Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD)merupakan penyakit demam akut
dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendensi
mengakibatkan kejang yang dapat menyebabkan kematian (Ayu &
Zulfito,2010).
Menurut Webmaster dalam Misnadiarly (2009), penyakit demam
berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.Sedangkan
Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)menurut
Dorland (2006) adalah suatu sindrom yang mengenai terutama anak-anak
di Asia Tenggara, dibedakan dari dengue klasik dengan manifestasi
perdarahan seperti trombositopenia dan hemokonsentrasi, serta disebabkan
keempat virus dengue yang sama.
Dinkes Provinsi Jateng (2012) menyatakan bahwa Demam
ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang
dewasa. Sedang menurut Misnadiarly (2009) DBD adalah penyakit
menular berbahaya yang disebabkan oleh Virus Dengue, menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan system pembekuan darah
sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.
12
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang dapat
berakibat fatal dalam waktu yang relative singkat (Hastuti, 2008).
2. Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
family Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam
Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock
Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus
(Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili
Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3,
Den-4 (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Dinkes Jateng (2005), Penyebab penyakit DBD ada 4 tipe
(Tipe 1, 2, 3, dan 4), termasuk dalam group B Antropod Borne
Virus(Arbovirus). Dengue tipe -3 merupakan serotip virus yang dominan
yang menyebabkan kasus yang berat. Masa inkubasi penyakit demam
berdarah dengue diperkirakan < 7 hari. Penularan penyakit demam
berdarah dengue umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegepty meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang hidup
dikebun.
Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah
nyamuk betina dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau
binatang untuk hidup dan berkembang biak. Apabila disekitar tempat
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
sarang nyamuk tersebut dijumpai seseorang yang sedang sakit demam
berdarah penyakit demam berdarah dengue ringan atau berat. Sebaliknya,
apabila daya tahan tubuh rendah seperti pada anak-anak, penyakit infeksi
dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat mematikan (Misnadiarly,
2009).
3. Tanda dan Gejala
Menurut Hastuti (2008) tanda dan gejala pada penderita penyakit
demam berdarah adalah sebagai berikut :
a. Demam
b. Perdarahan/bintik-bintik merah pada kulit
c. Perdarahan lain: mimisan, perdarahan gusi
d. Keluhan pada saluran pernapasan: batuk, pilek
e. Keluhan pada saluran pencernaan ataupun sakit waktu menelan.
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan DKI dalam Misnadiarly
(2009) gejala penyakit DBD antara lain :
a. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu, suhu
badan antara 38-40° C.
b. Tampak bintik-bintik merah pada klulit dan jika kulit ddirenggangkan
maka bintik merah itu tidak hilang.
c. Kadang-kadang perdarahan di hidung (mimisan).
d. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
e. Tes tourniquet positif.
f. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpuria.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
g. Kadang-kadang nyeri ulu hati karena terjaddi perdarahan di lambung.
h. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin,
berkeringat, perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna/gastro
intestinal tempat suntukan atau di tempat lainnya.
i. Hematemesis atau melena.
j. Trombositopenia (± 100.000 per mm³).
k. Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan
permeabilitas dinding pembuluh darah. Ditandai dengan munculnya
atau lebih dari:
1) Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan
jenis kelamin.
2) Menurunnya hematokrit dari nilai dasar 20% atau lebih sesudah
pengobatan.
l. Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipa-
proteinanemia.
4. Derajat dan Klasifikasi Penyakit Demam Berdarah
Menurut World Health Organization (1997), DBD diklasifikasikan
menjadi 4 tingkat keparahan.
Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-spesifik,
satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes torniket
positifdan muntah memar.
Derajat II : Perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada DerajatI,
biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau perdarahan lain.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Derajat III : Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan
lemah serta penyempitan tekanan nadi atau hipotensi,
dengan adanya kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Derajat IV :Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak
terdeteksi.
