Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
PT. Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.2 tahun 1946 dengan nama Bank
Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral. Setelah terjadinya krisis moneter
yang melanda Indonesia pada tahun 1998, serta melihat situasi dan kondisi yang
terjadi, banyak bank-bank yang di likuidasi, sedangkan bank syariah tetap berdiri
kokoh dengan prinsip syariah yang dipakai. Oleh karena itu, dunia perbankan
mulai tertarik untuk mempelajari dan menerapkannya. Dalam upaya untuk
memperluas segmen pasar BNI maka manajemen BNI telah memutuskan untuk
menggarap pasar Bank Syariah sebagai satu diantara beberapa upaya untuk
memperkuat bisnis BNI.
PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah
dibentuk secara mandiri melalui Tim Proyek Internal tanpa bantuan konsultan.
Pola yang di gunakan perusahaan untuk masuk dalam pasar perbankan syariah
adalah Dual Sistem Bank yakni menyediakan layanan perbankan umum dan
syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang
memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syariah. Setelah
dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 yang memperbolehkan Bank
Konvensional untuk membuka layanan syariah, kemudian pada tahun 1999
terbentuklah Tim Proyek Cabang Syariah. Pada tanggal 29 April 2000, dilakukan
pembentukan lima cabang pertama yaitu di Pekalongan, Jepara, Yogyakarta,
Universitas Sumatera Utara
Malang dan Banjarmasin. Kemudian pada tahun 2001 pembukaan cabang
selanjutnya di lakukan di Padang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung dan
Makasar serta pembukaan cabang di Medan dan Palembang pada tahun 2002.
Pada tahun 2003 dilakukan penyusunan Corporate Plan BNI Syariah dan
relokasi cabang Jepara ke Semarang. Pada tahun 2003 , dibentuk Cabang Syariah
Banking and Financial Service (peta navigasi) dan pembukaan cabang syariah
Prima Jakarta dan Surabaya. Kemudian pada tahun 2005, dilakukan
pengembangan cabang secara agresif, penataan organisasi dan adanya otonomi
khusus. Sedangkan pada tahun 2006 terbentuklah 22 Kantor Cabang Syariah, 29
Kantor Cabang Pembantu dan 128 Syariah Channeling Outlet.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan pembukaan Cabang Syariah, antara lain:
1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap untuk mewujudkan BNI
sebagai Universal Banking
2. Berdasarkan data Majelis Ulama Indoneisa (MUI), sebanyak 30 % masyarakat
Indonesia menolak sistem bunga
3. Landasan operasional perbankan syariah sudah kuat
4. Masih terbatasnya saingan
5. Berdasarkan hasil survey, masyarakat memberikan respon baik dan
kepercayaan yang besar terhadap kehadiran Bank Syariah
Adapun berdirinya PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang
Syariah Medan berdasarkan ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan
perbankan syariah adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 10 tahun 1998
Universitas Sumatera Utara
2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/23/Kep/Dir tanggal 12
Mei 1999 tentang bank umum berdasarkan prinsip syariah, perubahan
kegiatan usaha dan pembukaan Kantor Cabang Syariah.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 Tanggal 27 Februari 2000
tentang Giro Wajib Minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank
umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
4. Peraturan bank Indonesia No. 2/14/PBI/2000 tanggal 9 juni 2000 tentang
perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tentang
penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian akhir transaksi
pembayaran antar kliring lokal
5. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang
pasar uang atas bank berdasarkan prinsip syariah.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang
sertifikat wadiah bank Indonesia.
7. Buku petunjuk pendirian bank syariah
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Syariah Medan
merupakan cabang yang kesebelas yang didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002
yang di resmikan oleh Agoest Soebakti, Direktur Ritel Bank Indonesia. PT. Bank
Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan adalah satu dari
usaha BNI yang hadir untuk melayani masyarakat dengan landasan sistem
perbankan syariah dalam rangka mewujudkan BNI sebagai Bank Universal.
Universitas Sumatera Utara
B. VISI, MISI, DAN TUJUAN PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN
a. Visi PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang
Syariah Medan
“Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja
sesuai dengan kaedah sehingga insyaAllah membawa berkah”
b. Misi PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang
Syariah Medan
“Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan
kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga
dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri”
c. Tujuan . PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang
Syariah Medan
Tujuan utama manajemen PT BNI dalam pengembangan Bank
Syariah adalah :
Dalam rangka menjadi Universal Banking perlu mengakomodir
kebutuhan masyarakat yang ingin menyalurkan keuangannya
melalui perbankan syariah serta sebagai alternatif dalam
menghadapi krisis yang mungkin timbul dikemudian hari,
mengingat kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah tidak
terkena negatif spread seperti yang dialami oleh Bank-Bank
konvensional.
Universitas Sumatera Utara
C. KELEBIHAN SISTEM SYARIAH DIBANDINGKAN DENGAN
SISTEM KONVENSIONAL
Kelebihan sistem syariah dibanding sistem konvensional baik dari segi
hukum agama maupun benefit adalah bahwa usaha syariah adalah
berdasarkan Syariat Islam, yang mengkedepankan rasa keadilan dan
transparansi dalam melakukan transaksi/deal dengan nasabah misalnya
dalam pengambilan keuntungan (margin) serta bagi hasil, sedangkan dari
segi benefit diharapkan akan lebih memberikan barokah atau ketentraman
bathin bagi para nasabah yang menggunakannya.
Perbankan syariah di Indonesia pada suatu saat diharapkan mampu
bersaing dengan bank konvensional (dari sisi omzet), mengingat penduduk
Indonesia mayoritas beragama Islam, tentunya bahwa bank syariah harus
dikelola secara baik dan professional dengan dukungan SDM yang
tangguh karena sistim operasional bank syariah sangat mendukung untuk
mencapai hal tersebut.
D. PERBEDAAN ANTARA TABUNGAN DENGAN SISTEM SYARIAH
DENGAN TABUNGAN UMUM SELAMA INI (BANK
KONVENSIONAL)
Kelebihan sistem syariah dibandingkan sistem konvensional seperti telah
dibahas pada pembicaraan terdahulu adalah usaha syariah berdasarkan
Syariat Islam yang mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam
melakukan transaksi / deal dengan nasabah. Dalam hal perbedaan antara
tabungan mudharabah dan tabungan umum, yang paling utama adalah
Universitas Sumatera Utara
tabungan (dan juga produk dana lainnya) dalam sistem syariah tidak
mengenal bunga ( interest ) yang tetap seperti bank konvensional,
melainkan dikenal dengan istilah bagi hasil ( sharing ). Jadi pada saat awal
pembukaan rekening dilakukan perjanjian bagi hasil yang tetap antara
bank dengan calon nasabah .
