22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilaku Seorang ahli psikologi pendidikan, Benjamin Bloom, membagi perilaku ke dalam 3 domain (kawasan), yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Terbentuknya perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada omain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek terhadap obyek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau kenyataan stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu terhadap makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil “tahu”, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini pada umumnya terjadi melalui pancaindera manusia, seperti ; indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebab dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

  • Upload
    hathuy

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Tentang Perilaku

Seorang ahli psikologi pendidikan, Benjamin Bloom, membagi perilaku

ke dalam 3 domain (kawasan), yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Terbentuknya perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada omain

kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada

subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk

sikap subyek terhadap obyek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni

obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan

menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap

atau kenyataan stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung

menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku

baru tanpa mengetahui terlebih dahulu terhadap makna stimulus yang

diterimanya. Dengan kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh

pengetahuan atau sikap.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini pada umumnya

terjadi melalui pancaindera manusia, seperti ; indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebab dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat, yaitu:

a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disini

merupakan pengetahuan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain; menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan,

dan sebagainya.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secra

benar tentang tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi di sini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja;

dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan

dan sebagainya.

7

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

e. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghbungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya; dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya; dapat membandingkan antara

anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakn dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat

tersebut di atas.

2. Sikap

Sikap merupakan rekasi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi dari sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu. dalam kehidupan sehari-hari sikap

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Seorang ahli psikologi sosial, Newcomb, menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi adalah “pre-disposisi” tindakan atau perilaku.

8

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

Sementara itu Alloport menyatakan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok, yaitu :

a. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu obyek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek

c. Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap memiliki 4

tingkatan, yaitu :

a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespons

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang

menerima ide tersebut.

c. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat

tiga, atau menghargai.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu obyek. Penukuran secara langsung dapat

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotetis, kemudian

ditanyakan pendapat responden.

9

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

3. Praktik

Ada 4 tingkatan praktik :

a. Persepsi

Mengenal dan memilih obyek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai

dengan contoh adalah indikator praktik tingkat kedua.

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasan maka ia sudah

mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adaptasi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya sendiri

tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu

dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat

dilakukan secara langsung, yaitu dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden.

B. Masalah Perilaku Dalam Kesehatan Dan Perubahannya

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya, terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap, praktik atau tindakan yang merupakan respon/ reaksi seorang individu

terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam diri manusia.

10

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

Respon seseorang dapat bersifat pasif tanpa tindakan, berfikir,

berpendapat, bersikap, dan dapat juga bersifat aktif (melalui tindakan). bentuk

operasional perilaku dapat diketahui sebagai berikit :

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, dengan mengetahui sikap atau

rangsangan dari luar diri subyek.

2. Perilaku dalam bentuk sikap, tanggapan batin terhadap keadaan atau

rangsangan dari luar diri subyek.

3. Perilaku dalam bentuk tindakan atau praktik yang nyata, berupa perbuatan

terhadap situasi atau rangsangan dari luar.

Manusia dan lingkungannya adalah satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dan saling pengaruh mempengaruhi. Lingkungan di mana manusia

mengembangkan perilakunya, dapat dibagi menjadi dua kelompok.

1. Lingkungan fisik yang di bedakan menjadi lingkungan fisik alamiah

(keadaan geografis yang kuat pengaruhnya terhadap bentuk perilaku).

2. Lingkungan social budaya.

Green 1980 mengembangkan suatu teori yang menyatakan bahwa

kesehatan individu atau masyarakat di pengaruhi oleh tiga kelompok factor

yaitu :

1. Faktor predisposisi (Predisposing factors), yaitu meliputi kebiasaan,

kepercayaan, tradisi, pengetahuan, sikap, dan factor lain yang ada pada diri

individu dan masyarakat serta factor – factor demografi (umur, status,

ekonomi, dan jumlah keluarga).

2. Faktor pemungkin (Enabling factors), yaitu tersedianya fasilitas palayanan

kesehatan serta kemudahan untuk mencapainya.

3. Faktor penguat (Reinforcing factors), yaitu berupa sikap dan perilaku

petugas kesehatan.

