47
BAB III TINJAUAN KASUS RUANG BERIA A. Profil Rumah Sakit Immanuel Rumah Sakit Immanuel merupakan Rumah Sakit swasta yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat dan menjadi salah satu unit pelayanan kesehatan di bawah naungan Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan (YBRS GKP). 1. Visi “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan rujukan dan penyedia pelayanan kesehatan terkemuka bagi masyarakat Jawa Barat pada tahun 2013 sebagai wujud Cinta Kasih Allah” 2. Misi a) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu sesuai dengan harapan pelanggan. b) Menjadi wahana pendidikan, penelitian di bidang kesehatan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan beretika. c) Melandasi pelayanan sebagai wujud Cinta Kasih Allah. 3. Motto 33

Bab III Beria-2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen keperawatan

Citation preview

Page 1: Bab III Beria-2

BAB III

TINJAUAN KASUS RUANG BERIA

A. Profil Rumah Sakit Immanuel

Rumah Sakit Immanuel merupakan Rumah Sakit swasta yang terletak di Kota

Bandung, Jawa Barat dan menjadi salah satu unit pelayanan kesehatan di

bawah naungan Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan

(YBRS GKP).

1. Visi

“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan rujukan dan penyedia pelayanan

kesehatan terkemuka bagi masyarakat Jawa Barat pada tahun 2013

sebagai wujud Cinta Kasih Allah”

2. Misi

a) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu sesuai

dengan harapan pelanggan.

b) Menjadi wahana pendidikan, penelitian di bidang kesehatan untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan beretika.

c) Melandasi pelayanan sebagai wujud Cinta Kasih Allah.

3. Motto

Rumah Sakit Immanuel juga memiliki motto untuk meningkatkan

pelayanannya yaitu “ Heman Geten Kapapancen ”.

4. Kebijakan Mutu Rumah Sakit Immanuel

Rumah sakit immanuel senantiasa berupaya memenuhi kepuasan

pelanggan dengan perbaikan dan penyempurnaan yang berkesinambungan

serta konsisten dalam sistem manajemen mutu pelayanan, pendidikan dan

penelitian.

33

Page 2: Bab III Beria-2

34

B. Bagan Struktural Rawat Inap Prima I RS Immanuel Bandung

Bagan 3.1 Bagan Struktural Rawat Inap Prima I RS Immanuel Bandung

OK IGD IPI PRIMA II EKSTERNAL RJHD

ABEDNEGO

BERIA SatriaTarigan,S.Kep., Ners.

CLEMEN/DEBORAELIZABETHBERIAGIDEONHANA/JOKEBEDLUKASMEGDALENA

DIREKTUR PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATANdr, P.S.Napitupulu,MM

KABID PELAYANAN MEDISdr, Jimmy Candra

KABID PELAYANAN KEPERAWATANSupyono S.Kep.,Ners.,M.Kep

PRIMA IDessy Suderes, S.Kep, Ners

Page 3: Bab III Beria-2

35

C. Pengkajian Ruang Beria

1. Denah ruang beria

KETERANAGAN:

T : TOILET 25 : BED ISOLASI

R.P : RUANG PENDIDIKAN S.H : RUANG SPOOL HOOK/GUDANG

R.K : RUANG KARU 1-18 : BED RAWAT

N.S : NURSE STATION

Page 4: Bab III Beria-2

2. Struktural Ruangan Di Ruang Beria

Bagan 3.2 Struktural Ruangan Di Ruang Beria

KETERANGAN:

KEPALA RUANGAN:

Satria Tarigan, S.Kep.Ners

TIM I / Perawat Primer (PP) :

1. Rini

nastiani S.kep.Ners

2. Neni

Kustinah, AMK

3. Afrida

B. S.Kep.Ners

4. Melidi

a L Tobing, AMK

5. Helga

Wex, S.Kep.Ners

6. Ellina

N, AMK

7. Henny

M,AMK

8. Yayu

puji utami, AMK

TIM II Perawat Primer (PP) :

