Upload
dangtram
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Berbagai hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dalam penelitian ini
dan kerangka pikir akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan memiliki dasar manajemen yang sama dengan
manajemen pada umumnya, hanya lebih ditekankan pada pengelolaan pada
tingkat pendidikan. Menurut Mulyani dalam Arikunto (2009:3) Manajemen
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Menurut Sagala (2009:55) manajemen pendidikan dalam hal ini sekolah
diartikan sebagai proses pendayaguaan sumber daya sekolah melalui kegiaan
fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
secara lebih efektif dan efisien dengan segala aspeknya dengan menggunakan
semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien serta produktivitas sekolah yang bermutu.
MenurutAmbarita (2013:18) bahwa manajemen pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan, memanfaatkan berbagai sumber daya
11
dan berupaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Meski ditemukan pengertian
manajemen yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang
pendidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang
pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1) manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan
berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.1.1 Tujuan Manajemen Pendidikan
Menurut Nawawi (2008:31) tujuan manajemen pendidikan adalah: a)
Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang baik, b) Terciptanya
peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya, c) Tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, d) Tecapainya perencanaan
pendidikan secara merata, bermutu, relevan,dan akuntabel, e) Terbekalinya
tenaga kependidikan dengan teori tentang proses pendidikan, f) Teratasinya
masalah mutu pendidikan yang muncul karena proses pendidikan, g)
Terciptanya citra positif pendidikan.
Tujuan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan organisasi, sebagai
suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu yang mereka taati sedemikian rupa sehingga
diharapkan hasil yang akan dicapai sempurna, yaitu efektif dan
efisien.Manajemen melibatkan berbagai elemen organisasi baik internal,
eksternal, sarana, prasarana, alat, barang, maupun fungsi dan kedudukan (jabatan)
dalam organisasi yang diatur sedemikian rupa dalam mencapai tujuan organisasi.
12
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa manajemen pendidikan pada
dasarnya merupakan bentuk kerjasama dengan memanfaatkan sumberdaya
(manusia, uang, sarana prasarana dan waktu) secara berkesinambungan untuk
mewujudkan proses dan hasilbelajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya hingga tercapai
tujuan pendidikan.Dengan demikian diharapkan dapat terwujud perencanaan
yang kuat, pengorganisasian yang sehat dan pengendalian yang ketat demi
terwujudnya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup manajemen pendidikan menurut Arikunto (2009:5) dapat
dilihat dari empat sudut pandang yaitu menurut wilayah kerja, objek garapan,
fungsi, urutan kegiatan, serta menurut pelaksanaannya.
1. Ruang lingkup menurut wilayah kerja
Berdasarkan atas tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen
pendidikan dipisahkan menjadi manajemen pendidikan seluruh Negara,
manajemen pendidikan satu propinsi, manajemen pendidikan satu unit kerja dan
manajemen kelas.
2. Ruang lingkup menurut objek garapan
Ruang lingkup manajemen pendidikan menurut objek garapan adalah
semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam kegiatan mendidik di sekolah. Menurut Arikunto (2009:6) ada
delapan ruang lingkup manajemen pendidikan yaitu: (1) Manajemen Siswa, (2)
Manajemen Personil Sekolah (baik tenaga pendidik atau tenaga kependidikan),
13
(3) Manajemen Kurikulum, (4) Manajemen sarana dan material, (5) Manajemen
tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, (6) Manajemen pembiayaan
atau manajemen anggaran, (7) Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan
organisasi pendidikan, dan (8) Manajemen hubungan masyarakat atau
komunikasi pendidikan.
3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan
Dalam definisi manajemen terdapat istilah “rangkaian kegiatan” yang
dilakukan pertama sampai pada hal yang dilakukan terakhir. Adapun fungsi atau
pengelolaan ini adalah: (1) merencanakan, (2) mengorganisasikan, (3)
mengarahkan, (4) mengkoordinasikan, (5) mengkomunikasikan dan (6)
mengawasi atau mengevaluasi.
