9 Bab II Tinjauan Pustaka Guna memudahkan pembahasan masalah yang timbul, penulis akan mencoba memberikan definisi akuntansi dan pandangan beberapa penulis. 2.1 Definisi Akuntansi. Pada tahun 1941, sebuah komite Terminologi dari American Institute of Accountant. Yang sekarang menjadi AICPA memformula sebuah definisi,: Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events which are in part at least, of a financial character, and interpreting the results thereof ' Kutipan di atas menjelaskan bahwa akuntansi merupakan seni yang mencatal, mengklasifikasikan, dan meringkas ke dalam tujuan tertentu dengan istilah uang. Tugas seorang akuntan adalah mengukur fungsi dari suatu kejadian kedalam satuan finansial atau menganalisis rasio, dan juga menginterprestasikan hasilnya. Nantinya dalam menelusuri harus sama antara jumlah fisik dan jumlah satuan mata uang yang dicatat. Selain itu penggunaan model materr.atik sangat diperlukan dalam menentukan keputusan yang akan diambil akuntan. 1 Vernon Kam, Accounting Theory,2 nd Edition (New York:John Wiley & Son, 1990), Page 33.
2.1 Definisi Akuntansi.
Pada tahun 1941, sebuah komite Terminologi dari American Institute
of
Accountant. Yang sekarang menjadi AICPA memformula sebuah
definisi,:
Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in
a significant manner and in terms of money, transactions and events
which are in part at least, of a financial character, and
interpreting the results thereof '
Kutipan di atas menjelaskan bahwa akuntansi merupakan seni yang
mencatal,
mengklasifikasikan, dan meringkas ke dalam tujuan tertentu dengan
istilah uang.
Tugas seorang akuntan adalah mengukur fungsi dari suatu kejadian
kedalam
satuan finansial atau menganalisis rasio, dan juga
menginterprestasikan hasilnya.
Nantinya dalam menelusuri harus sama antara jumlah fisik dan jumlah
satuan
mata uang yang dicatat. Selain itu penggunaan model materr.atik
sangat
diperlukan dalam menentukan keputusan yang akan diambil
akuntan.
1 Vernon Kam, Accounting Theory,2nd Edition (New York:John Wiley
& Son, 1990), Page 33.
Accounting is a process of three activities: identifying,
recording, and communicating the economic events of an organization
(business or nonbusiness) to interested users of the
information.
Pada definisi di atas disebutkan bahwa dilihal dari sisi sistem
informasi keuangan,
akuntansi meliputi tiga proses aktivitas, yaitu mengidentifikasi
kejadian ekonomi
pada perusahaan, mencatatnya ke dalam jumal secara sistematis
berdasarkan bukti
yang ada dan mengkomunikasikannya dalam bentuk laporan keuangan.
Tetapi
akibat banyaknya definisi yang ada, Belum ada definisi Akuntansi
secara tepat
untuk menggambarkan luas lingkup dan sifat akuntansi. Badan
penyusun standar
yang otoratif (Komite Prinsip akuntansi IAI FASB, dan sebagainya)
tidak
mengemukakan definisi akuntansi yang resmi. Definisi yang sudah
umum dipakai
adalah :
Accounting is the body of knowledge and functions concered with
systematic originating, authenticating, recording, classifying,
processing, summerrizing, analyzing, interpreting, and supplying of
dependable and significant information covering, transaction and
event which are, in part at least, of financial character, required
for the management and operation of an entity and for report that
have to he submitted there on to meet fiduciary and other
responsibilities3
Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa akuntansi
merupakan
seperangkat pengetahuan sebagai hasil pemikiran para ahli akuntan
untuk
menghasilkan seperangkat informasi yang bermanfaat. Selain itu
proses pemilihan
2 Weygandt, Jerry J.Donald E Kieso and Walter G. Kell (1996),
Accounting Principle, 4th edition, New york: John Willey &
Sons, Inc. Page 2. 3 Paul Grady, "Inventory of Generally Accepted
Accounting Principles for Business Enterprises," Accounting
Research Study no 7 (New York AICPA, 1965) Page, 2.
tidak semata-mata merupakan suatu pengetahuan yang bersifat mekanis
atau
keterampilan akan tetapi melibatkan suatu proses pemikiran atau
penalaran "The
body of knowledge" dalam definisi tersebut dapat diartikan sebagai
sep>erangkat
standar/prinsip akuntansi dan konsep-konsep serta penalaran yang
melandasi
penyusunan prinsip tersebut sedangkan "functions" dapat diartikan
sebagai fungsi
dalam organisasi perusahaan yang melaksanakan proses tersebut
Proses
pemikiran dan penalaran ditunjukkan dalam ungkapan "dependable
and
significant ... required for management and operation of an
entity"
Definisi selanjutnya terdapat pada APB No.4, yang dapat
menjelaskan
akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi
menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang
satuan-satuan
ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang
logis
diantara berbagai tindakan alternatif. Kutipan aslinya yang
terdapat pada APB
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini,
Accounting is a service activity. Its fiction is to provide
quantitative information, primarily financial in nature, about
economic entities that is intented to be useful in making economic
decisions.4
Definisi keempat ini lebih menekankan pengertian akuntansi sebagai
alat
untuk mencapai tujuan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat
dan
pelaporannya untuk pengambilan keputusan ekonomik Seperti pada
definisi
A Accounting Principles Board, " Basic Concepts and Accounting
Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises,"
APB Statement No. 4 (New York: AJCPA, 1970), Paragaph 9
konsep-konsep atau faktor-faklor yang sesuai dengan lingkungan agar
informasi
yang dihasilkan dapat bermanfaat. Jadi definisi ketiga dan keempat
tidak hanya
menjelaskan akuntansi sebagai proses teknis tetapi juga sebagai
proses konseptual
dalam menyediakan informasi. Proses pemikiran konseptual ini sering
disebut
sebagai pengetahuan teoretis sebagai pasangan (counterpart)
pengetahuan praktik.
Definisi di atas dapat disebut sebagai definisi yang umum, sebab
definisi
tersebut tidak menjelaskan di mana, kapan dan bagaimana akuntansi
diterapkan.
