Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
17
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Definisi Penyakit Jantung
Jantung merupakan jaringan organ tubuh yang tersusun dari otot-otot yang
membentung ruangan. secara klinis otot ini dinamakan otot jantung (miokardia)
yang selalu berkontraksi atau berdenyut tiap detik secara terus menerus. Jantung
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena pada dasarnya
jantung berfungsi untuk memompa dan mengolah darah yang mengandung oksigen
atau O2 dan mengedarkannya seluruh tubuh dan paru-paru. Kemampuan jantung
untuk memompa darah ini akan berlaku dinamis menurun beriringan dengan
bertambahnya usia, sehingga kemampuannya akan terus menurun.
Penurunan kemampuan jantung inilah yang dalam dunia kesehatan
dianmakan penyakit jantung. Selain penurunan kemampuan jantung karena usia,
penurunan ini bisa berasal dari faktor keturunan atau kelainan fungsi bawaan lahir.
Penurunan kemampuan jantung ini biasanya dimulai dengan melemahnya
kemampuan kontraksi otot, emgakibatkan darah yang diedarkan menjadi kurang
sempurna. Karena kekurangan kandungan oksigen maka penderita biasanya akan
menjadi mudah pingsan, lemah, dan menjadi kurang sehat. (Abata, 2014)
Jantung mempunyai susunan serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan dan
bilik kiri. Biasanya penderita penyakit jantung memiliki celah pada serambi kanan
dan serambi kiri. Adapun fungsi dari serambi ini untuk mengolah darah yang
mengandung karbondioksida menjadi darah yang mengandung oksigen, sehingga
ketika terjadi celah antara serambi kanan dan kiri menyebabkan bercampurnya
darah kotor yang dalam hal ini mengandung karbondioksida dengan darah yang
mengandung oksigen. Percampuran ini tentu saja mempunyai pengaruh yang tidak
baik untuk tubuh, karena seharusnya darah yang diedarkan adalah darah yang
mengandung banyak oksigen menjadi darah yang bercampur dengan
karbondiosida. Dalam dunia kesehatan penyakit jantung tergolong menjadi
beberapa jenis :
18
4.1.1. Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan sebuah kondisi dimana jantung yangs
seharusnya bisa memompa dan mengedarkan darah yang mengandung
oksigen namun sudah tidak bisa lagi memompa secara maksimal. Karena
darah yang kekurangan oksigen tentu saja tubuh akan menjadi mudah lelah,
karena tubuh menjadi kekurangan oksigen pada darah. Ketika kondisi
jantung masih sempurna disarankan untuk melakukan kegiatan yang dapat
menjaga fungsi jantung secara efisien. Namun jauh berbeda ketika kondisi
jantung sudah tidak sempurna atau dalam dunia kesehatan biasa mengalami
gagal jantung justru kita harus membatasi agar jantung tidak bekerja terlalu
keras. Tentu saja hal ini harus diimabngi dengan cara hidup yang sehat.
4.1.2. Heart Valve Disease
Heart Valve Disease atau biasa disebut penyakit katub jantung
merupakan kondisi dimana salah satu atau lebih katub jantung tidak dapat
berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa jantung memiliki empat buah
katub yang kesemuanya harus bisa berfungsi dengan normal untuk dapat
mengalirkan darah yang bersih kesuluruh tubuh.
Biasanya penyakit katub jantung ini dibedakan menjadi tiga macam
yaitu penyempitan, kebocoran dan katub tanpa lubang. Gejala yang dapat
didientifikasikan penyakit katub jantung ini yaitu sering kelelahan, detak
jantung tidak stabil bahkan bisa mengakibatkan pingsan.
4.1.3. Arritmatia
Arritmatia atau yang biasa disebut dengan irama jantung tidak
normal, biasanya hal ini disebabkan oleh adanya ganguan pada rangsang
dan penyaluran rangsang jantung baik rangsang berat ataupun ringan.
Arritmatia biasanya dikenal dengan gangguan pada jantung dimana kondisi
detak jantung tidak stabil bisa sangat cepat, sangat lambat atau bahkan tidak
teratur. Sedangkan detak jantung yang terlalu cepat biasa disebut takikardia.
Sedangkan kondisi detak jantung yang terlalu lambat biasanya disebut
dengan radikardia. Penyebab utama jantung tidak dapat memompa darah
yang cukup mengandung oksigen keseluruh tubuh yaitu arritmatia sehingga
19
menyebabkan kemungkinan jantung, organ vital dan kerusakan pada otot,
lainnya.
4.1.4. Perikarditis
Perikaridits merupakan iritasi dan peradangan pada selaput tipis
yang berbentuk kantong pada jantung. Gejala yang sering muncul biasanya
sering lemas, batuk, sesak nafas, jantung sering berdebar. Biasanya pada
penyakit perikarditis hampir tanpa gejala yang mengakibatkan banyak orang
yang tidak menyadarinya.
4.1.5. Penyakit Jantung Koroner
Dari semua penyakit jantung yang ada, jantung koronener
merupakan penyakit jantung yang paling mematikan diseluruh belaha dunia.
