15
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lengkuas (Alpinia galangga L.) 2.1.1 Taksonomi Taksonomi lengkuas (Mus, 2008) : Gambar 2. 1 Lengkuas (Sumber : Setiawati, 2008) Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Alpinia Spesies : Alpinia galanga (L.) 2.1.2 Sinonim dan Nama Daerah Lengkuas Lengkuas memiliki beberapa sinonim, antara lain langkuwas (Melayu); isem, kalawasan, lahwas, hingkuase (Nusa Tenggara); langkuwas (Kalimantan); ringkuwas, lingkoas, lincuas, laja, aliku, lingkoboto (Sulawesi); langkuwas, langwas, lawase, lakwase, kourola, laawai, lawasi, lakuwase, galiasa (Maluku); laos (Jawa); dan laja (Sunda) (Utami, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41340/3/BAB II.pdf · akar gigi. Gigi insisivus, caninus, dan premolar masing-masing memiliki satu buah akar, walaupun

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lengkuas (Alpinia galangga L.)

2.1.1 Taksonomi

Taksonomi lengkuas (Mus, 2008) :

Gambar 2. 1 Lengkuas

(Sumber : Setiawati, 2008)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Alpinia

Spesies : Alpinia galanga (L.)

2.1.2 Sinonim dan Nama Daerah Lengkuas

Lengkuas memiliki beberapa sinonim, antara lain langkuwas (Melayu); isem,

kalawasan, lahwas, hingkuase (Nusa Tenggara); langkuwas (Kalimantan); ringkuwas,

lingkoas, lincuas, laja, aliku, lingkoboto (Sulawesi); langkuwas, langwas, lawase,

lakwase, kourola, laawai, lawasi, lakuwase, galiasa (Maluku); laos (Jawa); dan laja

(Sunda) (Utami, 2008).

5

2.1.3 Morfologi tanaman Lengkuas.

Lengkuas merupakan terna berumur panjang, dapat mencapai tinggi 1-1,5 m

batang tertutup oleh pelepah daun (Tjitrosoepomo, 2010) membentuk batang semu,

tumbuh tegak, berwarna hijau agak keputih-putihan. Daun tunggal, bertangkai

pendek, dan tersusun berseling. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing,

pangkal tumpul, dengan tepi daun rata dan panjang daun sekitar 20-60 cm serta lebar

4-15 cm (Setiawati et al., 2008).

Karakter rimpang lengkuas adalah panjang 2-8 cm, diameter 2-3 cm, bentuk

silindris, bercabang, arah tumbuh mendatar, permukaan tidak rata (Chitra & Thoppil,

2008), bagian luar berwarna cokelat atau kuning kehijauan, sedangkan bagian

dalamnya berwarna putih, sisik-sisik berwarna putih, keras, dan mengkilap. Daging

rimpang yang sudah tua berserat kasar, apabila rimpangnya dipatahkan akan tampak

pada patahan serat-serat pendek (Nasution, 2003). Rasanya tajam, pedas, menggigit,

dan baunya sedap (Tjitrosoepomo, 2010).

2.1.4 Kandungan senyawa kimia Lengkuas.

Tanaman lengkuas mengandung minyak atsiri, berwarna kuning kehijauan dan

berbau khas. Minyak atsiri ini terdiri dan metil sinamat 48%, sineol 20% - 30%,

kamfor, d-alfa-pinen, galangin, dan eugenol 3% - 4%. Ada pula bahan lain seperti

seskuiterpen, galangol, kadinena, dan kristal kuning (Anonim, 1978).

