Upload
vuongminh
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Reviu Penelitian Terdahulu
Penelitian empiris menguji hubungan langsung anatra GCG dan ERM
terhadap nilai perusahaan. Perbedaan kondisi lingkungan, presepsi peneliti,
serta perbedaan regulasi maupun fenomena serta data dan pengukuran yang
digunakan akan berdampak pada hasil penelitian yang berbeda. Pengembangan
penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian.
Penelitian yang dilakukan Putra (2016) tentang pengaruh GCG terhadap
nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Putra
menggunakan analisis regresi terhadap data tersebut. Penelitian ini sesuai
dengan Susanto (2013) tentang penerapan GCG dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut
manyatakan Penerapan GCG dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Sementara itu penelitian Widyasari (2015)tentang pengaruh
GCG terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI menemukan beberapa
proksi GCG tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dikarenakan pasar
kurang merespon positif penerapan GCG dalam perusahaan.
Bertinetti et al. (2013a) penelitian pada 200 European Companies
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ERM
8
memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung dengan
penelitian Devi et al. (2017) pada 73 perusahaan non keuangan yang terdaftar di (BEI)
tahun 2010-2014 hasil penelitian menunjukkan pengungkapan ERM berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Devi et al menggunakan analisis regresi
data panel.
Sayilir dan Farhan (2016) penelitian pada 130 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Borsa Istanbul Turki hasil penelitian menunjukkan ERM
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa kinerja keuangan dapat memediasi ERM
terhadap nilai perusahaan
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul /Jurnal Variabel/Analisis Hasil
1
Aditya
Agri Putra
(2016)
Pengaruh GCG
terhadap nilai
perusahaan
(perusahaan BEI
2009-2013)
Variabel :
DV:
nilai perusahaan
IV:
Kepemilikan
manjerial,
kepemilikan
Institusional,
komposisi
Komisaris
Independen, Dewan
Direksi
Teknik Analisis :
Analisis regresi
berganda.
Kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Kepemilikan
Institusional,
komisaris
independen,
dewan direksi
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
9
2 Margareth
Susanto &
Juniarti
(2014)
Pengaruh
Penerapan GCG
pada variabel
ukuran, debt ratio,
dan sektor
industry terhadap
nilai perusahaan
Variabel :
DV:
Nilai Perusahaan
IV:
GCG
Ukuran perusahaan
Debt ratio
Sektor industri
Teknik Analisis :
Regresi Linier
Berganda
GCG, ukuran ,
dan sektor
industri
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Debt ratio tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
3 Nita Ayu
Widyasari,
Suhadak,
& Ahcmad
Husaini
(2015)
Pengaruh GCG
dab CSR terhadap
nilai perusahaan
(perusahaan
manufaktur di
BEI 2011-2013)
Variabel :
DV :
Nilai Perusahaan
IV :
komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas auditor,
komite audit,
pengungkapan
Teknik analisis:
Regresi Linier
Berganda
Proporsi
komisaris,
kualitas auditor,
kepemilikan
manjerial
berpengaruh
negatif terhadap
nilai perusahaan.
kepemilikan
institusional,
komite audit,
CSR
berpengaruh
positif terhadap
nilai perusahaan.
10
4 Sunitha
Devi, I
gusti
nyoman
budiasih, &
I dewa
nyoman
badera
(2017)
Pengaruh
pengungkapan
ERM dan IC
terhadap nilai
perusahaan
Variabel :
DV :
Nilai Perusahaan
IV :
ERM
ICP
Teknik analisis:
regresi
linear
berganda
Pengungkapan
ERM dan ICP
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhdap nilai
perusahaan
5 Sayilir dan
Farhan
(2017)
Enterprise Risk
Management and
Its Effect on Firm
Value in Turkey
period 2008-2013.
Variabel :
DV : Firm Values
IV :ERM.
Teknik analisis :
analisis regresi.
Pengungkapan
ERM
berpengaruh
positif terhadap
kinerja keuangan
dan nilai
perusahaan
6 (Bertinetti
et al.,
2013b)
The Effect of The
Enterprise
Risk Management
Implementation
on
The Frim Value of
Europian
Companies
Variabel:
DV: Firm Values
Implementation.
