Upload
gratis-unduh
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
OBJEK PENELITIAN
3.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Di Indonesia, salah satu perusahaan MLM yang peling terkemuka saat ini
adalah CNI ( Centra Nusa Insancemerlang ). Perusahaan yang didirikan oleh
Ginawan Condro, Yanki Regan, Abrian Natan, dan Wirawan Condro ini memulai
kiprahnya di bandung tahun 1986. Semula CNI bernama Nusantara Sun Chlorella
Tama, sesuai dengan nama salah satu produknya yang pernah sangat populer di
akhir tahun 1980 – an.
Perkembangan pesat CNI membawanya ke Jakarta dan juga mengubah
namanya sekaligus memperbanyak jenis produk yang dijualnya kepada
masyarakat luas. Tidak kurang dari 90 jenis produk dijual CNI, mulai dari produk
makanan dan minuman kesehatan, produk rumah tangga, perawatan diri, sampai
alat bantu untuk mengembangkan kreativitas anak – anak. Sebagian produk di
impor dari luar negeri, dan sebagian lagi diproduksi sendiri di Indonesia. CNI
memiliki dua pabrik di Tangerang, Jawa Barat, dan satu pabrik di Pasuruan, Jawa
Timur. Khusus untuk produk – produk makanan dan minumannya, Majelis Ulama
Indonesia menerbitkan Sertifikat Halal yang memberikan ketenangan kepada
konsumennya (mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam).
Sebagai perusahaan MLM yang didirikan di Indonesia, CNI boleh dibilang
pionir dan sekaligus yang terbaik pengorganisasiannya dan terluas jaringan
67
distributornya. Pada tahun 1997 CNI mampu menarik minat sekitar 150.000 orang
untuk mencatatkan diri sebagai distributor independen CNI. Dan menjelang akhir
tahun 1998 CNI mencatat lebih dari 240.000 distributor independennya di seluruh
Indonesia.
3.2. Kegiatan Pokok Usaha Perusahaan
3.2.1. Pelayanan Terpadu dan Perangkat Pendukung Mutakhir
Konsep sukses CNI dapat dijalankan jika terjalin kerjasama yang erat
antara para distributor dengan perusahaan. Untuk itu CNI mengupayakan
penyediaan saran dan prasarana demi memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
efektif, dan efisien.
Pelayanan yang diberikan CNI kepada distributor, pada prinsipnya
menckup tiga divisi utama, yaitu : Operational Division (meliputi EDP,
Accounting dan Diatributor dan Training), Market Division (meliputi Product
Analyst dan Produk Department). Ketiga divisi utama ini didukung oleh Public
Relations and Promotion Department.
Guna memberikan pelayanan yang terpadu dan mensukseskan Visi 2006,
CNI telah membuka kontor – kantor cabang CNI centre di kota – kota besar di
seluruh wilayah Indonesia. Saat ini telah ada 9 kantor cabang yang sekaligus
berperan sebagai CNI centre, yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Manado, Ujung Pandang, Balikpapan, Medan dan Palembang. Sedang CNI centre
68
ada di Jakarta, Samarinda, Malang, dan Jayapura. Jaringan distribusi ini akan terus
bertambah sesuai perkembangan di masa mendatang dan tuntutan konsumen akan
kemudahan untuk mendaptkan produk – produk dan informasi dari CNI. Untuk
lebih dapat menjangkau pelayanan ke kota – kota kecil di sekitarnyam CNI
menunjuk distributor dari wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, dan Irian Jaya menjadi Point Operator (PO) dan Stock Operator
(SO). PO / SO juga membantu CNI dalam penyampaian informasi tentang produk
dan hal lain kepada mitra CNI lainnya, serta distribusi produk.
3.2.2. Produk – Produk Berkualitas
Keberhasilan CNI dalam menjalankan bisnis dan menjaring mitranya,
ditunjang oleh adanya produk – produk yang berkualitas. Saat ini telah dipasarkan
sekitar 90 jenis produk dan akan terus bertambah sesuai dengan meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap produk – produk yang bermutu. CNI memenuhi
kebutuhan masyarakat mulai dari produk makanan dan minuman kesehatan,
produk rumah tangga, perawatan diri, program kreativitas anak (Lasy), dan
produk menarik lainnya. Yang pasti, hanya produk yang berkualitas saja yang
dipasrkan oleh CNI, oleh karena itu CNI berani menerapkan sistem 10 day
cooling off, quality warranty, dan 100% money back guarantee pada sebagian
produknya.