Jantung koroner pada umummnya disebabkan karena adanya penyempitan
saluran koroner pada jantung, hal ini ditandai dengan adanya sesak pada
dada. Penyempitan ini disebabkan adanya penumpukan lemak secara terus
menerus pada saluran koroner. Sebenarnya secara garis besar penyakit pada
jantung dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu penyakit pada jantung
yang bersifat bawaan (genetis) dan penyakit pada jantung karena ada
kelainan jaringan koroner. Jantung koroner lebih didominasi kebiasaan
hidup yang kurang baik diantaranya nikotin dari rokok, konsumsi alkohol
yang berlebihan, kegemukan, kurang olah raga, kurang istirahat, tingkat
stress yang terlalu tinggi, hypertensi, diabetes. Hal-hal yan bisa
meminimalisir terjadinya jantung koroner tentu saja merubah gaya hidup
menjadi gaya hidup yang lebih sehat, mengurangi konsumsi alkohol dan
makanan berlemak.
4.1.6. Konstipasi
Konstipasi atau biasa disebut sembelit memiliki gejala yang hampir
mirip dengan pengidap penyakit jantung. Penyebab yang sering
menimbulkan konstipasi yaitu usia tua, biasanya jenis kelamin wanita.
20
4.2. Kriteria Diagnosa Penyakit Jantung
Dalam melakukan proses diagnosa pada penyakit jantung, terdapat 13
parameter yang dipergunakan. Berikut ini merupakan klasifikasi kriteria dalam
proses diagnosa penyakit pada jantung :
1. Usia
Pengelompokan usia pada tabel dibawah ini adalah untuk dijadikan
parameter dalam diagnosa penyakit penyakit jantung.
Tabel 4.1 : Tabel kelompok usia dalam penyakit pada jantung
(Nurhayati, 2012)
2. Jenis Kelamin
Secara umum jenis kelamin yang diakui secara administratif hanya
dua jenis yaitu jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2 : Tabel jenis kelamin
No Value Keterangan
1 0 Perempuan
2 1 Laki-laki
3. Jenis Nyeri Dada
Indikasi pertama dari penyakit jantung adalah nyeri dada yang
disebabkan karena kurangnya kandungan oksigen dalam darah yang
diedarkan keseluruh tubuh (Abata, 2014), akan tetapi tidak semua nyeri
dada bisa dikatakan pasti mengidap penyakit jantung. Banyak jenis-jenis
nyeri dada yaitu : atypical angina, typical angina, non-angina pain dan
asymptomatic. Pada umumnya jenis angina yaitu biasa disebut Typical
angina. Pada pengidap typical angina dapat dilihat dari gejala-gejala yang
terdapat pada angina pada basis regular sehingga dari gejalanya yang sedikit
maupun banyaknya dapat diprediksi, contohnya yang paling sederhana yaitu
ketika berjalan menaiki tangga terjadi nyeri pada dada. Biasanya gejala ini
No Range Keterangan
1 <32 Muda
2 33-57 Paruh Baya
3 >58 Tua
21
disebabkan karena adanya penggunaan tenaga dan biasanya terjadi kurang
dari 5 menit. Hal pertama yang dapat dilakukan dari jenis nyeri ini yaitu
dengan cukup beristirahat atau menggunakan obat, seperti nitroglycerin di
bawah lidah. Sedangkan atypical angina kurang banyak diidap oleh pasien
namun hal ini jauh lebih serius daripada typical angina . Gejalanya yang
muncul pun lebih parah namun gejala yang ada ini kurang dapat diprediksi
daripada pola typical angina. Biasanya nyeri yang muncul lebih sering,
durasi lebih lama. Sedangkan non-angina pain merupakan nyeri pada dada
akan tetapi hal ini bukan karena penyakit jantung, namun lebih hanya
karena disebabkan oleh masalah otot saja yang terdapat pada otot bagian
sekitar dada. Sedangkan asymptomatic yaitu tidak dapat menyadari atau
memang tidak merasakan ada nyeri pada yang berada pada dada.
Tabel 4.3 : Tabel keterangan jenis nyeri dada
No Value Keterangan
1 1 Asymptomatic
2 2 Non-Angina Pain
3 3 Atypical Angina
4 4 Typical Angina
4. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah ukuran kemampuan jantung untuk memompa
darah dan mengedarkannya keseluruh tubuh (Gunawan, 2001).
Tabel 4.4 : Tabel klasifikasi tekanan darah
5. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)
Pada dasarnya kolesterol merupakan zat juga dibutuhkan oleh tubuh,
akan tetapi jika jumlahnya berlebihan akan menimbulkan penyakit.
Timbunan lemak inilah yang lama kelamaan akan mentupi aliran darah
No Klasifikasi Keterangan
1 <119 Rendah
2 120-139 Normal
3 >140 Tinggi
22
melalui pembuluh darah. Ketika aliran darah mengalami hal yang tidak
normal maka hal ini akan berakibat pada jantung, bisa terjadi gagal jantung
ataupun stroke.
Tabel 4.5 : Tabel range kolesterol LDL
No Range Keterangan
1 <200 Rendah
2 200-239 Sedang
3 >400 Tinggi
6. Detak Jantung Maksimum
Detak jantung secara maksimum atau biasa disebut dengan
maximum heart rate merupakan banyaknya detak yang dilakukan jantung
dalam per satuan waktu, yang biasanya bisa dinyatakan dengan banyaknya
denyut yang terjadi per menit atau beats per minute (bpm) yang dialami oleh
seseorang secara maksimal tergantung jumlah usia.
