Upload
hathien
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Proyek
Menurut Soehendradjati (1987) Manajemen adalah suatu proses kegiatan
penggunaan sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya
modal/uang dan peralatan/mesin yang dituangkan kedalam suatu wadah tertentu
/organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam batas ruang dan waktu
tertentu, dengan menggunakan metodik dan sistematik tertentu agar tercapai daya
guna dan tepat guna sebesar–besarnya. Sebagaimana layaknya suatu proses,
apabila ke dalamanya diberikan masukan–masukan (input) secukupnya
diharapakan manajemen dapat menghasilkan keluaran–keluaran (output), yaitu
tercapainya tujuan ataupun sasaran–sasaran sebagaimana yang ditetapkan.
Fungsi pokok manajemen adalah merencanakan, memberi contoh,
mengorgansasikan dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajerial yaitu
memimpin, mengerahkan, mengarahkan, mengaktifkan, memberi contoh,
membangun motivasi, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, serta
pengambilan keputusan. Proses manajemen tidak dapat di pisahkan dalam proyek
yang direncanakan dengan tepat tanpa mengurangi kualitas sesuai dengan tujuan
awalnya. Proyek sendiri adalah suatu kegiatan sementara yang bersifat unik yang
berlangsung dalam jangka waktu, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
5
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaranya telah digariskan
dengan jelas.
Menurut Ervianto (2005), Manajemen proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan)
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
Menurut Dipohusodo (1996), sistem manajemen adalah sebagai set yang
terdiri atas susunan terpadu dari konsep–konsep, dasar–dasar sebagai pengertian
atau teknik– teknik penanganan yang berkaitan dengan manajemen. Dengan
demikian untuk dapat menangani pelaksanaan proyek yang baik dan untuk
memperkecil kesulitan diperlukan pendeketan dengan menyusun suatu konsep
sistem manajemen proyek yang lengkap, mendasar, kokoh, dan terpadu.
Pelaksanaan proyek pada hakekatnya adalah proses merubah sumber daya dan
dana tertentu secara terorganisir menjadi hasil pembangunan yang mantap sesuai
dengan tujuan dan harapan–harapan awal dan kesemua itu harus dilaksanakan
dalam jangka waktu yang terbatas. Pelaksanaan proyek pada umumnya
merupakan suatu rangkaian mekanisme tugas atau kegiatan yang rumit, yang
mengandung berbagai masalah serta kesulitan tersendiri. Berdasarkan atas
kondisi yang kompleks tersebut, maka diperlukan cara agar suatu proyek dapat
diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, sesuai dengan peraturan, perundangan serta
ketentuan–ketentuan lain yang direncanakan. Oleh karena itu, agar pelakasanaan
proyek dapat berhasil perlu diperhatikan faktor–faktor spesifik penting yang
disebut sebagai ciri–ciri umum manajemen proyek. Dipohusodo (1996),
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
6
menyatakan bahwa manajemen proyek mempunyai ciri – ciri umum
sebagai berikut :
1. Tujuan, sasaran, harapan–harapan dan strategi proyek hendaknya dinyatakan
secara jelas dan rinci sehingga dapat digunakan untuk mewujudkan dasar
kesepakatan segenap individu dan satuan organisasinya terlibat.
2. Diperlukan rencana kerja, jadwal, dan anggaran belanja yang realitas.
3. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab
diantara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam proyek
untuk sebagai strata jabatan.
4. Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dan tanggung jawab pada
berbagai strata organisasi.
5. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dapat memberikan
umpan baik untuk manajemen yang dapat dimanfaatkan sebagai pelajaran
yang dipakai sebagai pedoman dalam upaya peningkatan produktivitas
proyek.
6. Sesuai sifat dinamis suatu proyek, apabila diperlukan tim proyek atau satuan
organisasi yang mungkin harus bergerak diluar kerangka organisasi
tradisional atau rutin, akan tetapi dengan tetap berorientasi pada tercapainya
produktivitas.
7. Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar–dasar
peraturan birokrasi dan pengetahuan tentang cara–cara mengatasi kendala
birokrasi.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
7
B. Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan
manajemen proyek. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan
yang ada didalamnya dapat diimplentasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir
maksimal.
Secara umum definisi perencanaan adalah suatu tahapan dalam
manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus
menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat
diimplementasikan.
Tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan
waktu serta faktor keselamatan.
Filosofi perencanaan antara lain :
Aman, keselamatan terjamin
Efektif, produk perencanaan berfungsi
Efisien, produk yang dihasilkan hemat biaya
Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
8
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan
firasat (dugaan).
Dalam perencanaan alternatif rencana anggaran biaya kami dituntut
kreatif demi memunculkan alternatif-alternatif yang dimana akan digunakan
dalam melakukan perencanaan pada komponen pembangunan tersebut yaitu
komponen plat. Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi bahan, dimensi, waktu
pelaksanaan, biaya pelaksanaan dan lain-lain. (Naufal Aiman K, 2014)
C. Pelat Lantai
Pelat merupakan suatu elemen struktur yang mempunyai ketebalan relatif
kecil jika dibandingkan dengan lebar dan panjangnya. Di dalam konstruksi beton,
pelat digunakan untuk mendapatkan bidang/permukaan yang rata. Pada
umumnya bidang/permukaan atas dan bawah suatu pelat adalah sejajar atau
hampir sejajar. Tumpuan pelat pada umumnya dapat berupa balok-balok beton
bertulang, struktur baja, kolom-kolom, dan dapat juga berupa tumpuan langsung
diatas tanah. Pelat dapat ditumpu pada tumpuan garis yang menerus, seperti
halnya dinding atau balok, tetapi dapat juga ditumpu secara lokal (diatas sebuah
kolom beberapa kolom). (Andi, 2016)
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak langsung di atas tanah. Pelat
di dukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Adapun kegunaan pelat lantai adalah sebagai berikut:
1. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas
2. Untuk meletakkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
9
3. Meredam suara dari ruang atas atau ruang bawah
4. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
Adapun syarat-syarat teknis dan ekonomis yang harus dipenuhi oleh lantai antara
lain :
1. Lantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban kerja yang
ada di atasnya.
2. Lantai harus mempunyai massa yang cukup untuk dapat meredam gema
suara.
3. Porositas lantai sekaligus harus memberikan isolasi yang baik terhadap hawa
dingin dan hawa panas.
4. Lantai harus memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang dengan
cara cepat.
5. Konstruksi lantai harus sedemikian rupa sehingga setelah umur pemakaian
yang cukup panjang tidak kehilangan kekuatan.
D. Pelat Lantai Konvensional
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai
pada dermaga. Pelat lantai menerima beban yang bekerja tegak lurus terhadap
permukaan pelat. Berdasarkan kemampuannya untuk menyalurkan gaya akibat
beban, pelat dibedakan menjadi :
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
10
1. Pelat satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan
beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh pelat
satu arah adalah pelat kantilever dan pelat yang ditumpu 2 tumpuan sejajar.
2. Pelat dua arah akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban
yang berupa momen lentur pada bentang dua arah. Contoh pelat dua arah
adalah pelat yang ditumpu oleh 4 (empat) sisi yang sejajar.