E. YANG MENJADI KEUNGGULAN BNI SYARIAH
BNI Syariah didirikan dengan memanfaatkan jaringan BNI konvensional
yang ada baik fasilitas ATM maupun Kantor cabang BNI konvensional
dengan melalui Syariah Production Counter . Dengan demikian layanan
syariah ini selain di Cabang Syariah . juga dapat dilayani di Kantor
Cabang Konvensional, misalnya transaksi pembukaan rekening Tabungan
dan Deposito.
1. Produk-produk yang ditawarkan oleh BNI Syariah untuk lebih
menarik minat masyarakat
a) Produk Dana :
b) Giro Wadiah
c) Tabungan Mudharabah
d) Tabungan Haji Mudharabah ( THI Mudharabah)
e) Deposito Mudharabah
f) Produk Pembiayaan :
g) Pembiayaan Murabahah
h) Pembiayaan Mudharabah
i) Pembiayaan Musyarakah
Universitas Sumatera Utara
j) Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri
k) Produk Jasa :
l) Kiriman uang, berdasarkan prinsip wakalah.
m) Garansi Bank berdasarkan prinsip kafalah.
n) Inkaso, berdasarkan prinsip wakalah.
Produk andalan BNI Syariah adalah Tabungan Syariahplus yang didukung
oleh jaringan ATM yang luas
2. Produk pembiayaan yang disediakan oleh BNI Syariah
BNI Syariah untuk saat ini telah menyediakan beberapa pilihan yang kami
yakin akan menarik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk-
produk tersebut adalah :
a) Pembiayaan Murabahah :
Yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank
dengan nasabah, sebesar harga perolehan (harga barang yang
diperjualbelikan) ditambah dengan keuntungan (yang dalam konteks
syariah dikenal sebagai margin) yang disepakati bersama dan pembayaran
oleh nasabah dilakukan secara tangguh dengan dibayar secara sekaligus
atau dicicil / angsuran.
b) Pembiayaan Mudharabah :
Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di
mana pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal 100%,
sedangkan pihak lain menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib).
Keuntungan dari usaha dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan.
Universitas Sumatera Utara
c) Pembiayaan Musyarakah :
Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di
mana pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal tidak
100% tergantung dari musyawarah antara kedua belah pihak, sedangkan
pihak lain menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib). Keuntungan dari
usaha dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
d) Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri (Pembiayaan Ijarah) :
Pembiayaan yang dilakukan melalui pola kontrak sewa yang diakhiri
dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian padanya merupakan
pembelian barang secara berangsur.
3. Yang dimaksud dengan bagi hasil
Yang dimaksud dengan bagi hasil ( sharing ) di sini adalah sebagai berikut
: BNI Syariah akan menginvestasikan atau menyalurkan dana yang
terhimpun pada BNI Syariah pada aktivitas-aktivitas ekonomi yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah, baik produktif dan konsumtif. Hasil
atau pendapatan dari aktivitas tersebut kemudian dikembalikan kepada
nasabah sesuai dengan nisbah yang sudah diperjanjikan di awal secara
proporsional tergantung dari jumlah dan lamanya pengendapan dana.
4. Kelebihan dari tabungan mudharabah BNI Syariah
Nasabah pemegang rekening tabungan mudharabah dapat memanfaatkan
seluruh jaringan BNI Konvensional, baik jaringan cabang maupun ATM
karena telah tersambung secara on-line.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu pemilik rekening tabungan BNI Syariah tidak perlu
khawatir jika sering berpindah tempat atau sedang bepergian, karena
masih dapat melakukan transaksi di BNI Konvensional terdekat.
5. Perbedaan transaksi Giro Wadiah dengan BNI konvensional
Cara transaksi Giro Wadiah Syariah secara prinsip sama dengan
konvensional, yaitu dengan Cek atau pemindahbukuan dengan Bilyet Giro.
Sedangkan untuk jasa Giro yang identik dengan bunga, pada BNI syariah
tidak ada, hanya kemungkinan dapat diberikan bonus , yang sifatnya tidak
diperjanjikan dan diberikan atas kebijaksanaan BNI Syariah.
6. Bagi hasil yang diperoleh nasabah penabung BNI syariah,
dibandingkan dengan bank konvensional
Masalah besarnya bagi hasil dari para penabung, sangat ditentukan oleh
besarnya pendapatan yang diterima oleh cabang tersebut. Jika kinerja dari
suatu cabang syariah baik tentunya pendapatan bagi hasilnya juga akan
besar. Dan dalam hal ini BNI Syariah akan mengupayakan untuk dapat
memberikan hasil yang sebaik mungkin kepada nasabah-nya.
7. Garansi atau jaminan bahwa produk BNI Syariah telah
berjalan sesuai dengan prinsip syariah
Pada BNI Syariah dewan pengawas yang disebut dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS). Setiap produk yang saat ini dimiliki oleh BNI
Syariah telah mendapatkan pengesahan dari DPS, dan demikian juga
dengan produk-produk yang nantinya akan diluncurkan oleh BNI Syariah,
terlebih dahulu juga harus mendapatkan pengesahan dari DPS sebelum di-
launching kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
8. Perbedaan antara kredit di Bank Konvensional dan
pembiayaan di BNI Syariah
Pada prinsipnya hampir sama. Hanya saja pada bank syariah tidak dikenal
dengan istilah bunga karena memang tidak sesuai dengan syariah, namun
dikenal dengan margin, uang sewa dan bagi hasil dengan nasabah.
Sebagai contoh jika ada masyarakat yang ingin memiliki ruko untuk
berusaha, katakanlah bernama Pak Amir, maka jika menurut BNI Syariah
bisnis Pak Amir ini feasible untuk dibiayai, selanjutnya bank akan terlebih
dahulu membeli ruko tersebut dari penjualnya. Kemudian antara bank dan
Pak Amir dilakukan akad jual beli dengan negosiasi margin yang telah
dinegosiasikan. Dalam hal ini BNI Syariah bertindak selaku penjual dan
Pak Amir selaku pembeli.
