Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEBRIS INDEKS
1. Pengertian
Kebersihan gigi dan mulut dapat di peroleh dengan mempergunakan suatu kriteria
tertentu yang disebut dengan indeks.Indeks adalah angka yang menyatakan keadaan
klinis yang didapat pada waktu dilakukannya pemeriksaan.Angka yang menunjukan
kebersihan gigi dan mulut ini adalah angka yang di peroleh berdasarkan penilaian
yang obyektif. Pernyataan untuk menunjukan kebersihan gigi dan mulut yang
diperoleh berdasarkan penilaian yang subyektif, misalnya baik, sedang dan buruk
(Drg. Ny. Iendah djuita :25,1992).
Tujuan dari pada suatu indeks untuk membedakan suatu keadaan klinis dari pada
seseorang ataupun sekelompok masyarakat pada saat yang bersamaan ataupun pada
saat yang berlainan. Dengan mempergunakan suatu indeks maka kita dapat
mendapatkan suatu data
untuk dapat melihat kemajuan ataupun kemunduran seseorang ataupun
sekelompok masyarakat (Drg. Ny. Iendah djuita :25,1992).
Debris merupakan sisa-sisa makanan yang tertinggal dan melekat pada
permukaan gigi. Jadi, debris indeks adalah hasil dari jumlah penilaian yang telah
didapatkan setelah dilakukannya pemeriksaan (Dentino,2014).
1. Kriteria debris indeks
Tabel 1 5
Debris
indeks
adalah jumlah penilaian dari debris yang telah didapat : Jumlah gigi yang diperiksa
No. Kriteria Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris
ataupun pewarnaan ekstrinsik.
Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak
yang menutupi permukaan gigi seluas sepertiga
permukaan kurang dari sepertiga permukaan gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak,
tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi sebagian
atau seluruh permukaan gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak
yang menutupi permukaan seluas lebih dari dua pertiga,
tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi.
Pada pemukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak
yang menutupi permukaan seluas lebih dari dua pertiga
sampai seluruh permukaan gigi.
0
1
1
2
3
B. KALKULUS INDEKS
1. Pengertian
Kalkulus merupakan suatu masa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi, misalnya restorasi dan gigi-geligi tiruan. Berdasarkan
hubungannya terhadap margin gingiva, kalkulus dikelompokkan menjadi kalkulus
supragingiva dan kalkulus subgingiva (Dentino,2014). Berwarna mulai dari kekuning-
kuningan, kecoklat-coklatan, sampai dengan kehitam-hitaman dan mempunyai
permukaan yang kasar (Drg. Ny. Iendah djuita :37,1992).
Penyebab timbulnya karang gigi serta penyakit gigi lainnya adalah plak,
mikroorganisme yang mendukung perubahan plak yang tidak dibersihkan sehingga
menjadi kalkulus (Indirawati Tjahja Notohartojo dan Lelly Andayasari,2013).
Plak adalah suatu lapisan deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak disuatu matrik. Lapisan plak ini terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut dan gigi nya.Lapisan plak
ini juga dianggap sebagai faktor penyebab lokal yang paling penting didalam berbagai
penyakit gigi dan jaringan pendukungnya.Plak merupakan suatu endapan lunak dan basah
yang terdiri dari kuman “plak basah karena banyak airnya” (Sr. drg. Be kien nio
01:07,1989).
Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa antara plak dengan karang gigi
terdapat hubungan yang erat sekali, sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
plak yang tinggal terlalu lama pada permukaan gigi akan mengeras menjadi kalkulus.
Penyebab-penyebab ini berasal dari pengendapan bahan-bahan kasar, air ludah dan serum
darah, akibat adanya suatu peradangan.Kalkulus mempunyai permukaan yang kasar
sehingga sisa-sisa makanan dan air ludah melekat pada permukaan gigi tersebut.
Selanjutnya karang gigi akan terus terbentuk dan bertambah besar sehingga dapat
menutupi sebagian permukaan gigi dan dapat juga kepermukaan akar gigi dibawah tepi
gusi. Apabila keadaan ini dibiarkan lebih lanjut, maka karang gigi ini menimbulkan
kelainan jaringan periodontal.Banyak teori yang telah dibuat dan diselidiki untuk
menjelaskan terbentuknya karang gigi pada permukaan gigi.