Klasifikasi DBD menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(2010) yaitu:
a. Dengue tanpa tanda bahaya dan dengue dengan tanda bahaya (dengue
without warning signs). Kriteria dengue tanpa tanda bahaya dan dengue
dengan tanda bahaya:
1) Bertempat tinggal di atau bepergian ke daerah endemik dengue.
2) Demam disertai 2 dari hal berikut :Mual, muntah, ruam, sakit dan
nyeri,uji torniket positif, lekopenia,adanya tanda bahaya.
3) Tanda bahaya adalah Nyeri perut atau kelembutannya, muntah
berkepanjangan, terdapat akumulasi cairan, perdarahan
mukosa,letargis, lemah, pembesaran hati > 2 cm, kenaikan
hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat.
4) Dengue dengan konfirmasi laboratorium (penting bila bukti
kebocoran plasma tidak jelas)
b. Dengue berat (severe dengue). Kriteria dengue berat :Kebocoran plasma
berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi cairan dengan
distress pernafasan.Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
klinisigangguan organ berat, hepar (AST atau ALT ≥ 1000, gangguan
kesadaran, gangguan jantung dan organ lain). Untuk mengetahui adanya
kecenderungan perdarahan dapat dilakukan uji tourniquet.
5. Cara Pencegahan Penyakit
Beberapa metode pengendalian vektor telah banyak diketahui dan
digunakan oleh program pengendalian DBD di tingkat pusat dan di daerah
yaitu:
a. Manajemen lingkungan
Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan
untuk mengurangi bahkan menghilangkan habitat perkembangbiakan
nyamuk vektor sehingga akan mengurangi kepadatan populasi.
Manajemen lingkungan hanya akan berhasil dengan baik kalau
dilakukan oleh masyarakat, lintas sektor, para pemegang kebijakan dan
lembaga swadaya masyarakat melalui program kemitraan. Sejarah
keberhasilan manajemen lingkungan telah ditunjukkan oleh Kuba dan
Panama serta Kota Purwokerto dalam pengendalian sumber nyamuk.
b. Pengendalian Biologis
Pengendalian secara Biologis merupakan upaya pemanfaatan agent
biologi untuk pengendalian vektor DBD. Beberapa agenbiologis yang
sudah digunakan dan terbukti mampu mengendalikan populasi larva
vektor DB/DBD adalah dari kelompok bakteri, predator seperti ikan
pemakan jentik dan cyclop (Copepoda).
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi masih paling populer baik bagi
program pengendalian DBD dan masyarakat. Penggunaan insektisida
dalam pengendalian vektor DBD bagaikan pisau bermata dua, artinya
bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Insektisida kalau digunakan
secara tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan cakupan akan mampu
mengendalikan vektor dan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dan organisme yang bukan sasaran.
d. Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan proses panjang dan memerlukan
ketekunan, kesabaran dan upaya dalam memberikan pemahaman dan
motivasi kepada individu, kelompok, masyarakat, bahkan pejabat
secara berkesinambungan. Program yang melibatkan masyarakat
adalah mengajak masyarakat mau dan mampu melakukan 3 M plus
atau PSN dilingkungan mereka.
e. Perlindungan Individu
Untuk melindungi pribadi dari risiko penularan virus DBD dapat
dilakukan secara individu dengan menggunakan repellent,
menggunakan pakaian yang mengurangi gigitan nyamuk. Baju lengan
panjang dan celana panjang bisa mengurangi kontak dengan nyamuk
meskipun sementara. Untuk mengurangi kontak dengan nyamuk di
dalam keluarga bisa memasang kelambu pada waktu tidur dan kasa
anti nyamuk. Insektisida rumah tangga seperti semprotan aerosol dan
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
repellent: obat nyamuk bakar, vaporize mats (VP), dan repellent oles
anti nyamuk bisa digunakan oleh individu. Pada 10 tahun terakhir
dikembangkan kelambu berinsektisida atau dikenal sebagai insecticide
treated nets (ITNs) dan tirai berinsektisida yang mampu melindungi
gigitan nyamuk.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011),
carapencegahan DBD yaitu dengan PSN BDB melalui 3M Plus.
