25
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR Berbagai hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dalam penelitian ini dan kerangka pikir akan dijelaskan sebagai berikut: 2.1 Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan memiliki dasar manajemen yang sama dengan manajemen pada umumnya, hanya lebih ditekankan pada pengelolaan pada tingkat pendidikan. Menurut Mulyani dalam Arikunto (2009:3) Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Menurut Sagala (2009:55) manajemen pendidikan dalam hal ini sekolah diartikan sebagai proses pendayaguaan sumber daya sekolah melalui kegiaan fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien dengan segala aspeknya dengan menggunakan semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktivitas sekolah yang bermutu. MenurutAmbarita (2013:18) bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, memanfaatkan berbagai sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 …digilib.unila.ac.id/8344/128/BAB II.pdf13 (3) Manajemen Kurikulum, (4) Manajemen sarana dan material, (5) Manajemen tatalaksana pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Berbagai hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dalam penelitian ini

dan kerangka pikir akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1 Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan memiliki dasar manajemen yang sama dengan

manajemen pada umumnya, hanya lebih ditekankan pada pengelolaan pada

tingkat pendidikan. Menurut Mulyani dalam Arikunto (2009:3) Manajemen

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses

pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam

organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar efektif dan efisien.

Menurut Sagala (2009:55) manajemen pendidikan dalam hal ini sekolah

diartikan sebagai proses pendayaguaan sumber daya sekolah melalui kegiaan

fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian

secara lebih efektif dan efisien dengan segala aspeknya dengan menggunakan

semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien serta produktivitas sekolah yang bermutu.

MenurutAmbarita (2013:18) bahwa manajemen pendidikan merupakan

suatu kegiatan yang berkesinambungan, memanfaatkan berbagai sumber daya

11

dan berupaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Meski ditemukan pengertian

manajemen yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang

pendidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang

pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1) manajemen pendidikan

merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan

berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.1.1 Tujuan Manajemen Pendidikan

Menurut Nawawi (2008:31) tujuan manajemen pendidikan adalah: a)

Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang baik, b) Terciptanya

peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya, c) Tercapainya

tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, d) Tecapainya perencanaan

pendidikan secara merata, bermutu, relevan,dan akuntabel, e) Terbekalinya

tenaga kependidikan dengan teori tentang proses pendidikan, f) Teratasinya

masalah mutu pendidikan yang muncul karena proses pendidikan, g)

Terciptanya citra positif pendidikan.

Tujuan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan organisasi, sebagai

suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu yang mereka taati sedemikian rupa sehingga

diharapkan hasil yang akan dicapai sempurna, yaitu efektif dan

efisien.Manajemen melibatkan berbagai elemen organisasi baik internal,

eksternal, sarana, prasarana, alat, barang, maupun fungsi dan kedudukan (jabatan)

dalam organisasi yang diatur sedemikian rupa dalam mencapai tujuan organisasi.

12

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa manajemen pendidikan pada

dasarnya merupakan bentuk kerjasama dengan memanfaatkan sumberdaya

(manusia, uang, sarana prasarana dan waktu) secara berkesinambungan untuk

mewujudkan proses dan hasilbelajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif

dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya hingga tercapai

tujuan pendidikan.Dengan demikian diharapkan dapat terwujud perencanaan

yang kuat, pengorganisasian yang sehat dan pengendalian yang ketat demi

terwujudnya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Ruang lingkup manajemen pendidikan menurut Arikunto (2009:5) dapat

dilihat dari empat sudut pandang yaitu menurut wilayah kerja, objek garapan,

fungsi, urutan kegiatan, serta menurut pelaksanaannya.

1. Ruang lingkup menurut wilayah kerja

Berdasarkan atas tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen

pendidikan dipisahkan menjadi manajemen pendidikan seluruh Negara,

manajemen pendidikan satu propinsi, manajemen pendidikan satu unit kerja dan

manajemen kelas.