Teori yang dapat dipertanggung jawabkan iyalah sebagai berikut :
a. Teori phisicochemical
Resebury berkesimpulan bahwa kalkulus di endapkan oleh air ludah.
Kirk berpendapat bahwa lepasnya CO2 dari air ludah mengurangi asam
carbonat yang terkandung didalam air ludah, sehingga mengakibatkan
terjadinya pengendapan larutan calsium posphat sebagai penyebab
kalkulus.
b. Teori ensimatic
Tureskey dkk berpendapat bahwa kalkulus dapat terjadi karena adanya
aktivitas enzim-enzim phosphat yang berasal dari sel-sel permukaan
mucosa yang sedang berdegenerasi.Umumnya enzim phosphat terbentuk
bila ada suatu peradangan.Terjadinya pertumbuhan enzim phosphat,
apabila didalam jaringan pengikat gusi terjadi peradangan pengendapan
phosphat dari air ludah disebabkan adanya enzim phosphat ini.
c. Teori bacteriologis
Box mengemukakan bahwa microorganisme tertentu mempunyai peranan
penting dan tanggung jawab ataa terjadinya pengendapan garam-garam
calsium.
Pertumbuhan mocroorganisme dapat terjadi bila adanya
peradangan.Produc exudaatnya yang tertimbun didalam sulcus gingiva.
Pada keadaan ini pengendapan garam-garam calsium mudah terjadi
sehingga terbentuk kalkulus.
d. Teori sistemik dan diet
King & gimson mengemukakan bahwa adanya peradangan gusi dan
kalkulus secara sistemis disebabkan karena kekurangan vitamin A.
Wallace memperhatikan bahwa orang yang banyak makan-makanan yang
berserat, mempunyai kalkulus yang sedikit.Makanan yang sebagian besar
terdiri dari tepung kanji, memudahkan terjadinya kalkulus. Makanan yang
kasar dan keras dapat menghambat pembentukan kalkulus (Drg. Ny.
Iendah djuita 37:39,1992
2. Kriteria kalkulus indeks
Tabel 2
No. Kriteria Nilai
1.
2.
3.
Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada karang gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi supra-
gingival yang menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan
gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi supra-
0
1
2
4.
5.
6.
gingival yang menutupi lebih dari sepertiga permukaan gigi,
tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi sub-
gingival yang menutupi sebagian daerah serikal gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi supra-
gingival yang menutupi permukaan gigi lebih dari dua
pertiga permukaan gigi.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi sub-
gingival yang menutupi dan melingkari seluruh bagian
serikal gigi.
2
3
3
Kalkulus indeks adalah jumlah penilaian karang gigi yang telahdidapat : Jumlah gigi
yang diperiksa
Setelah nilai-nilai dari debris dan kalkulus telah diketahui maka menurut
perhitungan yang telah diselidiki oleh green and vamillion kebersihan mulut
seseorang dapat dinilai dari hasil tersebut dengan cara :
OHI-S = Debris Indeks + Kalkulus Indeks
3. Macam-macam kalkulus
1. Berdasarkan letak atau lokasi kalkulus ada dua macam yaitu :
a. Supragingival calculus (supra marginal calculus)
Iyalah kalkulus yang terletak pada permukaan gigi diatas servix.
b. Subgingival calculus
Yang terletak dipermukaan gigi dibawah gingiva.
2. Berdasarkan asalnya, kalkulus dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Salivary calculus
Berdasar dari air ludah,berwarna kuning, konsestensi lunak, dan terletak diatas
gingiva.
b. Serumal calculus
Berasal dari serum darah (karena adanya peradangan), berwarna kemerahan
sampai hitam, konsistensi keras, dan terletak dibawah gingiva.
