Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
21
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN THERMOSENS
A. Data Pasien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Dokter : drg. Andy Wiata
Warna gigi : A3
Kasus : Kehilangan gigi 21 12 dengan gigitan
dalam (deep bite)
B. Surat Perintah Kerja Dokter Gigi
Gambar 3.2
Surat Perintah Kerja (SPK)
22
C. Desain gigi tiruan
Gambar 3.2
Desain Gigi Tiruan
Keterangan :
1. Gigi yang hilang
2. Cengkeram (Main clasp)
3. Basis gigi tiruan
D. Waktu dan Tempat Pembuatan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan gigi tiruan
thermosens pada kasus ini dimulai pada tanggal 21 Mei 2019 dan selesai pada
tanggal 25 Juni 2019. Tempat pembuatan dilaksanakan di Laboratorium
Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang dan Lampung Dental Laboratorium.
E. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur pembuatan gigi
tiruan thermosens adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar Alat
No Nama alat No Nama alat
1. Masker 5. Lecron
2. Jas laboratorium 6. Scalpel
23
3. Kain satin 7. Rubber bowl
4. pensil 8. Spatula
9. okludator 16. Tang gips
10. Lampu spirtus 17. Catridge
11. Kuas 18. Silinder ring
12. Cuvet 19. Injection press machine
13. Hand press 20. Heating machine
14. Panci 21. Hanging bur ( fissure bur,
stone bur, rubber pigeon)
15 Kompor gas 22. Mesin poles (white brush,
sikat hitam atau putih
Tabel 3.2
Daftar bahan
No Nama bahan No Nama bahan
1. Alginate 7. Base plate wax
2. Moldano 8. Spirtus
3. Vaselin 9. CMS
4. Air bersih 10. Biji termoplastik
5. Gips 11. Pumice
6. Elemen gigi tiruan (A3) 12. Blue angel
F. Prosedur Pembuatan
Tahap-tahap yang penulis lakukan dalam pembuatan gigi tiruan
thermosens pada kehilangan gigi 21 12 dengan kasus deep bite adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan model kerja
Model kerja dibersihkan dari sisa-sisa bahan cor dan nodul
menggunakan lecron dan scalpel serta mesin trimmer. Lecron dan
scalpel digunakan untuk menghilangkan nodul-nodul pada bagian
palatum,lingual dan bagian interdental serta oklusal gigi. Mesin trimmer
digunakan untuk mengurangi sisa bahan moldano yang berlebihan pada
24
model kerja sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak. Lihat
pada gambar 3.3 dibawah ini.
(a) (b)
Gambar 3.3
(a). Trimming Model (b). Studi Model
2. Duplicating
Model kerja direndam pada air selama 5 menit, takar alginate ± 30
gram sesuai dengan model yang akan dicetak, kemudian alginate diaduk
dengan air hingga homogen, lalu adonan alginate dituangkan pada
sendok cetak. Model kerja dicetakkan diatas adonan alginate kemudian
tekan dan rapihkan, diamkan selama 5 menit hingga alginate mengeras.
Setelah mengeras, lepaskan model kerja dari alginate. Cor cetakan
negatif yang telah dibuat menggunakan moldano untuk mendapatkan
cetakan positif, kemudian tunggu hingga moldano mengeras, lalu
lepaskan model yang sudah di duplicat dari cetakan alginate. Model yang
sudah di duplicat di trimmer serta bersihkan nodul menggunakan lecron
dan scalpel. Lihat pada gambar 3.4 dibawah ini.
25
Gambar 3.4
Duplicating Model Kerja
3. Transfer desain
Desain yang telah direncanakan kemudian digambar pada model
kerja yang sudah dibersihkan menggunakan pensil. Lihat pada gambar
3.5 dibawah ini.
Gambar 3.5
Desain Dari Pandangan Oklusal
4. Penanaman model pada okludator
a. Model kerja dibuatkan midline menggunakan pensil pada rahang atas
dan rahang bawah.
b. Model kerja dioklusikan dan di fixir menggunakan wax.
c. Membuat retensi pada basis model kerja.
d. Plastisin diletakkan pada bagian lower member dan disesuaikan letak
oklusi model kerja pada okludator.
26
e. Aduk adonan gips dan letakkan pada bagian atas model kerja dan
satukan pada upper member, kemudian tunggu hingga mengeras dan
rapihkan.
f. Setelah gips mengeras lepaskan plastisin pada lower member,
kemudian aduk adonan gips dan letakkan pada lower member dan
tutup okludator kemudian rapihkan dan haluskan menggunakan
amplas setelah mengeras. Lihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
(a) (b)
Gambar 3.6
(a). Penanaman Okludator dari Pandangan Labial
(b). Penanaman Okludator dari Pandangan Bukal
5. Penyusunan elemen gigi
Penyusunan elemen gigi menggunakan elemen gigi akrilik
dengan warna A3 sesuai dengan SPK dari dokter gigi. Tahap penyusunan
gigi diawali dengan memanaskan selembar wax diatas lampu spirtus lalu
tempelkan pada model kerja dan rapihkan sesuai dengan desain yang
sudah dibuat. Dilanjutkan dengan menyusun elemen gigi tiruan, elemen
gigi yang disusun adalah gigi incisivus 1 kanan, incisivus 2 kanan,
incisivus 1 kiri dan incisivus 2 kiri rahang atas. Elemen gigi disusun
dengan gigitan dalam (deep bite).