2. Ruang lingkup menurut objek garapan

Ruang lingkup manajemen pendidikan menurut objek garapan adalah

semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung

terlibat dalam kegiatan mendidik di sekolah. Menurut Arikunto (2009:6) ada

delapan ruang lingkup manajemen pendidikan yaitu: (1) Manajemen Siswa, (2)

Manajemen Personil Sekolah (baik tenaga pendidik atau tenaga kependidikan),

13

(3) Manajemen Kurikulum, (4) Manajemen sarana dan material, (5) Manajemen

tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, (6) Manajemen pembiayaan

atau manajemen anggaran, (7) Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan

organisasi pendidikan, dan (8) Manajemen hubungan masyarakat atau

komunikasi pendidikan.

3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan

Dalam definisi manajemen terdapat istilah “rangkaian kegiatan” yang

dilakukan pertama sampai pada hal yang dilakukan terakhir. Adapun fungsi atau

pengelolaan ini adalah: (1) merencanakan, (2) mengorganisasikan, (3)

mengarahkan, (4) mengkoordinasikan, (5) mengkomunikasikan dan (6)

mengawasi atau mengevaluasi.

4. Menurut pelaksanaan

Dalam kegiatan belajar mengajar, manajemen berfungsi untuk

melancarkan jalanya proses tersebut, atau membantu terlaksananya kegiatan

mencapai tujuan agar diperoleh hasil secara efektif dan efisien.

2.2 Manajemen Madrasah

Manajemen madrasah dianggap sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan

yang diharapkan oleh instansi pendidikan/madrasah yang disesuaikan dengan

prinsip-prinsip manajemen yang diunggulkan oleh masyarakat. Penanganan

manajemen khususnya manajemen madrasah perlu memperhatikan ketercapaian

tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan tersebut dapat diraih apabila penanganan

manajemen madrasah efektif dan terarah.

14

Menurut Usman (2009:638) manajemen madrasah meliputi: (1)

perencanaan program madrasah, (2) pelaksanaan rencana kerja madrasah, (3)

kepemimpinan madrasah, (4) pengawasan dan evaluasi.

Adapun hal-hal yang termasuk dalam manajemen madrasah dibidang

pendidikan adalah: 1) manajemen kurikulum, 2) manajemen peserta didik, 3)

manajemen sarana dan prasarana, 4) manajemen sumber daya manusia, 5)

manajemen keuangan, 6) manajemen hubungan kemasyarakatan.

2.3 Fungsi Manajemen Peserta Didik

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan

melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer

dalam melaksanakan kegitan untuk mencapai tujuan. GR Terry dalam Mulyono

(2008:23) mengatakan bahwa kegiatan proses manajemen diawali dari kegiatan:

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan

(actuating), dan pengendalian (controlling).

Manajemen peserta didik menurut Arikunto (2009:57) adalah kegiatan

pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah.

Menurut Qomar (2007:141) manajemen peserta didik adalah pengelolaan

kegiatan yang berkaitan dengan siswa mulai dari awal sekolah sampai lulus

sekolah.Menurut Soetjipto dan Raflis (2004:165) manajemen peserta didik adalah

merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disuatu

sekolah dari perencanaan, penerimaan, pembinaan selama siswa berada

disekolah, sampai siswa lulus pendidikan melalui penciptaan suasana yang

kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.

15

Menurut W. Mantja (2007:35) Manajemen peserta didikmerupakan proses

pengurusan sagala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah mulai

dari penerimaan siswa, pembinaan siswa berada disekolah, sampai dengan siswa

menamatkan pendidikanya mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap

berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.

Mulyono (2008:78) mengemukakan bahwa manajemen peserta didik

adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja

serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh siswa (dalam lembaga

pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PMB secara efektif

dan effisien.

Ruang lingkup manajemen peserta didik menurut Arikunto (2009:57)

adalah (1) penerimaan siswa, (2) ketatausahaan siswa, (3) pencataan bimbingan

dan penyuluhan, dan (4) pencatatan prestasi belajar.

Manajemen peserta didik meliputi penerimaan siswa baru,

pengembangan, pembinaan, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan

sekolah atau untuk memasuki dunia kerja, sampai pada pengurusan alumni.

Seperti yang di kemukakan oleh Sutisna dalam Syaifudin (2007:2-38), tugas

kepala sekolah dalam manajemen siswa adalah menyeleksi siswa baru,

menyelenggarakan pembelajaran, mengontrol kehadiran murid, melakukan uji

kompetensi akademik,/kejuruan, melaksanakan bimbingan karir serta

penelusuran lulusan.