1) Delpin

a Sihaloho,AMK

2) Dameri

a Ginting, AMK

3) Ratih

purwati, S.Kep.Ners

4) Novi

herawati, AMK

5) Rina

Rahmawati,AMK

6) Maria,

AMK

7) Zahroh

, AMK

8) Kurnia,

AMK

33

PJ Shift PJ Shift

PP PP PP PP PP PP

TIM I TIM II

Karu

Page 5: Bab III Beria-2

37

3. Jumlah Sumber Daya Manusia Ruang Beria

Tabel 3.1 Tenaga Perawat Beria

NNama Jabatan/

fungsiPendidika

nLama bekerja

1.Rini Nastiani,

S.Kep.NersPerawat Primer

(TIM I)S1 19 th

2. Neni Kustinah,AMK Perawat Primer (TIM I)

DIII 7 th

3. Afrida B, S.Kep.Ners Perawat Primer (TIM I)

S1 4 th

4. Melidia L Tobing, AMK Perawat Primer (TIM I)

DIII 4 th

5. Helga Wex, S.Kep.Ners Perawat Primer (TIM I)

S1 1 th

6. Elina N,AMK Perawat Primer (TIM I)

DIII 1 th

7. Henny M, AMK Perawat Primer (TIM I)

DIII 0 th

8 Yayu Puji Utami,AMK Perawat Primer (TIM I)

DIII 0 th

9 Delpina Sihaloho,AMK Perawat Primer (TIM II)

DIII 14 th

10 Dameria Ginting,AMK Perawat Primer (TIM II)

DIII 6 th

11 Ratih P, S.Kep.Ners Perawat Primer (TIM II)

S1 2 th

12 Novi Herawati,AMK Perawat Primer (TIM II)

DIII 2 th

13 Rina rahmawati ,AMK Perawat Primer (TIM II)

DIII 0 th

Page 6: Bab III Beria-2

38

14 Maria, AMK Perawat Primer (TIM II)

DIII 0 th

15 Zahroh, AMK Perawat primer (TIM II)

DIII 0 th

16 Kurnia, AMK Perawat primer (TIM II)

DIII 0 th

4. Kebutuhan pasien

Jumlah pasien maksimal dalam ruangan Beria yaitu ada 24 pasien, yang

mana pembagiannya berdasarkan kebutuhan yaitu : 4 pasien minimal

care, 12 pasien parsial care dan 8 pasien total care.

5. Jumlah kebutuhan perawat

a. Jumlah perawat yang dibutuhkan dalam ruangan, yaitu:

Rumus Douglas:

1) Shift pagi

Minimal care : 4 ps x 0,17 = 0,68

Parsial care : 12 ps x 0,27 = 3,24

Total care : 8 ps x 0,36 = 2,88

Total tenaga pagi = 6,8

2) Shift siang

Minimal care : 4 ps x 0,14 = 0,56

Parsial care : 12 ps x 0,15 = 1,8

Total care : 8 ps x 0,30 = 2,4

Total tenaga siang = 4,76

3) Shift Malam

Minimal care : 4 ps x 0,07 = 0,28

Parsial care : 12 ps x 0,10 = 1,2

Total care : 8 ps x 0,20 = 1,6

Total tenaga malam = 3,08

Berdasarkan perhitungan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam

ruangan Beria perharinya adalah 6,8 + 4,76 + 3,08 = 14, 64 (15

perawat)

Page 7: Bab III Beria-2

39

b. Jumlah perawat yang cuti/libur

Yaitu dengan perhitungan 20% x jumlah perawat yang ada. 20% x

15= 3 (3 orang)

c. Perawat pembantu

Dengan perhitungan 20% x jumlah perawat cuti/libur. 20% x 3= 0,6

(1 orang)

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan dalam ruang Beria adalah 15 +

3 + 1 + 1 kepala ruang = 20 orang. Jadi jika dilihat dengan jumlah

perawat di ruang Beria saat ini jumlah perawat belum mencukupi.

Lima besar penyakit di ruang Beria periode januari sampai maret

adalah TBC, Stroke, Gastroenteritis, Diabetes Melitus, dan vertigo.

(Sumber: Komite Keperawatan RS.Immanuel)

2) Daftar inventaris

a. Peralatan non medis ruang Beria

Tabel 3.2 Peralatan Non Medis Ruang Beria

No Alat Rumah Tangga Jumlah Kondisi1. Meja counter keperawatan 2 Baik2. Telepon 1 Baik 3. Lemari etalase kaca 4 rak 1 Baik4. Kursi plastic 6 Baik 5. Tempat sampah 29 Baik6. Kipas angin 3 Baik7. Jam dinding 5 Baik8. Komputer 1 Baik9. Lampu RA 1 Baik10. Lampu emergenci 1 Baik12. Cermin 2 Baik13. Tiang infus roda 4 Baik14. Tiang infus batang 4 Baik15. Meja pasien 25 Baik16. Tempat tidur 25 Baik17. Kasur busa 25 Baik18. Dispenser 3 baik

