Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini, konseli menggunakan analisis deskriptif komparatif
yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa
deskriptif komperatif yaitu dengan cara membandingkan proses pelaksanaan
bimbingan konseling islam di lapangan dengan teori yang digunakan, selain itu
untuk mengetahui keberhasilan pelaksaan bimbingan dan konseling islam dengan
tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.
A. Analisis proses Teknik Sosiodrama Dalam Mengurangi Perilaku Agresif
Siswa Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Miftahul Huda Dono-Sendang
Kabupaten Tulungagung.
Dalam proses konseling dengan teknik sosiodrama yang dilakukan
oleh konselor dalam kasus ini menggunakan langkah-langkah yaitu
identitifikasi masalah, menentukan perilaku yang akan di ubah, menentukan
target perubahan perilaku, proses pelaksanaan sosiodrama, evaluasi (follow
up). Analisa tersebut dilakukan oleh konsleor dengan membandingkan data
teori dan data yang terjadi di lapangan.
Tabel 4.1
Tabel Perbandingan Data Teori dan Data Empiris
NO Data teori Data empiris (lapangan)
1. Identifikasi masalah (untuk
mengumpulkan data dari
Konselor mengumpulkan data dari
berbagai sumber mulai dari konseli
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
berbagai sumber yang berfungsi
untuk mengenali masalah yang
dialamikonseli serta beserta
gejala-gejala yang nampak pada
konseli)
sendiri, ibu, guru wali kelas dan
teman-teman konseli. Dari hasil
wawancara dalam penggalian data
konselor mendapatkan masalah
yang sedang dihadapi oleh konseli,
yaitu: Sikap yang selalu
menunjukkan tindakan
mengganggu temannya salah
satunya yitu membuat gaduh ketika
pelajaran sedang berlangsung.
Menggertak dan memaksa baik
dengan ucapan atau perbuatan.
Konseli juga sering berkelahi.
2. Diagnosa ( menetapkan masalah
berdasarkan latar belakang)
Akibat dari pola asuh orang tua
terutama ibu yang terlalu keras
terhadap anaknya. Perilaku agresif
yang ditunjukkan konseli juga
untuk mendapatkan perhatian dari
orang yang ada disekitarnya.
3. Prognosa ( menetapkan jenis
bantuan)
Memberikan bantuan bimbingan
konseling islam dengan teknik
sosiodrama (bermain peran)
4. Terapi / treatment Memberikan drama dengan adanya
penekanan atau penguatan
mengenai peran-peran yang sudah
di naskahkan oleh konselor.
5. Evaluasi / follow up Menindaklanjuti perkembangan
selanjutnya setelah proses
konseling sekaligus evaluasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
berhasil atau tidaknya bimbingan
konseling islam yang telah
dilakukan oleh konselor.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa analisis proses
pelaksanaan bimbingan konseling dengan teknik sosiodrama dalam
mengurangi perilaku agresif terhadap siswa kelas V MI Miftahul Huda Dono-
Sendang Tulungagung dilakukan oleh konselor dengan langkah-langkah
bimbingan konseling pada umumnya yaitu meliputi identifikasi masalah,
diagnosa, prognosa, terapi (treatment), dan evaluasi (follow up).
Dalam paparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah
yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yaitu,
konselor menggali informan dari orang tua (ibu) konseli, guru wali kelas,
teman-teman dan juga konseli sendiri. Di mana hal ini berfungsi untuk
mengenali kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada konseli. Melihat
gejala-gejala yang nampak di lapangan seperti konseli yang sering membuat
gaduh ketika belajar di kelas, menggertak dan memaksa dengan ucapan,
konseli yang suka berantem, selalu mau menang sendiri, dll.
