18
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Selama Penelitian Ikan yang tertangkap selama penelitian di Perairan Suaka Margasatwa Muara Angketepatnya yang berlokasi disekitar pesisir mangrove yang dilakukan pada bulan Februari 2013 pada musim hujanmenggunakan jaring lempar (kecrik) dengan meshsize 1cm berjumlah 74 ekor, yang terdiri dari 8 famili dan 8 spesies yaitu: Famili Chanidae, Lutjanidae, Ophiochephalidae, Mugilidae, Scatophagidae, Gobiidae, Hemiramphidae dan Eleotridae (Tabel 3).Ikan yang tertangkap dominan berukuran ikan yang dapat dikonsumsi, seperti ikan Bandeng dan Belanak dengan rata-rata ukuran 23 cm. Tabel 3.Komposisi Ikan yang Tertangkap di Perairan Suaka Margasatwa Muara Angke. No Famili Spesies (Lokal/ Latin) Gambar 1 Chanidae Ikan Bandeng/Chanos chanos 2 Lutjanidae Ikan tanda-tanda /Mahogoni Sp. 3 Ophiochephalidae Ikan Gabus /Channa striata 4 Mugilidae Ikan Belanak /Mugil Sp.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Ikan Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080020_4_5249.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Februari 2013 pada musim hujanmenggunakan

Embed Size (px)

Citation preview

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Selama Penelitian

Ikan yang tertangkap selama penelitian di Perairan Suaka Margasatwa Muara

Angketepatnya yang berlokasi disekitar pesisir mangrove yang dilakukan pada bulan

Februari 2013 pada musim hujanmenggunakan jaring lempar (kecrik) dengan

meshsize 1cm berjumlah 74 ekor, yang terdiri dari 8 famili dan 8 spesies yaitu:

Famili Chanidae, Lutjanidae, Ophiochephalidae, Mugilidae, Scatophagidae,

Gobiidae, Hemiramphidae dan Eleotridae (Tabel 3).Ikan yang tertangkap dominan

berukuran ikan yang dapat dikonsumsi, seperti ikan Bandeng dan Belanak dengan

rata-rata ukuran 23 cm.

Tabel 3.Komposisi Ikan yang Tertangkap di Perairan Suaka Margasatwa Muara

Angke.

No Famili Spesies (Lokal/ Latin) Gambar

1 Chanidae Ikan Bandeng/Chanos chanos

2 Lutjanidae

Ikan tanda-tanda /Mahogoni Sp.

3 Ophiochephalidae Ikan Gabus /Channa striata

4 Mugilidae Ikan Belanak /Mugil Sp.

25

5 Schatopagidae Ikan Kiper /Scatophagus argus

6 Gobiidae Ikan Bloso /Glossogobius giuris

7 Hemiramphidae

Ikan Julung /Dermogenys pusilla

8 Eleotridae Ikan Betutu /Oxyeleotris

marmorata

Keterangan : Sumber foto : www.google.com

Ikan yang paling banyak tertangkap yaitu ikan Bandeng sebanyak 35,1 %

(Tabel 4) dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, ikan bandeng juga merupakan

ikan yang tertangkap pada setiap kali pengambilan contoh. Ikan bandeng memiliki

nilai ekonomis yang tinggi sehingga banyak nelayan yang khusus untuk mencari ikan

ini. Urutan kedua terbanyak yang tertangkap yaitu jenis belanak sebanyak 24,32%.

Habitat dari kedelapan jenis ikan yang tertangkap tersebut memiliki habitat

yang relatif sama yaitu hidup di perairan dengan substrat lumpur dan banyak akar

bakau. Jenis dan jumlah ikan yang tertangkap di perairan Suaka Margasatwa Muara

Angke relatif rendah, rendahnya jenis dan jumlah ikan ini diduga oleh kondisi

perairan yang sangat tercemar limbah organik dan berbau tidak sedap. Warna air di

pinggir pantai terlihat berwarna hitam, lengket dan sedikit berminyak.

