Upload
hathien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mioma Uteri
1. Pengertian
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam
kepustakaan dikenal juga istilah fibromyoma, leiomyma, ataupun
fibroid. Nama lain mioma uteri antara lain leimyoma yaitu tumor jinak
yang berasal dari otot polos, paling sering pada uterus. Fibromyoma
merupakan tumor yang terutama terdiri dari jaringan penunjang yang
berkembang lengkap atau fibrosa (Saifuddin, 2009).
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim dengan
berbagai komposisi jaringan ikat (Manuaba, 2001).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari
myometrium (Judi Januadi, 2007).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat (Arief Mansjoer, 2002).
Jadi mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot
polos myometrium pada uterus.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
10
2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi
Gambar 2.1 lokasi mioma dalam uterus
Sumber : (Yatim, 2008)
Keterangan :
1) Miom bertangkai dangkal dibawah selaput lender rahim
(submucosa miom)
2) Miom bertangkai di lapisan luar dinding rahim (pedunculated
subserous miom)
3) Miom diantara lapisan otot rahim (intramural miom)
4) Miom di bawah lapisan dinding rahim (subserous miom)
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
11
Mioma uteri berdasarkan lokasinya yaitu :
1) Mioma submukosa
Mioma submukosa menempati lapisan dibawah endometrium
dan menonjol kedalam rongga uterus (kavum uteri)
(Wiknjosastro, 2007), dapat bertangkai maupun tidak. Tumor
ini memperluas permukaan ruangan rahim, area permukaan
endometrium yang meluas menyebabkan peningkatan
perdarahan menstruasi dan dapat menyebabkan infertilitas dan
abortus spontan (Sinclair, 2009). Pengaruhnya pada
vaskularisasi dan luas permukaan endometrium menyebabkan
terjadinya perdarahan ireguler.
2) Mioma intramural
Mioma yang berkembang diantara miometrium, disebut juga
mioma intraepithelial biasanya multiple apabila masih kecil
tidak menambah bentuk uterus tetapi bila besar akan
menyebabkan uterus berbenjol-benjol (Llewellyn, 2004)
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
3) Mioma subserosa
Terjadi apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus yang diliputi oleh serosa.
Mioma subserosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip
yang kemudian dilahirkan melalui saluran serviks
(myomgeburi). Mioma subserosum dapat tumbuh diantara
kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma ligamenter
(Wiknjosastro, 2007). Mioma yang tumbuh dibawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar dan juga
bertungkai (Prawirohardjo, 2011).
b. Fisiologi
Uterus merupakan organ yang tebal ,berotot, terletak
didalam pelvis. Ototnya disebut miometrium dan selaput lender
yang melapisi sebelah dalam disebut endometrium. Uterus terbagi
atas tiga bagian yaitu fundus, badan uterus, dan servik (Evelyn,
2008).
3. Etiologi
Etiologi yang pasti terjadi mioma uteri sampai saat ini belum
diketahui. Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya
mioma uteri. Hipotesis ini di dukung oleh adanaya mioma uteri yang
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
banyak ditemukan pada usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada
usia menopause. Ichimura dalam Prawirohardjo (2011) mengatakan
bahwa hormon ovarium dipercaya menstimuasi pertumbuhan mioma
karena adanya peningkatan insidennya setelah menarche. Pada
kehamilan pertumbuhan tumor ini semakin besar, tetapi menurun
setelah menopause. Perempuan nulipara mempunyai resiko yang tinggi
untuk terjadinya mioma uteri, sedangkan perempuan multipara
mempunyai resiko relatif rendah untuk terjadinay mioma uteri.
Dalam jaringan mioma uteri lebih banyak mengandung
reseptor estrogen jika dibandingkan dengan mometrium normal.
Pertumbuhan mioma uteri bervariasi pada setiap individu,bahkan
diantara nodul mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini berkaitan
dengan jumlah reseptor estrogen dan reseptor progesterone (
Prawirohardjo, 2011).
Pengaruh-pengaruh hormon dalam pertumbuhan dalam
pertumbuhan dan perkembangan mioma :
a. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarche, setelah terdapat
pertumbuhan tumor yang cepat selam kehamilan. Mioma uteri
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
akan mengecil pada saat menopause dan setelah pengangkatan
ovarium.
Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi
ovarium dan wanita dengan sterilitas. Pada mioma reseptor
estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi.
b. Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma
sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron
menghambat pertumbuhan mioma dengan cara menurunkan
jumlah reseptor estrogen pada mioma.
Dari manapun asalnya, mioma mulai berasal dari benih-benih
multiple yang sangat kecil yang tersebar pada miometrium.
Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progesif (bertahun-
tahun, bukan dalam hitungan bulan) di bawah pengaruh
estrogen dan jika terditeksi dan segera diobati dapat
membentuk tumor dengan berat 10 kg atau lebih. Mula-mula
mioma berada di bagian intramural,tetapi ketika tumbuh dapat
berkembang ke berbagai arah (Llewellyn, 2001).
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
4. Patofisiologi
Fibroid biasanya asimptomatik, namun tiga gejala klasiknya
adalah perdarahan, tekanan, dan nyeri. Sepertiga mengalami
perburukan menoragi, dismenore, konstipasi, peningkatan lingkar
abdomen tanpa perubahan berat badan adalah tanda mioma lainnya.
Adanya stimulasi estrogen, menyebabkan terjadinya proliferasi di
uterus sehingga menyebabkan perkembangan yang berlebihan dari
garis endometrium dan terjadilah pertumbuhan mioma ( Thomason,
2008).
Komplikasi pada kasus mioma uteri meliputi infark (tandanya
antara lain demam dan peningkatan sel darah putih), inverse
(pembiakan mikroorganisme) uterus yang disebabkan oleh anemia,
infeksi, dan infertilitas (Sinclair, 2009). Resiko mioma di uterus yang
berasal dari serviks uterus hanya 1-3 % sisanya adalah dari korpus
uterus (Wiknjosastro, 2007).
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
5. Tanda dan gejala
1. Pendarahan abnormal : hipermenore, menoragia, metroragia.
Sebabnya :
a. Pengaruhnya ovarium sehingga terjadi hiperplasi endometrium
b. Permukaan endometrium yang lebih luar dari biasanya
c. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya
sarang mioma di antara serabut miometrum sehingga tidak
dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
2. Nyeri : dapat timbul karena gangguan sirkulasi yang disertai
nekrotis setempat dan peradangan. Pada mioma submukosum yang
dilahirkan dapat menyempit canalis servikalis sehingga
menimbulkan dismenore.
3. Gejala penekanan : penekanan pada vesika urianaria menyebabkan
poliuri, pada uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter
menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum
menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan
limfe menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih
belum jelas. Dilaporkan sebesar 27-40% wanita dengan mioma
uteri mengalami infertilitas. Mioma yang terletak didaerah kornu
dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan transportasi gamet
dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba bilateral. Mioma uteri
dapat menyebabkan gangguan kontraksi ritmik uterus yang
sebenarnya diperlukan untuk motilitas sperma didalam uterus.
Perubahan bentuk reproduksi. Gangguan implantasi embrio dapat
terjadi pada keberadaan mioma akibat perubahan histology
endrometrium dimana terjadi atrofi karena kompresi massa tumor.
Mekanisme Gangguan Fungsi reproduksi dengan Mioma uteri
1) Gangguan transportasi gamet dan embrio
2) Pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
3) Perubahan aliran darah
4) Perubahan histologi endometrim
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
6. Penatalaksanaan Umum
Penanganan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan
secara konservatif dan penanganan secara operatif (Manuaba, 2011).
a. Penanganan Konservatif sebagai berikut
1) Obervasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3-6
bulan
2) Bila anemia, Hb <8g/dl di transfuse PRC
3) Pemberian suplemen yang mengandung zat besi
b. Penanganan operatif apabila :
1) Apabila tumor lebih besar dari ukuran uterus
2) Pertumbuhan tumor cepat
3) Mioma subserosa bertangkai dan torsi
4) Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya
5) Hipermenorea pada mioma submukosa
6) Penekanan pada organ sekitarnya
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
Jenis penanganan operatif yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
a. Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada
penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah
bergejala. Kriteria untuk histerektomi adalah sebagai berikut :
1) Terdapat 1 sampai 3 leimioma asimptomatik atau yang dapat
teraba dari luar dan dikeluhkan oleh pasien.
2) Pendarahan uterus berlebihan
Yaitu pendarahan yang banyak menggumpal-gumpal atau
berulang-ulang selama lebih dari 8 hari yang dapat
mengakibatkan anemia.
