untuk memilih produk bahan pokok yang berkualitas, sesuai dengan
selera keinginan serta memiliki harga yang relatif terjangkau, apabila konsumen
merasa cocok dengan suatu produk dan produk tersebut dapat memenuhi
23
kebutuhannya, maka konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli
produk tersebut terus menerus.
Spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan dengan pelanggan
dapat dikelompokan dalam enam dimensi (Yamit, 2013) :
1. Performance. Hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas
produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan
diberikan dengan cara yang benar.
2. Range and Type Of Features. Selain fungsi utama dari suatu produk dan
pelayanan, pelanggan sering kali tertarik pada kemampuan atau keistimewaan
yang dimiliki produk dan pelayanan.
3. Realibility and Durability. Kehandalan produk dalam penggunaan secara
normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan
diperlukan.
4. Sensory Characteristics. Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan
beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas.
5. Ethical Profile and Image. Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan
pelanggan terhadap produk dan pelayanan.
3. Lokasi
Menurut Sulistiyo (2014) mengemukakan bahwa0“lokasi (place)
menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan
produknya dapat diperoleh dan diterima konsumen”. Lamb (2001) menyatakan
bahwa memilih lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting. Pertama,
karena tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat
mengurangi fleksibilitas masa depan usaha, apakah lokasi tersebut telah dibeli
24
atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa
depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi
sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Dan yang terakhir,
lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi memburuk,
maka lokasi usaha harus dipindahkan atau ditutup.
Indikator Lokasi, Tjiptono (2004)0pemilihan lokasi fisik memerlukan
pertimbangan cermat terutama faktor-faktor berikut ini :
1. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari
jarak pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic) dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi hambatan,
misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau
ambulance.
b. Banyak orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya
impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan atau
tanpa perencanaan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman.
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
dikemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan
7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan sebuah usaha, perlu
dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak
usaha yang sejenis atau tidak.
25
8. Peraturan Pemerintah yang berisi ketentuan untuk mengatur lokasi dari
sebuah usaha-usaha tertentu.
2.2.3 Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2009) terdapat lima tahap yang dilaui konsumen dalam
proses pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku paska pembelian. Model ini
menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat
jauh setelah pembelian. Bagan berikut ini melukiskan proses tersebut.
Sumber: Kotler, 2009
Bagan 2.1 Perilaku Konsumen
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)
yaitu pembeli mengenai permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya
perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal, seperti kebutuhan lapar dan
haus. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Pemasar dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap
produk dan mengembangkan progam pemasaran yang melibatkan faktor-faktor
tersebut.
2. Pencarian Informasi
Pencarian informasi merupakan tahapan proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan.
Konsumen mungkin hanya sekedar meningkatkan perhatian atau mencari
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
26
informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai
sumber. Sumber-sumber informasi tersebut dapat diperoleh dari sumber pribadi,
komersial, publik, dan pengalaman.
3. Pengevalusian Alternatif
Pengevaluasian alternatif merupakan tahapan proses keputusan pembelian
dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai produk
alternatif di dalam serangkaian pilihan. Sikap konsumen terhadap sejumlah merek
tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Konseumen mengevaluasi
pembelian tergantung pada pribadi dan situasi pembelian tertentu. Pemikiran yang
logis dan penggunaan kalkulasi yang cermat dalam beberapa kasus tertentu.
4. Pembelian
Konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan
niat pembelian pada tahap pengevaluasian. Keputusan konsumen dalam membeli
merek secara umum muncul akibat dua faktor. Faktor pertama merupakan sikap
orang lain, dimana kecenderungan seseorang untuk membeli produk dengan harga
lebih murah akan mengurangi kesempatan seseorang untuk membeli produk
dengan harga lebih mahal. Faktor kedua merupakan faktor situasi tak terduga,
yang memungkinkan seseorang membentuk kecenderungan untuk pembeli produk
berdasarkan pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang
diharapkan.
5. Paska Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak berhenti pada saat produk sudah terbeli. Pemasar
perlu memperhatikan perilaku konsumen setalah pembelian, apakah konsumen
merasa puas atau tidak. Tingkat kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dalam
27
membeli dapat dilihat dari hubungan antara harapan konsumen dan kinerja
produk yang dirasakan. Konsumen akan merasa kecewa jika produk jauh dibawah
harapan mereka, tetapi akan merasa puas jika produk melebihi harapannya.
Tabel 2.1 Identifikasi Indikator Perilaku Konsumen Sub Variabel Indikator
Pengenalan Kebutuhan 1. Tujuan/alasan konsumen membeli
2. Manfaat yang diharapkan
Pencarian Informasi 3. Sumber informasi
4. Hal penting terkait produk
Evaluasi Alternatif 5. Produk yang dipertimbangkan
Keputusan Pembelian 6. Rencana pembelian
7. Pengaruh dalam membeli
8. Cara pembelian
9. Frekuensi pembelian
Pasca Pembelian 10. Kepuasan
11. Respon setelah membeli
Sumber : Kotler, (2009)
Perilaku konsumen merupakan hal yang harus dipelajari oleh setiap
perusahaan atau tempat rekreasi untuk mengetahui karakter dan tingkat kepuasan
konsumen. Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan0(psikologis) dan faktor luar
lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-
barang yang diinginkannnya (Amirullah, 2002).
Perilaku konsumen dapat didefisinikan sebagai kegiatan-kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-
barang atau jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Perilaku konsumen yang
loyal terhadap suatu produk tentu saja akan menguntungkan bagi produsen.