4. Menurut pelaksanaan
Dalam kegiatan belajar mengajar, manajemen berfungsi untuk
melancarkan jalanya proses tersebut, atau membantu terlaksananya kegiatan
mencapai tujuan agar diperoleh hasil secara efektif dan efisien.
2.2 Manajemen Madrasah
Manajemen madrasah dianggap sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan
yang diharapkan oleh instansi pendidikan/madrasah yang disesuaikan dengan
prinsip-prinsip manajemen yang diunggulkan oleh masyarakat. Penanganan
manajemen khususnya manajemen madrasah perlu memperhatikan ketercapaian
tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan tersebut dapat diraih apabila penanganan
manajemen madrasah efektif dan terarah.
14
Menurut Usman (2009:638) manajemen madrasah meliputi: (1)
perencanaan program madrasah, (2) pelaksanaan rencana kerja madrasah, (3)
kepemimpinan madrasah, (4) pengawasan dan evaluasi.
Adapun hal-hal yang termasuk dalam manajemen madrasah dibidang
pendidikan adalah: 1) manajemen kurikulum, 2) manajemen peserta didik, 3)
manajemen sarana dan prasarana, 4) manajemen sumber daya manusia, 5)
manajemen keuangan, 6) manajemen hubungan kemasyarakatan.
2.3 Fungsi Manajemen Peserta Didik
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegitan untuk mencapai tujuan. GR Terry dalam Mulyono
(2008:23) mengatakan bahwa kegiatan proses manajemen diawali dari kegiatan:
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan
(actuating), dan pengendalian (controlling).
Manajemen peserta didik menurut Arikunto (2009:57) adalah kegiatan
pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah.
Menurut Qomar (2007:141) manajemen peserta didik adalah pengelolaan
kegiatan yang berkaitan dengan siswa mulai dari awal sekolah sampai lulus
sekolah.Menurut Soetjipto dan Raflis (2004:165) manajemen peserta didik adalah
merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disuatu
sekolah dari perencanaan, penerimaan, pembinaan selama siswa berada
disekolah, sampai siswa lulus pendidikan melalui penciptaan suasana yang
kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
15
Menurut W. Mantja (2007:35) Manajemen peserta didikmerupakan proses
pengurusan sagala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah mulai
dari penerimaan siswa, pembinaan siswa berada disekolah, sampai dengan siswa
menamatkan pendidikanya mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
Mulyono (2008:78) mengemukakan bahwa manajemen peserta didik
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja
serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh siswa (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PMB secara efektif
dan effisien.
Ruang lingkup manajemen peserta didik menurut Arikunto (2009:57)
adalah (1) penerimaan siswa, (2) ketatausahaan siswa, (3) pencataan bimbingan
dan penyuluhan, dan (4) pencatatan prestasi belajar.
Manajemen peserta didik meliputi penerimaan siswa baru,
pengembangan, pembinaan, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan
sekolah atau untuk memasuki dunia kerja, sampai pada pengurusan alumni.
Seperti yang di kemukakan oleh Sutisna dalam Syaifudin (2007:2-38), tugas
kepala sekolah dalam manajemen siswa adalah menyeleksi siswa baru,
menyelenggarakan pembelajaran, mengontrol kehadiran murid, melakukan uji
kompetensi akademik,/kejuruan, melaksanakan bimbingan karir serta
penelusuran lulusan.
Secara umum tujuan manajemen peserta didik menutur Mulyasa
(2007:46) adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang peserta
16
didikagar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur
serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Tujuan manajemen peserta didik menurut PERMENDIKNAS NO 39
Tahun 2008 Pasal 1 adalah pembinaan peserta didik yakni mengembangkan
potensi siswa dan mengaktualisasikanya dalam pencapaian prestasi, serta
menyiapkan siswa menjadi warga yang berakhlak mulia, demokratis dan
menghormati hak asasi manusia. Sedangkan menurut PERPU NO 19 Tahun 2004
tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan–kegiatan siswa agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga
pendidikan.