Mulyadi (2010) menyatakan bahwa populasi ikan di perairan Suaka

Margasatwa Muara Angke rendah. Jenis ikan yang tertangkap selama penelitian tidak

26

sama dengan hasil penelitian Mulyadi (2010), hanya 3 famili yang memiliki

kesamaan yaitu famili Gobiidae (Ikan Bloso), Eleotrididae (Ikan Betutu), dan

Hemiramphidae (Ikan julung). Rendahnya hasil tangkapan disebabkan karena

berkurangnya jumlah ikan dalam perairan, seperti ikan dari famili Gobiidae hanya

didapatkan jenis ikan bloso selama 6 kali pengambilan sampel dan berjumlah

sebanyak 6 ekor saja. Bila dibandingkan dengan penelitian Mulyadi (2010) untuk

famili Gobiidae ditemukan 3 jenis ikan yaitu Drombus kranjiensis,

Periophthalmodonschlosseri, Schismatogobius marmoratus, adanya perbedaan

disebabkan karena waktu penelitian yang berbeda, selain itu diduga karena adanya

perubahan kondisi habitat dan pada saat pengambilan sampel kondisi air surut

sehingga hasil tangkapan lebih sedikit dibandingkan pada saat pasang dengan volume

air relatif besar (Sumijo, 2011).

Ikan yang tertangkap di perairan suaka Margasatwa Muara Angke memiliki

ukuran tubuh yang berbeda-beda. Jenis ikan yang memiliki ukuran tubuh terbesar

yaitu Bandeng (Chanos chanos) dengan panjang 35 cm dan bobot 420 gram, ikan

yang berukuran tubuh paling kecil yaitu pada ikan Julung (Dermogenys pusilla)

sepanjang 4,2 cm dan bobot 2,56 gram (Tabel 4).

27

Tabel 4. Kelompok Ikan berdasarkan Ukuran Panjang Total dan Berat Total

No Jenis Ikan Jumlah

(ekor)(%)

Panjang total (cm) Bobot (gr)

Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata

1 Bandeng 26 (35,1) 15,0-35,0 23,0 50,5-420 148

2 Tanda-tanda 5 (6,75) 12,0-14,0 13,1 25,0-35,5 28

3 Gabus 5 (6,75) 15,0-17,0 16,0 40,0-60,0 49

4 Belanak 18 (24,32) 15,0-19,0 17,1 50,0-87,0 63

5 Kiper 3 (4,05) 6,0-7,5 6,5 5,0-7,0 6

6 Beloso 6 (8,10) 8,0-9,0 8,5 5,2-7,2 6,0

7 Julung 6 (8,10) 4,0-5,7 4,6 2,5-3,0 2,71

8 Betutu 5 (6,75) 12,0-14,0 13 21,3-30,0 24,92

Jumlah 74

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa ikan bandeng lebih banyak

tertangkap dibandingkan dengan ikan lain yang berukuran kecil, hal ini diduga karena

banyaknya nelayan yang melakukan penangkapan disekitar perairan Suaka

Margasatwa Muara Angke terutama di sekitar pesisir mangrove. Selain itu ada juga

persaingan ikan dalam mencari makanan. Hal ini disebabkan karena semakin

mengecilnya lahan bakau yang merupakan tempat untuk mencari makanan (feeding

ground) dan asuhan (nursery ground).

Suhu air pada wilayah penelitian yaitu pesisir Mangrove Suaka Margasatwa

Muara Angke memiliki nilai kisaran antara 28 – 30oC (Tabel 5). Suhu yang baik

untuk ikan yang hidup di daerah tropis yaitu berkisar 25 – 32oC (Boyd, 1990 dalam

Sumijo, 2011). Sehingga suhu lokasi penelitian merupakan suhu yang cukup baik

untuk kehidupan ikan dalam berkembang biak.