Definisi tersebut tidak menjelaskan suatu struktur atau model
akuntansi yang
berlaku dalam kondisi dan lingkungan tertentu, untuk menjadikan
akuntansi
operasional dan bermanfaat dalam lingkungan tertentu. Atas dasar
tujuan tersebut
maka dapat dirancang bangun suatu struktur atau model akuntansi
yang cocok
untuk mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya struktur akuntansi
dan proses
pemilihan konsep-konsep yang terlibat di dalamnya akan
menghasilkan
seperangkat konsep terpadu yang menjadi acuan dalam menyusun
standar-standar
tersebut akan menentukan jenis dan penyajian informasi yang
dianggap
bermanfaat dan merupakan praktik yang diharapkan. Jadi dapat
dikatakan bahwa
praktik akuntansi merupakan "produk" proses pemikiran dan pemilihan
konsep-
konsep serta faktor-faktor yang spesifik dalam lingkungan tertentu
untuk
mencapai tujuan pelaporan keuangan dalam lingkungan tersebut.
Manfaat
•
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan
ekonomi.(PSAK,1995).
memiliki tujuan, karena yang mempunyai tujuan sebenarnya adalah
penyampaian
informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi. Oleh sebab ilu
islilah
pelaporan keuangan digunakan dalam pembahasan ini dan bukan tujuan
akuntansi
atau laporan keuangan. Tujuan laporan mempunyai pengertian yang
lebih luas
dalam menggambarkan fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi
keuangan.
Karena akuntansi merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan jasa
berupa
informasi keuangan, maka akuntansi sebagai alat akan memenuhi
"ungsinya
dengan baik kalau jasa yang dihasilkan benar-benar merupakan jasa
yang
dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan dengan informasi
tersebut.
Tujuan laporan keuangan sebenarnya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan
di mana akuntansi tersebut akan diterapkan Suwardjono
(1989,13:14)
memberikan penjelasan terhadap langkah-langkah dan faktor yang
harus
dipertimbangkan dalam menyusun kerangka acuan yang menjadi dasar
struklur
akuntansi yang berlaku dalam lingkungan tertentu. Seperti pada
gambar 2 1
Penalaran Dalam Menyusun Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
I Tujuan Pelaporan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Sumber: Sen Teori Akuntansi,
Suwardjono
Penjelasan penyusunan kerangka acuan struktur akuntansi dapat
diuraikan,
sebagai berikut:
1. Pernyataan tentang karakteristik lingkungan ekonomi, politik,
budaya dan sosial tempat akuntansi akan dilerapkan. Misalnya saja
pernyataan tentang sistem ekonomi, iklim usaha, bentuk-bentuk badan
usaha yang umum dan cara pemenuhan modal nya.
2. Pernyataan tentang tujuan laporan keuangan. 3. Penetapan
kendala-kendala yang mengarah atau mempengaruhi proses
penalaran. Misalnya, identifikasi dan evaluasi terhadap kebutuhan
pemakai akan informasi keuangan dan kendala-kendala pemakai untuk
memahami, menginteprestasi, dan menganalisis informasi yang
disajikan kepada mereka. Juga identifikasi karakteristik kualitatif
informasi keuangan sebagai kendala pemilihan informasi yang
dianggap relevan.
4. Identifikasi dan pemilihan informasi apa yang harus disajikan
dan simbol atau elemen laporan keuangan apa yang dapat
merepresentasikan makna informasi tersebut.
5. Pengembangan dan pendefinisian elemen atau simbol yang menjadi
sarana untuk mengkomunikasikan informasi tentang operasi suatu unit
usaha dan linglcungannya.
6. Identifikasi dan evaluasi tehadap kendala-kendala mengenai
pengukuran, penilaian, pengakuan dan pengungkapan informasi ke
dalam elemen laporan keuangan.
7. Pengembangan standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pengukuran, penilaian, pengakuan dan penyajian elemen
laporan.
8. Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi
(prosedur, metode dan teknik) untuk mengumpulkan dan mengolah data
serta untuk meringkas dan melaporkan informasi yang relevan.
9. Penerapan standar dalam situasi yang sesungguhnya berdasarkan
prosedur dan metode yang diplih.5
Karena tujuan akuntansi terpengaruh oleh faklor lingkungan,
sehingga
penerapannya pada tiap negara tidak akan sama. Sebab disesuaikan
dengan ciri
negara yang menerapkannya. Para ahli meragukan akuntansi sebagai
ilmu yang
murni, dengan alasan jika memang akuntansi sebagai ilmu murni
hendaklah pada
tiap negara atau lingkungan yang menerapakannya harus sama
semua.
Hendriksen mendefinisikan teori akuntansi secara pragmatis, sebab
ia tahu
benar akan apa yang dibahas dalam bukunya tidak mencerminkan
pengertian teori
sebagai penjelasan ilmiah, ungkapan yang menggambarkan
pernyataan
Hendriksen:
A single General theory of accounting may be desirable, but
accounting as a logical and empirical science is still in too
primitive a stage for such a
5 Eldon S. Hendriksen, Accounting Theory (Homewood Ill,:Richard D.
Irwin Inc., 1982),Page I.
development. The best that can be accomplished in this
developmental stage is a set of theories (models) and sublheories
thai may complementary or competing6
Dengan mempelajari isi buku yang ditulis oleh Hendriksen tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa Models dan Subtheories yang dimaksud adalah teori
dan ilmu
pengetahuan murni yang sudah mapan seperti teori ekonomi, seperti
halnya
hukum penawaran dan permintaan, Walaupun diterapkan di lingkungan
negara
manapun tetap relevan/sama semua perlakuannya, sehingga
mencerminkan
keberadaannya sebagai ilmu.
menganggap teori akuntansi hanyalah sebagai suatu kemungkinan dan
tidak
didasarkan atas adanya kebutuhan atau penelitian ilmiah, namun atas
dasar
keyakinan atau perasaan semata-mata (as an article of faith).