Berpijak dari konsep manajemen dan peserta didik, maka konsep
manajemen peserta didik dapat diartikan proses pengelola yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang berkaitan
dengan proses kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan peserta didik baru
sampai peserta didik lulus dari sekolah.
2.3.1 Perencanaan Peserta Didik
Perencanaan adalah sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Siagian
dalam Usman (2009:65-66).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
adalah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai
tujuan. Perencanaan mengandung unsur-unsur: 1) sejumlah kegiatan yang
17
ditetapkan sebelumnya, 2) adanya proses, 3) hasil yang ingin dicapai, dan 4)
menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Perencanaan tidak dapat
dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan,
penilaian dan pelaporan.
Manajemen peserta didik menurutMulyono (2008:178) merupakan
seluruh proseskegiatan yang direncanakan dan diusahakansecara sengaja serta
pembinaan secara kontinuterhadap seluruh peserta didik agar dapatmengikuti
proses PBM dengan efektif danefisien
Perencanaan peserta didik menurut Utari (2004:9) mencakup (1)
perencanaan daya tampung, (2) perencanaan penerimaan peserta didik baru, (3)
penerimaan peserta didik baru.Berdasarkan pengertian diatas perencanaan peserta
didik menyangkut perencanaan daya tampung, penerimaan peserta didik baru dan
penerimaan peserta didik baru, dan program kerja peserta didik.
2.3.1.1 Perencanaan Daya Tampung
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah
melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan (sekolah). Menurut Nasihin dan Sururi (2011:207) kegiatan
yang harus dilakukan dalam analisis kebutuhan adalah 1) merencanakan jumlah
peserta didik yang akan diterima, 2) menyusun program kegiatan peserta didik.
Menurut Arikunto (2009:58) penentuan banyaknya siswa yang diterima
tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut, rumus untuk daya tampung
adalah:
18
DT = (B X M – TM)
DT = Daya Tampung
B = Banyaknya bangku yang ada
M = Muatan Bangku
TK = Banyaknya siswa yang tinggal kelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis daya
tampung siswa meliputi penentuan banyaknya siswa yang diterima berdasarkan
daya tampung sekolah tersebut.
2.3.1.2 Perencanaan Pemerimaan Peserta Didik Baru
Perencanaan penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting
bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan
kelancaran tugas suatu sekolah.Kesalahan dalam penerimaan peserta didik baru
dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan disekolah yang
bersangkutan.Oleh karena penerimaan peserta didik baru bukanlah hal yang
ringan. Maka menjelang tahun ajaran baru proses penerimaan peserta didikbaru
harus sudah selesai. Untuk itu maka penunjukkan panitia penerimaan peserta
didik baru telah dilakukan oleh Kepala Sekolah sebelum tahun ajaran berakhir.
Panitia penerimaan peserta didik baru sifatnya tidak tetap jadi akan dibubarkan
setelah tugas telah selesai.
Adapun tugas panitia penerimaan siswa baru menurut Arikunto (2009:58)
adalah (1) menentukan banyaknya siswa yang diterima, (2) menentukan syarat-
syarat penerimaan siswa baru, (3) melaksanakan penyaringan, (4) mengadakan
pengumuman penerimaan, (5) mendaftar kembali calon yang sudah diterima, (6)
melapor hasil pekerjaanya kepada pimpinan sekolah.
19
Menurut Suryosubroto (2004:74-75) tugas panitia penerimaan adalah
mempersiapkan (1) syarat-syarat pendaftaran murid baru, (2) formulir
pendaftaran, (3) pengumuman, (4) buku pendaftaran, (5) waktu pendaftaran, (6)
jumlah calon yang diterima.
Penerimaan siswa perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan
penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima,
dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal dikelas atau
mengulang. Kegiatan tersebut biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa
baru atau PMB.