Tabel 4.8 : Tabel range detak jantung maksimum
7. Oldpeak
Oldpeak merupakan kondisi dimana yang disebut puncak tua
sehingga menyebabkan ST depresi, hal ini didominasi oleh olahraga yang
lebih relatif untuk dapat dilakukan untuk beristirahat. ST depresi sama
dengan ST elevasi namun letak perbedaannya hanya pada kedalaman
infarknya saja. ST elevasi merupakan otot yang infark diliputi oleh otot
jantung yang berada di dalam sampai yang otot bagian terluar (Transmural)
namun pada ST Depresi yang terdapat pada otot yang terinfeksi infark hanya
bagian otot meliputi otot organ jantung yang terdapat bagian dalam
(subendocardial).
.
No Range Keterangan
1 <59 Rendah
2 60-141 Sedang
3 >142 Tinggi
23
Tabel 4.10 : Tabel klasifikasi Oldpeak
8. Segmen ST
Segmen ST merupakan jarak yang dihitung dari ujung kompleks
QRS yang berujung sampai kepada titik awal gelombang T. Segmen ST ini
terjadi karena merupakan akibat dari terjadinya periode dimana saat hampir
semua bagian pada ventrikel ada pada dalam keadaan depolarisasi secara
menyeluruh serta bersama dengan posisi awal yang disebut repolarisasi
sehingga menyebabkan keduanya menjadi saling membantu dalam posisi
netral.
Gambar 4.1 : Segmen ST pada pemeriksaan EKG
No Range Keterangan
1 <1.4 Normal
2 1.5-2.54 Beresiko
3 >2.55 Buruk
24
Gambar 4.2 : Jenis ST pada pemeriksaan EKG
9. Pembuluh Darah
Dalam peredaran keseluruh tubuh, darah memerlukan saluran yang
mampu mengedarkan secara sempurna setalah dipompa oleh jantung.
Saluran yang mengalirkan darah inilah yang dalam dunia kesehatan disebut
dengan pembuluh darah. Secara normal pembuluh darah mampu
mengedarkan darah secara sempurna. Namun banyak kasus yang ada yaitu
pecahnya pembuluh darah, akibatnya darah yang keluar dari pembuluh
darah menjadi membeku. Secara medis pembuluh darah juga disebut dengan
arteri. (Herman, 2014). Sesuai dengan penelitian ini yaitu penyakit jantung
maka, atribut pembuluh darah yang mengalami gangguan sebagai parameter
penunjuk jika terjadi gangguan pada saluran pembuluh darah pada organ
manusia. Arteri koroner disebabkan karena adanya penyumbatan yang
terdapat pada arteri hal ini megabkibatkan darah menjadi tidak dapat
mengalir ke otot jantung secara sempurna, hal ini biasa ditandai dengan
adanya rasa nyeri pada dada (Utami, 2009). Sedangkan Aneurisma
diakibatkan adanya dilatasi yang segmental pada arteri. Aneurisma
menyebabkan dinding arteri menjadi lebih lemah, sehingga ketika adanya
kerasnya tekanan aliran darah pada aorta dapat semakin mempercepat
25
dilatasi segmental pada pembuluh darah tersebut (Baradero, Dayrit, &
Siswandi, 2005). Arteri perfier merupakan saluran pembuluh darah yang
mengarah pada tungkai kaki, sehingga ketika terjadi gangguan
menyebabkan rasa nyeri bahkan bengkak pada tungkai kaki. Hal ini
disebabkan karena arteri yang berada dalam keadaan penuh tekanan yang
berlebihan karena diakibatkan oleh adanya peningkatan tekanan darah hal
inilah yang menyebabkan aliran darah berkurang. Hal inilah yang bisa
menyebabkan terjadinya nyeri yang terdapat pada tungkai kaki sehingga
pada umumnya penderita akan bengkak dan kesulitan ketika berjalan.