E. Pelat Lantai Bondek
Pelat bondek adalah pelat kombinasi yang menggunakan steel deck
sebagai pengganti tulangan momen positif (tulangan bawah), dimana steel deck
(pelat baja) ini juga sekaligus sudah berfungsi sebagai bekisting pelat dan lantai
kerja, sedangkan untuk tulangan momen negatif bisa menggunakan tulangan baja
biasa atau menggunakan wiremash. Bondek merupakan bahan penulangan positif
satu arah pada lantai beton bangunan bertingkat. Lembaran panel berbentuk pelat
gelombang ini terbuat dari baja struktural dengan tebal 0,70 – 1 mm yang
digalvanis secara merata. Bondek atau pelat baja bergelombang jika
dikombinasikan dengan campuran beton akan membentuk suatu sistem pelat
lantai komposit yang sempurna.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
11
Gambar 2.1 : Pelat bondek
Sumber : Bondek Structural steel decking, Lysagh (2016)
Bondek juga berfungsi sebagai bekisting tetap dan langit-langit ruangan
bangunan. Dapat dipesan sesuai panjang yang dibutuhkan . untuk memudahkan
dalam pemasangan dan pengangkutan dianjurkan panjang maksimum 12,00
meter. Menurut brosur smartdeck (2011). Adapun keunggulan-keunggulan
bondek untuk plat lantai beton:
a. Mudah dan cepat dalam pemasangan. Bondek langsung berfungsi juga
sebagai bekisting permanen yang siap di cor dalam waktu singkat. Efisiensi
waktu dan kemajuan pekerjaan dapat dipercepat karena waktu untuk
pembuatan dan pembongkaran bekisting sudah tidak diperlukan lagi.
Pekerjaan pembesian dibagian yang mengalami tarik, dapat direduksi atau
bahkan dihilangkan karena telah digantikan fungsinya oleh bondek.
b. Mengurangi pemakaian perancah dan tiang-tiang penyangga sehingga lebih
menghemat biaya dalam pelaksanaanya.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
12
c. Bondek dapat secara langsung digunakan sebagai plafond.
d. Ketahanannya terhadap kebakaran lebih baik dan lolos uji kelenturan serta
pembebanan
e. Dapat dipesan sesuai kebutuhan dan memberikan platform kerja yang aman.
f. Dapat dipasang pada konstruksi baja maupun beton.
Bondek adalah decking dengan profil “2W” yang dilengkapi sistem
protrude shape dan merupakan produk penyempurnaan dari produk steel deck
yang ada di pasaran, diproduksi dengan menggunakan mesin canggih untuk
menghasilkan kualitas produk dengan tingkat presisi yang tinggi, pelat baja
struktural bergelombang dengan mutu tegangan tarik yang tinggi dan dilapisi
galvaniz. Persyaratan bahan harus mengikuti spesifikasi teknis sebagai berikut:
a. Bahan dasar : Baja High – Tensile
b. Tegangan leleh minimum : 5500 kg/cm2 atau 550 MPa
c. Lapis pelindung : Hot Dip Galvanized
d. Tebal lapisan lindung : 275 gr/m2
e. Tebal baja dasar : 0,70 mm – 1.20 BMT (Base Metal Thickness)
f. Standar bahan : JISG 3302, SGC 570
g. Tinggi gelombang : 50 mm
h. Lebar efektif : 960 mm
i. Panjang : Maksimum 12.000 mm
Panjang dapat dipotong sesuai kebutuhan tergantung pada daya
angkut/fasilitas kendaraan.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
13
F. Bekisting
Bekisting merupakan struktur sementara yang berfungsi sebagai alat
bantu dalam membentuk beton dimana perkembangannya sejalan dengan
perkembangan beton itu sendiri. Bekisting berfungsi sebagai acuan untuk
mendapatkan bentuk profil yang diinginkan serta sebagai penampung dan
penumpu sementara beton basah selama proses pengeringan. Dengan adanya
inovasi teknologi dalam bidang bekisting, saat ini produksi dilakukan oleh pabrik
dengan desain sedemikian rupa sehingga bekisting mudah dibongkar, dipasang
serta memungkinkan untuk dimanfaatkan lebih dari satu kali.
Proses pengeringan beton saat ini relatif lebih cepat dibandingkan pada
masa lalu. Hal ini disebabkan karena telah ditemukannya zat tambah yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatur kecepatan mengerasnya beton. Proses
pembongkaran bekisting bergantung pada kecepatan mengerasnya beton dan baru
dibongkar setelah dinyatakan aman. Pembuatan dan pemasangan bekisting
tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhi yaitu bahan yang tersedia atau
yang diperlukan, cara dan pengadaan tenaga kerja, tuntutan akan hasil pengerjaan
yang dibutuhkan terutama dalam hal akurasi dan kerapian serta biaya alat-alat
yang digunakan.
