Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul setting dan karakteristik subjek penelitian ini akan
menguraikan mengenai setting tempat, setting waktu dan karakteristik
subjek penelitian. Setting tempat akan membahas lokasi atau tempat
dilaksanakannya penelitian, selanjutnya setting waktu membahas mengenai
penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik
subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 5 B yang
dijadikan sebagai subjek penelitian.
3.1.1. Setting Penelitian
3.1.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Margorejo 02 yang terletak di Desa
Margorejo, Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Lokasi SDN Margorejo
02 sangat strategis karena terletak di tepi jalan dan dekat dengan
pemukiman warga, kondisi yang demikian memudahkan siswa untuk
menjangkau sekolah. SDN Margorejo 02 berdiri pada tahun 1978 dengan
mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Sarana dan
prasarana di SDN Margorejo 02 sudah cukup lengkap.
3.1.1.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada semester I mulai bulan Juli sampai bulan
Agustus Tahun Pelajaran 2016/2017 di SDN Margorejo 02. Penentuan
waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena
Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing
siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan.
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02
Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati semester ganjil Tahun Pelajaran
32
2016/2017. Jumlah siswa kelas 5 B adalah 20 anak yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, mereka terkadang berbicara sendiri pada
waktu guru menerangkan, terkadang sibuk sendiri dengan permainannya,
siswa memang butuh waktu untuk dapat memahami materi yang diajarkan
guru, dan terkadang siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran.
Rata-rata orang tua mereka adalah bekerja petani sehingga orang tua siswa
kurang memperhatikan anaknya dalam belajar. Objek penelitian ini adalah
hasil belajar PKn pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
penggunaan Model Pembelajaran NHT Tahun Pelajaran 2016/2017.
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari
kesalahpahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-
istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu
“Peningkatan hasil belajar PKn melalui Model Pembelajaran Tipe pada
siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02 Pada tahun Pelajaran 2016/2017. Dari
penelitian ini yang dijadikan variabel terikat adalah Model Pembelajaran
NHT dan variabel bebasnya yaitu hasil belajar PKn. Kemudian definisi
operasionalnya adalah:
a. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu
Pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Isjoni (2010) adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa dalam kelompok kecil terdiri 4-6
orang, siswa belajar dan bekerja secara kolaboratif dengan struktur
kelompok yang heterogen.
b. Hasil Belajar dalam penelitian ini adalah penguasaan materi siswa
terhadap materi menjaga keutuhan NKRI. Penguasaan ddefinisikan
sebagai tingkat keberhasilan atau tingkat pemahaman dalam mempelajari
materi pelajaran.
33
3.3. Jenis dan Prosedur Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan yang bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan
diterapkan langsung serta dikaji hasilnya. Prosedur penelitian dilakukan
dengan menyusun langkah-langkah penelitian mulai dari perencanaan,
pengambilan informasi dan data sampai kepada pengolahan dan analisis
data.
3.3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian
tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi
yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk
memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan
sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model
Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan
setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya
siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu
dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya
berdasar pada model PTK ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.
Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan
keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam
tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik, (2) untuk pengembangan
34
profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap
praktik yang dilaksanakannya, serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau
situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Taggart
(dalam Arikunto, 2010:137)
Untuk lebih jelasnya, peneliti akan jelaskan prosedur penelitian sebagai
berikut:
1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang, apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan
tindakan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan
hasil identifikasi yang ditemukan peneliti.
Refleksi
awal
Rencana tindakan I Pelaksanaan
tindakan
Observasi
Refleksi
Rencana tindakan
II
Pelaksanaan
tindakan
Refleksi Observasi
II
tidak
berhasil
berhasil
tidak
berhasil
berhasil? dst.
35
2. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam pelaksanaan tindakan
guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam
rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Oleh karena
itu bentuk laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan
yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. Pelaksanaan
pembelajaran model NHT dimulai dari penomoran sampai kesimpulan.