Menurut Green pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengubah

ke tiga faktor tersebut agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga

menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap kesehatan pada

umumnya.

11

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

C. Penyuluhan

1. Pengertian

Penyuluhan kesehatan berorientasi kepada perubahan perilaku yang

diharapkan yaitu perilaku sehat, sehingga mempunyai kemampuan

mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam

peningkatan kesehatan 9)

Menurut beberapa ahli, dikemukakan definisi tentang penyuluhan

kesehatan yaitu :

a. Azrul Anwar

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

b. Departemen Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan

kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai

suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana caranya dan

melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun secara

kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat,

serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

b. Perubahan perilaku yang terjadi yaitu perubahan pengetahuan ,sikap dan

tindakan kearah lebih baik

c. Pemberian pengetahuan pada orang yang bersangkutan berhubungan

dengan masalah kesehatan yang dialami.

12

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

3. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat.

4. Tempat Penyelenggaran

Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan diberbagai

tempat diantaranya adalah :

a. Di instansi pelayanan

Dapat dilakukan di RS, Puskesmas, Rumah Sakit Klinik, yang dapat

langsung diberikan kepada individu, keluarga mengenai penyakit,

perawatan, pencegahan penyakit dan sebagainya.

Tetapi dapat juga diberikan secara tidak langsung misalnya melalui

poster, gambar-gambar, famplet dan sebagainya.

b. Di masyarakat

Penyuluhan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui

pendekatan edukatif terhadap keluarga dan masyarakat binaan secara

menyeluruh dan tergoranisir sesuai dengan masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.

5. Materi / Pesan

Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat

hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang

disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang

disampaikan sebaiknya 9) :

a. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat dalam bahasa

kesehariannya

b. Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti sasaran.

c. Dalam menyampaikan materi sebaiknya menggunakan alat peraga

untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran

d. Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran

dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

13

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

6. Metode

Metode dalam penyuluhan kesehatan dibagi 2 :

a. Metode didaktif

Pada metode didaktif yang aktif adalah orang yang melakukan

penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberi

kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan apapun. Proses bersifat satu arah

(one way method) yang termasuk dalam metode ini adalah :

1) Secara langsung

Ceramah

2) Secara tidak langsung

a) Poster

b) Media cetak seperti Leaflet

c) Media elektronik

b. Metode Sokratik

Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan

pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar,

dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang

menyampaikan pesan di satu pihak yang menerima pesan di lain pihak

(two way method)

yang termasuk dalam metode ini adalah :

1) Langsung

a) Diskusi

b) Curah pendapat

c) Demontrasi

d) Simulasi

e) Role playing

f) Seminar

g) Studi kasus

h) Simposium, dll

14

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

2) Tidak langsung a) Penyuluhan kesehatan melalui telepon b) Satelit komunikasi

Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan atau meteri yang kita sampaikan benar–benar diterima secara tepat adalah dengan mendapatkan umpan balik tentang akibat atau pengaruh yang di timbulkan oleh pesan atau materi tersebut Umpan balik adalah proses yang memungkinkan seorang penyampai pesan mengetahui bagaimana pesan ditangkap oleh penerima dengan baik. Metode penyampaian pesan yang baik yaitu menggunakan metode komunikasi dua arah yang berlangsung apabila penyampai pesan leluasa mendapatkan umpan balik dari penerima pesan. Komunikasi dua arah yang terbuka akan memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi dan selanjutnya sangat menolong mengembangkan suatu hubungan yang memuaskan kedua belah pihak Contoh pelaksanaan metode dua arah adalah diskusi . diskusi adalah pembicaraan yang telah direncanakan dan telah di persiapkan tentang topik pembicaraan Keuntungan : 1). Saling memberikan pendapat umpan balik antara penyampai pesan

dengan penerima pesan 2). Dapat membuat topik yang dibicarakan lebih menarik 3). Dapat mengenal masalah dan mengolah masalah yang terkandung

dalam topik Kerugian : 1). Tidak dapat dipakai dalam kelompok besar 2). Diskusi dapat menyimpang dari alur topik yang di bicarakan

(pertanyaan tidak sesuai topik) dengan cara ini kontak antar klien dengan petugas lebih intensif , setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya, pada akhirnya klien dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran akan menerima dan mengubah perilaku tersebut

