35
9 Bab II Tinjauan Pustaka Guna memudahkan pembahasan masalah yang timbul, penulis akan mencoba memberikan definisi akuntansi dan pandangan beberapa penulis. 2.1 Definisi Akuntansi. Pada tahun 1941, sebuah komite Terminologi dari American Institute of Accountant. Yang sekarang menjadi AICPA memformula sebuah definisi,: Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events which are in part at least, of a financial character, and interpreting the results thereof ' Kutipan di atas menjelaskan bahwa akuntansi merupakan seni yang mencatal, mengklasifikasikan, dan meringkas ke dalam tujuan tertentu dengan istilah uang. Tugas seorang akuntan adalah mengukur fungsi dari suatu kejadian kedalam satuan finansial atau menganalisis rasio, dan juga menginterprestasikan hasilnya. Nantinya dalam menelusuri harus sama antara jumlah fisik dan jumlah satuan mata uang yang dicatat. Selain itu penggunaan model materr.atik sangat diperlukan dalam menentukan keputusan yang akan diambil akuntan. 1 Vernon Kam, Accounting Theory,2 nd Edition (New York:John Wiley & Son, 1990), Page 33.

Bab II Tinjauan Pustaka - dewey.petra.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

2.1 Definisi Akuntansi.
Pada tahun 1941, sebuah komite Terminologi dari American Institute of
Accountant. Yang sekarang menjadi AICPA memformula sebuah definisi,:
Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events which are in part at least, of a financial character, and interpreting the results thereof '
Kutipan di atas menjelaskan bahwa akuntansi merupakan seni yang mencatal,
mengklasifikasikan, dan meringkas ke dalam tujuan tertentu dengan istilah uang.
Tugas seorang akuntan adalah mengukur fungsi dari suatu kejadian kedalam
satuan finansial atau menganalisis rasio, dan juga menginterprestasikan hasilnya.
Nantinya dalam menelusuri harus sama antara jumlah fisik dan jumlah satuan
mata uang yang dicatat. Selain itu penggunaan model materr.atik sangat
diperlukan dalam menentukan keputusan yang akan diambil akuntan.
1 Vernon Kam, Accounting Theory,2nd Edition (New York:John Wiley & Son, 1990), Page 33.
Accounting is a process of three activities: identifying, recording, and communicating the economic events of an organization (business or nonbusiness) to interested users of the information.
Pada definisi di atas disebutkan bahwa dilihal dari sisi sistem informasi keuangan,
akuntansi meliputi tiga proses aktivitas, yaitu mengidentifikasi kejadian ekonomi
pada perusahaan, mencatatnya ke dalam jumal secara sistematis berdasarkan bukti
yang ada dan mengkomunikasikannya dalam bentuk laporan keuangan. Tetapi
akibat banyaknya definisi yang ada, Belum ada definisi Akuntansi secara tepat
untuk menggambarkan luas lingkup dan sifat akuntansi. Badan penyusun standar
yang otoratif (Komite Prinsip akuntansi IAI FASB, dan sebagainya) tidak
mengemukakan definisi akuntansi yang resmi. Definisi yang sudah umum dipakai
adalah :
Accounting is the body of knowledge and functions concered with systematic originating, authenticating, recording, classifying, processing, summerrizing, analyzing, interpreting, and supplying of dependable and significant information covering, transaction and event which are, in part at least, of financial character, required for the management and operation of an entity and for report that have to he submitted there on to meet fiduciary and other responsibilities3
Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa akuntansi merupakan
seperangkat pengetahuan sebagai hasil pemikiran para ahli akuntan untuk
menghasilkan seperangkat informasi yang bermanfaat. Selain itu proses pemilihan
2 Weygandt, Jerry J.Donald E Kieso and Walter G. Kell (1996), Accounting Principle, 4th edition, New york: John Willey & Sons, Inc. Page 2. 3 Paul Grady, "Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises," Accounting Research Study no 7 (New York AICPA, 1965) Page, 2.
tidak semata-mata merupakan suatu pengetahuan yang bersifat mekanis atau
keterampilan akan tetapi melibatkan suatu proses pemikiran atau penalaran "The
body of knowledge" dalam definisi tersebut dapat diartikan sebagai sep>erangkat
standar/prinsip akuntansi dan konsep-konsep serta penalaran yang melandasi
penyusunan prinsip tersebut sedangkan "functions" dapat diartikan sebagai fungsi
dalam organisasi perusahaan yang melaksanakan proses tersebut Proses
pemikiran dan penalaran ditunjukkan dalam ungkapan "dependable and
significant ... required for management and operation of an entity"
Definisi selanjutnya terdapat pada APB No.4, yang dapat menjelaskan
akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan
ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis
diantara berbagai tindakan alternatif. Kutipan aslinya yang terdapat pada APB
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini,
Accounting is a service activity. Its fiction is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intented to be useful in making economic decisions.4
Definisi keempat ini lebih menekankan pengertian akuntansi sebagai alat
untuk mencapai tujuan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat dan
pelaporannya untuk pengambilan keputusan ekonomik Seperti pada definisi
A Accounting Principles Board, " Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises," APB Statement No. 4 (New York: AJCPA, 1970), Paragaph 9
konsep-konsep atau faktor-faklor yang sesuai dengan lingkungan agar informasi
yang dihasilkan dapat bermanfaat. Jadi definisi ketiga dan keempat tidak hanya
menjelaskan akuntansi sebagai proses teknis tetapi juga sebagai proses konseptual
dalam menyediakan informasi. Proses pemikiran konseptual ini sering disebut
sebagai pengetahuan teoretis sebagai pasangan (counterpart) pengetahuan praktik.
Definisi di atas dapat disebut sebagai definisi yang umum, sebab definisi
tersebut tidak menjelaskan di mana, kapan dan bagaimana akuntansi diterapkan.
