24
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut KBBI (2012, hlm. 579) Metode adalah cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan, cara belajar dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian itu sendiri dalam KBBI (2012, hlm. 857) merupakan pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang sudah diatur dalam melakukan penyelidikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm. 3) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono dalam bukunya (2013, hlm. 107) metode penelitian eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Artinya dalam penelitian ini akan ada suatu stimulus yang diberikan untuk suatu subjek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua subjek penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi stimulus tertentu, dalam penelitian ini kelas eksperimen akan diberikan suatu pembelajaran pembagian bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan quantum learning. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak mendapatkan perlakuan khusus, tetapi tetap dilakukan pengamatan. Jika kelas eksperimen diberikan suatu pendekatan khusus untuk menjelaskan konsep pembagian bilangan bulat, kelas kontrol akan mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional atau pendekatan yang digunakan guru setiap harinya. Jika penelitian ini berhasil maka akan terlihat jelas perbedaan yang terjadi pada hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/19499/6/S__MTK_KDSERANG_1101428_Chapter 3.pdf19 laila nur rohman,2015 pengaruh pendekatan quantum learning terhadap

Embed Size (px)

Citation preview

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut KBBI (2012, hlm. 579) Metode adalah cara yang telah diatur dan

berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan, cara

belajar dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian itu sendiri dalam KBBI (2012,

hlm. 857) merupakan pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan. Jadi dapat kita

simpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang sudah diatur dalam

melakukan penyelidikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini diperkuat

dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm. 3) Metode penelitian adalah cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Menurut Sugiyono dalam bukunya (2013, hlm. 107) metode

penelitian eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Artinya dalam penelitian ini akan ada suatu stimulus yang

diberikan untuk suatu subjek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua subjek

penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah

kelas yang diberi stimulus tertentu, dalam penelitian ini kelas eksperimen akan

diberikan suatu pembelajaran pembagian bilangan bulat dengan menggunakan

pendekatan quantum learning. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak

mendapatkan perlakuan khusus, tetapi tetap dilakukan pengamatan. Jika kelas

eksperimen diberikan suatu pendekatan khusus untuk menjelaskan konsep

pembagian bilangan bulat, kelas kontrol akan mendapatkan pembelajaran dengan

pendekatan konvensional atau pendekatan yang digunakan guru setiap harinya.

Jika penelitian ini berhasil maka akan terlihat jelas perbedaan yang terjadi pada

hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

19

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Qoasi Ekperimental

Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono

(2013, hlm. 114), Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan karena pada

kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian ini diambil dua kelas yang tidak dipilih

secara acak. Namun kelas ini dipilih karena atas beberapa pertimbangan. Kelas

yang pertama merupakan kelas kontrol yang diberikan pendekatan konvensional,

sedangkan kelas kedua adalah kelas eksperimen yang diberikan pendekatan

quantum learning. Kedua kelas akan mendapatkan materi yang sama yaitu konsep

pembagian bilangan bulat.

Pengamatan dilakukan dua kali yaitu melalui tes awal dan tes akhir. Tes

awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memecahkanan

masalah matematis pada konsep pembagian bilangan bulat. Sedangkan tes akhir

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan

memecahkan masalah matematis siswa terhadap konsep pembagian bilangan

bulat. Pengamatan ini berawal dari pemberian tes awal untuk kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Soal yang diberikan untuk kedua kelas tersebut mempunyai

jumlah dan bentuk yang sama. Selanjutnya akan diberikan perlakuan yang

berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan

mendapatkan treathment dengan menggunakan pendekatan quantum learning,

sedangkan kelas kontrol akan mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan konvensional. Tahap akhir dari pengamatan ini adalah pemberian tes

akhir. Tes yang diberikan untuk kedua kelas adalah sama. Seperti yang sudah

dijelaskan diatas, kegunaan tes akhir ini untuk mengetahui peningkatan hasil

20

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan memecahkan masalah matematis siswa sekaligus untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Desain penelitian ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan Sugiyono

(2013, hlm. 116) digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

O1 X O2

O3 O4

Keterangan :