(Palmer & Williams, 2007)
Tabel 4.12 : Tabel pembuluh darah
No Value Keterangan
1 1 Normal
2 2 Arteri Koroner
3 3 Aneurisma
4 4 Tidak
13. Thalassemia
Thalassemia merupakan bagian dari penyakit pada darah yang
diakibatkan oleh faktor keturunan atau genitika, kelainan dari faktor genetik
inilah yang dapat menimbulkan ketimpangan dalam proses sintesis atau
produktifitas rantai globin. Hal ini mengakibatkan, produksitifitas
hemoglobin berkurang, dan rusaknya sel darah sehingga menyebabkan
masa produtif sel darah lebih singkat dari usia maksimal sel darah merah
dalam keadaan normal (<120 hari), ketika terjadi kelainan ini yang dapat
menimbulkan penderita akan menderita gejala anemia / kurang darah
(Elastria & Lerin, 2014). Thalassemia pada umumnya diawali dengan
munculnya gejala jantung sering berdebar, sehingga menyebabkan organ
jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi banyaknya kebutuhan hb
(hemoglobin) dan resiko yang akan terjadi jika hal ini berlangsung lama
organ jantung akan menjadi semakin lemah dan akan lebih sering berdebar-
26
debar. Fixed Defect merupakan sebagian dari jenis thalasemia mayor yaitu
jenis thalasemia yang lebih menunjukkan adanya gejala anemia yang lebih
kronis, pembesaran organ hati dan organ limpa. Sedangkan Reversable
Defect adalah bagian dari jenis thalasemia minor yang hampir bisa
dikategorikan dengan tidak adanya gejala yang berbahaya, selain adanya
gejala indikasi anemia ringan. (Pandi & Wirakusumah, 2012)
Tabel 4.13 : Tabel thalassemia
No Value Keterangan
1 4 Normal
2 7 Fixed Defect
3 8 Reversable Defect
4.3. Contoh Kasus
Tabel 4.14 : Tabel dataset kasus penyakit Jantung
k1
k2
k3
k4
k5
k6
k7
k8
k9
k10
k11
k12
k13
sakit
muda Perempua
n Normal tidak Normal Iya Normal Tinggi iya iya tidakt tidak normal Negatif
Tua Laki-Laki Lambat iya Normal Iya Stenosis tinggi Tidak iya iya iya Normal Positif
Tua Laki-laki Tak tentu tidak Normal Iya Normal Tinggi Ya kadang serung Tidak Normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n normal tidakl Normal Tidak Normal Normal Iya kadang tidak Normal Normal Negatif
Tua Perempua
n normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya tidak iya Normal Normal Negatif
Muda Perempua
n cepat iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak kadang iya iya lemah Positif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Tidak tidak normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya iya Tidak tidak cepat Positif
Tua Laki-Laki Lambat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya iya Sering iya normal Positif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidakl Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Sering Tidak Normal Positif
27
Tua Perempua
n normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak Normal Normal
Negati
f
Tua Laki-Laki normal iya Normal Tidak regugirtasi Normal Iya tidak Tidak Normal Normal
Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki cepat tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu iya Tinggi Iya Stenosis Sedang Tidak tidak Sering tidak lemah Positif
Tua Laki-Laki Normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak iya Tidak tidak normal Negati
f
Tua Perempua
n Lambat tidakl Tinggi Ya Normal Sedang Ya iya Tidak iya cepat Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya kadang Sering Tidak normal Positif
Tua Laki-Laki normal iya Tinggi Tidak regugirtasi Sedang Tidak kadang Sering Normal Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya tidak Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki cepat iya Normal Tidak Stenosis Normal Iya kadang Tidak iya Normal
Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya tidak Tidak tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Lambat tidakl Tinggi Iya Normal Sedang Tidak iya Sering tidak lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak iya Tidak iya normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal iya Tinggi Ya regugirtasi Sedang Ya kadang Tidak Tidak cepat Positif
Paruh
Baya
Perempua
n normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya kadang Sering Normal normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n cepat iya Tinggi Tidak Stenosis Sedang Tidak tidak Sering Normal Normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidakl Normal Tidak Normal Normal Iya tidak Tidak tidak Normal
Negatif
Tua Perempua
n Lambat tidak Rendah Iya Normal Normal Ya iya Tidak tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak iya Sering iya lemah Positif
Tua Laki-Laki normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak Tidak normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n normal iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya kadang Tidak Normal cepat Positif
28
Tua Laki-Laki cepat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya tidak Sering Normal normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidakl Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Sering iya Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya tidak Tidak tidak Normal Negatif
Tua Laki-Laki Lambat iya Normal Tidak regugirtasi Normal Iya iya Tidak tidak Normal
Negatif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Normal Ya iya Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal iya Tinggi Iya Stenosis Sedang Tidak kadang Sering Tidak lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak Normal normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Lambat tidakl Tinggi Ya Normal Sedang Ya tidak Tidak Normal cepat Positif
Tua Perempua
n Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya kadang Sering iya normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal iya Tinggi Tidak regugirtasi Sedang Tidak tidak Sering tidak Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya iya Tidak tidak Normal Negatif
Tua Laki-Laki Lambat iya Normal Tidak Stenosis Normal Iya iya Tidak iya Normal
Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak Tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidakl Tinggi Iya Normal Sedang Tidak kadang Sering Normal lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Tidak Normal normal Negatif