Definisi tersebut tidak menjelaskan suatu struktur atau model akuntansi yang
berlaku dalam kondisi dan lingkungan tertentu, untuk menjadikan akuntansi
operasional dan bermanfaat dalam lingkungan tertentu. Atas dasar tujuan tersebut
maka dapat dirancang bangun suatu struktur atau model akuntansi yang cocok
untuk mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya struktur akuntansi dan proses
pemilihan konsep-konsep yang terlibat di dalamnya akan menghasilkan
seperangkat konsep terpadu yang menjadi acuan dalam menyusun standar-standar
tersebut akan menentukan jenis dan penyajian informasi yang dianggap
bermanfaat dan merupakan praktik yang diharapkan. Jadi dapat dikatakan bahwa
praktik akuntansi merupakan "produk" proses pemikiran dan pemilihan konsep-
konsep serta faktor-faktor yang spesifik dalam lingkungan tertentu untuk
mencapai tujuan pelaporan keuangan dalam lingkungan tersebut. Manfaat

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.(PSAK,1995).
memiliki tujuan, karena yang mempunyai tujuan sebenarnya adalah penyampaian
informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi. Oleh sebab ilu islilah
pelaporan keuangan digunakan dalam pembahasan ini dan bukan tujuan akuntansi
atau laporan keuangan. Tujuan laporan mempunyai pengertian yang lebih luas
dalam menggambarkan fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan.
Karena akuntansi merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan jasa berupa
informasi keuangan, maka akuntansi sebagai alat akan memenuhi "ungsinya
dengan baik kalau jasa yang dihasilkan benar-benar merupakan jasa yang
dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.
Tujuan laporan keuangan sebenarnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan
di mana akuntansi tersebut akan diterapkan Suwardjono (1989,13:14)
memberikan penjelasan terhadap langkah-langkah dan faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun kerangka acuan yang menjadi dasar struklur
akuntansi yang berlaku dalam lingkungan tertentu. Seperti pada gambar 2 1
Penalaran Dalam Menyusun Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
I Tujuan Pelaporan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Sumber: Sen Teori Akuntansi, Suwardjono
Penjelasan penyusunan kerangka acuan struktur akuntansi dapat diuraikan,
sebagai berikut:
1. Pernyataan tentang karakteristik lingkungan ekonomi, politik, budaya dan sosial tempat akuntansi akan dilerapkan. Misalnya saja pernyataan tentang sistem ekonomi, iklim usaha, bentuk-bentuk badan usaha yang umum dan cara pemenuhan modal nya.
2. Pernyataan tentang tujuan laporan keuangan. 3. Penetapan kendala-kendala yang mengarah atau mempengaruhi proses
penalaran. Misalnya, identifikasi dan evaluasi terhadap kebutuhan pemakai akan informasi keuangan dan kendala-kendala pemakai untuk memahami, menginteprestasi, dan menganalisis informasi yang
disajikan kepada mereka. Juga identifikasi karakteristik kualitatif informasi keuangan sebagai kendala pemilihan informasi yang dianggap relevan.
4. Identifikasi dan pemilihan informasi apa yang harus disajikan dan simbol atau elemen laporan keuangan apa yang dapat merepresentasikan makna informasi tersebut.
5. Pengembangan dan pendefinisian elemen atau simbol yang menjadi sarana untuk mengkomunikasikan informasi tentang operasi suatu unit usaha dan linglcungannya.
6. Identifikasi dan evaluasi tehadap kendala-kendala mengenai pengukuran, penilaian, pengakuan dan pengungkapan informasi ke dalam elemen laporan keuangan.
7. Pengembangan standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengukuran, penilaian, pengakuan dan penyajian elemen laporan.
8. Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi (prosedur, metode dan teknik) untuk mengumpulkan dan mengolah data serta untuk meringkas dan melaporkan informasi yang relevan.
9. Penerapan standar dalam situasi yang sesungguhnya berdasarkan prosedur dan metode yang diplih.5
Karena tujuan akuntansi terpengaruh oleh faklor lingkungan, sehingga
penerapannya pada tiap negara tidak akan sama. Sebab disesuaikan dengan ciri
negara yang menerapkannya. Para ahli meragukan akuntansi sebagai ilmu yang
murni, dengan alasan jika memang akuntansi sebagai ilmu murni hendaklah pada
tiap negara atau lingkungan yang menerapakannya harus sama semua.
Hendriksen mendefinisikan teori akuntansi secara pragmatis, sebab ia tahu
benar akan apa yang dibahas dalam bukunya tidak mencerminkan pengertian teori
sebagai penjelasan ilmiah, ungkapan yang menggambarkan pernyataan
Hendriksen:
A single General theory of accounting may be desirable, but accounting as a logical and empirical science is still in too primitive a stage for such a
5 Eldon S. Hendriksen, Accounting Theory (Homewood Ill,:Richard D. Irwin Inc., 1982),Page I.
development. The best that can be accomplished in this developmental stage is a set of theories (models) and sublheories thai may complementary or competing6
Dengan mempelajari isi buku yang ditulis oleh Hendriksen tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Models dan Subtheories yang dimaksud adalah teori dan ilmu
pengetahuan murni yang sudah mapan seperti teori ekonomi, seperti halnya
hukum penawaran dan permintaan, Walaupun diterapkan di lingkungan negara
manapun tetap relevan/sama semua perlakuannya, sehingga mencerminkan
keberadaannya sebagai ilmu.
menganggap teori akuntansi hanyalah sebagai suatu kemungkinan dan tidak
didasarkan atas adanya kebutuhan atau penelitian ilmiah, namun atas dasar
keyakinan atau perasaan semata-mata (as an article of faith). Dengan pemikiran
tersebut maka pembahasan akuntansinya atas dasar pengertian. Jadi bukan teori
sebagai penjelasan ilmiah dan metodologinya tidak harus menggunakan
metodologi ilmiah bahkan dapat menggunakan banyak metodologi dan
pendekatan. Kutipan Belkaoui pada bukunya,
The primary objective of accounting theory is to provide a basis for the prediction and explanation of accounting behavior and event. We assume, as an article of faith, that an accounting theory is possible, ...It must be recognized at the outselthat at the present time, no comprehensive theory of accounting exist. Instead, different theories have been and continued to be proposed in the literature7
6 Hendriksen, op. Cit., Page 15.
7 Ahmed Belkaoui, Accounting theory (New York Harcourt Brace Jovanovich, Inc., 1981).
keberadaan akuntansi merupakan suatu teknologi.