Dengan pemikiran
tersebut maka pembahasan akuntansinya atas dasar pengertian. Jadi
bukan teori
sebagai penjelasan ilmiah dan metodologinya tidak harus
menggunakan
metodologi ilmiah bahkan dapat menggunakan banyak metodologi
dan
pendekatan. Kutipan Belkaoui pada bukunya,
The primary objective of accounting theory is to provide a basis
for the prediction and explanation of accounting behavior and
event. We assume, as an article of faith, that an accounting theory
is possible, ...It must be recognized at the outselthat at the
present time, no comprehensive theory of accounting exist. Instead,
different theories have been and continued to be proposed in the
literature7
6 Hendriksen, op. Cit., Page 15.
7 Ahmed Belkaoui, Accounting theory (New York Harcourt Brace
Jovanovich, Inc., 1981).
keberadaan akuntansi merupakan suatu teknologi.
Accounting is a technology, a modified statistical technology. The
details of a technical methodology are prescribed by and at the
same lime are limited by its objectives, major and minor. Those who
use accounting intimately and those who leach its intricacies
develop a keen awareness of the service this technology can be made
to render, and experience an increasing appreciation of the
interrelation of objectives and methods.8
Littleton menjelaskan bahwa struktur akuntansi termasuk metode dan
teknik yang
dapat dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai oleh pengguna
akuntansi
tersebut {Prescribed and limited by its objectives). Juga
ditegaskan belum ada
suatu antar hubungan tujuan dan metode. Hubungan ini dapat
diartikan sebagai
gagasan-gagasan (ideas) tentang bagaimana akuntansi dapat digunakan
sebagai
alat untuk tujuan keuangan dan pengendalian. Penjelasan Littleton
tersebut
dipandang oleh Bambang Sudibyo sebagai struktur rekayasa akuntansi,
sebab
pada buku Littleton "Structure of Accounting Theory" sebenarnya
lebih
menggambarkan suatu kerangka acuan yang terdiri dari atas elemen
tujuan,
definisi, postulat, prinsip, metode, dan teknik yang saling
berkaitan secara terpadu
dan elemen-elemen tersebut berhubungan secara konseptual dan
menggambarkan
gagasan-gagasan tentang apa yang hendak dicapai dengan
akuntansi.
A.C. Littleton, Structure of accounting Theory (New York:AAA,
1974)
akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai ilmu murni dan oleh
karenanya
tidak memerlukan teori akuntansi (dalam pernyataan
hipotesis).
Akuntansi lebih merupakan suatu teknologi dan oleh karenanya harus
dikembangkan sesuai dengan si fat teknologi tersebut agar lebih
bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata dalam kehidupan sosial
tertentu ...9
Pernyataan Sudibyo dalam memandang akuntansi bukan sebagai ilmu
yang murni
juga mendapat dukungan dari Suwardjono, namun ia melihat istilah
yang lebih
tepat untuk pengertian akuntansi adalah teknologi, sebab istilah
tersebut lebih
mudah untuk menjelaskan dan memahami materi yang dibahas dalam
literatur
teori akuntansi keuangan.
Apa yang dipelajari dalam mata kuliah akuntansi keuangan
(Pengantar, menengah, dan lanjutan) sebenarnya adalah produk dari
perekayasaan akuntansi Amerika dan bukan teknologi itu sendiri.
Kalau hal ini tidak disadari, maka yang mungkin terjadi adalah kita
berpikir bahwa produk tersebut merupakan model yang universal dan
dapat diterapkan dalam segala situasi. Yang lebih parah lagi, kita
menjadi cenderung menolak gagasan-gagasan baru. Karena itu perlu
dibedakan anatara transfer teknologi dan transfer produk. Transfer
produk selalau membawa serta faktor-faktor dan karakteristik
lingkungan yang dipertimbangkan dalam merekayasa dan merancang
produk aslinya. Transfer teknologi tersebut dapat direkayasa suatu
produk yang cocok dengan lingkungan diterapkannya teknologi
tersebut. I0
Supaya lebih jelas akan maksud dari Suwardjono, selanjutnya dapat
dilihat
ilustrasi gambar 2.2 berikut mengenai Transfer Teknologi
Akuntansi.
9 Bambang Sudibyo, "Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di
Indonesia," Akuntansi edisi. No.6,juni 1987. 10 Suwardjono," Teori
Akuntansi," Seri Perekayasaan Akuntansi Keuangan". Cetakan Pertama,
Yogyakarta, BPFE Yogayakarta, 1989.
Laporan Keuangan (Bentuk, jenis, isi)
Transfer
w
Produk
Laporan Keuangan (bentuk, jenis, isi)
Gambar 2.2 Transfer Teknologi Akuntansi
Sumber: Seri Teori Akuntansi, Suwardjono
2.3 Perkembangan Konsep Enterprise
sebenarnya konsep Enterprise atau lebih dikenal dengan istilah
Value Added
Concepts I Konsep Nilai Tambah telah dipakai pada abad ke-18 oleh
"US
Treasury". Konsep ini secara bertahap mulai menjadi bahan diskusi
oleh para
akuntan dengan membahas apakah konsep tersebut perlu atau tidak
dimasukkan
kedalam instrumen laporan keuangan. Perkembangan konsep tersebut di
Inggris
nilai (Value Added Tax). Administrasi pajak ini sebenarnya tidak
mensyaratkan
perlu disajikan laporan nilai tambah. Selain itu laporan nilai
tambah tidak dapat
digunakan untuk verifikasi pajak mengingat rumitnya ketentuan
mengenai barang-
barang dan jasa-jasa yang tidak kena pajak, akan tetapi
diberlakukannya ketentuan
pajak tersebut meningkatkan kesadaran dunia bisnis mengenai makna
dari nilai
tambah.
Hal ini didukung dengan terbitnya sebuah "Discussion Paper" yang
diberi
judul "the Corporate Report" oleh The Accounting Standards Steering
Committee
sekarang (The Accounting Standards Committee, ASC) pada tahun 1975.
Pada
dasarnya ASC berpendirian bahwa meskipun informasi yang disediakan
oleh
laporan keuangan konvensional berguna bagi para pemegang saham dan
kreditur,
namun informasi tersebut kurang berguna bagi para pemakai lainnya.