Mengetahui gejala-gejala yang nampak pada diri konseli setelah
mengidentifikasinya, maka konselor disini menetapkan masalah yang
dihadapi konseli ada perilaku agresif. Hal ini dikarenakan perilaku yang
ditunjukkan oleh konseli merupakan ciri-ciri pada perilaku agresif yang mana
konseli selalu melanggar norma sosial.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
Setelah mendiagnosa permasalahan yang di hadapi konseli, konselor
menetapkan teknik bimbingan konseling yang akan diberikan kepada konseli
yaitu dengan teknik sosiodrama (bermain peran). Dalam hal ini konselor
memberikan treatmen dengan mengikutsertakan 3 teman konseli yang paling
akrab dengan konseli untuk ikut memainkan peran yang sudah ditentukan
oleh konselor.
Berdasarkan perbandingan antara data teori dan data lapangan pada
saat proses konseling, maka telah diperoleh kesesuaian yang mengarah pada
proses bimbingan dan konseling pada umumnya, yakni pada hal langkah-
langkah konseling secara teori dan juga dalam pelaksanaan konseling di
lapangan
B. Analisis hasil akhir Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Teknik
Sosiodrama Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V Madrasah
Ibtida’iyah Miftahul Huda Dono-Sendang Kabupaten Tulungagung.
Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil akhir proses
pelaksanaan bimbingan konseling dengan teknik sosiodrama yang dilakukan
dari awal konseling hingga tahap-tahap akhir proses konseling.
Kegiatan sosiodrama
Judul : Dijauhi Teman
Waktu : 30 Menit
Lokasi : halaman sekolah
Peran :
1. Igo : berperan sebagai anak yang baik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
2. Anam :berperan sebagai anak kakak kelas di MTS
3. Denny : berperan sebagai teman Igo
4. Galang : berperan sebagai teman Igo
Diskripsi pelaksanaan:
Dalam sosiodrama ini konselor atau peneliti mencocokkan peran sesuai
dengan kepribadian yang dimiliki masing-masing anak.
Di sini Igo berperan menjadi anak yang baik dan suka menolong teman jika
ada teman yang sedang kesusahan. Di dalam cerita ini awalnya igo adalah
anak yang nakal susah di atur dan hidup dengan semaunya sendiri. Setelah
lulus MI dia lanjut di MTS dan bertemu dengan Anam disana yang mana
Anam adalah kakak kelas Igo. Di MI igo dikenal sebagai anak yang nakal
yang suka bikin gaduh dan mengganggu teman-temannya di dalam kelas
termasuk Denny dan Galang. Dari hal itu Anam mengatakan sesuatu yang
sedikit menasehati Igo “Sikapmu yang usil, suka mengganggu teman-
temanmu dan kamu yang egois maunya menang sendiri itu akan membuat
teman-temanmu gak suka sama kamu, jadi kamu harus berubah kalo kamu
masih mau punya teman” ketika itu Igo terdiam dan berfikir, lalu Galang
menambahkan ”iya go, kita (galang dan denny) mau temenan sama kamu
kalo kamu sudah berubah, kalo kamu sudah gak nakal lagi pasti kita mau
temenan sama kamu lagi”
Setelah beberapa hari Igo mencoba menjadi anak yang baik meski
sedikit susah karena belum terbiasa dengan sikap dan perilaku yang baru.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
Dalam hal ini secara tidak langsung konselor ingin Denny dan Galang selalu
mengingatkan Igo ketika Igo melakukan hal yang salah.
Apakah ada perubahan perilaku pada diri konseli antara sebelum dan
sesudah dilaksanakan bimbingan konseling dengan teknik sosiodrama dalam
mengurangi perilaku agresif terhadap siswa dapat digambarkan dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2
Tabel Perbandingan Perilaku Sebelum dan Sesudah Dilakukan Proses
Konseling
No
Gejala yang nampak Sebelum Sesudah
A B C A B C
1. Membuat gaduh ketika belajar di kelas √ √
2. Mencubit √ √
3. Memukul √ √
4. Usil (suka menjaili teman-teman) √ √
5. Bertengkar √ √
6. Egois (menang sendiri) √ √
7. Memaksa √ √
Keterangan :
A : tidak pernah
B : kadang-kadang
C : masih dilakukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan
Bimbingan dan Konseling Islam tersebut terjadi perubahan sikap dan perilaku
konseli. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sekarang konseli tidak lagi
membuat gaduh dalam kelas, tidak lagi bertengkar dengan teman-temannya.