Tempat pengendapan kalkulus selalu diatas jaringan keras atau jaringan
gigi.Pengendapan yang banyak biasanya pada muara kelenjar ludah, misalnya
dibagian lingual dari gigi anterior bawah dan pada bagian bukal dari gigi m1
bawah kiri ke m1 bawah kanan. Kalkulus yang ada atau yang melekat pada
permukaan gigi kalau tidak dibersihkan dapat menimbulkan kelainan periodontal
(Drg. Ny. Iendah djuita,1992,40:41).
4. Cara membersihkan kalkulus
Untuk membersihkan kalkulus maka dapat digunakan cara sebagai berikut:
a. Scalling
Scalling iyalah pembersihan kalkulus, baik jenis Supragingival maupun
Subgingival sampai bersih dengan alat yang dinamakan scaller.
Gerakan pada waktu scalling iyalah mengorek dan menyisik.Bertujuan untuk
menghilangkan bahan-bahan yang melekat pada permukaan gigi terutama
kalkulus dan plak serta bahan-bahan lainnya, sehingga didapatkan permukaan gigi
yang bersih, licin dan sehat.
b. Root planing
Root planing iyalah menghaluskan dan melicinkan permukaan akar gigi dari
jaringan-jaringan disekitar permukaan akar. Bertujuan untuk menghilangkan
jaringan mati disekitar akar sehingga akibat proses pembentukan kalkulus dan
penyakit periodontal (Drg. Ny. Iendah djuita 1992,40:41).
C. OHIS (Oral Hygiene Index Simplifed)
1. Pengertian
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut dengan mempergunakan metode-
metode yang seragam dipakai suatu indeks yang disebut Oral Hygiene Index
Simplifed (O.H.I.S) yang telah diselidiki oleh Green and vermillion.Nilai dari OHIS
ini diperoleh dari hasil penjumlahan Debris Indeks dan Kalkulus Indeks. Pemeriksaan
klinis untuk mengetahui banyaknya debris dan banyaknya kalkulus yang terdapat
didalam mulut seseorang dilakukan pada gigi yang tertentu saja setiap sisi rahang
(Drg. Ny. Iendah djuita 1992,26:30)
2. Bagian gigi yang diperiksa
untuk mengetahui nilai dari suatu indeks maka harus dilakukan pemeriksaan
pada gigi tertentu saja, yaitu :
a. Untuk memeriksa rahang atas.
Diperiksa gigi 6 kanan atas pada permukaan bukal, diperiksa gigi 1 kanan
atas pada permukaan labial, dan diperiksa gigi 6 kiri atas pada permukaan
bukal.
b. Untuk pemeriksaan rahang bawah
Diperiksa gigi 6 kanan bawah pada permukaan lingual, diperiksa gigi 1
kiri bawah pada permukaan labial, dan diperiksa gigi 6 kiri bawah pada
permukaan lingual (Drg. Ny. Iendah djuita 1992,26:27).
3. Pelaksaan pemeriksaan untuk penilaian debris indeks dan kalkulus indeks
Untuk memperoleh penilaian debris indeks dan kalkulus indeks yang
seragam, maka perlu dilaksanakan suatu prosedur pemeriksaan yang terarah secara
sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Permukaan gigi yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat
didalam mulut, disebut permukaan gigi klinis.
b. Permukaan gigi yang terlihat didalam mulut tersebut dibagi dengan garis
khayal menjadi 3 bagian yang sama besarnya, yaitu sepertiga permukaan
gigi bagian servikal, sepertiga permukaan gigi bagian tengah, dan
sepertiga permukaan gigi bagian incisal/ oklusal.
c. Untuk memperoleh penilaian debris indeks dan kalkulus indeks
1. Debris indeks
1) Pertama-tama dilakukan pemeriksaan debris pada bagian sepertiga
permukaan gigi bagian incisal/oklusal dengan mempergunakan
alat sonde. Apabila pada daerah ini ada debris yang terbawa oleh
sonde maka nilai yang diperoleh untuk gigi ini iyalah 3. Sonde ini
digerakan secara mendatar pada permukaan gigi.
2) Apabila pada pemeriksaan didaerah sepertiga incisal/oklusal ini
tidak ada debris yang terbawa oleh sonde (bersih) maka
pemeriksaan dilanjutkan pada bagian sepertiha tengah. Apabila
ada debris yang terbawa oleh sonde di bagian ini maka nilainya
iyalah 2.
