37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi Bayi Baru Lahir Pada bayi baru lahir memenuhi jumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik, secara terpisah dengan memungkinkan transisi dari lingkungan intraunterin ke ekstrauterin. Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari. Seorang bayi, yang baru lahir memiliki banyak refleks yang akan muncul dan menghilang, yang menunjukkan kematangan dan perkembangan saraf yang baik (Bobak, 2004). 2. Berat Badan Bayi Baru Lahir Berat badan bayi lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada masa hamil. Peningkatan berat badan masa hamil memberi kontribusi penting terhadap kesuksesan suatu kehamilan. Peningkatan berat badan dapat menentukan kecukupan asupan nutrisi. Kualitas merupakan faktor yang penting dalam perkembangan janin secara keseluruhan (Alisjahbana A, 2000). Kehamilan pada ibu yang cukup bulan akan mencapai tingkat perkembangan dan fungsi, yang memungkinkan janin memiliki eksistensi terpisah dari ibunya. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial atau pada periode neonatal sejak 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir memenuhi jumlah tugas perkembangan untuk

memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik, secara terpisah dengan

memungkinkan transisi dari lingkungan intraunterin ke ekstrauterin.

Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian

hari. Seorang bayi, yang baru lahir memiliki banyak refleks yang akan

muncul dan menghilang, yang menunjukkan kematangan dan

perkembangan saraf yang baik (Bobak, 2004).

2. Berat Badan Bayi Baru Lahir

Berat badan bayi lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada masa hamil.

Peningkatan berat badan masa hamil memberi kontribusi penting terhadap

kesuksesan suatu kehamilan. Peningkatan berat badan dapat menentukan

kecukupan asupan nutrisi. Kualitas merupakan faktor yang penting dalam

perkembangan janin secara keseluruhan (Alisjahbana A, 2000).

Kehamilan pada ibu yang cukup bulan akan mencapai tingkat

perkembangan dan fungsi, yang memungkinkan janin memiliki eksistensi

terpisah dari ibunya. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki kompetensi

perilaku dan kesiapan interaksi sosial atau pada periode neonatal sejak

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

bayi lahir sampai usia 28 hari, yang merupakan waktu berlangsungnya

perubahan fisik pada bayi baru lahir (Bobak, 2004). Adapun kriteria berat

badan bayi baru lahir antara lain:

a. Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)

1). Pengertian

Disebabkan terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan

berat badan kurang dari 2.500 gr, karena umur hamil kurang dari 37

minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur

cukup atau karena kombinasi keduanya. Bayi dengan berat lahir yang

rendah disebabkan oleh kelahiran yang prematur atau retardasi

pertumbuhan intrauteri. Penyebab berat badan bayi baru lahir rendah

sebenarnya belum pasti diketahui, tetapi ada kaitannya dengan kondisi

sosial ekonomi yang buruk dan juga kebiasaan merokok. Ciri-ciri

aktivitas bayi dengan berat badan lahir rendah berbeda-beda sehingga

perlu diperhatikan gambaran umum kehamilan yaitu:

a) Mengingat pada hari pertama menstruasi

b) Denyut jantung terdengar pada minggu 18 sampai 22

c) Fetal Quickening minggu 16-18

d) Pemeriksaan: tinggi fundus uteri, ultrasonografi (konsultasi)

e) Penilaian secara klinik: berat badan lahir, panjang badan, lingkaran

dada, dan lingkaran kepala (Bobak, 2004).

8

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

2). Faktor-faktor yang penyebab terjadinya BBLR antara lain:

a) Faktor Ibu: gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 atau

diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, Penyakit

menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,

perokok), faktor pekerja yang terlalu berat.

b) Faktor Kehamilan: hamil dengan hidramnion, hamil ganda,

perdarahan anteparum, adanya komplikasi kehamilan (pre-

eklampsia atau eklampsia, ketuban pecah dini).

c) Faktor Janin: cacat bawaan, infeksi dalam rahim

b. Bayi Prematur

Bayi prematur merupakan kelahiran bayi yang terjadi sebelum

usia kehamilan mencapai 37 minggu. Bayi prematur tidak harus

mempunyai berat badan <2500 gr. Penyebab bayi prematur mencakup

induksi dini persalinan misalnya indikasi pre-eklamsia,

ketidakcocokan rhesus, diabetes, kadar estriol yang rendah, kehamilan

kembar, infeksi, mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin.

Perbedaan bayi primatur dengan bayi retardasi pertumbuhan yaitu:

1) Bayi prematur biasanya kecil, kurus, mengantuk, tonus otot jelek,

kulit tembus pandang dan mengkilap, refleks menghisap tidak ada

2) Bayi dengan retardasi pertumbuhan mempunyai ciri: panjang dan

kurus, dan atrofi tetapi kuat, tonus otot baik, kulit kering dan

pecah-pecah, kuku keras, semua refleks ada, bayi menghisap

dengan kuat dan tampak lapar.

9

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

B. Ibu Hamil

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok didalam masyarakat yang

paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rawan kekurangan gizi,

sehingga pada masa kehamilan ibu hamil, memerlukan unsur-unsur gizi lebih

banyak dibandingkan dengan keadaan biasanya (Hall, 2000). Selama

kehamilan, ibu hamil akan mengalami proses fisiologis yaitu keadaan

kesehatan fisik dan mental sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap

keadaan janin dan waktu persalinan.