1) Menguras tempat penampungan air sekurangnya seminggu sekali
2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
3) Mengubur, mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan
barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti
kaleng bekas, plastik bekas, dll
4) Plus
(a) Ganti air vas bunga, tempat minuman burung dan tempat
lainya seminggu sekali
(b) Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak
(c) Tutup lubang pada potongan bambu, pohon, dan lainya
misalnya dengan tanah
(d) Menaburi racun pembasmi jentik (larvasidasi) khususnya bagi
tempat penampungan air yang sulit dikuras atau daerah sulit air
(e) Menebar ikan pemakan jentik seperti kepala timah, gepi,
ditempat penampungan air yang ada disekitar rumah
(f) Tidur memakai kelambu
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
(g) Memakai obat nyamuk
(h) Memasang kawat kasa pada lubang angin di rumah
Sedangkan menurut Misnadiarly (2009), pencegahan penyakit
demam berdarah mencakup antaara lain:
a. Terhadap nyamuk perantara
Pemberantasan nyamuk aedes aegypti induk dan telurnya
b. Terhadap diri kita
Memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari gigitan
nyamuk.
c. Terhadap lingkungan
Mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan.
6. Tempat perkembangbiakan
Menurut Depkes RI (2008), Jenis tempat perkembang-biakan
nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti:
drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi atau wc, dan ember.
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti:
tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-barang
bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).
c. Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD)
1. Agen (Penyebab)
Menurut Dinkes Jateng (2005), Penyebab penyakit DBD ada 4
tipe (Tipe 1, 2, 3, dan 4), termasuk dalam group B Antropod Borne
Virus (Arbovirus). Dengue tipe 3 merupakan serotip virus yang
dominan yang menyebabkan kasus yang berat. Penularan penyakit
demam berdarah dengue umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegepty meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus
yang hidup dikebun. Selain itu, spesies Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies dari kompleks Aedes scutellaris juga dapat berperan
sebagai vektor yang mentransmisikan virus dengue (Djunaedi, 2006)
b. Host(Penjamu)
a. Umur
Menurut Djunaedi (2006), selama tahun 1986-1973 sebesar
kurang dari 95% kasus DBD adalah anak dibawah umur 15 tahun.
Selama tahun 1993-1998 meskipun sebagian besar kasus DBD
adalah anak berumur 5-14 tahun, namun nampak adanya
kecenderungan peningkatan kasus berumur lebih dari 15 tahun.
Dengan kata lain, DBD banyak dijumpai pada anak berumur 2-15
tahun. DBD lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi dalam
dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
proporsi penderita penyakit DBD pada orang dewasa (Dinkes
Jateng, 2005).
b. Jenis Kelamin
Sejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap
serangan DBD dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin
(gender). Di Philiphines dilaporkan bahwa rasio antara jenis
kelamin adalah 1:1. Demikin pula di Thailand dilaporkan tidak
ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD antara
anak laki-laki dan perempuan (Djunaedi, 2006).
c. Faktor internal manusia (Perilaku manusia)
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas
yang timbul karena adaya stimulus dan respon serta dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).
Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia merupakan salah satu
faktor yang banyak memegang peranan dalam menentukan derajat
kesehatan suatu masyarakat (Noor, 2008).
Bentuk perilaku dibagi menjadi:
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
penting dalam membentuk tindakan seseorang (over
behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan, biasanya pengetahuan seseorang diperoleh dari
pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber
(Notoatmodjo, 2003).
2) Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorangterhadap stimulus atau objek, baik yang bersifat
interen maupun eksteren sehingga manifestasi dari sikap
tidak dapat langsungdilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yangtertutup tersebut. Tingkatan
sikap adalah menerima, merespon, menghargai, dan
bertanggung jawab. Sikap seseorang sangat mempengaruhi
perilaku baik sikap positif maupun negatif (Sunaryo, 2004).
