Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Manggis
Tanaman manggis telah dibudidayakan selama berabad-abad di daerah
tropis.Pohon ini berasal dari kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Myanmar,
Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Thailand. Tanaman Manggis tumbuh hingga
ketinggian 7-25 meter. Buah manggis dikenal sebagai “ratu buah”. Secara tradisional
buah manggis telah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional seperti obat sariawan,
wasir dan luka, mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, peluruh dahak,
dan juga untuk sakit gigi. Hasil isolasi kulit buah manggis, memberikan aktivitas
sebagai antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia
dapat diketahui bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor
histamin H, mediator kontraksi otot lunak, tetapi juga epiramin yang membangun
tempat reseptor H1 pada sel otot lunak secara utuh (Azwar,2010). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa buah tersebut mempunyai komponen terbesar banyak terdapat
pada kulit buah nya, yakni 70-75%, sedangkan danging buahnya hanya 10-15%, dan
biji nya 15-20%. Kandungan senyawa xanthon tertinggi hanya pada kulit terdapat
pada kulit buah manggis nya, yakni 107,76 mg per 100g per kulit buah substansi
kimia alami yang tergolong polyphenolic, yang dihasilkan oleh metabolit sekunder,
xanton tidak dapat ditemukan di buah-buahan yang lain, oleh karena itu manggis
dijuluki queen of fruit (ratu buah). Selain itu buah manggis juga banyak mengandung
senyawa lain nya yaitu katekin, potasium, kalium, fosfor, vitamin B1, vitamin B6,
vitamin C (Yatman,2012).
4
Klasifikasi Tanaman Manggis adalah sebagai berikut (Hutapea, 1994) :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferae
Famili : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
GAMBAR 2.1 Buah Manggis (herbal.com)
Kandungan utama zat aktif dalam ekstrak kulit buah manggis adalah ksanton.
Ksanton adalah senyawa yang memiliki antioksidan kuat yang sangat dibutuhkan
untuk penyeimbangkan pro-oxidant di dalam tubuh dan lingkungan yang dikenal
sebagai radikal bebas. Radikal bebas bermuatan listrik molekul, yaitu memiliki
elektron yang tidak berpasangan, yang menyebabkan menangkap elektron dari zat
lain untuk menetralisir sendiri. Hal ini karena saat metabolisme disamping energi
juga akan dihasilkan radikal bebas. sedangkan faktor eksternal antara lain dari asap
rokok dan pabrik, emisi kendaraan bermotor maupun mengkonsumsi alkohol
(pervical,1998).
Aktivitas antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan cara
melengkapi kekurangan elektron bebas dan menghambat proses reaksi berantai dari
pembentikan radikal bebas yang menimbulkan stres oksidatif (Maria,2014).Senyawa
yang terkandung pada xanton adalah tergolong derivat dari difenil-γ-pyron, memiliki
gugus keton siklik polifenol dengan rumus molekul , yang memiliki struktur dasar
terdiri atas tiga benzen dengan satu benzena ditengahnya yang merupakan keton, dan
5
hampir semua turunan ksanton mempunyai gugus fenol oleh karena itu termasuk
keluarga polifenol.
Gambar 2.2 Kandungan Senyawa Khanthon
Alfa mangostin merupakan derivat yang memiliki rumus molekul
C23H26O6 dengan berat molekul 410.45964. Alfa mangostin memiliki 1,3,6-
Trihydroxy-7-methoxy-2,8-bis(3-methylbut-2-en-1-yl)-9H-xanthen-9-one. Dalam
penelitian yang telah dilakukan oleh pothitirat et, al (2009) disebutkan bahwa alfa-
mangostin memiliki berbagai macam bioaktivitas dan merupakan mayor compound
dalam ekstrak kulit manggis, alfa mangostin memiliki aktivitas sebagai antioksidan,
anti inflamasi, anti tumor, anti malaria dan anti bakteri aktivitas sebagai anti kanker.
Gambar 2.3 Struktur kimia senyawaα- Mangosten
2.2 Tinjauan Ekstrak
Ekstraksi adalah suatu bahan aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Sedangkan yang dimaksud dengan
simplisia adalah bahan alamiah yang diperlukan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia (mineral).Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh,
bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
6
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan disebut dengan ekstrak (Depkes,2000).\
2.2.1 Metode Ekstraksi
Pada pembuatan ekstrak, pemilihan teknik ekstraksi harus didasari oleh
bagian tanaman yang akan diekstraksi dan bahan aktif yang akan digunakan.
