Upload
lamthien
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
3.I Jenis Penelitian
Jenis penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan oleh guru
bekerjasama dengan peneliti (kolaborasi). Menurut Suharsimi Arikunto, (2007:63)
kerjasama kolaborasi antar guru dengan peneliti sangat penting dalam bersama
menggali permasalahan nyata yang dihadapi, terutama pada kegiatan mendiagnosis
masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data,
menyeminarkan hasil dan menyusun laporan akhir.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk diambil
kesimpulan, menurut Arikunto, (2010:282) menjelaskan bahwa data yang telah
terkumpul diklarifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang
berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau
simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk
sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran
yang diperoleh dari analisis data kuantitatif.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.I Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK T & I Kristen Salatiga. Alasan tempat ini dipilih
oleh penulis karena mengenal guru PKn SMK T & I Kristen Salatiga, sehingga
memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian
yang sangat sesuai dengan target peneliti.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II bulan April sampai bulan Mei tahun
2013/2014.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga,
semester genap Tahun Ajaran 2013/2014.Jumlah siswa kelas XI adalah 34 siswa
laki-laki dan latar belakang orang tua mereka adalah Pedagang, Wiraswasta dan
Petani.
3.2.4 Objek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah hasil belajar Mata Pelajaran PKn Materi tentang
Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional.
3.2.5 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas.Penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen
Kemmis dan Robin Mc Taggart, (dalam Arikunto, Suhardjono, Supardi
2007:22).Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahap beberapa siklus.
Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yaitu : Perencanaan (Planing), Tindakan
(Action), Pengamatan (Observasi) dan Refleksi (Reflection). Adapun gambar pada
model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis adalah sebagai berikut:
Model Spiral S. Kemmis dan McTarggart
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus yang terdiri dari tiga
tahap yaitu :
a. Perencanaan (Planing)
b. Pelaksanaan dan Pengamatan (Acting and Observaring)
c. Refleksi (Reflecting)
Proses pemberian perlakuan atau tindakan ini dengan melakukan proses belajar
mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan ini pada
tahapan 4 kali mengajar.
3.3 Variabel Penelitian
Pada variabel penelitian akan menguraikan variabel bebas dan terikat. Menurut
Sugiono, (2008:38) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Ada dua jenis variable dalam penelitian ini yaitu :
a. Variabel bebas (independen)
Variable bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran
Mind Mapping (Peta Pikiran).
b. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat
adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas XI SMK T&I
Kristen Salatiga.
3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian ini menggunakan rencana tindakan Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus terdiri dua
kali pertemuan (2x 45 menit). Rencana tindakan meliputi persiapan dua rencana
tindakan setiap siklus.
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
Pada rencana tindakan akan menguraikan tentang rencana tindakan siklus I yang
meliputi dua tatap muka.
a. Perencanaan (Planning)
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang
dilakukan sebagai berikut :
1. Pertemuan I
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
pikiran).
b. Pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran)
Model Mind Mapping digunakan pada saat guru menjelaskan materi
Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dipapan tulis.
c. Peralatan yang digunakan pada saat proses pembelajaran yaitu kertas
HVS, pensil berwarna dan sub-topik.
d. Berkelompok, 1 kelompok 2 orang, agar memudahkan pada saat proses
pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).
e. Materi Pembelajaran
Mendiskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan
internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara.
f. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah siswa dalam
proses pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) mempunyai kreatifitas,
Aktif juga bisa menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiranya.
2. Pertemuan II
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
Pikiran) pada Standar Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi
Internasional, Kompetensi Dasar pengertian, pentingnya dan sarana-sarana
hubungan internasional bagi suatu negara.
b. Soal Evaluasi Siklus I
c. Daftar nilai Siklus I
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran).
c. Pengamatan (Observaring)
Pada proses pengamatan, peneliti melihat atau mengobservasi pelaksaaan
pembelajaran siswa dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping (Peta Pikiran).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi peneliti mengevaluasi proses pembelajaran dan
menyiapkan perencanaan siklus II.
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pembelajaran pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dan
dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Pertemuan I
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
pikiran).
b. Pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran)
Model Mind Mapping digunakan pada saat guru menjelaskan materi
Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dipapan tulis.
c. Peralatan yang digunakan pada saat proses pembelajaran yaitu kertas
HVS, pensil berwarna dan sub-topik.
d. Pada siklus II, proses pembelajaran siswa secara individu agar lebih
paham dan memudahkan pada saat proses pembelajaran Mind Mapping
(Peta Pikiran).
e. Materi Pembelajaran
1. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi
internasional
2. Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji peranan
organiasasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.
f. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah siswa dalam
proses pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) mempunyai kreatifitas
yang tinggi, Aktif juga bisa menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiranya.
