20
36 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab tiga ini akan diuraikan tentang metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, teknik analisis data, populasi, dan sampel penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol, The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut Syamsuddin dan Vismaia Damaianti (2006: 169) penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi. Subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal. 3.1.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian menggunakan pretest dan posttest di setiap kelompok yang akan diteliti, yaitu dengan memberikan perlakuan pada suatu sampel yang telah diberikan prates sebelumnya. Untuk menguji keberhasilan perlakuan yang diberikan, dilakukan posttest terhadap kelompok tersebut. Desain yang digunakan adalah “The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.(Fraenkel & Wallen, 2008: 268). Untuk lebih jelasnya rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

  • Upload
    dotuyen

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

36 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab tiga ini akan diuraikan tentang metode penelitian, variabel

penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji instrumen

penelitian, teknik analisis data, populasi, dan sampel penelitian. Adapun

uraiannya adalah sebagai berikut.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan

kelompok kontrol, The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.

Menurut Syamsuddin dan Vismaia Damaianti (2006: 169) penelitian

eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat

kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasikan suatu

perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh

atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi. Subjek penelitian dibagi ke

dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun

kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran berbicara

dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, sedangkan kelompok

kontrol mendapatkan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual

bermuatan budaya lokal.

3.1.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan pretest dan posttest di setiap

kelompok yang akan diteliti, yaitu dengan memberikan perlakuan pada suatu

sampel yang telah diberikan prates sebelumnya. Untuk menguji keberhasilan

perlakuan yang diberikan, dilakukan posttest terhadap kelompok tersebut. Desain

yang digunakan adalah “The Randomized Pretest-Posttest Control Group

Design.” (Fraenkel & Wallen, 2008: 268). Untuk lebih jelasnya rancangan desain

penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

37

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Rancangan Penelitian Eksperimen

Treatment Group

Control Group

R O X O

R O C O

(Fraenkel & Wallen, 2008: 268).

Keterangan:

R = Random assignment untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

O = Pengukuran pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

X = Perlakuan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia

bermuatan budaya lokal.

C = Perlakuan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual

bermuatan budaya lokal.

Langkah-langkah rancangan kelas eksperimen tes awal dan tes akhir

sampel ekuivalen adalah sebagai berikut.

1. Memilih sampel secara random (acak);

2. Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O1

dan tes awal kepada kelas kontrol untuk memperoleh hasil O3;

3. Memberikan eksperimen kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

4. Memberikan tes akhir kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O2

dan tes akhir kepada kelas kontrol untuk memperoleh hasil O4;

5. Menghitung rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol;

6. Menghitung standar deviasi (sd) kelas eksperimen dan kelas kontrol;

7. Menghitung rata-rata (uji t) kelas eksperimen O2 dan kelas kontrol O4;

8. Menentukan dasar taraf signifikan (α), yaitu 5% atau 0,05;

9. Memeriksa t dari tabel pada taraf signifikan (α) = 0,05 dan dk = n-1

10. Menentukan beda rata-rata, apakah t hitung signifikan atau tidak.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

38

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari langkah-langkah di atas dapat digambarkan seperti pada pola

penelitian di bawah ini.

Gambar 3.2

Pola penelitian eksperimen tes awal dan tes akhir sampel ekuivalen yang

dimodifikasi Syamsuddin dan Vismaia dalam Rokhman (2011: 91).

Keterangan:

R = Penentuan atau pemilihan sampel secara random

A = Sampel kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia bermuatan

budaya lokal

B = Sampel kelas kontrol dengan menggunakan media visual bermuatan budaya

lokal

O1= Tes awal kelas eksperimen

O2= Tes akhir kelas eksperimen

O3= Tes awal kelas kontrol

O4= Tes akhir kelas kontrol

X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal

C = Pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal

3.1.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru bahasa

Indonesia untuk memperoleh informasi tentang (a) pelaksanaan pembelajaran

berbicara bahasa Indonesia, (b) hambatan-hambatan yang dihadapi dalam

pembelajaran berbicara serta cara mengatasinya, dan (c) kajian data sebagai

studi literatur;