Secara umum tujuan manajemen peserta didik menutur Mulyasa

(2007:46) adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang peserta

16

didikagar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur

serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.

Tujuan manajemen peserta didik menurut PERMENDIKNAS NO 39

Tahun 2008 Pasal 1 adalah pembinaan peserta didik yakni mengembangkan

potensi siswa dan mengaktualisasikanya dalam pencapaian prestasi, serta

menyiapkan siswa menjadi warga yang berakhlak mulia, demokratis dan

menghormati hak asasi manusia. Sedangkan menurut PERPU NO 19 Tahun 2004

tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan–kegiatan siswa agar

kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga

pendidikan.

Berpijak dari konsep manajemen dan peserta didik, maka konsep

manajemen peserta didik dapat diartikan proses pengelola yang meliputi kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang berkaitan

dengan proses kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan peserta didik baru

sampai peserta didik lulus dari sekolah.

2.3.1 Perencanaan Peserta Didik

Perencanaan adalah sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan

secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan

datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Siagian

dalam Usman (2009:65-66).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

adalah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai

tujuan. Perencanaan mengandung unsur-unsur: 1) sejumlah kegiatan yang

17

ditetapkan sebelumnya, 2) adanya proses, 3) hasil yang ingin dicapai, dan 4)

menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Perencanaan tidak dapat

dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan,

penilaian dan pelaporan.

Manajemen peserta didik menurutMulyono (2008:178) merupakan

seluruh proseskegiatan yang direncanakan dan diusahakansecara sengaja serta

pembinaan secara kontinuterhadap seluruh peserta didik agar dapatmengikuti

proses PBM dengan efektif danefisien

Perencanaan peserta didik menurut Utari (2004:9) mencakup (1)

perencanaan daya tampung, (2) perencanaan penerimaan peserta didik baru, (3)

penerimaan peserta didik baru.Berdasarkan pengertian diatas perencanaan peserta

didik menyangkut perencanaan daya tampung, penerimaan peserta didik baru dan

penerimaan peserta didik baru, dan program kerja peserta didik.

2.3.1.1 Perencanaan Daya Tampung

Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah

melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh

lembaga pendidikan (sekolah). Menurut Nasihin dan Sururi (2011:207) kegiatan

yang harus dilakukan dalam analisis kebutuhan adalah 1) merencanakan jumlah

peserta didik yang akan diterima, 2) menyusun program kegiatan peserta didik.

Menurut Arikunto (2009:58) penentuan banyaknya siswa yang diterima

tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut, rumus untuk daya tampung

adalah:

18

DT = (B X M – TM)

DT = Daya Tampung

B = Banyaknya bangku yang ada

M = Muatan Bangku

TK = Banyaknya siswa yang tinggal kelas.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis daya

tampung siswa meliputi penentuan banyaknya siswa yang diterima berdasarkan

daya tampung sekolah tersebut.

2.3.1.2 Perencanaan Pemerimaan Peserta Didik Baru

Perencanaan penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting

bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan

kelancaran tugas suatu sekolah.Kesalahan dalam penerimaan peserta didik baru

dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan disekolah yang

bersangkutan.Oleh karena penerimaan peserta didik baru bukanlah hal yang

ringan. Maka menjelang tahun ajaran baru proses penerimaan peserta didikbaru

harus sudah selesai. Untuk itu maka penunjukkan panitia penerimaan peserta

didik baru telah dilakukan oleh Kepala Sekolah sebelum tahun ajaran berakhir.

Panitia penerimaan peserta didik baru sifatnya tidak tetap jadi akan dibubarkan

setelah tugas telah selesai.

Adapun tugas panitia penerimaan siswa baru menurut Arikunto (2009:58)

adalah (1) menentukan banyaknya siswa yang diterima, (2) menentukan syarat-

syarat penerimaan siswa baru, (3) melaksanakan penyaringan, (4) mengadakan

pengumuman penerimaan, (5) mendaftar kembali calon yang sudah diterima, (6)

melapor hasil pekerjaanya kepada pimpinan sekolah.