15

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

D. Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang

terutama menyerang anak-anak usia di bawah 15 tahun, dengan manifestasi

perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok yang dapat menimbulkan

kematian. Gejala utamanya adalah demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya

memburuk setelah dua hari pertama.11) Penyakit DBD disebabkan oleh virus

dengue. Ada empat tipe virus dengue yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN

4. Virus dengue ini termasuk dalam grup B Arthropod borne viruses. Vektor

utama penyakit DBD ialah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini lebih suka

bersarang ditempat – tempat gelap atau bejana yang berisi air jernih dan tawar

seperti bak mandi, tandon air, drum penampungan air, tempat minum burung,

vas bunga, sumur, kaleng bekas. Keberadaan vektor atau nyamuk tersebut erat

kaitannya dengan pola perilaku masyarakat itu sendiri.2)

E. Epidemiologi

Secara epidemiologis, gambaran penyakit demam berdarah dengue dapat

digambarkan menurut orang, tahun dan waktu.

1. Distribusi menurut orang

Penelitian yang dilaporkan oleh Harun (1989) di beberapa rumah sakit,

ditemukan bahwa penderita yang dirawat di wilayah Asia Tenggara adalah

kelompok umur 0 – 9 th, umur 1 – 4 th, umur 5 – 9 th, cenderung lebih

banyak pada kelompok 1 – 4 th, sedangkan pemantauan Ditjen

Pembersihan Penyakit Menular dan PLP pada tahun 1968 – 1984

menunjukkan bahwa 90% kasus demam berdarah dengue terdiri dari anak-

anak < 15 th. 11)

2. Distribusi menurut waktu

Di Indonesia musim penularan demam berdarah dengue pada umumnya

terjadi pada musim hujan atau awal dan akhir tahun. 10)

3. Distribusi menurut tempat

Pada tahun 1985 seluruh propinsi di Indonesia telah melaporkan adanya

kasus demam berdarah dengue kecuali Timor Timur, Kabupaten yang

16

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

terjangkit cenderung terus meningkat yaitu periode tahun 1968 – 1974

hanya 2 Kabupaten dan periode tahun 1990 – 1995 menjadi 200

Kabupaten. 2)

F. Pencegahan dan Pembersihan

1. Pembersihan

Cara yang tepat guna dalam pembersihan penyakit demam berdarah

dengue adalah melaksanakan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu :

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi jentik nyamuk

penular demam berdarah dengan cara “ 3 M “ yaitu : 1. Menguras secara

teratur seminggu sekali atau menaburkan abate ke Tempat Penampungan

Air bersih (TPA), 2. Menutup rapat-rapat Tempat Penampungan Air, dan 3.

Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang-

barang bekas lainnya yang dapat menampung air hujan.

a. Fogging fokus

Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka

kegiatan fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologi

betul-betul memenuhi kriteria 12).

b. Abatisasi

Di laksanakan di desa/kelurahan endemis terutama di sekolah dan

tempat-tempat umum. Semua tempat penampungan air di rumah dan

bangunan yang di temukan jentik Aedes aegypti di taburi bubuk abate

sesuai dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gram) abate untuk 100

liter air 12)

c. Penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam Pembersihan Sarang

Nyamuk Demam Berdarah Dengue (Gerakan 3 M)

Penggerakan masyarakat dalam Pembersihan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue dilakukan dengan kerja sama sektor yang di

koordinasi oleh Kepala wilayah / Daerah setempat melalui wabah

Pokjal / Pokja DBD. 13)

17

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

2. Pencegahan

Obat dan vaksin pencegah penyakit Demam Berdarah Dengue hingga

dewasa ini belum tersedia, maka upaya pembersihan penyakit Demam

Berdarah Dengue di titikberatkan pada pembersihan nyamuk penularnya

(Aedes aegypti) dan dalam pembersihan penyakit Demam Berdarah

Dengue ini yang paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk

penularannya di tempat perindukannya dengan berbagai macam cara antara

lain :

a. Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN)

Pembersihan Sarang Nyamuk adalah tindakan yang diharapkan dapat

menekan vektor nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue, dan

merupakan cara utama yang dilakukan untuk memutus rantai penularan

yang terdiri dari virus, Aedes aegypti dan manusia 11).

