29
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menerapkan pendekatan pembelajaran dengan metode Guided-Discovery Learning. Penggunaan media GSP dilakukan baik pada kelas dengan Metode GDL maupun pada kelas konvensional. Pemilihan sekolah berdasarkan klaster atau ranking sekolah, yakni dari klaster 1, klaster 2 dan klaster 3, dipilih satu sekolah, pemilihan sekolah diupayakan pada klaster 1, hal ini karena mempertimbangkan juga fasilitas yang notabene klaster satu memiliki fasilitas sekolah seperti labolatorium komputer yang memadai untuk setiap siswa, dan atau siswa yang sebagian besar memiliki laptop atau notebook untuk dibawa ke sekolah untuk kegiatan pembelajaran. Dari satu sekolah yang telah dipilih tersebut, dipilih dua kelas, yakni kelas eksperimen (kelas yang pembelajarannya dengan metode GDL dengan bantuan media pembelajaran GSP) dan kelas kontrol (kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional dengan bantuan media pembelajaran GSP). Perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam media GSP yakni dalam penggunaannya, pada kelas eksperimen, siswa mengoprasikan langsung GSP, mengeksplorasi sendiri GSP dalam penemuan konsep untuk kemampuan penalarannya, sedangkan pada kelas kontrol, guru yang memegang kendali media dan siswa memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya, siswa pada masing masing kelas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok KAM tinggi, KAM manengah dan kelompok KAM rendah, pembagian kelompok KAM didasarkan pada nilai matematika pada rapot semester 1, nilai ulangan harian setiap bab sebelum materi yang akan diteliti, juga soal materi prasyarat yang dibuat sendiri oleh peneliti. Diagram desain penelitian ini adalah sebagai berikut (Russefendi, 2005:50): Kelas Eksperimen : O X O Kelas kontrol : O - O dimana : X : Pembelajaran Metode GDL

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menerapkan

pendekatan pembelajaran dengan metode Guided-Discovery Learning.

Penggunaan media GSP dilakukan baik pada kelas dengan Metode GDL maupun

pada kelas konvensional. Pemilihan sekolah berdasarkan klaster atau ranking

sekolah, yakni dari klaster 1, klaster 2 dan klaster 3, dipilih satu sekolah,

pemilihan sekolah diupayakan pada klaster 1, hal ini karena mempertimbangkan

juga fasilitas yang notabene klaster satu memiliki fasilitas sekolah seperti

labolatorium komputer yang memadai untuk setiap siswa, dan atau siswa yang

sebagian besar memiliki laptop atau notebook untuk dibawa ke sekolah untuk

kegiatan pembelajaran. Dari satu sekolah yang telah dipilih tersebut, dipilih dua

kelas, yakni kelas eksperimen (kelas yang pembelajarannya dengan metode GDL

dengan bantuan media pembelajaran GSP) dan kelas kontrol (kelas yang dalam

pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional dengan

bantuan media pembelajaran GSP). Perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol

dalam media GSP yakni dalam penggunaannya, pada kelas eksperimen, siswa

mengoprasikan langsung GSP, mengeksplorasi sendiri GSP dalam penemuan

konsep untuk kemampuan penalarannya, sedangkan pada kelas kontrol, guru yang

memegang kendali media dan siswa memperhatikan penjelasan guru.

Selanjutnya, siswa pada masing masing kelas dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu kelompok KAM tinggi, KAM manengah dan kelompok KAM

rendah, pembagian kelompok KAM didasarkan pada nilai matematika pada rapot

semester 1, nilai ulangan harian setiap bab sebelum materi yang akan diteliti, juga

soal materi prasyarat yang dibuat sendiri oleh peneliti.

Diagram desain penelitian ini adalah sebagai berikut (Russefendi, 2005:50):

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas kontrol : O - O

dimana : X : Pembelajaran Metode GDL

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

35

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O : Pretest – Postest

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP 7 di Kota Bandung, Jawa

Barat. Level Sekolah yang dipilih adalah sekolah klaster 1. Hal ini dikarenakan

siswa pada klaster 1 memiliki kemampuan akademik yang heterogen, sehingga

dapat mewakili siswa dari tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Juga

secara umum sekolah pada klaster 1 memiliki fasilitas yang memadai, sehingga

menunjang dalam metode pembelajaran yang akan dilakukan dengan

menggunakan media software GSP.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII. Penentuan

sampel pada penelitian ini tidak memungkinkan untuk dilakukan secara acak

murni. Oleh karena itu sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan sampling

purposive. (Shadish & Cook, 2002) Sampling purposive adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu, tujuan dilakukan pengambilan sampel

seperti ini adalah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien

terutama dalam hal pengawasan, kondisi subyek penelitian, waktu penelitian yang

ditetapkan kondisi tempat penelitian serta prosedur perijinan. Sampel diambil

berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti, lalu ditentukan salah satu

digunakan sebagai kelas kontrol dan yang lainnya sebagai kelas eksperimen,

kemudian dua kelas terpilih, yakni kelas 7i sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah 30 siswa dan kelas 7h dengan jumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol

dengan masing-masing kelas rata-rata berada pada usia 12-13 tahun.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan

pandangan dan menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah atau

variabel yang digunakan, berikut ini akan dijelaskan pengertian dari istilah atau

variabel tersebut.