Detail pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Penomoran; guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok
kemudian memberikan nomor kepada seluruh anggota kelompok, sehingga
setiap kelompok mempunyai nomor 1-5.
b. Pengajuan pertanyaan; guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
c. Berpikir bersama; siswa bertukar ide dengan anggota kelompok dan
memutuskan jawaban.
d. Pemberian jawaban; guru memanggil nomor secara acak dari masing-
masing kelompok dan memberikan kesempatan siswa memaparkan
jawaban.
e. Pemberian tanggapan; anggota kelompok lain boleh memberikan
tanggapan setelah jawaban dipaparkan. Hal itu dilakukan hingga semua
nomor terpanggil oleh guru, sehingga semua siswa dapat secara merata
memaparkan jawaban hasil diskusi.
f. Kesimpulan. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang
dipelajari.
3. Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti akan mengamati
segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung,
termasuk mengamati aktivitas belajar siswa. Peneliti akan melakukan
pengumpulan data hasil observasi, dan dokumentasi selama proses
pembelajaran berlangsung.
4. Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
36
Tahap refleksi ini adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Refleksi dijadikan sebagai bahan evaluasi hasil
pengamatan sehingga sebagai acuan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
3.3.1.1. Perencanaan Tahap
Perencanaan tahap penelitian yang akan dilaksanakan terbagi menjadi dua
tahap, yaitu perencanaan siklus I dan perencanaan siklus II. Kedua tahap
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1.1.1. Perencanaan siklus I
Siklus terdiri dari 2 pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri atas 2 jam
pelajaran. Tiap jam pelajaran 35 menit. Pada siklus I, 4 jam pelajaran (2
pertemuan) digunakan untuk proses pembelajaran, sedangkan pada
pertemuan 3 digunakan untuk evaluasi hasil belajar. Tindakan yang
dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1. Menelaah materi pembelajaran PKn kelas 5 B materi NKRI dengan
menelaah indikator-indikator pelajaran.
2. Mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn dan
hambatan guru ketika menyampaikan materi pada pembelajaran sebelum
penelitian dilakukan.
3. Menyusun RPP, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman observasi
aktivitas guru, instrumen soal, dan pedoman penskoran.
4. Menyiapkan alat peraga dan dokumentasi
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan tindakan
yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT pada materi NKRI. Tindakan yang dilakukan pada
siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan yang meliputi:
Pertemuan I
1) Kegiatan awal dengan guru membuka pelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercaayaan masing-
37
masing, absensi, menayangkan slide judul materi yang akan disampaikan,
dan tujuan yang ingin dicapai, mengajak siswa menyanyi, setelah
menyanyi guru menggali materi prasarat dengan cara menanyakan kepada
siswa hal-hal yang terdapat pada bait lagu, kemudian guru memberikan
motivasi kepada siswa dengan penghargaan berupa pujian/hadiah.
2) Kegiatan inti yaitu: eksplorasi yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, masing-masing sisw dalam kelompok diberi nomor, guru
menyampaikan permasalahan kontekstual, dan guru memberikan tugas
kepada masing-masing kelompok.
3) Kegiatan akhir yaitu: guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari
sumber informasi yang berkaitan dengan dengan tugas, guru membuat
penilaian sikap selama proses pembelajaran, dan guru menginformasikan
kepada siswa untuk pertemuan berikutnya mendiskusikan tugas dan
mempresentasikan hasilnya.
Pertemuan 2
1) Kegiatan awal yaitu: guru membuka pelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, absensi, guru menanyakan kepada siswa tentang tgas yang telah
diberikan sebelumnya.
2) Kegiatan inti yaitu: siswa berdiskusi tugas yang telah diberikan oleh
guru, guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang telah
dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok
mereka, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum dimengerti.