3) Praktik atau tindakan
Menurut Notoatmodjo (2007), praktik atau tindakan adalah
sesuatu yang dilakukan atau perbuatan. Tindakan terdiri dari
empat tingkatan yaitu:
(a) Perception (Persepsi), mengenal dan memilih berbagai
object sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
(b) Guided response (Respon terpimpin), melakukan sesuatu
sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
(c) Mechanism (Mekanisme), apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
(d) Adoption (Adopsi), suatu praktek atau tindakan yang
sudah berkembangdengan baik. Tindakan itu sudah
dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan.
Hasil penelitian Tedi (2005), membuktikan bahwa
pengetahuan, sikap, dan praktik (tindakan) ada hubungan
yang signifikan dengan kejadian Demam Berdarah
Dengue.
c. Environment(lingkungan)
a. Lingkungan fisik yaitu keadan fisik sekitar manusia yang
berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun
terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia (Noor,
2008). Faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kejadian
DBD antara lain: suhu udara. Nyamuk dapat bertahan pada suhu
udara rendah, tetapi metabolismenya menurun atau bahkan berhenti
bila suhunya turun dibawah suhu krisis. Pada suhu yang lebih
tinggi 350C juga mengalami perubahan dalam arti lebih lambat
proses-proses fisiologis, rata-rata suhu optimum untuk
pertumbuhan nyamuk adalah 250C – 300C. Pertumbuhan nyamuk
akan berhenti sama sekali bila suhu kurang 100C atau lebih dari
400C (Depkes RI, 2008).
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Lingkungan Biologis yaitu terdiri dari makhluk hidup yang
bergerak, baik yang dapat dilihat maupun tidak (manusia, hewan,
kehidupan akuatik, amuba, virus, plangton). Makhluk hidup tidak
bergerak (tumbuhan, karang laut, bakteri, dll). Faktor lingkungan
biologis yang berpengaruh terhadap kejadian DBD antara lain,
(Keberadaan jentik, kontainer, tanaman hias atau tumbuhan, indeks
jentik (host indeks, container indeks, breatu indeks).
c. Lingkungan sosial yaitu bentuk lain selain fisik dan biologis.
Faktor lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap kejadian DBD
adalah kepadatan penduduk dan mobilitas. Kepadatan penduduk
yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi virus dengue,
karena daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan jumlah
insiden kasus DBD tersebut. Mobilitas penduduk memegang
peranan penting pada transmisi penularan infeksi virus dengue.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran epidemi dari
Queensland ke New South Wales pada tahun 1942 adalah
perpindahan personil militer dan angkatan udara, karena jalur
transportasi yang dilewati merupakan jalul penyebaran virus
dengue (Sutaryo, 2005)
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C. PENGETAHUAN
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra yang terdiri dari pengindraan penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Sebagian dapat diperoleh
dari indra penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan
dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain (Notoatmodjo, 2007).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmojdo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan, dengan
pendidikan tinggi maka seseorang itu akan mudah menerima informasi
yang ada sehingga dapat menumbuhkan perilaku yang positif.
b. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat
informal.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilakan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sarana informasi
dapat melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan yang
lebih luas.
d. Budaya
Budaya yang ada dalam masyarakat dan kondisi polotik juga
mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
e. Pekerjaan
Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang. Semakin
tingi tingkat sosial ekonomi seseorang akan menambah tingkat
pengetahuan.
f. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semkain
membaik.
3. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) secara garis besar pengetahuan
dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu ;
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat
menggunakan kuisioner. Kata kerja untuk mengukur antara lain
menyebut, mengurai, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenanya), aplikasi disini dapat diartikan dalam
konteks atau situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
obyek yang diketahui.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
norma-norma yang berlaku dimasayarakat.
D. Sikap
1. Pengertian
Sikap adalah merupkan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan reaksi
terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap obyek (Notoatmodjo, 2003).