Contoh tersebut adalah contoh sederhana, yang pada prakteknya tentu
akan berbeda untuk setiap kasus
9. Sektor apa saja yang bisa dibiayai melalui pembiayaan BNI
Syariah
Seluruh sektor ekonomi sepanjang itu sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia , BNI secara umum dan ditambah sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah dapat dibiayai. Jadi ada tambahan sesuai dengan prinsip syariah,
sehingga meskipun ketentuan Bank Indonesia dan BNI secara umum
membolehkan, namun tidak sesuai dengan prinsip syariah, maka tidak
dapat dibiayai oleh BNI Syariah. Contohnya adalah perdagangan minuman
keras (khamar) atau peternakan babi. Mengutip dari Bapak Muhammad
Syafi'i Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari teori ke praktek,
Universitas Sumatera Utara
beberapa hal pokok yang diperhatikan oleh Bank Syariah sebelum
menyetujui pembiayaan adalah :
a) Apakah objek pembiayaan halal atau haram?
b) Apakah proyek tersebut menimbulkan kemudharatan untuk
masyarakat?
c) Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan asusila.
d) Apakah proyek berkaitan dengan perjudian.
e) Serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan ilegal serta dapat
merugikan syiar Islam secara langsung ataupun tidak langsung.
Selain itu meskipun BNI Syariah tidak sama sekali melarang pembiayaan
konsumtif, namun lebih mendahulukan pembiayaan sektor riil terutama
untuk menggerakkan perekonomian, khususnya perekonomian masyarakat
muslim.
10. Siapa saja yang berhak memperoleh pembiayaan dari BNI
syariah
Pada dasarnya seluruh masyarakat berhak memperoleh fasilitas
pembiayaan ini. Namun demikian BNI Syariah dalam hal ini memegang
amanah dari masyarakat pemegang dana untuk menginvestasikan dana
mereka. Sesuai dengan prinsip investasi tentunya masyarakat tersebut juga
menghendaki hasil yang optimal. Oleh karena itu tentunya BNI Syariah
akan berupaya untuk memilih dan menyalurkan pembiayaan ke sektor-
sektor yang potensial, sehingga dana masyarakat yang diamanahkan
kepada BNI Syariah dapat berkembang secara lebih baik. Untuk itu setiap
permohonan pembiayaan akan dilakukan analisa oleh tenaga analis BNI
Universitas Sumatera Utara
Syariah, sehingga selain resikonya dapat dikurangi menjadi seminimal
mungkin, return atau pendapatan dari yang dibiayai tersebut juga dapat
memberikan hasil yang maksimal. Sehingga akan menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
11. Keuntungan memperoleh fasilitas pembiayaan dari BNI
Syariah dibandingkan dengan kredit dari Bank Konvensional
Inti utamanya adalah dengan Bank Syariah akan menghindarkan diri dari
bunga yang pada sebagian masyarakat muslim dianggap riba minimal
meragukan ( Jika meragukan lebih baik ditinggalkan ). Selain itu Bank
Syariah menerapkan prinsip yang lebih adil dan bersifat kemitraan dengan
nasabah.
Sebagai contoh adalah prinsip bagi hasil. Masyarakat yang memperoleh
fasilitas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dalam kondisi bisnisnya
yang berkembang, . akan memberikan kontribusi yang besar kepada
masyarakat lain pemilik dana, namun jika kondisi bisnisnya mengalami
penurunan karena kondisi yang tidak bisa dielakkan, tentunya
kontribusinya akan berkurang.
Hal ini berbeda dengan bank konvensional, baik kondisi bisnisnya dalam
keadaan baik atau sedang menurun, . tetap harus memenuhi kewajibannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika kondisi baik tentunya hal ini
tidak masalah, namun bagaimana jika kondisi menurun? tentunya
membuat usahanya semakin sulit.
Universitas Sumatera Utara
12. Bank Syariah juga melayani masyarakat non-muslim
Tentu saja, tidak ada larangan bagi masyarakat non muslim untuk menjadi
nasabah BNI Syariah. Hal ini telah dibuktikan pada cabang-cabang BNI
Syariah saat ini yang selain masyarakat muslim juga terdapat masyarakat
non muslim yang menjadi nasabah. Hal ini juga menunjukkan bahwa
prinsip-prinsip syariah seperti bagi hasil dan margin juga dapat diterima
oleh masyarakat non muslim.
13. Hubungan antara BNI Syariah dengan BNI
Secara organisasi, BNI Syariah merupakan salah satu unit dari BNI secara
keseluruhan, dengan kata lain direktur BNI Syariah dengan BNI masih
sama. BNI Syariah juga memanfaatkan jaringan BNI konvensional seperti
ATM dan sebagian cabang, sehingga meskipun jumlah Cabang Bank
Syariah masih sedikit, tapi dengan memanfaatkan jaringan ini nasabah
BNI Syariah tidak perlu khawatir jika berada di tempat yang jauh dari
lokasi cabang BNI Syariah.
Namun demikian perlu digariskan di sini bahwa khusus untuk pengelolaan
dana masyarakat dilakukan terpisah. Dengan kata lain dana masyarakat
yang disimpan di BNI Syariah tidak akan dipergunakan oleh BNI
Konvensional dan sebaliknya, bahkan dari awal pembukuan secara
akuntansi dilakukan secara terpisah. Hal ini untuk menjamin pengelolaan
dana masyarakat di BNI Syariah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
Universitas Sumatera Utara
14. BNI Syariah juga melayani jasa-jasa perbankan lain seperti
kiriman uang dan garansi bank
Pada dasarnya jasa-jasa perbankan yang ada di bank konvensional juga
terdapat di BNI Syariah. Bahkan BNI Syariah saat ini juga telah on-line
baik dengan sesama BNI Syariah maupun dengan BNI, sehingga misalnya
pengiriman uang antar sesama nasabah BNI Syariah atau antara nasabah
BNI Syariah dengan nasabah BNI konvensional dapat dilakukan dengan
seketika.
15. Kelebihan BNI Syariah dibandingkan dengan bank syariah
yang lain
BNI Syariah dikelola oleh SDM yang andal yang tidak sekedar dilatih
untuk memahami prinsip-prinsip syariah, tapi juga telah memahami
konsep perbankan karena umumnya telah berpengalaman di bidang
perbankan. Dengan pengalamannya tersebut diharapkan pengelolaan
bisnis dapat dilakukan secara baik sehingga dapat menguntungkan semua
pihak.
BNI Syariah memiliki jaringan yang luas, karena meskipun saat ini baru
memiliki 8 cabang syariah dan di Jakarta baru 2 cabang di Jakarta Timur
dan Jakarta Selatan, namun dengan teknologi yang dimiliki BNI, nasabah
BNI Syariah khususnya nasabah tabungan mudharabah dapat
menggunakan 1500 ATM dan lebih dari 600 cabang BNI konvensional.
16. Keuntungan bagi masyarakat yang menyimpan dananya di
BNI Syariah
Universitas Sumatera Utara
Tentunya akan banyak sekali manfaat yang akan diperoleh dengan
menjadi nasabah BNI Syariah. Dari sisi pendapatan, masyarakat akan
memperoleh bagi hasil yang menguntungkan, sesuai dengan pendapatan
yang diperoleh Bank Syariah. Jika pendapatan yang diperoleh Bank tinggi
tentunya akan menyebabkan bagi hasil yang diperoleh nasabah juga
menjadi tinggi.