Dalam pembuatan bekisting harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kualitas material bekisting yang digunakan harus dapat menghasilkan
permukaan beton yang baik.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
14
2. Cukup kuat karena bekisting akan menampung beton basah disamping beban
- beban lain saat pengecoran. Dengan begitu diharapkan tidak terjadi lendutan
atau lenturan ketika beton dituang.
3. Sedikit pembuangan agar bisa dipakai untuk keperluan pembekistingan yang
lainnya.
4. Dapat dipasang dengan mudah dan cepat.
5. Mudah dibongkar tanpa mengadakan sentakan sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada struktur beton saat dilakukan pembongkaran bekisting.
6. Memperhatikan faktor ekonomis dari bekisting agar mampu mereduksi
biaya.
Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindari dengan melumasi
penampang bekisting yang bersentuhan itu dengan minyak bekisting. Namun,
pemakaian minyak bekisting tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengubah
warna permukaan beton. Apabila papan (kayu) bekisting dikerjakan dengan
sederhana, maka papan itu dapat digunakan sekitar 3 sampai 5 kali. Sedangkan
untuk balok persegi dan bulat dapat dipakai sekitar 7 sampai 10 kali. Bekisting
hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan lagi pada
kesempatan lain (Widhiawati, 2010).
G. Perancah
Konstruksi bekisting untuk struktur yang mendukung bebas terdiri dari
suatu konstruksi penyangga dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup
(scaffolding). Perancah kayu umumnya diletakkan di bagian atas gelagar balok
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
15
yang cukup panjang dan lebarnya, untuk mencegah bekisting melesak.
Perancah kayu dapat disetel tingginya dengan pertolongan dua baji kayu yang
dapat digeser. Perancah ini termasuk tipe penyangga tradisional.
Perancah baja bersekrup (scaffolding) terdapat dipasaran dengan
bermacam-macam panjang dan besarnya. Perancah baja semakin banyak
digunakan karena selain pemasangannya yang mudah dan cepat, perancah ini
juga mampu menyangga beban sampai dengan 5 – 20 kN (500 - 2000 kg).
Perancah baja bersekrup terdiri dari dua pipa baja yang disambung dengan
selubung sekrup atau mur penyetel. Penggunaan perancah baja bersekrup
membutuhkan pengawasan serta ketelitian dalam pemasangannya. Jika perancah
ini dirawat dengan baik, maka dapat dipakai bertahun - tahun. (Widhiawati et al,
2010)
Sistem perancah digunakan sebagai dukungan sementara untuk struktur di
bawahnya Konstruksi atau perbaikan kebutuhan. Fungsi utamanya adalah
mendukung berbagai jenis beban seperti beban vertikal yang dipaksakan oleh
pekerja, peralatan konstruksi, dan bahan bangunan. Perancah juga harus
dirancang untuk menahan beban lateral seperti beban angin, beban benturan, dan
beban gempa (Reynolds, 2014).
Penyetelan dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup (scaffolding)
memerlukan persyaratan seperti di bawah ini :
1. Perancah harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah
perubahan bekisting akibat dari gaya-gaya horizontal. Penyetelan dalam arah
tegak lurus harus dengan waterpass.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
16
2. Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, maka lendutan akibat
dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan
perancah diperpanjangannya sebaik mungkin.
3. Tempat dari perancah perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban
dapat terbagi serata mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan
bentuk yang berbeda-beda akibat dari perpendekan elastis perancah yang
timbul karena pembebanan dan perbedaan penurunan tanah.
Gambar 2.2 : Konfigurasi Sistem Perancah Baja Bersama (Diadopsi dari
Acrow (2012))
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
17
H. Perkiraan Biaya
Perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang
diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia
(Soeharto, 1997). Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui
berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek. Selanjutnya,
perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja,
pelayanan, maupun waktu.