IV:
ERM
Teknik analisis:
Analisis
panel regresi dan
analisis
efek logistic
Terdapat
hubungan positif
antara ERM dan
nilai perusahaan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Signalling Theory
Adanya perbedaan informasi antar pihak agent dan pihak principal
mendorong perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak
11
eksternal.untuk mengurangi adanya perbedaan informasi perusahaan harus
mengungkapkan informasi. Pengungkapan ERM akan membuat perusahaan
memperoleh sinyal positif dari pihak eksternal (Devi et al., 2017).
2. Teori Stakeholders
Teori stakeholders menjelaskan bahwa suatu entitas tidak hanya
beroperasi untuk kepentingan sendiri melainkan juga memberikan kontribusi
untuk pihak eksternal (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, dan pihat lainnya) (Ghozali, 2007). Perusahaan
dituntut untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh terhadap profil
resiko perusahaan untuk pemenuhan kepentingan stakeholders agar perusahaan
tidak kehilangan legitimasi dari stakeholders (Widyasari, 2015).
3. Teori Keagenan
Teori keagenan menurut Jensen (1976) hubungan keagenan adalah
suatu kontrak dimana ada principal menggunakan agent untuk menjalankan
aktivitas perusahaannya. Dalam teori ini yang dimaksud dengan principal
adalah pemegang saham atau pemilik, sedangkan agen adalah manjemen yang
berkewajiban mengelola perusahaan . Teori ini mengakui adanya konflik yang
menimbulkan asimetri informasi antara pihak manjemen dengan pemilik.
4. Nilai perusahaan
Pada nilai perusahaan menurut Salvatore (2005) harga saham yang
tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan tujuan perusahaan dalam
theory of the firm untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan. Nilai
12
perusahaan menjadi tujuan jangka panjang perusahaan dengan memaksimalkan
nilai perusahaan dari harga pasar sahamnya sehingga perusahaan memiliki
prospek perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi maka direpresentasikan
dengan harga saham yang tinggi dan kinerja keuangan yang optimal (Sudibya,
2014), untuk menilai pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen maka
dilihat dari pengukuran kinerja keuangan. Rasio price book value (PBV) yang
mengambarkan apresiasi pasar terhadap nilai buku saham perusahaan (Sunarsih
dan Mendra, 2012). PBV yang tinggi menunjukkan harga saham yang tinggi
maka semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai lebih yang
berdampak pada keuntungan pemegang saham tahunan perusahaan.
5. Enterprise Risk Management
ERM disclosure menurut agency theory dapat mengurangi asimetri
informasi antara agent dengan principal, sehingga pengungkapan ERM
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investor dan kreditor (Manurung
dan Kusumah, 2016). COSO 2004 mendefinisikan ERM yaitu proses yang
melibatkan dewan direksi entitas, manajemen, dan anggota lainnya yang
dijalankan untuk menentukan strategi yang melingkupi perusahaan, didesain
untuk mengindentifikasi kejadian yang dapat mempengaruhi entitas, mengelola
resiko, menyediakan keyakinan yang memadai untuk pencapaian entitas.
Menurut Comitte of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission
(2004) kerangka kerja ERM mencakup 8 komponen yaitu: 1) Lingkungan
13
internal, 2) Penentuan tujuan, 3) Identifikasi kejadian, 4) Penilaian resiko, 5)
Respon resiko, 6) Kegiatan pengendalian, 7) Informasi dan komunikasi, 8)
Pengawasan. Komponen ERM diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan
baik secara operasional, strategis, pelaporan keuangan dan kepatuhan.
Lingkungan Internal (Internal Environment)
Kompenen pertama dalam penerapan ERM adalah lingkungan internal.
Komponen ini dinilai mampu mempengaruhi bagaimana tujuan dalam
perusahaan. Setiap resiko dalam perusahaan dapat diidentifikasi dalam
manajemen perusahaan. Lingkungan internal mengatur aktivitas control serta
aktifitas pengawasan manajemen resiko perusahaan.
Pengaturan Tujuan (Objective Setting)
Perusahaan harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelum
manajemen mengidentifikasi kejadian yang mungkin terjadi dan dapat
mengubah pencapaian suatu perusahaan. Pengungkapan ERM memastikan
bahwa manajemen telah berada pada proses yang tepat ketika menetapkan
tujuan dan menyatukan dengan misi dari perusahaan dan manajemen konsisten
terhadap batas resiko yang telah ditetapkan.