O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen

O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen

X : Penggunaan Pendekatan Quantum Learning

O3 : Tes Awal Kelas Kontrol

O4 : Tes Akhir Kelas Kontrol

1. Prosedur Penelitian

a. Menentukan variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan yang

terjadi pada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pendekatan

quantum learning, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa.

b. Menyusun media pembelajaran

21

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap ini peneliti akan menyususun media pembelajaran yang

nantinya akan digunakan dalam penelitian. Media tersebut diantaranya

adalah RPP, lembar kerja siswa, dan alat peraga.

c. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal dan

lembar wawancara yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah siswa pada pelajaran matematika. Hal yang tidak

kalah penting adalah mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada

dosen pembimbing dan guru kelas untuk mengurangi kesalahan yang

terjadi dalam penelitian nantinya. Sebelum instrumen diujicobakan ke

kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlebih dahulu instrumen

diujicobakan ke siswa lain yang bukan sebagai kelas penelitian. Dalam

penelitian ini instrumen tes diujicobakan ke kelas III di SD Drangong

untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipahami

dengan benar oleh siswa dan tidak menimbulkan salah pengertian. Jika

soal tes tersebut sudah valid, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tes

terhadap kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

d. Menentukan subjek dan sampel penelitian

Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek dan sampel penelitian

akan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel yang

disengaja. Setelah menentukan sampel kelas. Kemudian peneliti

menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol akan

menggunakan pendekatan konvensional atau pendekatan yang biasa

guru lakukan, sedangkan kelas eksperimen akan mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan quantum learning.

e. Memberikan uii tes awal atau pretes untuk kedua kelas.

Pretes dilakukan dalam waktu yang bersamaan untuk mengurangi

tingkat kebocoran soal. Soal yang diberikan untuk kedua kelas

mempunyai jumlah dan bentuk yang sama.

22

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Pelaksaan penelitian

Melakukan treatment yang sudah direncanakan sebelumnya. Peneliti

akan menjelaskan konsep pembagian bilangan bulat dengan catatan

kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional dan kelas

eksperimen menggunakan pendekatan quantum learning.

g. Memberikan uji tes akhir

Uji tes akhir atau postes diberikan untuk kedua kelas pada waktu yang

bersamaan untuk mengurangi tingkat kebocoran soal. Soal postes

mempunyai jumlah dan bentuk yang sama untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

h. Pengumpulan data setelah pelaksaan penelitian

i. Menganalisis hasil penelitian

j. Melakukan uji hipotesis

k. Menyimpulkan hasil penelitian

2. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cigabus yang

beralamat di jalan Takari Km 6, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

Alasan peneliti memilih sekolah ini, karena lokasi sekolah yang cukup

dekat dengan tempat tinggal peneliti di Serang sehingga mudah untuk

dijangkau. Karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal,

sehingga mempermudah dalam pengambilan data dan mengefisienkan

waktu pelaksanaan penelitian sehingga berjalan lancar sesuai dengan

jadwal rencana penelitian yang telah disusun.

b. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi Penelitian

Sugiyono (2013, hlm. 117) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

23

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I sampai kelas

VI SDN Cigabus yang jumlah seluruhnya adalah 459 siswa, dengan

jumlah siswa laki-laki 242 dan jumlah siswa perempuan adalah 217.

Dalam penelitian ini subjek diambil dari kelas yang sudah ada

karena peneliti tidak mungkin untuk membentuk kelas yang baru,

sehingga subjek yang dipillih tidak diambil secara acak.

Tabel 3.2

Data Jumlah Siswa SDN Cigabus

No Kelas Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan

1. IA 23 17

2. IB 28 16

3. IIA 27 15

4. IIB 20 22

5. IIIA 16 24

6. IIIB 23 18

7. IVA 15 11

8. IVB 10 22

9. VA 22 14

10. VB 19 17

11. VIA 22 16

12. VIB 17 25

Jumlah 242 217

2) Sampel Penelitian

Sugiyono (2013, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Adapun sampel

yang diambil dari seluruh subjek penelitian adalah siswa SD kelas

IIIA dan siswa kelas IIIB, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Penelitian