Atau dengan
kata lain, ASC menolak anggapan bahwa pemenuhan kebutuhan informasi
para
investor dan kreditur secara otomatis memenuhi kebutuhan informasi
para
pengguna lainnya. Setelah menginventarisasi keterbatasan laporan
keuangan
perusahaan dan pengguna laporan serta kebutuhannya, ASC
mengusulkan
perlunya ditambahkan beberapa laporan bagi dalam laporan tahunan
perusahaan
itu termasuk laporan nilai tambah
Meskipun berupa Discussion Paper, namun The Corporate Report
mendorong beberapa perusahaan besar untuk berusaha
memasukkan/menambahkan penyajian laporan keuangan dengan laporan
nilai
tambah ke dalam laporan tahunan. Tidak hanya itu saja, dari sektor
pemerintah
juga mendukung dengan menginstruksikan agar semua perusahaan
penting
memasukan laporan nilai tambah dalam laporan tahunannya. Dalam hal
ini
kemudian dikeluarkan dua buah Green Paper, semacam artikel, yang
pertama
berjudul "The Future of Company report dan yang kedua berjudul
"Company
Accounting and Disclosure ".
yang pertama kali mempublikasikan teori Nilai Tambah adalah Waino
Suojanen
dengan menyebut sebagai Theory Enterprise, Suojanen dan Peter
Drucker juga
menulis mengenai teori ini. Para penulis tersebut memiliki
pandangan yang sama
akan pentingnya penjabaran informasi mengenai nilai tambah yang
didapat dari
pihak-pihak yang memiliki kontribusi terhadap perusahaan. Sehingga
Kam
menyebut Value-Added Income. Menurut Kam yang membesarkan dan
membuat
perusahaan survive bukan hanya para investor atau pekerja, namun
pihak
pemerintah (Goverment) juga turut menyumbang.
2.4 Teori dan Konsep yang relevan.
Guna memperjelas apa yang dimaksud dengan konsep Entity dan
konsep
Enterprise, maka penulis akan mencoba menguraikan kedua konsep
tersebut dari
pandangan para ahli. Yang nantinya pandangan para ahli tersebut
akan menjadi
kerangka acuan dalam melakukan pembahasan dalam studi kasus di bab
IV.
perbedaan penyebutan antara istilah konsep dan teori. Untuk itu
penulis
memutuskan perbedaan istilah tersebut sebenamya memiliki kerangka
pikir yang
sama terhadap tujuan pelaporan yang dibuat berdasarkan konsep
ataupun teori
tersebut.
sebagai berikut:
Entity Theory, teori ini diformulasi akibat adanya tanggapan
terhadap pandangan
kepemilikan pada perusahaan (Corporation). Teori Entity diawali
dari kenyataan
bahwa perusahaan adalah entitas yang terpisah dari pemilik,
sehingga hubungan
pemilik dan manajemen perusahaan menjadi terpisah. Pihak pemilik
(investor,
pemegang saham) tidak dapat mencampuri tugas manajemen dalam
melaksanakan
kegiataan operasi harian perusahaan. Jelaslah bahwa aktiva adalah
milik
perusahaan dan juga kewajiban yang ada. Jika perusahaan mendapatkan
laba
bersih, maka laba bersih tersebut menjadi milik perusahaan. Yang
selanjutnya
dapat menjadi milik pemilik modal apabila sudah dibagikan dalam
bentuk
deviden. Dikatakan lebih lanjut oleh Kam, bahwa teori Entity
sebenamya cocok
untuk diterapkan dalam perusahaan proprietorships, partnership, dan
organisasi
sosial. Dari pandangan teori Entity, maka kita dapat persamaan
akuntansi, sebagai
perusahaan dengan total kekayaan disajikan sebesar hak atau klaim
terhadap
aktiva pada entitas. Di sini pihak kreditur memiliki hak atas klaim
tcrlebih dahulu
dan pihak pemegang saham mendapat sisa dari asset yang ada.
Pemegang saham
memiliki klaim sebesar kepemilikannya dan berhak mendapat laba
perusahaan
yang berupa deviden apabila sudah diumumkan untuk dibagi pada rapat
umum
pemegang saham (RUPS). Teori Entity menggunakan Historical Cost
untuk
menilai aktiva, sehingga harga {price) yang tercantum dalam neraca
adalah harga
perolehan. Dalam setiap transaksinya, sisi aktiva dan pasiva harus
sama atau
seimbang. Kam juga menjelaskan bahwa penghasilan {income)
sebenarnya
digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan dari modal yang
diinvestasikan
oleh pemegang saham pada periode tertentu, dan juga keberadaan dari
perusahaan
untuk menghasilkan laba {profit) dan laba tersebut dibutuhkan
perusahaan supaya
bertahan dalam persaingan (survive).
Laba dalam teori Entity dapat diartikan sebagai perubahan pada
aktiva
bersih dari perusahaan, namun bukan karena perubahan modal.
Pendapatan juga
dijelaskan sebagai alur masuk dari aktiva, akibat dari transaksi
yang dilakukan
oleh perusahaan yang berhubungan dengan produk perusahaan
tersebut.
Sedangkan biaya {expense) dijelaskan sebagai harga perolehan (cost)
aktiva dan
jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
pada
periode tersebut. Berdasarkan pemikiran teori Entity, pihak
kreditur dan
pemegang saham adalah pihak luar, maka beban bunga (interest
charges) dan
deviden, dan juga pajak penghasilan diakui sebagai beban usaha,
sehingga
mengurangi jumlah kekayaan perusahaan. Selain itu dalam teori
Entity tidak ada
pajak ganda, karena perusahaan adalah entitas yang terpisah dari
pemegang
saham. Dapat digambarkan sebagai berikut, bahwa deviden yang dibagi
adalah
laba bersih setelah pajak sehingga penerima deviden sudah membayar
pajak
penghasilan pada saat perusahaan dipungut pajak.
Enterprise Theory, teori ini didasarkan pada pandangan bahwa
perusahaan
merupakan lembaga sosial yang beroperasi bagi kepentingan
pihak-pihak yang
ada di dalamnya (pemegang saham, kreditur, pegawai, pelanggan,
pemasok,
pemerintah dan masyarakat umum), karena keputusan yang diambil
oleh
perusahaan akan berakibat pada pihak yang berkepentingan.