19

Menurut Suryosubroto (2004:74-75) tugas panitia penerimaan adalah

mempersiapkan (1) syarat-syarat pendaftaran murid baru, (2) formulir

pendaftaran, (3) pengumuman, (4) buku pendaftaran, (5) waktu pendaftaran, (6)

jumlah calon yang diterima.

Penerimaan siswa perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan

penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima,

dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal dikelas atau

mengulang. Kegiatan tersebut biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa

baru atau PMB.

Berdasarkan kajian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-

langkah dalam perencanaan penerimaan siswa baru adalah sebagai berikut; 1)

Membentuk panitia penerimaan murid, 2) Menyiapkan formulir pendaftaran, (3)

Melaksanakan seleksi (4) Pengumuman, (5) Menyiapkan buku pendaftaran, (6)

Waktu pendaftaran, (7) Menetapkan jumlah calon yang diterima.

2.3.1.3 Orientasi Peserta Didik Baru

Setelah peserta didik diseleksi, maka yang dilakukan selanjutnya adalah

pengorientasian dimana orientasi yaitu kegiatan penerimaan siswa baru dengan

mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta

didik itu menempuh pendidikan.

Menurut Nasihin dan Sururi (2011:210) orientasi siswa baru adalah

kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kodisi lembaga

pendidikan sekolah. Tujuan orientasi siswa baru adalah agar peserta didik dapat

mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku disekolah, agar peserta

20

didik dapat berpartisispasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

sekolah, dan agar peserta didik siap menghadapi lingkunganya yang baru baik

secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa nyaman dalam mengikuti

proses pembelajaran disekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan

sekolah.

Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didikMenurut Nasihin dan

Sururi (2011:210) antara lain: 1) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati

segala peraturan yang berlaku di sekolah, 2)Agar pesera didik dapat berpartisipasi

aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah, 3) Agar peserta

didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan

emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di

sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa dikelas-kelas, ada sejumlah

kegiatan yang harus diikuti oleh mereka selama masa orientasi siswa baru.

Menurut Nasihin dan Sururi (2011:79) kegiatan-kegiatan itu diantara lain adalah:

1) Perkenalan dengan para guru dan staff sekolah, 2) Perkenalan dengan siswa

lam dan pengurus OSIS, 3) Penjelasan tentang program sekolah, 4) Penjelasan

tentang tata tertib sekolah, 5) Mengenal fasilitas pendidikan yang dimiliki

sekolah, 6) Penjelasan tentang struktur organisasi sekolah

Waktu orientasi juga untuk penelusuran bakat-bakat khusus dari siswa

baru, misalnya penelusuran bakat-bakat olahraga, bakat-bakat seni, bakat-bakat

menulis (mengarang).Oleh karena itu selama masa orientasi banyak diisi

kegiatan-kegiatan pertandingan olahraga, lomba menyanyi, pidato dan

sebagainya.

21

2.3.1.4 Perencanaan Kegiatan Bidang Peserta Didik

Kegiatan pembinaan peserta didik merupakan kegiatan pendidikan yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di

dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau

aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun

global untuk membentuk insan yangseutuhnya. Dengan kata lain, kegiatan

pembinaan peserta didik merupakan kegiatan pendidikan di luar jam

pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai

dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Adapun tujuan kegiatan pembinaan kesiswaan adalah sesuai dengan yang

tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu: a) Mengembangkan

potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan

kretivitas; b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan

sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan

pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c)

Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai

bakat dan minat; d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka

mewujudkan masyarakat madani.

22

Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan mengungkapkan garis-garis besar

program kegiatan kesiswaan dandistribusi rincian jadwal kegiatan yang

direncanakan selama satu tahun kedepan.Adapun ruang lingkup program kerja

peserta didik meliputi program pembinaan peserta didik (OSIS), program

pembinaan ekstrakurikuler, dan program bimbingan konseling.

2.3.2 Pengorganisasian Peserta didik

Pada pelaksanaan sebuah kegiatan diperlukan adanya pengorganisaian

yang baik agar tugas dari setiap anggota organisasi dapat dilaksanakan dengan

baik.Menurut Terry dalam Mulyono (2008:27)Pengorganisasian adalah

menyusun hubungan prilaku yang efektif antar personalia, sehingga mereka dapat

bekerja sama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam

melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai

tujuan dan sasaran tertentu.