3) Rasa tidak nyaman di pelvis
Rasa idak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi : nyeri hebat
dan akut, rasa tertekan dibagian punggung bawah atau perut
bagian bawah yang kronis, penekanan buli-buli dan frekuensi
saluran kemih.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
b. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan
uterus. Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan
dapat hamil sekitar 30 – 50 % dan perlu disadari oleh penderita
bahwa setelah dilakukan miomektomi harus dilanjutkan
histerektomi.
c. Penanganan secara kuret
1) Pengertian Kuretase
Prosedur kuretase adalah serangkaian proses pelepasan
jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan
melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret)
ke dalam kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan jaringan
tersebut dengan teknik pengerokan secara sistematik
(Saifuddin, 2009).
2) Persiapan dan hal yang perlu diperhatikan
a) Pre Kuret
a. Konseling pra tindakan :
- Memberi informed consent
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
- Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang
diderita
- Menerangkan kepada pasien tentang tindakan
kuretase yang akan dilakukan: prosedur
tindakan, tujuan dan manfaat tindakan
- Memeriksa keadaan umum pasien, bila
memungkinkan pasien dipuasakan
b. Pemeriksaan sebelum curretage
- USG (ultrasonografi)
- Mengukur tensi dan Hb darah
- Memeriksa sistem pernafasan
- Mengatasi perdarahan
- Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit
c. Persiapan tindakan
- Menyiapkan pasien
- Mengosongkan kandung kemih
- Membersihkan genetalia eksterna
- Membantu pasien naik ke meja ginek
- Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan
Darah, Nadi, Keadaan Jantung, dan Paru – paru
dan sebagainya.
- Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
- Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi
local atau umum secara IV dengan ketalar.
- Sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih
dahulu pasien harus dipersiapkan dari ruangan
- Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan
puasa 4-6 jam sebelumnya agar perut dalam
keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan
dengan maksimal.
- Cek adanya perdarahan
untuk mengetahui apakah pasien mengalami
gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada
indikasi gangguan perdarahan, kuret akan
ditunda sampai masalah perdarahan teratasi.
Namun tak menutup kemungkinan kuret segera
dilakukan untuk kebaikan pasien.
- Persiapan psikologis
Memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga
secara jelas dan seperlunya tentang tindakan
kuretase, jangan menjelaskan yang terlalu
berlebihan. Berikan ibu motivasi untuk
menjalani tindakan kuretase.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
- Mengganti baju pasien dengan baju operasi dan
memakaikan gelang sebagai identitas
- Pasien dibawa ke ruang operasi yang telah
ditentukan
- Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis
tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasien
dibius dengan anestesi narkose
- Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu
napas dan monitor EKG
- Bebaskan area yang akan dikuret
b) Post Kuret
a. Perawatan Pascakuretase
Menurut Saifuddin (2009) perawatan pasca
tindakan kuretase meliputi:
a. Periksa kembali tanda vital pasien, segera
lakukan tindakan dan beri instruksi apabila
terjadi kelainan/ komplikasi.
b. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan.
c. Kolaborasi pengobatan lanjutan dan
pemantauan pasien.
d. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
bahwa tindakan telah selesai dilakukan, tetapi
pasien masih memerlukan perawatan.
e. Jelaskan pada petugas jenis perawatan yang
masih diperlukan, lama perawatan dan kondisi
yang harus dilaporkan. Menurut Prasetyadi
(2008) dalam yuni (2015) perawatan usai
kuretase umumnya sama dengan operasi- operasi
lain. Ibu harus menjaga bekas kuretase dengan
baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu
berat, tidak melakukan hubungan intim untuk
jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-
benar hilang, dan meminum obat secara teratur.