1. Kemampuan Penalaran

Kemampuan penalaran matematis yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah proses berpikir yang dilakukan dengan cara menarik kesimpulan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

36

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Kesimpulan yang bersifat

umum dapat ditarik ke kasus khusus, ataupun sebaliknya.

Indikator yang diamati pada siswa dalam penelitian ini menggunakan

indikator yang dikemukakan oleh Sumarmo (2004) yakni: a)

memperkirakan jawaban yaitu: kemampuan menaksir data atau membuat

konjektur tanpa perhitungan numerik, b) analogi, yaitu kemampuan menarik

kesimpulan logis berdasarkan keserupaan proses yang diberikan, c)

generalisasi yaitu kemampuan mencari bentuk atau rumus umum

berdasarkan sejumlah data atau proses yang diberikan, d) Memberikan

penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat dan hubungan dan e)

melaksanakan perhitungan berdasarkan rumus atau aturan tertentu.

2. Kemandirian Belajar matematis / Self-Regulated Learning (SRL)

Kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk mengatur dirinya

sendiri dalam kegiatan belajar, atas inisiatifnya sendiri dan bertanggung

jawab tanpa bergantung pada orang lain (Sumarmo,2004), yang memiliki

ciri-ciri:

1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak

atas kehendaknya sendiri,

2) Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan,

3) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan

tidak sekedar meniru,

4) Mampu atau berusaha menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus

dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain,

5) Siswa dituntut tanggung jawab dalam belajar,

6) Siswa belajar dengan penuh percaya diri

3. Metode pembelajaran Guided-Discovery Learning

Holmes dan Hoffman (2000) Merupakan metode pembelajaran yang

menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan

mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan

pemecahan masalah. Sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing.

Dengan langkah-langkah yang mengacu kepada 3 prinsip, yakni:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

37

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) adanya kegiatan eksplorasi dan pemecahan masalah yang mengkreasi,

integrasi dan generalisasi pengetahuan,

2) berpusat pada subjek belajar atau siswa,

3) aktifitas diarahkan untuk memperoleh pengetahuan baru berdasarkan

pengalaman yang sudah ada pada subjek belajar.

Selain itu, Fatih (2014) mengemukakan tahap-tahap pembelajaran GDL

seperti tersajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1

Tahap-tahap pembelajaran Guided-Discovery Learning

No Tahap-tahap Kegiatan Guru

1 Menjelaskan

tujuan/mempersiapkan siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran,

memotivasi siswa dengan mendorong siswa

untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran

2 Orientasi Masalah Menjelaskan masalah sederhana yang

berkenaan dengan materi pelajaran

3 Merumuskan hipotesis Hipotesis sesuai permasalahan yang

dikemukakan

4 Melakukan kegiatan

penemuan

Membimbing siswa melakukan kegiatan

penemuan dengan mengarahkan siswa untuk

memperoleh informasi yang diperlukan

5 Mempresentasikan hasil

kegiatan penemuan

Membimbing siswa dalam menyajikan hasil

kegiatan,

Merumuskan langkah-langkah kegiatan yang

telah dilakukan

Dalam kegiatan pembelajarannya, berikut adalah keterkaitan antara

kemampuan penalaran dan metode GDL yang dilakukan siswa dan guru, seperti

terlihat dalam tabel 3.2 berikut ini:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

38

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Keterkaitan kemampuan penalaran matematis dengan metode GDL

NO Indikator Kegiatan Guru dan siswa

1 Memperkirakan jawaban yaitu

kemampuan menaksir data atau

membuat konjektur tanpa

perhitungan numerik

Siswa diberikan permasalahan mengenai

bangun geometri segi empat dengan mengikuti

langkah-langkah pada LAS yang disiapkan

guru, kemudian meminta membuat sebuah

dugaan mengenai bangun atau pola hubungan

geometri tersebut

2 Analogi, yaitu kemampuan

menarik kesimpulan logis

berdasarkan keserupaan proses

yang diberikan

Siswa diberikan beberapa contoh atau proses

yang serupa dari eksplorasinya menggunakan

GSP, kemudian diminta untuk melakukan

kesimpulan mengenai konsep geometri

3 Generalisasi yaitu kemampuan

mencari bentuk atau rumus

umum berdasarkan sejumlah

data atau proses yang diberikan

Dari setiap permasalahan yang diberikan,

terlihat bentuk yang serupa dan siswa diminta

untuk mencari rumus mengenai konsep tersebut

4 Memberikan penjelasan dengan

model, fakta, sifat-sifat dan

hubungan

Siswa memberikan penjelasan baik dengan

gambar yang ia peroleh dari hasil eksplorasi

dengan GSP mengenai sifat atau hubungan

antar bangun geometri tersebut

5 Melaksanakan perhitungan

berdasarkan rumus atau aturan

tertentu

Siswa melakukan perhitungan berdasarkan

aturan atau rumus yang telah ditemukan saat

menemukan konsep segiempat.

4. Software Geometer’s Sketchpad (GSP)

GSP adalah salah satu software komersial yang memberikan banyak

sekali kemudahan bagi penggunanya, terutama dalam hal geometri, GSP ini

menyediakan menu bagi pengguna untuk mengkonstruk objek-objek

geometri yang secara tradisional yang dapat dilakukan dengan menggunakan

jangka dan mistar. Selain itu GSP dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan

dan melukiskan berbagai situasi geometris pada bidang euclid dan

menyediakan menu untuk menghitung luas bangun, keliling, besar sudut dan

lainnya (Temel,2010).