Demi menjaga citra kualitas produk, CNI akan terus bekerjasama dalam
bidang penelitian dan pengembangan produk dangan pihak – pihak yang ahli
69
dalam bidangnya, baik dar dalam maupun luar negeri. Untuk produk lokal, CNI
juga didukung oleh pabrik penghasil produknya yaitu PT.Gancargemilang
Jayasakti (GGJS) dan Hygenacipta Dinamikasarana (HCDS) di Tangerang, Jawa
Barat, dan PT Sun Chlorella Indonesi Manufacturing Corporation (SCI) di
Pasuruan, Jawa Timur. Inilah yang menyebabkan nama CNI identik dengan
produk yang berkualitas.
Terdaftarnya produk – produk CNI di Departemen Kesehatan RI serta
diterbitkannya Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), semakin
menguatkan keberadaan produk – produk CNI dan menambah kepercayaan
masyarakat terhadap keunggulan produk – produk CNI.
3.2.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM )
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat menentukan peningkatan
pertumbuhan dan kemajuan usaha, sehingga perusahaan dapat selalu survive
dalam ketatnya persaingan yang terjadi seiring dengan kemajuan jaman. Demikian
juga CNI, sebagai perusahan yang memakai sistem MLM dan melibatkan banyak
orang, kesuksesannya bukan hanya tergantung pada jumlah mitra usahanya saja,
namun juga kualitasnya. Seorang mitra usaha CNI dituntut mampu meningkatkan
motivasi, kemampuan, dan pengetahuan anggota – anggota lainnya yang berada
dalam jaringan kelompoknya.
Pembinaan sumber daya manusia dilakukan oleh CNI serta para leader,
secara terarah dan kontinyu, baik internal (untuk staf) maupun eksternal (untuk
70
para mitra usaha). Semuanya berorientasi pada pelatihan dan pendidikan.
Diantaranya adalah Seminar Peluang Usaha, Home Party, Seminar Distributor
Baru, dan Seminar Lanjutan / Seminar Kesuksesan Distributor, Seminar
Pengembangan Usaha, Pertemuan Eksekutif CNI, dan Special Programme /
Seminar Pelengkap.
Untuk memulai langkah mewujudkan Visi 2006, tahun 1997 ini ditetapkan
sebagai Tahun Pendidikan CNI dengan slogan : Pendidikan, Kunci Sukses
Bersama CNI. Kualitas SDM menjadi perhatian utama CNI, salah satunya berupa
subsidi bagi para mitra usaha yang telah memenuhi kualifikasi mengikuti
pelatihan, yaitu Seminar Pengembangan Usaha (SPU). Program SPU ini terdiri
dari 6 paket dan diadakan dikota Jakarta, Surabaya, dn Medan. Meliputi Pelatihan
Produk dan RPU (Pakrt A), Usahawan Ekspres (Paket B), Komunikasi Efektif
(Pakat C), Dynamic Leadership Seminar (Paket D), Intensif Leadership (Paket E),
dan Train the Trainer (Paket F). SPU terbukti dapat membatu para mitra CNI
dalam meningkatkan motivasi, wawasan, keterampilan, serta berpibadian kuat,
mental positif, ulet, dan handal, sebagai bekal membina jaringan yang sehat dan
meraih kesuksesan – kesuksesan di CNI.
3.2.4. Komitmen Untuk Meningkatkan Taraf Hidup Bangsa
Seiring dengan semua keberhasilan itu, CNI mempunyai komitmen untuk
peduli dengan maslah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Terealisasinya
yayasan CNI adalah muara dari aktivitas – aktivitas sosial yang diselenggarakan
71
CNI, seperti pemberian Beasiswa bagi anak sekolah dari keluarga tak mampu,
anak – anak distributor dan staf Cni. Bantuan Dana ke Lembaga GN – OTA,
Sumbangan Untuk Rumah Ibadah, Donor Darah Nasional, Khitanan Massal,
Menyantuni Panti Asuhan dan Panti Jompo, CNI Bina Desa, dan kegiatan sosial
lainnya.
CNI juga senantias mengajurkan kepada seluruh anggotanya, khususnya
mereka yang telah berpenghasilan cukup baik, untuk memperhatikan sesamanya
yang membutuhkan pertolongan. Selain dalam hal materi yang lebih penting lagi
yaitu memberi kesempatan berusaha dan sukses bersama CNI. Karena kesuksesan
seseorang akan memberikan andil dalam peningkatan taraf hidup keluarga.