Berdasarkan kajian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-
langkah dalam perencanaan penerimaan siswa baru adalah sebagai berikut; 1)
Membentuk panitia penerimaan murid, 2) Menyiapkan formulir pendaftaran, (3)
Melaksanakan seleksi (4) Pengumuman, (5) Menyiapkan buku pendaftaran, (6)
Waktu pendaftaran, (7) Menetapkan jumlah calon yang diterima.
2.3.1.3 Orientasi Peserta Didik Baru
Setelah peserta didik diseleksi, maka yang dilakukan selanjutnya adalah
pengorientasian dimana orientasi yaitu kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta
didik itu menempuh pendidikan.
Menurut Nasihin dan Sururi (2011:210) orientasi siswa baru adalah
kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kodisi lembaga
pendidikan sekolah. Tujuan orientasi siswa baru adalah agar peserta didik dapat
mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku disekolah, agar peserta
20
didik dapat berpartisispasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
sekolah, dan agar peserta didik siap menghadapi lingkunganya yang baru baik
secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa nyaman dalam mengikuti
proses pembelajaran disekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan
sekolah.
Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didikMenurut Nasihin dan
Sururi (2011:210) antara lain: 1) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati
segala peraturan yang berlaku di sekolah, 2)Agar pesera didik dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah, 3) Agar peserta
didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan
emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa dikelas-kelas, ada sejumlah
kegiatan yang harus diikuti oleh mereka selama masa orientasi siswa baru.
Menurut Nasihin dan Sururi (2011:79) kegiatan-kegiatan itu diantara lain adalah:
1) Perkenalan dengan para guru dan staff sekolah, 2) Perkenalan dengan siswa
lam dan pengurus OSIS, 3) Penjelasan tentang program sekolah, 4) Penjelasan
tentang tata tertib sekolah, 5) Mengenal fasilitas pendidikan yang dimiliki
sekolah, 6) Penjelasan tentang struktur organisasi sekolah
Waktu orientasi juga untuk penelusuran bakat-bakat khusus dari siswa
baru, misalnya penelusuran bakat-bakat olahraga, bakat-bakat seni, bakat-bakat
menulis (mengarang).Oleh karena itu selama masa orientasi banyak diisi
kegiatan-kegiatan pertandingan olahraga, lomba menyanyi, pidato dan
sebagainya.
21
2.3.1.4 Perencanaan Kegiatan Bidang Peserta Didik
Kegiatan pembinaan peserta didik merupakan kegiatan pendidikan yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di
dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau
aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun
global untuk membentuk insan yangseutuhnya. Dengan kata lain, kegiatan
pembinaan peserta didik merupakan kegiatan pendidikan di luar jam
pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Adapun tujuan kegiatan pembinaan kesiswaan adalah sesuai dengan yang
tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu: a) Mengembangkan
potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan
kretivitas; b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan
pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c)
Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai
bakat dan minat; d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang
berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani.
22
Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan mengungkapkan garis-garis besar
program kegiatan kesiswaan dandistribusi rincian jadwal kegiatan yang
direncanakan selama satu tahun kedepan.Adapun ruang lingkup program kerja
peserta didik meliputi program pembinaan peserta didik (OSIS), program
pembinaan ekstrakurikuler, dan program bimbingan konseling.
2.3.2 Pengorganisasian Peserta didik
Pada pelaksanaan sebuah kegiatan diperlukan adanya pengorganisaian
yang baik agar tugas dari setiap anggota organisasi dapat dilaksanakan dengan
baik.Menurut Terry dalam Mulyono (2008:27)Pengorganisasian adalah
menyusun hubungan prilaku yang efektif antar personalia, sehingga mereka dapat
bekerja sama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam
melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai
tujuan dan sasaran tertentu.
Pengorganisasian menurut Handoko dalam Usman (2009:146) adalah: 1)
penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi, 2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan
dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, 3) penugasan tanggungjawab
tertentu, 4) cara manajer membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam
departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengorganisasian adalah proses penentuan sumber daya dan memberi
tanggungjawab dan pendelegasian tertentu kepada bawahanya untuk mencapai
tujuan tertentu.