Page 8: Bab III Beria-2

40

19. Kulkas 1 Baik20. Lemari obat 2 Baik21. Lemari linen 1 Baik22. Lemari status 2 Baik23. Kursi lipat 10 8 rusak24. Kursi ukir 8 Baik25. Kursi putar 3 Baik26. Meja computer 1 Baik27. Papan besar 2 Baik28. Keranjang obat 25 Baik29. Ember mandi 1 Baik

b. Daftar Alat Kesehatan Ruang Beria

Tabel 3.3 Daftar persediaan Alkes dan Obat ruang beria

No Nama Alat JumlahInfusan

1. Infusan RL 52. NaCl 0,9% 23. Infusan Dextrose 5% 24. Infusan Martose 25. Infusan KAEN 1 B 26. Infusan Ring AS 27. NaCl 0,3% 28. KAEN MG 3 19. Manitol 110. Triofusin 1

Obat11. Berotex 112. Buscopan 113. Novalgin 114. Lasix 215. Fargoxin 116. Aminophiline 117. Kalmeathasone 118. Dex 40% 4 Flash19. KCL 120. Bisolvol 1 Botol21. Aquabidesd 20 cc 122. Toradol 123. Atrophene 124. Dopamine 1

Page 9: Bab III Beria-2

41

25. NaCl 126. Catapres 2

Alkes27. Spuit 1 cc 328. Spuit 3 cc 329. Spuit 5 cc 330. Spuit 10 cc 331. Spuit 20 cc 332. Spuit 50 cc 333. IV Chateter 18 134. IV Chateter 20 435. IV Chateter 22 136. IV Chateter 24 137. Infus Draising 138. Infus Set 239. Blood Set 240. TSPA 241. NGT 242. 3-Way 143. Chateter Tip 244. Chateter No 16 245. Urine Bag 246. Suction Chateter No 16 247. Nasal Kanule 248. Face Mace Nebulizer 149. Face Mask Rebriting 150. Hand Skone Sterile 251. Emergency Kit

Laci I52. Mayo No 2 153. Mayo No 3 154. Mayo No 4 155. Mayo No 5 156. Aquabidest 20 cc 157. Adrenaline 1058. Kalmethasone 559. SA 1060. Lidokain 161. Dex 40% 462. Meylon 163. Jelly 164. Senter 165. Laringoskop 1

Laci II66. Kanule Suction No 16 167. Spuit 3 cc 1

Page 10: Bab III Beria-2

42

68. Spuit 5 cc 169. Spuit 10 cc 170. Spuit 20 cc 171. IV Chateter No 14 172. IV Chateter No 16 173. IV Chateter No 18 174. IV Chateter No 20 175. IV Chateter No 22 176. Neadle No 23 177. ETT No 5 178. ETT No 5,5 179. ETT No 6 180. ETT No 6,5 181. ETT No 7 182. ETT No 7,5 183. Dextrose 5% 184. RL 185. Infus set 186. Hand Skone Sterile 387. Nasal Kanule 1

Laci III88. Ambu Bag 1

Tabel 3.4 Daftar Alat Kesehatan Ruang Beria

No Nama alat Jumlah1. Stetoskop dewasa 22. Tensimeter 23. Termometer digital 24. Timbangan badan + TB 15. Timbangan badan 16. Oxygen tabung besar 57. Oxygen tabung kecil 18. Suction pump 19. Nebulizer 210. Infus pump 411. EKG 412. Syring pump 113. Oxymetri 114. Blood warmer 115. Ferpusor 116. Arteri klem 117. Pincet anatomis 118. Bak Stenles 1

Page 11: Bab III Beria-2

43

19. Gunting af hecthing 120. Metal chateter 121. Kom kecil 122. Glyserin spuit 123. Windring 224. WWZ 225. Pincet chirugis 226. Kom/tutup metal 327. Baki stenles 128. Sambungan listrik 329. Baki kayu sedang 530. Baki kayu kecil 131. Bak spuit 232. Sputum pot 233. Tong spatle 134. Terombol kecil 435. Tempat pastik stenles 136. Irigator 137. Box bahan laboratorium 138. Tiang infuse 639. Box obat 140. Nierbechen 741. Pisau cukur 142. Reflex hummer 143. Meteran 144. Nierbechen plastic 1345. Gunting verban 246. Gunting kertas 247. Humapen 1

c. BOR dan LOS Ruang Beria

Tabel 3.5 Bed Occupation Rate (BOR)

BULAN BOR (%)

Januari 73,66

Februari 78,57

Maret 79,30

Tabel 3.6 Length of Stay (LOS)

BULAN LOS (Hari)

Januari 3,22

Page 12: Bab III Beria-2

44

Februari 3,41

Maret 3,53

3) Hasil Kajian

a. Strenght (kekuatan)

1) Terdapat visi, misi, dan kebijakan mutu rumah sakit sebagai

target capaian rumah sakit.

