14
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian empiris menguji hubungan langsung anatra GCG dan ERM terhadap nilai perusahaan. Perbedaan kondisi lingkungan, presepsi peneliti, serta perbedaan regulasi maupun fenomena serta data dan pengukuran yang digunakan akan berdampak pada hasil penelitian yang berbeda. Pengembangan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang dilakukan Putra (2016) tentang pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Putra menggunakan analisis regresi terhadap data tersebut. Penelitian ini sesuai dengan Susanto (2013) tentang penerapan GCG dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut manyatakan Penerapan GCG dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara itu penelitian Widyasari (2015)tentang pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI menemukan beberapa proksi GCG tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dikarenakan pasar kurang merespon positif penerapan GCG dalam perusahaan. Bertinetti et al. (2013a) penelitian pada 200 European Companies berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ERM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Reviu Penelitian Terdahulu

Penelitian empiris menguji hubungan langsung anatra GCG dan ERM

terhadap nilai perusahaan. Perbedaan kondisi lingkungan, presepsi peneliti,

serta perbedaan regulasi maupun fenomena serta data dan pengukuran yang

digunakan akan berdampak pada hasil penelitian yang berbeda. Pengembangan

penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian.

Penelitian yang dilakukan Putra (2016) tentang pengaruh GCG terhadap

nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Putra

menggunakan analisis regresi terhadap data tersebut. Penelitian ini sesuai

dengan Susanto (2013) tentang penerapan GCG dan ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut

manyatakan Penerapan GCG dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Sementara itu penelitian Widyasari (2015)tentang pengaruh

GCG terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI menemukan beberapa

proksi GCG tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dikarenakan pasar

kurang merespon positif penerapan GCG dalam perusahaan.

Bertinetti et al. (2013a) penelitian pada 200 European Companies

berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ERM

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

8

memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung dengan

penelitian Devi et al. (2017) pada 73 perusahaan non keuangan yang terdaftar di (BEI)

tahun 2010-2014 hasil penelitian menunjukkan pengungkapan ERM berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Devi et al menggunakan analisis regresi

data panel.

Sayilir dan Farhan (2016) penelitian pada 130 perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Borsa Istanbul Turki hasil penelitian menunjukkan ERM

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hal ini

dapat diinterpretasikan bahwa kinerja keuangan dapat memediasi ERM

terhadap nilai perusahaan

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul /Jurnal Variabel/Analisis Hasil

1

Aditya

Agri Putra

(2016)

Pengaruh GCG

terhadap nilai

perusahaan

(perusahaan BEI

2009-2013)

Variabel :

DV:

nilai perusahaan

IV:

Kepemilikan

manjerial,

kepemilikan

Institusional,

komposisi

Komisaris

Independen, Dewan

Direksi

Teknik Analisis :

Analisis regresi

berganda.

Kepemilikan

manajerial tidak

berpengaruh

terhadap nilai

perusahaan.

Kepemilikan

Institusional,

komisaris

independen,

dewan direksi

berpengaruh

terhadap nilai

perusahaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

9

2 Margareth

Susanto &

Juniarti

(2014)

Pengaruh

Penerapan GCG

pada variabel

ukuran, debt ratio,

dan sektor

industry terhadap

nilai perusahaan

Variabel :

DV:

Nilai Perusahaan

IV:

GCG

Ukuran perusahaan

Debt ratio

Sektor industri

Teknik Analisis :

Regresi Linier

Berganda

GCG, ukuran ,

dan sektor

industri

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap nilai

perusahaan.

Debt ratio tidak

berpengaruh

terhadap nilai

perusahaan.

3 Nita Ayu

Widyasari,

Suhadak,

& Ahcmad

Husaini

(2015)

Pengaruh GCG

dab CSR terhadap

nilai perusahaan

(perusahaan

manufaktur di

BEI 2011-2013)

Variabel :

DV :

Nilai Perusahaan

IV :

komisaris

independen,

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

kualitas auditor,

komite audit,

pengungkapan

Teknik analisis:

Regresi Linier

Berganda

Proporsi

komisaris,

kualitas auditor,

kepemilikan

manjerial

berpengaruh

negatif terhadap

nilai perusahaan.

kepemilikan

institusional,

komite audit,

CSR

berpengaruh

positif terhadap

nilai perusahaan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

10

4 Sunitha

Devi, I

gusti

nyoman

budiasih, &

I dewa

nyoman

badera

(2017)

Pengaruh

pengungkapan

ERM dan IC

terhadap nilai

perusahaan

Variabel :

DV :

Nilai Perusahaan

IV :

ERM

ICP

Teknik analisis:

regresi

linear

berganda

Pengungkapan

ERM dan ICP

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhdap nilai

perusahaan

5 Sayilir dan

Farhan

(2017)

Enterprise Risk

Management and

Its Effect on Firm

Value in Turkey

period 2008-2013.