23
Pengorganisasian peserta didik yaitu penentuan sumber daya manusia
dalam hal ini peserta didik kedalam pengelompokan kelas kemudian pemberian
tanggungjawab kepada wali kelas untuk membina dan mengorganisir bagaimana
proses belajar mengajar berjalan dengan baik sehingga tujuan bisa tercapai
dengan baik dan pengorganisasian kegiatan bidang kesiswaan yang meliputi
kegiatan ekstrakurikuler.Pengelompokan siswa dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar,
tertib dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pengelompokan
Peserta Didik (Pembagian Kelas), yaitu sebelum peserta didik diterima pada
sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih
dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok
belajarnya.Pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler yakni bagaimana masing-
masing penanggungjawab bidang bisa saling berkoordinasi agar seluruh bidang
ekstrakurikuler bisa berjalan dengan baik.
Menurut Nasihin dan Sururi (2011:211) dasar-dasar pengelompokkan
peserta didik adalah: 1) berdasarkan pada kesukaan didalam memilih teman,
dalam hal ini peserta didik memilih sendiri kelasnya, 2) Bedasarkan pada prestasi
yang dicapai oleh siswa, 3) Berdasarkan pada kemampuan dan bakat, 4)
Berdasarkan pada peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu
namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya, 5)
Berdasarkan hasil tes intelegensi yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa 1)
pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkan kesamaan minat dan bakat
peserta didik, berdasarkan hasil tes dan bengelompokkan dengan cara
24
campuran.2) pengorganisasian kelas adalah bagaimana wali kelas mengelola
kelas dari mulai menata ruang kelas, mengabsen, membina dan membimbing
kelas agar tetap nyaman saat belajar berlangsung, mengisi raport dan
bertanggungjawab dengan peserta didik baik jasmani maupun rohani.
2.3.3 Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik
Pelaksanaan merupakan bagian dan proses kelompok atau organisasi yang
tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam
fungsi pelaksanaan adalah mengarahkan (directing), memberikan perintah
(commanding), memberikan petunjuk (leading) dan mengkoordinasikan
(coordinating)
G.R Terry dalam Usman (2009:183) mengungkapkan bahwa actuating
adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok supaya
berkehendak dan berusaha untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha.
Pekerjaan demikian dinyatakan sebagai tindakan “menggerakan
aksi”.Dari definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung
pada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelomopok manajemen, mulai dari
tingkat atas, menengah sampai bawah.
Kadang-kadang sewaktu pekerjaan sedang berlangsung timbul adanya
diskrepansi (discrepancy) hal-hal yang sulit dipecahkan, salah pengertian dan
gangguan yang tidak diduga semula.Ini harus segera disampaikan kepada pihak
manajer agar manajer dapat melaksanakan tindakan perbaikan.Hendaknya
25
diusahakan agar manajer mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan menyangkut
bagaimana caranya melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Adapun rumusan actuating adalah suatu fungsi pembimbing dan
pimpinan serta penggerakan orang agar kelompok suka dan mau bekerja.Jadi,
tekanan yang terpenting adalah tindakan membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan agar bekerja dengan baik, tenang dan tekun sehingga dipahami
fungsi tugas masing-masing. Untuk terwujudnya keserempakkan bekerja, tentu
harus dimulai dari proses planning, organizing, actuating dancontrolling yang
efektif. Oleh karena itu seorang koordinator berfungsi menjalankan planning,
organizing, actuating dan controlling. Dalam hal ini kedudukan koordinator sama
dengan manajer.