3) Kegiatan akhir yaitu: guru bersama siswa menyimpulkan hasil presentasi
masing-masing kelompok, siswa memajang hasil karya kelompoknya
pada papan pajangan, guru menginformasikan kepada siswa untuk
pertemuan berikutnya diadakan ulangan, dan guru membuat penilaian
sikap selama proses pembelajaran.
Pertemuan 3
38
1) Kegiatan awal yaitu: guru membuka pelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,
absensi.
2) Kegiatan inti yaitu: guru membagikan soal kepada siswa, guru
menganalisa hasil jawaban siswa, guru membuat kesimpulan dari hasil
analisa.
3) Kegiatan akhir yaitu guru mengumumkan hasil evaluasi, guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang mencapai prestasi sepuluh
besar niali tertinggi, siswa memajang hasilulangannya pada papan
pajangan, guru menyampaikan informasi tentang materi pertemuan
berikutnya.
c. Pengamatan (Observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung.
Kegiatan observasi terdiri dari mengamati kemampuan siswa, menemukan
pasangan yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban, mencari kelompok
diskusi serta kerja sama dengan kelompoknya. Sedangkan untuk mengamati
aktivitas guru dalam pembelajaran dilakukan oleh observer.
d. Refleksi (Reflecting)
Peneliti melakukan evaluasi hasil pengamatan dan menganalisis hasil
pembelajaran serta membuat simpulan atas pelaksanaan pembelajaran.
Apabila hasil belajar siswa belum ada peningkatan, maka bisa dilanjutkan
ke siklus berikutnya.
3.3.1.1.2. Perencanaan Siklus II
Siklus II terdiri dari 3 pertemuan seperti siklus I. Masing-masing pertemuan
terdiri atas 2 jam pelajaran. Tiap jam pelajaran 35 menit. Tindakan yang
dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tindakan pembelajaran ini berdasarkan pada siklus I
yang terdiri dari:
39
1. Membuat rencana tindakan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT yang telah diperbarui berdasarkan kelemahan yang diketahui dari
pelaksanaan pada siklus I.
2. Menyiapkan alat peraga dan dokumentasi
3. Menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi RPP dan
media pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, soal evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II dilaksanakan dalam tiga
pertemuan yang meliputi:
Pertemuan I
1) Kegiatan awal dengan guru membuka pelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercaayaan masing-
masing, absensi, menayangkan slide judul materi yang akan disampaikan,
dan tujuan yang ingin dicapai, mengajak siswa menyanyi, setelah
menyanyi guru menggali materi prasarat dengan cara menanyakan
kepada siswa hal-hal yang terdapat pada bait lagu, kemudian guru
memberikan motivasi kepada siswa dengan penghargaan berupa
pujian/hadiah.
2) Kegiatan inti yaitu: eksplorasi yaitu guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, masing-masing sisw dalam kelompok diberi nomor,
guru menyampaikan permasalahan kontekstual, dan guru memberikan
tugas kepada masing-masing kelompok.
3) Kegiatan akhir yaitu: guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mencari sumber informasi yang berkaitan dengan dengan tugas, guru
membuat penilaian sikap selama proses pembelajaran, dan guru
menginformasikan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya
mendiskusikan tugas dan mempresentasikan hasilnya.
Pertemuan 2
1) Kegiatan awal yaitu: guru membuka pelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
40
masing, absensi, guru menanyakan kepada siswa tentang tgas yang telah
diberikan sebelumnya.
2) Kegiatan inti yaitu: siswa berdiskusi tugas yang telah diberikan oleh
guru, guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang telah
dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok
mereka, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum dimengerti.
3) Kegiatan akhir yaitu: guru bersama siswa menyimpulkan hasil presentasi
masing-masing kelompok, siswa memajang hasil karya kelompoknya
pada papan pajangan, guru menginformasikan kepada siswa untuk
pertemuan berikutnya diadakan ulangan, dan guru membuat penilaian
sikap selama proses pembelajaran.