Accounting is a technology, a modified statistical technology. The details of a technical methodology are prescribed by and at the same lime are limited by its objectives, major and minor. Those who use accounting intimately and those who leach its intricacies develop a keen awareness of the service this technology can be made to render, and experience an increasing appreciation of the interrelation of objectives and methods.8
Littleton menjelaskan bahwa struktur akuntansi termasuk metode dan teknik yang
dapat dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai oleh pengguna akuntansi
tersebut {Prescribed and limited by its objectives). Juga ditegaskan belum ada
suatu antar hubungan tujuan dan metode. Hubungan ini dapat diartikan sebagai
gagasan-gagasan (ideas) tentang bagaimana akuntansi dapat digunakan sebagai
alat untuk tujuan keuangan dan pengendalian. Penjelasan Littleton tersebut
dipandang oleh Bambang Sudibyo sebagai struktur rekayasa akuntansi, sebab
pada buku Littleton "Structure of Accounting Theory" sebenarnya lebih
menggambarkan suatu kerangka acuan yang terdiri dari atas elemen tujuan,
definisi, postulat, prinsip, metode, dan teknik yang saling berkaitan secara terpadu
dan elemen-elemen tersebut berhubungan secara konseptual dan menggambarkan
gagasan-gagasan tentang apa yang hendak dicapai dengan akuntansi.
A.C. Littleton, Structure of accounting Theory (New York:AAA, 1974)
akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai ilmu murni dan oleh karenanya
tidak memerlukan teori akuntansi (dalam pernyataan hipotesis).
Akuntansi lebih merupakan suatu teknologi dan oleh karenanya harus dikembangkan sesuai dengan si fat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata dalam kehidupan sosial tertentu ...9
Pernyataan Sudibyo dalam memandang akuntansi bukan sebagai ilmu yang murni
juga mendapat dukungan dari Suwardjono, namun ia melihat istilah yang lebih
tepat untuk pengertian akuntansi adalah teknologi, sebab istilah tersebut lebih
mudah untuk menjelaskan dan memahami materi yang dibahas dalam literatur
teori akuntansi keuangan.
Apa yang dipelajari dalam mata kuliah akuntansi keuangan (Pengantar, menengah, dan lanjutan) sebenarnya adalah produk dari perekayasaan akuntansi Amerika dan bukan teknologi itu sendiri. Kalau hal ini tidak disadari, maka yang mungkin terjadi adalah kita berpikir bahwa produk tersebut merupakan model yang universal dan dapat diterapkan dalam segala situasi. Yang lebih parah lagi, kita menjadi cenderung menolak gagasan-gagasan baru. Karena itu perlu dibedakan anatara transfer teknologi dan transfer produk. Transfer produk selalau membawa serta faktor-faktor dan karakteristik lingkungan yang dipertimbangkan dalam merekayasa dan merancang produk aslinya. Transfer teknologi tersebut dapat direkayasa suatu produk yang cocok dengan lingkungan diterapkannya teknologi tersebut. I0
Supaya lebih jelas akan maksud dari Suwardjono, selanjutnya dapat dilihat
ilustrasi gambar 2.2 berikut mengenai Transfer Teknologi Akuntansi.
9 Bambang Sudibyo, "Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia," Akuntansi edisi. No.6,juni 1987. 10 Suwardjono," Teori Akuntansi," Seri Perekayasaan Akuntansi Keuangan". Cetakan Pertama, Yogyakarta, BPFE Yogayakarta, 1989.
Laporan Keuangan (Bentuk, jenis, isi)
Transfer
w
Produk
Laporan Keuangan (bentuk, jenis, isi)
Gambar 2.2 Transfer Teknologi Akuntansi
Sumber: Seri Teori Akuntansi, Suwardjono
2.3 Perkembangan Konsep Enterprise
sebenarnya konsep Enterprise atau lebih dikenal dengan istilah Value Added
Concepts I Konsep Nilai Tambah telah dipakai pada abad ke-18 oleh "US
Treasury". Konsep ini secara bertahap mulai menjadi bahan diskusi oleh para
akuntan dengan membahas apakah konsep tersebut perlu atau tidak dimasukkan
kedalam instrumen laporan keuangan. Perkembangan konsep tersebut di Inggris
nilai (Value Added Tax). Administrasi pajak ini sebenarnya tidak mensyaratkan
perlu disajikan laporan nilai tambah. Selain itu laporan nilai tambah tidak dapat
digunakan untuk verifikasi pajak mengingat rumitnya ketentuan mengenai barang-
barang dan jasa-jasa yang tidak kena pajak, akan tetapi diberlakukannya ketentuan
pajak tersebut meningkatkan kesadaran dunia bisnis mengenai makna dari nilai
tambah.