B O3 C O4

A O1 X O2

R

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

39

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menyepakati pelaksanaan pembelajaran dengan guru, yakni pelaksanaan

pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya

lokal pada kelas eksperimen. Di dalam penelitian ini, guru melaksanakan

proses pembelajarannya, sedangkan penulis bertindak sebagai observer dan

partner guru. Selanjutnya, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal

yang telah direncanakan;

3. Merencanakan (planning), yakni menyusun rencana penelitian, meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,

rumusan yang hendak dicapai sesuai dengan penelitian tersebut, dan desain

atau langkah-langkah penelitian;

4. Melakukan uji instrumen, yaitu dengan cara meminta pertimbangan instrumen

yang digunakan dikonsultasikan kepada dosen ahli (expert judgement) untuk

menimbang intrumen tersebut apakah layak digunakan atau tidak.

5. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

6. Memperkenalkan media pembelajaran berbicara, yakni multimedia bermuatan

budaya lokal dengan memberikan pelatihan atau penjelasan tentang langkah-

langkah dan cara penggunaannya kepada guru;

7. Pemberian perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen dengan

menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran

berbicara;

8. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan

berbicara setelah diberi perlakuan;

9. Menggunakan uji beda setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas dan

homogenitas variabel data yang ada untuk menguji apakah perbedaan

kemampuan berbicara antara hasil pretest dan posttest signifikan atau hanya

terjadi secara kebetulan saja;

10. Melakukan analisis data dari hasil observasi; dan

11. Menarik simpulan dari hasil penelitian.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

40

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bagan 3.1

Paradigma Penelitian

Simpulan

Hasil

Pembelajaran

Berbicara dengan

Menggunakan

Media Visual

Bermuatan Budaya

Lokal

Tes Awal

Kelas Kontrol

Tes Akhir

Kelas Eksperimen

Tes Awal

Pembelajaran

Berbicara dengan

Menggunakan

Multimedia

Bermuatan Budaya

Lokal

Tes Akhir

Analisis Data

Menyusun Instrumen

Judgement Instrumen

Kajian Kurikulum

Studi Pendahuluan

Menentukan Media

Bermuatan Budaya Lokal Kajian Literatur

Uji Coba

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

41

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yakni variabel bebas

(independent variable) diberi simbol (X), dan variabel terikat (dependent

variable) diberi simbol (Y). Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah

multimedia bermuatan budaya lokal diberikan kepada kelompok eksperimen,

sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara siswa. Hubungan

antarvariabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.3

Hubungan Antarvariabel Penelitian

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang

berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang

sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian

dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni (1) pemberian tes awal; (2) pelaksanaan

pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya

lokal; dan (3) pemberian tes akhir. Berikut ini tahap-tahap yang dimaksud.

Pertama, memberikan tes awal (pretest) terhadap subjek penelitian

dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berbicara siswa.

Kedua, pengukuran awal siswa tentang berbicara. Hasil pengukuran ini

digunakan sebagai kemampuan awal siswa dalam berbicara sebelum diperlakukan

dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Kemampuan awal

siswa ini dibandingkan dengan hasil pengukuran akhir setelah proses belajar

mengajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

Y

Kemampuan Berbicara

Siswa

X

Mutimedia Bermuatan

Budaya Lokal

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

42

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ketiga, melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menggunakan

multimedia bermuatan budaya lokal. Kegiatan ini dilakukan oleh satu orang guru,

yaitu Hj. Maemunah, S.Pd. untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu,

Tukiran, S.Pd., Deden Sutrisna, S.Pd., dan penulis masing-masing memberikan

penilaian terhadap siswa pada waktu tes untuk setiap pertemuan dan melakukan

observasi terhadap kualitas proses belajar mengajar berbicara dengan

menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

Keempat, memberikan tes akhir (posttest) setelah proses belajar.

Kelima, menyebarkan angket kepada siswa dan wawancara dengan guru

untuk mengetahui respons siswa dan pendapat guru terhadap penggunaan

multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam,

yakni skala penilaian dan observasi. Skala penilaian digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling

mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan

kalimat efektif melalui penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam

pembelajaran berbicara. Skala penilaian ini berisi kriteria-kriteria untuk

menentukan tinggi rendahnya skor yang dicapai siswa dalam berbicara.