Pertemuan 3
1) Kegiatan awal yaitu: guru membuka pelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,
absensi.
2) Kegiatan inti yaitu: guru membagikan soal kepada siswa, guru
menganalisa hasil jawaban siswa, guru membuat kesimpulan dari hasil
analisa.
3) Kegiatan akhir yaitu guru mengumumkan hasil evaluasi, guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang mencapai prestasi sepuluh
besar niali tertinggi, siswa memajang hasilulangannya pada papan
pajangan, guru menyampaikan informasi tentang materi pertemuan
berikutnya.
c. Pengamatan (Observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung.
Kegiatan observasi terdiri dari mengamati kemampuan siswa, menemukan
pasangan yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban, mencari kelompok
diskusi, serta kerja sama dengan kelompoknya. Sedangkan untuk
mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran dilakukan oleh observer.
d. Refleksi (Reflecting)
41
Peneliti melakukan evaluasi hasil pengamatan dan menganilis hasil
pembelajaran serta membuat simpulan atas pelaksanaan pembelajarannya.
Apabila hasil belajar belum ada peningkatan, maka bisa dilanjutkan ke
siklus berikutnya sampai terdapat peningkatan hasil belajar.
Seorang guru akan dapat menemukan penyelesaian masalah yang
terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan.
Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan pelaksanaan tugas
utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan
siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang
melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami
oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru
memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.
Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas terhadap siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02, dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), dengan desain penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
42
Desain Penelitian
Keterangan :
: Tindakan Siklus I
: Tindakan Siklus II
Sumber : Arikunto (2010:16)
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Guru mengidentifikasi
hasil belajar PKn
Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran, yang dapat
memperbaiki kelemahan pada
kegiatan pembelajaran
sebelumnya
Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran menerapkan model
pembelajaran NHT
observasi Melakukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran
Merencanakan kegiatan
pembelajaran PKn dengan
menekankan peningkatan
keaktivan siswa kurang/lemah
pada siklus pembelajaran
sebelumnya
Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran menerapkan model
pembelajaran NHT dengan
menekankan peningkatan keaktivan
siswa
observasi Melakukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran
43
3.3.2. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.
a. Perencanaan
- Guru menyusun RPP untuk mempersiapkan perencanaan pembelajaran
- Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dengan cara
menyusun dan mengisi kolom pernyataan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran untuk siswa dan teman sejawat untuk mengamati selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah disusun. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
- Membuka pelajaran dengan salam
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi
- Guru melaksanakan pembelajaran dengan model Number Head Together
(NHT)
- Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi siswa
- Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
- Memberikan evaluasi
- Membuat kesimpulan bersama-sama siswa
- Menutup pembelajaran
c. Observasi
Observasi dilakukan melalui lembar pengamatan dengan cara mengamati
dan mengisi setiap kolom sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun.
Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui bagaimana
antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, penyabaran keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Refleksi dijadikan sebagai bahan evaluasi hasil
44
pengamatan sehingga mendapatkan simpulan dari penelitian ini. Hasil
refleksi dijadikan acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan hasil belajar PKn khususnya tentang kenampakan alam kabupaten
pati menggunakan:
a. Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal pemahaman Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tes digunakan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan akhir
kegiatan pada tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada
subjek penelitian.
b. Observasi atau Pengamatan
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan
instrumen observasi terhadap kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa
dalam proses pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik metode ini peneliti menggunakan untuk
memperoleh data awal tentang siswa, nilai hasil ulangan siswa kelas 5 B di
SDN Margorejo 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan hasil belajar PKn adalah:
a. Tes
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
berupa tes kemampuan menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi
45
berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Kisi–kisi instrumen hasil belajar
PKn kelas 5 B siklus I dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar PKn Kelas 5 B Siklus I
Kompetensi
Dasar Indikator Ranah
No.