Namun yang lebih penting lagi, masyarakat akan terbebas dari keraguan
akan bunga bank, sehingga menjadi lebih tenang. Dana yang disimpan
akan disalurkan kepada sektor-sektor yang halal dan menguntungkan dan
tidak bertentangan dengan syariah Islam.
Dengan kata lain dengan menabung di bank syariah, masyarakat akan
memperoleh keuntungan baik di dunia maupun untuk bekal akhirat kelak.
F. PEMBAGIAN KERJA PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO)TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN.
Dalam struktur organisasi BNI dibentuk Dewan Pengurus Syariah yang
bertugas untuk memastikan penjaminan operasional bisnis syariah BNI
sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi islam.
Sedangkan Devisi Usaha Syariah bukan merupakan anak perusahaan
terpisah dari BNI namun berada setingkat dibawah Direktur Ritel, dengan
struktur organisasi yang terdiri dari satu kelompok Perbankan Syariah
yang membawahi :
a. Pengelola penunjang bisnis
b. Pengelola Treasury dan Investment
Universitas Sumatera Utara
c. Pengelola dan pengembangan bisnis
1. Pimpinan Cabang Syariah
Pimpinan cabang syariah menanggungjawabi semua kegiatan yang
terjadi pada perusahaan cabang untuk dilaporkan ke pusat serta ke Devisi
Kepatuhan (KPN). Devisi Kepatuhan (KPN) merupakan organisasi diluar
perusahaan (konsultan) yang megecek dan mengaudit setiap kegiatan dan hasil
kerja dari perusahaan cabang, serta memberikan usulan-usulan dan perbaikan-
perbaikan pada perusahaan, dan langsung berhadapan dengan pimpinan cabang
dan Branch Quality Assurance (BQA).
Pimpinan Cabang Syariah langsung membawahi Pimpinan Bidang
Operasional, Branch quality assurance (BQA) dan Penyelia Pemasaran, karena
inti dari aktivitas dari perusahaan adalah memasarkan produk.
Adapun tugas Pimpinan Cabang Syariah adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan tujuan
yang akan di capai.
b. Menyelia (mengarahkan), mengendalikan dan mengawasi secara
langsung unit-unit kerja menurut bidangnya. Tugasnya adalah
pelayanan nasabah, pengembangan dan pengendalian usaha serta
pengelolaan administrasi dilingkungan cabang dan cabang
pembantu, sejalan dengan sistem danprosedur yang berlaku, yang
ditetapkan oleh kantor besar atau kantor wilayah.
Universitas Sumatera Utara
c. Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI kepada nasabah serta
menggali calon/girant serta menguasai pangsa pasar di daerah
kerja.
2. Pimpinan Bidang Operasional
Pimpinan Bidang Operasional yang tepat berada di bawah pimpinan
cabang syariah yang menanggungjawabi 6 (enam) bidang lainnya selain bidang
pemasaran, 6 (enam) bidang tersebut adalah : Penyelia Pelayanan Nasabah,
Penyelia Operasional, Penyelia Keuangan dan Umum, Cabang Pembantu, dan
Sharia Channeling Office (SCO)
a. Menyelia kegiatan pelayanan administrasi di front office dan back
office dengan mengupayakan pelayanan optimal.
b. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit-unit yang di
bawahnya, memantau dan memastikan bahwa perbaikan atu
penyempurnaan atas temuan hasil pemeriksaan / saran perbaikan /
penyempurnaan yang di berikan oleh auditor.
3. Branch Quality Assurance (BQA)
Branch Quality Assurance (BQA) merupakan bidang yang menjamin
kualitas cabang itu sendiri, yang bertugas meliputi :
a. Pemeriksaan atas transaksi keuangan rekening
b. Melakukan pemeriksaan khusus atau mendadak terhadap kegiatan
harian atau manajemen cabang.
Universitas Sumatera Utara
c. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam usaha
pengawasan atau mempersiapkan laporan pekerjaan pada pimpinan
cabang dan pimpinan devisi.
d. Melakukan pemeriksaan terhadap adminsitrasi dan keuangan
koperasi, serikat pekerja dan dharma wanita di kantor cabang
syariah.
e. Mengelola dan mendistribusikan Buku Pedoman Perusahaan (BPP)
serta dokumen atau surat yang berkaitan dengan ketentuan tentang
pelaksanaan tranksaksi dan kegiatan perbankan.
f. Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan hasil temuan audit.
4. Penyelia Pemasaran
Penyelia Pemasaran merupakan bidang yang langsung dipimpin oleh
Pimpinan Cabang karena inti dari kegiatan perusahaan adalah memasarkan
produk-produk perusahaan. Penyelia pemasaran dibantu oleh 2 (dua) bidang
dibawahnya yaitu ; pengelola pemasaran dan asisten pemasaran. Adapun tugas
penyelia pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah
b. Mengelola permohonan pembiayaan
c. Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas pembiayaan
4.1. Pengelola Pemasaran
a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada calon nasabah
b. Mengelola permohonan ritel (dalam skala kecil), pemantauan
nasabah dan kolektibilitas pembiayaan
4.2. Asisten Pemasaran
Universitas Sumatera Utara
a. Memasarkan dan mengelola pembiayaan standar
b. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah whole sale
dan middle.
c. Membantu mengelola pemasaran produk atau jasa perbankan,
penelitian ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis.
5. Penyelia Pelayanan Nasabah
Penyelia Pelayanan Nasabah merupakan bidang di bawah dari
Pimpinan Bidang Operasional. Penyelia pelayanan Nasabah dibantu oleh 2
(dua) bidang dibawahnya yaitu ; Asisten Pelayanan Nasabah dan Asisten
Pelayanan Uang Tunai. Adapun tugas Penyelia Pelayanan Nasabah adalah
sebagai berikut :
a. Melayani semua jenis transaksi uang tunai, pemindahan dan kliring
b. Melayani kegiatan eksternal payment point (jasa bank diluar
kegiatan bank), kas mobil, kantor kas dan cabang pembantu
c. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito dan THI (Tabungan
Haji Indonesia)
d. Menyusun data laporan ke BI (Bank Indonesia) serta membayar
pajak atas dana masyarakat.