Keuntungan tersebut karena konsumen akan berusaha terus untuk mencari produk
28
yang sesuai keinginannya. Perilaku konsumen dikatakan tidak loyal jika hanya
membeli suatu produk karena kebiasaannya saja, tanpa memperhatikan aspek-
aspek khusus. Sulitnya mencari suatu0produk karena tidak adanya ketersediaan
juga akan membuat konsumen menjadi tidak loyal terhadap produk tersebut
(Sunyoto, 2014).
Handoko (2012) mengatakan perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk0didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan
tertentu. Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial
yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk
menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa. Melalui proses
pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan
yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Mempelajari perilaku konsumen secara merinci adalah suatu pekerjaan
yang tidak mudah untuk dilakukan. Perilaku konsumen sifatnya sangat kompleks,
hal ini dikarenakan banyaknya variable-variabel yang berpengaruh dan seringkali
sulit diidentifikasi. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam mempelajari
perilaku konsumen, maka dikembangkanlah model-model yang representatif.
Model perilaku konsumen adalah suatu skema atau kerangka kerja yang
disederhanakan untuk menggambarkan aktfitas-aktifitas konsumen
(Mangkunegara, 1998).
29
2.2.4 Keputusan Pembelian
Keputusan0pembelian adalah beberapa tahapan yang dilakukan oleh
konsumen sebelum melakukan keputusan membeli suatu produk (Jatmiko, 2015).
Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap harinya. Hampir
seluruh perusahaan meneliti pengambilan keputusan pembelian konsumen secara
mendetail untuk memperoleh jawaban apa yang konsumen beli, dimana mereka
membelinya, bagaimana caranya dan seberapa banyak, kapan dan mengapa
mereka membelinya. Keputusan pembelian adalah sebagai keinginan konsumen
untuk membeli suatu produk kemudian konsumen akan memutuskan produk yang
akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut berkaitan
dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya (Jamiko,
2015).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, ada
tiga kelompok yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan
menurut Pride, yaitu:
1. Faktor pribadi
Faktor pribadi merupakan faktor unik bagi seseorang. Faktor pribadi
digolongkan menjadi tiga, yaitu;
a. Faktor demografi
Faktor demografi berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan
keputusan pembelian. Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis
kelamin, usia, status, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan
pekerjaan.
b. Faktor situasional
30
Faktor situasional merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika
konsumen membuat keputusan pembelian.
c. Faktor tingkat keterlibatan
Faktor tingkat keterlibatan konsumen ditunjukkan dengan sejauh mana
konsumen mempertimbangkan telebih dahulu keputusannya sebelum membeli
sebuah produk.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan
perilaku orang tersebut sehingga mempengaruhi perilakunya sebagai konsumen.
Faktor-faktor psikologis, yaitu Motif, Persepsi, Kemampuan dan pengetahuan,
Sikap, Kepribadian.
2. Faktor sosial
Manusia hidup di tengah-tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan
dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia hidup. Dengan demikian, perilaku
konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor sosial yang
melingkarinya. Faktor sosial tersebut meliputi: Peran dan pengaruh keluarga;
Kelompok referensi, Kelas sosial, Budaya dan subbudaya (Jatmiko, 2015).
31
2.2.5 Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen menurut Sumarwan (2011), meliputi pengetahuan
dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi
konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
mengenai produk, mungkin tidak termotifasi untuk mencari informasi karena dia
sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang
terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan akan persepsi dan karakteristik konsumen akan
meningkatkan peluang untuk membuat keputusan dalam suatu pembelian barang
maupun jasa. Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang
senang mencari informasi (information seeker) akan meluangkan waktunya untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik
demografi yang penting, tingkat pendidikan akan mempengaruhi nilai-nilai yang
dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsi terhadap suatu masalah.
Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak
mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan pembelian.
Sumarwan (2011) juga menyatakan bahwa semua penduduk berapapun
usianya adalah konsumen. Oleh sebab itu pemasar harus memahami distribusi
usia penduduk dari suatu wilayah yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan
usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. Usia
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi
32
konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik
produk maupun jasa. Seseorang yang berumur relatif muda, cenderung lebih cepat
menerima sesuatu yang baru.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam upaya mencapai keputusan konsumen, maka perlu diketahui
perilaku dan karakteristik konsumen minyak goreng curah, serta faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian. Ada tiga variabel yang diteliti, yaitu:
harga, kualitas produk, lokasi yang ditawarkan kepada konsumen.
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran
1. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian melalui lima
tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, perilaku paska pembelian.
2. Karakteristik konsumen yang perlu diketaui diantaranya Jenis Kelamin,
Domisili, Usia, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan.
Keputusan
Pembelian (Y)
Lokasi (X3)
Kualitas Produk (X2)
Harga (X1)
Analisis Deskriptif
Konsumen
Perilaku Konsumen
Karakteristik
Konsumen
33
3. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dengan adaya variabel
independent (bebas), penelitian ini variabel terikat atau dependennya adalah
Keputusan Pembelian (Y).
4. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi Harga, Kualitas dan Lokasi.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat dikemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Diduga harga, kualitas, dan lokasi berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian minyak goreng curah di Kabupaten Sumenep Madura.
2. Diduga harga, kualitas, dan lokasi berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian minyak goreng curah di Kabupaten Sumenep Madura.