Soal
Jumlah
Soal
Mendeskripsikan
Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
1. Menjelaskan pengertian
dan berdirinya Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
C1, C2,
C1, C2,
C4
1, 2, 3,
4, 5
5
2. Mengelompokkan
jumlah pulau di
Indonesia.
C1, C3,
C2, C1,
C3, C3,
C2, C2,
C1, C4,
C4, C3,
C3, C2,
C1, C1,
C2, C4,
C4, C1,
C1, C1,
C4, C3
6, 7, 8,
9, 11,
12, 13,
14, 15,
16, 17,
18, 19,
20, 22,
23, 25,
30, 32,
34, 36,
39,
22
3. Mengidentifikasi
provinsi di Indonesia.
C1, C6,
C3, C1,
C2, C4,
C3, C2,
C1, C2,
21, 26,
27, 28,
29, 31,
33, 35,
37, 38
10
4. Menyebutkan letak
wilayah di Indonesia
C2, C3,
C4
10, 24,
40
3
46
Tabel. 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar PKN kelas 5 B Siklus II
Kompetensi
Dasar Indikator Ranah No. Soal
Jumlah
Soal
a. Menjelaskan
pentingnya
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
1. Memahami nilai-
nilai Pancasila
C4, C5, C4,
C3
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 11
10
b. Menunjuk-kan
contoh-contoh
perilaku dalam
menjaga
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
1. Menjelaskan
wawasan nusantara
C1, C6, C4,
C4, C5, C1
10, 12, 13,
14, 15, 17,
24, 26
8
2. Menjelaskan
contoh-contoh
perilaku menjaga
keutuhan NKRI
C2, C3, C2,
C3, C2, C5,
C2, C2, C4,
C2, C2, C2,
C3, C3
16, 18, 19,
20, 21, 22,
23, 25, 27,
28, 29, 30,
31, 32, 33,
34, 35, 36,
37, 38, 39,
40
22
47
b. Lembar Observasi atau Pengamatan
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar
guru dan kegiatan peserrta didik saat proses pembelajaran berlangsung
sampai akhir pembelajaran. Dalam lembar observasi guru dan siswa, hal
yang diamati pada intinya adalah kemampuan siswa dalam memahami
materi yang diajarkan guru dengan model pembelajaran NHT dan
kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT sesuai
dengan indikator dalam kisi- kisi lembar observasi.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Aspek yang
Diamati Indikator
No.
Item
Kesiapan Belajar
Siswa
(Pra
Pembelajaran)
1) 1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
(buku catatan, buku pelajaran, dll)
2) 2. Menjawab apersepsi dari guru
3) 3. Memperhatikan motivasi yang disampaikan
guru
4) 4. Memperhatikan dengan seksama ketika guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan
dilakukan
1-4
Melakukan
eksplorasi
sumber bacaan
dan
memperhatikan
penjelasan guru
1) 1. Melakukan eksplorasi
2) 2. Menyimak materi yang guru sampaikan
5- 5-6
Partisipasi aktif
siswa dalam
pembelajaran
1) 1. Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan
guru ketika proses pembelajaran
2) 2. Aktif bertanya ketika proses pembelajaran
7- 7-9
48
K
Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran PKn melalui model
pembelajaran NHT sebagai berikut:
3) 3. Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran
Respon siswa
dalam
pemanfaatan
media
pembelajaran
1) 1. Mencatat materi yang disampaikan guru
melalui media gambar
2) 2. Antusias terhadap materi yang guru sampaikan
3) 3. Berpartisipasi dalam pembelajaran NHT
10 10-12
Melaksanakan
tugas guru dalam
kegiatan NHT
1) 1. Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru
2) 2. Bersemangat dan antusias dalam pembelajaran
NHT
3) 3. Melakukan diskusi secara kondusif dalam
kegiatan NHT
4) 4. Melakukan kegiatan NHT dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan
13 13-16
Membuat
Kesimpulan dan
Melakukan
Kegiatan
Refleksi
1) 1. Membuat simpulan dari materi yang dipelajari
2) 2. Bersama guru merefleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
3) 3. Memberikan salam penutup
17 17-20
Jumlah 20
49
Tabel 3.5
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Aspek yang
diamati Indikator
No.