e. Menyediakan informasi dan melayani transaksi produk atau jasa
dalam negeri
5.1. Asisten pelayanan jasa
a. Melayani permohonan pembukaan rekening jasa giro, tabungan
dan diposito dan THI
b. Melayani informasi mengenai produk dan jasa
Universitas Sumatera Utara
c. Melayani jasa kiriman uang
d. Melayani permintaan nasabah, menyerahkan dan memantau
permasalahan kartu ATM
e. Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit
5.2. Asisten pelayanan uang tunai
a. Melayani semua jenis transaksi kas atau tunai dan pemindahan
kliring
b. Melayani permintaan penukaran uang
6. Penyelia Operasional
Penyelia Operasional dibantu oleh 2 (dua) bidang dibawahnya yaitu ;
Asisten Pembiayaan dan Asisten Kliring. Adapun tugas Penyelia
Operasional adalah sebagai berikut :
a. Melakukan verifikasi data nasabah mengenai calon debitur
b. Mengelola administrasi pembiayaan
c. Memantau proses pemberian pinjaman
d. Mengelola penerbitan jaminan bank.
e. Mengelola administrasi back office (memasukkan data dan kliring),
transaksi jasa dalam negri
6.1. Asisten Pembiayaan
a. Mengelola administrasi pembiayaan
b. Mengelola portofolio (outstanding dan kondisi) pembiayaan
c. Memantau proses pembiayaan
d. Mengelola penerbitan jaminan bank
e. Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit
Universitas Sumatera Utara
6.2. Asisten kliring
a. Menerima warkat nasabah
b. Stempel kliring warkat, verifikasi tanggal, bank tujuan dan lain-
lain.
c. Menginput warkat, cek atau bilyet giro ke BI (Bank Indonesia)
d. Menghubungi nasabah setelah warkat selesai dan
menyeimbangkan.
7. Penyelia Keuangan dan Umum
Penyelia Keuangan dan Umum di bantu oleh 6 (enam) bidang di
bawahnya yang memiliki tugasnya masing-masing yaitu ; Asisten Akuntansi,
Asisten Umum, Asisten Khusus, Petugas Non-administrasi, Satuan Pengaman
dan Supir. Tugas dari Penyelia keuangan dan Umum adalah memastikan
kegiatan dalam perusahaan berjalan dengan baik seperti pembagian gaji,
penjagaan barang-barang inventaris, kebutuhan bidang lain dan lain
sebagainya.
7.1. Asisten akuntansi
a. Memperhatikan kondisi keuangan perusahaan.
b. Pembagian gaji dan insentif pegawai.
c. Memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan dana ditiap
bidang.
7.2. Asisten umum
Universitas Sumatera Utara
a. Mengelola kepagawaian
b. Mengelola administrasi umum dan kearsipan
c. Mengelola logistik, akomodasi dan transportasi.
7.3. Asisten khusus
a. Mengelola komunikasi kantor cabang
b. Mengelola sistem otomatisasi kantor cabang
c. Memeriksa kebenaran atau akurasi dari sistem
d. Mengelola output dari sistem.
e. Mengelola laporan kantor cabang
7.4. Petugas non-administrasi
a. Membantu pengelolaan administrasi umum
b. Membantu kegiatan logistik dan rumah tangga
7.5. Satpam (Satuan Pengaman)
a. Membantu dan melayani para nasabah yang datang serta
memberikan petunjuk atau informasi yang ingin di ketahui oleh
nasabah
b. Menjaga keamanan dan kenyamanan dalam perusahaan selama 24
(dua puluh empat) jam sesuai shift yang telah di tentukan.
7.6. Supir
Selalu siap jika di butuhkan dalam hal transfortasi perusahaan untuk
menghantar atau menjemput untuk keperluan perusahaan.
8. Cabang Pembantu
Cabang pembantu bertugas untuk mengembangkan jaringan dalam hal
kepercayaan nasabah, dan hanya untuk penyetoran dan penarikan saja. Cabang
Universitas Sumatera Utara
Pembatu berada di 2 (dua) tempat yaitu di Jln. Sisingamangaraja
(Jl.Sisingamangaraja No.4D Medan) dan Kota Binjai (Pertokoan Maju
Bersama Blok A No.3, Jl.Sukarno-Hatta Binjai Timur). Masing-masing cabang
di bantu oleh dua bidang yaitu Asisten Pelayanan Jasa dan Pelayanan Uang
Tunai.
9. Sharia Channeling Office (SCO)
SCO merupakan bidang yang bertugas untuk menjual produk-produk
syariah yang berposisi di bank konvensional, sehingga nasabah bank
syariah dapat menyetor atau menarik di bank konvensional.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)TBK KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN
1. Pemimpin Cabang
Devisi Kepatuhan
2. Pemimpin Bidang Operasional
3. Branch quality assurance (BQA)
4. Penyelia P
Jaga Malam
Cleaning Servis
Cabang pembantu
Binjai
8. Cabang pembantu
7. Penyelia Keuangan dan Umum
6. Penyelia Operasion
5. Penyelia Pelayanan
9. Sharia Channeling Office
Pengelola Pemasaran
Asst Pemasaran
Asst Pelayanan Nasabah
Asst Pelayanan Uang Tunai
Asst Pembiayaan
Asst Kliring
Asst Akuntansi
Asst Umum
Asst Khusus
Petugas Non-Administrasi
Satpam
Supir
Asst Pelayanan
Jasa
Asst Pelayanan
Uang Tunai
Asst Pelayanan
Jasa Asst
Pelayanan Uang Tunai
Universitas Sumatera Utara
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan dua
metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif
digunakan untuk melihat karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis
statistik digunakan untuk melihat Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap
Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah
Medan.
A. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika
rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang, dengan
alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik.
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian
dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten
atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
b. Jika rhitung positif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
Universitas Sumatera Utara
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas
diberikan kepada 30 orang responden diluar dari responden penelitian yang
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Uji Validitas
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
p1 .554 0.361 Valid p2 .665 0.361 Valid p3 .575 0.361 Valid p4 .743 0.361 Valid p5 .847 0.361 Valid p6 .709 0.361 Valid p7 .588 0.361 Valid p8 .446 0.361 Valid p9 .477 0.361 Valid
p10 .613 0.361 Valid p11 .478 0.361 Valid p12 .517 0.361 Valid P13 .425 0.361 Valid P14 .575 0.361 Valid P15 .562 0.361 Valid
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor
total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk
mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected
item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel.
Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehinggan r (0,05:30),
diperoleh rtabel adalah 0,361.
Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena r
hitung > rtabel yang dapat dilihat dari rhitung pada corrected item total correlation
Universitas Sumatera Utara
yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361). Dengan demikian,
kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Jika r alpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.
b. Jika r alpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang dkk, 2006:179) butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60
b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80
Tabel 4.2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items 0.897 15
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,897 dan rtabel
sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih
besar dari rtabel (0,897 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan
dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach's alpha > 0,60 atau 0,80
berdasarkan hasil SPSS pada Tabel 4.2 maka ke 15 pernyataan dinyatakan reliabel
dengan kriteria tersebut.