Penilaian yang dilakukan merujuk kepada pendapat Arsjad dan Mukti

U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) ditinjau dari keefektifan berbicara, yakni

meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dan tes berbicara oleh

Djiwandono. Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29)

menyatakan bahwa keefektifan berbicara dipengaruhi oleh faktor kebahasaan dan

nonkebahasaan. Adapun yang dimaksud dengan faktor kebahasaan adalah aspek-

aspek yang berkaitan dengan masalah bahasa, yang seharusnya dipenuhi pada

waktu seseorang menjadi pembicara. Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi (1)

ketepatan pengucapan/lafal; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan

durasi/intonasi; (3) pilihan kata/diksi; dan (4) pemakaian kalimat. Selanjutnya,

yang dimaksud dengan faktor nonkebahasaan, yaitu aspek yang menentukan

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

43

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keberhasilan seseorang dalam berbicara yang tidak berkaitan dengan masalah

bahasa. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) sikap yang tenang, wajar, dan tidak

kaku; (2) pandangan/penguasaan medan; (3) kesediaan menghargai pendapat

orang lain; (4) gerak-gerik dan mimik; (5) kenyaringan suara; (6) kelancaran; (7)

relevansi atau penalaran; dan (8) penguasaan topik. Selain itu, menurut

Djiwandono (2011: 119) sasaran tes berbicara meliputi (a) relevansi dan kejelasan

isi pesan, masalah, atau topik, (b) kejelasan dan kerapian pengorganisasian isi,

dan (c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan isi, tujuan

wacana, keadaan nyata termasuk pendengar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pedoman penilaian

berbicara pada penelitian ini merupakan pengembangan dari pendapat para ahli

tersebut. Aspek-aspek kemampuan berbicara siswa yang dinilai dalam penelitian

ini terdiri atas (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan

penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan

koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal,

dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap,

serta penguasaan medan.

Selanjutnya, disusunlah pedoman skoring dan deskripsi kriteria penilaian

dengan beberapa hal yang disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Adapun

pedoman skoring dalam bentuk yang sudah ditetapkan dalam matriks

perencanaan, yakni skala penilaian. Skala penilaian dapat dilihat pada tabel.

Deskripsi masing-masing komponen berbicara (kemampuan menceritakan

pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan

kalimat efektif) dalam skala 4. Di dalam penskoran ini digunakan empat kategori,

yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang dengan dilengkapi bobot masing-

masing komponen. Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini,

maka instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

44

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4.1 Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan

kemampuan akhir (posttest) siswa dalam kemampuan berbicara setelah proses

belajar mengajar berlangsung. Bentuk tes secara lisan, pengukuran ini dilakukan

kepada para siswa. Aspek-aspek yang diukur meliputi isi, organisasi, bahasa, dan

performa. Berikut ini pedoman penilaian kemampuan berbicara dan kriteria

penilaiannya.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

45

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara

Aspek yang Dinilai

Bobot

Skala Nilai

Skor

1 2 3 4

A. Isi

1) kesesuaian isi dengan

tema 3

2) keorisinalan ide 2

3) penguasaan materi 2

B. Organisasi

1) sistematika 2

2) kelogisan 2

3) kohesi dan koherensi 1

C. Bahasa

1) pilihan kata/diksi 3

2) kalimat 3

3) gaya verbal 1

D. Performa

1) pelafalan dan intonasi 2

2) gerak-gerik dan mimik 2

3) sikap 1

4) penguasaan medan 1

Skor Maksimal 25

Keterangan:

1 = kurang, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik

Nilai akhir =

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

46

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perbedaan pembobotan pada tiap subaspek dari keempat aspek tersebut

menunjukkan bahwa subaspek yang memiliki bobot tinggi dibandingkan sub

aspek lainnya adalah dititikberatkan berdasarkan kompetensi dasarnya, yakni

menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan

pilihan kata dan kalimat efektif. Oleh karena itu, subaspek pilihan kata dan

kalimat memiliki bobot tinggi. Demikian juga pada subaspek kesesuaian isi

dengan tema memiliki bobot tinggi karena pengalaman yang diceritakan

dikehendaki sesuai dengan temanya, yakni budaya lokal.