Setelah melakukan kuretase, bagi pasangan yang
ingin mengupayakan kehamilan bisa mencoba
kembali mendapatkan keturunan setelah lewat 2-
3 kali fase haid. Melewati fase haid ini
ditujukan untuk menormalkan kembali dinding
rahim yang menipis akibat kuretase. Sehingga,
risiko terjadinya perlekatan plasenta pada
dinding rahim saat melahirkan dapat
diminimalisasi.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
3) Prosedur Kuret
a) Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi (posisi seperti
sedang mau melahirkan)
b) Infus cairan dengan drips oksitosin (mengurangi
kemungkinan perforasi)
c) Anestesi Blok paraservikal atau Total Intavenous Anestesi
d) Kateterisasi urin
e) Pemeriksaan bimanual ulang untuk menentukan besar &
arah uterus
f) Bersihkan vulva & vagina dengan larutan antiseptik
g) Pasang spekulum vagina
h) Jepit dinding depan porsio uteri dengan tenakulum atau
klem ovum
i) Masukkan sonde uterus letak & panjang kavum uteri
j) Dilatasi kanalis servikalis dengan busi Hegar (bila perlu)
k) Pengeluaran isi rahim dilakukan dengan kuret tajam
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
4) Komplikasi Kuret
Menurut Fajar (2007) dalam yuni (2015) ada beberapa
dampak atau komplikasi yang mungkin terjadi pada post
kuretase diantaranya:
a. Perdarahan
Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih,
dikhawatirkan terjadi perdarahan. Untuk itu jaringan harus
diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun.
Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan, maka kuret
kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada
kasus jaringan yang sudah membatu. Banyak dokter
kesulitan melakukan pembersihan dalam sekali tindakan
sehingga ada jaringan yang tersisa. Namun biasanya bila
dokter tidak yakin sudah bersih, dia akan memberi tahu
untuk datang lagi ke dokter bila terjadi perdarahan.
b. Gangguan Dinding Rahim
Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan
sampai meninggalkan cerukan di dinding rahim. Jika
menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan mengganggu
kesehatan rahim.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
c. Gangguan Haid
Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput
otot rahim, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran
siklus haid.
d. Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan,
dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab,
kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah
oleh cairan seperti darah.
e. Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya
sekitar 1%. Namun bila kuret tidak dilakukan dengan baik,
ada sisa yang tertinggal kemudian tidak mendapatkan
penanganan yang tepat, bisa saja memicu munculnya
kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang
disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
7. Pathways
Mioma Intramural Mioma Submukosum Mioma Subserosum
Massa suhu Informasi Gangguan Tindakan
tubuh mengenai penyakit dalam darah operasi
Proses Oksigen dalam darah
Gangguan infeksi / nekrosis
keseimbangan
cairan
HB
Anemia Penekanan organ sekitar
Vesika Urinaria Rectum
Pola eliminasi urin Pola eliminasi Alvi
Gambar 2.2 pathways mioma uteri. Sumber : (Prawirohardjo, 2005) dan (Nanda,
2014)
Mioma uteri
Tanda dan gejala
Perdarahan
pervaginan
pp
Ansietas
Nyeri
Defisiensi
pengetahuan
Syok
Hipovolemik
Retensi Urine Konstipasi
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
8. Diagnosa keperawatan yang muncul
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
3) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomi
9. Fokus intervensi
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien mioma uteri
antara lain :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam
diharapkan nyeri dapat terkontrol.
Kriteria hasil :
NOC
1) Skala nyeri berkurang
2) Wajah tampak rileks
3) Tidak menunjukan nyeri baik verbal dan non verbal
4) TTV dalam batas normal
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
NIC
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan , pencahayaan, dan kebisingan.
5) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
6) Tingkatkan istirahat
7) Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24jam
diharapkan keseimbangan cairan klien terpenuhi
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31
Kriteria hasil :
NOC
1) Tekanan darah dalam batas normal
2) Nadi perifer teraba jelas
3) Tidak ada hipotensi ortostatik
4) Intake dan output 24 jam seimbang
NIC
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi (kelembaban membran, nadi adekuat)
3) Monitor vital sign
4) Monitor status nutrisi
5) Dorong masukan oral
6) Atur kemungkinan tranfusi
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan gangguan eliminasi urin dapat teratasi.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
32
Kriteria hasil :
NOC
1) Memelihara control pengeluaran urin
2) Pola pengeluaran urin dapat diprediksi
3) Respon pada saat mendesak pengeluaran urine pada tempatnya
4) Bebas dari kebocoran urin
NIC
1) Monitor eliminasi urine, meliputi frekuensi, konsistensi, bau,
volume, dan warna
2) Monitor untuk tanda dan gejala retensi urin
3) Catat waktu, kebiasaan eliminasi urin bila diperlukan
4) Instruksi klien untuk berespon segera terhadap kebutuhan
eliminasi
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
33
B. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang
tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Tidak ada objek
yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Videbeck,
2008).