27
Penyusunan gigi anterior rahang atas :
a. Gigi incisivus 1 atas kanan
Gigi incisivus dipasang pada titik kontak sebelah mesial berkontak ke
midline dengan sumbu gigi miring 5°. Elemen gigi disusun diluar
linggir karena jarak antara puncak linggir dengan gigi rahang bawah
sangat sempit. Bagian incisal gigi incisivus rahang atas menutupi
lebih dari 1/3 gigi incisal incisivus rahang bawah.
b. Gigi incisivus 1 atas kiri
Gigi incisivus 1 atas kiri dipasang disebelah gigi incisivus 1 kanan
berkontak dengan mesial incisivus 1 kanan dengan sumbu gigi miring
5°. Bagian incisal gigi incisivus rahang atas menutupi lebih dari 1/3
incisal incisivus rahang bawah.
c. Gigi incisivus 2 atas kanan
Gigi incisivus 2 atas kanan dipasang disebelah gigi incisivus 1 kanan.
Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal incisivus 1
kanan. Kemudian tepi incisal 2mm diatas bidang oklusi.
d. Gigi incisivus 2 atas kiri
Gigi incisivus 2 atas kiri dipasang disebelah gigi incisivus 1 kiri.
Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal incisivus 1 kiri.
Kemudian tepi incisal 2mm diatas bidang oklusi. Lihat pada gambar 3.7
dibawah ini.
Gambar 3.7 Waxing dan
Penyusunan Gigi
28
6. Flasking
Prosedur flasking yang dilakukan yaitu:
a. Lepaskan model kerja dari okludator kemudian radir gigi caninus,
premolar I, premolar II kanan serta gigi caninus dan premolar I kiri
pada model sampai batas waxing cengkeram agar hasil flasking tidak
pecah, kemudian ulasi vaselin pada seluruh bagian model kerja
kecuali elemen gigi dan pola malam.
b. Ulasi vaselin pada dasar cuvet, aduk gips kemudian tuangkan
kedalam cuvet dan ratakan. Model kerja diletakkan diatas adonan
gips kemudian tekan dan rapihkan serta haluskan adonan gips dari
cuvet dan model kerja lalu tunggu hingga adonan gips mengeras.
c. Setelah gips mengeras tahap selanjutnya yaitu pemasangan sprue.
Sprue dibuat menggunakan base plate wax, sprue utama dibuat
dengan cara menggulung lembaran base plate wax dengan bentuk
memanjang, panaskan diatas lampu spirtus lalu gulung dengan
diameter ± 6 mm, dan membuat sprue tambahan dengan diameter
±4 mm. sprue pertama diletakan pada pola malam yang searah
dengan lubang masuknya bahan termoplastik pada cuvet. Sprue
kedua diletakkan pada sisi kanan dan kiri sprue utama. Sprue ketiga
diletakkan pada bagian malam yang searah dengan lubang keluar dari
bahan termoplastik, sprue yang digunakan hanya selembar base plate
wax dengan diameter ± 1cm. kemudian sprue di fiksasi
menggunakan base plate wax dan dirapihkan dari sisa-sisa wax.
d. Setelah sprue terpasang ulasi vaselin di seluruh permukaan bahan
tanam. Kemudian tutup cuvet bawah dengan cuvet atas yang sudah
diulasi dengan vaselin.
e. Bahan moldano diaduk hingga homogen, kemudian adonan
dituangkan pada lubang cuvet atas dan getarkan cuvet secara manual
menggunakan tangan agar adonan moldano masuk merata pada
seluruh bagian cuvet. Lalu tunggu hingga moldano mengeras. Lihat
pada gambar 3.8 dibawah ini.
29
(a) (b)
Gambar 3.8
(a). Flasking (b). Pemasangan Sprue
7. Boiling out
Boiling out dilakukan menggunakan panci dan kompor.
Panaskan air yang telah dimasukkan kedalam panci menggunakan
kompor sampai air mendidih. Kemudian pasang cuvet pada handpress
dan rebus selama ±15 menit. Angkat dan buka cuvet dengan bantuan
pisau malam. Kemudian siram mould space menggunakan air rebusan
bersih dan sikat dengan sabun cair pada bagian mould space agar sisa
wax tidak tertinggal.