Item
Memeriksa
kesiapan belajar
siswa
(Pra Pembelajaran)
1) 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan
media pembelajaran
2) 2. Membimbing siswa berdoa
3) 3. Melakukan kegiatan presensi
4) 4. Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
1-4
Melakukan
apersepsi,
motivasi, dan
menyampaikan
tujuan
1) 1. Melakukan apersepsi sesuai dengan
materi ajar
2) 2. Memberikan motivasi kepada siswa
dengan tanya jawab
3) 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan
5-7
Membimbing
siswa melakukan
eksplorasi sumber
bacaan dan
menyampaikan
materi
1) 1. Membimbing siswa melakukan
eksplorasi
2) 2. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
3) 3. Menyajikan materi dengan
4) 4. Mengkaitkan materi dengan realitas
kehidupan
8-11
Pemanfaatan
Media
1) 1. Melibatkan siswa dalam pembelajaran
2) 2. Menunjukkan keterampilan dalam
memanfaatkan media dalam pembelajaran
3) 3. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
12-14
Mengorganisasikan
siswa dalam
1) 1. Mengarahkan siswa dalam pembelajaran
NHT
15-21
50
kegiatan NHT 2) 2. Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran NHT bersama siswa
3) 3. Membimbing siswa dalam menyusun
kesepakatan peraturan kegiatan NHT
4) 4. Membimbing siswa dalam kegiatan NHT
5) 5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar melalui kegiatan NHT
6) 6. Memberikan kesempatan siswa untuk
berpikir sejenak secara individu
7) 7. Meluruskan miskonsepsi dan
kesalahpahaman yang terjadi dan
memberikan penguatan terhadap jawaban
siswa
Penghargaan
Kelompok
1) 1. Memberikan poin kepada kelompok yang
berhasil dengan benar
2) 2. Memberikan penghargaan kepada siswa
yang memperoleh poin tertinggi
22-23
Penggunaan
Bahasa
1) 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas
dan lancar
2) 2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami
24-25
Membuat
Kesimpulan dan
Melakukan
Kegiatan Refleksi
1) 1. Memberikan motivasi kepada kelompok
yang nilainya kurang
2) 2. Membimbing siswa membuat simpulan
pembelajaran
3) 3. Melibatkan siswa dalam melakukan
refleksi pembelajaran
4) 4. Menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
26-30
51
5) 5. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam penutup
Jumlah 30
3.5. Analisis Data
Peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
3.5.1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan
lembar pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa.