24

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Kelas Jumlah Siswa

1. IIIA 26

2. IIIB 26

Jumlah seluruhnya 52

Tidak semua siswa dijadikan sebagai subjek penelitian dalam

penelitian ini. Hal ini disebabkan pada saat penelitian banyak siswa

yang tidak berangkat sekolah, sehingga untuk mempermudah

pengolahan data penelitian, siswa yang digunakan dalam penelitian

ini hanya siswa yang aktif berangkat sekolah. Kelas IIIA dijadikan

sebagai kelas kontrol dan kelas IIIB dijadikan sebagai kelas

eksperimen. Dimana antara kelas IIIA dan IIIB diasumsikan

memiliki kemampuan yang seimbang. Setiap kelas memliki

kemampuan dasar yang sama, ada yang pintar, ada juga yang kurang

pintar. Atau dengan kata lain siswa pada kelas IIIA dan IIIB yang

digunakan sebagai sampel penelitian ini memliki kemampuan dasar

yang homogen.

3. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148) instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) yang

digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas

eksperimen menggunakan pendekatan quantum learning dan kelas kontrol

menggunakan pendekatan konvensional. Selain tes, dalam penelitian ini

akan menggunakan wawancara untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran dengan pendekatan quantum learning.

a. Tes

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

dengan menggunakan suatu aturan. Dalam penelitian ini tes yang

25

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan adalah tes dengan bentuk essai. Soal pretes dan postes yang

diberikan kepada kedua kelas penelitian adalah soal yang berbeda namun

mempunyai tingkat kesukaran yang sama.

Adapun bentuk soal pretes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Bentuk Soal Pretes

No.

Indikator

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Soal Tingkat

Kesukaran Skor

1. Mengidentifikasi unsur-

unsur yang diketahui, yang

ditanyakan dan kecukupan

unsur yang diperlukan

Ani memetik 8 bunga di depan kelas. Delapan

bunga tersebut dikelompokkan menjadi empat.

Berapa jumlah bunga pada setiap kelompok?

Mudah 20

2. Merumuskan masalah

matematika atau menyusun

model matematika

Riri membeli 5 pensil dengan harga Rp

10.000. Jika Andi akan membeli 3 pensil

maka berapakah Andi harus membayarnya?

Sukar 20

3. Menerapkan strategi untuk

menyelesaikan berbagai

masalah (sejenis dan

Tentukan hasil dari:

a) (40 : 10) : 2 = . . .

b) 40 : (10 : 2) = . . .

Sedang 20

26

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah baru) dalam atau

di luar matematika

4. Menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil

sesuai permasalahan asal

Yanti mempunyai 18 rambutan yang dibagi

menjadi 3 ikat. Setiap ikatnya berisi rambutan

yang sama banyak. Jika kamu diminta tolong

Yanti, maka berapa banyaknya raambutan

dalam setiap ikat?

Mudah 20

5. Menggunakan matematika

secara bermakna

Kelas IIIa terdiri dari 28 siswa. Jika terdapat

empat siswa dalam setiap kelompok, berapa

kelompok yang terdapat dikelas tersebut?

Sedang 20

Sedangkan bentuk soal postes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Bentuk Soal Postes

No.

Indikator

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Soal Tingkat

Kesukaran Skor

1. Mengidentifikasi unsur-

unsur yang diketahui, yang

ditanyakan dan kecukupan

unsur yang diperlukan.

Fatih mempunyai 9 kelereng. Sembilan

kelereng tersebut dikelompokkan menjadi

tiga. Berapa jumlah kelereng pada setiap

kelompok?

Mudah 20

2. Merumuskan masalah

matematika atau menyusun

model matematika.

Ahmad membeli 10 permen dengan harga Rp

5000. Jika Arif akan membeli 4 permen yang

sama, maka berapakah Arif harus

membayarnya?

Sukar 20

3. Menerapkan strategi untuk

menyelesaikan berbagai

masalah (sejenis dan

masalah baru) dalam atau

di luar matematika

Tentukan hasil dari:

a. (64 : 8) : 2 = . . .

b. 64 : (8 : 2) = . . .

Sedang 20

4. Menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil

sesuai permasalahan asal

Falah mempunyai 24 duku yang dibagi

kedalam 3 keranjang. Setiap keranjang berisi

duku yang sama banyak. Jika kamu diminta

Mudah 20

27

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tolong Falah untuk menghitung, maka berapa

banyak duku dalam setiap keranjang?