Hal ini didukung dengan terbitnya sebuah "Discussion Paper" yang diberi
judul "the Corporate Report" oleh The Accounting Standards Steering Committee
sekarang (The Accounting Standards Committee, ASC) pada tahun 1975. Pada
dasarnya ASC berpendirian bahwa meskipun informasi yang disediakan oleh
laporan keuangan konvensional berguna bagi para pemegang saham dan kreditur,
namun informasi tersebut kurang berguna bagi para pemakai lainnya. Atau dengan
kata lain, ASC menolak anggapan bahwa pemenuhan kebutuhan informasi para
investor dan kreditur secara otomatis memenuhi kebutuhan informasi para
pengguna lainnya. Setelah menginventarisasi keterbatasan laporan keuangan
perusahaan dan pengguna laporan serta kebutuhannya, ASC mengusulkan
perlunya ditambahkan beberapa laporan bagi dalam laporan tahunan perusahaan
itu termasuk laporan nilai tambah
Meskipun berupa Discussion Paper, namun The Corporate Report
mendorong beberapa perusahaan besar untuk berusaha
memasukkan/menambahkan penyajian laporan keuangan dengan laporan nilai
tambah ke dalam laporan tahunan. Tidak hanya itu saja, dari sektor pemerintah
juga mendukung dengan menginstruksikan agar semua perusahaan penting
memasukan laporan nilai tambah dalam laporan tahunannya. Dalam hal ini
kemudian dikeluarkan dua buah Green Paper, semacam artikel, yang pertama
berjudul "The Future of Company report dan yang kedua berjudul "Company
Accounting and Disclosure ".
yang pertama kali mempublikasikan teori Nilai Tambah adalah Waino Suojanen
dengan menyebut sebagai Theory Enterprise, Suojanen dan Peter Drucker juga
menulis mengenai teori ini. Para penulis tersebut memiliki pandangan yang sama
akan pentingnya penjabaran informasi mengenai nilai tambah yang didapat dari
pihak-pihak yang memiliki kontribusi terhadap perusahaan. Sehingga Kam
menyebut Value-Added Income. Menurut Kam yang membesarkan dan membuat
perusahaan survive bukan hanya para investor atau pekerja, namun pihak
pemerintah (Goverment) juga turut menyumbang.
2.4 Teori dan Konsep yang relevan.
Guna memperjelas apa yang dimaksud dengan konsep Entity dan konsep
Enterprise, maka penulis akan mencoba menguraikan kedua konsep tersebut dari
pandangan para ahli. Yang nantinya pandangan para ahli tersebut akan menjadi
kerangka acuan dalam melakukan pembahasan dalam studi kasus di bab IV.
perbedaan penyebutan antara istilah konsep dan teori. Untuk itu penulis
memutuskan perbedaan istilah tersebut sebenamya memiliki kerangka pikir yang
sama terhadap tujuan pelaporan yang dibuat berdasarkan konsep ataupun teori
tersebut.
sebagai berikut:
Entity Theory, teori ini diformulasi akibat adanya tanggapan terhadap pandangan
kepemilikan pada perusahaan (Corporation). Teori Entity diawali dari kenyataan
bahwa perusahaan adalah entitas yang terpisah dari pemilik, sehingga hubungan
pemilik dan manajemen perusahaan menjadi terpisah. Pihak pemilik (investor,
pemegang saham) tidak dapat mencampuri tugas manajemen dalam melaksanakan
kegiataan operasi harian perusahaan. Jelaslah bahwa aktiva adalah milik
perusahaan dan juga kewajiban yang ada. Jika perusahaan mendapatkan laba
bersih, maka laba bersih tersebut menjadi milik perusahaan. Yang selanjutnya
dapat menjadi milik pemilik modal apabila sudah dibagikan dalam bentuk
deviden. Dikatakan lebih lanjut oleh Kam, bahwa teori Entity sebenamya cocok
untuk diterapkan dalam perusahaan proprietorships, partnership, dan organisasi
sosial. Dari pandangan teori Entity, maka kita dapat persamaan akuntansi, sebagai
perusahaan dengan total kekayaan disajikan sebesar hak atau klaim terhadap
aktiva pada entitas. Di sini pihak kreditur memiliki hak atas klaim tcrlebih dahulu
dan pihak pemegang saham mendapat sisa dari asset yang ada. Pemegang saham
memiliki klaim sebesar kepemilikannya dan berhak mendapat laba perusahaan
yang berupa deviden apabila sudah diumumkan untuk dibagi pada rapat umum
pemegang saham (RUPS). Teori Entity menggunakan Historical Cost untuk
menilai aktiva, sehingga harga {price) yang tercantum dalam neraca adalah harga
perolehan. Dalam setiap transaksinya, sisi aktiva dan pasiva harus sama atau
seimbang. Kam juga menjelaskan bahwa penghasilan {income) sebenarnya
digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan dari modal yang diinvestasikan
oleh pemegang saham pada periode tertentu, dan juga keberadaan dari perusahaan
untuk menghasilkan laba {profit) dan laba tersebut dibutuhkan perusahaan supaya
bertahan dalam persaingan (survive).
Laba dalam teori Entity dapat diartikan sebagai perubahan pada aktiva
bersih dari perusahaan, namun bukan karena perubahan modal. Pendapatan juga
dijelaskan sebagai alur masuk dari aktiva, akibat dari transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan yang berhubungan dengan produk perusahaan tersebut.
Sedangkan biaya {expense) dijelaskan sebagai harga perolehan (cost) aktiva dan
jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan pada
periode tersebut. Berdasarkan pemikiran teori Entity, pihak kreditur dan
pemegang saham adalah pihak luar, maka beban bunga (interest charges) dan
deviden, dan juga pajak penghasilan diakui sebagai beban usaha, sehingga
mengurangi jumlah kekayaan perusahaan. Selain itu dalam teori Entity tidak ada
pajak ganda, karena perusahaan adalah entitas yang terpisah dari pemegang
saham. Dapat digambarkan sebagai berikut, bahwa deviden yang dibagi adalah
laba bersih setelah pajak sehingga penerima deviden sudah membayar pajak
penghasilan pada saat perusahaan dipungut pajak.