Tabel 3.2

Rubrik Penilaian

Aspek Subaspek Skor dan Kriteria

(1) (2) (3)

Isi 1) kesesuaian isi

dengan tema

4 = Isi cerita menunjukkan empat kriteria,

yakni sesuai dengan pokok-pokok

cerita yang disusun, sesuai topik,

gagasan/ide yang dikemukakan sesuai

topik, dan mengandung wujud/unsur

budaya lokal.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria.

2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria.

1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria.

2) keorisinalan ide 4 = Pengalaman yang diceritakan

menunjukkan empat kriteria, yakni

berbeda dengan teman, faktual, aktual,

dan kreatif.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria.

2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria.

1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria.

3) penguasaan

materi

4 = Cerita yang disampaikan pembicara

menunjukkan empat kriteria, yakni

disampaikan dengan lancar,

sistematis, berdasarkan pengalaman,

dan mencerminkan pemahaman

terhadap budaya lokal.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria.

2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria.

1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

47

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Organisasi 1) sistematika 4 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan empat kriteria, yakni

sistematis, terdapat pendahuluan, isi,

dan penutup.

3 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan tiga kriteria.

2 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan dua kriteria.

1 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan satu kriteria.

2) kelogisan 4 = Cerita pembicara menunjukkan empat

kriteria, yakni dapat diterima nalar,

relevan, faktual, dan aktual.

3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga

kriteria.

2 = Cerita pembicara menunjukkan dua

kriteria.

1 = Cerita pembicara menunjukkan satu

kriteria.

3) kohesi dan

koherensi 4 = Cerita pembicara menunjukkan empat

kriteria, yakni penggunaan konjungsi

tepat, utuh, padu, dan sistematis.

3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga

kriteria.

2 = Cerita pembicara menunjukkan dua

kriteria.

1 = Cerita pembicara menunjukkan satu

kriteria.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

48

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Bahasa 1) pilihan kata/diksi

4 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan empat kriteria, yakni

tepat, jelas, bervariasi, dan konkret.

3 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan tiga kriteria.

2 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan dua kriteria.

1 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan satu kriteria.

2) kalimat

4 = Kalimat pembicara menunjukkan

empat kriteria, yakni keutuhan,

perpautan, kehematan, dan hubungan

yang logis.

3 = Kalimat pembicara menunjukkan tiga

kriteria.

2 = Kalimat pembicara menunjukkan dua

kriteria.

1 = Kalimat pembicara menunjukkan satu

kriteria.

3) gaya verbal 4 = Gaya verbal pembicara menunjukkan

empat kriteria, yakni percaya diri,

tegas, lugas, dan tanpa banyak basa-

basi.

3 = Pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Pembicara menunjukkan satu kriteria.

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

49

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Performa 1) pelafalan dan

intonasi 4 = Pelafalan dan intonasi pembicara

menunjukkan empat kriteria, yakni

jelas, tepat, tinggi-rendah nada tepat,

dan keras-lemah suara pun tepat.

3 = Pelafalan dan intonasi pembicara

menunjukkan tiga kriteria.

2 = Pelafalan dan intonasi pembicara

menunjukkan dua kriteria.

1 = Pelafalan dan intonasi pembicara

menunjukkan satu kriteria.

2) gerak-gerik dan

mimik 4 = Gerak-gerik dan mimik pembicara

menunjukkan empat kriteria, yakni

mendukung cerita, sesuai, wajar, dan

ekspresif.

3 = Gerak-gerik dan mimik pembicara

menunjukkan tiga kriteria.

2 = Gerak-gerik dan mimik pembicara

menunjukkan dua kriteria.

1 = Gerak-gerik dan mimik pembicara

menunjukkan satu kriteria.

3) sikap 4 = Sikap pembicara menunjukkan empat

kriteria, yakni wajar, tenang, tidak

kaku, dan tidak gugup.

3 = Sikap pembicara menunjukkan tiga

kriteria.

2 = Sikap pembicara menunjukkan dua

kriteria.

1 = Sikap pembicara menunjukkan satu

kriteria.

4) penguasaan

medan

4 = Pembicara menunjukkan empat

kriteria, yakni pandangan tidak

menunduk/tertuju pada satu arah,

pandangan menyebar, menarik

perhatian, dan menguasai situasi.