3) Apabila pemeriksaan didaerah sepertiga tengah ini tidak ada debris
yang terbawa oleh sonde (bersih), maka pemeriksaan dilanjutkan
pada bagian sepertiga bagian servikal. Apabila ada debris yang
terbawa oleh sonde dibagian ini, nilai untuk gigi ini adalah 1.
Apabila ada debris sedikit, tetapi mencapai permukaan
incisal/oklusal maka diberi nilai 1.
4) Apabila pada pemeriksaan didaerah sepertiga servikal ini tidak ada
debris yang terbawa oleh sonde (bersih), maka pemeriksaan
dilanjutkan pada gigi yang berikutnya dan untuk gigi nilainnya
adalah 0.
2. Kalkulus indeks
1) Pertama-tama perlu diperhatikan jenis karang gigi yang terdapat
pada permukaan gigi. Hal ini dapat dilihat dari lokasi karang gigi
tersebut, yaitu :
a. Karang gigi supra-gingival terletak diatas tepi gingival margin.
b. Karang gigi sub-gingival terletak dibawah tepi gingival margin.
2) Pemeriksaan untuk memperoleh kalkulus indeks caranya hampir
sama dengan pemeriksaan untuk memperoleh debris indeks.
Dengan mempergunakan sonde pemeriksaan dimulai pada daerah
sepertiga incisal/oklusal. Apabila bersih maka pemeriksaan
dilanjutkan pada daerah berkutnnya seperti cara-cara diatas.
3) Untuk karang gigi subgingival pemeriksaan harus dilakukan pada
daerah sepertiga servikal, karena karang gigi subgingival terletak
dibagian bawah tepi gingiava margin.
Nilai dari karang gigi ini dinyatakan dengan nilai dua dan tiga.
4) Perhatikan dengan seksama kriteria-kriteria penilaian dari pada
karang gigi yang telah diterangkan sebelumnya.
Hasil debris indeks dan kalkulus indeks biasanya berbentuk pecahan. Hasil
ini harus diubah menjadi desimal “dua angka dibelakang koma” (Drg. Ny.
Iendah djuita,1992,31:33).
4. Ketentuan-ketentuan gigi yang akan diperiksa
Untuk memperoleh penilaian yang tepat dan seragam dari kebersihan gigi dan
mulut, maka diperlukan pemeriksaan pada gigi tertentu yang mewakili setiap sisi
rahang gigi didalam mulut dengan permukaan-permukaan gigi yang tertentu juga
seperti telah diterangkan sebelumnya.Jadi kerseragaman ini dapat diperoleh, apabila
jumlah dari gigi-gigi yang terdapat didalam mulut adalah lengkap seluruh gigi
tepatnya.
Apabila terdapat suatu kasus dimana salah satu gigi yang seharusnya mewakili
setiap sisi rahang tidak ada (telah dicabut atau tinggal sisa akar), maka penilaian akan
tetap dilakukan dengan menetapkan gigi-gigi yang telah ditentukan untuk dapat
mewakili setiap sisi rahang dalam mulut.
Ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Apabila gigi molar permanen pertama baik pada rahang atas maupun
rahang bawah, baik sisi kanan maupun sisi kiri tidak ada, maka gigi yang
dapat mewakili adalah gigi molar permanen kedua.
b. Apabila gigi molar permanen pertama dan kedua pada rahang atas maupun
rahang bawah, baik sisi kanan maupun sisi kiri tidak ada, maka gigi yang
dapat mewakili adalah gigi molar ketiga permanen.
c. Apabila gigi molar permanen pertama, kedua dan ketiga rahang atas dan
rahang bawah, baik sisi kanan maupun sisi kiri tidak ada, maka pada sisi
ini dinyatakan tidak ada penilaian.
d. Apabila gigi incisivus satu kanan atas tidak ada, maka gigi yang dapat
mewakili adalah gigi incisivus satu kiri atas.
e. Apabila gigi incisivus satu kanan atas dan gigi incisivus satu kiri atas tidak
ada, maka pada sisi ini dinyatakan tidak ada penilaian.