Tua Laki-Laki cepat iya Tinggi Ya regugirtasi Sedang Ya kadang Tidak iya cepat Positif
Tua Perempua
n Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya tidak Sering tidak normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal iya Tinggi Tidak Stenosis Sedang Tidak iya Sering tidak Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Lambat tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya iya Tidak iya Normal Negatif
Tua Perempua
n Tak tentu tidakl Normal Tidak Normal Normal Iya kadang Tidak Tidak Normal
Negatif
Tua Perempua
n normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n normal iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak tidak Sering Normal lemah Positif
29
Paruh
Baya
Perempua
n cepat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak iya normal Negatif
Tua Laki-Laki Normal iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya tidak Tidak tidak cepat Positif
Muda Laki-Laki Lambat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya iya Sering tidak normal Positif
Muda Laki-Laki Tak tentu tidakl Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak iya Sering iya Normal Positif
Muda Laki-Laki normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak Tidak Normal Negatif
Tua Perempua
n Tak tentu iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak kadang Sering Normal Normal Positif
Tua Perempua
n Normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Tidak Normal Normal Negatif
Tua Laki-Laki Lambat iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya kadang Tidak iya lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki
Asymptoma
tic tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya tidak Sering tidak normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n
Asymptoma
tic tidakl Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak iya Sering tidak cepat Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya iya Tidak iya normal Negatif
Tua Perempua
n Lambat iya Normal Tidak regugirtasi Normal Iya kadang Tidak Tidak Normal
Negatif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal iya Tinggi Iya Stenosis Sedang Tidak tidak Sering Normal Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n cepat tidakl Tinggi Ya Normal Sedang Ya tidak Tidak tidak lemah Positif
Paruh
Baya
Perempua
n Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya iya Sering tidak normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal iya Tinggi Tidak regugirtasi Sedang Tidak iya Sering iya cepat Positif
Tua Laki-Laki Lambat tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak Tidak normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n Tak tentu iya Normal Tidak Stenosis Normal Iya kadang Tidak Normal Normal
Negatif
Tua Laki-Laki normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya tidak Tidak Normal Normal Negatif
Tua Perempua
n normal tidakl Tinggi Iya Normal Sedang Tidak kadang Sering iya Normal Positif
30
Tua Perempua
n cepat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Tidak tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu iya Tinggi Ya regugirtasi Sedang Ya iya Tidak tidak lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya iya Sering iya normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n Lambat iya Tinggi Tidak Stenosis Sedang Tidak kadang Sering Tidak cepat Positif
Muda Perempua
n Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak Normal normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n normal tidakl Normal Tidak Normal Normal Iya tidak Tidak Normal Normal
Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki cepat iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak tidak Sering tidak Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak iya Tidak tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya iya Tidak iya lemah Positif
Tua Laki-Laki Lambat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya kadang Sering Tidak normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidakl Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Sering Normal cepat Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya tidak Tidak Normal normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal iya Normal Tidak regugirtasi Normal Iya kadang Tidak iya Normal
Negatif
Tua Laki-Laki cepat tidak Rendah Iya Normal Normal Ya tidak Tidak tidak Normal Negatif
Tua Laki-Laki Tak tentu iya Tinggi Iya Stenosis Sedang Tidak iya Sering tidak Normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n Normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak iya Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Lambat tidakl Tinggi Ya Normal Sedang Ya kadang Tidak Tidak lemah Positif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya kadang Sering Normal normal Positif
Tua Perempua
n normal iya Tinggi Tidak regugirtasi Sedang Tidak tidak Sering Normal cepat Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak iya normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki cepat iya Normal Tidak Stenosis Normal Iya tidak Tidak tidak Normal
Negatif
31
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Normal Ya iya Tidak tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Normal tidakl Tinggi Iya Normal Sedang Tidak iya Sering iya Normal Positif
Tua Laki-Laki Lambat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak Tidak Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu iya Tinggi Ya regugirtasi Sedang Ya kadang Tidak Normal lemah Positif
Tua Perempua
n normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya tidak Sering Normal normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n normal iya Tinggi Tidak Stenosis Sedang Tidak kadang Sering iya cepat Positif
Paruh
Baya
Perempua
n cepat tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya tidak Tidak tidak normal Negatif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidakl Normal Tidak Normal Normal Iya iya Tidak tidak Normal
Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n Normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya iya Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki Lambat iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak kadang Sering Tidak Normal Positif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya tidak Tidak Normal lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya kadang Sering iya normal Positif
Tua Perempua
n cepat tidakl Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Sering tidak cepat Positif
Tua Laki-Laki Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya iya Tidak tidak normal Negatif
Muda Perempua
n Normal iya Normal Tidak regugirtasi Normal Iya iya Tidak iya Normal
Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n Lambat tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak Tidak Normal Negatif
Muda Laki-Laki Tak tentu iya Tinggi Iya Stenosis Sedang Tidak kadang Sering Normal Normal Positif
Tua Perempua
n normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n normal tidakl Tinggi Ya Normal Sedang Ya kadang Tidak iya lemah Positif
Muda Laki-Laki cepat tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya tidak Sering tidak normal Positif
Paruh
Baya
Perempua
n Tak tentu iya Tinggi Tidak regugirtasi Sedang Tidak iya Sering tidak cepat Positif
32
Muda Laki-Laki Normal tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya iya Tidak iya normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n Lambat iya Normal Tidak Stenosis Normal Iya kadang Tidak Tidak Normal
Negatif
Tua Perempua
n Tak tentu tidak Rendah Iya Normal Normal Ya kadang Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidakl Tinggi Iya Normal Sedang Tidak tidak Sering Normal Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak kadang Tidak iya Normal Negatif
Paruh
Baya Laki-Laki cepat iya Tinggi Ya regugirtasi Sedang Ya tidak Tidak tidak lemah Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya iya Sering tidak normal Positif
Tua Perempua
n Normal iya Tinggi Tidak Stenosis Sedang Tidak iya Sering iya cepat Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Lambat tidak Rendah Iya Normal Tinggi Ya kadang Tidak Tidak normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n Tak tentu tidakl Normal Tidak Normal Normal Iya kadang Tidak Normal Normal
Negatif
Tua Laki-Laki Normal tidak Rendah Iya Normal Normal Ya tidak Tidak Normal Normal Negatif
Paruh
Baya
Perempua
n Lambat iya Tinggi Iya regugirtasi Sedang Tidak kadang Sering iya Normal Positif
Paruh
Baya Laki-Laki Tak tentu tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Tidak tidak Tidak tidak Normal Negatif
Tua Laki-Laki normal iya Tinggi Ya Stenosis Sedang Ya iya Tidak tidak lemah Positif
Tua Laki-Laki normal tidak Tinggi Tidak Normal Sedang Ya iya Sering iya normal Positif
Keterangan kriteria dari dataset (tabel 4.14) diatas dapat dilihat pada tabel
4.15 berikut ini :
Tabel 4.15 : Keterangan identittas kriteria
Inisalisasi Kriteria Keterangan Inisalisasi Kriteria
K1 Usia
K2 Jenis Kelamin
K3 Detak Jantung
33
K4 Nyeri dada
K5 Suhu Badan
K6 Sesak Napas
K7 Katub Jantung
K8 Bunyi Jantung
K9 Penyempitan, Kebocoran
K10 Pusing
K11 Pingsan
K12 Sulit Tidur
K13 Denyut Nadi
Sakit hasil diagnosa penyakit jantung/ output
4.4. Pemodelan Naïve Bayes
Untuk mendapatkan hasil perhitungan perlu dilakukan pemodelan Naïve
Bayes dari kasus yang diteliti dengan cara menggunakan perhitungan dengan
rumus naïve bayes. Lebih jelasnya ditampilkan pada tabel 4.14 kasus penyakit
jantung ini berdasarkan pada halaman 41, dari perhitungan jumlah data dan jumlah
banyaknya kemungkinan sebagai berikut :
Tabel 4.16 : Jumlah data setiap kriteria
Kriteria Kelompok Peluang
Positif Negatif
Umur
Muda 2 4
Paruh Baya 34 43
Tua 25 26
34
Jenis Kelamin Laki-Laki 51 39
Perempuan 11 35
Detak Jantung
Lambat 3 7
Normal 6 19
Cepat 8 25
Tak Tentu 47 19
Nyeri Dada Iya 9 19
Tidak 33 41
Suhu Badan
Rendah 2 4
Normal 3 7
Tinggi 59 59
Sesak Nafas Ya 8 13
Tidak 54 61
Katub
Jantung
Normal 23 42
Stenosis katup jantung
3 1
regurgitasi 37 25
Detak
Jantung
Maksimum
Rendah 2 1
Sedang 36 15
Tinggi 21 56
Kebocoran/
Penyempitan
Ya 34 12
Tidak 22 53
Kriteria Kelompok Peluang
Positif Negatif
Pusing
Iya 35 62
Tidak 11 8
Kadang-kadang 12 2
35
Pingsan
Iya 18 46
Tidak 40 22
Sering 3 5
Sulit Tidur
iya 21 58
Tidak 21 10
Denyut Nadi
Lemah 18 59
Normal 5 4
Cepat 38 10
LABEL Nilai Peluang
Sakit Positif 63
Negatif 71
Keterangan tabel :
1. P (Positif), N (Negatif) : Data dari penyakit jantung terlihat pada tabel
4.14
2. klasifikasi Umur : muda, paruh baya, tua = data umur pada tabel 4.14
Mmenghitung banyaknya jumlah usia=muda, Sakit=positif dengan
mencari dimana kolom umur=muda dan Sakit=positif, maka
ditemukan berjumlah 3
Menghitung banyaknya jumlah usia=muda, Sakit=negatif dengan
menentukan letak baris umur=muda dan Sakit=negatif, maka
ditemukan jumlah 5
Menghitung banyaknya usia=paruh baya, Sakit=positif dengan
mencari dimana letak baris umur=paruh baya dan Sakit=positif,
maka ditemukan jumlah 33
36
Menghitung banyaknya usia=paruh baya, Sakit=negatif dengan
mencari dimana letak baris umur=paruh baya dan Sakit=negatif,
maka ditemukan jumlah 42
Menghitung banyaknya usia=tua, Sakit=positif dengan mencari
dimana letak baris umur=tua dan Sakit=positif, maka didapatkan
jumlah 26
Menghitung banyaknya usia=tua, Sakit=negatif dengan mencari
dimana letak baris umur=tua dan Sakit=negatif, maka ditemukan
jumlah 25
3. Jenis Kelamin : Laki-laki, perempuan = data jenis kelamin terdapat
pada tabel 4.14
Menghitung banyaknya jumlah jenis kelamin=laki=laki,
Sakit=positif dengan mencari dimana baris jenis kelamin=laki=laki
dan Sakit=positif, maka didapatkan jumlah 52
Menentukan banyaknya jumlah jenis kelamin=laki=laki,
Sakit=negatif dengan mencari dimana baris jenis kelamin=laki=laki
dan Sakit=negatif, maka didapatkan angka 38
Menentukan banyaknya jumlah jenis kelamin=perempuan,
Sakit=positif dengan mencari dimana baris jenis
kelamin=perempuan dan Sakit=positif, maka didapatkan angka 10
Menentukan jumlah jenis kelamin=perempuan, Sakit=negatif dengan
mencari dimana baris jenis kelamin=perempuan dan Sakit=negatif,
maka didapatkan angka 34
4. Untuk menentukan semua jumlah data dapat digunakan dengan cara
seperti kita menentukan banyaknya jumlah data pada kriteria umur dan
jenis kelamin.