Perusahaan
bertanggung jawab tidak hanya kepada pemegang saham saja, namun
juga kepada
pihak yang berhubungan dengan fungsi keuangan, manusia dan sumber
daya
produksi dan proses distnbusi, dan yang berhubungan dengan penyedia
sumber
daya.
pertanggungjawabannya, yang berhubungan dengan out putnya.
Untuk
mengetahui kontribusi kepada masyarakat, maka pendekatan nilai
tambah (value
added) adalah cara terbaik untuk mengkontribusikan laba
(income).
Nilai tambah merupakan suatu pengukuran kinerja, suatu ukuran atas
nilai
atau kekayaan yang dihasilkan oleh perusahaan besar {Enterprise)
pada periode
tertentu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendekatan nilai
tambah ini
mengukur kinerja dari pihak yang berpartisipasi dalam perusahaan.
Laba
akuntansi penghasilan tradisional hanya mengukur kekayaan yang
dihasilkan
untuk keuntungan pemegang saham. Sedangkan pendekatan nilai
tambah
memandang laba sebagai hasil usaha yang merupakan upaya dari
sejumlah
partisipan. Konsep nilai tambah dipercaya penting oleh Morley
karena
menggambarkan perubahan sosial". Kam juga memberikan contoh
perbandingan
antara Iaporan nilai tambah dan laporan laba (rugi) konvensional.
Contoh tersebut
dapat dilihat pada halaman selanjutnya.
Nilai tambah, pada contoh, menunjukkan jumlah kekayaan yang
dapat
dihasilkan entitas selama satu periode, Akan tetapi nilai penjualan
tidak semuanya
dihasilkan oleh partisipan dalam perusahaan, karena sebagian
penjualan juga
dihasilkan oleh perusahaan lain dan ditransfer ke dalam perusahaan.
Sehingga
jumlah barang dan jasa yang dibeli dari perusahaan lain akan
digunakan untuk
mengurangi nilai tambah. Kabar yang kontroversial adalah adanya
pengurangan
terhadap beban depresiasi, namun banyak pihak juga yang percaya
bahwa
sebenarnya harus dikecualikan. Jumlah tersebut adalah perkiraan dan
dihitung
untuk dapat mengurangi obyektivitas dan keberadaan dalam figur
nilai tambah.
11 Michael Morley, The Value Added Statement (London: Gee & co,
1978)
Sales Less:
Materials and supplies Heat, light, power Salaries and wages
Interest expense Depreciation expense
Income be/ore taxes Income taxes Net income Less dividends Profit
retained
used $ 100 40 100 20 30
$500
($ 100 + $40 + $30) Value added
Distribution of value added: To employees To providers of
capital:
Dividens $ 50 Interest 20
Profit retained Value added
Inggris mengecualikan depresiasi dari bahan baku {materials),
peralatan
{supplies), dan jasa yang digunakan {service used). Metode ini
disebut metode
bruto {Gross approach), yaitu istilah yang sama dengan pendapatan
nasional
bruto (GDP). Sebagai kebalikannya adalah pendekatan neto {Net
Approach) yaitu
sama dengan pendapatan nasional bersih (NDP).
Nilai tambah dibagi kepada penyedia dana modal, pegawai, pemerintah
dan
perusahaan itu sendiri. Perusahaan melakukan investasi kembali
dengan semua
laba ditahan agar dapat bertahan hidup dan tumbuh, selain itu untuk
keuntungan
pihak yang turut partisipasi. Laporan nilai tambah juga menunjukan
alur dari
barang yang dijual oleh perusahaan dalam kesatuan lingkungannya.
Pendapatan
akan ditandingkan dalam arah yang berlawanan dengan pihak yang
berpartisipasi,
dan nilai penjualan perusahaan adalah pendapatan dari sejumlah
anggota dalam
lingkungan.
Accounting Concept), yang dengan laporan keuangan sosial adalah
derivatif. Titik
pandangnya adalah kelompok partisipan yang mendapatkan laba dari
gabungan
upaya mereka dalam perusahaan.
akuntansi (the Theoretical Concepts of Accounting). Yang dimaksud
konsep
teoritis akuntansi ialah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri
atau disebut juga aksioma yang sudah diterima umum, karena
kesesuaiannya
dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat
akuntansi yang
berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan
pada
pemilikan pribadi. Dari penjelasan di atas maka Belkaoui membagi
menjadi tiga
teori, yaitu the Proprietary theory, the Entity theory, dan the
Fund theory. Penulis
menganggap teori Entity yang relevan, sehingga penjelasan yang
diambil hanya
teori tersebut saja.
Teori Entity memandang entitas sebagai sesuaru yang terpisah dan
berbeda
dari pihak penyedia modal kepada entitas. Secara sederhana dapat
dikatakan, unit
bisnis berbeda dengan kepemilikan (Proprietor) pada pusat perhatian
akuntansi.
Unit bisnis memiliki sumberdaya perusahaan dan bertanggung jawab
atas klaim
dari pemilik maupun kreditur dan dijelaskan lewat persamaan.
Assets = Equities
assets merupakan hak yang diakui oleh entitas. Ekuitas
menggambarkan sumber
dari assets dan terdiri dari kewajiban dan ekuitas pemegang saham.
Kreditur
memilki hak yang berbeda terhadap laba, resiko, pengawasan, dan
likuiditas.
Selanjutnya laba yang dihasilkan adalah milik entitas sampai laba
tersebut
didistribusikan kedalam deviden kepada pemegang saham. Unit
bisnis
bertanggung jawab untuk memenuhi klaim dari pemegang modal (equity
holders),
sehingga teori Entity menyebut " laba terpusat". Pemegang modal
dicapai dengan
cara mengukur hasil operasi dan kinerja keuangan dari perusahaan.
Singkatnya,
laba adalah peningkatan dalam modal pemegang saham sesudah klaim
dari
pemegang modal yang lain (beban bunga dan pajak penghasilan)
dipenuhi.