f. Apabila gigi incisivus satu kiri bawah tidak ada, maka gigi yang dpat
mewakili adalah gigi incisivus satu kanan bawah.
g. Apabila gigi incisivus satu kiri bawah dan gigi incisivus satu kanan bawah
tidak ada, maka pada sisi ini dinyatakan tidak ada penilaian.
h. Untuk memperoleh penilaian ini selalu dilakukan pemeriksaan pada gigi
permanen.
i. Apabila terdapat suatu kasus dimana beberapa diantara keenam gigi yang
seharusnya dinilai itu tidak ada, maka penilaian untuk debris indeks dan
kalkulus indeks masih dapat dilakukan, paling sedikit harus ada dua gigi
yang masih dapat dinilai.
j. Penilaian untuk debris indeks dan kalkulus indeks dapat diperoleh dari
jumlah penilaian yang di dapat dibagi dengan jumlah gigi yang di periksa
(Drg. Ny. Iendah djuita,1992, 33:35).
5. Skor debris indeks dan kalkulus indeks
Untuk menentukan kriteria penilaian debris dan kalkulus atau OHI-S maka
dipakailah debris score dan OHI-S score (Sr. drg. Be kien nio,1989:15), yaitu:
a. Debris score dan kalkulus score
Baik (good) bilamana berada diantara 0-0,6
Sedang (fair) bilamana berada diantara 0,7-1,8
Buruk (poor) bilamana berada diantara 1,9-3,0
b. OHI-S score (jumlah debris score dan kalkulus score)
Baik (good) bilamana berada diantara 0-1, 2
Sedang (fair) bilamana berada diantara 1,3-3,0
Buruk (poor) bilamana berada diantara 3,0-6,0.
D. PENELITIAN-PENELITIAN TERKAIT
1. Pengaruh kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap skor indeks
plak dan pH saliva
Kegiatan menyikat gigi dapat membersihkan sisa makanan dan mengangkat plak
gigi.Waktu yang bagi seseorang untuk menyikat gigi adalah sebelum tidur malam,
sebab aliran saliva menurun selama tidur dan efek protektif saliva menjadi
berkurang.Malam hari menjadi waktu paling berisiko untuk terbentuknya plak gigi,
maka diperlukan perlakuan untuk mencegah tingginya akumulasi plak gigi yang dapat
menyebabkan menurunnya pH saliva.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap skor
indeks plak dan pH saliva.
Maka hasil dari penelitian ini, Penelitian mengenai pengaruh kebiasaan menyikat
gigi sebelum tidur malam terhadap skor indeks plak dan pH saliva telah dilakukan
kepada siswa Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta berusia 15-17 tahun
yang terdiri dari dua kelompok, kelompok yang melakukan kebiasaan menyikat gigi
sebelum tidur malam sebanyak 13 anak dan kelompok yang tidak melakukan
kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam sebanyak 13 anak. Skor indeks plak
dan nilai pH saliva anak yang melakukan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur
malam akan dibandingkan dengan skor indeks plak dan nilai pH anak yang tidak
melakukan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam untuk melihat perbedaan
skor indeks plak dan pH saliva.
Jadi Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap skor indeks plak
dan pH salivakor indeks plak dan pH saliva (Dyah Triswari, Agnimas Dian
Pertiwi,2017).
2. Perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut pada mahasiswa kedokteran gigi
dengan mahasiswa kedokteran umum di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
Rongga mulut pada manusia terdiri atas gigi, gingiva, palatum, lidah dan jaringan-
jaringan mukosa lainnya.Menjaga kesehatan rongga mulut merupakan bagian yang
terpenting dari kesehatan tubuh secara umum dan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu citra tubuh, praktik sosial, status sosial dan ekonomi, pengetahuan, variabel
kebudayaan, serta pilihan pribadi.Kebersihan rongga mulut pada mahasiswa diukur
menggunakan skor OHI-S.Data diperoleh dengan pemeriksaan klinis dan kuesioner
kemudian diolah dengan software komputer.