Enterprise Theory, teori ini didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan
merupakan lembaga sosial yang beroperasi bagi kepentingan pihak-pihak yang
ada di dalamnya (pemegang saham, kreditur, pegawai, pelanggan, pemasok,
pemerintah dan masyarakat umum), karena keputusan yang diambil oleh
perusahaan akan berakibat pada pihak yang berkepentingan. Perusahaan
bertanggung jawab tidak hanya kepada pemegang saham saja, namun juga kepada
pihak yang berhubungan dengan fungsi keuangan, manusia dan sumber daya
produksi dan proses distnbusi, dan yang berhubungan dengan penyedia sumber
daya.
pertanggungjawabannya, yang berhubungan dengan out putnya. Untuk
mengetahui kontribusi kepada masyarakat, maka pendekatan nilai tambah (value
added) adalah cara terbaik untuk mengkontribusikan laba (income).
Nilai tambah merupakan suatu pengukuran kinerja, suatu ukuran atas nilai
atau kekayaan yang dihasilkan oleh perusahaan besar {Enterprise) pada periode
tertentu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendekatan nilai tambah ini
mengukur kinerja dari pihak yang berpartisipasi dalam perusahaan. Laba
akuntansi penghasilan tradisional hanya mengukur kekayaan yang dihasilkan
untuk keuntungan pemegang saham. Sedangkan pendekatan nilai tambah
memandang laba sebagai hasil usaha yang merupakan upaya dari sejumlah
partisipan. Konsep nilai tambah dipercaya penting oleh Morley karena
menggambarkan perubahan sosial". Kam juga memberikan contoh perbandingan
antara Iaporan nilai tambah dan laporan laba (rugi) konvensional. Contoh tersebut
dapat dilihat pada halaman selanjutnya.
Nilai tambah, pada contoh, menunjukkan jumlah kekayaan yang dapat
dihasilkan entitas selama satu periode, Akan tetapi nilai penjualan tidak semuanya
dihasilkan oleh partisipan dalam perusahaan, karena sebagian penjualan juga
dihasilkan oleh perusahaan lain dan ditransfer ke dalam perusahaan. Sehingga
jumlah barang dan jasa yang dibeli dari perusahaan lain akan digunakan untuk
mengurangi nilai tambah. Kabar yang kontroversial adalah adanya pengurangan
terhadap beban depresiasi, namun banyak pihak juga yang percaya bahwa
sebenarnya harus dikecualikan. Jumlah tersebut adalah perkiraan dan dihitung
untuk dapat mengurangi obyektivitas dan keberadaan dalam figur nilai tambah.
11 Michael Morley, The Value Added Statement (London: Gee & co, 1978)
Sales Less:
Materials and supplies Heat, light, power Salaries and wages Interest expense Depreciation expense
Income be/ore taxes Income taxes Net income Less dividends Profit retained
used $ 100 40 100 20 30
$500
($ 100 + $40 + $30) Value added
Distribution of value added: To employees To providers of capital:
Dividens $ 50 Interest 20
Profit retained Value added
Inggris mengecualikan depresiasi dari bahan baku {materials), peralatan
{supplies), dan jasa yang digunakan {service used). Metode ini disebut metode
bruto {Gross approach), yaitu istilah yang sama dengan pendapatan nasional
bruto (GDP). Sebagai kebalikannya adalah pendekatan neto {Net Approach) yaitu
sama dengan pendapatan nasional bersih (NDP).
Nilai tambah dibagi kepada penyedia dana modal, pegawai, pemerintah dan
perusahaan itu sendiri. Perusahaan melakukan investasi kembali dengan semua
laba ditahan agar dapat bertahan hidup dan tumbuh, selain itu untuk keuntungan
pihak yang turut partisipasi. Laporan nilai tambah juga menunjukan alur dari
barang yang dijual oleh perusahaan dalam kesatuan lingkungannya. Pendapatan
akan ditandingkan dalam arah yang berlawanan dengan pihak yang berpartisipasi,
dan nilai penjualan perusahaan adalah pendapatan dari sejumlah anggota dalam
lingkungan.
Accounting Concept), yang dengan laporan keuangan sosial adalah derivatif. Titik
pandangnya adalah kelompok partisipan yang mendapatkan laba dari gabungan
upaya mereka dalam perusahaan.
akuntansi (the Theoretical Concepts of Accounting). Yang dimaksud konsep
teoritis akuntansi ialah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri
atau disebut juga aksioma yang sudah diterima umum, karena kesesuaiannya
dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang
berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada
pemilikan pribadi. Dari penjelasan di atas maka Belkaoui membagi menjadi tiga
teori, yaitu the Proprietary theory, the Entity theory, dan the Fund theory. Penulis
menganggap teori Entity yang relevan, sehingga penjelasan yang diambil hanya
teori tersebut saja.
Teori Entity memandang entitas sebagai sesuaru yang terpisah dan berbeda
dari pihak penyedia modal kepada entitas. Secara sederhana dapat dikatakan, unit
bisnis berbeda dengan kepemilikan (Proprietor) pada pusat perhatian akuntansi.
Unit bisnis memiliki sumberdaya perusahaan dan bertanggung jawab atas klaim
dari pemilik maupun kreditur dan dijelaskan lewat persamaan.
Assets = Equities
assets merupakan hak yang diakui oleh entitas. Ekuitas menggambarkan sumber
dari assets dan terdiri dari kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Kreditur
memilki hak yang berbeda terhadap laba, resiko, pengawasan, dan likuiditas.
Selanjutnya laba yang dihasilkan adalah milik entitas sampai laba tersebut
didistribusikan kedalam deviden kepada pemegang saham. Unit bisnis
bertanggung jawab untuk memenuhi klaim dari pemegang modal (equity holders),
sehingga teori Entity menyebut " laba terpusat". Pemegang modal dicapai dengan
cara mengukur hasil operasi dan kinerja keuangan dari perusahaan. Singkatnya,
laba adalah peningkatan dalam modal pemegang saham sesudah klaim dari
pemegang modal yang lain (beban bunga dan pajak penghasilan) dipenuhi.