28

Hasil pengukuran kecerahan perairan pada wilayah pesisir Mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke yaitu antara 60 - 62 cm. Kedalaman perairan pada stasiun

pengamatan berkisar antara 1,5 - 2 m. Kemampuan penetrasi cahaya matahari

kedalam perairan sangat ditentukan oleh warna perairan, kandungan bahan organik

maupun anorganik tersuspensi di perairan dan kepadatan plankton (Wardoyo, 1981

dalam Taofiqurohman dkk, 2007). Kondisi perairan di lokasi terlihat berwarna hitam,

hal ini diduga air terkontaminasi oleh limbah padat maupun cair yang berasal dari

industri terdekat.

Hasil pengukuran Derajat Keasaman (pH) pada wilayah penelitian, yaitu

berkisar antara 7,02 – 7,81. Menurut Boyd (1990) dalam Taofiqurohman dkk (2007)

pH perairan yang ideal bagi kehidupan ikan yaitu sebesar 6,5-9,0, sehingga dapat

disimpulkan nilai kisaran pH di perairan pesisir mangrove Suaka Margasatwa Muara

Angke berada pada kisaran cukup ideal pada tiap lokasi pengamatan.

Tabel 5. Aspek Fisik dan Kimia di perairan pesisir mangrove Suaka Margasatwa

Muara Angke

No Parameter Kisaran Rata-rata Standar

1 Suhu (oC) 28,0-30,0 29,2 25,0-32,0 *

2 Kecerahan perairan (cm) 60,0-62,0 60,91

3 Kedalaman perairan (m) 1,5-2,0 1,6

4 Derajat Keasaman (pH) 7,02-7,81 7,36 6,50-9,00 **

Keterangan : * Parameter Standar Suhu menurut Boyd, 1990 dalam Sumijo , 2011.

** Parameter Standar Pengukuran Derajat Keasaman menurut Boyd,

1990 dalam Taofiqurohman dkk, 2007.

29

4.2 Kebiasaan Makanan

Hasil analisis kebiasaan makanan ikan, pakan dikelompokkan menjadi lima

kelompok pakan yaitu fitoplankton, zooplankton, bagian tumbuhan, bagian hewan

dan detritus. Menurut Muus (1999) dalam Sugiyanto(2007), setiap kelompok pakan

dapat dikategorikan berdasarkan nilai Indeks of Preponderan (IP) yaitu sebagai

kelompok pakan utama bagi ikan apabila nilai IP lebih besar dari 20%, pakan

pelengkap apabila 5% = IP = 20% dan pakan tambahan apabila IP kurang dari 5%.

Berdasarkan hasil penelitian, Index of Preponderan ikan sampel berkisar antara

1,18% sampai 72,32% (Tabel 6, Gambar 3 dan Lampiran 2).

Tidak semua ikan yang tertangkap dapat diteliti kebiasaan makanannya

dikarenakan beberapa ikan memiliki ukuran sangat kecil dan lambung tidak berisi

makanan, akan tetapi, ikan yang berukuran besar dan di didalam pencernaannya ada

makanan dapat diidentifikasi masing – masing kebiasaan makanannya.

30

Tabel 6.Indeks Propenderan per Jenis Ikan di perairan pesisir Mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke.

No Jenis Ikan

Nilai Indeks of Preponderan (%)

Fitoplankton Zooplankton Bag.

Tumbuhan

Bag.