CNI dengan produk berkualitas dan sistem yang terbukti sukses dan luar
biasa, akan terus meningkatkan komitmen untuk peduli dengan masalah sosil. Tak
lain adalah untuk membuat lebih banyak lagi keluarga yang meraih taraf
kehidupan yang lebih baik. Dari keluarga – keluarga sukses inilah, diharapkan
terbentuk suatu bangsa yang makmuk dan sejahtera.
72
3.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. CNI
3.4. Metode Penelitian
3.4.1. Operasional Variabel
Pokok permasalahan yang akan diteliti ini bersumber pada dua konsep
variabelyaitu komponen – komponen sistem Multi Level Marketing (Variabel X)
dan manfaat bagi distributor independen (Variabel Y).
73
PT. CNI
CABANGDAERAH
MARKETING
POINTOPERATOR
ADMINISTRASI KEUANGAN GUDANG
DISTRIBUTOR INDEPENDEN
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Pokok Konsep Variabel
Indikator Skala
Sistem MLM( Variabel X )
Merupakan salah satu cara yang dapat dipilih oleh sebuah perusahaan atau pabrik (produsen) untuk memasarkan atau mendistribusikan atau menjual produknya kepada pelanggan eceran dengan memberdayakan distributor independennya.
Presentase penjualan Pertemuan penjualan Jumlah distributor
independen
OrdinalOrdinalOrdinal
Motivasi ( variabel )
Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor – faktor dalam diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku.Teori proses teori ini menguraikan dan menganlisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Kebutuhan Dorongan Tujuan Kepuasan
Ordinal OrdinalOrdinalOrdinal
3.4.2. Rancangan Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis dibuat untuk menjawab identifikasi
masalah penelitian kedua, yaitu:
: Sistem MLM tidak mempunyai peranan yang signifikan terhadap
pemberian manfaat kepada distributor independen.
: Sistem MLM mempunyai peranan yang signifikan terhadap pemberian
manfaat kepada distributor independen.
74
Untuk menguji signifikansi kedua variabel tersebut, gunakan uji tabel
kurva diatribusi normal (Tabel Z), sehingga dianggap hipotesis telah teruji untuk
diterima atau ditolak sesuai dengan kriteria uji sebelumnya.
3.4.3. Jenis dan Sumber Data
Di dalam melakukan penelitian ini dibutuhkan dua jenis data yaitu data
primer dan data sekunder, adapun kedua data tersebut adalah :
1. Data Primer, data yang berasal dari sumber – sumber dasar yang dikumpulkan
langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden yang
tercatat sebagai distributor independen PT. CNI Cabang Bandung.
2. Data Sekunder, merupakan data yang berasal dari buku – buku dan sumber
lain baik literatur, artikel dan lain – lain yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti yang sifatnya membantu penelitian.
3.4.4. Tehnik Pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai dasar
pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Riset Kepustakaan, adalah suatu kegiatan untuk memperoleh fakta dimana
kegiatannya dilakukan dengan mengumpulkan berbagai literatur, baik dari
perpustakaan maupun dari tempat lain sebagai bahan perbandingan dan
landasan teori.
75
2. Riset Lapangan, dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang dilakukan
dengan mengadakan survai langsung kepada pelanggan dan pengumpulan
datanya dengan cara :
a. Wawancara
Dilakukan dengan pihak PT. CNI Cabang Bandung untuk memperoleh
gambaran umum mengenai Sistem Multi Level Marketing dan manfaat
yang di peroleh distributor independen.
b. Kuesioner
Merupakan alat pengumpul data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan memakai angket kepada responden dalam hal ini distributor
independen PT. CNI Cabang Bandung, yang dijawab bebas oleh resonden
sesuai dengan jawaban yang telah di sediakan dan pertanyaan yang ajukan
berhubungan dengan penelitian.
3.4.5. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang di peroleh dari lapangan diolah dan di analisa dengan
menggunakan statistika sebagai alatnya model statistika yang digunakan untuk
menguji data dalam penelitian adalah statistika non parametrik (sidney singel
1990 : 37 – 38). Karena
Model tes yang digunakan tidak menetapkan syarat – syarat tertentu mengenai
parameter – paremeter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya.
Skala dari variabel menggunakan oordival dan perhitungan statistik korelasi
pangkat dari spearman.