2.2 Gigi

Manusia memiliki dua buah perangkat gigi, yang akan tampak pada periode

kehidupan yang berbeda. Perangkat gigi yang tampak pertama pada anakanak disebut

gigi susu atau deciduous teeth. Perangkat kedua yang muncul setelah perangkat

pertama tanggal dan akan terus digunakan sepanjang hidup, disebut sebagai gigi

permanen. Gigi susu berjumlah dua puluh empat buah yaitu : empat buah gigi seri

(insisivus), dua buah gigi taring (caninum) dan empat buah geraham (molar) pada

setiap rahang. Gigi permanen berjumlah tiga puluh dua buah yaitu : empat buah gigi

seri, dua buah gigi taring, empat buah gigi premolar, dan enam buah gigi geraham

pada setiap rahang (Seeley et al., 2008).

6

Gigi susu mulai tumbuh pada gusi pada usia sekitar 6 bulan, dan biasanya

mencapai satu perangkat lengkap pada usia sekitar 2 tahun. Gigi susu akan secara

bertahap tanggal selama masa kanak-kanak dan akan digantikan oleh gigi permanen.

Gambar 2. 2 Struktur Gigi Manusia (Sumber : Tortorra et al., 2009)

Gigi melekat pada gusi (gingiva), dan yang tampak dari luar adalah bagian

mahkota dari gigi. Menurut Kerr et al. (2011), mahkota gigi mempunyai lima buah

permukaan pada setiap gigi. Kelima permukaan tersebut adalah bukal (menghadap

kearah pipi atau bibir), lingual (menghadap kearah lidah), mesial (menghadap kearah

gigi), distal (menghadap kearah gigi), dan bagian pengunyah (oklusal untuk gigi

molar dan premolar, insisal untuk insisivus, dan caninus) (Seeley et al., 2008,

Tortorra et al., 2009).

Bagian yang berada dalam gingiva dan tertanam pada rahang dinamakan bagian

akar gigi. Gigi insisivus, caninus, dan premolar masing-masing memiliki satu buah

akar, walaupun gigi premolar pertama bagian atas rahang biasanya memiliki dua buah

akar. Dua buah molar pertama rahang atas memiliki tiga buah akar, sedangkan molar

yang berada dibawahnya hanya memiliki dua buah akar (Seeley et al., 2008, Tortorra

et al., 2009).

Bagian mahkota dan akar dihubungkan oleh leher gigi. Bagian terluar dari akar

dilapisi oleh jaringan ikat yang disebut cementum, yang melekat langsung dengan

ligamen periodontal. Bagian yang membentuk tubuh dari gigi disebut dentin. Dentin

7

mengandung banyak material kaya protein yang menyerupai tulang. Dentin dilapisi

oleh enamel pada bagian mahkota, dan mengelilingi sebuah kavitas pulpa pusat yang

mengandung banyak struktur jaringan lunak (jaringan ikat, pembuluh darah, dan

jaringan saraf) yang secara kolektif disebut pulpa. Kavitas pulpa akan menyebar

hingga ke akar, dan berubah menjadi kanal akar. Pada bagian akhir proksimal dari

setiap kanal akar, terdapat foramen apikal yang memberikan jalan bagi pembuluh

darah, saraf, dan struktur lainnya masuk ke dalam kavitas pulpa (Seeley et al., 2008,

Tortorra et al., 2009).

2.3 Pasta Gigi

Pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari campuran bahan

penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk membantu

membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membrane mukosa dari mulut (Badan

Standardisasi Nasional, 1995).

Pasta gigi merupakan bagian terpenting dan efektif dalam membersihkan gigi,

pasta gigi umumnya berbentuk gel pasta dan serbuk. Pasta gigi membantu untuk

menghilangkan kotoran yang melapisi gigi dan gusi serta memiliki keuntungan untuk

mencegah karies, sensitivitas, gingivitis (Crool, 2014). Persyaratan Standar Nasional

Indonesia (SNI 12-3524-1995) terhadap mutu sediaan pasta gigi adalah sebagai

berikut :

Tabel 2. 1 Persyaratan Standar Nasional Indonesia

No. Jenis Satuan Persyaratan

1. Sukrosa atau karbohidrat lain

yang dapat terfermentasi

- negatif

2. pH - 4,5 – 10,5

3. Cemaran logam

a. Pb

b. Hg

c. As

ppm

ppm

ppm

maksimal 5,0

maksimal 0,02

maksimal 2,0

8

No. Jenis Satuan Persyaratan

4. Cemaran mikroba

a. Angka lempeng total

b. Eccoli

-

-

<10

negatif

5. Zat pengawet - Sesuai dengan yang

diizinkan Dep. Kes.

