Upload
truongnga
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative
Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah
Dasar ini mengambil lokasi SD Negeri 2 Parakanlima kecamatan Jatiluhur
Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas dasar pertimbangan sebagai
berikut:
a. Kualifikasi guru-guru yang bertugas rata-rata sudah berkualifikasi D2 dan S1
sehingga diharapkan dapat membantu peneliti dalam memberikan arahan dan
masukan-masukan yang bersifat membangun.
b. SDN 2 Parakanlima merupakan salah satu SD yang memiliki kelas V
sebanyak dua rombongan belajar, yaitu kelas VA dan VB, sehingga
memudahkan peneliti untuk menentukan ke dua kelas tersebut sebagai kelas
kontrol (KK) dan kelas Eksperimen (KE).
2. Populasi
Arikunto (2010: 173) mengungkapkan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. sejalan dengan hal itu Sudjana dan Ibrahim (2007:
84), mengungkapkan bahwa “Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen”
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan
subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kelas 4, 5, dan 6 SD
Negeri 2 Parakanlima yang merupakan kelas tinggi yang mendapatkan pelajaran
membaca pemahaman.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu. (Sugiyono, 2009: 81). Cara pengambilan sampel pada penelitian
ini dengan cara non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi, tetapi
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan peneliti.
Adapun yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA
sebagai kelas eksperimen, dan kelas VB sebagai kelas kontrol.
B. Desain dan Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan desain
“Nonequvalent Control Group Design” yaitu suatu kelompok subyek sebagai
kelompok eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol, dan
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peneliti (Sugiyono, 2009:
79).
Kelompok eksperimen menggunakan model Cooperative Learning tipe
CIRC, yaitu membaca, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal dan evaluasi
berupa tes. Sebelum diberi perlakuan model Cooperative Learning tipe CIRC,
akan dilakukan pretes membaca pemahaman, terhadap kelas eksperimen maupun
terhadap kelas kontrol. Setelah dilakukan pretes, kemudian kelas eksperimen
diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan penerapan model Cooperative
Learning tipe CIRC sebagaimana tersebut di atas, sementara itu kelompok
kontrol tidak diperlakukan sama seperti kelompok eksperimen, pembelajaran
dilakukan dengan metode konvensional atau mengikuti standar yang berlaku di
sekolah tersebut. Setelah diberi perlakuan (treatment) terhadap kelompok
eksperimen kemudian dilakukan tes ulang terhadap materi membaca pemahaman
yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini
melibatkan variabel bebas dan terikat yang dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Variabel bebas : model Cooperate Learning tipe CIRC
2. Variabel terikat : membaca karangan narasi
Gambaran dari desain penelitian ini dapat dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:
O1 X O2
O3 O4
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
O₁ dan O₃ = Pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
O₂ dan O₄ = Postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
X = Penggunaan model Cooperative Learning tipe CIRC pada kelas
eksperimen
Pengaruh penggunaan model Cooperative Learning tipe CIRC adalah (O₂ -
O₁) – (O₄ - O₃). (Sugiyono, 2009:79).
Y = Kemampuan membaca karangan narasi
C. Definisi Operasional Penelitian
Selanjutnya untuk menghindari kesalahpahaman dalam istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan mengenai istilah-istilah
yang digunakan, yaitu:
a) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan Model Pembelajaran
Konvensional
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah komposisi terpadu
membaca dan menulis secara kelompok. CIRC adalah suatu model dalam
pembelajaran kooperatif yang digunakan bagi guru unuk mengajar siswa.
Di dalam model pembelajaran CIRC terdapat komponen-komponen yang
dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan membuat
siswa lebih kreatif, karena siswa bersama kelompoknya bertukar pendapat untuk
menyelesaikan materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya
pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran ekspositori, di mana guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian
siswa mengerjakan latihan, dan siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila tidak
mengerti, dan siswa belajar secara sendiri-sendiri.
b) Kemampuan Membaca Karangan Narasi
Kemampuan membaca karangan narasi diharapkan siswa dapat
menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita, menjawab pertanyaan isi
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teks bacaan, memahami isi karangan, latar cerita, ide pokok, dan membuat
kesimpulan atas bacaan yang telah di baca.
D. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran membaca pemahaman. Tes ini berupa tes perolehan hasil
membaca pemahaman siswa. Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Pada penelitian ini, tes diberikan untuk mengukur
pencapaian pemahaman siswa terhadap isi teks bacaan yang telah dibaca.
Tes yang digunakan adalah posttest, yaitu tes yang diberikan setelah
perlakuan diberikan. Tipe tes yang akan diberikan berupa tes objektif berbentuk
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses
pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung
pada kelas eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja,
partisipasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.
“Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba, dan pengecap.” (Arikunto, 2010: 199). Dari pengertian tersebut observasi
sebagai alat pengumpul data memusatkan perhatian pada objek yang diteliti
dengan menggunakan seluruh indra. Pada proses pengamatan, peneliti
menggunakan observasi sistematis, dimana pengamat mengamati objek penelitian
dengan menggunakan pedoman pengamatan observasi atau sistem tanda (sign
system), yang berisi daftar jenis kegiatan yang akan diamati. Observator
(pengamat) tinggal memberikan tanda pada kolom tempat kegiatan atau peristiwa
tersebut muncul.
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan
yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan; (3) tahap refleksi dan
evaluasi. Tahapan-tahapan di atas terperinci sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merecanakan pembelajaran
serta alat dan bahan yang digunakan.
b. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.
c. Menentukan dan memilih sampel dari populasi yang telah ditentukan.
d. Menyusun instrumen penelitian.
e. Menyusun instrumen evaluasi berupa tes objektif.
f. Melakukan uji coba instrumen evaluasi yang akan digunakan agar diketahui
kualitasnya. Uji coba instrumen evaluasi diberikan kepada siswa yang bukan
merupakan sampel penelitian tetapi dalam populasi yang sama, dan
mempunyai kemampuan yang setara dengan siswa yang dijadikan sampel
penelitian.
g. Analisis kualitas atau kriteria instrumen evaluasi, dengan menghitung
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran 22 soal yang akan diujikan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas pelaksanaan pretest, perlakuan dan
pelaksanaan postes, yang akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pretes
Pretes dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap
teks membaca pemahaman yang akan diujikan dengan tes berjumlah 10 soal.
Pretes dilakukan di ke dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu di kelas
kontrol dan di kelas eksperimen.
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Perlakuan
Perlakukan dilaksanakan selama 1 kali pertemuan. Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan terlampir dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah disusun (lihat lampiran).
Kelas VA sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran
membaca karangan narasi menggunakan model Cooperative Learning, sedangkan
kelas VB sebagai kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran membaca
sebagaimana biasanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
c. Pelaksanaan postes
Postes dilaksanakan untuk menguji pengetahuan siswa terhadap teks
membaca karangan narasi setelah diberikan perlakuan tertentu dengan tes
berjumlah 10 soal, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hasil postes
tersebut selanjutnya dibandigkan dengan hasil pretes di kedua kelas yang telah
dilakukan sebelumnya, kemudian data-data hasil pretes dan postes diolah dalam
pengolahan data.
d. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, data pretes dan postes siswa dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol dikumpulkan untuk diolah kemudian dilakukan uji normalitas,
homogenitas dan pengujian hipotesis penelitian.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh
pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal. Uji coba
instrumen dilakukan di SD Negeri 4 Tajursindang yang terletak di kecamatan
Sukatani kabupaten Purwakarta.
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Validitas
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011:173).”
Agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang valid, maka instrumen
penelitiannya pun harus valid. Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen suatu
penelitian yang digunakan pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji
validitas isi dari soal yang dibuat, yaitu validitas yang menunjukan bahwa soal tes
tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran khusus tertentu sesuai dengan
materi isi pelajaran yang diberikan.
Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi
product moment, yang dikemukakan oleh Person. Adapun rumus validitas yang
digunakan yaitu dengan angka kasar, sebagai berikut (Akdon dan Hadi,
2005:144):
.