1. Diagnosa Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira

280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Dimana

kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), bila

kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan

kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur.

Kehamilan yang ditinjau dari umur kehamilan dibagi dalam tiga bagian,

yaitu kehamilan trimester I (antara 0-12 minggu), II (antara 12- 28

minggu) dan trimester III antara (28 - 40 minggu) (Wiknjosastro, 1999).

2. Fisiologi Kehamilan

Kehamilan adalah periode khusus dimana kebutuhan akan sebagian

gizi meningkat selama masa tersebut. Penambahan berat badan selama

kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran jaringan reproduksi,

adanya janin dalam kandungan dan cadangan lemak dalam tubuh ibu.

Selama hamil akan bertambah beratnya sebanyak kurang lebih 12,5 kg

10

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

(rentang 9-15 Kg), dimana penambahan sebesar kurang lebih 9 kg

diantaranya terjadi dalam 20 minggu terakhir (Hadyanto, 2002).

Penambahan berat badan diatas merupakan bagian dari kehamilan

yang normal, karena pada kehamilan terjadi perubahan ganda dalam tubuh

wanita hamil. Perubahan terutama berhubungan dengan sistem peredaran

darah dan pembentukan kompoenen darah, kardivaskuler, pencernaan,

jaringan lemak dan saluran genitalis (Nasoetion & Darwin, 1998).

Selama masa kehamilan normal hampir semua perempuan merasa

sama sehatnya dengan masa-masa di luar kehamilan, yang ditandai dengan

perubahan fisik dan karena berat badan bertambah dan perubahan mental

karena ada di dalam perutnya terdapat kehidupan baru (Hall, 2000). Pada

masa kehamilan ibu hamil mengalami gejala-gejala fisiologis yang

disebabkan oleh pengaruh hormon kehamilan seperti gejala pening di pagi

hari yang diikuti gejala lain seperti lesu, perkembangan payudara,

pembesaran perut, bertambah cepatnya denyut nadi, perubahan pigmentasi

pada kulit dan wajah, puting payudara dan bagian tengah perut yang

berubah warnanya menjadi gelap, serta kejang pada kaki yang

kemungkinan disebabkan kekurangan kalsium dalam darah atau mungkin

oleh sirkulasi darah yang kurang lancar pada bagian kaki (Hall, 2000).

Pada masa kehamilan, kantung peranakan berkembang untuk

menampung hasil pembuahan. Peningkatan volume sirkulasi darah

digunakan untuk memungkinkan terjadinya aliran CO2 dan sisa

metabolisme lainnya. Terjadinya pembesaran payudara dan penimbunan

11

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

lemak dipersiapkan untuk masa menyusui segera setelah melahirkan

(Winarno, 1990). Dengan adanya janin yang dikandung, fungsi dan kerja

tubuh ibu akan berubah. Jumlah cairan darah bertambah, sel-sel darah

tetap dan unsur-unsur darah berkurang. Hemoglobin dan albumin darah

menurun, akibatnya terjadi kurang darah (Nadesul, 1997).

Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme

energi. Terjadi dua proses anabolik fundamental yang bebas satu sama

lain terjadi selama kehamilan. Ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik

dan metabolik selama kehamilan. Dimana seorang ibu yang sedang hamil

akan menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama kehamilan,

yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi pada

janin dan plasenta, yang dikatalisis oleh perubahan kelenjar-kelenjar

endokrin pada ibu hamil sehingga memperbesar ukuran uterus, payudara

dan volume cairan darah, cairan ketuban dan massa jaringan adipose

(Nasoetion & Darwin, 1998).

Dengan melihat gejala fisiologis yang ada, maka keadaan ibu hamil

pada awal kehamilan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan janin pada usia kehamilan selanjutnya. Menurut

Moehji (2003), pada umumnya selama kehamilan ibu hamil memiliki

karakteristik pada tiap triwulan sebagai berikut:

a. Pada trimester pertama dari kehamilan, biasanya nafsu makan sangat

kurang, karena timbul rasa mual dan muntah, serta dari bentuk tubuh

yang semakin melebar, payudara yang semakin kencang. Kondisi

12

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

psikis ibu juga mengalami tingkat kepekaan yang sangat tinggi. Ibu

akan mudah marah atau akan merasa sangat sedih bila terjadi sesuatu.

b. Pada trimester kedua: kehamilan, metabolisme basal mulai meningkat,

berat badan juga mulai bertambah. Pada masa ini tingkat konsumsi

protein sangat diutamakan. Hal ini disebabkan perkembangan janin

sebagaimana telah protein memiliki pengaruh diselidiki kadar protein

sangat rendah. Ibu hamil yang mengkonsumsi makanan dalam

mungkin juga lebih pendek dan lebih ringan dari normal. Adapun

perubahan fisik yaitu perut sudah mulai membuncit serta kondisi

emosi ibu sudah mulai stabil (Moehji, 2003).

c. Pada trimester ketiga: metabolisme basal tetap mengalami kenaikan

dimana keadaan ini umumnya nafsu makan sangat baik. Selain itu,

kandungan pada timester ketiga menjadi besar, sehingga menyebabkan

lambung terdesak. Perubahan fisik misalnya perut ibu semakin

membesar. Keadaan janin juga semakin besar, dan ibu siap

melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak stabil karena menanti

masa kelahiran (Moehji, 2003)