6. Formaldehida maks. sebagai

formaldehida bebas

% 0,1

7. Flour bebas ppm 800 - 1500

8. Zat warna - Sesuai dengan yang

diizinkan Dep. Kes.

9. Organoleptik

a. Keadaan

b. Benda asing

Harus lembut, serba sama

(homogen) tidak terlihat

adanya gelombang udara,

gumpalan dan partikel yang

terpisah

Tidak tampak

2.4 Komposisi Pasta Gigi

2.4.1 Agen pengkis (abrasive)

Agen pengikis (abrasive) adalah serbuk padat tidak larut, bekerja untuk

membersihkan dan mengkilapkan gigi karena penyikatan dengan sikat gigi. Biasanya

sekitar 20% - 50% dari formulasi total. Meliputi berbagai kelompok kimia, pemilihan

agen pengikis ini didasarkan pada tingkat pengikisan secara inharen, stabil dengan

keberadaan bahan lain dalam formulasi, dan efeknya secara menyeluruh pada

konsistensi pasta gigi (Agoes, 2012).

Bahan abrasive yang biasa digunakan adalah golongan kapur / kalsium

karbonat, golongan pospat carbonat dan silika.

1. Kapur atau kalsium karbonat

Kapur atau kalsium karbonat hasil pengendapan merupakan bahan

berharga murah dan mudah didapatkan dalam berbagai derajat bobot jenis,

9

mulai dari yang ringan (light) sampai ekstramampat (rapat). Karena kandungan

pengotor, terutama silikat, dan variabilitas daya kikis lot berbeda, bahan dari

derajat yang sama dari sumber yang berbeda dapat sangat berbeda. Saat ini

popularitasnya sebagai pengikis menurun (Agoes, 2012).

2. Pospat carbonat

Pospat digunakan dalam bagian formulasi pasta gigi karena dapat

membantu gigi menjadi putih dan bersih contoh dari golongan pospat

(Hefferren et al., 2008). Contoh dari golongan pospat sebagai berikut :

a) Dikalsium pospat dihidrat

Relatif menunjukan pengikisan rendah dan merupakan pengikis yang

sangat baik, hanya saja inkompaktibel dengan kebanyakan fluoride. Jika

digunakan dalam formulasi dentifris, maka harus mengandung bahan penstabil

untuk mencegah kekerasan, seperti pasir, ‘Caking’, atau pengerasan pasta pada

penuaan sediaan (Agoes, 2012).

b) Dikalsium pospat anhidrat

Sangat abrasive dan biasanya digunakan pada konsentrasi rendah untuk

meningkatkan pengikisan (abrasivitas) total dari pasta. Juga inkompaktibel

dengan kebanyakan senyawa fluoride (Agoes, 2012).

c) Natrium metapospat tidak larut

Merupakan abrasive pertengahan (moderate) dan kompaktibel dengan

senyawa fluoride, hanya agak mahal harganya (Agoes, 2012).

d) Tetrakalsium piropospat

Digunakan secara luas dalam pasta, mengandung stano fluoride. Sudah

menurun penggunaannya karena kebanyakan pasta fluoride sekarang

menggunakan natrium monofluor pospat (Agoes, 2012).

3. Silika

Silika terhidrasi semakin luas digunakan sebagai pengikis dental.

Terdapat 2 kategori :

10

e) Silika abrasive

Berbobot jenis tinggi, relative non absorben, berupa serbuk, tidak berbau

dan tidak berasa. Nama dagang ‘xerogels’. adalah produk manufaktur spesifik

karena strukturnya bebas dari ruang (voids) atau gelembung udara. Menunjukan

karakteristik abrasive bagus pada konsentrasi rendah dan menunjukan efek

minimal pada konsistensi produk jadi. Partikel kristalin relative besar dan keras.

f) Silika pengental (thickening silicas)

Partikel sangat halus dengan luas permukaan sangat besar dan

menunjukan kemampuan memelar dan pengental pasta yang dihasilkan.

Aerogels adalah nama dagang dari senyawa ini, digunakan dalam bentuk

kombinasi dengan abrasive silica, merupakan basis untuk pasta berbentuk gel

jernih, karena menunjukan karakteristik transparan bila dicampur dengan

komponen cair yang secara substansial menunjukan indek refraksi yang sama.

Karena harganya yang relative murah, senyawa silika juga digunakan dalam

dentifris keruh (opak). Bersifat nonreaktif dan kompaktibel dengan fluoride dan

sering digunakan pada konsentrasi rendah (Agoes, 2012).

2.4.2 Pengikat

Pengikat dapat berasal dari gom alam atau hasil sintesis, digunakan dalam

formulasi untuk mempertahankan cairan dan konsistensi padat dalam bentuk pasta

yang licin (smooth). Pengikat meningkatkan bentuk dan viskositas fasa cair,

disamping bentuk sediaan akhir, serta mencegah terjadinya pemisahan air (bleeding)

dari pasta. Pengikat biasanya digunakan pada konsentrasi 0,9% - 2,0% dari formulasi.

Untuk tujuan sebagai pengikat ini dapat digunakan gom alam dan hasil sintesis,

resina, dan hidrokoloid lain (Agoes, 2012).

2.4.3 Agen aktif permukaan

Agen aktif permukaan adalah agen pembentuk busa pada konsentrasi 0,5% -

2,0% untuk membentuk busa yang diperlukan. Yang luas digunakan adalah natrium

lauril sulfat. Derajat kemurnian untuk sediaan dentifiris adalah serbuk dengan

kemurnian tinggi yang dipilih karena rasa yang rendah (tidak mengiritasi). Harus

11

berhati – hati dalam penggunaan dan digunakan pada konsentrasi lebih rendah dari

konsentrasi yang mengiritasi sekitar 2,0% atau lebih rendah lagi untuk beberapa

individu. Surfaktan lain yang dapat digunakan adalah natrium lauril salfosuksinat,

natrium lauril sulfo asetat, dan diakil natrium sulfosuksinat (Agoes, 2012).

2.4.4 Humektan

Humektan diinkorporasikan untuk mecegah kehilangan kelangsangan (air) dan

pengeringan dentifris. Pada pasta opak biasanya digunakan pada rentang konsentrasi

20% - 40%. Yang biasanya digunakan adalah sorbitol, gliserin, dan propilenglikol

(Agoes, 2012).

2.4.5 Pemanis

Kebanyakan cita rasa dentifris sangat pahit dank arena itu memerlukan

penambahan agen pemanis sintesis untuk membuat pasta lebih palatable. Di Amerika

Serikat hanya diizinkan penggunaan natrium sakharin pada konsentrasi 0,05% -

0,25%. Di Kanada tidak diperbolehkan, hanya mengizinkan penggunaan siklamat

(Agoes, 2012).

2.4.6 Agen cita rasa (flavor)

Agen pencita rasa dentifris bisa digunakan pada konsentrasi 0,2% - 2,0%.

Hanya saja harus berhati – hati untuk mencegah potensial iritasi pada konsentrasi

tinggi. Minyak atsiri, seperti pipermint, spearmint, wintergreen, sassafras, dan anisi

merupakan pilihan utama (Agoes, 2012).

2.4.7 Air

Kebanyakan air dalam formulasi dentifris digunakan sebagai pelarut untuk

garam larut dan sebagai pengencer untuk menekan biaya bahan baku (Agoes, 2012).

2.4.8 Pengawet

Pada umumnya humektan dan pemanis dalam formulasi dentifris mampu

memperlambat pertumbuhan mikroba dan pengawet, seperti metil dan propil paraben

atau natrium benzoate, biasanya pada konsentrasi 0,05% - 0,20% (Agoes, 2012).

12

2.5 Tinjauan bahan penelitian

2.5.1 Kalsium karbonat (CaCO3)

Sinonim Kalsium karbonat adalah calcii carbonas, calcium carbonate (1 : 1),

carbonic acid calcium salt (1 : 1) yang mempunyai pemerian serbuk putih yang tidak

berbau dan hambar atau kristal. Kelarutannya praktis tidak larut dalam etanol (95%)

dan air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya ammonium. Kalsium karbonat

dibuat dengan dekomposisi ganda kalsium klorida dan natrium bikarbonat dalam

larutan berair. Densitas dan kehalusan diatur oleh konsentrasi larutan. Kalsium

karbonat juga diperoleh dari alamiah mineral aragonite, kalsit, dan vaterit (Rowe et

al., 2009). Kalsium karbonat digunakan sebagai agen pengikis (abrasive) dalam kadar

20% - 50% (Agoes, 2012). Dalam formula ini digunakan kalsium karbonat dengan

kadar 50%, 60%, dan 70%.

Bahan abrasive dalam pasta gigi memiliki keuntungan dalam kesehatan gigi

bahan ini membantu mencegah penyakit gigi dengan cara menggurangi akumulasi

plak yang diakibatkan oleh makanan dan minuman (Hefferren et al., 2008).

2.5.2 Sodium Lauryl Sulfat / SLS (C12H25NaO4S)

Gambar 2. 3 Struktur kimia Sodium Lauryl Sulfat (Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim dari Sodium lauryl Sulfat adalah natrii laurilsulfas. Dan memiliki

pemerian memiliki nuansa halus, sabun, rasa pahit, dan bau zat lemak yang samar,

warna putih atau krem hingga kuning pucat kristal, serpih, atau serbuk. Sodium lauryl

sulfate adalah surfaktan anionik yang digunakan secara luas berbagai formulasi

farmasi dan kosmetik nonparenteral. Dalam formulasi biasanya digunakan sebagai

13

Surfaktan anionic, deterjen, bahan pengemulsi, penetran kulit, pelumas tablet dan

kapsul, wetting agent (Rowe et al., 2009).

2.5.3 Glycerin

Gambar 2. 4 Struktur kimia Glycerin (Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim glycerin adalah glycerol yang mempunyai pemerian cairan bening,

tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopik, memiliki rasa manis, kira-kira 0,6

kali lebih manis seperti sukrosa. Gliserin digunakan dalam berbagai macam formulasi

farmasi termasuk sediaan oral, otic, ophthalmic, topical, dan parenteral. Dalam

formulasi farmasi dan kosmetik topikal, gliserin adalah digunakan terutama untuk

sifat humektan dan emolien. Gliserin juga digunakan dalam gel berair dan tidak berair

dan juga sebagai aditif dalam aplikasi patch. Dalam larutan oral, gliserin digunakan

sebagai pelarut, pemanis, bahan pengawet antimikroba, zat penguat viskositas dan

juga digunakan sebagai plasticizer dan coating film. Glycerin digunakan sebagai

humektan dalam kadar ≤30% (Rowe et al., 2009). Dalam formula ini digunakan

glycerin dengan kadar 10%.

2.5.4 Sorbitol

Gambar 2. 5 Struktur kimia Glycerin (Sumber : Rowe et al., 2009)

14

Sinonim Sorbitol adalah C*PharmSorbidex, E420; 1,2,3,4,5,6-hexanehexol,

Liponic 70-NC, Liponic 76-NC, Meritol, Neosorb, Sorbitab, sorbite, Dsorbitol,

Sorbitol Instant, sorbitolum, Sorbogem tidak berbau, putih atau hampir tidak

berwarna, bubuk kristal, higroskopis pemerian bisa cairan bening, memiliki rasa

manis, kira-kira 50%- 60% dari manisnya sukrosa. Sorbitol banyak digunakan

sebagai eksipien dalam formulasi farmasi. Dalam formulasi farmasi dan kosmetik

topical dan oral, Sorbitol adalah digunakan terutama untuk sifat humektan dan

pemanis, zat penguat viskositas dan juga digunakan sebagai plasticizer dan coating

film. Sorbitol digunakan sebagai humektan dalam kadar 3-15% (Rowe et al., 2009).

Dalam formula ini digunakan Sorbitol dengan kadar 3%.

2.5.5 Metil selulose

Gambar 2. 6 Struktur kimia Metil selulose (Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim Metil selulose adalah Mapolose, Methocel, methylcellulosum dan,

Metolose yang mempunyai pemerian serbuk, butiran putih atau butiran, tidak berbau

dan hambar. Kelarutannya praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform,

etanol (95%), eter, larutan garam jenuh, toluena, dan air panas. Larut dalam asam

asetat glasial dan dalam campuran yang sama volume etanol dan kloroform. Dalam

air dingin, metilselulosa mengembang dan menyebar perlahan membentuk benjolan

yang jelas, kental, dispersi koloid. Larutan metilselulosa stabil terhadap alkali dan

asam encer pada pH 3-11, pada suhu kamar. Nilai viskositas tinggi metilselulosa

digunakan untuk menebal produk yang dioleskan secara topikal seperti krim dan gel

(Rowe et al., 2009).

15

2.5.6 Na sakarin

Gambar 2. 7 Struktur kimia Saccharin sodium (Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim Na sakarin adalah saccharin sodium, saccharinum natricum yang

mempunyai pemerian putih, tidak berbau atau agak aromatik, serbuk, serbuk kristal.

memiliki rasa yang sangat manis, dengan sebuah aftertaste metalik atau pahit yang

pada tingkat penggunaan normal bisa jadi terdeteksi sekitar 25% dari populasi.

Aftertaste bisa ditutupi dengan mencampur sodium sakarin dengan pemanis lainnya.

Sodium sakarin dapat mengandung sejumlah variabel air (Rowe et al., 2009).

2.5.7 Nipagin

Gambar 2. 8 Struktur kimia Nipagin

(Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim nipagin adalah metil paraben yang mempunyai pemerian kristal

berwarna atau sebuk kristalin putih, dan tidak berbau dengan rasa seperti pada

sediaan topikal. Kelarutannya mudah larut dalam etanol, eter dan propilen glikol

sedikit larut pada air, dan praktis tidak larut dalam minyak mineral (Rowe et al.,

2009).

16

Nipagin digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik,

produk makanan, dan sediaan farmasetika. Dalam kosmetik, Metil paraben adalah

pengawet antimikroba yang paling sering digunakan. Dapat digunakan sendiri atau

dikombinasi dengan golongan paraben yang lain atau dengan antimikroba yang lain.

Metil paraben efektif pada rentang pH yang luas yaitu pH 4-8 dan memiliki spektrum

yang luas terhadap mikroba dan jamur., metil paraben digunakan pada kadar 0,02-

0,3%. Efikasi dari pengawet dapat ditingkatkan dengan penambahan 2-5% glycerin.

Dalam formula ini digunakan metil paraben dengan kadar 0,1% (Rowe et al., 2009).

2.5.8 Nipasol

Gambar 2. 9 Struktur kimia Nipasol (Sumber : Rowe et al., 2009)

Nipasol mempunyai sinonim propil paraben. Mempunyai pemerian serbuk

kristalin berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa dan kelarutannya sangat

mudah larut dalam aseton, eter, minyak, mudah larut dalam etanol dan methanol,

sukar larut dalam air. Nipasol berubah warna dengan adanya besi dan hidrolisis

dengan basa lemah dan asam kuat (Rowe et al., 2009).