Pengorganisasian menurut Handoko dalam Usman (2009:146) adalah: 1)

penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi, 2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan

dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, 3) penugasan tanggungjawab

tertentu, 4) cara manajer membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam

departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

pengorganisasian adalah proses penentuan sumber daya dan memberi

tanggungjawab dan pendelegasian tertentu kepada bawahanya untuk mencapai

tujuan tertentu.

23

Pengorganisasian peserta didik yaitu penentuan sumber daya manusia

dalam hal ini peserta didik kedalam pengelompokan kelas kemudian pemberian

tanggungjawab kepada wali kelas untuk membina dan mengorganisir bagaimana

proses belajar mengajar berjalan dengan baik sehingga tujuan bisa tercapai

dengan baik dan pengorganisasian kegiatan bidang kesiswaan yang meliputi

kegiatan ekstrakurikuler.Pengelompokan siswa dimaksudkan agar dalam

pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar,

tertib dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pengelompokan

Peserta Didik (Pembagian Kelas), yaitu sebelum peserta didik diterima pada

sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih

dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok

belajarnya.Pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler yakni bagaimana masing-

masing penanggungjawab bidang bisa saling berkoordinasi agar seluruh bidang

ekstrakurikuler bisa berjalan dengan baik.

Menurut Nasihin dan Sururi (2011:211) dasar-dasar pengelompokkan

peserta didik adalah: 1) berdasarkan pada kesukaan didalam memilih teman,

dalam hal ini peserta didik memilih sendiri kelasnya, 2) Bedasarkan pada prestasi

yang dicapai oleh siswa, 3) Berdasarkan pada kemampuan dan bakat, 4)

Berdasarkan pada peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu

namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya, 5)

Berdasarkan hasil tes intelegensi yang diberikan kepada siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa 1)

pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkan kesamaan minat dan bakat

peserta didik, berdasarkan hasil tes dan bengelompokkan dengan cara

24

campuran.2) pengorganisasian kelas adalah bagaimana wali kelas mengelola

kelas dari mulai menata ruang kelas, mengabsen, membina dan membimbing

kelas agar tetap nyaman saat belajar berlangsung, mengisi raport dan

bertanggungjawab dengan peserta didik baik jasmani maupun rohani.

2.3.3 Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik

Pelaksanaan merupakan bagian dan proses kelompok atau organisasi yang

tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam

fungsi pelaksanaan adalah mengarahkan (directing), memberikan perintah

(commanding), memberikan petunjuk (leading) dan mengkoordinasikan

(coordinating)

G.R Terry dalam Usman (2009:183) mengungkapkan bahwa actuating

adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok supaya

berkehendak dan berusaha untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi

dengan perencanaan dan usaha.

Pekerjaan demikian dinyatakan sebagai tindakan “menggerakan

aksi”.Dari definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung

pada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelomopok manajemen, mulai dari

tingkat atas, menengah sampai bawah.

Kadang-kadang sewaktu pekerjaan sedang berlangsung timbul adanya

diskrepansi (discrepancy) hal-hal yang sulit dipecahkan, salah pengertian dan

gangguan yang tidak diduga semula.Ini harus segera disampaikan kepada pihak

manajer agar manajer dapat melaksanakan tindakan perbaikan.Hendaknya

25

diusahakan agar manajer mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan menyangkut

bagaimana caranya melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Adapun rumusan actuating adalah suatu fungsi pembimbing dan

pimpinan serta penggerakan orang agar kelompok suka dan mau bekerja.Jadi,

tekanan yang terpenting adalah tindakan membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan agar bekerja dengan baik, tenang dan tekun sehingga dipahami

fungsi tugas masing-masing. Untuk terwujudnya keserempakkan bekerja, tentu

harus dimulai dari proses planning, organizing, actuating dancontrolling yang

efektif. Oleh karena itu seorang koordinator berfungsi menjalankan planning,

organizing, actuating dan controlling. Dalam hal ini kedudukan koordinator sama

dengan manajer.