Tabel 4.17 : Jumlah probabilitas setiap kriteria
37
Kriteria Kelompok Peluang
Positif Negatif
Umur
Muda 2/62 4/72
Paruh Baya 34/62 43/72
Tua 25/62 26/72
Jenis Kelamin Laki-Laki 52/62 38/72
Perempuan 10/62 34/72
Jenis Nyeri
Dada
Asymtomatic 3/62 /72
Non-Anginal Pain 6/62 19/72
Atypical Angina 8/62 25/72
Typical Angina 47/62 19/72
Katub
Jantung
Rendah 9/62 19/72
Normal 33/62 41/72
Tinggi 22/62 10/72
Detak
Jantung
Rendah 2/62 4/72
Sedang 2/62 7/72
Tinggi 59/62 59/72
Penyempitan Ya 8/62 13/72
Tidak 54/62 61/72
Pusing
Normal 23/62 42/72
ST-T 3/62 1/72
Hypertrophy 37/62 25/72
Pingsan Rendah 2/62 1/72
Sedang 36/62 15/72
Tinggi 21/62 56/72
Sulit Tidur Ya 34/62 12/72
Tidak 22/62 53/72
Denyut
Nadi
Normal 35/62 62/72
Beresiko 11/62 8/72
Buruk 12/62 2/72
38
Keterangan dari tabel :
Untuk mempermudah dalam mengetahui angka peluang kemungkinan
dapat dihitung dengan cara Sakit=positif dan Sakit=negatif, akan
didapatkan jumlah Sakit=positif adalah 62 serta Sakit=Negatif adalah
72
Karena Sakit=positif berjumlah 62, sehingga semua angka yang ada
pada label Sakit=positif dibagi 62.
Karena Sakit=negatif berjumlah 72, sehingga semua angka yang ada
pada label Sakit=negatif dibagi dengan 72. Contoh kriteria umur
semua angka dibagi 72 untuk label positif. Contoh kasus : Seorang
pasien berjenis kelamin perempuan dengan nama Siti yang berusia
58 tahun memiliki hasil pemeriksaan tidak terlalu sering merasakan
keluhan nyeri pada dada yang berarti Asymptomatic, tapi dari hasil
laboratorium sebagai berikut : Tekanan tekanan darah 129,
kolesterol LDL 304, kadar gula sebesar 108 mg/dl sehingga tidak
melebihi ambang batas yaitu 120 mg/dl, hasil dari pemeriksaan
elektrokardiorafi menunjukkan adanya gejala hypertrophy, detak
jantung maksimumnya mencapai 158 bps, Siti dinyatakan tidak
mengalami angina induksi, output pemeriksaan oldpeak didapat
hasil normal, dan pada pembuluh darah terdapat adanya kelainan
arteri koroner dan hasil thalassemia menunjukkan hasil normal.
Maka untuk menentukan apakah Siti positif atau negatif penyakit
jantung, bisa ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Mengacu pada rumus nomor 2 (dua) yang terdapat pada BAB II.
Maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :
1. Likelihood of “positif” (perkalian semua kriteria data baru
Sakit=positif)
𝑃(𝐶𝑖|𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓) =34
62×
11
62×
58
62×
33
62×
61
62×
52
62×
37
62×
21
62
×28
62×
37
62×
18
62×
19
62×
18
62×
61
134
39
𝑃(𝐶𝑖|𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓) = 0.55 ∗ 0.18 ∗ 0,94 ∗ 0,52 ∗ 0,98 ∗ 0,87
∗ 0,59 ∗ 0,37 ∗ 0,45 ∗ 0,60 ∗ 0,29 ∗ 0,30
= 0,0000212
2. Likelihood of “negatif” (mengalikan semua kriteria data baru
dimana sakit=negatif)
𝑃(𝐶𝑖|𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓) =41
72𝑥
33
72×
19
72×
41
72×
59
72×
61
72×
28
72
× 51
72𝑥
58
72×
62
72×
48
72×
10
72×
61
72×
73
134
𝑃(𝐶𝑖|𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓) = 0,57 ∗ 0,46 ∗ 0,26 ∗ 0,57 ∗ 0,82 ∗ 0,85
∗ 0,39 ∗ 0,71 ∗ 0,81 ∗ 0,86 ∗ 0,67 ∗ 0,14
∗ 0,82 ∗ 0,54 = 0,00002169
3. Probability of “positif” = 𝑃(𝐶𝑖|𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)
𝑃(𝐶𝑖|𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)+𝑃(𝐶𝑖|𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)
=0,0000212
0,0000212+ 0,00002169= 8,02%
4. Probability of “negatif´= 𝑃(𝐶𝑖| 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)
𝑃(𝐶𝑖|𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)+𝑃(𝐶𝑖|𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)
= 0,00002169
0,0000212+0,00002169= 91,18%
Bisa dikatakan Probability Positif adalah banyaknya jumlah
kemungkinan pasien yang telah dilakukan diagnosa menderita sakit
jantung, sedangkan Probability Negatif merupakan banyaknya
jumlah peluang kemungkinan bahwa pasien sehat atau tidak
menderita sakit jantung. Karena probability of “positif” < probability
of “negatif”, berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan hasil
Sakit = Negatif atau bisa disimpulkan bahwa pasien kemungkinan
sebesar 91,18 % pasien tidak menderita penyakit jantung.
4.5. Perancangan Sistem
Perancangan sistem pada penelitian ini merupakan garis besar sistem
pakar prediksi penyakit jantung berdasarkan gejala-gejala yang ada. Untuk
rancangan sistem seperti yang terlihat dari flowchart berikut.