Dalam poerwanti dkk (2008: 6-9) menerangkan bahwa cara untuk mengolah
data skor dalam empat kategori tersebut sebagai berikut:
1. Menetukan skor terendah
2. Menentukan skor tertinggi
3. Mencari median
4. Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, dan
kurang)
a. Skor 4 jika 4 deskriptor tampak
b. Skor 3 jika 3 deskriptor tampak
c. Skor 2 jika deskriptor tampak
d. Skor 1 jika deskriptor tampak
Penghitungan data skor dilakukan dengan cara sebagai berikut:
R = skor terendah
T = skor tertinggi
n = banyaknya skor n = (T – R) + 1
Hamid dan Heryanto (2008: 5) untuk menentukan Ki (i=1, 2, 3)
menggunakan rumus:
letak Ki = (n+1) = x
Nilai Ki = nilai data ke – x + angka dibelakang koma pada x (nilai data ke-
(x+1) – nilai data ke-x) atau
Nilai Ki = Letak Ki + (R-1)
52
3.5.2. Data kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan data hasil belajar kognitif siswa
kelas 5 B SDN Margorejo 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati yang
diperoleh dari hasil tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
Dalam penelitian ini, data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik
analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menentukan persentase
ketuntasan hasil belajar, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
a. Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus sebagai
berikut. (Aqib dkk, 2009: 41):
b. Standar deviasi
Untuk data tunggal
Keterangan:
SD = Standar deviasi
∑X2 = Jumlah deviasi kuadrat
N = Jumlah individu/kejadian dalam distribusi
Untuk data Bergolong
Keterangan:
SD = Standar deviasi
∑X2 = Jumlah deviasi kuadrat
F =Jumlah data
(Awaluddin Tjalla: 2008)
Pada penelitian kali ini, batas minimal nilai ketuntasan peserta didik
berpedoman pada KKM yang terdapat pada kebijakan SDN Margorejo 02
Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Untuk mata pelajaran PKn telah
ditetapkan KKM siswa yaitu 75. Jadi ketuntasan belajar siswa dapat dicapai
P = X 100 %
53
≥ 75 secara individu, apabila siswa mendapat ≤ 75 maka siswa tersebut
belum tuntas dan harus mengikuti remedial
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Siswa
KKM Kategori
Individual Klasikal
≥ 75 ≥75% Tuntas
< 75 <75% Tidak Tuntas
(KKM Mata Pelajaran PKn Kelas 5 SD Negeri Margorejo 02 Kecamatan
Margorejo Kabupaten Pati)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa untuk hasil belajar siswa yang
nilainya dibawah 75 maka dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan hasil belajar
siswa yang nilainya yang sama lebih besar sama dengan 75 (≥ 75) maka
dinyatakan tuntas.
3.6. Uji Coba Instrumen, Validitas, dan Realibilitas
3.6.1. Uji Coba Instrumen
Widoyoko (2015: 51) menjelaskan instrumen penelitian merupakan
alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan
cara melakukan pengukuran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
tes pilihan ganda.
Tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini difungsikan
untuk mengukur bagaimana hasil belajar siswa, dengan cara memberi soal
pertanyaan pilihan ganda yang telah disediakan lengkap dengan pilihan
jawaban yang berkaitan dengan soal.
Penyusunan instrumen berasal dari variabel-variabel penelitian yang
telah ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan
definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan
diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir soal.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen dapat membuat kisi-kisi
instrumen. Sebelum instrumen digunakan pada sampel penelitian, harus
54
lebih dulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas
instrumen.
3.6.2. Validitas
Arikunto (2010: 211) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Untuk mengetahui validitas yaitu dengan uji coba di lapangan. Hal ini untuk
mengatahui validitas faktor maupun validitas butir instrumen. Untuk
mengetahui validitas butir instrumen digunakan rumus korelasi product
moment, yaitu:
rxy =
Keterangan:
X = skor item rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
Y = skor total n = jumlah sampel
Dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan taraf kepercayaan 95%
dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel dengan taraf kepercayaan 95%
(Widoyoko, 2015: 145-147)
Pada penelitian ini uji validitas menggunakan anates. Jumlah butir
soal adalah 40 butir soal untuk setiap siklus. Instrumen untuk siklus I setelah
diujicobakan yang valid 25 butir soal dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.5
Soal siklus I
Nomor yang valid Nomor yang tidak valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
20, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 34, 37,
38, 39
14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 24, 25,
31, 32, 33, 35, 36, 40
25 15
Berdasarkan hasil uji validitas 40 item soal diketahui dari tabel 3.6 di
atas, terdapat 15 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 14, 15, 16, 17, 18,