Variabel :

DV : Firm Values

IV :ERM.

Teknik analisis :

analisis regresi.

Pengungkapan

ERM

berpengaruh

positif terhadap

kinerja keuangan

dan nilai

perusahaan

6 (Bertinetti

et al.,

2013b)

The Effect of The

Enterprise

Risk Management

Implementation

on

The Frim Value of

Europian

Companies

Variabel:

DV: Firm Values

Implementation.

IV:

ERM

Teknik analisis:

Analisis

panel regresi dan

analisis

efek logistic

Terdapat

hubungan positif

antara ERM dan

nilai perusahaan.

B. Tinjauan Pustaka

1. Signalling Theory

Adanya perbedaan informasi antar pihak agent dan pihak principal

mendorong perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

11

eksternal.untuk mengurangi adanya perbedaan informasi perusahaan harus

mengungkapkan informasi. Pengungkapan ERM akan membuat perusahaan

memperoleh sinyal positif dari pihak eksternal (Devi et al., 2017).

2. Teori Stakeholders

Teori stakeholders menjelaskan bahwa suatu entitas tidak hanya

beroperasi untuk kepentingan sendiri melainkan juga memberikan kontribusi

untuk pihak eksternal (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,

pemerintah, masyarakat, dan pihat lainnya) (Ghozali, 2007). Perusahaan

dituntut untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh terhadap profil

resiko perusahaan untuk pemenuhan kepentingan stakeholders agar perusahaan

tidak kehilangan legitimasi dari stakeholders (Widyasari, 2015).

3. Teori Keagenan

Teori keagenan menurut Jensen (1976) hubungan keagenan adalah

suatu kontrak dimana ada principal menggunakan agent untuk menjalankan

aktivitas perusahaannya. Dalam teori ini yang dimaksud dengan principal

adalah pemegang saham atau pemilik, sedangkan agen adalah manjemen yang

berkewajiban mengelola perusahaan . Teori ini mengakui adanya konflik yang

menimbulkan asimetri informasi antara pihak manjemen dengan pemilik.

4. Nilai perusahaan

Pada nilai perusahaan menurut Salvatore (2005) harga saham yang

tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan tujuan perusahaan dalam

theory of the firm untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan. Nilai

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

12

perusahaan menjadi tujuan jangka panjang perusahaan dengan memaksimalkan

nilai perusahaan dari harga pasar sahamnya sehingga perusahaan memiliki

prospek perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi maka direpresentasikan

dengan harga saham yang tinggi dan kinerja keuangan yang optimal (Sudibya,

2014), untuk menilai pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen maka

dilihat dari pengukuran kinerja keuangan. Rasio price book value (PBV) yang

mengambarkan apresiasi pasar terhadap nilai buku saham perusahaan (Sunarsih

dan Mendra, 2012). PBV yang tinggi menunjukkan harga saham yang tinggi

maka semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai lebih yang

berdampak pada keuntungan pemegang saham tahunan perusahaan.

5. Enterprise Risk Management

ERM disclosure menurut agency theory dapat mengurangi asimetri

informasi antara agent dengan principal, sehingga pengungkapan ERM

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investor dan kreditor (Manurung

dan Kusumah, 2016). COSO 2004 mendefinisikan ERM yaitu proses yang

melibatkan dewan direksi entitas, manajemen, dan anggota lainnya yang

dijalankan untuk menentukan strategi yang melingkupi perusahaan, didesain

untuk mengindentifikasi kejadian yang dapat mempengaruhi entitas, mengelola

resiko, menyediakan keyakinan yang memadai untuk pencapaian entitas.

Menurut Comitte of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission

(2004) kerangka kerja ERM mencakup 8 komponen yaitu: 1) Lingkungan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

13

internal, 2) Penentuan tujuan, 3) Identifikasi kejadian, 4) Penilaian resiko, 5)

Respon resiko, 6) Kegiatan pengendalian, 7) Informasi dan komunikasi, 8)

Pengawasan. Komponen ERM diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan

baik secara operasional, strategis, pelaporan keuangan dan kepatuhan.

Lingkungan Internal (Internal Environment)

Kompenen pertama dalam penerapan ERM adalah lingkungan internal.