b. Penggunaan Ikan Pemakan Jentik (biologis)

Cara ini dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik pada

bak atau tempat penampungan air lainnya, sehingga menjadi predator

jentik dan pupa nyamuk 12)

c. Pemakaian Insektisida

Cara ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida ke sarang

nyamuk seperti got, semak dan ruangan. Selain penyemprotan biasanya

juga dilakukan penaburan insektisida butiran ke tempat jentik atau larva

Demam Berdarah Dengue bersarang 13)

G. Penanggulangan Penyakit

1. Kegiatan Penanggulangan Penyakit DBD

Ada beberapa kegiatan pokok penanggulangan penyakit DBD yaitu : 8)

a. Penemuan dan pelaporan penderita

Ketiga menemukan pasien dengan gejala DBD (panas yang tinggi tanpa

sebab yang jelas, dan uji Rumple Leede positif/ jumlah petekie 20 atau

lebih dalam radius 2,8 cm), maka dokter praktik, Puskesmas dan

Poliklinik melaporkan kasus DBD dengan cepat kepada Puskesmas

18

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

tempat domisili kasus DBD. Hal ini dilakukan untuk mencegah keadaan

yang lebih buruk, dan untuk membatasi penularan di lapangan.

1) Surveilans kasus DBD

Pada saat petugas di unit-unit pelayanan kesehatan

menemukan penderita DBD / penderita tersangka DBD maka

mereka diharapkan melaporkan ke Puskesmas setempat dengan

menggunakan surat pengantar yang disampaikan / melalui kepala

keluarga penderita. Kemudian dilakukan penyelidikan epidemiologi

di lokasi penderita dan rumah sekitarnya untuk mengetahui

kemungkinan adanya penularan lebih lanjut.

2) Analisis data kasus DBD tahun sebelumnya

Pengelola DBD di Puskesmas, Dati II dan propinsi

menganalisis data kasus DBD tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data kasus tahun terakhir ini akan dapat diperoleh

informasi kapan kasus DBD di suatu wilayah akan mulai meningkat

dan kapan puncak kasus terjadi sehingga upaya penanggulangan

sebelum musim penularan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

b. Penaggulangan fokus

Semua kasus DBD ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologis,

yaitu kunjungan di rumah kasus DBD dan rumah sekitarnya dalam

radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta di sekolah jika kasus DBD

adalah anak sekolah.

Kegiatan penyelidikan epidemiologis dilakukan oleh Puskesmas dan

kegiatan meliputi; pencarian kasus/tersangka DBD lainnya dan

pemeriksaan jentik Aedes aegypti yang menjurus kepada KLB DBD,

penyelidikan epidemiologis ini dimaksudkan pula untuk mengetahui

adanya kemungkinan terjadinya penularan lebih lanjut sehingga perlu

dilakukan penyemportan insektisida.

Penyemprotan insektisida dilakukan jika ditemukan penderita/tersangka

penderita DBD lain atau sekurang-kurangnya 3 penderita panas tanpa

sebab jelas dan jentik Aedes aegypti di lokasi tersebut. Penyemprotan

19

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

insektisida ini diikuti penyuluhan dan gerakan PSN DBD oleh

masyarakat.

c. Pembersihan vektor intensif

1) Foging fokus

Fogging dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologis

betul-betul memenuhi kriteria.

2) Abatisasi

Dilaksanakan di desa/kelurahan endemis terutama di sekolah

dan tempat-tempat umum. Semua tampat penampungan air di

rumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes aegypti ditaburi

bubuk abate sesuai dosis 1 sendok makan (10gr) untuk 100 liter air.

3) Penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD

(gerakan 3M)

Penggerakan masyarakat dalam PSN DBD dilakukan dengan

kerja sama lintas sektor yang dikoordinasikan oleh Kepala

Wilayah/Daerah setempat melalui wabah Pokjanal/Pokja DBD.

Kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan pada saat sebelum perkiraan

peningkatan jumlah kasus yang ditentukan berdasarkan data kasus

bulanan DBD dalam 3-5 tahun yang terakhir.

d. Penyuluhan kepada masyarakat

Penyuluhan tentang penyakit demam berdarah dan pencegahannya

melalui media massa, sekolah, tempat ibadah, kader PKK dan

kelompok masyarakat lainnya. Kegiatan ini dilakukan setiap saat bila

pada beberapa kesempatan.

e. Pemantauan jentik berkala (PJB)

Pemantauan jentik berkala dilakukan setiap 3 bulan di rumah dan

tempat-tempat umum. Untuk pemantauan jentik berkala di rumah

dilakukan pemeriksaan sebanyak 100 rumah sampel untuk setiap

desa/kelurahan. Hasil PJB ini diinformasikan pihak kesehatan kepada

kepala Wilayah/Daerah setempat sebagai evaluasi dan dasar

penggerakan masyarakat dalam PSN DBD. Diharapkan angka bebas

20

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

jentik (ABJ) setiap kelurahan/desa dapat mencapai lebih dari 95% akan

dapat menekan penyebaran penyakit DBD. Selain itu juga dilakukan

pemeriksaan jentik pada semua rumah sakit dan Puskesmas. Sedangkan

untuk sekolah dan tempat umum lainnya dilakukan secara sampling bila

tidak dapat diperiksa seluruhnya.

2. Kegiatan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN)

Penanggulangan vaksin untuk mencegah DBD sebenarnya masih

dalam taraf penelitian, sedangkan obat yang efektif terhadap virus belum

ada. Oleh karena itu cara pembersihan DBD yang dilaksanakan adalah

dengan memutus rantai penularan DBD dengan memberantas nyamuk

penular maupun jentiknya.

Dalam makalahnya yang berjudul Epidemiologi dan Penanggulangan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indoensia Saat Ini, Thomas

Suroso dan Ali Imran Umar pada dasarnya upaya pengendalian nyamuk

Aedes aegypti dapat dilakukan dengan cara mengendalikan nyamuk

tersebut, yaitu dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN). Sebab pada

dasarnya pembersihan nyamuk dewasa harus disertai dengan pembasmian

jentik (larva) Aedes aegypti, karena jentik akan menjadi nyamuk dewasa

dalam beberapa hari. Selama masih ada nyamuk dewasa dan orang yang

mengidap virusnya akan terus terjadi penularan ulang. Jentik ini dapat

diberantas dengan meniadakan tempat perindukannya sehingga nyamuk

tidak berkesempatan berkembang biak. Karena Aedes aegypti diketahui

berkembang biak di air bersih tergenang yang tidak langsung berhubungan

dengan tanah, maka PSN ini terdiri dari :

a. Menguras bak mandi, jamban, dan tempat penampungan air lainnya

sekurang-kurangnya seminggu sekali (karena perkembangan dari telur

sampai nyamuk : 7-10hari).

b. Menutup rapat tempat penampungan air (misalnya: tempayan, drum)

sehingga nyamuk tidak dapat masuk.

21

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

c. Membersihkan pekarangan atau halaman dari kaleng, botol, ban bekas,

tempurung, dan barang lain yang dapat menampung air agar tidak

menjadi sarang nyamuk.

d. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung misalnya,

secara berkala.

e. Mencegah atau mengeringkan air yang tergenang di atap atau talang

f. Menutup lubang pohon atau bambu dengan tanah.

g. Membubuhi garam dapur pada air perangkap semut.

Disamping dengan cara-cara di atas, untuk mencegah penyakit DBD

biasanya dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan pemakan jentik,

menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang

kasa, meyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang

obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll, sesuai dengan kondisi

setempat. Cara inilah yang kemudian dikenal dengan metode “3M Plus”,

yaitu menutup, menguras, menimbun, plus beberapa langkah yang telah

disebutkan 8).