5. Pembelajaran Konvensional

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

39

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Russefendi (1991) pembelajaran yang biasanya diawali

oleh guru dengan pemberian informasi yang dilanjutkan dengan

menerangkan konsep dan pemberian latihan adalah pembelajaran

konvensional. Oleh karena itu pembelajaran konvensional dalam penelitian

ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan

oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian

pemberian tugas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes.

Instrumen tes untuk mengukur kemampuan awal matematika siswa dan

kemampuan penalaran matematis. Sedangkan instrumen non tes berupa skala

sikap kemandirian belajar dan lembar observasi. Intrument penelitian terlampir

pada lampiran B.

1. Tes Kemampuan Awal Matematika

Pada penelitian ini, siswa dikelompokkan juga berdasarkan Kemampuan

Awal Matematika (KAM) siswa pada masing-masing kelas, meliputi KAM

tinggi, KAM sedang dan KAM rendah.

Adapun kriteria penetapan kelompok KAM tersebut didasarkan pada rata-

rata (�̅�) dan standar deviasi (s) total dari seluruh siswa (Somakin, 2010), yakni :

Tabel 3.3

Kriteria pengelompokan siswa berdasarkan KAM

Kriteria Kelompok

Tinggi

Sedang

Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap KAM siswa, diperoleh �̅� = 80,65

dan s = 9,25, sehingga �̅� + 𝑠 = 89,90 dan �̅� − 𝑠 = 71,40. Banyak siswa yang

berada pada kelompok tinggi, sedang dan rendah pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol disajikan pada tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

40

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data jumlah siswa berdasarkan KAM

KAM Eksperimen Kontrol

Tinggi 5 7

Sedang 16 24

Rendah 9 5

Total 30 36

2. Tes Kemampuan Penalaran Matematis

Instrumen dalam bentuk tes essay yang digunakan untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa (terlampir pada lampiran B.1) tes essay

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes yang sama terhadap

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah-langkah penyusunan tes

kemampuan penalaran matematis adalah sebagai berikut:

a. Diawali dengan membuat kisi-kisi soal.

b. Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawabannya.

c. Mengkonsultasikan isi soal dengan bantuan pembimbing.

d. Melakukan ujicoba instrumen tes dan dilanjutkan dengan menghitung

validitas instrumen, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

Untuk memperoleh data yang obyektif dari tes kemampuan penalaran

matematis, maka ditentukan pedoman pemberian skor menggunakan rubrik

penskoran kemampuan penalaran matematis siswa.

Tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan penalaran berupa

soal uraian. Adapun mengenai pemberian skor hasil tes kemampuan penalaran

matematis dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu memodifikasi pedoman

penskoran yang dikembangkan oleh Yunus (Ibrahim, 2007) melalui study-nya

tentang Levels of Reasoning in Mathematical Concepts among Preservice

Mathematics Teachers tahun 2001 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis

Skor Deskripsi

0 Salah sama sekali/tidak ada jawaban sama sekali

1 Memberikan hasil akhir, tetapi tidak memberikan alasan/penjelasan sama

sekali.

2 Memberikan ilustrasi melalui model/mengetahui fakta/mengetahui sifat

serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, tetapi tidak dapat

memberikan alasan/argumen.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

41

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Memberikan ilustrasi melalui model/mengetahui fakta/mengetahui sifat

serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, dan dapat

memberikan/menghasilkan argumen tetapi lemah argumennya.

4 Memberikan ilustrasi melalui model/mengetahui fakta/mengetahui sifat-

sifat serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, dan memberikan

argumen yang kuat untuk menarik suatu kesimpulan.

3. Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa

Skala sikap kemandirian belajar siswa dalam matematika digunakan untuk

mengetahui tingkatan kemandirian belajar siswa dalam matematika. Angket

yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa adalah angket

skala Likert yang telah dimodifikasi. Untuk analisis skala self-regulated

learning dengan skala Likert sistem penilaian yang diberikan seperti

diungkapkan Suherman & Kusumah (1990:236) sebagai berikut:

Tabel 3.6

Sistem Penilaian Angket

Angket terdiri dari 20 pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-

indikator kemandirian belajar, setelah sebelumnya diuji validitas sebanyak 24

pernyataan. Sebaran pointnya disusun dalam kisi-kisi berikut:

Tabel 3.7

Kisi-kisi Kemandirian Belajar

Indikator kemandirian Belajar

Pernyataan

positif negatif

Adanya kecenderungan untuk berpendapat

2, 4 1, 3

Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan 5, 8

6, 7

Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh

inisiatif dan tidak sekedar meniru

10, 11

9, 12

Mampu atau berusaha menemukan sendiri tentang sesuatu

yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan

tanpa pengarahan orang lain

13, 14

15, 16

Siswa dituntut tanggung jawab dalam belajar 17, 18

19, 20

Pernyataan Sikap SS S TS STS

Pernyataan Positif 4 3 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 3 4

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

42

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa belajar dengan penuh percaya diri 21, 22

23, 24

Sebelum skala ini digunakan dalam penelitian, dilakukan ujicoba terbatas,

sehingga akan diperoleh gambaran apakah pernyataan-pernyataan yang

terdapat pada skala kemandirian belajar siswa dalam matematika ini dapat

dipahami siswa dengan baik.