Idealnya, teknik ekstraksi harus mampu mengekstraksi bahan aktif yang diinginkan
sebanyak mungkin, prosesnya cepat, mudah dilakukan, murah, ramah lingkungan dan
hasil yang diperoleh selalu konsisten.Terdapat beberapa teknik ekstraksi yang dapat
digunakan, diantaranya adalah maserasi dan perkolasi.
2.2.1.1 Metode Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrak simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar).
Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsenterasi
pada keseimbangan (Depkes,2000).
Maserasi ultrasonic menggunakan gelombang ultrasonik (>20.000 Hz) untuk
memecah dinding sel sehingga kandungan yamg ada didalamnya dapat keluar dengan
mudah. (Mason, 1990).
2.2.1.2 Metode Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan
pengembangan bahan tahap maserasi antara tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat)
yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes,2000).
7
2.3 Tinjauan Granul
Granul tersusun dari gumpalan partilel-partikel yang lebih kecil.Umumnya
berbentuk tidak beraturan, tetapi dapat membentuk partikel tunggal yang lebih
besar.Rentang ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4 sampai 12.Meskipun
terdiri dari berbagai ukuran lubang ayakan, granul dapat dibuat berdasarkan tujuan
penggunaannya. Granul biasanya dikempa menjadi tablet atau sebagai pengisi
kapsul, dengan atau tanpa bahan tambahan (Ansel, 2014).
Proses granulasi diawali dengan pencampuran serbuk bahan obat dengan
bahan tambahan yang diperlukan sebagai fase internal (bahan pengisi dan bahan
pengikat) sehingga tercapai keseragaman distribusi ukuran partikel. Kemudian,
setelah dilakukan proses granulasi, campuran serbuk dapat ditambahkan bahan
tambahan yang diperlukan seperti fase eksternal (pelicin, penghancur). Selanjutnya
dilakukan pencetakkan tablet.Tujuan granulasi adalah untuk meningkatkan sifat
alir yang seragam dari sediaan atau dosis obat, mencegah terjadinya pemisahan
komponen campuran, dan meningkatkan karakteristik campuran sediaan (Agoes,
2008).
2.3.1 Granulasi Basah
Metode granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat
sebagai pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan larutan, suspensi yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan kedalam campuran serbuk; namun
demikian pengikat itu dapat dimasukkan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dapat ditambahkan tersendiri
Cara penambahan bahan pengikat tergantung pada kelarutannya dan tergantung
pada komponen campuran. Kelarutan bahan pengikat juga mempengaruhi pemilihan
metode yang akan dipakai, karena larutan itu harus mampu berdispersi dengan mudah
kedalam massa
Cairan itu mempunyai peranan yang penting pada proses granulasi. Jembatan
cair terbentuk diantara partikel-pertikel dan kekuatan daya rentang dan ikatan ini akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat. Gaya tegangan
8
prmukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul serta
kekuatannya. Bila cairan granul ditambahkan, pencampuran dilanjutkan sampai
dispersi yang merata dicapai dan semua bahan pengikat sudah ekerja. Selama
granulaasi partikel-partikel dan gumpalan-gumpalan akan mendapat tenaga /gaya
konsolidasi oleh aksi berbagai bagian mesin dan tenaga antar partikel. Cara yang
mudah untuk menentukan titik akhir adalah dengan menekan massa pada telapak
tangan, bila remuk dengan tekanan sedang, maka caampuran itu sudah siap untuk
menjalani proses berikutnya yaitu pengayakan basah.
Proses pengayakan mengubah masa lembab menjadi kasar, gumpalan-
gumpalan granul dengan melewatkan masa pada penggiling atau oscillating
granulator yang dilengkapi dengan pengayak yang berlubang-lubang besar.
Tujuannya agar granul lebih berkonsolidasi, meningkatkan banyaknya tempat kotak
partikel, dan meningkatkan luas permukaan untuk memudahkan pengeringan. Bahan
yang terlalu basah keringnya perlahan-lahan dan membentuk gumpalan yang keras
dan nantinya cenderung menjadi bubuk pada penggilingan kering.
Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembetukan gumpalan-gumpalan dan
untuk mengurangi kelembapan sampai pada tingkat yang optimum. Pada proses
pengeringan yang memegang peranan penting adalah ikatan antar partikel akibat
penggabungan atau rekristalisasi pada gaya van der wals. Setelah pengeringan granul
diayak kembali, ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan
ukuran tablet yang dipakai(Ansel,2008).
2.3.2 Mutu Fisik Granul
Sebelum dicetak menjadi tablet, massa granul perlu diuji sifat fisiknya yang
meliputi : sifat alir granul, distribusi ukuran granul, kadar air dan persen
kompaktibilitas.
9
2.3.2.1 Kecepatan Alir dan Sudut Diam
Kecepatan Alir yaitu waktu yang dibutuhkan sejumlah serbuk untuk dapat
mengalir. Pada campuran serbuk atau granul sifat alirnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya rapat jenis, bentuk partikel, ukuran partikel,kondisi percobaan,
dan kandungan lembab.
Granul yang akan dicetak harus cepat dengan teratur dan mudah mengalir
ke percetakan tablet. Keteraturan dan keseragaman aliran diperlukan untuk
menghasilkan tablet dengan bobot yang sergam, untuk itu dilakukan pengukuran
kecepatan alir dan sudut diam granul. Kecepatan alir granul yang baik jika lebih besar
10g/detik, dengan diam antara 20-40 (Aulton,2002).
Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentukpermukaan serbuk dengan
permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 30 biasanya menunjukan bahwa dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih
besar atau sama dengan 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik (cartensen,1977).
Tabel II.1 Hubungan sifat alir granul dan sudut diam (Aulton,2002).
Sudut Diam sifat Alir
< 20
20-30
30-40
>40
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Sangat Buruk
2.3.2.2 Kandungan lembab
Kandungan lembab dalam granul, ditentukan secara gravimetri dengan
moisture balance.Kadar lembab merupakan titik kritis yang berpengaruh pada aliran
granul, proses pencetakan dan kualitas tablet. Persyaratan kandungan lembab adalah
1-2% (Aulton,2002).
2.3.2.3 Kompaktibilitas
Uji kompaktibilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan granul untuk
saling melekat menjadi masa yang kompak digunakan mesin tablet
10
tekananhidrolikdengan tekanan yang diatur berdasarkan kedalaman punch atas turun
keruang die.
2.4 Tinjauan Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada ikatan
kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung
pada kekuatan tekanan yang diberikan. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran,
bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan. (Depkes RI,
2014).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat
berbeda dalam ukuran, bentuk, berat , kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan
dalam aspek lainnya tergantung cara pemakaiannya dan metode pembuatan tablet.
Sebagian besar tablet digunakan secara oral, dengan penambahan zat warna dan
perasa (Depkes RI, 2014). Tablet lain yang digunakan dengan cara khusus seperti
sublingual, bukal atau vaginal tidak boleh mengandung bahan tambahan yang
digunakan pada tablet oral (Ansel, 2005).
Dalam formulasi tablet, selain bahan aktif obat, bahan tambahan juga
memiliki peran penting.Eksipien atau bahan tambahan ini berperan sebagai agen
pelindung, bulking agent dan meningkatkan bioavailabilitas obat.Bahan tambahan
yang digunakan tidak boleh memiliki interaksi dengan bahan aktif.
11
2.4.1 Bahan Pembawa Tablet
2.4.1.1 Bahan pengisi
Pengisi yang ditambahkan jika perlu ke dalam formulasi supaya membentuk
ukuran tablet yang diinginkaan. Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Pada obat yang berdosis yang cukup tinggi bahan pengisi tidak
diperlukan. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya
kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran. Bahan pengisi
harus memnuhi beberapa kriteria yaitu: Harus non toksik dan dapat memenuhi
peraturan-peraturan dari negara diamana produk dipasarkan. Harus tersedia dalam
jumlah yang cukup disemua negara tempat produk itu dibuat. Harganya harus cukup
murah. Tidak boleh saling berkontraindikasi. Secara fisiologis harus inert/netral.
Harus stabil secara fisik dan kimia. Harus bebas dari segala jenis mikroba. Harus
colour kompatible,tidak boleh mengganggu warna. Bila obat itu termasuk sebagai
makanan (produk-produk vitamin tertentu),pengisi dan baahan pembantu lainnya
harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan. Tidak boleh
mengganggu bioavailabilitas obat.