Peningkatan dalam modal kepemilikan dianggap laba kepada pemegang saham,
jika deviden sudah diumumkan. Sama juga apabila laba tersebut tidak
didistribusikan, maka akan menjadi modal milik perusahaan itu sendiri. Teori
Entity menganggap pajak pendapatan dan beban bunga sebagai distribusi
pendapatan, bukan sebagai beban. Namun pada umumnya mengangap sebagai
beban (Expenses)
bisnis perusahaan terpisah dan dibedakan terhadap pemilik. Akibat dari teori
Entity mungkin dapat kita temui dalam terminologi teknik akuntansi yang
digunakan pada praktek. Pertama, teori Entity lebih cenderung mengadopsi UFO
daripada FIFO dalam mengevaluasi persediaan, penilaian dengan UFO
menghasilkan penilaian yang lebih baik dalam penentuan laba. Kedua, definisi
umum pendapatan sebagai produk perusahaan dan beban sebagai barang (goods)
dan jasa yang digunakan untuk memperoleh pendapatan ini adalah konsisten
dengan teori Entity, beserta dengan indek kinerja dan kemampuan pemegang
modal. Ketiga, persiapan untuk laporan konsolidasi dan pengakuan dari minority
interest sebagai penambahan pemegang modal juga konsisten dengan teori entitas,
akhirnya pendekatan teori Entity menitik beratkan pada penetapan laba yang
sesuai pada pemegang modal, dan dasar penilaiannya adalah menggunakan biaya
historical.
laporan tambahan yang dapat memberikan informasi mengenai upaya para pihak
yang terdapat dalam perusahaan (penulis lain menyebut Value Added Income).
Bermula pada tahun 1976 tepatnya bulan Juli, the Accounting Standards Steering
Committee of the Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales
mempublikasikan The Corporate Report (laporan perusahaan), yaitu kertas kerja
pembahasan yang dimaksudkan sebagai langkah awal guna pengkajian atas para
pemakai.Tujuan dan metode pelaporan keuangan modern di Inggris. Laporan ini
mencerminkan upaya dari sebelas anggota tim yang bekerja di dalam kerangka
acuan di bawah ini.
Tujuan dari studi tersebut adalah untuk mempelajari kembali lingkup dan
tujuan laporan keuangan yang sesuai kondisi pada saat itu.
Dengan studi ini dapat membahas akuntabilitas publik entitas ekonomi
tersebut, yang khususnya terhadap bisnis Enterprises.
dasar pelaporan keuangan. Dengan tujuan mengidentifikasikan orang atau
kelompok (group) yang mempublikasikan laporan keuangan dan informasi yang
sesuai dengan kepentingan (interest) mereka.
Selanjutnya sebagai sarana pertimbangan yang paling sesuai untuk
mengukur dan melaporkan posisi ekonomis, kinerja, dan prospek pelaksanaan dari
parapihak.12
Seberapa baik laporan disusun sesuai dengan tujuan yang telah terbukti
penemuan utama dan rekomendasi.
Pertama, filasafat dasar dan titik awal dari The Corporate Report ialah laporan
keuangan yang sesuai dengan penggunaan yang diharapkan dari pengguna
potensial. Dengan kata lain laporan keuangan harus berupaya untuk memenuhi
kebutuhan informasi pemakai.
pensiun, yayasan sosial dan lainnya, dan organisasi non-laba, agen dan
departemen pemerintah yang tidak berorientasi komersial, persekutuan dan bentuk
lain dari usaha bisnis yang bukan perusahaan, serikat dagang dan asosiasi dagang
dan profesional, pemerintah lokal, dan industri negara dari badan sektor publik
yang memiliki orientasi komersial.
Ketiga, laporan tersebut mendefinisikan pemakai sebagai pemilik hak yang layak
untuk mendapat informasi yang dimana kebutuhan informasinya harus diketahui
oleh laporan perusahaan. Pengguna dapat diidentiflkasikan sebagai kelompok
investor ekuitas, kelompok kreditor pemberi pinjaman, kelompok karyawan,
kelompok penasehat perusahaan, kelompok kontrak bisnis, pemerintah dan
masyarakat.
Keempat, untuk memenuhi tujuan dasar dari laporan keuangan yang ditetapkan
oleh filosofi dasar, terdapat 7 karakteristik yang perlu. yaitu, laporan perusahaan
harus relevan, mudah dipahami, handal, lengkap, objektif, tepat waktu, dan dapat
diperbandingkan.
maka laporan menyarankan kebutuhan laporan tambahan:
• Laporan nilai tambah, yang menunjukan bagaimana keuntungan {Benefits)
dari upaya perusahaan dibagikan kepada karyawan, penyedia modal, negara,
dan untuk investasi kembali {re-investment). Contoh laporan nilai tambah
tamapak pada illustrasi di halaman selanjutnya.
• Laporan karyawan, menunjukkan besar dan komposisi tenaga kerja yang
mengandalkan perusahaan untuk kehidupannya, kontribusi kerja dari
karyawan, dan manfaat yang diperoleh.
• Laporan pertukaran uang dengan pemerintah, yang menunjukkan hubungan
keuangan antara perusahaan dan negara.
12 The Corporate Report, Page 10
langsung antara inggris dan negara lain.
Laporan prospek masa depan, yang menunjukkan laba mendatang yang
mungkin diperoleh karyawan, dan tingkat investasi.
Laporan tujuan perusahaan, yang menunjukkan kebijaksanaan manajemen
dan target strategi jangka menengah.
A Manufacturing Company Statement of Value
Turnover Brought-in material and services Value Added
Apllied the following way: To Pay Employees
Wages, Pensions, and Fringe benefits To Pay Providers of Capital:
Interest on loans Dividend to shareholders
S 0.1 0.9
$ 100 60 40
To Pay Government Corporation tax payable
To Provide for Maintenance and Expansion of Assets Depreciation S 5 Retained profits [Q_
15 Value Added 40
Akhirnya, sesudah mengukur berdasarkan {historical cost, purchasing
power, replacement cost, net realizable value, value to the firm, dan net present
value). Terhadap tiga Icriteria {Theorical acceptability, utility, and practicality).
penyajian laporan tersebut menolak penggunaan historical cost dan lebih cocok
menggunakan Current value dan digunakan penyesuaian indeks umum.