5. Menggunakan matematika

secara bermakna

Kelas IIIB terdiri dari 39 siswa. Jika kelas

tersebut akan dibagi menjadi 3 kelompok yang

sama banyak, maka ada berapa kelompok

dalam kelas tersebut?

Sedang 20

Sebelum soal tes tersebut digunakan dalam penelitian, terlebih

dahulu soal tersebut harus diuji cobakan ke kelas yang sederajat dengan

kelas penelitian. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur jika

memenuhi syarat tes yaitu validitas yang tinggi.

Validitas merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menunjukkan

kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat

mengukur apa yang akan diukur. Terdapat beberapa cara untuk menguji

validitas dalam bentuk soal, yaitu:

1) Validitas muka dan validitas isi

Validitas muka disebut juga sebagai validitas bentuk soal atau

validitas tampilan berupa pertanyaan dalam soal. Validitas muka

dilakukan untuk mengetahui keabsahan susunan kalimat pada soal agar

tidak menimbulkan salah pengertian. Sedangkan validitas isi merupakan

pembuktian tentang kesesuaian tes jika dilihat dari materi yang diajukan,

kesesuaian butir soal dengan indikator, kesesuaian butir soal dengan

tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi soal dengan tujuan yang

dingin dicapai. Untuk mendapatkan validitas muka dan validitas isi,

maka sebelum soal diberikan kepada siswa soal akan diberikan kepada

dosen pembimbing dan guru sebagai tim ahli untuk mengoreksi soal.

LEMBAR PERTIMBANGAN

Bapak dan Ibu yang terhormat, saya memohon kesediaan Bapak dan Ibu untuk

melakukan pertimbangan terhadap seperangkat tes kemampuan pemecahan

28

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah matematis dengan cara mengisi tabel yang telah disediakan untuk

mengetahui validitas muka dan validitas isi dari perangkat tes tersebut. Atas

kesediaan dan masukan dari Bapak dan Ibu, saya ucapkan terima kasih.

A. Validitas Muka

Untuk setiap butir soal, jika Bapak dan Ibu menganggap soal tersebut valid

maka bubuhkan angka 1 pada tabel. Jika Bapak dan Ibu menganggap soal

tersebut tidak valid maka bubuhkan angka 0 pada tabel. Jika soal tidak valid,

saya mohon berikan komentar mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan

berikan saran/perbaikan pada tempat yang telah disediakan dalam tabel.

Dari segi validitas muka, soal dikatakan valid jika telah memenuhi kriteria

validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi

bahasa atau redaksional.

B. Validitas Isi

Untuk setiap butir soal, jika Bapak dan Ibu menganggap soal tersebut valid

maka bubuhkan angka 1 pada tabel yang telah disediakan. Namun jika Bapak

dan Ibu menganggap soal tersebut tidak valid maka bubuhkan angka 0 pada

tabel. Jika soal tersebut tidak valid, saya mohon berikan komentar mengenai

ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada tempat yang

telah disediakan dalam tabel.

Soal dikatakan valid jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:

1. Materi pokok yang diberikan.

2. Indikator pencapaian hasil belajar.

3. Aspek kemampuan berpikir kreatif matematis.

4. Tingkat kesukaran untuk siswa kelas IV SD.

Tabel 3.6

Validitas Muka Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

No.

Soal

Valid (1) atau

Tidak Valid (0) Komentar dan Saran Perbaikan

1.

29

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.

3.

4.

5.

Tabel 3.7

Validitas Isi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

No.

Soal

Valid (1) atau

Tidak Valid (0) Komentar dan Saran Perbaikan

1.

2.

3.

4.

5.

Serang, 16 Maret 2015

Validator,

Dr. Andika Arisetyawan, M. Si.

NIP. 19810327 200501 1 004

Serang, 16 Maret 2015

Validator,

Dr. Andika Arisetyawan, M. Si.

NIP. 19810327 200501 1 004

30

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Validitas butir soal

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan

kriteria. Sebelum instrumen diberikan kepada sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini, peneliti mengujicobakan instrumen

kepada siswa lain yang tidak menjadi sampel dalam penelitian.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan

dapat dipahami dengan benar oleh siswa dan tidak menimbulkan salah

pengertian. Setelah melalui tahapan uji validitas oleh para ahli, maka

akan diteruskan dengan menghitung validitas. Cara mengetahui validitas

adalah dengan menggunakan aplikasi anates.