Meskipun kegunaannya sama, namun penekanannya berbeda-beda untuk
masing- masing organisasi peserta proyek. Bagi pemilik, angka yang
menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial yang
akan diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan
biaya. Bila penawaran harga yang diajukan di dalam proses lelang terlalu tinggi,
kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan.
Sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, kontraktor
akan mengalami kesulitan di kemudian hari. Sedangkan bagi konsultan, angka
tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik
untukberbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
18
I. Rencana Anggaran Biaya Material
Rencana anggaran biaya adalah biaya suatu bangunan atau biaya proyek.
Sedangkan rencana anggaran biaya material adalah perhitungan banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan material yang digunakan pada bangunan atau
proyek tersebut. Anggaran biaya material pada bangunan yang sama akan
berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga
bahan. Biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Peyusunan anggaran biaya material yang dihitung dengan teliti,
didasarkan atau didukung oleh gambar bestek. Gambar bestek adalah gambar
lanjutan dari uraian gambar Pra Rencana, dan gambar detail dasar dengan skala
(PU = Perbandingan Ukuran) yang lebih besar. Gambar bestek merupakan
lampiran dari uraian dan syarat-syarat (bestek) pekarjaan. (Ibrahim, 1993)
1. Biaya Material
Menyusun perkiraan biaya pembelian material amat kompleks, mulai dari
membuat spesifikasi, mencari sumber sampai kepada membayar harganya.
Terdapat berbagai alternatif yang tersedia untuk kegiatan tersebut, sehingga bila
kurang tepat menanganinya mudah sekali membuat proyek menjadi tidak
ekonomis. Harga bahan yang dipakai biasanya harga bahan di tempat pekerjaan,
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
19
jadi sudah termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan,
pengepakkan, penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas dan
asuransi. (Ibrahim, 1993)
2. Volume / kubikasi Pekerjaan
Volume suatu pekerjaan ialah menghitung jumlah banyaknya volume
pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan.
Jadi volume (kubikasi) suatu pekerjaan, bukanlah merupakan volume (isi
sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Dibawah ini diberikan beberapa contoh sebagai berikut :
a. Volume pondasi batu kali = 25 m3
b. Volume atap = 140 m2
c. Volume lisplank = 28 m
d. Volume angker besi = 40 kg
e. Volume kunci tanam = 17 buah
Dari contoh di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa satuan masing-
masing volume pekerjaan, seperti volume pondasi batu kali 25 m3, atap 140 m2,
lisplank 28 m, angker besi beton 40 kg dan kunci tanam 17 buah, bukanlah
volume dalam arti sesungguhnya melainkan volume dalam satuan, kecuali
volume pondasi batu kali 25 m3 yang merupakan volume sesungguhnya.
(Ibrahim, 1993)
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
20
Masing-masing volume di atas mempunyai pengertian sebagai berikut :
- Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x luas
penampang yang sama.
- Volume atap dihitung berdasarkan luas, yaitu jumlah luas bidang-bidang
atap, seperti segitiga, persegipanjang, trapezium, dan sebagainya.
- Volume lisplank dihitung berdasarkan panjang atau luas.
- Volume angker besi dihitung berdasarkan berat, yaitu jumlah panjang
angker x berat/m.
- Volume dikunci dihitung berdasarkan jumlah banyaknya kunci\
3. Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan ialah jumlah harga bahan berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan dalam satu
daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Setiap bahan atau material
mempunyai jenis dan kualitas tersendiri. Hal ini menjadi harga material tersebut
beragam. Untuk itu sebagai patokan harga biasanya didasarkan pada lokasi
daerah bahan tersebut berasal dan sesuai dengan harga patokan dari pemerintah.
Misalnya untuk harga semen harus berdasarkan kepada harga patokan semen
yang ditetapkan. Untuk menentukan harga bangunan dapat diambil standar harga
yang berlaku di pasar atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi dari dinas PU (Pekerjaan Umum) setempat Daftar Harga Satuan
Bahan. (Ibrahim, 1993)
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
21
J. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangatlah berperan dalam proses jalannya sebuah proyek
atau setiap jenis pekerjaan, tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda sesuai dengan bidang dan
keahliannya. Adapun kemampuan tenaga kerja meliputi jenis dan macam-macam
tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. (Suharto, 1995).