Komponen ini dinilai mampu mempengaruhi bagaimana tujuan dalam

perusahaan. Setiap resiko dalam perusahaan dapat diidentifikasi dalam

manajemen perusahaan. Lingkungan internal mengatur aktivitas control serta

aktifitas pengawasan manajemen resiko perusahaan.

Pengaturan Tujuan (Objective Setting)

Perusahaan harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelum

manajemen mengidentifikasi kejadian yang mungkin terjadi dan dapat

mengubah pencapaian suatu perusahaan. Pengungkapan ERM memastikan

bahwa manajemen telah berada pada proses yang tepat ketika menetapkan

tujuan dan menyatukan dengan misi dari perusahaan dan manajemen konsisten

terhadap batas resiko yang telah ditetapkan.

Identifikasi Peristiwa Resiko Keuangan (Event Identification Financial

Risk)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

14

Manajemen perusahaan harus melakukan identifikasi kejadian internal

dan eksternal yang berdampak terhadap pencapaian tujuan dari perusahaan dan

harus diidentifikasi. Perusahaan harus membedakan antara resiko dan

kesempatan . kesempatan merupakan langkah kembali kepada strategi

manajemen atau proses penetapan tujuan.

Resiko Kepatuhan (Risk Assessment )

Resiko dianalisa dengan mempertimbangkan kemungkinan dan dampak

sebagai dasar untuk menetapkan bagaimana hal tersebut dapat dikelola. Resiko

juga dinilai atas dasar melekatnya dan hal yang ditinggalkannya.

Respon Resiko (Risk Response)

Manajemen dalam hal ini melakukan seleksi resiko untuk menentukan

respon yang akan dilakukan. Menetapkan tindakan-tindakan untuk

menyelaraskan resiko dengan toleransi risiko dari perusahaan dan batas resiko

tersebut.

Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Perusahaan harus memastikan peraturan dan prosedur yang ada

diberlakukan dan diimplementasikan untuk memastikan respon dari resiko

perusahaan akan efektif.

Informasi dan Komunikasi

Informasi yang relevan diidentifikasikan, ditangkap dan

dikomunikasikan secara formal dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

sehingga membuat orang dapat mengetahui tanggung jawab dalam perusahaan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

15

Komunikasi yang efektif juga harus berlangsung dalam pengertian yang luas,

mengalir ke bawah, menyeluruh dan ke atas entitas.

Monitoring

Keseluruhan dari ERM dimonitor dan dimodifikasi sifitas menajemen,

sesuai dengan kebutuhan. Memonitor hal tersebut diselesaikan melalui aktifitas

manajemen, evaluasi yang berbeda atau keduanya sekaligus.

6. Good Corporate Governence

Coporate Governence meruapakan struktur yang digunakan dalam

organisasi perusahaan dalam menentukan kebijakan demi tercapainya tujuan

perusahaan. Tujuan GCG untuk menciptakan nilai tambah perusahaan bagi

pemangku kepentingan (Yusuf Mangkusuryo, 2017). Penerapan Good

Coporate Governence diauatu perusahaan membutuhkan identifikasi terkait

dengan konsep GCG yang bersifat general, tetapi dalam implementasinya harus

disesuaikan dengan kondisi suatu perusahaan tersebut (Suhartanti dan Asyik,

2016).

Untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan , suatu entitas perlu

menerapkan prisip coporate governance yang menjadi indikator dalam

penilaian penerapan GCG dalam perusahaan. Coporate Governence

diproksikan dalam Komisaris Independen, Komite Audit, Dewan Direksi,

Dewan Komisaris, dan Kepimilikan Saham Manajerial.

Komisaris Independen

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

16

Keberadaan dewan komisaris dapat meningkatkan pengawasan karena

tidak terikat dengan perusahaan sehingga bebas dalam mengambil keputusan.

Dewan komisaris belum bisa memberikan jaminan terlaksananya prinsip GCG

terlebih mengenai perlindungan terhadap investor. Untuk memberikan

perlindungan terhadap pihak mayoritas dan juga minoritas perusahaan

memberikan laporan pertanggung jawaban sosial melalui dewan komisaris

independen (Adila, 2016).

Komite Audit

Komite audit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas sebagai

penghubung anatara dewan direksi dengan internal auditor serta anggota

independen (Aliniar dan Wahyuni, 2017). Sesuai dengan surat edaran Bapepam

No. SE-03/PM/2000 tentang komite audit menjelaskan tujuan komite audit

adalah membantu dewan komisaris. Tujuannya sebagai berikut

1. Meningkatkan kualitas laporan keuangan

2. Menciptakan pengendalian untuk mencegah terjadinya

penyimpangandalam pengelolaan perusahaan.

3. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal

audit

4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan

komisaris

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

17

Dewan Direksi

CEO dan ketua dewan komisaris harus orang yang berbeda. Direksi

menghadiri pertemuan minimal 75% dan perusahaan memegang minimal

empat rapat rutin untuk dewan direksi pertahun (Gwenda, 2013). Menurut

Undang-undang No 40 tahun 2017 direktur memiliki tugas antara lain :

1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan

2. Memilih, menetapkan, dan mengawasi tugas dari karyawan

3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham

Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilakukan oleh manajer. Kinerja yang efektif dari dewan komisaris diharapkan

mampu mencegah konsentrasi pengendalian yang di kelola manajemen.

Semakin banyaknya dean komisaris maka pengungkapan tanggung jawab

dalam perusahaan semakin luas (Sukmawati, 2013)

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh GCG terhadap Nilai Perusahaan

Good Coporate Governence adalah proses dan struktur yang digunakan

perusahaan untuk menentukan kebijakan dengan tujuan mencapai

keberhasilan usaha sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam

penelitian ini good coporate governance diproksikan dengan menggunakan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

18

komisaris independen, komite audit, dewan direksi, kepemilikan

manajerial, dan dewan komisaris. Keberadaan Komisaris independen

diharapkan mampu mengambil kebijakan secara netral tanpa pengaruh

manjemen sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan

pengungkapan informasi yang lebih luas untuk stakeholders. Dengan

demikian, semakin besar kesempatan dewan komisaris dalam dewan dapat

mendorong pengungkapan informasi lingkungan dan sosial yang lebih luas.

Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dianggap sebagai

mekanisme pengendalian internal tertinggi dalam perusahaan yang

bertanggung jawab untuk melakukan kontrol terhadap manajemen puncak

(devi, 2013). Indikator yang mempengaruhi efektivitas dewan komisaris

adalah independensi dewan komisaris, kehadiran rapat dewan komisaris,

dan expertise dewan komisaris. Semakin baik efektivitas dewan komisaris

akan semakin baik kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan

(Prastiti dan Meiranto, 2013). Berdasarkan Kep.29/PM/2004, komite audit

terbentuk oleh dewan komisaris untuk membantu melaksanakan tugasnya.

Teori keagenan mengungkapkan bahwa komite audit memberikan

pengawasan yang efektif dalam menejemen perusahaan. Komite audit

berperan dalam pengawasan pihak manajemen agar tidak melakukan

kecurangan yang merugikan perusahaan sehingga tidak mengurangi nilai

perusahaan. Terdapat 3 karakteristik komite audit yang dapat meningkatkan

nilai perusahaan melalui fungsi pengawasan yaitu independensi komite

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

19

audit, kehadiran rapat komite, dan expertise komite audit (Ratih dan

Setyarini, 2014).

Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin

besar ketika kepemilikan manajer ke perusahaan semakin kecil. Hal

tersebut dikarenakan manajer akan berusaha memaksimalkan untuk

kepentingan sendiri dari pada kepentingan perusahaan. Sebaliknya, apabila

manajer memiliki saham yang besar akan melakukan strategi untuk

meningkatkan kinerja dengan tujuan mencapai nilai perusahaan yang tinggi

(devi, 2013).

H1: Good Coporate Governence berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

2. Pengaruh ERM terhadap Nilai Perusahaan

Pengukapan ERM adalah cara perusahaan untuk melakukan

pengelolaan resiko untuk mengungkapkan dampaknya di masa depan. ERM

dalam perusahaan sangat penting untuk menjaga stabilitas perusahaan.

ERM yang tinggi menggambarkan tata kelola perusahaan yang baik.

Signaling Theory menekankan pentingnya informasi yang diungkapkan

oleh perusahaan untuk keputusan investasi pihak luar perusahaan (Devi et

al., 2017). Selain itu stakeholders theory juga menekankan bahwa

stakeholder memiliki hak untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas

perusahaan. Stakeholders ini yang menjadikan pertimbangan perusahaan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43123/3/BAB II.pdf · penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian. Penelitian yang

20

untuk mengungkapkan suatu informasi dalam perusahaan (Ulum et al.,

2008).

Penelitian (Devi et al., 2017) dengan sampel 73 perusahaan non

keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 menyatakan

pengungkapan ERM berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Penelitian tersebut didukung hasil penelitian (Hoyt dan

Liebenberg, 2008) mengungkapkan pengaruh positif pengungkapan ERM

terhadap nilai perusahaan.

H2: Enterprise Risk Mangement berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

D. Kerangka Pemikiran Teoritis

H1

H2

GCG

ERM

Nilai Perusahaan