Untuk mrlihst tingkat kenerhasilan dan kegagalan konseling tersebut,
peneliti berpedoman pada prosentase perubahan perilaku dengan standart uji
sebagai berikut:
a. >75% atau 75% sampai dengan 100% dikategorikan berhasil
b. 60% sampai dengan <75% dikategorikan cukup berhasil
c. <60% dikategorikan kurang berhasil
Ada 6 gejala agresif seorang siswa kelas V di MI Miftahul Huda
Dono-Sendang Tulungagung sebelum proses bimbingan konseling dengan
teknik sosiodrama yang dilaksanakan akan dianalisis berdasarkan tabel diatas
dengan melihat perubahan sesudah proses bimbingan konseling dengan
teknik sosiodrama untuk itu dapat diketahui bahwa:
1) Gejala yang tidak dilakukan = 5 point 5
7 × 100% = 71,4%
2) Gejala yang kadang-kadang dilakukan = 2 point 2
7 × 100% = 28,5%
3) Gejala yang masih dilakukan= 0 point 0
7× 100% = 0%
Berdasarkan prosentase dari hasil diatas dapat ketahui bahwa “Hasil
Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Sosiodrama dalam
Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Dono-
Sendang Tulungagung” dikategorikan berhasil. Hal itu dapat dilihat dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
perhitungan prosentase adalah 71,4% dengan standar uji >60% sampai
denang <75% dikategorikan cukup berhasil.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian konseling islam yang
dilakukan konselor dapat dikatakan berhasil karena pada awalnya ada 7 gejala
yang dialami konseli sebelum proses konseling, akan tetapi setelah proses
konseling dilakukan 5 gejala itu tidak lagi dilakukan konseli dan 2 gejala
yang terkadang masih dilakukan.
C. Pembahasan
Berdasarkan penyajian data dan analisis data tentang “Bimbingan dan
Konseling Islam dengan Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku
Agresif Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Dono-Sendang Tulungagung” yang
telah dilakukan oleh konselor, maka pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V
MI Miftahul Huda Dono-Sendang Tulungagung?
Pada proses bimbingan dan konseling islam dengan teknik
sosiodrama ini, konseling menggunakan langkah-langkah konseling yaitu:
a. Identifikasi masalah
b. Diagnosa
c. Prognosa
d. Treatment / terapi dengan teknik sosiodrama
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
e. Follow up untuk menindaklanjuti sekaligus melakukan evaluasi
terhadap perubahan yang terjadi.
2. Bagaimana pelaksanaan akhir Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V
MI Miftahul Huda Dono-Sendang Tulungagung?
Sebelum konselor membahas tentang keberhasilan konseling, disini
konselor mengingatkan kembali bahwa tujuan dari bimbingan konseling
adalah untuk membantu individumengatasi masalah yang dihadapi dan
mengubah perilakunya kearah yang lebih maju dan dapat mengambil
keputusan serta bertanggung jawab atas keputusannya itu.
Untuk keberhasilan dalam memberikan konseling tergantug pada
diri konseli itu sendiri, apakah konseli mau merubah perilakunya yang
menjadi lebih baik atau tidak. Akan tetapi dengan keberhhasilan
konseling berarti konseli akan mampu melewati masalah psikologis
selama dia menjalani hidup.
Dalam penelitian ini, keberhasilan pelaksanaan konseling
ditunjukkan dengan perubahan sikap yang lebih baik oleh konseli. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pemberian bimbingan konseling islam dengan
tekni sosiodrama yang dilakukan konselor dapat dikatakan berhasil karena
pada awalnya ada 7 gejala yang dialami konseli sebelum proses
konseling, akan tetapi sesudah proses konseling 5 gejala itu tidak lagi
dilakukan konseli. Untuk tingkat keberhasilan konseling, konselor
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
mengacu pada prosentase kualitatif dengan hasil 71,4% dengan standart
uji >60% sampai dengan <75% dikategorikan cukup berhasil.