Menggerakan menurut Siagian dalam Usman (2009:65-66) adalah

kegiatan untuk menggerakan manusia-manusia anggota organisasi agar bertindak

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Pemimpin bertindak mengarahkan dan

mempengaruhi bawahan agar bekerja sebaik-baiknya.Oleh karena itu, fungsi

menggerakkan dikenal denga sebutan leading (memimpin), directing

(mengarahkan), dan motivating (memotivasi).

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pergerakkan atau

pelaksanaan adalah bagaimana seluruh anggota organisasi bekerja sesuai dengan

tujuan yang diharapkan dan pemimpin bertindak mengarahkan dan

mempengaruhi bawahan agar bekerja dengan sebaik-baiknya.

Pelaksanaan peserta didik dimulai setelah peserta didik resmi menjadi

peserta didik di lembaga tertentu (sekolah), adapun pelaksanaan peserta

didikMenurut Nasihin dan Sururi (2011:211-215) yaitu: 1) Pembinaan dan

26

pengembangan peserta didik, 2) Pencatatan dan pelaporan, 3) Kelulusan dan

alumni, 4) Layanan Khusus yang menunjang manajemen peserta didik.

Sedangkan menurut Arikunto (2009:61) pelaksanaan peserta didik dimulai dari 1)

Ketatausahaan; 2) Bimbingan dan konseling; 3) Pencatatan prestasi belajar.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat simpulkan bahwa pelaksanaan

peserta didik meliputi: 1) Pembinaan dan pengembangan peserta didik, 2)

Pencatatan dan pelaporan peserta didik 3) Kelulusan dan alumni, 4) Layanan

Khusus yang menunjang manajemen peserta didik.

2.3.3.1 Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik

Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak

mendapat bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupanya

dimasa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman

belajar, siswa harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan.Menurut Nasihin

dan Sururi (2011:212) sekolah dalam pembinaan dan pengembangan peserta

didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan

kegiatan ekstrakurikuler.Mulyono (2009:191) mengatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran untuk

menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta

didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkanya

maupun dalam pengertian khusus untuk membimbiing siswa dalam

mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-

kegiatan yang wajib maupun pilihan.

27

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah kegiatan peserta didik di luar

pelajaran atau di luar kegiatan kurikuler , contoh kegiatan ekstrakurikuler: OSIS

(Organiisasi Siswa Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok karate,

olahraga dan pramuka. Sedangkan kegiatan kurikuler menurut Nasihin dan Sururi

(2011:212) adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum

yang pelaksanaanya dilakukan pada jam-jam pelajaran.

Kegiatan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk menjadi

manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.Bakat, minat dan

kemampuan peserta didik harus ditumbuhkembangkan secara optimal melalui

kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Keberhasilan pembinaan dan

pengembangan peserta didik diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oleh

guru. Penilaian yang dilakukan oleh guru tentu saja didasarkan pada prinsip-

prinsip penilaian yang berlaku disekolah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan

pengembangan peserta didik didasarkan pada dua kegiatan yaitu kurikuler dan

ekstrakurikuler.

2.3.3.2 Pelaporan dan Pencatatan Peserta Didik

Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sekolah sangat

diperlukan, kegiatan pencatatan dimulai sejak peserta didik diterima di sekolah

tersebutsampai mereka tamat.Menurut Nasihin dan Sururi (2011:212) penatatan

tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat

memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.Sedangkan pelaporan

28

dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat

mengetahui perkembangan peserta didik.

Menurut Arikunto (2009:60) ada dua jenis catatan yaitu 1) Catatan untuk

seluruh sekolah meliputi buku induk, buku klapper, catatan tata tertib dan 2)

Catatan untuk masing-masing sekolah meliputi buku kelas, buku kehadiran siswa

dan buku bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan menurut Tim Dosen

Administrasi Pendidikan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan

peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah yaitu berupa: 1) Buku

induk siswa; 2) Buku klepper; 3) Daftar kehadiran siswa; 4) Daftar mutasi peserta

didik; 5) Buku catatan pribadi peserta didik; 6) Daftar nilai; 7) Buku legger dan

8) Buku Raport.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelaporan

dan pencatatan kehadiran siswa meliputi: 1) Buku induk siswa; 2) Buku klepper;

3) Daftar kehadiran siswa; 4) Daftar mutasi peserta didik; 5) Buku catatan pribadi

peserta didik; 6) Daftar nilai; 7) Buku legger dan 8) Buku Raport.