2) Adanya bimbingan atau sharing saat ronde tentang proses

keperawatan kepada perawat ruangan yang dijadwalkan rutin

tiap 2 kali seminggu

3) Operan selalu tepat waktu (shift pagi jam 7, shift sore jam 2,

malam jam 9)

4) Kepala ruangan selalu melakukan sharing, mengevaluasi dan

mangingatkan setiap saat mengenai peraturan dan hasil rapat

untuk Ruang Rawat Inap

5) Adanya uji validitas SDM yang dilakukan dalam upaya

peningkatan kualitas SDM diruangan

6) Ruang beria memiliki tempat sampah di setiap sudut ruangan, di

tempat obat dan setiap pasien memiliki tempat sampahnya

masing-masing, dan memiliki ventilasi yang cukup didalam

ruangan.

7) Klasifikasi tempat pembuangan sampah sudah dilakukan dengan

baik.

8) Memiliki 6 kamar mandi yang strategis di dalam ruangan, yaitu

di bagian depan dan belakang. Hal ini sangat membantu dan

Page 13: Bab III Beria-2

45

memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya.

9) Memiliki 3 ruang isolasi untuk pasien-pasien yang beresiko

untuk menularkan penyakit ke pasien lain.

10) Letak ruangan Beria yang sangat strategis yaitu dibagian tengah

RS sangat membantu dan mempermudah perawat dalam

melakukan akses ke unit-unit pelayanan kesehatan lainnya yang

berada di lingkungan internal RS seperti Laboratorium, unit

Farmasi, Unit PMI, Poliklinik, Unit Hemodialisa, unit Radiologi

maupun unit kegawatdaruratan seperti IGD, HCU, ICU,

PICU/NICU dan Kamar Operasi.

11) Terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP)

12) Rumah Sakit Immanuel berumur 102 tahun dan memiliki

standar ISO

13) RS Immanuel berada dibawah naungan Yayasan Badan Rumah

Sakit-Gereja Kristen Pasundan (YBRS-GKP)

14) SDM Ruang beria, S1 5 orang, D3 11 orang.

b. Weakness ( Kelemahan)

1) Belum adanya bagan struktur organigram ruangan

2) Tidak adanya ambulatori khusus ruangan

3) Penerapan Model praktek keperawatan profesional (MPKP)

sudah dijalankan namun belum maksimal

4) Papan nama pasien tidak semua tertulis.

5) Keterbatasan alat emergency kit dalam ruangan seperti:

ambu bag.

c. Opportunities (peluang)

1) Adanya pelatihan-pelatihan yang diadakan untuk

meningkatkan kompetensi perawat ruangan, seperti pelatihan

bagi perawat seputar penatalaksanaan gawat darurat.

2) Beria merupakan ruangan yang digunakan sebagai lahan

praktek ( pendidikan ) bagi mahasiswa

Page 14: Bab III Beria-2

46

3) Adanya kebijakan Rumah Sakit untuk meningkatkan

jenjang pendidikan bagi perawat.

4) Adanya kerjasama dengan bidang pendidikan dan

managerial RS yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.

d. Threats (ancaman)

1) Berdirinya beberapa rumah sakit baru dengan fasilitas

kesehatan yang lengkap dan maju.

2) Pasar bebas

3) Sosial ekonomi tidak stabil

4) Harga alat kesehatan dan obat-obatan yang mahal

5) Beberapa perawat memiliki keinginan untuk bekerja di rumah

sakit lain.

Page 15: Bab III Beria-2

4) Matriks SWOT

Tabel 3.7 Matriks SWOT

Eksternal

Internal

Opportunity (O) Threats (T)1) Adanya pelatihan-pelatihan yang

diadakan untuk meningkatkan

kompetensi perawat ruangan,

seperti pelatihan bagi perawat

seputar penatalaksanaan gawat

darurat.

2) Beria merupakan ruangan yang

digunakan sebagai lahan praktek

( pendidikan ) bagi mahasiswa

3) Adanya kebijakan Rumah Sakit

untuk meningkatkan jenjang

pendidikan bagi perawat.