Menurut Thomas Suroso dan I Made Djaja keberhasilan seluruh

kegiatan PSN perlu upaya-upaya pendukung seperti;

a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat luas yang

berkesinambungan, dan yang diintensifkan selama satu bulan yaitu pada

waktu pelaksanan kampanye PSN.

b. Karena usaha PSN sebenarnya sejalan dengan kampanye ketertiban,

kebersihan dan keindahan kota (K-3) yang juga menjadi program

pemerintah, maka perlu mengintegrasikan PSN ke dalam kampanye K-

3 tersebut, dengan menambahkan pesan agar selain menjaga kebersihan

lingkungan, masyarakat juga diminta memelihara kebersihan air yang

ditampungnya.

c. Mengadakan program Penyediaan Air Bersih (PAB) sehingga dapat

diharapkan memberikan dampak positif bagi penurunan insidensi

penyakit menular tertentu termasuk DBD. Namun demikian program ini

juga perlu disertai dengan usaha pemeliharaan kebersihannya atau tanpa

22

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

rancangan penampung yang bebas nyamuk penyediaan ini justru dapat

meningkatkan populasi Aedes aegypti.

d. Mengintegrasikan usaha PSN ke dalam program Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) dan Peningkatan Kesehatan Lingkungan (PKL) yaitu

dengan menambahkan kegiatan pemeriksaan jentik, pada kesempatan

kunjungan petugas kesehatan / Puskesmas ke sekolah dan tempat-

tempat umum dan rumah-rumah.

Menanggulangi fokus, yaitu kunjungan ke rumah kasus DBD

untuk penyuluhan (disertai pemeriksaan jentik) di rumah kasus dan rumah-

rumah sekitarnya.

3. Mekanisme Dan Hubungan Kerja Tim Pelaksana/Pembina UKS

Dengan Pokja/Pokjanal DBD

Pembersihan sarang nyamuk DBD merupakan semua kegiatan yang

bertujuan untuk memberantas jentik nyamuk Aedes aegypti . oleh karena

nyamuk tersebut tersebar luas maka PSN DBD harus dilakukan secara

menyeluruh di rumah, sekolah dan tempat – tempat umum lainnya.

Untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna upaya PSN DBD ini,

di tingkat desa dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) DBD dan di tingkat

kecamatan Dati II, Dati I dan Pusat dibentuk Kelompok Kerja Operasional

(POKJANAL) DBD yang merupakan forum koordinasi kegiatan

pembersihan penyakit DBD dalam wadah LKMD/Tim Pembina UKS.

PSN DBD di sekolah adalah semua kegiatan untuk memberantas

jentik nyamuk Aedes aegypti di sekolah dilakukan melalui UKS. Kegiatan

ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana UKS di sekolah yang secara

berjenjang dibina oleh Tim Pembina UKS tingkat kecamatan, Dati II, Dati I

dan pusat. Sehubungan dengan hal tersebut : 8)

a. Hubungan kerja antara Tim Pembina UKS/Tim Pelaksana UKS dengan

Pokjanal/Pokja DBD adalah hubungan kerja fungsional dan koordinatif.

b. Dalam hal pelaksanaan PSN DBD secara menyeluruh, Pokja/Pokjanal

DBD bekerja sama secara terpadu dengan instansi terkait.

23

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

c. Tim Pelaksana UKS bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PSN

DBD di sekolah dan melaporkan hasilnya kepada Tim Pembina UKS

tingkat kecamatan, untuk selanjutnya dilaporkan secara berjenjang

kepada Tim Pembina UKS setingkat diatasnya.

d. Pokja/Pokjanal DBD secara berkala sekurang – kurangnya setiap 3

bulan melakukan pemantauan hasil PSN DBD di sekolah sebagai

bagian dari tempat umum dan menyampaikan hasilnya kepada Tim

Pelaksana/Pembina UKS setempat.

e. Tim Pelaksana /Pembina UKS menginformasikan hasil PSN DBD di

sekolah dalam pertemuan pembahasan hasil PSN DBD yang dilakukan

setiap 3 bulan sekali oleh Pokja/Pokjanal DBD di setiap jenjang

administrasi pemerintah.

Kegiatan pokok gerakan PSN DBD dilaksanakan sesuai Petunjuk

Teknis Pelaksanaan PSN DBD di sekolah melalui usaha kesehatan sekolah

(UKS) yang telah diedarkan Dirjen Dikdasmen-Depdikbud melalui surat

edaran No.81/TPUKS 00/X/1993 yang pokok-pokoknya sebagai berikut :

1. Penyampaian pengetahuan tentang penyakit DBD dan pencegahannya

oleh guru kepada siswa secara terus-menerus melalui kegiatan

belajar-mengajar, baik intra maupun ekstra kurikuler.