40
Gambar 4.3 Flowchart sistem pakar
Tabel 1 Tabel Data Gejala
Kode
Gejal
a
Gejala
Nilai
Probabilit
as Bayes
K1 Usia diatas 40 tahun 0.5
K2 Jenis Kelamin 0.7
K3 Detak Jantung 0.9
K4 Sering Nyeri pada dada 0.5
K5 Suhu Badan Sering Naik 0.6
K6 Sering Sesak Nafas 0.9
K7 Gangguan Pada Katub Jantung 0.7
K8 Stabilitas Bunyi Jantung 0.8
K9 Penyempitan dan Kebocoran Jantung 0.7
K10 Pusing 0.8
K11 Pingsan 0.5
K12 Susah Tidur 0.7
K13 Terasa nyeri dibagian dada 0.6
K14 Stabilitas Denyut Nadi 0.3
K15 Gampang capek 0.5
K16 Sesak nafas 0.7
K17 Sakit kepala yang berlebihan 0.9
K18 Lelah sepanjang waktu 0.8
K19 Kebocoran katup pada dinding 0.8
K20 Jantung berhenti secara tiba – tiba 0.9
41
K21 Kelemahan pada otot jantung 0.7
K22 Rasa berdebar didada 0.8
K23 Nafas tidak teratur 0.6
K24 Sakit kepala yang berlebihan 0.9
K25 Tumbuh kembang terhambat 0.9
K26 Denyut detak lebih lambat 0.6
K27 Nafas jadi cepat dan pendek 0.8
1. Tabel Rule
Kaidah aturan atau rule base merupakan aturan yang bertujuan
untuk menghubungkan gejala dengan penyakit yang terdapat pada
jantung. Rule base ini bertujuan untuk menarik kesimpulan tentang
penyakit yang ada pada jantung.
Tabel 2 Tabel Rule Base
Rule
Base Gejala Jenis Penyakit
Rule
1
IF pucuk/titik tumbuh IF pembekakan pada tubuh is true
AND terjadinya berkurangnya kemampuan pompa jantung is
true
AND sehingga melemahnya tubuh is true THENJantung
Koroner
Penyakit Jantung
Koroner
Rule
2
IF kebocoran jantung is trueAND terjadinya kebocoran
pada jantung is true
AND faktor keturunan trueAND kulit detak jantung tidak
normal trueAND jika pompa darah tidak normal, maka
munculnya cepat lelah is trueAND
nyeri terus menerusis true THEN Gagal Jantung
Penyakit Jantung Rematik
IF terdapat tekanan yang tinggi is true Penyakit Gagal Jantung
Rule
3
AND terjadinya sesak napasbila beraktivitas is true
AND adanya tanda retensi cairan pada paruis true
AND serangan dimulai pada pergelangan kaki yang
membengkakis true THEN Gagal Jantung
42
4.2. Skenario Uji Coba
Untuk melakukan pengujian langkah awal kita buka browser dan
membuka aplikasi sistem pakar berbasis web yang sudah dibuat. Tampilan awal
sistem pakar ini dibuat sesederhana mungkin agar dapat digunakan dan dipahami
oleh orang awam sekalipun. Untuk tampilan awal sistem pakar ini dapat kita lihat
pada gambar.
Rule
4
IF terdapat kebengkakan pada pergelangan tangan dan kakiis
true
AND serangan dimulai mengalirnya atrium kiri ke ventrikal
kiri mengalami hambatanis true
AND adanya demam reumatik is true
AND terjadinya proses penuan, traumais true
THENKelainan Katup
Penyakit
Kelainan Katup
Jantung
Rule
5
IF terjadinya tumbuh kembang terhambatis true
AND dasar kuku tangan dan kaki yang mulai cembung is true
AND maka terjadinya kebiruanis true THENPenyakit Jantung
Bocor
Penyakit Jantung
Bocor
Rule
6
IF terjadinya sakit kepala yang berlebihanis true
AND disertai dengan kejang – kejang is true AND
terasa nyeri di dadais true
AND mudahnya sesak napasis true THENKelainan Otot Pada
Jantung
Penyakit Kelainan
Otot
pada
Jantung
Rule
7
IF terjadinya sesak pada dadais true AND maka napas tidak beraturanis true
AND terjadinya denyut berdetak lebih lambat is true
AND maka terjadinya badan melemahis trueTHENPenyakit
Aritmia Jantung
Penyakit Aritmia
Jantung
Rule
8
IF terjadinya lahir prematur /kurangnya berat badanis true
AND adanya pulsasi nadi mnghentak is true
AND terjadinya kekurangan oksigen is true jantung bawaan
Penyakit Jantung
bawaan
43
Gambar 4.4 Halaman depan dari sistem pakar
Setelah masuk ke halaman utama siste pakar bisa melaukan diagnosa.
Untuk melakukan diagnosa user diharuskan melakukan regostrasi terlebih dahulu
yaitu mengisi nama, umur, jenis kelamin, alamat tempat tinggal, serta alamat email.
Gambar. 4.5 Halaman registrasi edentitas user
Setelah proses registrasi berhasil, user bisa langsung melakukan diagnosa
dengan memilih gejala-gejala yang ada pada sistem pakar sesuai dengan gejala yang
dialami oleh user.
44
Gambar 4.6 Pilihan gejala
Setelah memilih gejala yang dialami user bisa langsung melihat hasil
diagnosa akan muncul hasilnya sesuai dengan gejala yang dipilih. Seperti yang
terlihat pada gambar.
Gambar 4.7 Hasil diagnosa