19, 22, 24, 25, 31, 32, 33, 35, 36, 40. Sedangkan 25 soal yang lainnya
55
terbukti valid setelah di uji menggunakan Anates. Soal yang valid tersebut
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.6
Soal siklus II yang valid
Nomor yang valid Nomor yang tidak valid
1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 13, 14, 17, 18,
22, 23, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35, 37, 40
5, 6, 7, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 21, 24, 25,
27, 28, 36, 38, 39
23 17
Berdasarkan hasil uji validitas 40 item soal diketahui dari tabel 3.7 di
atas, terdapat 17 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 5, 6, 7, 11, 12, 15,
16, 19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 36, 38, 39. Sedangkan 23 soal yang lainnya
terbukti valid setelah di uji menggunakan Anates. Soal yang valid tersebut
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.6.3 Realibilitas
Uji realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara
internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali
pengumpulan data, berdasarkan sistem pemberian (scoring system)
instrumen. Metode yang digunakan adalah instrumen skor diskrit yang
sistem skoringnya 1 dan 0. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal
bentuk ganda digunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) yaitu:
r11 =
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas
n : jumlah butir soal
: proporsi jawaban benar
: proporsi jawaban salah
S2 :
Varians skor total
56
Angka realibilitas instrumen yang diperoleh dengan rumus Kuder
Richadson dibandingkan dengan nilai konstanta. Jika r Alpha lebih tinggi
dari konstanta (0,70) maka instrumen tersebut dikatakan reliabel
(Widoyoko, 2015: 160-165)
Uji reliabilitas instrumen soal siklus I menggunakan bantuan program
anates. Dari hasil perhitungan anates menunjukkan nilai realibilitas tes 0,81.
Berdasarkan nilai reliabilitas tes 0,81 sudah dapat dikatakan soal instrumen
itu reliabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I
Bentuk
Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 81 Sangat Tinggi
Sedangkan Uji reliabilitas instrumen soal siklus II menggunakan
bantuan program anates. Dari hasil perhitungan anates menunjukkan nilai
reliabilitas tes 0,88. Berdasarkan nilai reliabilitas tes 0,88 sudah dapat
dikatakan soal instrumen itu reliabel. Hasil Uji Realibilitas siklus II dapat
dilihat pada tabel 3.8 di bawah ini.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II
Bentuk
Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 88 Sangat Tinggi
3.7. Uji Tingkat Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik
disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan
dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang
dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar
secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan
57
siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat
soal.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal
adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014:137) sebagai
berikut:
I =
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal
N = jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:
0 - 0,30 = soal kategori sukar
0,31- 0,70 = soal kategori sedang
0,71- 1.00 = soal kategori mudah
Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat
dilihat hasil indeks kesukaran intrumen pada lampiran anates. Indeks
kesukaran butir soal pada siklus I dari 40 butir soal terdapat 8 butir soal
kriteria sukar , 26 butir soal kriteri sedang dan 6 butir soal kriteria mudah.
Pada siklus II dari 40 butir soal terdapat 9 butir soal kriteria sukar , 16 butir
soal kriteri sedang dan 15 butir soal kriteria mudah.
3.8. Indikator Kinerja
Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan
indikator kinerja yang berupa hasil belajar. Indikator hasil belajar dalam
penelitian ini berhasil jika minimal 100% dari 20 siswa mencapai
ketuntasan belajar dengan ≥ 75.
3.9. Indikator Keberhasilan
a. Indikator Keberhasilan Guru
Guru dapat mengelola pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan
bermakan dengan menerapkan Model Pembelajaran NHT. Aktivitas
58
pengelolaan pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika terdapat
peningkatan secara signifikan minimal 75 % dari seluruh pembelajaran yang
terlaksana.
b. Indikator Keberhasilan Siswa
Indikator keberhasilan siswa dilihat dari peningkatan hasil belajar
siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02 secara signifinikan dengan mencapai
kriteria ketuntasan maksimal ≥ 75. Antara hasil siklus I yang mencapai
KKM ≥ 75 sebanyak 14 anak atau 70% dan hasil siklus II yang mencapai
KKM ≥ 75 sebanyak 20 anak atau sebesar 100%. Dengan peningkatan hasil
belajar yaitu siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 30%. Artinya
melalui Model Pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn
pada siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02.