Dapat disimpulkan, perbandingan antara temuan dan rekomendasi anlara
The Corporate Report dan Trueblood Report tidak dapat dibuat tanpa
mempertimbangkan perbedaan lingkungan ekonomik dan politik di Inggris dan
Amerika Serikat. Secara umum, The Corporate Report mengekspresikan
kepentingan pada laporan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial dan ekonomik dari masyarakat.
2.4.3 Menurut Suwardjono
{Entity Concepts) dan konsep kesatuan lembaga sosial {Enterprise Concepts).
Konsep kesatuan usaha, Pada konsep ini ia menjelaskan bahwa sebenarnya yang
menjadi pusat perhatian akuntansinya adalah unit kegiatan yang menjadi subjek
pelaporan {reporting entity). Subyek pelaporan adalah subyek yang harus
melaporkan informasi keuangan dan mempertanggung jawabkan kegiatan konsep
kesatuan usaha menganggap bahwa unit usaha (badan usaha) menjadi subyek
pelaporan dan karena menjadi pusat perhatian akuntansi. Sehingga diillustrasikan,
sebagai berikut:
Dengan sudut pandang seperti itu, maka pusat perhatian akuntansi adalah
unit usaha dan bukan pemilik, karena transaksi yang dicatat adalah transaksi yang
dapat mempengaruhi posisi atau komposisi keuangan perusahaan. Dengan konsep
ini, pihak kreditor, pemilik dan pihak lainnya dianggap sebagai pihak luar
perusahaan. Sehingga hubungan antara pihak lersebut adalah hubungan usaha
(bisnis) atau hubungan utang-piutang. Karena setiap kali pihak luar tersebut
(khususnya kreditur dan pemilik) memasukkan sumber ekonomi (misalnya uang),
maka pada saat yang sama perusahaan menjadi utang kepada pihak tersebut.
Dalam illustrasinya dapat digarabarkan sebagai berikut:
Unit usaha
akuntansi harus dapat menunjukkan jumlah rupiah kekayaan yang ada didalam
perusahaan beserta wujudnya sekaligus menunjukkan berasal dari pihak siapa
jumlah rupiah kekayaan tersebut berasal. Suwardjono mengingatkan bahwa utang
unit usaha kepada pemilik disebut modal. Sehingga dalam sistem berpasangan
(double-entry boukkepmg) mengakibatkan neraca harus dapat menunjukkan aktiva
dan pasiva. Sebenarnya hal tersebut dilandasi oleh konsep kesatuan usaha ini.
Setiap transaksi atau kejadian yang mempengaruhi unit usaha selalu dapat di
interprestasikan menjadi dua aspek dalam kerangka hubungan seperti ditunjukkan
pada gambar diatas. Setiap ada jumlah rupiah (kekayaan) yang masuk dalam
kesatuan usaha, maka akan selalu dapat diidentifikasikan jumlah rupiah yang
sama yang keluar dari unit usaha atau yang menjadi utang perusahaan.
Interprestasi pendapatan, dengan sudut pandang teori Entity maka jika ada aliran
kekayaan masuk (misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang
atau menyerahkan jasa maka kekayaan perusahaan akan bertambah. Tambahan
kekayaan berupa kas ini nantinya akan dikembalikan kepada pemilik pada saat
perusahaan itu dibubarkan/dilikuidasi. Ini berarti bahwa pada saat kas masuk
sebagai pendapatan, perusahaan sebenarnya telah mempunyai utang atau
kewajiban kepada pemilik yang pada saatnya nanti harus dikembalikan. Utang
unit usaha kepada pemilik disebut modal. Pada saat terjadi pendapatan utang unit
usaha kepada pemilik bertambah, jadi modal bertambah. Dengan demikian dapat
diajukan kaidah umum bahwa pendapatan menambah modal.
Interprestast hiuya, bila kos (cost) telah dinyatakan menjadi biaya, sebenarnya
ada suatu jumlah rupiah yang harus keluar dari kesatuan usaha dan tidak ada
penggantinya (tidak ada kos lain yang masuk) sehingga kekayaan perusahaan
berkurang. Berkurangnya kekayaan ini akhirnya akan menjadi tanggungan
pemilik, artinya kalau semua kekayaan perusahaan harus dikembalikan kepada
sumbernya, maka kekayaan yang kembali ke pemilik akan berkurang sebesar
biaya yang telah terjadi. Ini berarti bahwa pada saat perusahaan kepada pemilik
sebenarnya telah berkurang sebesar biaya tersebut. Karena itu dapat disimpulkan
bahwa biaya mengurangi modal.
berpasangan dalam akuntansi maka hubungan konsepsional antara elemen laporan
keuangan atas dasar konsep kesatuan usaha dapat digambarkan sebagai berikut:
Status awal A = U + M
Selama periode A' = U' + M + P - B
Status Akhir LR = P - B (membentuk laporan laba/rugi)
M' = M + LR (membentuk laporan perubahan
modal)
Dalam hubungan tersebut,
A = Aktiva U =Utang M = Modal P = Pendapatan B = Biaya LR r Laba atau Rugi
Catatan : tanda aksen (') menunjukkan bahwa jumlah rupiah
komposisi elemen telah berubah.