.2222
.
nnr
nhitung
Keterangan:
rhitung : Koefisiensi korelasi antara X dengan Y
ΣXi : Jumlah skor item
ƩYi : Jumlah skor total (Seluruh item)
n : Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
21
1
r
nrthitung
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Koefisiensi korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Interpretasi koefisien korelasi Product Moment
Nilai 𝒓𝑿𝒀 Interpretasi
0,800 < rXY ≤ 1,000 Sangat tinggi
0,600 < rXY ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < rXY ≤ 0,600 Cukup
0,200 < rXY ≤ 0,400 Rendah
0,000 < rXY ≤ 0,200 Sangat rendah
(Arikunto, 2011: 75)
Hasil analisis uji validitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada
peserta didik kelas V SDN 4 Tajursindang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tingkat Validitas Instrumen Tes Membaca Karangan Narasi
Nomor Item Soal Nilai Interpretasi
1 0,566 cukup
2 0,000 -
3 0,363 rendah
4 0,000 -
5 0,000 -
6 0,333 rendah
7 0,544 cukup
8 0,399 rendah
9 0,000 -
10 0,866 Sangat tinggi
11 0,635 tinggi
12 -0,090 -
13 0,303 rendah
14 0,635 tinggi
15 0,303 rendah
16 0,732 tinggi
17 0,693 tinggi
18 0,866 Sangat tinggi
19 0,544 cukup
20 0,866 Sangat tinggi
21 0,633 tinggi
22 0,000 -
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari 22 soal yang telah diuji coba terdapat tiga soal dengan validitas
sangat tinggi lima soal dengan validitas tinggi, tiga soal dengan validitas cukup,
lima soal validitas rendah dan enam soal tidak teruji validitasnya karena memiliki
nilai negatif dan nol. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian
adalah soal dengan tingkat validitas cukup, tinggi dan sangat tinggi. Perhitungan
validitas tes kemampuan membaca karangan narasi secara lengkap tersaji dalam
lampiran 4 halaman 72.
2. Uji Reliabilitas
Ruseffendi (2010:158) mengungkapkan bahwa reliabilitas instrumen atau
alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa
dalam menjawab alat evaluasi itu.
Reliabilitas merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui
ketepatan dan tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan. Setelah dihitung
validitasnya, maka soal akan di uji reliabilitasnya. Adapun dalam penelitian ini,
pengujian reliabilitas menggunakan metode Belah Dua (Split Half Method)
Spearman Brown (Akdon dan Hadi, 2005: 148) dengan rumus:
b
b11
r1
2.rr
Keterangan:
r11 : Koefisien reliabilitas
rb : Korelasi Product moment
Selanjutnya mencari rtabel apabila diketahui α = 0,05 dan dk = n-2 lalu
bandingkan dengan rhitung dengan kaidah keputusan:
Jika r11> rtabel berarti Reliabel atau Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel.
Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman
Brown diperoleh indeks reliabilitas tiap item soal yang dirincikan melalui tabel
dibawah ini dan data selengkapnya dimasukan kedalam lampiran 4 halaman 91.
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Reliabilitas
Nomor
Item Soal
Reliabilitas hitung
(rhitung)
Reliabilitas
tabel (rtabel) Keputusan
1 0,701 0,55 Reliabel
2 ,000 0,55 Tidak Reliabel
3 0,532 0,55 Tidak Reliabel
4 0,000 0,55 Tidak Reliabel
5 0,000 0,55 Tidak Reliabel
6 0,499 0,55 Tidak Reliabel
7 0,701 0,55 Reliabel
8 0,570 0,55 Reliabel
9 0,000 0,55 Tidak Reliabel
10 0,928 0,55 Reliabel
11 0,776 0,55 Reliabel
12 -0,197 0,55 Tidak Reliabel
13 0,465 0,55 Tidak Reliabel
14 0,776 0,55 Reliabel
15 0,465 0,55 Tidak Reliabel
16 0,845 0,55 Reliabel
17 0,818 0,55 Reliabel
18 0,960 0,55 Reliabel
19 0,704 0,55 Reliabel
20 0,928 0,55 Reliabel
21 0,776 0,55 Reliabel
22 0,000 0,55 Tidak Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas 22 item soal tes kemampuan membaca
karangan narasi diperoleh nilai uji reliabilitas dengan rumus α = 0,55, maka dari
22 soal kemampuan membaca karangan narasi yang telah diuji coba
reliabilitasnya didapat 12 soal yang reliabel, dan 10 soal yang tidak reliabel.