Hewan Detritus

1 Bandeng 62,39* 3,86*** 14,21** - 19,54**

2 Belanak 70,85* 1,18*** 18,11** - 9,86**

3 Gabus 22** 34,21* 4,26*** 23,12** 8,41**

4 Betutu 15,61** 64,31* - 14,22** 5,86**

5 Bloso 14,76** 42,1* 6,2** 16,03** 20,91**

6 Tanda-tanda 38,24* 2,16*** 9,05** 38,7* 11,85**

7 Kiper 39,63* 2,16*** 29,15* - 29,06*

8 Julung - - 72,32* - 27,68*

Keterangan : * Makanan Utama ** Makanan Pelengkap ***Makanan Tambahan

Kriteria : IP > 20% : makanan utama

5% ≤ IP ≥ 20% : makanan pelengkap

IP < 5% : makanan tambahan

Gambar 3. Grafik Indeks of Preponderan Ikan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Detritus

Bag. Hewan

Bag. Tumbuhan

zooplankton

fitoplankton

31

Berdasarakan hasil perhitungan indeks preponderan, Ikan bandeng (Chanos

chanos) makanan utamanya adalah fitoplankton, makanan pelengkapnya adalah

detritus dan bagian tumbuhan, makanan tambahannya adalah zooplankton. Ikan

Tanda-tanda (Mahogoni Sp.) makanan utamanya adalah fitoplankton dan bagian

hewan, makanan pelengkap detritus dan bagian tumbuhan, sementara makanan

tambahannya adalah zooplankton. Ikan Gabus (Channa striata) makanan utamanya

adalah zooplankton, makanan pelengkapnya adalah fitoplankton bagian hewan dan

detritus, makanan tambahannya adalah bagian tumbuhan. Ikan Belanak (Mugil Sp.)

makanan utamanya adalah fitoplankton, makanan pelengkapnya adalah bagian

tumbuhan dan detritus, makanan tambahannya adalah zooplankton. Ikan Kiper

(Scatophagus argus) makanan utamanya fitoplankton, bagian tumbuhan dan detritus,

makanan, makanan tambahannya adalah zooplankton. Ikan Bloso (Glossogobius

giuris) makanan utamanya adalah zooplankton, makanan pelengkapnya adalah

fitoplankton, bagian hewan, detritus dan bagian tumbuhan. Ikan Julung (Dermogenys

pusilla) makanan utamanya adalah bagian tumbuhan dandetritus. Ikan Betutu

(Oxyeleotris marmorata) makanan utamanya adalah zooplankton, makanan

pelengkapnya adalah fitoplankton bagian tumbuhan dan detritus.

Pada umumnya ikan yang tertangkap di perairan pesisir mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke memakan fitoplankton, hal ini disebabkan karena

ketersediaan makanan alami yang paling banyak adalah fitoplankton, sehingga jenis -

jenis ikan yang dapat beradaptasi dengan pakan alami berupa fitoplankton banyak

ditemukan di perairan.

32

Indeks pilihan (indeks of electivity) merupakan perbandingan antara

organisme pakan ikan yang terdapat dalam lambung dengan organisme pakan ikan

yang terdapat dalam perairan. Kelompok plankton yang terdapat pada perairan terdiri

atas 8 famili terdiri dari Baccilariophyceae, Cyanophyceae, Dynophyceae, Crustacea,

Polychaeta, Ciliata, Hydrozoa, Stadia Larvae. Kelompok yang dimanfaatkan oleh

ikan sebagai makananya adalah 7 famili yaitu Bacillariophyceae, Dynophyceae,

Cyanophyceae, Crustacea, Polychaeta, Ciliata, Hydrozoa dan 1 famili lain yang tidak

ditemukan dalam perairan pengambilan sampel yaitu Calanoida (Tabel 7 Gambar 4).