2.4.1.2 Bahan Penghancur
Bahan tambahan disintegran pada formulasi sediaan tablet berfungsi sebagai
pemisahan bahan tambahan pada tablet, untuk memastikan pemaparan partikel obat
yang cepat pada proses disolusi sehingga dapat meningkatkan penyerapan obat
(Ansel, 2009).
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecah atau hancurnya
tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan, dapat juga berfungsi menarik
air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-
bagian. Contoh superdisintegran: primogel, poli plasdon dan Acdisol (Ansel, 2009).
Macam-macam bahan penghancur, biasanya dalam konsentrasi 5%.
12
2.4.1.3 Lubrikan
Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga
berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Senyawa asam stearate
dengan logam, asam stearate, minyak nabati terhidrogenasi dan talk digunakan
sebagai lubrikan.Pada umumnya lubrikan bersifat bersifat hidrofobik, sehingga
cenderung menurunkan kecepatan disintegran dan disolusi tablet. Oleh karena itu
kadar lubrikan yang berlebih harus dihindarkan (Departemen Kesehatan, 2014).
2.4.2 Mutu Fisik Tablet
Uji mutu fisik tablet sesuai pengamatan farmasetika dilakukan pengujian
kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan waktu hancur.
2.4.2.1 Kekerasan Tablet
Ketahanan tablet terhadap goncangan saat pengangkutan, pengemasan dan
peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan yang lebih tinggi
menghasilkan tablet yang bagus, tidah mudah rapuh tetapi mengakibatkan
berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasukin cairan yang
mengakibatkan lamanya waktu hancur. Kekerasan dinyatakan dalam kg tenaga yang
dibutuhkan untuk memecahkan tablet. Kekerasan untuk tablet secara umum yaitu 4-8
kg (Ansel,2010).
2.4.2.2 Kerapuhan tablet
Daya tahan tablet dapat ditentukan dengan menggunakan alat uji kerapuhan
cara memutar tablet dan jatuh dalam waktu berputar tertentu. Pada proses pengukuran
kerapuhan alat berputar dengan kecepatan 25 putaran permenit dan waktu selama 4
menit, jadi total putaran 100 putaran 10 tablet dilakukan pengujian dan dilihat
ketahanan terhadap kehilangan bobot, keadaan ini menunjukkan kemampuan tablet
menahan pengikisan. Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5 sampai 1%
(Lachman,1994).
14
Keuntungan Ac-Di-Sol sebagi sedintegran antara lain sebagai absorban
yang baik, memiliki daya kapilaritasyang tinggi, dapat mengembang dengan cepat,
penyalur cairan yang baik, kompatibel dengan sebagian besar bahan aktif dan bahan
tambahan, stabil dalam jangka waktu lama, pemakaian dalam jumlah sedikit (0,5-
5%), biaya penggunaan relatif rendah formulasi cetak langsung dan granulasi. ketika
digunakan dalam proses granulasi, Ac-Di-Sol sebaiknya ditambahkan baik pada saat
proses granulasi basah dan kering (intra dan ekstragranulsi), sehingga akan dihasilkan
kemampuan pengembang yang terbaik. Ac-Di-Sol efektif pada proses pembuatan
tablet dengan kelarutan rendah dan sukar larut, juga dapat meningkatkan laju disolusi.
kadar Ac-Di-Sol yang digunakan sebagai pengembang pada tablet bisa sampai 5%,
walaupun biasanya hanya 2% untuk proses cetak langsung (Rowe,2009).
2.5.3 Mg Stearat
Magnesium stearat memiliki rumus molekul C36H70MgO4 dengan bobot
molekul 591,24. Merupakan campuran asam-asam organik padat yang diperoleh
dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam
berbagai perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan
tidak lebih dari 8,3% MgO (Depkes RI, 2014).
Magnesium stearat adalah serbuk yang sangat halus, berwarna putih,
Serbuk terasa memiliki densitas rendah, memiliki bau samar asam stearat dan rasa
yang khas. Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air, sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol hangat (95%).Stabilitasnya baik dan harus
disimpan dalam wadah tertutup, ditempat sejuk dan kering.Secara umum
magnesium stearat digunakan pada pembuatan kosmetik, makanan dan formulasi
sediaan farmasi.Dalam memproduksi sediaan farmasi, magnesium stearat biasanya
digunakan sebagai lubrikan pada tablet dan kapsul. Kadar yang digunakan sebagai
lubrikan pada tablet dan kapsul adalah 0,25% dan 2% b/b.