Selanjutnya skala sikap kemandirian belajar ini di uji cobakan ke Sekolah.

Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan Reliabilitas setiap item

pernyataan dan untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, TS dan STS) dari

masing-masing pernyataan pada skala kemandirian belajar. Setelah diuji

cobakan ke sekolah, dari 24 pernyataan yang ada, terdapat hasil 20 pernyataan

yang valid, sehingga 4 pernyataan yang lainnya tidak digunakan dalam

instrumen kemandirian belajar siswa. Instrumen kemandirian belajar dapat

dilihat pada lampiran B.2.

4. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat jalannya proses pembelajaran

di kelas eksperimen. Hal ini dimaksudkan apakah pelaksanaan pembelajaran

metode GDL telah sesuai rencana serta bagaimana kualitasnya dan penalaran

matematis dan kemandirian belajar matematis siswa.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data hasil observasi

yang dilakukan oleh observer dengan tujuan memperoleh gambaran secara

langsung aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru

selama pembelajaran. Lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran

dengan menggunakan metode GDL disusun berdasarkan indikator-indikator

yang perlu muncul dalam pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa

disusun berdasarkan indikator-indikator yang terdiri dari: keaktifan siswa dalam

pembelajaran, dan menyelesaikan lembar kerja siswa. Hasil observasi aktivitas

guru dan siswa tersebut memberikan gambaran tentang kualitas pelaksanaan

proses pembelajaran dengan mengunakan pendekatan GDL yang diterapkan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

43

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran matematika di kelas eksperimen dan kontrol. Lembar

observasi dapat dilihat pada lampiran B.4.

E. Perangkat Pembelajaran dan Bahan Ajar

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode GDL, diperlukan perangkat

pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran tersebut. Karena itu

dikembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dari

pembelajaran dengan metode GDL. Perangkat pembelajaran dapat dilihat pada

lampiran A.

Pengembangan perangkat pembelajaran juga akan memperhatikan

kemampuan yang akan dikembangkan yaitu kemampuan penalaran matematis

sehingga melalui perangkat pembelajaran tersebut diharapkan akan menunjang

peningkatan kedua kemampuan tersebut. Perangkat pembelajaran yang

dikembangkan oleh peneliti adalah perangkat pembelajaran untuk siswa kelas VII,

yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Aktifitas Siswa

(LAS).

Bahan ajar yang digunakan pada kelas eksperimen berupa LAS, buku paket

dan media software GSP, sedangkan pada kelas kontrol hanya diberikan buku

paket dan media GSP, perbedaannya, pada kelas eksperimen, media dioprasikan

sendiri oleh masing-masing siswa, sedangkan pada kelas kontrol, media

dioprasikan oleh guru. Penyajian materi pada LAS ini diawali dengan

menstimulus siswa untuk membuat hipotesis yang membangun kemampuan

penalaran siswa. Siswa mengerjakan LAS berdasarkan hipotesis mereka, dan

membuat kesimpulan atau menemukan konsep dengan cara mengeksplore media

GSP yang mereka lakukan. Kemudian mempresentasikan hasil penemuannya di

depan kelas. Dilanjutkan dengan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman

siswa tentang materi yang diberikan saat itu, dan guru mengarahkan siswa pada

kesimpulan materi yang dibahas.

F. Tekhnik Analisis Data Uji Coba Instrumen

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

44

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data dari hasil uji coba terkumpul, kemudian dilakukan analisis data

untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

1. Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Penalaran Matematik

a. Analisis Validitas Tes

Validitas adalah suatu nilai kebenaran, keabsahan, ketepatan dari suatu

alat dalam melaksanakan fungsinya. Dalam hal ini suatu alat evaluasi

disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang

seharusnya dievaluasi (Russefendi,2005).

Untuk menguji validitas setiap item tes, skor-skor yang ada pada item

tes dikorelasikan dengan skor total. Perhitungan validitas item tes dilakukan

dengan menggunakan rumus korelasi product-moment (Arikunto,2002)

yaitu:

))()()(( 2222 YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dalam hal ini

X adalah skor tiap item dan Y adalah skor total

n = Banyak subyek (peserta tes)

X = Skor setiap butir soal

Y = Skor total

XY = Perkalian antara skor setiap butir soal dengan skor total

Kemudian untuk menguji keberartian validitas (koefisien korelasi)

adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan rkritis Pearson untuk taraf

kepercayaan (α) tertentu.

Kriteria pengujiannya yaitu apabila rhitung ≥ rkritis maka soal tersebut

valid, tetapi jika rhitung < rkritis maka soal tersebut tidak valid dan tidak

dipergunakan sebagai soal instrumen.

Setelah dilakukan ujicoba, dilakukan perhitungan untuk menentukan

validitas butir tes. Peneliti menggunakan program MS Excel 2013 dan

diperoleh data sebagai berikut seperti pada tabel 3.8

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

45

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Data hasil uji Validitas tiap butir soal

No. Soal Korelasi (rxy) rkritis kriteria

1 0,397613 0,3610 Valid

2 0,592839 0,3610 Valid

3 0,509687 0,3610 Valid

4 0,362506 0,3610 Valid

5 0,785379 0,3610 Valid

b. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yaitu

sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang

konsisten (Arikunto,2002).

Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas menggunakan

rumus Alpha, yaitu:

2

2

11 11

T

i

s

s

n

nr

Keterangan :

11r = Koefisien reliabilitas

n = Banyak soal

∑2

TS = Jumlah varians skor total 2

iS

= Varians skor setiap item

Setelah didapat harga koefisien reliabilitas, maka harga tersebut

diinterpretasikan terhadap kriteria tertentu dengan menggunakan tolak ukur.

Kriteria koefisien reliabilitas menurut Suherman (2003, seperti pada

Tabel 3.9:

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Besar r11 Interpretasi

0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

0,70 ≤ r11< 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

46

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 ≤ r11< 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,20 ≤ r11< 0,40 Derajar reliabilitas rendah

0,00 ≤r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

r11 ≤ 0,00 Tidak reliabel

Hasil rekapitulasi perhitungan uji reliabilitas soal kemampuan

penalaran matematis siswa yang sudah valid menggunakan Microsoft Excell

2013 disajikan dalam tabel 3.10 berikut :

Tabel 3.10

Data Hasil Uji Perhitungan Varians

No.Soal 2

iS 2

TS

1 0,233469

4,073469

2 0,592839

3 0,21551

4 0,199184

5 1,301224

Jumlah 2,754286

Kemudian data dari tabel di atas disubstitusikan ke dalam rumus, yaitu :

2

2

11 11

T

i

s

s

n

nr

Keterangan :

11r = Koefisien reliabilitas

n = Banyak soal

2

TS = Jumlah varians skor total

∑ 2

iS

= Varians skor setiap item

n = 5

∑ 2

iS = 2,754286

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

47

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

TS = 4,073469

Maka :

𝑟11 = (5

5−1) (1 −

∑ 𝑠𝑖2

𝑠𝑡2 )

𝑟11 = (5

4) (1 −

2,754286

4,073469)

= 0,4048 (Sedang)

Hasil uji realiabilitas menunjukan bahwa soal kemampuan penalaran

matematis siswa telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk

digunakan dalam penelitian.

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menyatakan derajat atau tingkat kesukaran suatu

butir soal. Sebuah soal tidak boleh terlalu sulit untuk kemampuan siswa

ataupun tidak boleh terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit

akan diganti setelah dilakukan pengujian. Adapun rumus yang digunakan

untuk menentukan indeks kesukaran ialah sebagai berikut:

IKSMI

X i

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

iX

= Rata- rata skor

SMI = Skor maksimal butir soal

Klasifikasi indeks kesukaran menurut Suherman (2003: 170) seperti

pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Interpretasi Indeks Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤

0,30 Soal sukar

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

48

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,30 < IK ≤

0,70 Soal sedang

0,70 < IK ≤

1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Hasil rekapitulasi perhitungan uji tingkat kesukaran soal kemampuan

penalaran matematis siswa tersaji dalam tabel 3.12 berikut :

Tabel 3.12

Data Hasil Uji Indeks kesukaran tiap butir soal

Indeks Kesukaran IK 1 IK 2 IK 3 IK 4 IK 5

0.907 0.657 0.672 0.293 0.578

Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang

d. Daya Pembeda

Menurut Suherman dan Sukjaya (1990), daya pembeda adalah

seberapa jauh kemampuan butir soal dapat membedakan antara siswa yang

dapat menjawab dengan benar dan dengan siswa yang tidak dapat menjawab

dengan benar. Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa

besar kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa

berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.

Untuk menentukan daya pembeda suatu butir soal maka digunakan

rumus sebagai berikut:

SMI

XXDP BA

Keterangan:

DP = Daya pembeda

AX = Rata-rata skor kelompok atas

BX = Rata-rata skor kelompok bawah

SMI = Skor maksimal setiap butir soal

Klasifikasi daya pembeda menurut Suherman (2003: 161) seperti pada tabel

3.13 berikut:

Tabel 3.13

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

49

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Koefisien Daya Pembeda

Besar DP Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

Hasil Perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan penalaran matematis

siswa disajikan masing-masing dalam tabel 3.14

Tabel 3.14

Data Hasil Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran Matematik

No. Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi

1 0,29 Cukup

2 0,35 Cukup

3 0,25 Cukup

4 0,43 Baik

5 0,56 Baik

2. Hasil Uji Coba Instrumen Skala Sikap Kemandirian Belajar

Azwar (2015), sebagai salah satu bentuk instrumen psikologis yang

bertujuan mengungkapkan aspek kepribadian manusia, dalam hal ini aspek skala

sikap kemandirian belajar siswa, skala sikap tidak hanya harus berisi pernyataan-

pernyataan yang berdaya diskriminan baik, melainkan memiliki validitas dan

reliabilitas yang tinggi.

a. Analisis Validitas Skala Sikap

Azwar (2015) mengungkapkan bahwa validitas skala sikap dapat

diestimasi lewat prosedur analisis faktor yang akan memberikan informasi

mengenai kontrak yang hendak diukur.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

50

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menguji validitas data skala sikap, dilakukan dengan uji Person

Correlation dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang akan disajikan

pada tabel 3.15.

(hasil olah uji validitas terdapat pada lampiran C.2).