2. Pertemuan II
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
Pikiran) pada Standar Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi
Internasional, Kompetensi Dasar menjelaskan tahap-tahap perjanjian
internasional dan organisasi internasional dan menganalisis fungsi
perwakilan diplomatik serta mengkaji peranan organisasi internasional
dalam meningkatkan hubungan internasional.
b. Soal Evaluasi Siklus I
c. Daftar nilai Siklus I
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran).
c. Pengamatan (Observaring)
Pada proses pengamatan, peneliti melihat atau mengobservasi pelaksaaan
pembelajaran siswa dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping (Peta Pikiran).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi siklus II (tatap muka dua) peneliti mengevaluasi proses
pembelajaran dan membandingkan pra siklus dan siklus I.
3.5 Data dan Cara Pengumpulannya
3.5.1 Jenis data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif
yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan data
kuantitatif yaitu diperoleh langsung dari tes.
3.5.2 Teknik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematik. Pada waktu
pembelajaran berlangsung dari segi keterlibatan observer (orang yang
melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan
yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer. Observer
bertugas untuk melakukan observasi dan penilaian melalui pengisian lembar
observasi siswa pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas XI
TKR SMK T&I Kristen Salatiga.
Tabel 3.1
Panduan Pengamatan Pembelajaran Siswa
Nama Siswa ASPEK
Keaktifan
(5)
Kerjasama
(5)
Kreatif
(5)
Mengemukaan
pendapat
(5)
Menurut Arikunto, (2007:267). Penskoran unjuk kerja diisi dengan rentang skor
antara 1 – 5.Skor-skor itu dijumlahkan dan ditafsiran secara kualitatif.
Skor 6 – 10 termasuk kurang aktif
Skor 11 – 15 termasuk aktif
Skor 16 – 20 termasuk sangat aktif
Pembelajaran yang dilaksanakan dikatakan berhasil apabila :
a. penilaian siswa rata-rata mencapai skor 11.
b. Ketuntasan belajar individu rata-rata mencapai 7,2.
b. Tes
Menurut Arikunto, (2006:84) Metode test adalah serentetan pertanyaan
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Tes ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari proses
belajar mengajar yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Dalam penelitian
ini pengumpulan data alat yang digunakan adalah berupa soal tes sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Tabel 3.2
Kisi-kisi butir soal siklus 1
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
4. Hubungan Internasional
dan Organisasi
internasional
4.1 mendeskripsikan
pengertian, pentingnya
dan sarana-sarana
hubungan internasional
dan organisasi
internasioanl bagi suatu
Negara
Menjelaskan pengertian
hubungan internasional
dan organisasi
internasional
1, 2, 4, 23.
menguraikan pentingnya
hubungan internasional
3, 20, 21, 22, 24, 27,
28.
Mengidentifikasikan
sarana-sarana hubungan
internasional
5, 6, 7, 14, 15, 16,
18, 19, 26.
faktor-faktor penentu
hubungan internasional
8, 9, 10, 11, 12, 13,
17, 25, 29, 30.
Tabel 3.3
Kisi-kisi butir soal siklus II
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
4. Hubungan Internasional
dan Organisasi
internasional
4.2 menjelaskan tahap-
tahap perjanjian
internasional
Menjelaskna makna
perjanjian internasional
7, 8, 10, 11, 12, 23,
24, 26.
4.3 menganalisis fungsi
perwakilan diplomatic
Macam-macam istilah
perjanjian internasional
5, 6, 19, 27.
Menguraikan tahap-
tahap perjanjian
internasional
9, 17, 18.
Pelaksanaan perjanjian
internasional
20, 21,22, 25.
Pengertian dan
tingkatan perwakilan
diplomatik
1, 2, 3.
Perbedaan perwakilan
diplomatic dan
perwakilan konsuler
28, 29, 30.
Menganalisis fungsi
perwakilan diplomatik
5, 3, 14, 15, 16.