Perhitungan uji reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 halaman
91.
3. Indeks kesukaran Soal
Indeks kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab
soal. Menurut Arikunto (2007: 207) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauan (Arikunto, 2009:207).
Taraf kesukaran digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba
instrumen penelitian dalam hal tingkat kesukaran setiap butir soal (Arikunto,
2009: 208), dengan menggunakan rumus:
JS
Bp
Keterangan:
P = Taraf Kesukaran
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Taraf Kesukaran Kriteria
0,0 – 0,3 sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2009: 210)
Hasil uji tingkat kesukaran soal terinci disajikan pada di bawah ini:
Tabel 3.5
Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal
No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0,80 mudah
2 1,00 mudah
3 0,93 mudah
4 1,00 mudah
5 1,00 mudah
6 0,86 mudah
7 0,93 mudah
8 0,86 mudah
9 1,00 mudah
10 0,86 mudah
11 0,93 mudah
12 0,93 mudah
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13 0,93 mudah
14 0,93 mudah
15 0,93 mudah
16 0,86 mudah
17 0,60 mudah
18 0,86 mudah
19 0,93 mudah
20 0,86 mudah
21 0,93 mudah
22 1,00 mudah
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berisi tentang teknik untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan dalam penelitian yang menggunakan metode quasi
eksperimen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Teknik ini digunakan untuk menggali beberapa teori yang relevan untuk
dijadikan acuan dalam penyusunan model pembelajaran yang menjadi bahan uji
coba. teori-teori yang dipelajari tentunya berbagai teori yang berkaitan dengan
model pembelajaran yang hendak dijadikan uji coba, yaitu model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe CIRC.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman
siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran di
kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada kelas
eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja, partisipasi
dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Analisis Data
Perolehan data hasil tes selanjutnya diolah dengan teknik pengolahan
kuantitatif dari hasil pretes dan postes untuk kemudian diteliti dan ditabulasikan,
guna mengetahui rata-rata, standar deviasi, dan varians. Setelah itu dilakukan uji
normalisasi, homogenitas dan uji hipotesis.
Uji normalitas mengindikasikan kenormalan data dalam penyebarannya
pada tiap sampel, sedangkan uji homogenitas mengindikasikan kehomogenan data
dalam mewakili populasi yang sama. Apabila data terbukti normal dan homogen,
maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji-t, jika data berdistribusi normal
tetapi tidak homogen, maka selanjutnya data dihitung dengan uji-t1, namun
apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan dapat langsung
dilanjutkan dengan penghitungan statistika non-parametrik tanpa harus dihitung
uji homogennya.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam
penelitian ini digunakan Uji Liliefors untuk menguji normalitas sebab instrumen
tes yang digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal, dengan rumus
sebagai berikut:
SFLo zz
Dimana:
L0 = Liliefors
F(z) = Proporsi Kumulatif
S(z) = Frekuensi Kumulatif
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors sebab
instrumen tes yang digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal.
Adapun langkah-langkah penghitungan normalitas data dengan
menggunakan Liliefors adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel dengan kolom nilai (x), z, F(x), S(x), dan |F(x)-S(x)|.
b. Menentukan Z-score dengan rumus:
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SD
Xz
Keterangan :
z : skor z
xi : batas atas kelas interval
𝑋 : nilai rata – rata
SD: standar deviasi
Ruseffendi (Suci, 2012:59)
c. Menentukan luas daerah z atau proporsi kumulatif F(x) dengan cara :
Z tabel + 0,5 (untuk Zscore positif) dan 0,5 – Z tabel (untuk Zscore negatif).
d. Menentukan S(x) dengan rumus:
Subjek)(Banyak
DataNomor (x) s
N
e. Menentukan nilai |F(x)-S(x)|.
f. Cari nilai |F(x)-S(x)| terbesar sebagai penguji normalitas.
g. Bandingkan |F(x)-S(x)| dengan nilai kuantil liliefors pada tabel, dengan taraf
signifikansi =0,05 dan nilai N yang sesuai.