4) Adanya kerjasama dengan bidang

pendidikan dan managerial RS

yang dapat meningkatkan mutu

pelayanan.

1) Berdirinya beberapa rumah sakit

baru dengan fasilitas kesehatan yang

lengkap dan maju.

2) Pasar bebas

3) Sosial ekonomi tidak stabil

4) Harga alat kesehatan dan obat-

obatan yang mahal

5) Beberapa perawat memiliki

keinginan untuk bekerja di rumah

sakit lain.

Page 16: Bab III Beria-2

Strengths (S) SO Strategies ST Strategies1) Terdapat visi, misi, dan

kebijakan mutu rumah sakit

sebagai target capaian rumah

sakit.

2) Adanya bimbingan atau sharing

saat ronde tentang proses

keperawatan kepada perawat

ruangan yang dijadwalkan rutin

tiap 2 kali seminggu

3) Operan selalu tepat waktu (shift

pagi jam 7, shift sore jam 2,

malam jam 9)

4) Kepala ruangan selalu

melakukan sharing,

mengevaluasi dan mangingatkan

setiap saat mengenai peraturan

dan hasil rapat untuk Ruang

Rawat Inap

5) Adanya uji validitas SDM yang

dilakukan dalam upaya

1. Dengan adanya pelatihan-

pelatihan yang dilakukan untuk

meningkatkan kompetensi

perawat ruangan maka akan

membuka peluang untuk

pengembangan SDM.

2. Dengan diberlakunya ruang beria

sebagai lahan untuk lahan praktik

pendidikan, maka akan membantu

perawat-perawat dalam

melakukan setiap tindakan sesuai

dengan Standart operasional

Prosedur

3. Peluang bagi perawat untuk

meneruskan jenjang

pendidikannya ke lebih tinggi.

Terutama untuk perawat yang

memiliki latar belakang

pendidikan D3. Dengan adanya

hubungan kerja sama dengan

1. Dengan adanya SDM yang

memiliki kompetensi yang baik dan

dibekali dengan pelatihan-pelatihan

yang sudah dilakukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan

asuhan keperawatan maka akan

membuat perawat menjadi percaya

diri dan kompeten dan tidak merasa

tersaingi dengan adanya perawat

asing.

2. Adanya SDM yang memadai dapat

memberikan penjelasan terhadap

intervensi yang diberikan kepada

pasien dan keluarga.

3. Dengan lama berdirinya RS

Immanuel dan sudah terstandart

ISO dengan kualitas pelayanan

kesehatan yang baik, maka akan

terus tetap menjaga kualitas

Page 17: Bab III Beria-2

peningkatan kualitas SDM

diruangan

6) Ruang beria memiliki tempat

sampah di setiap sudut ruangan,

di tempat obat dan setiap pasien

memiliki tempat sampahnya

masing-masing, dan memiliki

ventilasi yang cukup didalam

ruangan.

7) Klasifikasi tempat pembuangan

sampah sudah dilakukan dengan

baik.

8) Memiliki 6 kamar mandi yang

strategis di dalam ruangan, yaitu

di bagian depan dan belakang.

Hal ini sangat membantu dan

memfasilitasi pasien dan

keluarga untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya.

9) Memiliki 3 ruang isolasi untuk

STIKI yang merupakan bagian

dari YBRS-GKP, maka akan

membantu perawat untuk

melanjutkan sekolah di institusi

tersebut.

4. Pemberian pelatihan terkait mutu

pelayanan kepada perawat sangat

membantu perawat dalam

memberikan pelayanan asuhan

keperawatan kepada klien dengan

maksimal dan komprehensif.

pelayanan Rumah Sakit.

Page 18: Bab III Beria-2

pasien-pasien yang beresiko

untuk menularkan penyakit ke

pasien lain.

10) Letak ruangan Beria yang sangat

strategis yaitu dibagian tengah

RS sangat membantu dan

mempermudah perawat dalam

melakukan akses ke unit-unit

pelayanan kesehatan lainnya

yang berada di lingkungan

internal RS seperti

Laboratorium, unit Farmasi,

Unit PMI, Poliklinik, Unit

Hemodialisa, unit Radiologi

maupun unit kegawatdaruratan

seperti IGD, HCU, ICU,

PICU/NICU dan Kamar Operasi.