dengan persamaan akuntansi. Secara umum, persamaan akuntansi atas dasar
konsep kesatuan usaha adalah sebagai berikut:
A = U + M + P - B
Sebenarnya di samping P dan B masih ada elemen lain yang
mempengaruhi M, yaitu setoran modal atau investasi pemilik disimbolkan I dan
pengembalian/pelunasan modal kepada pemilik yang dapat berupa pembelian
kembali saham {treasury stock) atau pembagian dividen (keduanya disimbolkan
D) dengan demikian persamaan akuntansi di atas akan menjadi:
A = U + M + P - B + I -B
Karena elemen I dan D dianggap jarang terjadi dan untuk menyederhanakan
masalah kedua elemen tersebut sering tidak dimasukkan dalam persamaan
akuntansi. Perubahan modal neto yang disebabkan oleh elemen (P-B) disebut
dengan perubahan karena transaksi operasi (TO) sedangkan perubahan modal neto
yang disebabkan oleh elemen (I-D) disebut dengan perubahan karena transaksi
modal (TM.).
bukan merupakan persamaan aljabar. Artinya, tempat kedudukan tiap elemen di
ruas kiri tidak dapat dipindahkan ke ruas kanan secara sembarang seperti
persamaan aljabar. Dengan demikian, kalau sudut pandang akuntansi adalah
kesatuan usaha maka persamaan akuntansi di atas tidak dapat diubah menjadi
sebagai berikut:
A + B = U + M + P atau M = A - U + P + B atau A - U = M + P - B atau A - U - M = P - B
Artikulasi Laporan Keuangan, Kalau diperhatikan dari status terakhir dalam
hubungan antar elemen laporan keuangan di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat
saling berhubungan antara tiap jenis laporan keuangan yaitu neraca, laporan
laba(rugi), dan laporan perubahan modal. Hubungan ini disebut dengan artikulasi
laporan keuangan. Dengan artikulasi ini maka akan selalu dapat ditunjukan bahwa
perubahan dalam modal selalu dapat dikaitkan dengan perubahan dalam aktiva
atau utang.untuk menjelaskan hal ini, perubahan aktiva, utang dan modal dalam
satu periode digambarkan sebagai berikut:
A' = U' + M' A = U + M - dA = dU +dM
karena dM = P - B, maka dA = dU + P - B. (baca: Karena perubahan modal = P -
B, maka perubahan aktiva = perubahan utang + P - B). Secara simbolis, artikulasi
ini dapat digambarkan kembali sebagai berikut:
Status Awal: A =U + M
Selama Periode: A' = U ' + M +
Status Akhir: A' = U '+ M'
Dengan artikulasi ini maka pendapatan (P) atau laba didefinisikan sebagai
kenaikan aktiva atau penurunan utang sedangkan biaya (B) atau rugi dapat
didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau kenaikan utang. Pendefinisian
pendapatan atau laba atas dasar artikulasi ini sejalan dengan definisi yang
diajukan oleh Paton & Littleton, yaitu bahwa pendapatan atau laba hendaknya
dipandang sebagai kenaikan aktiva perusahaan dan bukannya kenaikan kekayaan
pemilik. Standar Akuntansi keuangan juga mendefinisikan penghasilan sebagai
berikut:
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal11.
Mengenai pengertian laba (earning power) atas dasar artikulasi ini
sebenarnya masih terdapat dua pandangan yaitu pandangan aktiva dan utang
(asset and liability view) dan pandangan pendapatan dan biaya (revenue and
expense view). Pandangan aktiva dan utang mendefinisikan laba sebagai kenaikan
aktiva atau penurunan utang. Pandangan ini berpendapat bahwa laba dapat diukur
atas perubahan aktiva atau utang karena pengukuran kedua elemen tersebut
merupakan proses pengukuran yang fundamental dalam pelaporan keuangan.
Pandangan pendapatan dan biaya mendefinisikan laba sebagai selisih antara
pengukuran pendapatan dan biaya, sehingga kenaikan aktiva atau penurunan
utang hanyalah sebagai konsekuensi pengukuran itu.
13IAI, "Standar Akuntansi Keuangan ," Salemba Empat, 1996, Jakarta
perhatian akuntansi adalah kegiatan usaha yang melibatkan semua pihak sebagai
bagian dari kegiatan ekonomi. Kesatuan di sini berarti suatu lembaga ekonomi
atau sosial sebagai wadah untuk mencapai tujuan bersama. Semua partisipan
merupakan kontributor dalam menciptakan nilai tambah akibat kegiatan usaha
tersebut dan karenanya berhak untuk menerima bagian nilai tambah tersebut.
Dengan sudut pandang ini, laba dapat didefinisikan sebagai seluruh jumlah rupiah
nilai tambah (aliran kas yang masuk dalam kegiatan usaha) yang dihasilkan oleh
kegiatan para partisipan secara bersama-sama dengan kos material dan
mesin/peralatan (bahan baku, overhead non-tenaga kerja dan depresiasi). Jumlah
rupiah yang dibayarkan kepada partisipan bukan merupakan biaya, tetapi
merupakan distribusi nilai tambah (laba).
Unit
Laporan laba/rugi yang disusun atas dasar sudut pandang ini disebut dengan
laporan nilai tambah {value-added statement), yang contohnya dibenkan sebagai
berikut.
520.000
Laba sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih Dividen Laba ditahan (reinvestasi)
60.000 70.000
200.000 40.000
Penjualan Rp. 980.000 Dikurangi transfer:
Bahan baku dan bahan habis pakai Rp. 150.000 Overhead non-tenaga kerja 60.000 Depresiasi 70.000 280.000
Nilai tambah Rp.700.000
Distribusi nilai tambah: Tenaga kerja (manajer dan karyawan) Rp. 200.000 Penyedia dana:
Investor (dividen) Rp. 120.000 Kreditor (bunga) 40.000 160.000
Pemerintah (pajak) 180.000 Unit kegiatan ekonomi (reinvestasi) 160.000
Total nilai tambah Rp. 700.000
kemakmuran kegiatan bersangkutan, karena bahan baku overhead non-tenaga
kerja disediakan oleh unit kegiatan ekonomi yang lain dan harus dibeli oleh unit
kegiatan bersangkutan. Karena itu, unsur-unsur tersebut harus dikurangkan
terhadap total aliran dana yang masuk ke unit kegiatan untuk mendapatkan nilai