Gambar 4. Grafik Indeks Pilihan Ikan

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2

Bandeng

Tanda-tanda

Gabus

Belanak

Kiper

Bloso

Sapu-sapu

Julung

Betutu Calanoida

hydrozoa

ciliata

Polychaeta

Crustacea

Cyanophyceae

Dynophyceae

Bacillariophyceae

33

Tabel 7. Indeks Pilihan Ikan Terhadap Sumber Makanan

Jenis Ikan 1 2 3 4 5 6 7 8

Bandeng 0.14^^ 0,00^^^ -0.43^ -0.33^ - -0.33^ - -

Tanda-tanda -0.2^ 0,00^^^ - -0.43^ - - - -

Gabus 0,00^^^ -0.33^ - - -0.2^ - - -

Belanak 0.14^^ -0.33^ - -0.67^ - - 0,00^^^ -

Kiper 0,00^^^ -0.33^ - -0.67^ - 0,00^^^ - -

Bloso -0.2^ - 0,00^^^ - - - - 0,00^^^

Julung - - - - - - - -

Betutu -0.2^ -0.33^ 0,00^^^ - - 0,00^^^ - -

Keterangan : 1 = Bacillariophyceae, 2 = Dynophyceae, 3 = Cyanophyceae

4 = Crustacea, 5 = Polychaeta, 6 = Ciliata, 7 = Hydrozoa

8 = Calanoida

(^) Tidak digemari, (^^) Digemari, (^^^) Tidak ada seleksi

Kriteria : 0 < E < 1, pakan digemari

-1 < E < 0, pakan tidak digemari

E = 0, tidak ada seleksi terhadap pakan

Berdasarkan Indeks pilihan menunjukkan bahwa rata-rata ikan yang

tertangkap selama penelitian kurang menyukai pakan alami berupa plankton yang ada

di dalam periran, kecuali ikan Bandeng (Chanos chanos) dan Belanak (Mugil Sp.)

menyukai plankton yang sama dari famili Bacillariophyceae. Jenis - jenis ikan yang

tidak selektif terhadap plankton yaitu Bandeng (Chanos chanos) dan Tanda-tanda

(Mahogoni Sp.) tidak selektif pada plankton Dynophyceae, Belanak (Mugil Sp.)

tidak selektif pada plankton Coelentrata, Kipper (Scatophagus argus) tidak selektif

pada Protozoa, Bloso (Glossogobius giuris) tidak selektif pada Cyanophyceae dan

Calanoida, Betutu (Oxyeleotris marmorata) tidak selektif pada Cyanophyceae dan

Protozoa. Berdasarkan hasil tersebut di atas, dalam perairan pakan alami yang

34

melimpah belum tentu dapat dimanfaatkan oleh ikan karena tingkat kesukaan ikan

terhadap pakan alami yang tersedia berbeda-beda.

4.2.1 Tingkat Trofik

Tingkat Trofik adalah urutan-urutan tingkat pemanfaatan makanan atau

material dari energi seperti yang tergambarkan dalam rantai makanan. Untuk

mengetahui tingkat trofik ikan, ditentukan berdasarkan pada hubungan antara tingkat

trofik organisme pakan dan kebiasaan makanan ikan sehingga dapat diketahui

kedudukan ikan tersebut dalam ekosistem (Caddy dan Sharp, 1986 dalam Tjahjo,

2001 dalam Nugraha, 2011). Ikan-ikan yang berada di pesisir mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke menempati tingkat trofik antara 2,11 – 2,84 (Gambar 5

Lampiran 6 dan 7).

Batas Karnivor

Batas Omnivor

Batas Herbivor

Gambar 5. Grafik Tingkat Trofik ikan di Lokasi Penelitian.

2.23

2.53 2.74

2.11 2.31

2.79

2.28

2.84

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Tin

gkat

Tro

fik

35

Tabel 8. Tingkat Trofik Ikan berdasarkan Kebiasaan Makanan.

Tingkat Trofik

Jenis Ikan Kisaran Kelompok

2,0-2,5 Herbivora Bandeng, Belanak, Julung, Kiper

2,5-3,0 Omnivora Tanda-tanda, Gabus, Bloso, Betutu

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat trofik, dari 8 spesies ikan yang

tertangkap dapat dianalisis bahwa, 3 spesies yaitu ikan Bandeng (Chanos chanos),

Julung (Dermogenys pusilla) dan Belanak (Mugil Sp.) merupakan ikan yang termasuk

golongan herbivora, dan 1 spesies yaitu ikan Kiper (Scatophagus argus) merupakan

ikan yang termasuk golongan herbivora cenderung omnivora. Ikan Tanda-tanda

(Mahogoni Sp.) dan ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan yang termasuk

golongan omnivora, sedangkan ikan Bloso (Glossogobius giuris) dan ikan Betutu

(Oxyeleotris marmorata) merupakan ikan yang termasuk golongan omnivora

cenderung karnivora. Ikan Kiper (Scatophagus argus) yang termasuk golongan

herbivora cenderung omnivora memiliki nilai tingkat trofik 2,31 serta ikan Beloso

(Glossogobius giuris) dan ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) termasuk golongan

omnivora cenderung karnivora memiliki nilai tingkat trofik 2,8 dan 2,84. Berdasarkan

tingkat trofik pada umumnya ikan yang berada di perairan pesisir Mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke bersifat herbivora dan omnivora cenderung karnivora

dengan jumlah spesies yang sama namun berbeda jumlah ikan yang tertangkap.

36

4.2.2 Luas Relung

Luas relung pakan menggambarkan proporsi jumlah jenis sumber daya

makanan yang dimanfaatkan oleh suatu jenis ikan (Giller, 1984 dalam Tjahjo, 2000).

Tidak ada kriteria nilai luas relung, karena ikan yang memiliki nilai luas relung yang

luas berarti ikan tersebut dapat memanfaatkan makanan yang tersedia dalam jumlah

besar (generalis), dan ikan yang memiliki luas relung yang sempit berarti ikan

tersebut selektif dalam memilih makanan yang tersedia diperairan (spesialis). Luas

relung ikan selama penelitian di perairan Mangrove Suaka Margasatwa Muara Angke

dapat dilihat pada gambar 6 (Lampiran 8 dan 9).

Gambar 6. Grafik Luas Relung Ikan Selama Penelitian

Luas relung ikan-ikan yang terdapat pada perairan mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke yaitu berkisar antara 1,67 – 3,71 (Gambar 6). Relung yang

2,23

3,14

3,46

1,84

3,06

3,67

1,67

2,17

0

1

2

3

4

Lu

as

Rel

un

g

37

paling luas yaitu ikan Bloso (Glossogobius giuris) bernilai 3,67 yang berarti ikan

Bloso (Glossogobius giuris) dapat memanfaatkaan makanan yang tersedia dalam

jumlah besar (generalis) dan dapat menyesuaikan diri terhadap ketersediaan makanan

dalam perairan. Hal ini dapat dilihat dari hasil indeks of preponderan (Tabel 6),

bahwa ikan Bloso (Glossogobius giuris) menempati seluruh kelompok makanan

mulai dari makanan utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan. Luas relung

kedua yang luas adalah ikan Gabus (Channa striata) dengan nilai relung 3,46 dengan

tingkat trofik 2,74 termasuk kelompok omnivora cenderung karnivora yang mana

ikan ini dapat memanfaatkan semua jenis makanan yang ada dalam perairan. Ikan

yang memiliki luas relung paling kecil adalah ikan julung dengan nilai 1,67. Hal ini

dikarenakan ikan julung (Dermogenys pusilla) sangat selektif dalam memilih

makanan yang tersedia diperairan (spesialis) dan memiliki tingkat trofik sebesar 2,28

yang termasuk pada golongan herbivora.

4.3 Pakan Alami

4.3.1 Plankton

Komposisi plankton yang terdapat pada perairan mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke terdiri dari 3 kelas fitoplankton sebanyak 8 genus dan

zooplankton terdiri dari 5 kelas sebanyak 12 genus (Tabel 9 Lampiran 5).

Zooplankton terdiri atas Custacea sebanyak 5 genus, Polychaeta sebanyak 3 genus,

Ciliata sebanyak 2 genus, Hydrozoa sebanyak 1 genus, Larvae sebanyak 1 genus.

38

Fitoplankton terdiri atas Bacillariophyceae sebanyak 4 genus, Cyanophyceae

sebanyak 2 genus dan Dynophyceae sebanyak 2 genus.

Total kelimpahan plankton di perairan mangrove Suaka Margasatwa Muara

Angke yaitu 181 individu per Liter. Fitoplankton yang paling tinggi didominasi oleh

kelompok kelas Bacillariophyceae yaitu 45 individu per Liter. Pada zooplankton yang

paling rendah kelimpahannya terdapat pada kelompok kelas Veliger yaitu 1 individu

per Liter (Tabel 9 Gambar 7).

Tabel 9. Jumlah Fitoplankton dan Zooplankton (Ind/Liter) dalam Setiap Sampling

Selama Penelitian.

Plankton (kelas) Jumlah ind/L

Fitoplankton

Bacillariophyceae 45

Cyanophyceae 38

Dynophyceae 23

Jumlah Fitoplankton : 106

Zooplankton

Crustacea 41

Polychaeta 21

Ciliata 9

Hydrozoa 3

Veliger 1

Jumlah Zooplankton : 75

Total Plankton 181

39

Fitoplankton

Zooplankton

Sumber :www.google.com

Gambar 7. Jenis Plankton yang teridentifikasi dalam perairan Suaka Margasatwa

Muara Angke

(a)Skeletonema costatum (b) Rhizosolenia sp (c) Nitzschia closterium (d) Nitzschia paradoxa

(e) Gloeotrichia echinulata (f) Oscillatoria limosa (g) Gymnodinium sp (h) Peridinium sp

(a) Cypris (b) Nauplius (c) Brachionus (d) Corycaeus

(e) Acart (f) Clamydodon (g) Favella (h) Solmaris

40

Kelimpahan fitoplankton dan zooplankton dalam perairan mangrove Suaka

Margasatwa Muara Angke dapat dilihat perbandingannya bahwa fitoplankton

kelimpahannya lebih besar daripada zooplankton. Pada suatu ekosistem hal tersebut

adalah normal karena dalam piramida makanan produsen primer letaknya selalu

paling bawah dan menempati ruangan dengan jumlah yang lebih besar

(Taofiqurohman dkk., 2007).

4.3.2 Bentos

Pengamatan organisme bentos pada sedimen yang diambil sekitar pesisir

mangrove Suaka Margasatwa Muara Angke dengan menggunakan alat Eckman Greb

tidak ditemukan organisme makrozoobentos. Substrat yang di dapat berupa lumpur

dan tanah liat. Menurut hasil pengamatan Sidauruk (2001) yang dilakukan diperairan

teluk Jakarta pada bulan September 2000 – Januari 2001 telah ditemukan tiga

kelompok organisme yaitu Pelecypoda, Gastropoda dan Echinodermata. Organisme

yang tidak dapat ditemukan disebabkan waktu pengambilan sampel yang berbeda

dengan peneliti sebelumnya dan adanya kesalahan lokasi dalam pengambilan sampel

makrozoobentos sehingga makrozoobentos tidak ditemukan.Pengambilan sampel

makrozoobentos dilakukan pada tempat yang bukan habitatnya.

4.3.3 Tanaman Air

Pengamatan tanaman air selama penelitian yang dilakukan di perairan

mangrove Suaka Margasatwa Muara Angke yaitu tanaman Eceng Gondok

41

(Eichhornia crassipes) yang lebih mendominasi perairan sekitar 30 % selain

komponen utama vegetasi di Suaka Margasatwa Muara Angke yaitu mangrove

(Gambar 8). Tanaman air merupakan tempat naungan ikan dan biota lainnya,

sehingga dengan kondisi tanaman air yang sangat krisis mengakibatkan jenis-jenis

ikan yang ditemukan tahun sebelumnya dalam perairan semakin berkurang atau

bahkan tidak dapat ditemukan kembali.

Sumber : Documen Pribadi.

Gambar 8. Tanaman air Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) di perairan Suaka

Margasatwa Muara Angke