76
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengujian data secara statistik
adalah sebagai berikut
1) Data atau jumlah yang di peroleh dari kuesioner di olah untuk mendapatkan
frekuensi prosentase
2) Pemberian nilai permohonan terhadap kuesioner yang disebarkan kepada
responden dengan memberikan bobot skala linkert dengan ketentuan yang
terbagi dua verahel yaitu
Untuk variabel X (Independent) berisi 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban
sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Pemberian bobot nilai untuk varibel X
Jawaban Skala
Nilai
Sangat Setuju (SS)Setuju (S)Kurang Setuju (KS)Tidak Setuju (TS)Sangat Tidak Setuju (STS)
54321
Untuk variabel Y (dependen) berisi 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban
sebagai berikut.
77
Tabel 3.3.
Pemberian bobot nilai untuk variabel Y
Jawaban Skala Nilai
Sangat Setuju (SS)Setuju (S)Kurang Setuju (KS)Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
54321
Analisis total digunakan untuk mengetahui pendapat hubungan antara
Sistem Multi Level Marketing guna pemberian manfaat kepada distributor
independen tersebut antara variabel bebas dengan variabel tak bebas
menggunakan analisis Rank Spearman. Adapun langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Mengelola setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk
dihitung frekuensi dan prosentasenya.
2. Diambil pasangan data yang akan diteliti sehingga jika banyak sampel sebesar
n, maka didapat (X1, Y1), (X2, Y2), (X3, Y3),………., (Xn, Yn), dimana X
adalah komponen – komponen Sistem Multi Level Marketing dan Y manfaat
bagi distributor independen (Variabel Y).
3. Menentukan skala atau bobot dari masing – masing alternatif jawaban. Jenis
pertanyaan diajukan pada responden bersifat campuran (pertanyaan yang
bersifat tertutup dan terbuka) tentang pendapat responden mengenai Sistem
Multi Level Marketing yang dilaksanakan oleh PT. CNI Cabang Badung yang
78
dilaksanakan oleh perusahaan. Setiap alternatif jawaban akan diberi skor 5 – 4
– 3 – 2 – 1, dimulai dari angka 5 untuk jawaban yang positif dan terus
berurutan sampai angka 1 untuk jawaban negatif untuk setiap jawaban.
4. Menguji hipotesis dengan menggunakan tes statistik yaitu dengan
menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman yang bersimbol rs dengan
rumus :
Dimana : N = Banyaknya sampel
d1 = Selisih rank X dan rank Y ke –1
Jika terdapat rank kembar dalam perhitungan untuk kedua variabel (baik x
maupun y), maka harus digunakan faktor koreksi yang mengharuskan kita
menghitung …. Dan … terlebih dahulu sebelum menghitung besarnya rs, dimana:
Besarnya T dalam perumusan diatas merupakan faktor koreksi bagi tiap variabel
dengan peringkat yang sama yang dirumuskan sebagai berikut :
dimana : t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking
tertentu.
79
Selanjutnya korelasi Rank Spearman dapat ditulis sbagai berikut :
Kuat tidaknya korelasi diukur dengan nilai rs dengan ketentuan yang dinyatakan
dalam tabel berikut yang disusun oleh Jalaludin Rachmat, yaitu :
Tabel 3. 4 Koefisien Korelasi dan Tafsiran Korelasi
KOEFISIEN KORELASI (r) TAKSIRAN KOEFISIEN
0,00 < r < 0,20 Hubungan rendah : lemah sekali0,21 < r < 0,40 Hubungan rendah tetapi pasti0,41 < r < 0,70 Hubungan yang cukup berarti0,71 < r < 0,90 Hubungan yang cukup tinggi : kuat0,91 < r < 1,00 Hubungan sangat tinggi : kuat sekali :
dapat diandalkanSumber : Jalaludin Rachmat (1995 : 29)
Untuk mengetahui berarti atau tidak berartinya hubungan antara variabel x dengan
variabel y dilakukan uji –t :
dengan taraf nyata : dk = n-2
Ho : = 0
Ha : 0
80
Dengan kriteria kesimpulan :
- t(1- )< t < t (1- ), maka Ho diterima, untuk t lainnya Ho ditolak.
Berdasarkan ukuran variabel yang dapat dirangking dengan menggunakan
skala ordinal, hipotesis akan diuji dengan menggunakan tes statistik non
parametrik, yaitu Koefisien Rank Spearman.
3.4.6. Tingkat Signifikansi
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 karena tingkat signifikansi ini yang umum digunakan
ada penelitian ilmu–ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili
pengaruh antara variabel yang diteliti.
81