Setelah mould space bersih, ulasi bagian mould space
menggunakan CMS sebagai pemisah antara bahan tanam dengan protesa.
Kemudian ambil elemen gigi tiruan dari cuvet lalu bur menggunakan
round bur pada bagian mesio-distal dan permukaan bawah elemen gigi.
Hal ini bertujuan untuk membuat ikatan antara elemen gigi tiruan dengan
basis gigi tiruan. Setelah di bur elemen gigi tiruan dipasang kembali
kedalam mould space menggunakan lem agar tidak berubah posisi saat
proses injection. Lihat pada gambar 3.9 dibawah ini.
30
(a) (b)
Gambar 3.9
(a). Hasil Boiling Out (b). Retensi Elemen Gigi
8. Injection
Biji termoplastik dimasukkan ke dalam cartridge yang
berukuran medium, lalu masukkan kedalam silinder ring. Lalu hidupkan
heating machine dengan suhu 300℃, silinder ring dimasukkan kedalam
heating machine selama 14 menit. Siapkan cuvet yang sudah di baut pada
injection press dengan posisi lubang masuk termoplastik berada dibagian
atas. Setelah heating machine berbunyi ambil silinder ring dan letakkan
diatas lubang masuknya termoplastik pada cuvet. Putar injection press
hingga kencang kemudian kunci injection press dengan pengunci press.
Cuvet yang sudah di injection didiamkan selama 30 menit
hingga bahan dingin, kemudian lepas kunci press dan putar injection
press untuk memisahkan silinder ring dengan cuvet. . Lihat pada gambar
3.10 dibawah ini.
(a) (b)
Gambar 3.10
(a). Proses Pemanasan Biji Termoplastik (b). Proses Injection
31
Pada proses injection press terjadi kegagalan karena seluruh
bagian mould space tidak terisi sempurna, cengkeram bagian kanan pada
gigi caninus tidak terisi disebabkan karena pemasangan sprue yang tidak
tepat, hanya menggunakan dua sprue sehingga bahan tidak dapat masuk
secara sempurna kedalam mould space, sehingga penulis membuat ulang
kembali. Lihat pada gambar 3.11 dibawah ini.
Gambar 3.11 Kegagalan Pertama
Prosedur kedua dilakukan sama seperti prosedur pertama mulai
dari proses duplicating sampai dengan injection, hanya berbeda pada
pemasangan sprue, sprue dibuat menjadi tiga sprue. Pada injection yang
kedua kembali terjadi kegagalan, kegagalan terjadi akibat bahan tanam
moldano yang rapuh, saat proses injection press dilakukan bahan tanam
moldano pecah. Setelah deflasking seluruh bagian mould space terisi
sempurna tetapi terjadi peninggian gigitan sehingga harus membuat
ulang kembali. Lihat pada gambar 3.12 dibawah ini.
Gambar 3.12 Kegagalan Kedua
32
Prosedur ketiga dilakukan sama seperti prosedur kedua mulai dari
duplicating sampai dengan injection, tetapi pada saat flasking cuvet atas
penulis menggunakan bahan tanam moldano tipe II yang lebih kuat,
sehingga pada saat proses injection bahan masuk kedalam mould space
dengan sempurna dan moldano tidak pecah.
9. Deflasking
Baut dilepaskan dari cuvet kemudian buka cuvet menggunakan
tang gips. Lalu pecahkan hingga bahan tanam dan protesa terpisah. Lihat
pada gambar 3.13 dibawah ini.
(a) (b)
Gambar 3.13
(a). Proses Deflasking (b). Hasil Deflasking
10. Pemotongan Sprue
Sprue pada protesa dipotong dan dirapihkan menggunakan
hanging bur dan mata bur freezer. Lihat pada gambar 3.14 dibawah ini.
Gambar 3.14 Proses Merapikan Protesa Dari Sisa Sprue
33
11. Finishing
Setelah seluruh bagian rapi, permukaan basis dan cengkeram di
haluskan menggunakan hanging bur dan mata bur rubber pigeon. Lihat
pada gambar 3.15 dibawah ini.
Gambar 3.15
Proses Meratakan Protesa
12. Polishing
Protesa yang sudah rapih dan halus di poles dengan sikat putih
atau sikat hitam menggunakan abu gosok hingga guratan pada protesa
hilang. Selanjutnya poles protesa dengan white brush menggunakan blue
angel hingga protesa terlihat mengkilap. Lihat pada gambar 3.16 dibawah
ini.
(a) (b)
Gambar 3.16
(a). Proses Menghilangkan Guratan (b). Proses Mengkilapkan Protesa
34
13. Hasil akhir
Setelah dilakukan beberapa tahapan pembuatan gigi tiruan
thermosens ,didapat hasil protesa pada gambar 3.17 dibawah ini.
Gambar 3.17
Hasil Akhir