Sikap merupakan hubungan komponen-komponen kognitif,
afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,
merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek (Azwar, 2011).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2011), ada bebrapa faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain :
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi akan ikut membentuk dan
mempegaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman terjadi dalam situasi
yang melibatkan emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang dianggap penting seperti orang tua, teman
sebaya, teman dekat, dan lain-lain akan banyak mempengaruhi
pembentukan sikap seseorang.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan akan mewarnai sikap dalam masyarakat dan
memberikan corak pengalaman individu pada kelompok
masyarakatnya.
d. Media masa
Dalam penyampaian informasi, media masa membawa
pesan-pesan yang berisi yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Dengan adanya informasi baru akan memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu
sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
f. Pengaruh faktor emosional
Selain ditentukan oleh lingkungan sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
3. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2010) sikap terdiri dari beberapa tingkat:
a. Menerima (receiving) , diartikan orang mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding), merupakan memberi jawaban
apabila di tanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing), menghargai diartikan subyek atau
seseorang memberikan nilai yang positif terhadap obyek atau
stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespon.
d. Bertanggung jawab (responsible), sikap yang paling tinggi
adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Praktik
1. Pengertian
Seseorang yang telah mengetahui stimulus/objek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (di nilai baik). Inilah
yang disebut praktik (practice) kesehatan atau dapat dikatakan praktik
kesehatan (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan
nyata/praktik (practice).
2. Faktor yang mempengaruhi praktik
Menurut Lowrence Green dalam Notoatmodjo (2005),
mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisis praktik manusia dari
tingkat kesehatan orang dapat dipengaruhi 3 faktor yaitu :
a. Faktor predisposisi
Terbentuknya suatu praktik baru, dimulai pada cognitive domain
dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa
materi sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut
selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek
terhadap pengetahuan. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap diharapkan
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
akan membentuk praktik (psikomotor). Di bawah ini akan diuraikan
tentang pengetahuan, sikap, dan praktik.
1) Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), mengemukakan bahwa
pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap pengetahuan ini. Selain
penginderaan juga dengan penciuman, perasaan dan perabaan.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan yang cukup di dalam cognitive domain
mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu (know) artinya mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Sedangkan memahami
(comprehension) mempunyai arti suatu kemampuan untuk
menjelaskan atau mempraktikkan secara benar. Untuk aplikasi
(application) dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan. Sedangkan analisis (analysis) adalah suatu
kemampuan untuk menghubungkan dan menguraikan dalam seluruh
materi tersebut. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan penelitian terhadap materi tersebut.
2) Sikap
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu dalam kata lain fungsi
sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi praktik (tindakan) atau (reaksi tertutup).
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi atau arti tambahan adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-
hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial. Berbagai tindakan sikap yang barpengaruh terhadap
pengetahuan antara lain menerima (receiving), merespon (responding)
, menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible).
3) Praktik
Tingkatan-tingkatan praktik antara lain persepsi, respon
terpimpin, mekanisme serta adaptasi. Dalam persepsi (perception),
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama sedangkan
respon terpimpin (Guide Respons), dapat melakukan sesuai dengan
urutan yang benar sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik
tingkat dua. Untuk mekanisme (mechanism) artinya apabila seseorang
telah melakukan dengan benar dan tanpa paksaan (dengan penuh
kesadaran) maka sudah mencapai praktik tingkat ke tiga sedangkan
adaptasi (adaptation) adalah suatu praktik (tindakan) yang sedang
berkembang dengan baru artinya suatu itu sudah telah dimodifikasi
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
b. Faktor pendukung atau pemungkin
Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktik, kaitannya
dalam suatu materi kegiatan biasanya mempunyai anggapan yaitu
adanya pengetahuan tentang manfaat suatu hal yang akan
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut.
Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam
kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan
apabila mendapatkan dukungan sosial dan tersedianya fasilitas,
kegiatan ini disebut praktik. Berdasarkan teori WHO menyatakan
bahwa yang menyebabkan seseorang berpraktik ada tiga alasan
diantaranya adalah sumber daya (Resources) meliputi fasilitas,
pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga.
c. Faktor pendorong
Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang terwujud dalam dukungan keluarga.
Analisis Perbedaan Pengetahuan..., Prima Ferlando, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014