2. Uiji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal,
pengolahan data dapat dilanjutkan dengan menguji homogenitas. Uji homogenitas
mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Namun
apabila salah satu data dari populasi tidak berdistribusi normal, maka pengolahan
data dapat dilanjutkan dengan perhitungan statistik non-parametrik. Uji
homogenitas sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
S
SF
kecil
besar
hitung 2
2
Riduwan (2009:158)
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterangan:
S besar
2 : variansi terbesar
S kecil
2: variansi terkecil
Sama seperti uji normalitas, dalam uji homogenitas suatu data dikatakan
homogen jika thitung < ttabel.
3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Jika populasi berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan
statistik parametrik dengan rumus uji-t. Kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2011: 229):
Hipotesis nol : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen (tidak ada
pengaruh).
H0 : 1 = 2 (Tidak berbeda)
Hipotesis Alternatif : Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen
H1 : 1 ≠ 2 (berbeda).
Tolak H0 dan Terima H1 : │ th │ > tb
Jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda (n1≠n2) dan
kedua populasi homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan rumus uji-t
polled varian, yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 274):
nnnnsnsn
XX it
2121
2
22
2
11
2
11
2
11
Sedangkan jika varian tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan
rumus separated varian, yaitu sebagai berikut :
𝑡 =𝑋1 − 𝑋2
𝑠1
2
𝑛1+𝑠2
2
𝑛2
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi tidak selalu berdistribusi normal, Jika populasi tidak
berdistribusi normal maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji non
parametrik, yaitu uji Mann withney, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat.
b. Hitung U1 dan U2, dengan cara:
U1 = n1n2 + n1(n1+1)
2 n1 – R1
U12 = n1n2 + n2(n2+1)
2 n1 – R2
Keterangan :
n1 : Jumlah sampel 1
n2 : Jumlah sampel 2
R1 : Jumlah peringkat 1
R2 : Jumlah peringkat 2
Sugiyono (2010:153)
c. Jika n1 dan n2 kurang dari sama dengan 20 maka hipotesis dapat langsung
diuji dengan melihat tabel uji Mann Withney U-Test. Jika n1 dan n2 lebih besar
dari 20, maka digunakan rumus Z sebagai berikut, Ruseffendi (Suci, 2012:
62):
12
1
.2
1
Z
2121
21
nnnn
nnU
Nilai U yang digunakan pada rumus z di atas dipilih dari nilai U yang
terkecil dari hasil penghitungan sebelumnya yaitu U1 atau U2. Kemudian
menetapkan taraf signifikansi, dan membandingkan hasil dari Zhitung dengan Ztabel.
Jika Zhitung < Ztabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Analisis Data Indeks Gain
Perhitungan data indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas
peningkatan kemampuan membaca pemahaman kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dari hasil skor pretes dan postes siswa dianalisis untuk mengetahui
peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Skor pretes dan postes siswa
kelas eksperimen dianalisis dengan cara membandingkan dengan skor pretes dan
postes siswa kelas kontrol. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman
sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi
sebagai berikut, Meltzer (Putri, 2006: 79):
SS
SS
pretesmaks
pretespostesg
Keterangan:
g = Indeks Gain
Spretes = Skor pretes
Spostes = Skor postes
Smaks = Skor maksimal
Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Meltzer (Putri, 2006: 79) adalah :
g < 0,3 : rendah
0,3 < g < 0,7 : sedang
0,7 > g : tinggi
Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas,
homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat
perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2. Analisis Data Non Tes
a) Analisis data lembar observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi dikelompokkan fokus
pertanyaan untuk mempermudah pembacaan dan penafsiran data. Kemudian
dideskripsikan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai aktivitas siswa
Rina Agustina, 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model
Cooperative Learning tipe CIRC.