2. Bimbingan dan pengawasan kepada siswa, karyawan/penjaga sekolah,

dan pengelola warung sekolah dalam pelaksanaan PSN DBD dan

kebersihan lingkungan pada umumnya.

Pelaksanaan gerakan PSN DBD di sekolah menjadi tanggung jawab Kepala

Sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS dan pembinaanya dilakukan

oleh Tim Pembina UKS di semua tingkat administrasi pemerintahan.

Pembersihan sarang nyamuk anak sekolah (PSN AS) adalah kegiatan

atau tugas yang di berikan wali kelas (guru) kepada muridnya di rumah

masing-masing berupa laporan dari hasil pemeriksaan jentik beserta

tindakan yang telah dilaksanakan dan hasil kegiatan tersebut dilaporkan

kepada wali kelas seminggu sekali.

24

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

Tugas dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan PSN AS

(pembersihan sarang nyamuk anak sekolah yaitu ) :

a. Menyusun jadwal kegiatan bersama Puskesmas tentang

penyelenggaraan penyuluhan PSN di sekolah.

b. Melaksanakan penyuluhan/ sosialisasi/ penjelasan pada siswa tentang

kegiatan PSN di sekolah, termasuk cara pencatatan dan pelaporan.

c. Melakukan pengawasan pada pelaksanaan PSN baik disekolah maupun

di rumah.

d. Mencatat dan merekap hasil pemeriksaan jentik baik di sekolah maupun

di rumah siswa serta tindakan yang telah dilaksanakan.

e. Melaporkan hasil kegiatan PSN ke Puskesmas.

H. Leaflet

1. Pengertian Leaflet adalah alat bantu yang dipakai dalam penyuluhan dalam bentuk tulisan yang berisi materi penyuluhan

2. Materi Penyuluhan a. Pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) b. Obyek dari penyakit DBD c. Cara mengatasi DBD d. Pengertian PSN e. Pengertian 3 M f. Pentingnya PSNdalam pencegahan DBD

3. Keutungan leaflet sebagai alat Bantu a. Lebih praktis b. Dapat dibaca setiap saat c. Dapat dibaca orang lain meski tidak mengikuti penyuluhan

4. Kerugian leaflet sebagai alat bantu a. Memerlukan biaya yang cukup mahal b. Sasaran hanya pada orang yang dapat membaca c. Diperlukan desain khusus agar kelihatan menarik

25

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

I. Kerangka Teori

Perilaku kegiatan PSN dipengaruhi oleh 3 faktor

predisposing/pendukung, enabling/pemungkin dan reinforcing/penguat, seperti

dalam kerangka teori berikut ini :

Pemberian Leaflet tentang PSN

Penyuluhan dengan cara

ceramah

Perilaku anak SD tentang kegiatan

PSN

Faktor penguat - Fasilitas / sarana

pelayanan kesehatan

- Tokoh masyarakat - Orang tua - Suami - Tetangga/teman - Media informasi

Faktor pemungkin - Fasilitas / sarana

pelayanan kesehatan

Faktor predisposisi - Pengetahuan - Praktik - Kebiasaan - Kepercayaan - Tradisi - Sikap - Umur - Status Ekonomi

Sumber : Modifikasi Terjemahan Dari Lawrance Green dengan H.L Blum “Planning For Health”Human Science Press

26

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Tentang Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008... · dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

J. Kerangka Kosep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Perilaku PSN 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Praktik

Penyuluhan dengan alat bantu leaflet

Variabel Pengganggu

1. Kebiasaan 2. Tradisi/ adat istiadat 3. Orang tua 4. Media informasi

K. Hipotesis

1. Ada pengaruh penyuluhan dengan alat bantu leaflet terhadap pengetahuan

tentang PSN pada anak SD Siwalan 02 Kecamatan Siwalan Kabupaten

Pekalongan

2. Ada pengaruh penyuluhan dengan alat bantu leaflet terhadap sikap tentang

PSN pada anak SD Siwalan 02 Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan

3. Ada pengaruh penyuluhan dengan alat bantu leaflet terhadap praktik tentang

PSN pada anak SD Siwalan 02 Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan

27