Identifikasi Peristiwa Resiko Keuangan (Event Identification Financial
Risk)
14
Manajemen perusahaan harus melakukan identifikasi kejadian internal
dan eksternal yang berdampak terhadap pencapaian tujuan dari perusahaan dan
harus diidentifikasi. Perusahaan harus membedakan antara resiko dan
kesempatan . kesempatan merupakan langkah kembali kepada strategi
manajemen atau proses penetapan tujuan.
Resiko Kepatuhan (Risk Assessment )
Resiko dianalisa dengan mempertimbangkan kemungkinan dan dampak
sebagai dasar untuk menetapkan bagaimana hal tersebut dapat dikelola. Resiko
juga dinilai atas dasar melekatnya dan hal yang ditinggalkannya.
Respon Resiko (Risk Response)
Manajemen dalam hal ini melakukan seleksi resiko untuk menentukan
respon yang akan dilakukan. Menetapkan tindakan-tindakan untuk
menyelaraskan resiko dengan toleransi risiko dari perusahaan dan batas resiko
tersebut.
Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Perusahaan harus memastikan peraturan dan prosedur yang ada
diberlakukan dan diimplementasikan untuk memastikan respon dari resiko
perusahaan akan efektif.
Informasi dan Komunikasi
Informasi yang relevan diidentifikasikan, ditangkap dan
dikomunikasikan secara formal dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
sehingga membuat orang dapat mengetahui tanggung jawab dalam perusahaan.
15
Komunikasi yang efektif juga harus berlangsung dalam pengertian yang luas,
mengalir ke bawah, menyeluruh dan ke atas entitas.
Monitoring
Keseluruhan dari ERM dimonitor dan dimodifikasi sifitas menajemen,
sesuai dengan kebutuhan. Memonitor hal tersebut diselesaikan melalui aktifitas
manajemen, evaluasi yang berbeda atau keduanya sekaligus.
6. Good Corporate Governence
Coporate Governence meruapakan struktur yang digunakan dalam
organisasi perusahaan dalam menentukan kebijakan demi tercapainya tujuan
perusahaan. Tujuan GCG untuk menciptakan nilai tambah perusahaan bagi
pemangku kepentingan (Yusuf Mangkusuryo, 2017). Penerapan Good
Coporate Governence diauatu perusahaan membutuhkan identifikasi terkait
dengan konsep GCG yang bersifat general, tetapi dalam implementasinya harus
disesuaikan dengan kondisi suatu perusahaan tersebut (Suhartanti dan Asyik,
2016).
Untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan , suatu entitas perlu
menerapkan prisip coporate governance yang menjadi indikator dalam
penilaian penerapan GCG dalam perusahaan. Coporate Governence
diproksikan dalam Komisaris Independen, Komite Audit, Dewan Direksi,
Dewan Komisaris, dan Kepimilikan Saham Manajerial.
Komisaris Independen
16
Keberadaan dewan komisaris dapat meningkatkan pengawasan karena
tidak terikat dengan perusahaan sehingga bebas dalam mengambil keputusan.
Dewan komisaris belum bisa memberikan jaminan terlaksananya prinsip GCG
terlebih mengenai perlindungan terhadap investor. Untuk memberikan
perlindungan terhadap pihak mayoritas dan juga minoritas perusahaan
memberikan laporan pertanggung jawaban sosial melalui dewan komisaris
independen (Adila, 2016).
Komite Audit
Komite audit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas sebagai
penghubung anatara dewan direksi dengan internal auditor serta anggota
independen (Aliniar dan Wahyuni, 2017). Sesuai dengan surat edaran Bapepam
No. SE-03/PM/2000 tentang komite audit menjelaskan tujuan komite audit
adalah membantu dewan komisaris. Tujuannya sebagai berikut
1. Meningkatkan kualitas laporan keuangan
2. Menciptakan pengendalian untuk mencegah terjadinya
penyimpangandalam pengelolaan perusahaan.
3. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal
audit
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan
komisaris
17
Dewan Direksi
CEO dan ketua dewan komisaris harus orang yang berbeda. Direksi
menghadiri pertemuan minimal 75% dan perusahaan memegang minimal
empat rapat rutin untuk dewan direksi pertahun (Gwenda, 2013). Menurut
Undang-undang No 40 tahun 2017 direktur memiliki tugas antara lain :
1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan
2. Memilih, menetapkan, dan mengawasi tugas dari karyawan
3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham
Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajer. Kinerja yang efektif dari dewan komisaris diharapkan
mampu mencegah konsentrasi pengendalian yang di kelola manajemen.
Semakin banyaknya dean komisaris maka pengungkapan tanggung jawab
dalam perusahaan semakin luas (Sukmawati, 2013)
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh GCG terhadap Nilai Perusahaan
Good Coporate Governence adalah proses dan struktur yang digunakan
perusahaan untuk menentukan kebijakan dengan tujuan mencapai
keberhasilan usaha sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam
penelitian ini good coporate governance diproksikan dengan menggunakan
18
komisaris independen, komite audit, dewan direksi, kepemilikan
manajerial, dan dewan komisaris. Keberadaan Komisaris independen
diharapkan mampu mengambil kebijakan secara netral tanpa pengaruh
manjemen sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan
pengungkapan informasi yang lebih luas untuk stakeholders. Dengan
demikian, semakin besar kesempatan dewan komisaris dalam dewan dapat
mendorong pengungkapan informasi lingkungan dan sosial yang lebih luas.
Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dianggap sebagai
mekanisme pengendalian internal tertinggi dalam perusahaan yang
bertanggung jawab untuk melakukan kontrol terhadap manajemen puncak
(devi, 2013). Indikator yang mempengaruhi efektivitas dewan komisaris
adalah independensi dewan komisaris, kehadiran rapat dewan komisaris,
dan expertise dewan komisaris. Semakin baik efektivitas dewan komisaris
akan semakin baik kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan
(Prastiti dan Meiranto, 2013). Berdasarkan Kep.29/PM/2004, komite audit
terbentuk oleh dewan komisaris untuk membantu melaksanakan tugasnya.
Teori keagenan mengungkapkan bahwa komite audit memberikan
pengawasan yang efektif dalam menejemen perusahaan. Komite audit
berperan dalam pengawasan pihak manajemen agar tidak melakukan
kecurangan yang merugikan perusahaan sehingga tidak mengurangi nilai
perusahaan. Terdapat 3 karakteristik komite audit yang dapat meningkatkan
nilai perusahaan melalui fungsi pengawasan yaitu independensi komite
19
audit, kehadiran rapat komite, dan expertise komite audit (Ratih dan
Setyarini, 2014).
Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin
besar ketika kepemilikan manajer ke perusahaan semakin kecil. Hal
tersebut dikarenakan manajer akan berusaha memaksimalkan untuk
kepentingan sendiri dari pada kepentingan perusahaan. Sebaliknya, apabila
manajer memiliki saham yang besar akan melakukan strategi untuk
meningkatkan kinerja dengan tujuan mencapai nilai perusahaan yang tinggi
(devi, 2013).
H1: Good Coporate Governence berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
2. Pengaruh ERM terhadap Nilai Perusahaan
Pengukapan ERM adalah cara perusahaan untuk melakukan
pengelolaan resiko untuk mengungkapkan dampaknya di masa depan. ERM
dalam perusahaan sangat penting untuk menjaga stabilitas perusahaan.
ERM yang tinggi menggambarkan tata kelola perusahaan yang baik.
Signaling Theory menekankan pentingnya informasi yang diungkapkan
oleh perusahaan untuk keputusan investasi pihak luar perusahaan (Devi et
al., 2017). Selain itu stakeholders theory juga menekankan bahwa
stakeholder memiliki hak untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas
perusahaan. Stakeholders ini yang menjadikan pertimbangan perusahaan
20
untuk mengungkapkan suatu informasi dalam perusahaan (Ulum et al.,
2008).
Penelitian (Devi et al., 2017) dengan sampel 73 perusahaan non
keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 menyatakan
pengungkapan ERM berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Penelitian tersebut didukung hasil penelitian (Hoyt dan
Liebenberg, 2008) mengungkapkan pengaruh positif pengungkapan ERM
terhadap nilai perusahaan.
H2: Enterprise Risk Mangement berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
D. Kerangka Pemikiran Teoritis
H1
H2
GCG
ERM
Nilai Perusahaan