2.3.3.3 Kelulusan dan Alumni

Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta

didik. Menurut Nasihin dan Sururi(2011:214) kelulusan adalah pernyataan dari

lembaga pendidikan tentang telah diselesaikanya program pendidikan yang harus

diikuti oleh peserta didik.

Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara

peserta didik dan lembaga telah selesai.Namun demikian, diharapkan hubungan

para alumni dan sekolah tetap terjalin.Dari hubungan sekolah dan alumni ini,

29

lembaga pendidikan (sekolah) bisa memanfaatkan hasil- hasilnya.Lembaga

pendidikan (sekolah) bisa menjaring berbagai informasi.Misalnya informasi

tentang materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi

selanjutnya.Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau

bagi alumni lainnya.

Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat

pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut

“reuni”. Bahkan saat ini setiap lembaga pendidikan(sekolah) ada organisasi

alumninya, misalnya IKA ( Ikatan Alumni). Prestasi yang dicapai para alumni

dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata atau dicatat oleh

lembaga.Sebab catatan tersebut sangat berguna bagi lembaga dalam

mempromosikan lembaga pendidikannya.

2.3.3.4 Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik

Menurut Nasihin dan Sururi (2011:215) layanan khusus yang menunjang

manajemen peserta didik yaitu: 1) layanan bimbingan dan konseling, 2) layanan

perpustakaan, 3) layanan kantin, 4) layanan kesehatan, 5) layanan transportasi

sekolah, 6) layanan asrama. Sedangkan menurut Meilina bustari layanan khusus

yang menunjang manajemen peserta didik yaitu: 1) layanan bimbingan dan

konseling, 2) layanan perpustakaan, 3) layanan kantin, 4) layanan kesehatan, 5)

layanan transportasi, 6) layanan asrama.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan

khusus yang menunjang manajemen peserta didik meliputi: 1) layanan bimbingan

30

dan konseling, 2) layanan perpustakaan, 3) layanan kantin, 4) layanan kesehatan,

5) layanan transportasi sekolah, 6) layanan asrama.

2.3.4 Pengawasan Peserta didik

Mengawasi menurut Siagian dalam Usman (2009:67) adalah kegiatan

untuk mengawasi jalanya pelaksanaan manajemen yang selalu dapat

meningkatkan hasilnya, agar pelaksanaan kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan

yang ditetapkan.

Begitu pula dengan seluruh unsur yang ada didalamnya agar dapat saling

mendukung dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.Dengan adanya fungsi pengawasan dapat diketahui apakah

pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana mestinya atau terjadi kesalahan atau

penyimpangan.Jika telah diketahui, tindakan lebih lanjut dapat

dilaksanakan.Kemudian dapat diusahakan untuk meningkatkanya dan jika terjadi

kesalahan dapat dilakukan perbaikan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan

merupakan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan pekerjaan agar segala kegiatan

sesuai dengan rencana. Jadi, dengan pengawasan akan diketahui apakah hasil

atau prestasi kerja tidak bertentangan dengan sasaran dan rencana yang telah

ditetapkan.

Pengawasan dilakukan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan

yang dicapai berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, walaupun planning, organizing,

actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak terawasi (sehingga

31

pekerjaan tidak teratut, tertib dan terarah) maka tujuan yang telah ditetapkan

tidak akan tercapai. Dengan demikian controlling mempunyai fungsi untuk

mengawasi segala kegiatan agar tertuju kepada sasaranya, sehingga tujuan yang

telah ditetapkan tercapai.

Pengendalian atau pengawasan (controlling) adalahbagian terakhir dari

fungsi manajemen. Fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan itu sendiri.

Menurut Handoko dalam Ambarita (2013:25) bahwa pengawasan manajemen

adalahusaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-

tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan

kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan

dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi

yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan

dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-

tujuan perusahaan.

Menurut Husaini Usman (2013:534) pengawasan ialah proses

pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

pengawasan meliputi dua hal, yakni pemantauan dan penilaian.