Setelah koefisien validitasnya diketahui, kemudian nilai yang

didapat diinterpretasikan berdasarkan kriteria menurut Cece Rachmat dan

Solehudin (2006, hlm. 74) pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Tidak Ada Hubungan

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,69 Cukup

0,70 – 0,89 Kuat / Tinggi

0,90 – 1,00 Sangat Kuat / Sangat Tinggi

Untuk mengetahui validitas butir soal, dalam penelitian ini intrumen tes

diuji cobakan pada kelas yang sederajat yang bukan merupakan kelas

penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen tes diuji cobakan di SDN

31

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drangong 1 pada hari Rabu, 15 April 2015. Hasil data yang diperoleh

tidak dihitung secara manual, melainkan diolah menggunakan program

software Anabutis dan Microsoft Exel. Hasil perhitungannya adalah

sebagai berikut:

32

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Interpretasi Uji Validitas Setiap Butir Soal Kemampuan

Pemecahan Masalah Siswa

Nomor Soal Korelasi (y) Interpretasi Validitas Validitas

1 0,844 Kuat / Tinggi Valid

2 0,621 Cukup Valid

3 0,772 Kuat / Tinggi Valid

4 0,704 Kuat/ Tinggi Valid

5 0,798 Kuat / Tinggi Valid

3) Reliabilitas Tes

34

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Rachmat, (2006, hlm. 70) reliabilitas menunjukkan

tingkat keterandalan atau kemampuan suatu tes. Maksudnya sujauh

mana suatu tes dapat mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten.

Dengan kata lain, jika para siswa diberikan tes yang sama dan dalam

waktu ynag berbeda, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan

(rangking) yang sama dalam kelompoknya. Setelah soal valid, alat ukur

juga harus dapat memenuhi standar reliabilias. Suatu instrumen dapat

dikatan reliable jika alat tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.

Tingkat reliabilitas dari suatu instrumen menurut Guilford

dalam Rostina (2014, hlm. 70), sebagai berikut :

Tabel 3.10

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya rII Interpretasi

0,80 < rII ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < rII ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rII ≤ 0,60 Cukup / Sedang

0,20 < rII ≤ 0,40 Rendah

rII ≤ 0,20 Sangat rendah

35

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah wawancara.

Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi yang lebih lengkap

dan mendalam mengenai perasaan dan sikap siswa terhadap

pembelajaran matematik menggunakan metode quantum learning.

Sebagaimana dijelaskan oleh Susan Stainback dalam Sugiyono (2013,

hlm. 318) bahwa interviewing provide the researcher a means to gain

a deeper understanding of how the participant interpret a situasion or

phenomenon than can be gained through observation alone. Hal ini

berarti dalam penelitian ini peneliti ingin memeproleh data yang lebih

37

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendalam tentang partisipan dalam mengintrepretasikan situasi yang

terjadi.

Adapun pertanyaan wawancara yang akan diajukan untuk siswa

adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan quantum learning jika dibandingkan

dengan pembelajaran yang biasa guru gunakan sehari-hari?

2) Apakah dengan menggunakan pendekatan quantum learning kamu

lebih tertarik untuk lebih belajar matematika? Coba jelaskan

alasannya!

3) Apakah dengan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

quantum learning kamu bisa memahami materi pembagian

bilangan bulat? Coba jelaskan!

4) Apakah dengan pembelajaran menggunakan pendekatan quantum

learning kamu dapat membantumu memecahkan masalah sehari-

hari? Coba jelaskan!

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara terhadap

beberapa perwakilan siswa dari kelompok kemampuan rendah, sedang dan

tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perasaan partisipan lebih

mendalam.

C. Teknik Pengumpuan data

Instrumen yang digubakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Penelitian ini akan menggunakan tes sebagai instrumen penelitian.

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes dilakukan sebelum

(pretes) dan sesudah (postes) proses pembelajaran terhadap kedua kelas

baik eksperimen maupun kontrol. Waktu pelaksanaan tes awal dan tes

akhir dilakukan secara bersamaan agar data yang dihasilkan lebih akurat

38

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari siswa yang telah mendapatkan

tes terlebih dahulu.

2. Wawancara

Selain menggunakan tes, penelitian ini juga menggunakan

wawancara sebagai instrumen penelitiannya. Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara

digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran yang

menggunakan pendekatan quantum learning.

D. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini hanya data kuantitatif yaitu

berupa data tes. Wawancara digunakan hanya untuk mendukung data tes. Data tes

yang akan dianalisis adalah berupa data pretes dan postes. Data tes akan dianalisis

dengan tahapan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Hipotesis yang telah dirumuskan, nantinya akan di uji menggunakan

perhitungan statistika, antara lain dengan menghitung normalitas, homogenitas

data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

data dari kedua kelas memang berasal dari populasi yang berdistribusi normal

atau tidak. Maksud dari kata normal tersebut adalah apakah penyebaran data

siswa yang diperoleh ada yang mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah.

Oleh karena itu, sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu akan dilakukan uji

normalitas data.

Adapun untuk pengolahan normalitas data pada penelitian ini

digunakan program software Statistics Passage for the Social Sciense (SPSS)

for windows. Hal ini akan dilakukan dengan cara memasukkan data yang akan

diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan

explore, maka akan keluar berupa output nilai uji normalitas yang diinginkan

39

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah sebelumnya melengkapi data input. Data dikatakan normal apabila

taraf signifikansinya di atas 5% atau 0,05.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas setelah kita mengetahui bahwa data yang diperoleh

berdistribusu normal. Uji homogenitas dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi

yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui hasil uji homogenitas antara

kelas ekperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan bantuan

software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows.

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t).

Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel yang merupakan uji perbandingan

(uji komparatif). Tujuan dari uji komparatif adalah untuk membandingkan

apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Syarat untuk

melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas

terpenuhi. Adapun rumus untuk menghitung uji-t adalah (Sugiyono, 2013,

hlm. 274) :

(

) ( √

)

Keterangan:

r = Nilai Korelasi X1 dengan X2

n1 dan n2 = Jumlah sampel

dan = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2

1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2

dan

= Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2

Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh

menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu program

40

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SPSS 21.0 setelah mengatahui normalitas dan homogenitas

datanya,dengan cara memasukan input atau data yang akan diolah pada

cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis compare means dan

independent–samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view

maka akan keluar output berupa tabel uji t.

4. Uji Anova dan Scheffe

Uji anova dan scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan

kemampuan keterampilan proses pada kedua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu

kelompok tinggi, sedang dan rendah. Cara menghitung ujji anova dan

scheffe akan dilakukan dengan bantuan SPSS 21 for windows dengan

langkah-langkah adalah masukkan data, pilih compare means- one way

anova untuk mnegetahui niai yang dominan perbedaannya dari ketiga

kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

5. Pengelompokkan Data

Nilai dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang

dan rendah. Pengelompokkan nilai tersebut akan menggunakan ketentuan

sebagai berikut:

a. Jika x ≥ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “tinggi”

b. Jika (β - std) ≤ x ≤ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai

“sedang”

c. Jika x < (β - std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah”

Keterangan :

x = Nilai Siswa

β = Nilai Rata-rata Siswa

std = Standar Deviasi Kelas

6. Perhitungan Gain Ternormalisasi

41

Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

pendekatan quantum learning. Gain yang diperoleh di normlisasi oleh selisih

antara skor masksimal (Smaks) dengan skor postes. Dimana skor maksimalnya

adalah 100. Hal ini dimaksud untuk menghindari kesalahan

menginterpretasikan perolehan gain siswa. Gain yang dinormalisasi diperoleh

dari menghitung selisih antara skor postes (Spost) dan skor pretes (Spre) dibagi

oleh selisih antara skor maksimal dengan skor postes. Peningkatan yang

terjadi sebelumnya dan sesudah pembelajaran menurut Hake (dalam Rostina,

2014, hlm. 151) dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini:

g = Spos - Spre

Smaks - Spre

Keterangan :

g = Gain

Spre = Skor pretes

Spos = Skor postes

Smaks = Skor maksimal

Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11

Interpretasi N–Gain

Gain Klasifikasi

-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan

g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan

g ≤ 0,3 Gain Rendah

0,3 < g ≤0,7 Gain Sedang

g > 0,7 Gain Tinggi