11) Terdapat Standar Operasional

Prosedur (SOP)

12) Rumah Sakit Immanuel berumur

Page 19: Bab III Beria-2

102 tahun dan memiliki standar

ISO

13) RS Immanuel berada dibawah

naungan Yayasan Badan Rumah

Sakit-Gereja Kristen Pasundan

(YBRS-GKP)

14) SDM Ruang beria, S1 5 orang,

D3 11 orang.

Weakness (W) WO Strategies WT Strategies1) Belum adanya bagan struktur

organigram ruangan

2) Tidak adanya ambulatori

khusus ruangan

3) Penerapan Model praktek

keperawatan profesional

(MPKP) sudah dijalankan

namun belum maksimal

4) Papan nama pasien tidak

semua tertulis.

1. Membuat bagan struktur organigram bagi ruangan

2. Mengusulkan penyediaan ambulatori untuk ruangan

3. Menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di ruangan

4. Menyarankan agar identitas pasien selalu tertulis di papan nama pasien.

5. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

1. Merancang struktur organigram sesuai dengan sistem manajemen RS.

2. Meningkatkan efektitas kerja perawat dengan adanya ambulatory khusus ruangan.

3. Melakukan sosialisasi tentang MPKP diruangan.

4. Memaksimalkan peralatan yang ada di dalam ruangan untuk meningkatkan pelayanan RS

Page 20: Bab III Beria-2

5) Keterbatasan alat emergency

kit dalam ruangan seperti:

ambu bag.

Page 21: Bab III Beria-2

5) Rencana Strategi

Rencana strategi yang dibuat antara lain

SO Strategi

a. Dengan adanya pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk

meningkatkan kompetensi perawat ruangan maka akan membuka

peluang untuk pengembangan SDM.

b. Dengan diberlakunya ruang beria sebagi lahan untuk lahan praktik

pendidikan, maka akan membantu perawat-perawat dalam

melakukan setiap tindakan sesuai dengan Standart operasional

Prosedur

c. Peluang bagi perawat untuk meneruskan jenjang pendidikannya ke

lebih tinggi. Terutama untuk perawat yang memiliki latar belakang

pendidikan D3. Dengan adanya hubungan kerja sama dengan STIKI

yang merupakan bagian dari YBRS-GKP, maka akan membantu

perawat untuk melanjutkan sekolah di institusi tersebut.

d. Pemberian pelatihan terkait mutu pelayanan kepada perawat sangat

membantu perawat dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan kepada klien dengan maksimal dan komprehensif

ST Strategi

a. Dengan adanya SDM yang memiliki kompetensi yang baik dan

dibekali dengan pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan maka akan

membuat perawat menjadi percaya diri dan kompeten dan tidak

merasa tersaingi dengan adanya perawat asing.

b. Adanya SDM yang memadai dapat memberikan penjelasan terhadap

intervensi yang diberikan kepada pasien dan keluarga.

c. Dengan lama berdirinya RS Immanuel dan sudah terstandart ISO

dengan kualitas pelayanan kesehatan yang baik, maka akan terus

tetap menjaga kualitas pelayanan Rumah Sakit.

Page 22: Bab III Beria-2

WO strategi

a. Membuat bagan struktur organigram

bagi ruangan

b. Mengusulkan penyediaan ambulatori

untuk ruangan

c. Menerapkan Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP) di ruangan

d. Menyerankan agar identitas pasien

selalu tertulis di tempat tidur pasien

e. Mengusulkan penyediaan alat

emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak

pakai.

WT strategi

a. Merancang struktur organigram sesuai dengan sistem manajemen

RS.

b. Meningkatkan efektitas kerja perawat dengan adanya ambulatory

khusus ruangan.

c. Melakukan sosialisasi tentang MPKP diruangan.

d. Memaksimalkan peralatan yang ada di dalam ruangan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan

e. Meningkatkan pelayanan RS

6) Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang ingin diselesaikan yaitu :

a. Belum tersedia bagan struktur organigram di ruanganb. Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruanganc. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan

secara maksimal di ruangan d. Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum

semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.e. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu

tersedia dan layak pakai.

Page 23: Bab III Beria-2

7) Skoring

Tabel 3.8 Skoring

No MASALAH Mg Sv Mn Nc Af SKOR KET1 Belum tersedia

bagan struktur organigram di ruangan

2 3 2 2 1 10 V

2 Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan

5 4 2 2 5 18 III

3 Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan

5 4 5 5 5 24 I

4 Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.