Menggerakan menurut Siagian dalam Usman (2009:65-66) adalah
kegiatan untuk menggerakan manusia-manusia anggota organisasi agar bertindak
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Pemimpin bertindak mengarahkan dan
mempengaruhi bawahan agar bekerja sebaik-baiknya.Oleh karena itu, fungsi
menggerakkan dikenal denga sebutan leading (memimpin), directing
(mengarahkan), dan motivating (memotivasi).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pergerakkan atau
pelaksanaan adalah bagaimana seluruh anggota organisasi bekerja sesuai dengan
tujuan yang diharapkan dan pemimpin bertindak mengarahkan dan
mempengaruhi bawahan agar bekerja dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan peserta didik dimulai setelah peserta didik resmi menjadi
peserta didik di lembaga tertentu (sekolah), adapun pelaksanaan peserta
didikMenurut Nasihin dan Sururi (2011:211-215) yaitu: 1) Pembinaan dan
26
pengembangan peserta didik, 2) Pencatatan dan pelaporan, 3) Kelulusan dan
alumni, 4) Layanan Khusus yang menunjang manajemen peserta didik.
Sedangkan menurut Arikunto (2009:61) pelaksanaan peserta didik dimulai dari 1)
Ketatausahaan; 2) Bimbingan dan konseling; 3) Pencatatan prestasi belajar.
Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat simpulkan bahwa pelaksanaan
peserta didik meliputi: 1) Pembinaan dan pengembangan peserta didik, 2)
Pencatatan dan pelaporan peserta didik 3) Kelulusan dan alumni, 4) Layanan
Khusus yang menunjang manajemen peserta didik.
2.3.3.1 Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak
mendapat bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupanya
dimasa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman
belajar, siswa harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan.Menurut Nasihin
dan Sururi (2011:212) sekolah dalam pembinaan dan pengembangan peserta
didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan
kegiatan ekstrakurikuler.Mulyono (2009:191) mengatakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran untuk
menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta
didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkanya
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbiing siswa dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-
kegiatan yang wajib maupun pilihan.
27
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah kegiatan peserta didik di luar
pelajaran atau di luar kegiatan kurikuler , contoh kegiatan ekstrakurikuler: OSIS
(Organiisasi Siswa Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok karate,
olahraga dan pramuka. Sedangkan kegiatan kurikuler menurut Nasihin dan Sururi
(2011:212) adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum
yang pelaksanaanya dilakukan pada jam-jam pelajaran.
Kegiatan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk menjadi
manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.Bakat, minat dan
kemampuan peserta didik harus ditumbuhkembangkan secara optimal melalui
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Keberhasilan pembinaan dan
pengembangan peserta didik diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oleh
guru. Penilaian yang dilakukan oleh guru tentu saja didasarkan pada prinsip-
prinsip penilaian yang berlaku disekolah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan
pengembangan peserta didik didasarkan pada dua kegiatan yaitu kurikuler dan
ekstrakurikuler.
2.3.3.2 Pelaporan dan Pencatatan Peserta Didik
Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sekolah sangat
diperlukan, kegiatan pencatatan dimulai sejak peserta didik diterima di sekolah
tersebutsampai mereka tamat.Menurut Nasihin dan Sururi (2011:212) penatatan
tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat
memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.Sedangkan pelaporan
28
dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat
mengetahui perkembangan peserta didik.
Menurut Arikunto (2009:60) ada dua jenis catatan yaitu 1) Catatan untuk
seluruh sekolah meliputi buku induk, buku klapper, catatan tata tertib dan 2)
Catatan untuk masing-masing sekolah meliputi buku kelas, buku kehadiran siswa
dan buku bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan menurut Tim Dosen
Administrasi Pendidikan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan
peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah yaitu berupa: 1) Buku
induk siswa; 2) Buku klepper; 3) Daftar kehadiran siswa; 4) Daftar mutasi peserta
didik; 5) Buku catatan pribadi peserta didik; 6) Daftar nilai; 7) Buku legger dan
8) Buku Raport.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelaporan
dan pencatatan kehadiran siswa meliputi: 1) Buku induk siswa; 2) Buku klepper;
3) Daftar kehadiran siswa; 4) Daftar mutasi peserta didik; 5) Buku catatan pribadi
peserta didik; 6) Daftar nilai; 7) Buku legger dan 8) Buku Raport.
2.3.3.3 Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta
didik. Menurut Nasihin dan Sururi(2011:214) kelulusan adalah pernyataan dari
lembaga pendidikan tentang telah diselesaikanya program pendidikan yang harus
diikuti oleh peserta didik.
Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara
peserta didik dan lembaga telah selesai.Namun demikian, diharapkan hubungan
para alumni dan sekolah tetap terjalin.Dari hubungan sekolah dan alumni ini,
29
lembaga pendidikan (sekolah) bisa memanfaatkan hasil- hasilnya.Lembaga
pendidikan (sekolah) bisa menjaring berbagai informasi.Misalnya informasi
tentang materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi
selanjutnya.Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau
bagi alumni lainnya.
Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut
“reuni”. Bahkan saat ini setiap lembaga pendidikan(sekolah) ada organisasi
alumninya, misalnya IKA ( Ikatan Alumni). Prestasi yang dicapai para alumni
dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata atau dicatat oleh
lembaga.Sebab catatan tersebut sangat berguna bagi lembaga dalam
mempromosikan lembaga pendidikannya.
2.3.3.4 Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
Menurut Nasihin dan Sururi (2011:215) layanan khusus yang menunjang
manajemen peserta didik yaitu: 1) layanan bimbingan dan konseling, 2) layanan
perpustakaan, 3) layanan kantin, 4) layanan kesehatan, 5) layanan transportasi
sekolah, 6) layanan asrama. Sedangkan menurut Meilina bustari layanan khusus
yang menunjang manajemen peserta didik yaitu: 1) layanan bimbingan dan
konseling, 2) layanan perpustakaan, 3) layanan kantin, 4) layanan kesehatan, 5)
layanan transportasi, 6) layanan asrama.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan
khusus yang menunjang manajemen peserta didik meliputi: 1) layanan bimbingan
30
dan konseling, 2) layanan perpustakaan, 3) layanan kantin, 4) layanan kesehatan,
5) layanan transportasi sekolah, 6) layanan asrama.
2.3.4 Pengawasan Peserta didik
Mengawasi menurut Siagian dalam Usman (2009:67) adalah kegiatan
untuk mengawasi jalanya pelaksanaan manajemen yang selalu dapat
meningkatkan hasilnya, agar pelaksanaan kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan
yang ditetapkan.
Begitu pula dengan seluruh unsur yang ada didalamnya agar dapat saling
mendukung dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Dengan adanya fungsi pengawasan dapat diketahui apakah
pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana mestinya atau terjadi kesalahan atau
penyimpangan.Jika telah diketahui, tindakan lebih lanjut dapat
dilaksanakan.Kemudian dapat diusahakan untuk meningkatkanya dan jika terjadi
kesalahan dapat dilakukan perbaikan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan
merupakan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan pekerjaan agar segala kegiatan
sesuai dengan rencana. Jadi, dengan pengawasan akan diketahui apakah hasil
atau prestasi kerja tidak bertentangan dengan sasaran dan rencana yang telah
ditetapkan.
Pengawasan dilakukan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan
yang dicapai berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, walaupun planning, organizing,
actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak terawasi (sehingga
31
pekerjaan tidak teratut, tertib dan terarah) maka tujuan yang telah ditetapkan
tidak akan tercapai. Dengan demikian controlling mempunyai fungsi untuk
mengawasi segala kegiatan agar tertuju kepada sasaranya, sehingga tujuan yang
telah ditetapkan tercapai.
Pengendalian atau pengawasan (controlling) adalahbagian terakhir dari
fungsi manajemen. Fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan itu sendiri.
Menurut Handoko dalam Ambarita (2013:25) bahwa pengawasan manajemen
adalahusaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.
Menurut Husaini Usman (2013:534) pengawasan ialah proses
pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengawasan meliputi dua hal, yakni pemantauan dan penilaian.
2.3.4.1 Pemantauan Peserta Didik
Menurut Ara hidayat (2010:27) kegiatan pemantauan adalah suatu
kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktifitas yang dilakukan oleh
seluruh warga sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktifitas-aktifitas yang
dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemantauan
adalah kegiatan mengawasi aktifitas aktifitas yang sedang berlangsung.