Peningkatan dalam modal kepemilikan dianggap laba kepada pemegang
saham,
jika deviden sudah diumumkan. Sama juga apabila laba tersebut
tidak
didistribusikan, maka akan menjadi modal milik perusahaan itu
sendiri. Teori
Entity menganggap pajak pendapatan dan beban bunga sebagai
distribusi
pendapatan, bukan sebagai beban. Namun pada umumnya mengangap
sebagai
beban (Expenses)
bisnis perusahaan terpisah dan dibedakan terhadap pemilik. Akibat
dari teori
Entity mungkin dapat kita temui dalam terminologi teknik akuntansi
yang
digunakan pada praktek. Pertama, teori Entity lebih cenderung
mengadopsi UFO
daripada FIFO dalam mengevaluasi persediaan, penilaian dengan
UFO
menghasilkan penilaian yang lebih baik dalam penentuan laba. Kedua,
definisi
umum pendapatan sebagai produk perusahaan dan beban sebagai barang
(goods)
dan jasa yang digunakan untuk memperoleh pendapatan ini adalah
konsisten
dengan teori Entity, beserta dengan indek kinerja dan kemampuan
pemegang
modal. Ketiga, persiapan untuk laporan konsolidasi dan pengakuan
dari minority
interest sebagai penambahan pemegang modal juga konsisten dengan
teori entitas,
akhirnya pendekatan teori Entity menitik beratkan pada penetapan
laba yang
sesuai pada pemegang modal, dan dasar penilaiannya adalah
menggunakan biaya
historical.
laporan tambahan yang dapat memberikan informasi mengenai upaya
para pihak
yang terdapat dalam perusahaan (penulis lain menyebut Value Added
Income).
Bermula pada tahun 1976 tepatnya bulan Juli, the Accounting
Standards Steering
Committee of the Institute of Chartered Accountants di Inggris dan
Wales
mempublikasikan The Corporate Report (laporan perusahaan), yaitu
kertas kerja
pembahasan yang dimaksudkan sebagai langkah awal guna pengkajian
atas para
pemakai.Tujuan dan metode pelaporan keuangan modern di Inggris.
Laporan ini
mencerminkan upaya dari sebelas anggota tim yang bekerja di dalam
kerangka
acuan di bawah ini.
Tujuan dari studi tersebut adalah untuk mempelajari kembali lingkup
dan
tujuan laporan keuangan yang sesuai kondisi pada saat itu.
Dengan studi ini dapat membahas akuntabilitas publik entitas
ekonomi
tersebut, yang khususnya terhadap bisnis Enterprises.
dasar pelaporan keuangan. Dengan tujuan mengidentifikasikan orang
atau
kelompok (group) yang mempublikasikan laporan keuangan dan
informasi yang
sesuai dengan kepentingan (interest) mereka.
Selanjutnya sebagai sarana pertimbangan yang paling sesuai
untuk
mengukur dan melaporkan posisi ekonomis, kinerja, dan prospek
pelaksanaan dari
parapihak.12
Seberapa baik laporan disusun sesuai dengan tujuan yang telah
terbukti
penemuan utama dan rekomendasi.
Pertama, filasafat dasar dan titik awal dari The Corporate Report
ialah laporan
keuangan yang sesuai dengan penggunaan yang diharapkan dari
pengguna
potensial. Dengan kata lain laporan keuangan harus berupaya untuk
memenuhi
kebutuhan informasi pemakai.
pensiun, yayasan sosial dan lainnya, dan organisasi non-laba, agen
dan
departemen pemerintah yang tidak berorientasi komersial,
persekutuan dan bentuk
lain dari usaha bisnis yang bukan perusahaan, serikat dagang dan
asosiasi dagang
dan profesional, pemerintah lokal, dan industri negara dari badan
sektor publik
yang memiliki orientasi komersial.
Ketiga, laporan tersebut mendefinisikan pemakai sebagai pemilik hak
yang layak
untuk mendapat informasi yang dimana kebutuhan informasinya harus
diketahui
oleh laporan perusahaan. Pengguna dapat diidentiflkasikan sebagai
kelompok
investor ekuitas, kelompok kreditor pemberi pinjaman, kelompok
karyawan,
kelompok penasehat perusahaan, kelompok kontrak bisnis, pemerintah
dan
masyarakat.
Keempat, untuk memenuhi tujuan dasar dari laporan keuangan yang
ditetapkan
oleh filosofi dasar, terdapat 7 karakteristik yang perlu. yaitu,
laporan perusahaan
harus relevan, mudah dipahami, handal, lengkap, objektif, tepat
waktu, dan dapat
diperbandingkan.
maka laporan menyarankan kebutuhan laporan tambahan:
• Laporan nilai tambah, yang menunjukan bagaimana keuntungan
{Benefits)
dari upaya perusahaan dibagikan kepada karyawan, penyedia modal,
negara,
dan untuk investasi kembali {re-investment). Contoh laporan nilai
tambah
tamapak pada illustrasi di halaman selanjutnya.
• Laporan karyawan, menunjukkan besar dan komposisi tenaga kerja
yang
mengandalkan perusahaan untuk kehidupannya, kontribusi kerja
dari
karyawan, dan manfaat yang diperoleh.
• Laporan pertukaran uang dengan pemerintah, yang menunjukkan
hubungan
keuangan antara perusahaan dan negara.
12 The Corporate Report, Page 10
langsung antara inggris dan negara lain.
Laporan prospek masa depan, yang menunjukkan laba mendatang
yang
mungkin diperoleh karyawan, dan tingkat investasi.
Laporan tujuan perusahaan, yang menunjukkan kebijaksanaan
manajemen
dan target strategi jangka menengah.
A Manufacturing Company Statement of Value
Turnover Brought-in material and services Value Added
Apllied the following way: To Pay Employees
Wages, Pensions, and Fringe benefits To Pay Providers of
Capital:
Interest on loans Dividend to shareholders
S 0.1 0.9
$ 100 60 40
To Pay Government Corporation tax payable
To Provide for Maintenance and Expansion of Assets Depreciation S 5
Retained profits [Q_
15 Value Added 40
Akhirnya, sesudah mengukur berdasarkan {historical cost,
purchasing
power, replacement cost, net realizable value, value to the firm,
dan net present
value). Terhadap tiga Icriteria {Theorical acceptability, utility,
and practicality).
penyajian laporan tersebut menolak penggunaan historical cost dan
lebih cocok
menggunakan Current value dan digunakan penyesuaian indeks
umum.