2 2 3 2 2 11 IV

5 Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

4 4 3 4 5 20 II

8) Inteprestasi/Prioritas Masalah

Interpretasi berdasarkan matriks prioritas masalah telah didapatkan sesuai

prioritas masalah adalah:

Page 24: Bab III Beria-2

a. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan

b. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

c. Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangand. Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum

semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.e. Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan

Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode

pembobotan yang memperhatikan aspek:

a. Magnetude (Mg)

Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi.

b. Severity (Sv)

Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.

c. Manageability (Mn)

Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk

perubahannya.

d. Nursing Consent (Nc)

Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.

e. Affordability (Af)

Ketersediaan sumber daya.

Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian:

5 : sangat penting

4 : penting

3 : cukup penting

2 : kurang penting

1 : sangat kurang penting

9) Analisis dan assesment

a) Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan Observasi:

Page 25: Bab III Beria-2

Setelah dilakukan observasi selama 6 hari didapatkan bahwa meskipun ruangan sudah menggunakan sistem MPKP akan tetapi kenyataanya dilapangan perawat masih bekerja dengan menggunakan sistem kerja mix fungsional dan modular.

b) Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.Observasi: Setelah dilakukan observasi selama 5 hari didapatkan data bahwa pada saat ada pasien yang memerlukan peralatan medis ataupun emergency kit, persediaan alat kurang dan ada yang tidak ada. Wawancara:Salah satu perawat mengatakan mereka sering meminjam alat-alat medis atau emergency kit ke ruangan lain karena ketersediaan alat yang terbatas.

c) Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruanganObservasi :Setelah dilakukan observasi selama 5 hari banyak perawat yang kerepotan, ketika harus menangani pasien diruangan beserta mengantarkan hasil lab, resep, pasien dan lain-lain.

d) Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.Observasi :Setelah dilakukan observasi selama 5 hari masih ada beberapa kamar pasien yang belum ada papan identitas pasien.

e) Belum tersedia bagan struktur organigram di ruanganObservasi :Setelah dilakukan observasi selama 1 hari, diruangan belum terdapat struktur organigram yang jelas.

10) Alternatif penyelesaian masalah berdasarkan masalah diatas

a) Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan Melakukan sosialisasi tentang MPKP diruangan.

Menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

di ruangan.

b) Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

Page 26: Bab III Beria-2

Memaksimalkan peralatan yang ada di dalam ruangan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan.

Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar

selalu tersedia dan layak pakai.

c) Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan Meningkatkan efektitas kerja perawat dengan adanya

ambulatory khusus ruangan.

Mengusulkan penyediaan ambulatori untuk ruangan.

d) Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum

semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.

Meningkatkan pelayanan RS.

Menyerankan agar identitas pasien selalu tertulis di tempat tidur

pasien.

e) Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan Merancang struktur organigram sesuai dengan sistem

manajemen

RS.

Membuat bagan struktur organigram bagi ruangan.

Page 27: Bab III Beria-2

11) Analisa Fish Bone

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan

Man :Tingkat pendidikan dan pengalam kerja yang beragam.Pemahaman dan persepsi yang berbeda mengenai MPKPTidak seimbangnya antara jumlah perawat dengan pasien.

Material :Kurang optimalisasi arsip atau dokumen Standar Asuhan Keperawatan terkait MPKP di ruangan beria.

Machine :Optimalisasi akses E- Dokumen yang tersedia di computer terkait MPKP

Methode :Kurang optimalisasi sosialisasi pada sharing terkait MPKPKurang optimalisasi penerapan sistem MPKP

Money :

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan

Environment : Jumlah BOR yang rata-ratanya lebih dari 75%.

Page 28: Bab III Beria-2

Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

16.

Man :Beberapa Perawat kesulitan dalam mendapatkan alat kesehatanMahasiswa sering kali harus meminjam ke ruangan lain untuk mendapatkan alatJumlah pasien yang banyak meningkatkan frekuensi pemakaian alat-alat.

Material :Kurangnya persediaan pada beberapa alat.Masih ada alat-alat atau emergency kit yang tidak dimiliki ruangan.

Machine :Terkadang alat atau mesin yang akan digunakan tidak bekerja baik akibat kurang alat sudah lama atau rusak karena pemakaian.

Methode :Money :Belum adanya dana alokasi buat melengkapi alat-alat yang kurang atau belum ada.

Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

Environment : Jumlah mobilitas pasien keluar masuk yang cukup tinggi mengakibatkan penggunaan alat medis yang banyak tetapi terkadang tidak sesuai dengan persediaan.Sebagai rumah sakit pendidikan, banyak mahasiswa yang praktek di ruangan beria.