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang ditandai
oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang
menandakan suatu kegiatan yang berlebihan (Videbeck, 2008).
Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi non spesifik
yang sering merupakan suatu fungsi emosi (Videbeck, 2008).
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
34
2. Etiologi
Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisasikan
dalam rentang respon. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang
respon adaptif sampai maladaptif. Reaksi terhadap kecemasan dapat
bersifat konstruktif dan destruktif. Konstruktif adalah motivasi
seseorang untuk belajar memahami terhadap perubahan-perubahan
terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan berfokus
pada kelangsungan hidup. Sedangkan reaksi destruktif adalah reaksi
yang dapat menimbulkan tingkah laku maladaptif serta disfungsi
yang menyangkut kecemasan berat atau panik (Suliswati, 2005).
Rentang respon kecemasan dapat terlihat pada gambar.
Gambar 2.3 Rentang respon kecemasan
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
35
1. Faktor predisposisi
Beberapa teori telah dikembangkan untuk
menjelaskan asal kecemasan. Diantaranya dalam pandangan
psikoanalitik, pandangan interpersonal, pandangan perilaku,
kajian keluarga, dan dari kajian biologis (Stuart & Sundeen,
2005).
Dalam pandangan psikoanalitik, kecemasan
merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian yaitu id dan superego. Id adalah bagian dari jiwa
seseorang yang berupa dorongan atau motivasi yang sudah ada
sejak manusia itu dilahirkan yang memerlukan pemenuhan
segera. Sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang. Ego atau aku, berfungsi sebagai badan pelaksana
sebagaimana yang diperlukan oleh id setelah melewati
superego. Dalam pandangan interpersonal, kecemasan
biasanya timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang
dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan kecemasan yang berat (Stuart & Sundeen, 2005).
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
36
Pada pandangan perilaku, kecemasan merupakan
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu menurut Suliswati
(2005), bahwa kecemasan merupakan kekuatan yang besar
dalam menggerakkan tingkah laku, baik normal maupun yang
tidak normal. Keduanya merupakan pernyataan, penjelmaan
dari pertahanan terhadap kecemasan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Pakar perilaku, menganggap bahwa kecemasan
adalah suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan
dari dalam untuk menghindari kepedihan. Selain itu, para ahli
juga meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan
dirinya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan, lebih
sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya
(Stuart & Sundeen, 2005).
Dalam kajian keluarga, kecemasan dianggap sebagai
hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan bersifat
heterogen akibat adanya sesuatu yang dianggap telah
memberikan perubahan kepada keluarga kearah yang tidak
normal (Suliswati, 2005). Sedangkan dalam kajian biologis,
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
37
kecemasan dapat dipengaruhi faktor biokimia dan faktor
genetik. Pada faktor biokimia biasanya berpengaruh pada
etiologi dari kelainan- kelainan kecemasan yang membuat
seseorang dalam perilaku mencari pertolongan. Sedangkan pada
faktor genetik, kelainan kecemasan ditemukan lebih umum pada
orang yang mempunyai hubungan kerabat dengan kelainan
kecemasan. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
terhadap kecemasan. Kecemasan yang disertai dengan
gangguan fisik dapat mengakibatkan penurunan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor (Stuart & Sundeen, 2005).
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart & Sundeen (2005), faktor presipitasi dibagi
menjadi 2
meliputi:
a. Ancaman terhadap integritas biologi seperti penyakit,
trauma fisik, dan menurunnya kemampuan fisiologis untuk
melakukan aktifitas sehari-hari.
b. Ancaman terhadap konsep diri dan harga diri seperti proses
kehilangan,
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
38
dan perubahan peran, perubahan lingkungan dan status
ekonomi.
3. Klasifikasi Kecemasan
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat
dan panik (Stuart & Sundeen, 2005) :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada
dan meningkatkan persepsi atas keadaan yang dialaminya.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan,
iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk
belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah
yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu
yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu
kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan
meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
39
volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar
namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian
selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah
ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan
menangis.
c. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir
tentang hal lain.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul
pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea,
tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan
persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus
pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan
kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
d. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan
teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
40
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah
susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis,
pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah
yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan
delusi.
Asuhan Keperawatan Pada..., ASTRIA EMA KHARISMA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015