Penelitian ini memperoleh hasil, pada mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran
umum berdasarkan karakteristik usia, jenis kelamin, pola makan, dan tingkat pengetahuan dengan nilai
p>0,05, untuk karakteristik perilaku mahasiswa kedokteran umum memperoleh nilai p<0,05 serta
untuk mahasiwa kedokteran gigi dengan nilai p>0,05. Berdasarkan karakterisitik jurusan diperoleh
hasil mahasiswa kedokteran gigi dengan OHI-S baik sebesar 90,6% dan mahasiswa kedokteran umum
dengan OHI-S baik sebesar 75,3% serta nilai p<0,05.
Jadi kesimpulannya,terdapat perbedaan yang bermakna dalam statistik terhadap tingkat
kebersihan rongga mulut berdasarkan jurusan pada mahasiswa kedokteran gigi dengan
mahasiswa kedokteran umum ( Ketut Gde Rai Wijaya, Putu Lestari Sudirman, Luh Seri
Ani,2018).
3. Gambaran status kebersihan gigi dan mulut di Panti Asuhan Nazaret Tomohon
Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang.Penelitian dilakukan
di Panti Asuhan Nazaret Tomohon pada bulan Juli 2017.Populasi dalam penelitian ini
ialah anak-anak penghuni Panti Asuhan Nazaret Tomohon, berjumlah 37 orang.
Kriteria inklusi ialah remaja berusia 10-20 tahun di Panti Asuhan Nazaret Tomohon
yang bersedia dengan sukarela dan atas izin kepala panti asuhan untuk dijadikan
responden penelitian ini; bersifat kooperatif selama pengambilan data; dapat
berkomunikasi dengan baik; dan tinggal tetap di panti asuhan. Pengambilan sampel
dilakukan dengan total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kebersihan gigi dan mulut dari 59,5%
responden termasuk kategori baik, 32,4% kategori sedang, dan 8,1% kategori buruk.
Maka dapat disimpulkan, Gambaran status kebersihan gigi dan mulut sebagian besar
anak remaja di Panti Asuhan Nazaret Tomohon termasuk dalam kategori baik.
Disarankan untuk diberikan pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga
kebersihan gigi dan mulut (Maya P. Mangowal Damajanty H. C. Pangemanan Christy
N. Mintjelungan,2017)
E. KERANGKA TEORI
DEBRIS
INDEKS
1. Kriteria debris indeks dan kalkulus indeks.
2. Macam-macam kalkulus.
3. Bagian-bagian
Bagan 1 kerangka teori
Keterangan :
: Yang diteliti
: Ada pengaruh ( tidak diteliti)
: Tidak diteliti
: adanya hubungan( tidak diteliti)
“Berdasarkan rangkuman materi (Drg. Ny. Iendah djuita,1992), (Sr. drg. Be kien nio,1989),
(Dentino,2014) dan (Indirawati Tjahja Notohartojo dan Lelly Andayasari,2013)”.
F. KERANGKA KONSEP
OHI-S
KALKULUS
INDEKS
KATEGORI: 1.BAIK 2.SEDANG 3.BURUK
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Dr.soekidjo notoatmodjo :68,2005).
Bagan 2 kerangka konsep
G. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3
Debris Indeks Dan Kalkulus Indeks OHI-S
Variabel Definisi
operaional
Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Debris
indeks dan
kalkulus
indeks
Indeks yang
diperoleh
dari hasil
pemeriksaan
debris dan
kalkulus
pada gigi
indeks
Indeks yang
diperoleh
Pemeriksaan
debris
indeks dan
kalkulus
indeks
Pemeriksaan
Alat oral
diagnostik,
disclosing
solution,
dan kartu
pemeriksaan
1.Debris
indeks
Baik
jikanilainya
0-0,8
2.Debris
indeks
Sedang
jikanilai nya
0,9-1,2
3.Debris
indeks
Buruk jika
nilainya
1,3-3,0
1 : OHIS
Baik jika
Ordinal
OHIS dari hasil
penjumlahan
antara debris
indeks dan
kalkulus
indeks
OHIS
nilainya 0-
1,2
2: OHIS
Sedang jika
nilainya
1,3-3,0
3. OHIS
Buruk jika
nilainya
3,1-6,0