Universitas Sumatera Utara
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji model regresi distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data
dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau
tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan meilhat grafik
histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi
normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke
kanan, sedangkan pada Gambar 4.2 dapat juga terlihat titik yang mengikuti
data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.
b. Analisis Statistik
Uji normallitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,
padahal secara statistik tidak berdistribus normal. Berikut ini pengujian
normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 42 Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.24904151 Most Extreme Differences
Absolute .140
Positive .093 Negative -.140 Kolmogorov-Smirnov Z .908 Asymp. Sig. (2-tailed) .381
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) adalah 0,381, ini berarti di atas nilai signifikan 0.05 atau 5%. Oleh
karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan dengan
uji statistik non-parametrik Kolmogorv-Smirnov (K-S) juga menyatakan
bahwa variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Grafik
Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastistas pada model
regresi.
b. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.4 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.494 1.855 .806 .425
Spesialisasi Kerja .020 .099 .035 .203 .840 Beban Kerja -.055 .099 -.094 -.553 .584
a. Dependent Variable: Absut Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan
heteroskedastisitas
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut
(absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat
kepercayaan 5%, jadi model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS 15. Tolerance
mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance >
Universitas Sumatera Utara
0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk,
2008:104).
Tabel 4.5 Uji Nilai Tolerance dan VIF
Coeficienta
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Colenerity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 4.478 2.736 1.637 .110
Spesialisasi Kerja 1.112 .146 .724 7.595 .000 .881 1.135
Beban Kerja .347 .146 .226 2.377 .022 .881 1.135
a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat terlihat bahwa:
a. Nilai VIF dari faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja lebih kecil
atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikoliniaeritas antar
variabel independen dalam model regresi.
b. Nilai Tolerance dari faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja lebih
besar dari 0,1 (Nilai Tolerance > 0,1) ini berarti tidak terdapat
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
C. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daftar-daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah
Universitas Sumatera Utara
15 butir pertanyaan, yakni empat butir pertanyaan untuk variabel faktor
Spesialisasi Kerja (X1) dan empat butir pertanyaan untuk variabel faktor Beban
Kerja (X2) serta tujuh butir pertanyaan untuk variabel Efektivitas Kerja. Kuesioner
disebarkan kepada karyawan PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah
Medan yang dijadikan sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Penulis sebelum
mengetahui hasil dari analisis statistik deskriptif, terlebih dahulu pembagian
karakteristik responden sebagai berikut:
a. Pembagian Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin:
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase Pria 22 52,38 %
Wanita 20 46,32 % Total 42 100 %
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden pria sebanyak
22 orang atau 52,38% dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 20 orang
atau 46,32%. Hal ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin pria
lebih banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 52,38%.
b. Pembagian Responden Berdasarkan Usia
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan usia:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Stambuk Frekuensi Persentase 25-32 Tahun 15 35,71% 33-40 Tahun 20 47,61% > 40 Tahun 7 16,67%
Total 42 100 % Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 42 responden jika
dilihat berdasarkan usianya, maka responden yang berusia 25-32 tahun
adalah sebanyak 15 orang atau 35,71%, responden yang berusia 33-40 tahun
adalah sebanyak 20 orang atau 47,61% dan responden yang berusia >40
tahun adalah sebanyak 7 orang atau 16,67%. Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa responden yang berusia 33-40 tahun adalah responden
yang paling banyak dalam penelitian ini.
2. Analisis Deskriptif Variabel
Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Kurang Setuju (RG) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Spesialisasi Kerja sebagai variabel X1
Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Faktor Spesialisasi Kerja
Pertanyaan
Frekuensi Pendapat Responden (%)
Total (%) Skor : 5 SS
Skor : 4 S
Skor : 3 KS
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
n % n % n % n % n % n % 1 5 11,9 34 81,0 2 4,8 1 2,4 - - 42 100 2 2 4,8 30 71,4 9 21,4 1 2,4 - - 42 100 3 11 26,2 28 66,7 3 7,1 - - - - 42 100 4 3 7,1 34 81,0 4 9,5 1 2,4 - - 42 100
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel
Faktor Spesialisasi kerja pada Tabel 4.8 yaitu:
a. Pada pertanyaan pertama (Anda mampu menyelesaikan tugas dengan baik)
sebanyak 5 orang atau 11,9% yang menyatakan sangat setuju, 34 orang atau
81,0% menyatakan setuju, 2 orang atau 4,8 % menyatakan kurang setuju, 1
orang atau 2,4 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak
setuju.
b. Pada pertanyaan kedua (Anda mampu menyelesaikan tugas tepat waktu)
sebanyak 2 orang atau 4,8% yang menyatakan sangat setuju, 30 orang atau
71,4 % menyatakan setuju, 9 orang atau 21,4 % menyatakan kurang setuju, 1
orang atau 2,4 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak
setuju.
c. Pada pertanyaan ketiga (Pekerjaan anda sesuai dengan kemampuan anda)
sebanyak 11 orang atau 26,2% yang menyatakan sangat setuju, 28 orang atau
66,7 % menyatakan setuju, 3 orang atau 7,1 % menyatakan kurang setuju, 0
% menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju.
Universitas Sumatera Utara
d. Pada pertanyaan keempat (Anda merasaya nyaman dengan pekerjaan anda)
sebanyak 3 orang atau 7,1% yang menyatakan sangat setuju, 34 orang atau
81,0 % menyatakan setuju, 4 orang atau 9,5 % menyatakan kurang setuju, 1
orang atau 2,4 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak
setuju
2. Faktor Beban Kerja sebagai variabel X2
Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Faktor Beban Kerja
Pertanyaan
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total
(%) Skor : 5 SS
Skor : 4 S
Skor : 3 KS
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
n % n % n % n % n % n % 1 13 31,0 24 57,1 5 11,9 - - - - 42 100 2 21 50,0 19 45,2 2 4,8 - - - - 42 100 3 10 23,8 26 61,9 5 11,9 1 2,4 - - 42 100 4 6 14,3 28 66,7 8 19,0 - - - - 42 100
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel
Faktor Beban Kerja pada Tabel 4.9 yaitu:
a. Pada pertanyaan pertama (Pekerjaan yang diberikan kepada anda tidak secara
mendadak atau tiba-tiba) sebanyak 13 orang atau 31,0 % yang menyatakan
sangat setuju, 24 orang atau 57,1 % menyatakan setuju, 5 orang atau 11,9 %
menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
b. Pada pertanyaan kedua (Anda tidak merasa kesulitan untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada anda) sebanyak 21 orang atau 50,0% yang
menyatakan sangat setuju, 19 orang atau 45,2 % menyatakan setuju, 2 orang
Universitas Sumatera Utara
atau 4,8 % menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
c. Pada pertanyaan ketiga (Jam kerja telah sesuai dengan tugas yang diberikan
kepada anda) sebanyak 10 orang atau 23,8 % yang menyatakan sangat setuju,
26 orang atau 61,9 % menyatakan setuju, 5 orang atau 11,9 % menyatakan
kurang setuju, 1 orang atau 2,4 % menyatakan tidak setuju dan 0 %
menyatakan sangat tidak setuju.