Menurut Arisman (2004), secara umum, terdapat kondisi yang

biasanya ada selama kehamilan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi zat gizi yaitu :

a. Pegal linu dan kaku

Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari yang diakibatkan

oleh pertumbuhan janin sekaligus perubahan hormonal. Selain itu,

13

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

keadaan ini juga disebabkan karena kadar Ca serum rendah, dan kadar

fosfat tinggi, sehingga sistem neuromuskuler mudah terangsang

(Arisman, 2004).

b. Sembelit

Keadaan ini dapat terjadi bila berkaitan dengan 6 kondisi ada di

dalam tubuh yaitu (1) Rahim yang semakin besar sehingga menekan

kolon dan rektum sehingga mengganggu ekskresi, (2) Adanya

peningkatan kadar progesteron sehingga merelaksasikan otot saluran

cerna dan menurunkan motilitas, (3) Tingkat konsumsi cairan tidak

cukup (4) Tingkat konsumsi serat tidak cukup, (5) Kebiasaan defekasi

yang buruk, (6) Jarang berolah raga dan sering melewatkan satu waktu

makan (terutama sarapan) (Arisman, 2004).

c. Mual dan muntah

Rasa mual atau yang sering kita sebut sebagai morning sickness

dapat terjadi karena kadar progesteron diawal kehamilan meningkat

sedangkan kadar gula darah dan pergerakan usus menurun. Hal itu

juga disebabkan karena produksi asam lambung dan pepsin menurun.

Keadaan ini biasanya terjadi pada timester I kehamilan sehingga

tingkat konsumsi makanan atau zat gizi pada trimester ini menjadi

berkurang (Arisman, 2004).

d. Pica

Pica diartikan sebagai perilaku tidak umum yaitu mengkonsumsi

bahan bukan makanan, seperti kain, arang, dan lain-lain. Dampak dari

14

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

keadaan ini yaitu tingkat konsumsi zat gizi dari makanan berkurang

serta terjadi penyumbatan usus (Almatsier, 2001).

e. Perilaku kesehatan ibu pada masa hamil

Perilaku kesehatan perlu diperhatikan agar terhindar dari

komplikasi kehamilan. Dimana pengunaan fasilitas pelayanan untuk

pemeriksaan kesehatan selama kehamilan sangat diperlukan, apabila

pelayanan anternal yang tidak memenuhi standar minimal 5 T

(mengukur tinggi badan dan berat badan, tekanan darah tinggi fundus,

imunisasi Tetanus Toxoid, dan pemberian tablet tambah darah

minimal 90 tablet) bisa terjadi komplikasi pada kehamilan (Flourisa,

2006, Hasil Survei Kesehatan Ibu, 3, http://www. Bkkbn. com,

diperoleh tanggal 1 Maret 2006).

3. Karakteristik Ibu Hamil

a. Umur

Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator

dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang

mengacu pada setiap pengalamnnya. Karakteristik pada ibu hamil

berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap status berat badan ibu,

dimana semakin muda umur ibu hamil karena ketidak siapan ibu

dalam menerima sebuah kehamilan, maka akan berisiko terjadi

gangguan selama kehamilan misalnya umur yang masih muda sistim

reproduksi yang belum matang. Hal ini akan berdampak pada ukuran

bayi yang akan dilahirkannya. Pada ibu yang hamil dengan keadaan

15

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

seperti ini akan mengakibatkan kondisi bayi yang dilahirkan akan

gangguan misalnya terjadi bayi prematur atau berat bayi lahir rendah

(BBLR) (Nasoetion & Darwin, 1998).

Pada seorang bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR)

biasanya dapat dipengaruhi oleh umur sang ibu, presentase tertinggi

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat pada kelompok

remaja dan wanita yang berumur lebih dari 40 tahun. Sebagian remaja

seringkali melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah, bila

dibandingkan dengan wanita dewasa yang mengalami peningkatan

berat yang sama selama hamil. Hal ini terjadi karena sistem reproduksi

mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer

plasenta seefisien wanita dewasa. Wanita yang lebih tua memerlukan

lebih sedikit kalori untuk mendukung kehamilannya, tetapi memiliki

kebutuhan khusus akan nutrient tertentu (Bobak, 2004).

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari

kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan

seseorang lebih tanggap adanya masalah gizi di dalam keluarganya

dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Kodyat, 1993).

Rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian

tentang perawatan kesehatan, higiene serta kesadarannya terhadap

kesehatan anak dan keluarga. Tingkat pendidikan turut menentukan

16

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai pengetahuan

tentang gizi yang mereka peroleh. Keadaan gizi anak sangat

ditentukan oleh tingkat pendidikan ibu. Tingkat pendidikan ibu yang

rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan

gizi akan terbatas (Suhardjo, Riyadi, 1990).

Pendidikan yang rendah, adat istiadat yang ketat serta nilai dan

kepercayaan akan takhayul disamping tingkat penghasilan yang masih

rendah, merupakan penghambat dalam pembangunan kesehatan.

Pendidikan rata-rata penduduk yang masih rendah, khususnya di

kalangan ibu hamil, merupakan salah satu masalah yang berpengaruh

terhadap masalah kesehatan, sehingga sikap hidup dan perilaku yang

mendorong timbulnya kesadaran masyarakat masih rendah. Semakin

tinggi pendidikan ibu, mortalitas dan morbilitas semakin menurun, hal

tersebut tidak hanya akibat kesadaran ibu akan kesehatannya lebih

tinggi, tetapi juga karena adanya pengaruh sosial ekonominya. Adapun

pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Pendidikan Informal

Pendidikan informal ialah pendidikan yang diperoleh

seseorang di rumah, di lingkungan sekolah dan di dalam kelas.

2) Pendidikan Formal

Pendidikan formal ialah pendidikan yang mempunyai bentuk

atau organisasi tertentu, seperti yang terdapat di sekolah atau

universitas (IKIP Semarang, 1989). Dalam arti sederhana

17

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

pendidikan gizi merupakan suatu proses belajar tentang pangan,

bagaimana tubuh kita menggunakannya dan mengapa diperlukan

untuk kesehatan. Pendidikan gizi mengarah pada perubahan

perilaku perbaikan konsumsi pangan dan status gizi. Pendidikan

berpengaruh secara tidak langsung melalui peningkatan status

sosial dan kedudukan seorang wanita, peningkatan pilihan

terhadap kehidupan serta kemampuan untuk menyatakan pendapat

atau membuat keputusan sendiri (Suhardjo, Riyadi, 1990).

c. Pekerjaan

Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan

sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan

sebagai timbulnya suatu masalah pada gizi, tetapi kondisi kerja yang

menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi pemberian makanan,

gizi dan perawatan anak. Nampaknya ibu-ibu yang bekerja di luar

rumah sudah membuat persiapan untuk merawat anaknya, meskipun

kadang-kadang belum sesuai (DepKes, 2002).

d. Pendapatan

Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi daya beli

seseorang untuk membeli sesuatu. Pendapatan merupakan faktor yang

paling menentukan kuantitas maupun kualitas makanan sehingga ada

hubungan yang erat antara pendapatan dengan keadaan gizi..

Pendapatan yang meningkat tidak merupakan kondisi yang menunjang

bagi keadaan gizi yang memadai, terutama dalam kasus dimana

18

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

kepercayaan mengenai jenis makanan dan praktek pengolahan

masakan yang merusak pada keadaan gizinya (Berg, 1986).

e. Status Gizi

Menurut Almatzsier (2001) status gizi adalah keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-zat gizi,

dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik dan lebih atau

keadaan tubuh akibat interaksi antara makanan, tubuh, manusia dan

lingkungan hidup manusia. Salah satu masalah gizi pada ibu hamil

yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah suatu keadaan pada

wanita usia subur termasuk ibu hamil yang menderita kekurangan

makanan yang berlangsung menahun (kronis), sehingga

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan (Sediaoetama,1997).

1) Penilaian status gizi ibu hamil

Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan secara

langsung dan tidak langsung, (Supariasa, 2002) meliputi :

a) Penilaian status gizi secara langsung adalah dengan

antropometri, pemeriksaan fisik seperti gejala-gejala klinis

biokimia dan biofisik

b) Penilaian status gizi secara tidak langsung yaitu penilaian

status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga, yaitu: survei

konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

c) Metode Antropometri yaitu metode penilaian status gizi yang

umum dipakai adalah pencatatan berat badan secara teratur

19

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

selama kehamilan dan dibandingkan dengan berat badan

sebelum hamil. Penambahan berat badan normal yaitu 12,5 kg

sampai 17,5 kg (Anies, 1997). Pengukuran alternatif dengan

pendekatan Lingkar Lengan Atas (LLA) lebih banyak

digunakan untuk melihat status gizi ibu hamil (Kartini, 1996).

2) Cara pemantauan status gizi

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui

status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat

badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi

Kronis (KEK, dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi

ibu apakah menderita anemia gizi. Pertambahan berat badan

selama hamil sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I

pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan

trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga

sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan,

dan gangguan perkembangan, perlu mencegah adanya resiko KEK

pada ibu hamil. Dimana sebelum hamil pada wanita usia subur

diusahakan memiliki gizi yang baik dengan LILA sekitar 23,5 cm,

jika LILA sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya

kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR

20

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

LLA merupakan salah satu pengukuran antropometri untuk

mengetahui faktor penentu apakah ibu hamil tersebut KEK dan

memiliki risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) atau normal. Pengukuran LLA dengan

menggunakan pita LLA dengan ketelitian 0,1 cm dan ambang

batas 23,5 cm. Bila pengukuran di bawah 23,5 cm artinya ibu

hamil tersebut menderita KEK dan jika diatas 23,5 cm berarti ibu

hamil berstatus gizinya baik atau normal (Askandar, 1993).

Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi lebih mudah

dipakai dibandingkan dengan metode antropometri lainnya

sehingga untuk memprediksi hasil kehamilan, beberapa penelitian

merekomendasikan LLA sebagai alat screening pada ibu hamil.

LLA relatif stabil selama masa hamil sehingga pengukuran LLA

dianjurkan satu kali pada saat pertama kali diukur atau pada bulan

pertama kehamilan (Husaini, 2000). Adapun ambang batas LLA

WUS dengan risiko KEK di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2.1 Klasifikasi Resiko KEK Menurut Pengukuran LILA WUS

Nilai ambang batas LLA (cm) KEK< 23,5

> 23,5

Risiko

Tidak risiko Sumber : Supariasa, 2001

21

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

3) Penilaian status gizi bayi

a) Pengertian

Penilaian status gizi pada bayi dengan mengunakan

indeks antropometri yaitu parameter antropometri merupakan

dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa

parameter disebut indeks antropometri. indeks antropometri

yang sering digunakan untuk bayi yaitu dengan antara lain :

1) Berat badan Menurut Umur (BB/U) yaitu salah satu

parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa

tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak

dan merupakan parameter antropometri yang sangat labil

serta menggambarkan status gizi seseorang saat ini

(Supariasa, 2002).

2) Berat badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi

badan. Indeks BB/PB adalah indeks yang independen

terhadap umur dan merupakan indikator yang baik untuk

menilai status gizi saat kini (sekarang) (Supariasa, 2002)

b) Cara Penyajian Antropometri

Dari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk

menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Penentuan

ambang batas dapat disajikan ke dalam tiga cara yaitu: persen

terhadap median, persentil dan standar deviasi unit. Dari ketiga

22

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

cara ini, dipilih metode Standar Deviasi Unit (Z_Score BB/U)

untuk menghitung status gizi bayi (Supariasa, 2002).

Rumus Perhitungan Z_Score adalah :

Z_Score = nilai individu subyek – nilai median baku rujukan

Nilai simpangan baku rujukan

4) Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis adalah penilaian status gizi yang

didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan

dengan ketidakcukupan gizi misal pada jaringan epitel seperti

kulit, mata, rambut dam mukosa oral atau pada organ-organ yang

dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid (Supariasa,

2001). Metode ini digunakan pada survai klinis secara cepat yang

dirancang untuk mendeteksi tanda klinis secara cepat serta untuk

mendeteksi tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu

atau lebih zat gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik

yaitu tanda (sing) dan gejala (simpsom) atau riwayat penyakit.

5) Pemeriksaan biokimia

Penilaian status gizi dengan metoda biokimia adalah

pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang

dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh seperti darah,

urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati otot

(Supariasa, 2001). Dari hasil literatur lain memberikan batasan (1)

hemoglobin (Hb) normal pada laki-laki: 14-17 gr/dl, dan wanita:

37-47 %, (2) serum albumin, bila konsentrasi albumin darah <3,4

23

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

gr/dl maka diperlukan pemeriksaan penunjang lain dan bila

konsentrasinya 2,5 gr/dl biasanya menunjukkan penurunan atau

deplesi protein yang parah (Arisman, 2004).

Dasar penentuan biokimia ini terdiri dari dua fase yang dapat

dilakukan yaitu pengukuran kadar zat gizi pada darah atau urin

dan pemeriksaan uji fungsi, cara yang pertama menunjukkan

tingkat defisiensinya. Metode ini cukup obyektif dan teliti, namun

mempunyai kelemahan yaitu: kurang praktis di lapangan, yang

memerlukan ahli khusus, hasilnya sulit dihubungkan dengan status

gizi, konsumsi makanan dan lainnya.

6) Pemeriksaan biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik dilakukan dengan

melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur jaringan (Supariasa, 2002). Metode ini

digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemik dengan cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

4. Kebutuhan gizi pada ibu hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena

itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.

Peningkatan energi dan zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan

komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Kekurangan zat gizi tertentu yang

24

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna

(Nasoetion, 1998).

Bagi ibu hamil semua zat gizi memerlukan tambahan, dan seringkali

terjadi kekurangan energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi

dan kalsium (Nasoetion, 1998). Energi yang tersembunyi dalam protein

ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal, agar energi ini bisa

ditabung dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang

digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi

energi yang bisa di metabolisme (Nasoetion, 1998). Dengan demikian

jumlah total energi yang tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal,

dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per

hari, dihasilkan penjumlahan dengan angka 300 Kkal (Nasoetion, 1998).

Untuk kebutuhan energi pada ibu hamil pada trimester I akan

meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III

kebutuhan energi saat kehamilan terus meningkat sampai akhir kehamilan.

Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan

ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara,

serta penumpukan lemak. Selama trimester II dan III energi tambahan

digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banyaknya

perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan

jumlah tambahan selama kehamilan sebesar 150 Kkal sehari pada

trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III (Depkes, 1993).

25

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

Di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

VI tahun 2004 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan.

Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan

temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku

bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil. Sama

halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga

meningkat, bahkan mencapai 68% dari sebelum hamil. Jumlah protein

yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr

yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Di Indonesia

melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 2004

menganjurkan penambahan protein 50 gr/hari selama kehamilan. Dalam

satu hari asupan protein mencapai 50-100 gr (sekitar 15 % dari jumlah

total kalori); atau sekitar 1,5 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg

BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (< 15 tahun). (Depkes,

2004). Bahan pangan sebagai sumber protein sebaiknya (2/3 bagian)

pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan,

telur, susu dan hasil olahannya. Protein dari tumbuhan (nilai biologinya

rendah) cukup 1/3 bagian. Kenaikan volume darah selama kehamilan

meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru

lahir 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia

akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg (Depkes, 2004).

26

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

Tabel 2.2. Rata – Rata AKG Yang Dianjurkan Perorang Perhari Khusus Ibu Hamil (WNPG, 2004)

Gizi Wanita tidak hamil (20-45 th)BB (52-55) TB (154-156)

Ibu hamil

Energi (kal) 2200 + 180 (Trimester I)+ 300 (Trimester II &

III)Protein (gr) 50 17Vitamin A (RE) 500 300Vitamin D (Ug) 5 5Vitamin E (Mg) 15 15Vitamin K (Mg) 55 55 Vitamin C (Mg) 75 0,3Vitamin B12 (Mg) 2,4 0,3Fosfor 600 4Asam folat (Ug) 400 200Yodium 150 50

Kalsium (Mg) 800 150Besi (Mg) 26 600

+0 (trimester I)+9 (trimester II)

+ 13 (trimester III)Seng (Mg)Selenium

1530

510

Sumber: WNPG VIII Tahun 2004 (Almatsier, Sunita 2001)

Selama kehamilan, ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih

1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu

sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004,

seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari,

kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per

hari (umur 20-45 tahun) Adapun kebutuhan ibu hamil selama kehamilan

(Almatsier Sunita, 2001) yaitu:

27

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

a. Energi

Sebagai salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein, lemak.

Kebutuhan energi selama ibu hamil adalah untuk membentuk atau

membangun jaringan baru (fetus, plasenta, uterus, cairan amniotic,

breast, peningkatan volume darah dan mensuplai jaringan baru.

Sumber energi dari karbohidrat misalnya beras, jagung, oeat, serealia)

sumber protein (daging, ikan, telur, susu), sumber lemak (minyak,

buah berlemak, biji berlemak).

b. Zat gizi mikro

Selama kehamilan, disamping zat gizi makro yaitu energi dan

protein, ibu juga membutuhkan tambahan zat gizi mikro seperti

diuraikan berikut:

1) Asam Folat

Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan menyebabkan

resiko terjadi terjadinya cacat tabung syaraf (Neural Tube

Defects/NTD), berat bayi lahir rendah (BBLR) dan resiko lahirnya

premature. Sumber pangan yang banyak mengandung asam folat

adalah brokoli, jeruk, bayam, roti dan susu.

2) Vitamin A

Adanya pertumbuhan janin, berarti terjadi peningkatan

pertumbuhan dan pembelahan sel dalam tubuh ibu. Vitamin A

dalam bentuk retinoic acid mengatur pertumbuhan dan

pembelahan sel dalam jaringan. Namun demikian ibu tidak

28

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

dianjurkan untuk mengkonsumsi suplementasi vitamin A selama

hamil karena dosis tinggi vitamin A akan memberikan efek

teratogenik (keracunan). Dengan mengkonsumsi buah-buahan,

daging, unggas, ikan, telur, sayuran berdauan hijau ,akar dan

umbi-umbian sehari-hari, akan membantu ibu memenuhi

kebutuhan vitaminnya.

3) Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tulang,

gigi, jantung yang sehat, saraf dan otot. Kekurangan kalsium akan

menyebabkan pertumbuhan tulang dan gigi jadi terhambat.

Sumber pangan yang banyak mengandung kalsium adalah susu,

ikan, biji-bijian sayuran hijau, kacang-kacangan.

4) Magnesium

Magnesium merupakan zat gizi lainnya yang berperan dalam

membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

Kekurangan magnesium akan menyebabkan preeklamsia, bayi

cacat dan kematian bayi. Sumber pangan yang banyak

mengandung magnesium adalah sayur-sayuran, sumber makanan

laut, ikan tawar segar, kacang-kacangan daging.

5) Zat Besi

Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan

hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel

darah merah. Ibu hamil dan ibu menyusui merupakan kelompok

29

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

yang beresiko tinggi terhadap anemia yang disebabkan oleh

kekurangan zat besi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya darah

yang dikeluarkan selama masa persalinan. Sumber pangan yang

banyak mengandung zat besi adalah nabati kedelai, kacang-

kacangan, sayuran daun hijau dan rumput laut.

6) Iodium

Kekurangan iodium selama hamil akan berefek pada

keguguran, penyimpangan perkembangan otak janin, berat bayi

lahir rendah dan kretinisme. Di Indonesia kekurangan iodium

dialami oleh masyarakat, sehingga pemerintah dapat

mencanangkan kebijakan tentang garam beryodium, sumber yang

banyak mengandung iodium misal ikan, kerang dan rumput laut.

5. Gizi Kurang pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama masa kehamilan akan

menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, menurut WNPG

(2004) seperti diuraikan berikut ini:

a. Terhadap Ibu

Gizi yang kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko

serta adanya komplikasi pada ibu antara lain pendarahan, berat badan

ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi dan

anemia yang dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb

berada di bawah normal yang disebabkan oleh kekurangan Zat Besi,

sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia defisiensi besi

30

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama

kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga

hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk

metabolisme besi yang normal. Dan anemia pada saat kadar

hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau

hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.

Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam

kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang

dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan

kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang

menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas

maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi

BBLR dan prematur juga lebih besar.

b. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan, abortus, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,

31

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat

badan lahir rendah

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi ibu hamil

a. Asupan Makanan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan

tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-

zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka lama akan berakibat

buruk terhadap kesehatan. Makanan sehari-hari yang dikonsumsi yang

dipilih dengan baik dan memberikan semua zat gizi dalam tubuh yang

terdiri dari tiga yaitu memberi energi, pertumbuhan dan pemeliharaan

jaringan tubuh serta mengatur proses tubuh (Almatsier, 2001).

Asupan makananan adalah banyaknya bahan makanan sumber

zat gizi yang dikonsumsi oleh seseorang yang berguna bagi

kesehatannya. Asupan makanan seseorang antara lain dipengaruhi

oleh ketersediaan bahan pangan, jumlah yang dimakan dan mutu atau

nilai gizi bahan makanan tersebut. Sebaliknya jumlah dan mutu nilai

gizi tidak akan cukup jika ketersediaan bahan pangan dalam rumah

tangga kurang. Jumlah dan mutu zat gizi merupakan salah satu faktor

penyebab utama dalam menentukan status gizi seseorang, disamping

faktor kemampuan tubuh untuk memanfaatkan zat gizi. Jumlah dan

mutu zat gizi yang dikonsumsi seseorang dapat diketahui dari jumlah

dan macamnya. Macam-macam zat gizi adalah karbohidrat, protein,

lemak dan zat lainnya (Tarwotjo, 1989).

32

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

b. Penyakit Infeksi

Defisiensi gizi sering dipengaruhi dengan infeksi. Penyakit

infeksi terjadi biasanya karena gangguan gizi dan rawan infeksi yang

merupakan suatu pasangan yang erat, yang perlu ditinjau kaitannya

satu sama lainnya. Secara umum defisiensi gizi sering merupakan

awal dari gangguan system pertahanan tubuh. Penyakit infeksi sering

mengakibatkan penderita kehilangan nafsu makan, muntah-muntah

dan diare. Selain itu penghancuran jaringan tubuh akan meningkat

karena dipakai untuk pembentukan protein dan enzim-enzim yang

diperlukan dalam usaha mempertahankan tubuh (Pudjiadi, 2002).

c. Daya Beli dan Ketersediaan Pangan Keluarga

Tingkat konsumsi pangan ditentukan oleh adanya pangan yang

cukup yang dipengaruhi oleh kemampuan keluarga untuk memperoleh

bahan makanan yang diperlukan (Happer,1996). Daya beli keluarga

biasanya dipengaruhi oleh faktor harga dan pendapatan keluarga.

Daya beli keluarga dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di rumah

tangga. Jika daya beli menurun maka ketersediaan pangan keluarga

berkurang sehingga konsumsi makanan juga berkurang yang

dampaknya dapat menyebabkan gangguan gizi (Soekirman, 1990).

d. Pola Sosial Budaya

Kegiatan budaya keluarga merupakan suatu kelompok

masyarakat, Negara dan bangsa yang mempunyai pengaruh yang kuat

dan kekal terhadap apa, kapan dan bagaimana penduduk biasa makan.

33

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

Kebudayaan tidak hanya menentukan pangan apa, tetapi untuk siapa

dan dalam keadaan bagaimana pangan tersebut, dan cara memilih

bahan pangan yang pengaruhi jenis pangan yang harus diproduksi,

bagaimana diolah, disiapkan dan disajikan (Soekirman, 1990).

C. Tingkat Pengetahuan (Knowledge)

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan pengideraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan terjadi

melalui pancaindra manusia yakni melalui indra penglihatan, penciuman,

rasa, raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan

mencakup ingatan yang dipelajari dan disimpan dalam ingatan, hal

tersebut meliputi fakta, kaidah, dan prinsip serta metode yang diketahui.

Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat yang

dibutuhkan melalui bentuk mengingat atau mengenal kembali

(Notoadmodjo, 2003).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), yang mengutip dari Bloom tingkat

pengetahuan di dalam domain kognitif, meliputi :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah

34

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

mengingat kembali (recall). Sesuatu spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang diterima.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

mengiterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap suatu objek materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek

yang telah dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata sebelumnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

35

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

f. Evaluasi (Evaluation)

Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilain terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau berdasarkan kriteria yang

sudah ada.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo

(2003), yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dia akan lebih

mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula

untuk menyelesaikan hal-hal baru tersebut.

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

memberikan pengetahuan yang jelas.

c. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang,

karena informasi-informasi baru akan di saring kira-kira sesuai dengan

tidaknya dengan kebudayaan yang ada dan agama yang dianut.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,

maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan luas sedang umur

semakin banyak (bertambah tua).

36

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

e. Sosial Ekonomi

Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan

dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang di

miliki harus dipergunakan semaksimal mungkin. begitupun dalam

mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan

dengan pendapatan keluarga.

4. Cara pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden Kedalam pengetahuannya yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut

diatas (Notoatmodjo, 2003).

5. Cara Mencari Pengetahuan

Ada berbagai macam cara untuk mencari atau menperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, yaitu:

a. Cara tradisional

Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional

dipakai orang memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

ditemukannya metode ilmiah untuk metode penemuan secara

sistematik dan logis (Notoadmodjo, 2003).

b. Cara coba-salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradapan. Pada waktu itu seseorang

37

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

apabila menghadapi persoalan untuk masalah, upaya pemecahannya

dilakukan dengan cara coba-coba saja. Dimana metode ini telah

digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan

berbagai masalah. Bahkan sekarang ini metode coba-coba masih

sering dipergunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak

mengetahui cara memecahkan masalah (Notoatmodjo, 2003).

c. Kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan

dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melakukan

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi berikutnya.

Dimana pengetahuan, diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan,

baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, otoritas

ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat

menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, maka

perlu berfikir kritis dan logis (Notoatmodjo, 2003).