Tabel 3.15

Data Hasil Analisis Uji Validitas Skala Sikap Kemandirian Belajar

No. Pernyataan Korelasi (rxy) Interpretasi

1 Negatif 0,481 Valid

2 Positif 0,713 Valid

3 Negatif 0,517 Valid

4 Positif 0,564 Valid

5 Positif 0,703 Valid

6 Negatif 0,185 Tidak Valid

7 Negatif 0,288 Tidak Valid

8 Positif 0,576 Valid

9 Negatif 0,451 Valid

10 Positif 0,726 Valid

11 Positif 0,576 Valid

12 Negatif 0,426 Valid

13 Positif 0,726 Valid

14 Positif 0,565 Valid

15 Negatif 0,382 Valid

16 Negatif 0,346 Tidak Valid

17 Positif 0,720 Valid

18 Positif 0,576 Valid

19 Negatif 0,382 Valid

20 Negatif 0,489 Valid

21 Negatif 0,452 Valid

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

51

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22 Negatif 0,285 Tidak Valid

23 Positif 0,726 Valid

24 Positif 0,534 Valid

Pernyataan dikatakan valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan r tabel

untuk n = 30 adalah 0,361.

Dari hasil analisis validitas di atas, terlihat bahwa ada beberapa

pernyataan yang tidak Valid, yakni pernyataan 6, 7, 16 dan 22. Oleh

karena itu, pernyataan-pernyataan tersebut dibuang sehingga tidak

digunakan dalam instrumen kemandirian belajar siswa selanjutnya.

b. Analisis Reliabilitas Skala Sikap

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu

pengukuran, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.

Untuk mengukur reliabilitas skala sikap kemandirian belajar siswa

yang sudah dikonversi menjadi data interval, dilakukan dengan bantuan uji

Person Correlation dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang akan

disajikan pada tabel 3.16

Tabel 3.16

Data Hasil Uji Reliabilitas Skala Sikap Kemandirian Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,741 25

Hasil uji realiabilitas menunjukan bahwa skala sikap kemandirian

memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Ini artinya, instrumen kemandirian

belajar matematik siswa telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk

digunakan dalam penelitian.

G. Tekhnik Analisis Data Hasil Penelitian

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

52

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui tes dan non tes. Data

yang berkaitan dengan KAM dikumpulkan melalui nilai harian ulangan, materi

prasyarat yang dibuat oleh peneliti dan hasil raport semester satu. Data yang

berkaitan dengan dengan kemampuan penalaran diperoleh dari hasil pretes dan

postes. Data yang berkaitan dengan kemandirian belajar siswa diolah secara

statistik dan data tersebut diperoleh dari hasil angket yang sebelumnya berupa

data ordinal diubah terlebih dahulu ke data interval dengan menggunakan MSI

dan didapat melalui skala sikap awal dan skala sikap akhir. Pretes dan skala sikap

awal diberikan kepada siswa kedua kelas sebelum diberikan perlakuan dan postes

dan skala sikap akhir diberikan kepada kedua kelas setelah diberikan perlakuan,

kemudian data pretes/skala sikap awal dan postes/skala sikap akhir didapatkan

data N-gain untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis dan

kemandirian belajar siswa. Data-data tersebut termasuk kedalam data kuantitatif.

Data deskriptif berupa lembar observasi. Setelah semua data dianalisis maka

akan diambil kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut

dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian akan dilakukan uji statistik

dengan bantuan program Microsof Excel 2013 dan software SPSS versi 20.0 for

windows. Kemudian akan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Statistik

deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan

penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna,

sehingga hanya memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan sama

sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang gugus data yang lebih besar.

(Arikunto,2002) Sedangkan statistik inferensial mencakup semua metode

yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada

penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugusan data induknya.

Selanjutnya pada data statistik inferensial terdiri dari statistik parametrik

dan non-parametrik. Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter

populasi melalui data yang diperoleh dari sampel, sedangkan statistik non-

parametrik tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Untuk

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

53

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, peneliti mengupayakan

pengujian dengan statistik parametrik terlebih dahulu. Jika pada proses syarat

untuk pengujian parametrik tidak terpenuhi, maka pengujian selanjutnya

dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik (Arikunto,2002). Secara

singkat alur pengolahan data kuantitatif dijelaskan melalui diagram berikut:

Diagram 1

Alur pengolahan data kuantitatif

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

54

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh secara lebih jelas dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Data yang diperoleh dari hail pretes dan postes dianalisisi untuk mengetahui

peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Skor yang diperoleh

dari hasil tes siswa dengan pembelajaran GDL dianalisa dengan cara

membandingkan dengan skor siswa yang diperoleh dengan hasil tes dari

pembelajaran konvensional. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah

pembelajaran dihitung dengan rumus gain terormalisasi yang dikembangkan

oleh Hake (1998), sebagai berikut:

Gain ternormalisasi (g) =

Dengan kriteria indeks gain seperti yang tertera pada tabel di bawah ini

Tabel 3.17

Kriteria Skor Gain Ternormalisai

Skor Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

2. Menghitung statistik deskriptif tes awal dan tes akhir untuk memberikan

gambaran umum kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran

dilaksanakan dan kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan

3. Menghitung statistik deskriptif gain ternormalisasi untuk memberikan

gambaran umum peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa

antara sebelum dan sesudah pembelajaran.