2.3.4.1 Pemantauan Peserta Didik

Menurut Ara hidayat (2010:27) kegiatan pemantauan adalah suatu

kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktifitas yang dilakukan oleh

seluruh warga sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktifitas-aktifitas yang

dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemantauan

adalah kegiatan mengawasi aktifitas aktifitas yang sedang berlangsung.

32

2.3.4.2 Penilain Peserta Didik

Menurut Wand dan Borwn dalam Syaiful dan Aswan (2002:57) penilaian

hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal

penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan menurut Nasihin dan Sururi (2011:223)

penilaian dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan menentukan naik

atau tidaknnya peserta didik bagi kelas I dan II, sedangkan kelas III untuk

menentukan lulus tidaknya peserta didik. Hasil penilaian dari pihak sekolah ini

dilaporkan kepada orangtua tersebut atau biasa disebut buku raport, sedangkan

siswa yang lulus diberi ijazah/STTB.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian

peserta didik berupa penilaian dari hasil evaluasi yang dilakukan dan di laporkan

melalui buku raport.

2.4 Kerangka Pikir

Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen peserta didik

yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik, karena siswa yang baru masuk

sekolah dibina dan dibimbing agar bisa menjadi lulusan yang bermutu. Sekolah

yang berkualitas adalah sekolah yang mampu membimbing dan membina siswa

yang masuk dengan kualitas biasa saja tetapi ketika keluar atau lulus menjadi

siswa yang berkualitas baik. Pemikiran tersebut dapat disusun kerangka pikir

penelitian yang meliputi input, dimana input dalam manajemen peserta didik

adalah peserta didik itu sendiri,penerimaan peserta didik baru merupakan sebuah

33

tahapan awal yang dilakukan oleh sekolah untuk mendapatkan input siswa dan

siswi baru yang akan menjadi bagian manajemen peserta didik, peserta didiklah

yang menjadi sasaran untuk dijadikan peserta didik yang bermutu, setelah peserta

didik masuk maka diproses dalam pelaksanaan kegiatan peserta didik yang

meliputi perencanaanpeserta didik yang meliputi perencanaan daya tampung,

perencanaan peserta didik baru, orientasi peserta didik baru dan perencanaan

program kerja peserta didik, pengorganisasianpeserta didik meliputi

pengorganisasian pseserta didik, kelas dan ekstrakurikuler, pelaksanaan peserta

didikmeliputi pembinaan dan pengembangan peserta didik, pelaporan dan

pencatatan peserta didik, kelulusan dan alumni dan layanan khusus yang

menunjang manajemen peserta didik, pengawasanpeserta didikmeliputi

pemantauan peserta didik dan penilaian peserta didik. Apabila semua rangkaian

dari manajemen peserta didik dapat berjalan dengan baik maka akan mendapatkan

output yang baik yaitu dalam hal ini siswa yang bermutu, untuk mencapai semua

itu maka tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung yang mendukung jalanya

proses pencapaian tujuan dan tidak pula terlepas dengan adanya kendala-kendala

yang akan muncul yang harus dihadapi dan dicari solusinya sehingga dalam

pelaksanaan manajemen peserta didik dapat berjalan dengan optimal dan dapat

mencapai tujuan yang daharapkan.

34

Kerangka pikir penelitian ini dapat dillihat pada gambar berikut:

Input Proses Output

Perencanaanpeserta didik

Perencanaan daya tampung

Perencanaan peserta didik baru

Orientasi peserta didik baru

Perencanaan program kerja peserta

didik baru

Pengorganisasian peserta didik

Pengelompokkan siswa

Pengelolaan kelas oleh wali kelas

Kegiatan ekstrakurikuler dan

bimbingan konseling

Peserta Didik Pelaksanaan peserta didik

Pembinaan dan pengembangan

peserta didik

Pelaporan dan pencatatan peserta

didik

Kelulusan dan alumni

Layanan khusus yang menunjang

manajemen peserta didik

Lulusan

bermutu

Pengawasan peserta didik

Pemantauan peserta didik

Penilaian peserta didik

Faktor pendukung

Kelengkapan sarana dan

prasarana

Sumber Daya Manusia

Faktor kendala

Kurangnya komunikasi

antara pihak sekolah

dengan pondok Darul

A`mal Metro

Kurangnya komunikasi

dengan wali murid

Gambar 2.1. Kerangka Pikir.