Tabel 3.4
Interval Indikator Hasil Belajar
Interval Skala Kategori Hasil Belajar
58 – 66
72 – 78
80 – 86
Tidak Tuntas
Tuntas
Terlampaui
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Intrumen
3.6.I Uji Validitas
Menurut Sugiono, (2006:121) “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Azwar
(2012:28) mengemukakan bahwa jika rhitung> rtabel, maka instrumen dikatakan valid
dengan rtabel = 0,2. Kriteria kevalidan instrumen menurut Riduwan (2007:65) yaitu
sebagai berikut:
Antara 0,800 – 1,000 = validitas sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 = validitas tinggi
Antara 0,400 – 0,599 = validitas cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 = validitas rendah
Antara 0,000 – 0,199 = validitas sangat rendah (tidak valid)
Uji Validitas dapat dihitung menggunakan Software SPSS 16 dengan Analyze-
Scale-Reliability Analysis.
1. Uji Validitas Tes siklus I
Dibawah ini adalah Hasil Uji Validitas tes siklus I pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Tes Siklus I
NO SOAL VALID NO SOAL TIDAK VALID
1,4,5,7,8,10.11,12,16,18,19,20,
21,22,24,27,28,30,32,33,34,35
36,37,39,40,41,45,46,47.
2,3,6,13,14,15,17,23,25,26,29,
31,38,42,43,44,48,49,50.
Berdasarkan tabel 3.5 diatas terdapat 50 soal yang diujikan dan mendapatkan 30 soal
yang valid dan 20 soal yang tidak valid. Kemudian dari soal 30 yang valid akan digunakan
oleh peneliti untuk penelitian sebagai soal tes evaluasi di siklus I.
2. Uji Validitas Tes siklus II
Dibawah ini adalah Hasil Uji Validitas siklus II pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Tes Siklus II
NO SOAL VALID NO SOAL TIDAK VALID
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
16,18,19,20,21,22,23,24,25,
27,28,30,31,32,33,34,35,
36,37,40,41,45,46,47.
12,13,14,15,17,26,
29,39,44,49,50
Berdasarkan tabel 3.6 diatas terdapat 50 soal yang diujikan dan mendapatkan 39
soal yang valid dan 11 soal tidak valid. Kemudian dari soal yang valid tersebut, diambil
30 soal yang akan digunakan oleh peneliti untuk penelitian sebagai soal tes evaluasi di
siklus II.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Priyanto, (2010:14) uji reabilitas yaitu menguji konsistensi alat ukur,
apakah hasil pengukuran tetap sama atau konsisten meskipun diukur berulangkali.
Reabilitas digunakan untuk mengukur suatu keajegan instrument dari variable yang
hendak diukur. Pengukuran reabilitas intrumen dalam penelitian ini menurut
sekaran dalam Priyatno, (2010:98) yaitu reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang
baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik, jadi hasil uji
reabilitas instrument yang diolah dengan SPSS 16.0 For Windows pada saat uji
instrument tes, reabilitas soal siklus I dan II pada dilihat dibawah ini :
a. Uji Reliabilitas siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.753 50
Dari outputuji reabilitas pada siklus I dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha
menunjukan 0,753. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,753 maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur atau instrument penelitian yang dipakai pada tingkat
reliabilitas tersebut dapat diterima.
b. Uji Reliabilitas siklus II
Dari Output uji reabilitas pada siklus II, hasilnya dapat dilihat pada kolom
Cronbach’s Alpha menunjukan 0,852 karena nilai pada kolom tersebut bernilai
0,852 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrument penelitian yang
dipakai pada tingkat reabilitas baik atau reliabel.
3.7 Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis untuk mencapai tujuan pembelajaran data-data berupa
angka (kuantitatif) dianalisis dengan mencari data yang tertinggi, data terendah dan rata-
rata, jumlah siswa yang tuntas dan juga presentase ketuntasan pembelajaran.
Analisis data dari hasil penelitian tes tertulis pada akhir pembelajaran pertemuan kedua
dari siklus pertama dan siklus kedua dianalisis secara kuantitatif data dari lembar observasi
untuk mendiskripsikan hasil dari pelaksanaan pembelajaran yang dianalisis melalui tes,
dengan cara presentase untuk mengetahui besarnya hasil yang dicapai siswa dalam
ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru. Jika siswa memperoleh nilai dibawah
KKM dengan jumlah rata-rata dari jumlah siswa maka akan dianalisis dengan menghitung
ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal sebagai berikut:
Ketuntasan individu =
x 100
Ketuntasan Klasikal =
x 100
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.852 50
Dari hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus ada 20 siswa yang tuntas sebesar
58,8% sedangkan siklus I dan II dapat mengalami peningkatan guna mencapai target dalam
indikator keberhasilan.
3.8 Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini,
tolak ukurnya adalah hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Hasil Belajar
dikatakan berhasil apabila 80% dari 31 siswa mencapai nilai KKM 72.