4. Sebelum dilakukannya pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20.0

for windows, maka terlebih dahulu perlu ditetapkan taraf signifikansi yaitu

α = 0,05. Selanjutnya sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

55

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan uji normalitas distribusi data. Kemudian hasilnya dapat

menentukan uji yang digunakan selanjutnya apakah menggunakan statistik

parametrik atau non-parametrik.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data berdistribusi tidak normal

Statistik uji yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk pada SPSS 20.0 for

Windows dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji Sig > α maka H0

diterima, maka dapat disimpulkan yang berarti data berdistribusi normal

5. Melakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas Varians ini

dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang

homogen atau tidak, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :

H0 : ∂12 = ∂2

2 = ∂32

H1 : varians-varians tersebut paling kurang dua tidak sama

Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene statistic pada

SPSS 20.0 for windows pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji H0

diterima jika nilai Sig. > α, maka dapat disimpulkan yang berarti bahwa

tidak terdapat perbedaan varians dari setiap kelompok data (homogen)

6. Melakukan uji hipotesis

a. Hipotesis penelitian yang pertama :

Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan

metode pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan

kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan metode

konvensional?. Hipotesis statistiknya adalah :

H0 : =

Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh

metode pembelajaran GDL sama dengan siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan metode konvensional.

:

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

56

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh

metode pembelajaran GDL lebih baik daripada siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan metode komvensional

Keterangan :

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan

metode GDL.

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode

konvensional

Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang

digunakan adalah uji t, dengan menetapkan taraf signifikansi α = 0,05,

maka kriteria pengujian adalah tolak H0 jika 1

2 nilai sig. ≤ 0,05 dan terima

H0 jika 1

2 nilai Sig. > 0,05. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka

digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U

dengan kriteria uji tolak H0 jika 1

2 nilai Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data

berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan uji

t’.

b. Hipotesis penelitian yang kedua :

Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan

metode pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan

kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan metode

konvensional ditinjau dari Kemampuan Awal matematika Siswa (tinggi,

sedang, rendah). Hipotesis statistiknya adalah :

H0 : =

Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh

metode pembelajaran GDL sama dengan siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan awal

matematika.

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

57

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

:

Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh

metode pembelajaran GDL lebih baik daripada siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan awal

matematika siswa.

Keterangan :

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan

metode GDL ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa.

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode

konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa.

Jika kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi normal dan

homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji t, dengan

menetapkan taraf signifikansi α = 0,05, maka kriteria pengujian adalah

tolak H0 jika nilai 1

2 sig. ≤ 0,05 dan terima H0 jika nilai

1

2 Sig. > 0,05.

Apabila kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi tidak normal,

maka digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney

dengan kriteria uji tolak H0 jika nilai 1

2 Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data

berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan uji

t’.

2. Analisis Data Kualitatif

Azwar (2015) Data yang diperoleh adalah dari hasil angket kemandirian

belajar siswa dan lembar observasi, untuk data yang diambil dari angket

kemandirian belajar siswa ini dikonversikan terlebih dahulu dari data ordinal ke

data interval menggunakan Methode of Successive Interval (MSI). Skala sikap

yang diperoleh sebelum dilakukannya pembelajaran disebut sebagai kemandirian

belajar awal siswa, yang selanjutnya ditulis dengan skala sikap awal, sedangkan

skala sikap yang diperoleh setelah pembelajaran disebut sebagai kemandirian

belajar akhir siswa yang selanjutnya ditulis dengan skala sikap akhir. Lalu secara

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

58

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umum, langkah-langkah pengolahan data skala sikap sama dengan langkah olah

data pada aspek kognitif, sebagai berikut :

Data yang diperoleh secara lebih jelas dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Data yang diperoleh dari hasil skala sikap awal dan skala sikap akhir

dianalisisi untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa. Skor

yang diperoleh dari skala sikap siswa dengan pembelajaran GDL dianalisa

dengan cara membandingkan dengan skala sikap siswa yang diperoleh dari

pembelajaran konvensional. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah

pembelajaran dihitung dengan rumus gain terormalisasi yang dikembangkan

oleh Hake (1998). Menghitung statistik deskriptif tes awal dan tes akhir untuk

memberikan gambaran umum kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran

dilaksanakan dan kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan

2. Menghitung statistik deskriptif gain ternormalisasi .

3. Sebelum dilakukannya pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20.0 for

windows, maka terlebih dahulu perlu ditetapkan taraf signifikansi yaitu α =

0,05. Selanjutnya sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas distribusi data. Kemudian hasilnya dapat menentukan uji yang

digunakan selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non-

parametrik. Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data berdistribusi tidak normal

Statistik uji yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk pada SPSS 20.0

for Windows dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji Sig > α maka H0

diterima, maka dapat disimpulkan yang berarti data berdistribusi normal

4. Melakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas Varians, dengan

rumusan hipotesis sebagai berikut :

7. H0 : ∂12 = ∂2

2 = ∂32

H1 : varians-varians tersebut paling kurang dua tidak sama

Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene statistic pada

SPSS 20.0 for windows pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji H0

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

59

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diterima jika nilai Sig. > α, maka dapat disimpulkan yang berarti bahwa

tidak terdapat perbedaan varians dari setiap kelompok data (homogen)

5. Melakukan uji hipotesis

a. Hipotesis penelitian yang ketiga :

Peningkatan kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan

kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode konvensional?.