32
2.3.4.2 Penilain Peserta Didik
Menurut Wand dan Borwn dalam Syaiful dan Aswan (2002:57) penilaian
hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan menurut Nasihin dan Sururi (2011:223)
penilaian dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan menentukan naik
atau tidaknnya peserta didik bagi kelas I dan II, sedangkan kelas III untuk
menentukan lulus tidaknya peserta didik. Hasil penilaian dari pihak sekolah ini
dilaporkan kepada orangtua tersebut atau biasa disebut buku raport, sedangkan
siswa yang lulus diberi ijazah/STTB.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian
peserta didik berupa penilaian dari hasil evaluasi yang dilakukan dan di laporkan
melalui buku raport.
2.4 Kerangka Pikir
Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen peserta didik
yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik, karena siswa yang baru masuk
sekolah dibina dan dibimbing agar bisa menjadi lulusan yang bermutu. Sekolah
yang berkualitas adalah sekolah yang mampu membimbing dan membina siswa
yang masuk dengan kualitas biasa saja tetapi ketika keluar atau lulus menjadi
siswa yang berkualitas baik. Pemikiran tersebut dapat disusun kerangka pikir
penelitian yang meliputi input, dimana input dalam manajemen peserta didik
adalah peserta didik itu sendiri,penerimaan peserta didik baru merupakan sebuah
33
tahapan awal yang dilakukan oleh sekolah untuk mendapatkan input siswa dan
siswi baru yang akan menjadi bagian manajemen peserta didik, peserta didiklah
yang menjadi sasaran untuk dijadikan peserta didik yang bermutu, setelah peserta
didik masuk maka diproses dalam pelaksanaan kegiatan peserta didik yang
meliputi perencanaanpeserta didik yang meliputi perencanaan daya tampung,
perencanaan peserta didik baru, orientasi peserta didik baru dan perencanaan
program kerja peserta didik, pengorganisasianpeserta didik meliputi
pengorganisasian pseserta didik, kelas dan ekstrakurikuler, pelaksanaan peserta
didikmeliputi pembinaan dan pengembangan peserta didik, pelaporan dan
pencatatan peserta didik, kelulusan dan alumni dan layanan khusus yang
menunjang manajemen peserta didik, pengawasanpeserta didikmeliputi
pemantauan peserta didik dan penilaian peserta didik. Apabila semua rangkaian
dari manajemen peserta didik dapat berjalan dengan baik maka akan mendapatkan
output yang baik yaitu dalam hal ini siswa yang bermutu, untuk mencapai semua
itu maka tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung yang mendukung jalanya
proses pencapaian tujuan dan tidak pula terlepas dengan adanya kendala-kendala
yang akan muncul yang harus dihadapi dan dicari solusinya sehingga dalam
pelaksanaan manajemen peserta didik dapat berjalan dengan optimal dan dapat
mencapai tujuan yang daharapkan.
34
Kerangka pikir penelitian ini dapat dillihat pada gambar berikut:
Input Proses Output
Perencanaanpeserta didik
Perencanaan daya tampung
Perencanaan peserta didik baru
Orientasi peserta didik baru
Perencanaan program kerja peserta
didik baru
Pengorganisasian peserta didik
Pengelompokkan siswa
Pengelolaan kelas oleh wali kelas
Kegiatan ekstrakurikuler dan
bimbingan konseling
Peserta Didik Pelaksanaan peserta didik
Pembinaan dan pengembangan
peserta didik
Pelaporan dan pencatatan peserta
didik
Kelulusan dan alumni
Layanan khusus yang menunjang
manajemen peserta didik
Lulusan
bermutu
Pengawasan peserta didik
Pemantauan peserta didik
Penilaian peserta didik
Faktor pendukung
Kelengkapan sarana dan
prasarana
Sumber Daya Manusia
Faktor kendala
Kurangnya komunikasi
antara pihak sekolah
dengan pondok Darul
A`mal Metro
Kurangnya komunikasi
dengan wali murid
Gambar 2.1. Kerangka Pikir.