Dapat disimpulkan, perbandingan antara temuan dan rekomendasi
anlara
The Corporate Report dan Trueblood Report tidak dapat dibuat
tanpa
mempertimbangkan perbedaan lingkungan ekonomik dan politik di
Inggris dan
Amerika Serikat. Secara umum, The Corporate Report
mengekspresikan
kepentingan pada laporan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan
kesejahteraan sosial dan ekonomik dari masyarakat.
2.4.3 Menurut Suwardjono
{Entity Concepts) dan konsep kesatuan lembaga sosial {Enterprise
Concepts).
Konsep kesatuan usaha, Pada konsep ini ia menjelaskan bahwa
sebenarnya yang
menjadi pusat perhatian akuntansinya adalah unit kegiatan yang
menjadi subjek
pelaporan {reporting entity). Subyek pelaporan adalah subyek yang
harus
melaporkan informasi keuangan dan mempertanggung jawabkan kegiatan
konsep
kesatuan usaha menganggap bahwa unit usaha (badan usaha) menjadi
subyek
pelaporan dan karena menjadi pusat perhatian akuntansi. Sehingga
diillustrasikan,
sebagai berikut:
Dengan sudut pandang seperti itu, maka pusat perhatian akuntansi
adalah
unit usaha dan bukan pemilik, karena transaksi yang dicatat adalah
transaksi yang
dapat mempengaruhi posisi atau komposisi keuangan perusahaan.
Dengan konsep
ini, pihak kreditor, pemilik dan pihak lainnya dianggap sebagai
pihak luar
perusahaan. Sehingga hubungan antara pihak lersebut adalah hubungan
usaha
(bisnis) atau hubungan utang-piutang. Karena setiap kali pihak luar
tersebut
(khususnya kreditur dan pemilik) memasukkan sumber ekonomi
(misalnya uang),
maka pada saat yang sama perusahaan menjadi utang kepada pihak
tersebut.
Dalam illustrasinya dapat digarabarkan sebagai berikut:
Unit usaha
akuntansi harus dapat menunjukkan jumlah rupiah kekayaan yang ada
didalam
perusahaan beserta wujudnya sekaligus menunjukkan berasal dari
pihak siapa
jumlah rupiah kekayaan tersebut berasal. Suwardjono mengingatkan
bahwa utang
unit usaha kepada pemilik disebut modal. Sehingga dalam sistem
berpasangan
(double-entry boukkepmg) mengakibatkan neraca harus dapat
menunjukkan aktiva
dan pasiva. Sebenarnya hal tersebut dilandasi oleh konsep kesatuan
usaha ini.
Setiap transaksi atau kejadian yang mempengaruhi unit usaha selalu
dapat di
interprestasikan menjadi dua aspek dalam kerangka hubungan seperti
ditunjukkan
pada gambar diatas. Setiap ada jumlah rupiah (kekayaan) yang masuk
dalam
kesatuan usaha, maka akan selalu dapat diidentifikasikan jumlah
rupiah yang
sama yang keluar dari unit usaha atau yang menjadi utang
perusahaan.
Interprestasi pendapatan, dengan sudut pandang teori Entity maka
jika ada aliran
kekayaan masuk (misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan
menjual barang
atau menyerahkan jasa maka kekayaan perusahaan akan bertambah.
Tambahan
kekayaan berupa kas ini nantinya akan dikembalikan kepada pemilik
pada saat
perusahaan itu dibubarkan/dilikuidasi. Ini berarti bahwa pada saat
kas masuk
sebagai pendapatan, perusahaan sebenarnya telah mempunyai utang
atau
kewajiban kepada pemilik yang pada saatnya nanti harus
dikembalikan. Utang
unit usaha kepada pemilik disebut modal. Pada saat terjadi
pendapatan utang unit
usaha kepada pemilik bertambah, jadi modal bertambah. Dengan
demikian dapat
diajukan kaidah umum bahwa pendapatan menambah modal.
Interprestast hiuya, bila kos (cost) telah dinyatakan menjadi
biaya, sebenarnya
ada suatu jumlah rupiah yang harus keluar dari kesatuan usaha dan
tidak ada
penggantinya (tidak ada kos lain yang masuk) sehingga kekayaan
perusahaan
berkurang. Berkurangnya kekayaan ini akhirnya akan menjadi
tanggungan
pemilik, artinya kalau semua kekayaan perusahaan harus dikembalikan
kepada
sumbernya, maka kekayaan yang kembali ke pemilik akan berkurang
sebesar
biaya yang telah terjadi. Ini berarti bahwa pada saat perusahaan
kepada pemilik
sebenarnya telah berkurang sebesar biaya tersebut. Karena itu dapat
disimpulkan
bahwa biaya mengurangi modal.
berpasangan dalam akuntansi maka hubungan konsepsional antara
elemen laporan
keuangan atas dasar konsep kesatuan usaha dapat digambarkan sebagai
berikut:
Status awal A = U + M
Selama periode A' = U' + M + P - B
Status Akhir LR = P - B (membentuk laporan laba/rugi)
M' = M + LR (membentuk laporan perubahan
modal)
Dalam hubungan tersebut,
A = Aktiva U =Utang M = Modal P = Pendapatan B = Biaya LR r Laba
atau Rugi
Catatan : tanda aksen (') menunjukkan bahwa jumlah rupiah
komposisi elemen telah berubah.