38

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

e. Melalui jalan pikir

Sejalan dengan perkembangan kebudayaaan umat manusia, cara

berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik

melalui induksi dan deduksi (Notoatmodjo, 2003).

f. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi

penelitian. Cara ini mula-mula mengadakan pengamatan langsung

terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakat kemudian hasil

pengmatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan

akhirnya diambil kesimpulan umum (Notoadmodjo, 2003).

6. Tingkat Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil

Pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil sangat diperlukan dengan

tujuan agar mendapatkan asupan makanan yang benar sesuai dengan

kebutuhan ibu dan bayi yang dikandungnya dengan menghasilkan status

gizi yang baik. Pengetahuan gizi yang baik dapat membentuk sikap positif

terhadap masalah gizi. Pada gilirannya mendorong ibu hamil untuk

menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah, kualitas yang mencukupi

kebutuhan gizinya. Tanpa adanya pengetahuan tentang gizi, maka ibu

hamil sulit menanamkan kebiasaan dalam mengunakan bahan makanan

yang penting bagi kesehatannya (Soekirman, 1990). Faktor yang

39

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

mempengaruhi pengetahuan gizi pada umumnya dipengaruhi oleh faktor

ekonomi dan kebiasaan ibu dalam mengkonsumsi makanan.

Manifestasi dari masalah gizi pada ibu hamil melibatkan nutrisi

kehamilan (maternal) yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru

lahir misalnya bayi yang lahir premature, yang disebabkan oleh beberapa

faktor dari sang ibu yaitu (1) faktor genetik yaitu faktor ibu yang

mempunyai penyakit, misalnya tekanan darah yang tinggi, Diabetes

Mellitus, malnutrisi, infeksi dan perokok, (2) faktor janin yaitu janin

kembar, infeksi, cacat janin dan kelainan kromosom, (3) faktor fisik yang

berubah saat hamil yaitu depresi yang berdampak pada bayi, dimana bayi

akan berkembang menjadi anak yang tidak bahagia, sulit berjalan dan

berat badan menjadi rendah (Rachman, 2003). Sayangnya hal ini masih

kurang disadari dan kurang respon oleh ibu-ibu hamil, tetapi hal ini terjadi

karena ada pengaruh faktor ekonomi yaitu keterbatasan daya beli yang

rendah, faktor budaya yaitu masih ada larangan makan makanan tertentu

yang tidak boleh dikonsumsi ibu hamil padahal baik untuk ibu hamil,

secara langsung berdampak pada status gizi ibu hamil dan berat bayi yang

dilahirkan.

Pengetahuan tentang gizi akan berdampak pada sikap terhadap

pangan yang akan terlihat dari praktek dalam penyediaan makanan yaitu

kemampuan untuk menerapkan informasi yang dimiliki dalam kehidupan

sehari-harinya. Pengetahuan tentang gizi yang baik diharapkan dapat

menerapkan, khususnya dalam pemilihan bahan makanan dan

40

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

pengembangan cara pemanfaatan bahan pangan dilingkungan sekitar serta

sesuai untuk mendapatkan status kesehatan yang optimal (Happer, 1996).

Kurangnya pengetahuan tentang gizi sering dijumpai sebagai faktor

yang penting dalam masalah kurang gizi. Hal ini dapat terjadi karena

masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang gizi

dalam kehidupan sehari-hari (Khumaidi, 1994). Semakin tinggi

pengetahuan tentang gizi ibu hamil, semakin baik dalam

memperhitungkan jumlah dan jenis makanan yang dipilih untuk

dikonsumsi. Orang dengan pengetahuan tentang gizi yang rendah akan

berperilaku memilih makanan yang hanya menarik panca indera dan tidak

mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan tersebut. Sebaliknya

mereka yang memiliki pengetahuan tentang gizi yang baik, cenderung

lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan

tentang nilai gizi makanan tersebut (Sediaoetama, 1997).

41

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

D. Kerangka Teori

(Sumber : Supariasa, Penilaian Status Gizi, 2001, Notoatmodjo, 2003)

E. Kerangka Konsep

Variabel Independent (bebas) Variabel Dependent (terikat)

42

Karakteristik Ibu1. Umur2. Pekerjaan3. Pendapatan4. Pendidikan5. Status Gizi

Faktor Langsung 1. Asupan Makanan2. Penyakit Infeksi

Faktor Tidak Langsung 1. Daya beli /

ketersediaan Pangan2. Pola Sosial Budaya

Berat Badan Bayi Baru Lahir

Karakteristik Ibu Hamil

1. Umur2. Pekerjaan3. Pendapatan4. Pendidikan5. Status Gizi Berat Badan Bayi

Baru Lahir

Tingkat Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil

Tingkat Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008... · adalah pentingnya peningkatan berat yang sesuai pada

F. Hipotesa

1. Ada hubungan antara umur ibu dengan berat badan bayi baru lahir di

Desa Sowan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan berat badan bayi baru

lahir antara pendidikan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di

Desa Sowan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.

3. Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan berat badan bayi baru

lahir di Desa Sowan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.

4. Tidak ada hubungan antara pendapatan ibu dengan berat badan bayi

baru lahir di Desa Sowan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara

5. Ada hubungan antara status gizi dengan berat badan bayi baru lahir di

Desa Sowan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara

6. Ada hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan berat badan

bayi baru lahir di Desa Sowan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.

43