3 = Pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Pembicara menunjukkan satu kriteria.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

50

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Format Penilaian Kemampuan Berbicara

Tema : Budaya Lokal Cirebon

Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)

Pengajar : Ibu Hj. Memunah, S.Pd.

Kelas : VII

Evaluator : Bapak Tukiran, S.Pd.

Bapak Deden Sutrisna, S.Pd.

Marfuah, S.Pd.

Tabel 3.3

Nomor

Subjek

Aspek yang Dinilai

Isi Organisasi Bahasa Performa Nilai

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 2 3 4 5

Jumlah Rata-rata

Keterangan:

Isi Organisasi Bahasa Performa

1 = kesesuaian isi

dengan tema

(bobot = 3)

2 = keorisinalan ide

(bobot = 2)

3 = penguasaan

materi

(bobot = 2)

1 = sistematika

(bobot = 2)

2 = kelogisan

(bobot = 2)

3 = kohesi dan

koherensi

(bobot = 1)

1 = pilihan

kata/diksi

(bobot = 3)

2 = kalimat

(bobot = 3)

3 = gaya verbal

(bobot = 1)

1 = pelafalan dan

intonasi

(bobot = 2)

2 = gerak-gerik dan

mimik

(bobot = 2)

3 = sikap (bobot = 1)

4 = penguasaan

medan

(bobot = 1)

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

51

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Contoh Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase

untuk Skala Empat

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan

1 – 4 D – A

86 – 100 4 A Baik Sekali

76 – 85 3 B Baik

56 – 75 2 C Cukup

10 – 55 1 D Kurang

Sumber: Nurgiyantoro (2012: 253)

3.4.2 Observasi

Observasi berupa pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama

kegiatan pembelajaran berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling

mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan

kalimat efektif. Pengamatan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran

dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang sesuai dengan butir

pernyataan di lembar observasi.

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dengan

saksama selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh tiga orang, yakni

Tukiran, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 15

Cirebon, Deden Sutrisna, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di

SMK Kartika Cirebon, dan penulis, yang selanjutnya disebut observer. Adapun

yang berperan sebagai guru pelaksana pembelajaran, yakni guru mata pelajaran

bahasa Indonesia lainnya yang bernama Hj. Maemunah, S.Pd. Aspek-aspek yang

perlu diamati baik terhadap guru maupun siswa adalah sebagai berikut.

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

52

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Aktivitas Guru

1) kemampuan membuka pelajaran, meliputi menarik perhatian siswa,

menumbuhkan motivasi siswa, melakukan apersepsi, dan menjelaskan

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran;

2) performa guru dalam pembelajaran, meliputi penampilan, kejelasan suara, dan

ekspresi serta gerak-gerik anggota tubuh;

3) penguasaan bahan pembelajaran, meliputi relevansi dengan tujuan

pembelajaran, pengaitan dengan pengalaman siswa, dan menunjukkan

kedalaman pokok bahasan;

4) proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan

budaya lokal, meliputi relevansi penggunaan multimedia bermuatan budaya

lokal dengan tujuan pembelajaran, keterampilan menggunakan multimedia

bermuatan budaya lokal, kejelasan dalam menerangkan/memberi contoh dan

instruksi, menggali pengetahuan dan pengalaman siswa berkaitan dengan

budaya lokal, memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih budaya lokal

yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari

multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai

materi bercerita, dan efisiensi dalam penggunaan waktu;

5) penerapan strategi, meliputi membantu siswa yang mengalami kesulitan,

memotivasi dan mendorong siswa untuk berpikir dan berbicara, melatih siswa

dalam berbicara, dan kesesuaian pelaksanaan dengan rencana pembelajaran.