Penyediaan tenaga kerja pada umumnya meliputi tenaga kerja biasa,
tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja ahli. Untuk setiap pekerjaan memerlukan
tenaga kerja tertentu baik mengenai jumlah maupun keahlian dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Secara teoritis keperluan rata-rata jumlah
tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan
dalam jam-orang atau bulan 8 dibagi dengan kurun waktu perencanaan. Metode
perhitungan tersebut, tentu tidak sesuai dengan kenyataan yang sesunguhnya,
karena akan timbul pemborosan dengan mendatangkan sekaligus banyak tenaga
kerja pada awal proyek, mengingat pada saat awal belum cukup pekerjaan
tersedia untuk mereka. Pekerjaan konstruksi menunggu material hasil kegiatan
pembelian, sedangkan pembelian baru akan dimulai bila paket disiapkan oleh ahli
engineering telah selelsai.
Oleh karena itu,untuk merencanakan tenaga kerja proyek yang realistis
perlu diperhatikan bermacam-macam factor, diantaranya yang terpenting adalah :
1. Produktifitas tenaga kerja.
2. Tenaga kerja periode puncak (peak).
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
22
3. Jumlah tenaga kerja kantor.
4. Perkiraan jumlah tenaga kerja di lapangan.
5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation) yang
tajam.
Macam atau jenis tenaga kerja berdasarkan keahlian/kemampuan yaitu:
1. Tenaga kerja terdidik/ tenaga ahli/ tenaga mahir
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian
atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan
non formal. Contohnya seperti sarjana ekonomi, insinyur, sarjana muda,
doktor, master, dan lain sebagainya.
2. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini
tidak memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan latihan dan
melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut.
Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir, pelukis,dan
lain-lain.
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini seperti kuli,
buruh angkat, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan masih banyak lagi
contoh lainnya.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
23
K. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan ialah jangka waktu pelaksanaan dari
seluruh pekerjaan yang dihitung dari permulaan pekerjaan sampai dengan seluruh
pekerjaan selesai. Pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan bagian–bagian pekerjaan yang didapat dari penjumlahan
dari waktu untuk menyelesaikan jenis–jenis pekerjaan dari bagian pekerjaan yang
bersangkutan. Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan perlu diketahui volume atau jumlah dan satuan dari jenis
pekerjaan tersebut, baik yang dilaksanakan dengan tenaga kerja biasa maupun
yang dikerjakan dengan menggunakan peralatan pembangunan.
Jadwal waktu proyek merupakan alat yang dapat menunjukan kapan
berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu
merencanakan kegiatan maupun untuk pengendalian pelaksanaan proyek secara
keseluruhan. Sistem manajemen proyek harus dapat memberikan cara yang logis
untuk dapat menyusun anggaran keuangan proyek yang realitis dan bertahap
waktu atau biasa disebut anggaran yang berorientasi pada keluaraan.
Waktu yang direncanakan atau dihitung untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan atau bagian pekerjaan harus didasarkan pada kemampuan sistem kerja
yang wajar. Apabila waktu pelaksanaan telah dihitung dan bagian pekerjaan telah
disusun menurut urutan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan pekerjaan,
maka diperoleh rencana kerja yang menyeluruh dari pekerjaan bangunan yanng
akan dilaksanakan.
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017
24
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh dasar kecilnya
pekerjaan juga dari sulit atau berat ringnya sifat dari pekerjaan. Makin panjang
atau lama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, makin banyak masalah yang
perlu diperhitungkan dengan teliti dalam menyusun rencana kerja (Soehendrajati,
1987).
Analisis Perbandingan Biaya..., Indra Dwi Barian, Fakultas Teknik UMP, 2017