Page 29: Bab III Beria-2

Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan

a. baik.

Methode :

Environment :Banyaknya pasien yang harus melakukan tindakan kesehatan yang harus dilakukan diluar ruang beria.

Money :

Machine :

Material :Man :Perawat seringkali kerepotan dalam menangani pasien dengan harus mengantar pasien, obat, hasil lab ataupun yang lainnya.

Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan

Page 30: Bab III Beria-2

Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.

Methode :Identitas yang tidak lengkap memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pemberian tindakan medis maupun nonmedis kepada pasien.

Environment : Mobilitas lingkungan yang tinggi dapat menyulitkan pengunjung, perawat ataupun tenaga kesehatan lainnya untuk mengenali identitas pasien

Money :

Identitas pasien belum

semuanya ditulis dengan

benar dan belum semuanya

tertulis pada masing-

masing bed pasien.

Man :Beberapa perawat ada yang tidak memasang papan identitas pasien.Seringkali beberapa tenaga kesehatan kesulitan dalam mengenali identitas pasien.

Material :Identitas hanya ditulis tangan dengan spidol sehingga gampang terhapus

Machine :

Page 31: Bab III Beria-2

Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan

Methode :Environment :

Tenaga kesehatan lain ataupun yang lainnya tidak mengetahui tata pengelola manejemen pelayan kesehatan di ruangan.

Money :

Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan

Man :Banyak orang yang tidak mengetahui mengenai struktur organigram di ruang beria.Beberapa perawat mengatakan bahwa dibentuknya bagan struktur organigram.

Material :Tidak adanya bagan untuk struktur organigram. Machine :

Page 32: Bab III Beria-2

D. PLANNING OF ACTION (POA)

Tabel 3.9 Planning of Action

NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE MEDIA BIAYA WAKTU PJ1. Model Praktek

Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan

1. Melakukan

sosialisasi

tentang MPKP

diruangan.

2. Menerapkan

Model Praktik

Keperawatan

Profesional

(MPKP)

diruangan.

Terlaksananya sistem kerja MPKP yang sesuai dengan prosedur di ruang beria sehingga dapat tercipta pelayanan yang lebih komprehensif.

Penanggung jawab shift, pengatur ruangan dan perawat pelaksana

Diskusi dan laporan

Laporan dan materi

Mahasiswa dan ruang Beria secara keseluruhan

Maksimal 1 bulan

Kelompok 1 PPN X dan pengatur ruang Beria

2. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.

1. Memaksimalk

an peralatan

yang ada di

dalam ruangan

untuk

meningkatkan

pelayanan

Terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih optimal dengan penggunaan alat kesehatan yang memadai.

Alat-alat medis ruang beria

Diskusi dan laporan

Laporan Mahasiswa 23-25 April 2013

Eny dan Siska

Page 33: Bab III Beria-2

kesehatan.

2. Mengusulkan

penyediaan

alat

emergency kit

di ruangan

agar selalu

tersedia dan

layak pakai.

3. Tenaga

ambulatori tetap belum tersedia di ruangan

1. Meningkatkan

efektitas kerja

perawat

dengan adanya

ambulatory

khusus

ruangan.

2. Mengusulkan

penyediaan

ambulatori

Berfokus dan terciptanya tindakan pelayanan kesehatan yang optimal di dalam ruangan.

Kabag. Keperawatan RSI, Tenaga kesehatan di ruang beria.

Diskusi dan laporan

Laporan Mahasiswa 23-25 April 2013

Pa Matius

Page 34: Bab III Beria-2

untuk ruangan.

4. Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.

1. Menyarankan

agar identitas

pasien selalu

tertulis di

tempat tidur

pasien.

Memudahkan perawat, pengunjung dan tenaga kesehatan lainnya dalam mengenali identitas pasien.

Tenaga kesehatan di R.Beria

Diskusi dan laporan

Laporan Mahasiswa 23-25 April 2013

Jein dan Kristo

5 Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan

1. Merancang

struktur

organigram

sesuai dengan

sistem

manajemen

RS.

2. Membuat

bagan struktur

organigram

bagi ruangan.

Adanya struktur organigram atau struktur tata kelola manajemen ruangan.

Tenaga kesehatan di ruang beria.

Membuat dan merencang bagan struktur organigram ruang beria.

Bagan Mahasiswa 23-25 April 2013

Tamrin dan Resa

Page 35: Bab III Beria-2