6) kemampuan menilai proses dan hasil belajar siswa, meliputi relevansi

pertanyaan-pertanyaan lisan dengan tujuan pembelajaran dan relevansi

penilaian dengan yang telah direncanakan; dan

7) kemampuan dalam mengakhiri proses pembelajaran, meliputi peninjauan

kembali materi pelajaran secara menyeluruh, melakukan penilaian akhir

pembelajaran (posttest), dan penyampaian informasi tentang pelajaran

selanjutnya.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

53

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Aktivitas Siswa

1) interaksi dengan guru selama proses pembelajaran, meliputi menghormati dan

menghargai guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan

saksama, dan melaksanakan instruksi/perintah guru;

2) interaksi antarsesama siswa selama proses pembelajaran, meliputi menghargai

pendapat teman dan berinteraksi dengan teman secara baik;

3) partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan

multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi memperhatikan multimedia

bermuatan budaya lokal yang ditayangkan guru, mengemukakan pendapat,

mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan yang diberikan guru berkaitan

dengan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan, memilih budaya

lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan

dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan

sebagai materi bercerita, mengidentifikasi dan menyusun pokok-pokok

pengalaman pribadinya berkaitan dengan budaya lokal, menceritakan

pengalaman pribadinya yang paling mengesankan berkaitan dengan budaya

lokal, dan memberi penilaian berupa komentar, tanggapan, dan sebagainya

terhadap penampilan siswa lain; dan

4) motivasi dan keantusiasan siswa dalam belajar, meliputi semangat dan antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menunjukkan rasa senang dan

kegembiraan dalam belajar, tertib dan tidak ribut selama kegiatan

pembelajaran, dan efisiensi dalam penggunaan waktu.

3.4.3 Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran

berbicara untuk mengetahui pendapatnya terhadap mutimedia yang digunakan

selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbicara. Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan meliputi, penggunaan media atau model seperti apa yang biasa

digunakan dalam pembelajaran berbicara, tanggapan terhadap penggunaan

multimedia bermuatan budaya lokal yang diterapkan dalam pembelajaran

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

54

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbicara, penilaian terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal,

baik positif maupun negatif dalam pembelajaran berbicara, dan kesulitan yang

dihadapi dalam penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal pada

pembelajaran berbicara.

3.4.4 Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan

multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Adapun butir-

butir pernyataan di dalam angket, yakni sebagai berikut.

1. Saya senang belajar berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan

budaya lokal.

2. Multimedia bermuatan budaya lokal yang digunakan guru dalam kegiatan

pembelajaran berbicara sangat menarik.

3. Belajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal

menumbuhkan motivasi saya dalam berbicara.

4. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal

membantu saya dalam berbicara.

5. Kemampuan berbicara saya meningkat setelah menggunakan multimedia

bermuatan budaya lokal.

3.5 Uji Instrumen Penelitian

Agar instrumen yang digunakan memenuhi validitas dan reliabilitasnya,

maka instrumen yang digunakan dikonsultasikan kepada dosen ahli (expert

judgement) untuk menimbang intrumen tersebut apakah layak digunakan atau

tidak. Expert judgment dalam penelitian ini adalah Dr. Sumiyadi, M.Hum., Dr.

Isah Cahyani, M.Pd., dan Dr. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd. Berdasarkan hasil

konsultasi dengan para dosen ahli tersebut, instrumen dinyatakan dapat digunakan

dalam penelitian.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.upi.edu/570/6/T_BIND_1101122_CHAPTER 3.pdf38 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran

55

Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.6 Teknik Analisis Data

Data pembelajaran berbicara dalam menceritakan pengalaman yang

paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan

kalimat efektif dianalisis dengan melihat perbedaan antara penggunaan

multimedia bermuatan budaya lokal dengan penggunaan media visual bermuatan

budaya lokal melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1. Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi skor;

2. Menghitung nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol; dan

3. Menganalisis hasil pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan menggunakan statistik inferensial dengan rumus uji t, yakni

dengan perhitungan statistik SPSS 20.0 dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Perhitungan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi) skor tes

prestasi belajar pada pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol;

b. Pengujian hipotesis perbedaan rata-rata tes prestasi belajar siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t; dan

c. Perhitungan uji t dilakukan menggunakan program SPSS 20.0

3.7 Populasi dan Sampel Penelitian

3.7.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 15

Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013, yakni sebanyak 554 siswa dari delapan kelas.

3.7.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 siswa. Jumlah ini dibagi ke

dalam dua kelompok, yakni sebanyak 35 siswa di kelas eksperimen dan 35 siswa

lainnya di kelas kontrol.