dengan persamaan akuntansi. Secara umum, persamaan akuntansi atas
dasar
konsep kesatuan usaha adalah sebagai berikut:
A = U + M + P - B
Sebenarnya di samping P dan B masih ada elemen lain yang
mempengaruhi M, yaitu setoran modal atau investasi pemilik
disimbolkan I dan
pengembalian/pelunasan modal kepada pemilik yang dapat berupa
pembelian
kembali saham {treasury stock) atau pembagian dividen (keduanya
disimbolkan
D) dengan demikian persamaan akuntansi di atas akan menjadi:
A = U + M + P - B + I -B
Karena elemen I dan D dianggap jarang terjadi dan untuk
menyederhanakan
masalah kedua elemen tersebut sering tidak dimasukkan dalam
persamaan
akuntansi. Perubahan modal neto yang disebabkan oleh elemen (P-B)
disebut
dengan perubahan karena transaksi operasi (TO) sedangkan perubahan
modal neto
yang disebabkan oleh elemen (I-D) disebut dengan perubahan karena
transaksi
modal (TM.).
bukan merupakan persamaan aljabar. Artinya, tempat kedudukan tiap
elemen di
ruas kiri tidak dapat dipindahkan ke ruas kanan secara sembarang
seperti
persamaan aljabar. Dengan demikian, kalau sudut pandang akuntansi
adalah
kesatuan usaha maka persamaan akuntansi di atas tidak dapat diubah
menjadi
sebagai berikut:
A + B = U + M + P atau M = A - U + P + B atau A - U = M + P - B
atau A - U - M = P - B
Artikulasi Laporan Keuangan, Kalau diperhatikan dari status
terakhir dalam
hubungan antar elemen laporan keuangan di atas, dapat dijelaskan
bahwa terdapat
saling berhubungan antara tiap jenis laporan keuangan yaitu neraca,
laporan
laba(rugi), dan laporan perubahan modal. Hubungan ini disebut
dengan artikulasi
laporan keuangan. Dengan artikulasi ini maka akan selalu dapat
ditunjukan bahwa
perubahan dalam modal selalu dapat dikaitkan dengan perubahan dalam
aktiva
atau utang.untuk menjelaskan hal ini, perubahan aktiva, utang dan
modal dalam
satu periode digambarkan sebagai berikut:
A' = U' + M' A = U + M - dA = dU +dM
karena dM = P - B, maka dA = dU + P - B. (baca: Karena perubahan
modal = P -
B, maka perubahan aktiva = perubahan utang + P - B). Secara
simbolis, artikulasi
ini dapat digambarkan kembali sebagai berikut:
Status Awal: A =U + M
Selama Periode: A' = U ' + M +
Status Akhir: A' = U '+ M'
Dengan artikulasi ini maka pendapatan (P) atau laba didefinisikan
sebagai
kenaikan aktiva atau penurunan utang sedangkan biaya (B) atau rugi
dapat
didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau kenaikan utang.
Pendefinisian
pendapatan atau laba atas dasar artikulasi ini sejalan dengan
definisi yang
diajukan oleh Paton & Littleton, yaitu bahwa pendapatan atau
laba hendaknya
dipandang sebagai kenaikan aktiva perusahaan dan bukannya kenaikan
kekayaan
pemilik. Standar Akuntansi keuangan juga mendefinisikan penghasilan
sebagai
berikut:
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal11.
Mengenai pengertian laba (earning power) atas dasar artikulasi
ini
sebenarnya masih terdapat dua pandangan yaitu pandangan aktiva dan
utang
(asset and liability view) dan pandangan pendapatan dan biaya
(revenue and
expense view). Pandangan aktiva dan utang mendefinisikan laba
sebagai kenaikan
aktiva atau penurunan utang. Pandangan ini berpendapat bahwa laba
dapat diukur
atas perubahan aktiva atau utang karena pengukuran kedua elemen
tersebut
merupakan proses pengukuran yang fundamental dalam pelaporan
keuangan.
Pandangan pendapatan dan biaya mendefinisikan laba sebagai selisih
antara
pengukuran pendapatan dan biaya, sehingga kenaikan aktiva atau
penurunan
utang hanyalah sebagai konsekuensi pengukuran itu.
13IAI, "Standar Akuntansi Keuangan ," Salemba Empat, 1996,
Jakarta
perhatian akuntansi adalah kegiatan usaha yang melibatkan semua
pihak sebagai
bagian dari kegiatan ekonomi. Kesatuan di sini berarti suatu
lembaga ekonomi
atau sosial sebagai wadah untuk mencapai tujuan bersama. Semua
partisipan
merupakan kontributor dalam menciptakan nilai tambah akibat
kegiatan usaha
tersebut dan karenanya berhak untuk menerima bagian nilai tambah
tersebut.
Dengan sudut pandang ini, laba dapat didefinisikan sebagai seluruh
jumlah rupiah
nilai tambah (aliran kas yang masuk dalam kegiatan usaha) yang
dihasilkan oleh
kegiatan para partisipan secara bersama-sama dengan kos material
dan
mesin/peralatan (bahan baku, overhead non-tenaga kerja dan
depresiasi). Jumlah
rupiah yang dibayarkan kepada partisipan bukan merupakan biaya,
tetapi
merupakan distribusi nilai tambah (laba).
Unit
Laporan laba/rugi yang disusun atas dasar sudut pandang ini disebut
dengan
laporan nilai tambah {value-added statement), yang contohnya
dibenkan sebagai
berikut.
520.000
Laba sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih Dividen Laba
ditahan (reinvestasi)
60.000 70.000
200.000 40.000
Penjualan Rp. 980.000 Dikurangi transfer:
Bahan baku dan bahan habis pakai Rp. 150.000 Overhead non-tenaga
kerja 60.000 Depresiasi 70.000 280.000
Nilai tambah Rp.700.000
Distribusi nilai tambah: Tenaga kerja (manajer dan karyawan) Rp.
200.000 Penyedia dana:
Investor (dividen) Rp. 120.000 Kreditor (bunga) 40.000
160.000
Pemerintah (pajak) 180.000 Unit kegiatan ekonomi (reinvestasi)
160.000
Total nilai tambah Rp. 700.000
kemakmuran kegiatan bersangkutan, karena bahan baku overhead
non-tenaga
kerja disediakan oleh unit kegiatan ekonomi yang lain dan harus
dibeli oleh unit
kegiatan bersangkutan. Karena itu, unsur-unsur tersebut harus
dikurangkan
terhadap total aliran dana yang masuk ke unit kegiatan untuk
mendapatkan nilai