Nipasol digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik,

produk makanan, dan sediaan farmasetika. Pengawet ini dapat digunakan sendiri atau

dikombinasi dengan golongan paraben yang lain atau dengan antimikroba yang lain.

Metil paraben efektif pada rentang pH yang luas yaitu pH 4-8 dan memiliki spektrum

yang luas terhadap mikroba dan jamur. Propil paraben dapat digunakan sebagai

pengawet untuk sediaan yang mengandung minyak dan air, kemudian propil paraben

dapat bekerja sebagai pengawet air yang terjebak didalam minyak., propil paraben

17

digunakan pada kadar %. Dalam formula ini digunakan propil paraben dengan kadar

0,2% (Rowe et al., 2009).

2.5.9 Titanium dioxide (TiO2)

Sinonim dari Titanium dioxide adalah Tioxide, TiPure, titanic anhydride, titanii

dioxidum, Tronox. Dan memiliki pemerian Serbuk nonhygroscopic berwarna putih,

amorf, tidak berbau, dan hambar. Meski ukuran partikel rata-rata bubuk titanium

dioksida kurang dari 1 mm, titanium dioksida komersial umumnya terjadi sebagai

partikel agregat berdiameter sekitar 100 mm. Titanium dioxide banyak digunakan

dalam kembang gula, kosmetik, dan makanan, industri plastik, dan farmasi topikal

dan oral formulasi sebagai pigmen putih. Karena indeks bias tinggi, titanium dioksida

memiliki lightscattering sifat yang bisa dimanfaatkan dalam pemakaiannya sebagai

agen pelapis, opacifier dan pigmen. Titanium dioksida juga bisa dicampur dengan

pigmen lainnya. Titanium dioxide banyak digunakan pada makanan dan oral dan

topikal formulasi farmasi Hal ini umumnya dianggap sebagai pada dasarnya

nonirritant dan eksipien nontoxic. Dalam formula ini digunakan titanium dioxide

dengan kadar 0,5% (Rowe et al., 2009).

2.5.10 Aquadest

Sinonim aquadest adalah Aqua, Aqua purificata, Hydrogen Oxide. Dan

memiliki pemerian jernih, tidak berwarna, tidak berasa. Aquadest digunakan sebagai

pelarut (Rowe et al., 2009).

Aquadest banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam

pengolahan, formulasi dan pembuatan produk farmasi, bahan aktif farmasi (API) dan

intermediet, dan reagen nalitis. nilai spesifik dari air yang digunakan untuk aplikasi

tertentu dalam konsentrasi hingga 100% (Rowe et al., 2009).

2.6 Evaluasi karakteristik fisik pasta gigi

Karakteristik yang terpenting dari pasta gigi adalah konsistensi, kemampuan

menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan keamanan.

18

2.6.1 Konsistensi

Konsistensi mengambarkan reologi dari pasta. Konsistensi ideal dari

pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat

mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat

diukur melalui densitas, viskositas, elastisitas (Poucher dan John, 2000).

2.6.2 Kemampuan menggosok

Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat bervariasi.

Pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok yang cukup untuk

dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda dan meningkatkan

permukaan gigi (Poucher dan John, 2000).

2.6.3 Penampilan

Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogeny, mengkilat, bebas

dari gelembung udara dan memiliki wrna yang menarik (Poucher dan John,

2000).

2.6.4 Pembentukan busa

Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan

membersihkan sisa makanan melalui proses gosok gigi (Poucher dan John,

2000).

2.6.5 Rasa

Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan

merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah konsumen

akan membeli produk atau tidak (Poucher dan John, 2000).

2.6.7 Stabilitas

Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan.

Waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapai tiga tahun. Sediaan pasta gigi

tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan pasta gigi

harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan (Poucher dan John,

2000).