d. Pada pertanyaan keempat (Jumlah rekan kerja anda telah sesuai untuk
membantu anda untuk menyelesaikan tugas) sebanyak 6 orang atau 14,3 %
yang menyatakan sangat setuju, 28 orang atau 66,7 % menyatakan setuju, 8
orang atau 19,0 % menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju
dan sangat tidak setuju.
3. Efektivitas Kerja sebagai variabel Y
Tabel 4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Efektivitas Kerja
Pertanyaan
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total
(%) Skor : 5 SS
Skor : 4 S
Skor : 3 KS
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
n % n % n % n % n % n % 1 5 11,9 34 81,0 2 4,8 1 2,4 - - 42 100 2 2 4,8 30 71,4 9 21,4 1 2,4 - - 42 100 3 11 26,2 28 66,2 3 7,1 - - - - 42 100 4 3 7,1 34 81,0 4 9,5 1 2,4 - - 42 100 5 3 7,1 27 64,3 10 23,8 2 4,8 - - 42 100 6 2 4,8 33 78,6 6 14,3 1 2,4 - - 42 100 7 23 54,8 15 35,7 4 9,5 - - - - 42 100
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel
Efektivitas Kerja pada Tabel 4.10 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Pada pertanyaan pertama (Anda mudah berkomunikasi dengan karyawan
lain) sebanyak 5 orang atau 11,9 % yang menyatakan sangat setuju, 34 orang
atau 81,0 % menyatakan setuju, 2 orang atau 4,8 % menyatakan kurang
setuju, 1 orang atau 2,4 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan
sangat tidak setuju.
b. Pada pertanyaan kedua (Anda bersedia bekerja sama dengan karyawan lain)
sebanyak 2 orang atau 4,8 % yang menyatakan sangat setuju, 30 orang atau
71,4 % menyatakan setuju, 9 orang atau 21,4 % menyatakan kurang setuju, 1
orang atau 2,4 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak
setuju.
c. Pada pertanyaan ketiga (Anda mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu)
sebanyak 11 orang atau 26,2 % yang menyatakan sangat setuju, 28 orang atau
66,7 % menyatakan setuju, 3 orang atau 7,1 %, menyatakan kurang setuju,
dan 0 % menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju.
d. Pada pertanyaan keempat (Anda lebih akurat dan jarang membuat kesalahan
dalam bekerja) sebanyak 3 orang atau 7,1% yang menyatakan sangat setuju,
34 orang atau 81,0% menyatakan setuju, 4 orang atau 9,5% menyatakan
kurang setuju, 1 orang atau 2,4% menyatakan tidak setuju dan 0 %
menyatakan sangat tidak setuju.
e. Pada pertanyaan kelima (Anda hadir tepat waktu) sebanyak 3 orang atau
7,1% yang menyatakan sangat setuju, 27 orang atau 64,3% menyatakan
setuju, 10 orang atau 23,8% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8%
menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
Universitas Sumatera Utara
f. Pada pertanyaan keenam (Anda menyadari sepenuhnya akan pentingnya
waktu di dalam anda bekerja) sebanyak 2 orang atau 4,8% yang menyatakan
sangat setuju, 33 orang atau 78,6% menyatakan setuju, 6 orang atau 14,3%
menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 2,4% menyatakan tidak setuju dan 0
% menyatakan sangat tidak setuju.
g. Pada pertanyaan ketujuh (Anda sudah puas dengan pembagian kerja yang
telah dilakukan perusahaan) sebanyak 23 orang atau 54,8% yang menyatakan
sangat setuju, 15 orang atau 35,7% menyatakan setuju, 4 orang atau 9,5%
menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
D. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X1 dan X2)
berupa faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja serta variabel terikat (Y)
berupa Efektivitas Kerja, maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat,
penulis menggunakan bantuan program software SPSS (Statistik Product and
Service Solution) versi 16.0 dari Tabel coefficient maka dihasilkan output
sebagai berikut:
Tabel 4.11 Analisis Regresi Linier Berganda
Universitas Sumatera Utara
Coeficienta
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Colenerity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 4.478 2.736 1.637 .110
Spesialisasi Kerja 1.112 .146 .724 7.595 .000 881 1.135
Beban Kerja .347 .146 .226 2.377 .022 881 1.135
a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.11 Kolom
Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 4,478 + 1,112X1 + 0,347X2 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Konstanta (a) = 4,478. Ini mempunyai arti bahwa faktor Spesialisasi Kerja
dan faktor Beban Kerja dianggap konstan maka Efektivitas Kerja (Y) sebesar
4,478.
b. Koefisien X1 (b1) = 1,112. Faktor Spesialisasi Kerja terhadap Efektivitas
Kerja dengan koefisien regresi sebesar 1,112. Ini mempunyai arti bahwa
setiap terjadi peningkatan faktor Spesialisasi Kerja sebesar 1 satuan, maka
Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan
akan meningkat sebesar 1,112.
c. Koefisien X2 (b2) = 0,347. Faktor Beban Kerja terhadap Efektivitas Kerja
dengan koefisien regresi sebesar 0,347. Ini mempunyai arti bahwa setiap
terjadi peningkatan faktor Beban Kerja sebesar 1 satuan, maka Efektivitas
Universitas Sumatera Utara
Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan akan
meningkat sebesar 0,347.
E. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama
pengaruh atau hubungan positif dan signifiken variabel bebas (X1 dan X2) berupa
faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja terhadap variabel terikat (Y)
berupa Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah
Medan.
Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) berupa faktor Spesialisasi Kerja dan
faktor Beban Kerja terhadap variabel terikat (Y) Efektivitas Kerja pada PT BNI
(Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) berupa faktor Spesialisasi Kerja dan
faktor Beban Kerja terhadap variabel terikat (Y) Efektivitas Kerja pada PT BNI
(Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Peneliti dalam menentukan nilai F,
maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut,
dengan rumus sebagai berikut:
df (pembilang) = k-1
df (penyebut) = n-k
Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 42 dan jumlah
keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:
1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2
2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 42-3 = 39
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS
16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α
= 5% (2:39) = 3,23 dengan kriteria uji sebagai berikut:
H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%
Tabel 4.12 Hasil Uji F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 141.012 2 70.506 12.989 .000a Residual 63.964 39 1.640 Total 204.976 41
a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Spesialisasi Kerja b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Tabel 4.12 bahwa nilai Fhitung > Ftabel (12,989 > 3,23)
dengan hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas yaitu (X1 dan X2) faktor Spesialisasi Kerja dan faktor
Beban Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (Y)
Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Variabel bebas yang terdiri dari faktor Spesialisasi Kerja (X1) dan
faktor Beban Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang
Syariah Medan dan pengaruhnya adalah positif dengan taraf signifikansi (α)
adalah 5 %. Dengan melihat probabilitasnya (Sig) yang lebih kecil dari taraf
signifikan (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
tersebut diterima dan berpengaruh signifikan.
2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang
terdiri dari faktor Spesialisasi Kerja (X1) dan faktor Beban Kerja (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Efektivitas Kerja pada PT
BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan (Y).
Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari faktor Spesialisasi
Kerja (X1) dan faktor Beban Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor
Cabang Syariah Medan (Y).
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial faktor Spesialisasi
Kerja (X1) dan faktor Beban Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor
Cabang Syariah Medan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara
Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0
for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat α
= 5% yakni yang diperoleh dengan derajat bebas = df – k (df = jumlah
sampel dan k = jumlah variabel keseluruhan) yaitu df1 = 3-1 = 2, dan df2 =
42-3 = 39. uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah maka ttabel yang
digunakan adalah t 5% atau t0,05 (39) = 1,980.
Tabel 4.13 Hasil Uji t
Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa:
1) Nilai thitung faktor Spesialisasi Kerja (X1) sebesar 7,595 berpengaruh secara
positif dan signifikan sebesar 0,000. Hipotesis Ha diterima karena thitung >
ttabel (7,595 > 1,980) yang berarti bahwa faktor Spesialisasi Kerja (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI
(Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan (Y).
2) Nilai thitung faktor Beban Kerja (X2) sebesar 2,377 berpengaruh secara
positif dan signifikan sebesar 0,022. Hipotesis Ha diterima karena thitung >
ttabel (2,377 > 1,980) yang berarti bahwa faktor Beban Kerja (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI
(Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan (Y).
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.478 2.736 1.637 .110
Spesialisasi Kerja 1.112 .146 .724 7.595 .000
Beban Kerja .347 .146 .226 2.377 .022
Universitas Sumatera Utara
Faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero) Tbk Kantor
Cabang Syariah Medan (Y). Sedangkan yang dominan dalam penelitian ini
adalah variabel (X1) yaitu faktor Spesialisasi Kerja.
3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat.
Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model
Summaryb dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linear berganda
sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis
Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel bebas dalam
penelitian.
Tabel 4.14 Pengujian Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .829a .688 .672 1.28067 Sumber: Hasil penelitian (Desember, 2009) diolah
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat terlihat bahwa:
1) R sebesar 0,829 berarti hubungan antara faktor Spesialisasi Kerja (X1)
dan faktor Beban Kerja (X2) terhadap Efektivitas Kerja pada PT BNI
(Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan (Y) sebesar 82,9 %. Hal ini
berarti hubungannya cukup erat.
2) R2 sebesar 0,688 berarti 68,8% Efektivitas Kerja pada PT BNI (Persero)
Tbk Kantor Cabang Syariah Medan dapat dijelaskan oleh faktor
Spesialisasi Kerja (X1) dan faktor Beban Kerja (X2) sedangkan sisanya
Universitas Sumatera Utara
31,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh
penelitian ini.
3) Adjusted R2 sebesar 0,672 berarti 67,2% Efektivitas Kerja pada PT BNI
(Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan dapat jelaskan oleh faktor
Spesialisasi Kerja dan Beban Kerja sedangkan sisanya 32,8% dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini
seperti faktor kepemimpinan, faktor tanggung jawab, faktor disiplin dan
lain-lain.
4) Standard Error of the Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
dipresiksi. Standard Error of the Estimated juga bisa disebut standar
deviasi. Standard Error of the Estimated pada penelitian ini adalah
1.28067, semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, yang dilakukan penulis maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor Spesialisasi Kerja (X1) dan faktor Beban Kerja (X2) sebagai variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Efektifitas Kerja Karyawan. Dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar
(12,989) dari F tabel (3,23).
2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi efektifitas kerja karyawan pada
PT. BNI (persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan (Y) adalah
Spesialisasi Kerja (X1), yang berdasarkan Uji t diperoleh nilai signifikan
0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel yaitu 7,595 > 1,980).
3. Berdasarkan perhitungan koefesien determinasi (R2), maka diperoleh nilai
adjusted R Square sebesar 0,672, angka ini menjelaskan bahwa sebesar
67,2% efektifitas kerja karyawan pada PT. BNI (Persero), Tbk Kantor
Cabang Syariah Medan (Y) di pengaruhi oleh variabel Spesialisasi Kerja (X1)
dan Beban Kerja (X2). Proporsi nilai ini dapat dikatakan kuat dan sisanya
sebesar 32,8% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat diberikan
penulis adalah sebagai berikut :
1. Variabel faktor Spesialisasi kerja dalam penelitian ini merupakan variabel
yang memiliki pengaruh dominan mempengaruhi Efektivitas Karyawan Pada
PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Hal ini dapat dilihat
indikator faktor spesialisasi kerja bahwa karyawan dapat bekerja sesuai
dengan kemampuannya. Oleh sebab itu sebaiknya perusahaan lebih
memperhatikan faktor ini dan mengelolanya (manage), hal ini berguna untuk
menambah dan meningkatkan Efektivitas karyawan PT BNI (Persero), Tbk
Kantor Cabang Syariah Medan.
2. Variabel faktor Beban Kerja merupakan variabel yang dominan kedua yang
merpengaruhi Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor
Cabang Syariah Medan, oleh sebab itu sebaiknya perusahaan lebih
memperhatikan faktor ini untuk lebih meningkatkan kinerja karyawannya,
jika tidak hal ini tentu akan merugikan perusahaan sendiri. Hal yang perlu
diperhatikan dan diperbaiki antara lain perusahaan harus membagi beban
kerja karyawannya sesuai dengan kemampuannya masing-masing sehingga
tidak terjadi penumpukan pekerjaan pada beberapa karyawan.
3. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya melihat pengaruh saja
namun dapat menambah variabel atau faktor lain dalam menganalisis
efektivitas kerja seperti variabel kedisiplinan, variabel kepemimpinan,
variabel tanggung jawab dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara