11
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM SUBYAK PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Mater Alma Jalan Mgr. Sugiyopranoto Nomor 58, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada minggu pertama sampai minggu kedua bulan April. Tepatnya mulai tanggal 3 April 2012 sampai 13 April 2012. Waktu penelitian dilakukan pada jam efektif saat mata pelajaran Matematika. Penelitian dilakukan dalam tiga kali pertemuan yaitu pemberian pretest, perlakuan atau pembelajaran dengan menggunakan modul, dan pemberian posttest. 3. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Mater Alma Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebanyak 67 siswa. Sampel diambil siswa kelas IX yang mengalami miskonsepsi pada materi Bilangan Berpangkat. Berdasarkan hasil pretest jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 44 siswa. Semua sampel diberikan perlakuan yaitu dengan pemberian modul, modul yang diberikan kepada setiap siswa berbeda-beda tergantung miskonsepsi yang dialami oleh siswa. B. HASIL PENELITIAN 1. Validitas Instrumen Validasi soal pretest dan posttest dilakukan oleh pakar matematika yaitu dosen pembimbing. Instrumen modul juga diuji validitasnya. Uji validitas modul dilakukan oleh pakar matematika yaitu dosen pembimbing, dosen matematika, dan guru pengampu matematika di SMP Mater Alma Ambarawa. Validitas modul dilakukan untuk menguji kelayakan dari modul yang sudah disiapkan untuk diujicobakan kepada siswa yang mengalami miskonsepsi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

  • Upload
    dokhanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM SUBYAK PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Mater Alma Jalan Mgr.

Sugiyopranoto Nomor 58, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten

Semarang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada minggu

pertama sampai minggu kedua bulan April. Tepatnya mulai tanggal 3

April 2012 sampai 13 April 2012. Waktu penelitian dilakukan pada jam

efektif saat mata pelajaran Matematika. Penelitian dilakukan dalam

tiga kali pertemuan yaitu pemberian pretest, perlakuan atau

pembelajaran dengan menggunakan modul, dan pemberian posttest.

3. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Mater

Alma Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebanyak 67 siswa.

Sampel diambil siswa kelas IX yang mengalami miskonsepsi pada

materi Bilangan Berpangkat. Berdasarkan hasil pretest jumlah siswa

yang mengalami miskonsepsi sebanyak 44 siswa. Semua sampel

diberikan perlakuan yaitu dengan pemberian modul, modul yang

diberikan kepada setiap siswa berbeda-beda tergantung miskonsepsi

yang dialami oleh siswa.

B. HASIL PENELITIAN

1. Validitas Instrumen

Validasi soal pretest dan posttest dilakukan oleh pakar

matematika yaitu dosen pembimbing. Instrumen modul juga diuji

validitasnya. Uji validitas modul dilakukan oleh pakar matematika yaitu

dosen pembimbing, dosen matematika, dan guru pengampu

matematika di SMP Mater Alma Ambarawa. Validitas modul dilakukan

untuk menguji kelayakan dari modul yang sudah disiapkan untuk

diujicobakan kepada siswa yang mengalami miskonsepsi.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

28

Berdasarkan pendapat para pakar tersebut, modul tentang

Bilangan Berpangkat untuk mengurangi miskonsepsi mendapat

masukan dari para pakar, antara lain: untuk cover gambar terlalu

menonjol, sehingga judul utama kurang diperhatikan dan ukuran huruf

untuk judul terlalu kecil; setelah kesimpulan belum ada contoh soal;

dan diminta untuk memperhatikan bentuk kuadrat dan pangkat

negatif.

2. Analisis Berdasarkan Soal Pretest dan Posttest

Pemberian pretest dilakukan terhadap populasi sebelum

melakukan penelitian. Hal ini dilakukan untuk menentukan sampel

yang akan digunakan dalam penelitian, karena sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang mengalami miskonsepsi

pada materi Bilangan Berpangkat. Tujuan dari pemberian pretest juga

untuk menentukan jenis modul yang akan diberikan kepada siswa agar

sesuai dengan kebutuhan siswa berdasarkan miskonsepsi yang

dialami. Berikut disajikan perbandingan skore soal yang benar yang

diperoleh dari hasil pretest dan postest untuk setiap soal dari 44 siswa

yang mengikuti pretest dan posttest.

Tabel 3 Data jumlah skore benar setiap soal

pada pretest dan posttest

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Pretest 26 2 13 7 10 7 6 31 29 33 34 35 21

Posttest 36 19 34 22 18 30 24 36 33 41 41 39 43

No Soal 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Pretest 15 24 17 10 26 29 14 25 21 17 26 13

Posttest 27 40 38 30 41 36 40 42 40 37 37 9

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat jumlah skore setiap soal

dari hasil pretest dan posttest yang diikuti oleh 44 siswa kelas IX SMP

Mater Alma. Hasil pretest menunjukkan bahwa siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi Bilangan Pangkat sebanyak 44 siswa dan

selanjutnya mendapat perlakuan yaitu dengan diberikan modul.

Pretest digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi Bilangan Pangkat dan selanjutnya dari hasil

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

29

pretest dianalisis untuk menentukan modul yang dibutuhkan oleh

siswa yang mengalami miskonsepsi. Tersedia tujuh tipe modul Modul 1

yaitu modul tentang Perkalian Bilangan Pangkat, Modul 2 tentang

Pembagian Bilangan Pangkat, Modul 3 tentang Perkalian Pangkat,

Modul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

Negatif, Modul 6 tentang Penjumlahan Bilangan Pangkat, dan Modul 7

tentang Pengurangan Bilangan Pangkat. Supaya lebih jelas, data

jumlah skore setiap soal dari hasil pretest dan posttest dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3 Diagram jumlah skore tiap soal pretest dan posttest

3. Analisis Modul

Berdasarkan hasil pretest dan analisis tipe kesalahan siswa,

maka dari 44 siswa dikelompokkan berdasarkan jenis modul yang akan

diberikan. Jumlah siswa pada masing-masing jenis modul dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi

Untuk Setiap Modul

Modul

1 Modul

2 Modul

3 Modul

4 Modul

5 Modul

6 Modul

7

Jumlah Siswa

26 37 35 17 43 31 26

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Jum

lah

Sis

wa

Perbandingan Pretest dan Posttest

Pretest

Posttest

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

30

Modul 1 yaitu modul tentang Perkalian Bilangan Pangkat,

Modul 2 tentang Pembagian Bilangan Pangkat, Modul 3 tentang

Perkalian Pangkat, Modul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul

5 tentang Pangkat Negatif, Modul 6 tentang Penjumlahan Bilangan

Pangkat, dan Modul 7 tentang Pengurangan Bilangan Pangkat. Setiap

siswa mendapat jenis modul yang berbeda-beda, dan masing-masing

siswa mendapatkan jumlah modul yang berbeda pula berdasarkan

miskonsepsi yang dialami masing-masing siswa. Berikut ini merupakan

data jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi Bilangan

Berpangkat berdasarkan tipe kesalahan masing-masing siswa sebelum

pemberian modul dan sesudah pemberian modul.

Tabel 5 Perbandingan Jumlah dan Persentase Siswa yang

Mengalami Miskonsepsi Sebelum dan Sesudah Pemberian Modul

Modul

1 Modul

2 Modul

3 Modul

4 Modul

5 Modul

6 Modul

7

Sebelum 26 37 35 17 43 31 26

59,09% 84,09% 79,55% 38,64% 97,73% 70,45% 59,09%

Sesudah 8 7 35 13 35 19 8

18,18% 15,91% 79,55% 29,55% 79,55% 43,18% 18,18%

Persentase Penurunan

40,91% 68,18% 0,00 % 9,09% 18,18% 27,27% 40,91%

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa

yang mengalami miskonsepsi pada materi Bilangan Berpangkat untuk

setiap jenis modul mengalami penurunan meskipun pada Modul 3

jumlah siswa sebelum dan sesudah pemberian modul tetap, namun

siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi ini tidak sama. Modul

3 tidak terjadi penurunan jumlah miskonsepsi siswa karena siswa

belum paham tentang materi perkalian pangkat. Tabel 5 menunjukkan

bahwa persentase penurunan untuk Modul 1 mencapai 40,91%, untuk

Modul 2 sebesar 68,18%, pada modul 4 persentase penurunan hanya

9,09%, Modul 5 sebesar 18,18%, persentase penurunan untuk Modul 6

sebesar 27,27% dan untuk Modul 7 mencapai 40,91%. Berdasarkan

data tersebut dapat dikatakan bahwa pemberian modul dapat

mengurangi miskonsepsi siswa pada materi Bilangan Berpangkat. Data

tersebut dapat disajikan dalam gambar 4 sebagai berikut:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

31

Gambar 4 Perbandingan Miskonsepsi Siswa Sebelum dan Sesudah

Pemberian Modul

Analisis dari hasil penelitian setiap modul akan dijelaskan pada

pembahasan berikut ini:

a. Analisis Modul 1

Modul 1 berisi materi tentang perkalian bilangan pangkat

bentuk 𝑎𝑝 × 𝑎𝑞 . Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, ada

sebanyak 26 siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi ini,

jika dibuat persentase ada 59,09% siswa yang mengalami

miskonsepsi. Siswa banyak yang melakukan kesalahan dengan

mengkalikan pangkat dengan pangkat sehingga pada soal 𝑎6 × 𝑎4,

siswa yang mengalami miskonsepsi menjawab 𝑎24 , ada 12 siswa

yang menjawab demikian. Pada soal 5𝑎4 × 𝑎4 ada sebanyak 5

siswa yang menjawab 5𝑎16 .

Modul diberikan kepada 26 siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi perkalian bilangan pangkat, setelah

dilakukan posttest siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi

ini berkurang menjadi 8 orang atau 18,18%. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi

pada materi ini berkurang 40,91%.

Kesalahan yang masih terjadi setelah pemberian modul

adalah siswa masih melakukan kesalahan yang sama yaitu

mengkalikan pangkat dengan pangkat pada soal perkalian bilangan

pangkat. Ada lima siswa yang menjumlahkan koefisien, contohnya

pada soal 5𝑎4 × 𝑎4 siswa menjawab 6𝑎8. Pada materi perkalian

bilangan pangkat miskonsepsi siswa memang sudah berkurang

0

10

20

30

40

50

Modul 1

Modul 2

Modul 3

Modul 4

Modul 5

Modul 6

Modul 7

Sebelum

Sesudah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

32

namun masih ada siswa yang masih mengalami miskonsepsi pada

materi tersebut.

b. Analisis Modul 2

Modul 2 merupakan modul tentang materi pembagian

bilangan pangkat, yaitu bentuk 𝑎𝑝 :𝑎𝑞 . Miskonsepsi siswa yang

sering terjadi pada pembagian bilangan berpangkat adalah siswa

membagi pangkat dengan pangkat. Berdasarkan hasil pretest siswa

yang mengalami miskonsepsi pada materi ini sebanyak 37 siswa

atau 84,09% dari 44 siswa mengalami miskonsepsi pada materi ini.

Berdasarkan hasil pretest kesalahan yang sering dilakukan

siswa adalah membagi pangkat dengan pangkat serta membagi

bilangan pokok dengan bilangan pokok. Contoh kesalahan yang

dilakukan siswa yaitu pada soal 𝑎10 : 𝑎2 siswa yang mengalami

miskonsepsi menjawab 𝑎5, dan pada soal 8𝑎12 : 2𝑎3 siswa yang

salah menjawab 4𝑎4, sedangkan pada soal 57: 54 siswa yang

menjawab salah yaitu dengan membagi bilangan pokok dengan

bilangan pokok sehingga siswa menjawab 1.

Modul diberikan kepada siswa sebagai perlakuan dari hasil

pretest kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh

mana efektivitas modul yang diberikan. Berdasarkan hasil posttest

dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi

menurun yaitu sebelum diberikan modul siswa yang mengalami

miskonsepsi ada sebanyak 37 siswa dan setelah diberikan modul

siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap materi pembagian

bilangan pangkat menurun menjadi 7 siswa atau 15,91%.

Berdasarkan data tersebut jika dihitung menggunakan persentase,

penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi mencapai

68,18%.

c. Analisis Modul 3

Modul 3 adalah modul tentang perkalian pangkat yaitu

bentuk 𝑎𝑝 𝑞 . Berdasarkan hasil pretest kesalahan yang dilakukan

siswa adalah menjumlahkan pangkat dan siswa kurang memahami

soal yang menggunakan tanda kurung. Siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi perkalian pangkat ini ada sebanyak 35

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

33

siswa atau 79,55% dari 44 siswa mengalami miskonsepsi pada

materi ini.

Contoh kesalahan yang dialami siswa adalah pada soal

𝑎4 3 siswa menjawab 𝑎8 dan pada soal 3𝑎5 3 siswa tidak

memperhatikan tanda kurung sehingga pangkat 3 tersebut hanya

dipakai pada 𝑎5 sehingga banyak siswa yang menjawab 3𝑎5 3 =

3𝑎15 . Kesalahan ini dilakukan siswa pada saat sebelum pemberian

modul dan sesudahnya, sehingga berdasarkan hasil posttest jumlah

siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi perkalian pangkat

ini tidak berkurang namun jumlahnya sama meskipun kesalahan

tersebut dilakukan oleh siswa yang berbeda. Berdasarkan data

tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami

miskonsepsi setelah pemberian modul tetap yaitu sebanyak 35

siswa atau 79,55%.

d. Analisis Modul 4

Modul 4 berisi tentang materi perkalian bentuk pangkat

yaitu bentuk 𝑎𝑝 × 𝑏𝑞 . Pada bentuk tersebut kesalahan yang sering

dilakukan oleh siswa adalah mengalikan bilangan pokok dengan

bilangan pokok dan selanjutnya menjumlahkan pangkat dengan

pangkat, sehingga kesalahan yang sering dilakukan siswa adalah

mengerjakan dengan bentuk sebagai berikut (𝑎 × 𝑏)𝑝+𝑞 .

Berdasarkan hasil pretest jumlah siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi perkalian bentuk pangkat ini sebanyak 17

siswa atau 38,64%.

Kesalahan yang dilakukan siswa contohnya adalah pada

soal 43 × 52 siswa menjawab 205 , pada soal 92 × 33 siswa

menjawab 275 , soal 23 × 22 siswa menjawab 45 , dan pada soal

35 × 32 siswa menjawab 97 . Setelah diberikan modul tentang

perkalian bentuk pangkat tersebut miskonsepsi siswa pada materi

perkalian bentuk pangkat menjadi berkurang, jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi hanya 13 siswa atau 29,55%. Berdasarkan

data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami

miskonsepsi berkurang 9,09%.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

34

e. Analisis Modul 5

Modul 5 merupakan modul yang berisi materi tentang

pangkat negatif atau bentuk umum yang sering kita jumpai adalah

𝑎−𝑝 . Berdasarkan hasil pretest siswa yang mengalami miskonsepsi

pada materi ini sebanyak 43 siswa atau 97,73 % siswa mengalami

miskonsepsi pada materi bilangan pangkat negatif. Kesalahan yang

banyak dilakukan siswa adalah menganggap bahwa hasil dari

pangkat negatif sama dengan hasil dari pangkat positif atau ada

beberapa siswa yang mengerjakan bukan pangkat yang dijadikan

negatif namun bilangan pokok yang dijadikan bentuk negatif.

Contoh kesalahan yang dilakukan siswa adalah dalam

mengubah pangkat negatif menjadi pangkat positif atau sebaliknya.

Pada soal yang meminta untuk menentukan hasil dari 5−2

kebanyakan siswa menjawab 25, pada soal 2𝑎5 meminta untuk

mengubah pangkat positif menjadi pangkat negatif siswa

menjawab 2𝑎−5.

Berdasarkan hasil posttest jumlah siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi bentuk pangkat negatif ada 35 siswa atau

79,55%. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi menurun

18,18%.

f. Analisis Modul 6

Modul 6 adalah modul tentang penjumlahan bilangan

pangkat atau secara umum dapat ditulis 𝑚𝑎𝑝 + 𝑛𝑎𝑝 . Berdasarkan

hasil pretest siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi ini ada

sebanyak 31 siswa atau 70,45 %. Kesalahan yang banyak dilakukan

adalah siswa ikut menjumlahkan pangkat dan kurang memahami

pengertian tentang koefisien.

Berikut ini contoh kesalahan yang banyak dilakukan oleh

siswa. Pada soal 4𝑎2 + 5𝑎2 siswa yang mengalami miskonsepsi

menjawab 9𝑎4. Contoh kesalahan yang lain yaitu pada soal

10𝑎7 + 𝑎7 kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah siswa yang

menjawab 11𝑎14 , ada pula siswa yang menjawab 10𝑎14 , ini terjadi

karena siswa tidak paham jika koefisien dari 𝑎7 adalah 1 bukan 0.

Siswa yang mengalami miskonsepsi kemudian diberi modul

sebagai tindak lanjut dari hasil pretest dan kemudian dilakukan

posttest untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas modul,

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

35

jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi berkurang, sebelumnya

70,45% siswa yang mengalami miskonsepsi menjadi 43,18% atau

sebanyak 19 siswa yang masih mengalami miskonsepsi pada materi

penjumlahan bilangan pangkat.

Miskonsepsi yang masih dialami siswa adalah pada soal

10𝑎7 + 𝑎7 adalah siswa menjawab 10𝑎7 , siswa menganggap

bahwa koefisien dari 𝑎7 adalah 0, sehingga siswa menjumlahkan

koefisien 10 + 0 = 10, sehingga kesalahan yang dilakukan siswa

bukan lagi tentang konsepsi penjumlahan bilangan pangkat, namun

siswa belum memahami tentang konsep koefisien. Berdasarkan

data tersebut jika dianalisis dengan membandingkan hasil pretest

dan posttest maka dapat dilhat bahwa jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi berkurang yaitu jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi menurun 27,27%.

g. Analisis Modul 7

Modul 7 yaitu tentang materi Pengurangan Bilangan

Pangkat atau bentuk umum yang biasa ditemui yaitu bentuk

𝑚𝑎𝑝 − 𝑛𝑎𝑝 . Berdasarkan hasil pretest dapat dilihat bahwa jumlah

siswa yang mengalami miskonsepsi ada 26 siswa atau sebesar

59,09%. Kesalahan yang banyak dilakukan siswa yaitu dengan

mengurangkan koefisien dengan koefisien dan pangkat dengan

pangkat. Contohnya adalah pada soal 7𝑎5 − 2𝑎5 siswa menjawab

5𝑎0, ada juga siswa yang menjawab 5𝑎 karena siswa menganggap

bahwa pada soal 7𝑎5 − 2𝑎5 cukup dengan mengurangkan

koefisien, siswa juga menganggap bahwa pangkat dari 𝑎 sama

maka pangkatnya hanya cukup dihilangkan. Contoh lain yaitu pada

soal 11𝑎9 − 3𝑎9 kesalahan yang dilakukan siswa masih sama

sehingga kesalahan yang muncul siswa menjawab 8𝑎0 dan 8𝑎.

Berdasarkan hasil posttest jumlah siswa yang masih

mengalami miskonsepsi ada sebanyak 8 siswa atau 18,18%. Hasil

tersebut jika dibandingkan dengan hasil pretest jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi berkurang 40,91%. Kesalahan yang masih

dilakukan oleh siswa yaitu pada soal 7𝑎5 − 2𝑎5 ada siswa yang

menjawab 5𝑎 dan pada soal 11𝑎9 − 3𝑎9 ada siswa yang menjawab

8𝑎. Berdasarkan data tersebut jika dilihat secara keseluruhan

modul 7 dapat dikatakan efektif dalam mengurangi miskonsepsi

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

36

materi Pengurangan Bentuk Pangkat karena jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi menurun sampai 40,91%.

4. Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan menggunakan

uji beda rata-rata atau uji-t untuk mengetahui signifikansi sebelum dan

sesudah penggunaan modul. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

efektivitas penggunaan modul Bilangan Berpangkat untuk mengurangi

miskonsepsi siswa.

Tabel 6 Hasil uji t

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

SEBELUM - SESUDAH

1.28571E1 10.12305 3.82615 3.49488 22.21940 3.360 6 .015

Terlihat dari Tabel 6 bahwa t hitung adalah 3,360 dengan

probabilitas 0,015. Pengujian hipotesis digunakan uji dua sisi, sehingga

angka probabilitas adalah 0,015/2 = 0,0075, oleh karena 0,0075 0,025,

maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

miskonsepsi siswa pada materi Bilangan Berpangkat sebelum dan sesudah

penggunaan modul berbeda. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat

dikatakan penggunaan modul pada materi Bilangan Berpangkat efektif

dalam mengurangi miskonsepsi siswa.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa setiap modul

mengalami penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi

terhadap masing-masing materi yang disajikan pada setiap modul, namun

pada modul 3 yaitu tentang perkalian pangkat jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi masih sama meskipun siswa yang mengalami

miskonsepsi berbeda. Persentase penurunan miskonsepsi siswa untuk

masing-masing modul berbeda-beda. Modul 1 yaitu modul tentang

Perkalian Bilangan Pangkat persentase penurunan miskonsepsi siswa

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1868/5/T1_202008036_BAB IV.pdfModul 4 tentang Perkalian Bentuk Pangkat, Modul 5 tentang Pangkat

37

mencapai 40,91%, untuk modul 2 yaitu tentang Pembagian Bilangan

Pangkat persentase penurunan miskonsepsi siswa sebesar 68,18%. Modul

3 yaitu tentang Perkalian Pangkat, pada materi ini tidak terjadi penurunan

miskonsepsi, karena jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada

materi ini tetap meskipun siwa yang mengalami miskonsepsi sebelum dan

sesudah pemberian modul berbeda. Persentase penurunan miskonsepsi

pada modul 4 yaitu tentang Perkalian Bentuk Pangkat hanya sebesar

9,09%, dan untuk modul 5 tentang Pangkat Negatif jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi menurun sebesar 18,185. Modul 6 yaitu tentang

Penjumlahan Bilangan Pangkat persentase penurunan moskonsepsi siswa

mencapai 27,27% dan untuk modul 7 yaitu tentang Pengurangan Bilangan

Pangkat jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi menurun sebesar

40,91%. Rata-rata persentase penurunan jumlah siswa yang mengalami

miskonsepsi pada materi Bilangan Berpangkat sebesar 29,22%.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa perbedaan miskonsepsi

sebelum dan sesudah pemberian modul dengan menggunakan uji t

memperlihatkan probabilitas (p = 0,015) 0,015 0,05 sehingga terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap miskonsepsi siswa sebelum dan

sesudah pemberian modul. Berdasarkan uji hipotesis tersebut dapat

dikatakan bahwa modul yang digunakan efektif dapat mengurangi

miskonsepsi siswa pada materi Bilangan Berpangkat.

Pembelajaran dengan menggunakan modul, siswa dapat belajar

secara mandiri. Waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan

setiap modul berbeda-beda, sehingga siswa lebih bertanggung jawab atas

modul yang sedang dipelajarinya tanpa bergantung kepada teman. Pada

saat pembelajaran dengan menggunakan modul guru hanya berperan

sebagai fasilitator, yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru

memberikan modul selanjutnya setelah melihat hasil pekerjaan siswa

yang terdapat pada masing-masing modul, hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah siswa sudah memahami atau belum materi yang

disajikan pada modul. Siswa juga antusias dalam pembelajaran dengan

menggunakan modul, jika ada yang kurang paham siswa langsung

bertanya kepada guru.