Hipotesis statistiknya adalah :

H0 : =

:

Keterangan :

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan

metode GDL.

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode

konvensional

Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang

digunakan adalah uji t, dengan menetapkan taraf signifikansi α = 0,05,

maka kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai 1

2 sig. ≤ 0,05 dan terima

H0 jika 1

2 Sig. > 0,05. Apabila data berdistribusi tidak normal, maka

digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney dengan

kriteria uji tolak H0 jika nilai 1

2 Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data berdistribusi

normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan uji t’.

b. Hipotesis penelitian yang keempat :

Peningkatan kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan

kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode konvensional

ditinjau dari Kemampuan Awal matematik Siswa (tinggi, sedang, rendah).

Hipotesis statistiknya adalah :

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

60

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : =

:

Keterangan :

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika

dengan metode GDL ditinjau dari kemampuan awal matematik siswa.

= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan

metode konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa.

Jika kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi normal

dan homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji t, dengan

menetapkan taraf signifikansi α = 0,05, maka kriteria pengujian adalah

tolak H0 jika nilai 1

2 sig. ≤ 0,05 dan terima H0 jika

1

2 Sig. > 0,05. Apabila

kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi tidak normal, maka

digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney

dengan kriteria uji tolak H0 jika nilai 1

2 Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data

berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan

uji t’.

H. Prosedur Penelitian

Persiapan-persiapan yang dipandang perlu sebagai penelitian antara lain :

Melakukan studi kepustakaan tentang penalaran matematis, model pembelajaran

GDL serta membuat rancangan pembelajaran sesuai model pembelajaran. Setelah

persiapan dianggap cukup, kemudian dilanjutkan dengan penulisan proposal

dengan bimbingan dosen pembimbing. Setelah penulisan selesai kemudian

proposal diseminarkan. Selanjutnya pembuatan instrument penelitian dan setelah

instrument disetujui dosen pembimbing dilakukan ujicoba instrument penelitian

dan mengolah data hasil uji coba. Ujicoba dilakukan dikelas VIII yang pernah

mendapatkan materi mengenai segiempat. Kemudian peneliti mengurus surat izin

kepenelitian dari direktur Sekolah Pascasarjanan UPI dilanjutkan ke Instansi

pendidikan tempat penelitian dilakukan, untuk menyampaikan surat izin penelitian

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

61

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekaligus meminta izin akan dilaksanakan penelitian di Sekolah tersebut, dalam

penelitian kali ini saya meneliti sekolah kelas 7 di SMP Negeri 7 Bandung.

Ditempat penelitian dilakukan observasi dalam pembelajaran dan berkonsultasi

dengan guru matematika untuk menentukan waktu dan tekhnis pelaksanaan

penelitian. Kemudian dilakukan pemilihan sampel yaitu dengan memilih dua

kelas dari kelas yang ada untuk dijadikan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

Sebelum melaksanakan pretes dilakukan, diawali dengan pemberian tes

Kemampuan Awal Matematika (KAM). Tes yang dibuat oleh peneliti yakni tes

kemampuan prasyarat mengenai materi yang akan diberikan. Namun dalam

pengolahan data KAM nantinya, akan dikumpulkan nilai dari hasil nilai KAM

yang dibuat oleh peneliti, dihitung dengan nilai-nilai siswa dari nilai ulangan

harian, nilai UKK dan nilai rapot semester sebelumnya, hal ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana kemampuan awal matematika siswa sebelum diberikan

pembelajaran secara komprehensif.

Selanjutnya, setelah kelas ditentukan antara eksperimen dan kontrol maka

selanjutnya diberikan pretes dan skala sikap awal pada kedua kelas tersebut.

Setelah tes awal lalu dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

GDL untuk kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol. Observasi

pada kelas eksperimen dilakukan oleh seorang guru pengamat. Dalam segi jumlah

jam pelajaran, soal latihan dan tugas siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol mendapatkan perlakuan yang sama. Kelas ekperimen menggunakan LAS

(Lembar Aktifitas Siswa) rancangan peneliti, sedangkan kelas kontrol

menggunakan sumber pembelajaran dari buku paket yang disediakan, namun

dalam penelitian ini, masing-masing kelas menggunakan media pembelajaran

berupa software GSP, hanya saja pada kelas eksperimen media digunakan

langsung oleh siswa, jadi siswa secara aktif melakakukan observasi menggunakan

software GSP, dan pada kelas kontrol, dalam pembelajarannya pun menggunakan

media GSP, hanya saja guru yang mengoprasikan langsung dan siswa

memperhatikan.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/26146/6/T_MAT_14102676_Chapter3.pdf · PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK

62

Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai langkah terakhir, yaitu pemberian tes akhir (postest) dan skala sikap

akhir kepada kedua kelas. Hasil tes kemudian dianalisis untuk menguji hipotesis

yang dirumuskan sebelumnya kemudian ditarik kesimpulannya.

I. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016.

Jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.18

Tabel 3.18

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei juni Juli Agustus

1. Pembuatan

Proposal

2. Seminar Proposal

3.

Menyusun

Instrumen

Penelitian

4.

Pelaksanaan

Penelitian dan

pengumpulan Data

5. Pengolahan Data

6. Penulisan Tesis

7. Sidang Tahap I dan

II