23
BAB IV ANALISIS PEKERJAAN KOLOM 4.1. Pekerjaan Pembetonan Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi: 1. Pekerjaan persiapan, 2. Fabrikasi Penulangan, 3. Pemasangan Tulangan, 4. Pemasangan Bekisting, 5. Penuangan (pengecoran), 6. Pemadatan, 7. Pelepasan Bekisting, 8. Curing. 4.1.1. Pekerjaan Persiapan

BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

BAB IV

ANALISIS PEKERJAAN KOLOM

4.1. Pekerjaan Pembetonan 

Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan

beton yang meliputi:

1.    Pekerjaan persiapan,

2.    Fabrikasi Penulangan,

3.    Pemasangan Tulangan,

4.    Pemasangan Bekisting,

5.    Penuangan (pengecoran),

6.    Pemadatan,

7.    Pelepasan Bekisting,

8. Curing.

4.1.1. Pekerjaan Persiapan

Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan.

Pekerjaan persiapan sangat penting untuk memastikan kelancaran pengerjaan

beton selanjutnya. Pekerjaan persiapan ini biasanya awal ini mencakup

pembersihan lahan atau tempat yang nantinya akan dijadikan kolom serta

penanadaan (marking) pada bagian footplate dan pada bagian plat baik itu

Page 2: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

untuk penandaan letak bekisting, dan stek untuk braching bekisting, maupun

untuk kontrol pada saat pemsangan bekisting kolom. Pada sambungan setiap

lantainya harus tersedia stek kolom untuk pemasangan kolom berikutnya, untuk

mempermudah serta mengefisiensikan tenaga pekerja serta waktu pengerjaan.

4.1.2. Fabrikasi Tulangan

Fabrikasi ini bisa berjalan beriringan dengan pekerjaan awal, karena

fabrikasi biasanya di posisikan agak jauh dari struktur bangunan sehingga tidak

mengganggu jalannya pekerjaan konstruksi. Pekerjaan ini terfokuskan pada

pembuatan tulangan besi untuk kolom, desain tulangan disesuaikan dengan

desain yang telah dibuat sebelumnya pada shop drawing, berikut contoh shop

drawing serta fabrikasi penulangan :

Gambar 4.1. Fabrikasi Tulangan Kolom

Page 3: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Pada proyek Pengembangan Hotel Lorin Sentul ini terdiri dari 12

macam kolom yang digunakan, yakni :

Page 4: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

4.1.3. Pemasangan Tulangan Kolom

Tulangan Kolom yang telah selesai di sambung selanjutnya akan

dipasang pada stek-stek kolom yang sebelumnya sudah dipasang.

Gambar 4.2. Stek Pada Tulangan Kolom

Page 5: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Tulangan ini nantinya akan disambung dengan menggukan kawat pada

stek-stek yang telah ada sebelumnya, lamanya pekerjaan berkisar 2-3 jam

untuk satu kolom. Dan pada bagian ini akan dipasangkan , beton dackting

dengan dimensi 2 cm pada beberapa bagian kolom agar memudahkan

memberi jarak antara bekisting dan tulangan yang nantinya akan diisi beton.

Gambar 4.3. Pemasanan Dackting Beton

Page 6: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

4.1.3. Pemasangan Bekisting

Pada proyek Pengembangan Hotel Lorin Sentul digunakan 2 jenis

bekisting, yakni bekisting jenis kayu dan bekisting jenis hollow. Jumlah

bekisting yang ada di proyek ini berjumlah 10, dengan rincian bekisting kayu 5

dan bekisting hollow 5. Pemasangan bekisting baik jenis kayu maupun hollow

sebenarnya tidak ada perbedaan prinsip pada pemasangannya, pertama

beksting disusun sedemikian rupa sehingga telah membentuk sesuai dengan

desain shop drawing tetapi jangan terlebih dahulu di kencangkan, setelah

sesuai dengan desain maka bekisting akan di angkat menuju kolom yang akan

siap untuk di cor dengan menggunakan bantuan tower crane, setelah pada

posisi yang tepat beksting. Setelah terletak pada tempatnya perlu dilakukan

pengecekan vertikalitas bekisting agar kolom yang dihasilkan sesuai dengan

rencana, cek vertikalitas ini dibantu dengan menggunakan alat unting-unting

dan waterpass. Setelah vertikalitas sesuai dengan yang direncanakan

kencangkan baut yang terdapat pada bekisting dan pasang stek tambahan

yang telah ditentukan sebelumnya untuk keperluan braching agar bekisting

tidak terpisah ketika dilakukan pengecoran.

.

Pada dasarnya konstruksi bekisting menjalani 3 fungsi yaitu :

Bekisting harus mampu menentukan / mencetak bentuk beton yang

akan di buat sesuai rencana.tentunya semakin sederhana bentuk

sebuah konstruksi semakin sederhana pula bentuk konstruksi

bekisting yang di butuhkan.

Page 7: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Bekisting juga harus mampu meredam dengan aman beban yang

berasal dari spesi beton dan beban-beban luar lainnya serta

getaran yang bisa saja terjadi.tidak selamanya bekisting yang kita

rencanakan akan sesuai dengan yang kita inginkan karena dalam

pelaksanaannya mungkin saja bisa terjadi pergeseran atau

perubahan bentuk yang timbul dari beban dan getaran.perubahan

ini tidak menjadi masalah selama tidak melebihi dari batas toleransi

perencanaan.

Sedapat mungkin bekisting dirancang agar mudah di pasang,

dilepaskan dan dipindahkan.

Agar penggunaan bekisting di lapangan nantinya bisa lebih

efisien.setidaknya ada tiga hal penting yang harus di perhatikan dan di

pertimbangkan dalam merancang bekisting,yaitu :

1. Kualitas bekisting

Bekisting harus di model dan dibuat dengan

kekakuan (stifffness) dan keakurasian yang cukup   sehingga

bentuk bekisting, ukuran bekisting, posisi bekisting, dan

penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan

toleransi yg diinginkan.

Page 8: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

2. Keselamatan pekerja dan bekisting

Bekisting harus dipasang dengan kekuatan yang cukup dan

faktor keamanan yang memadai sehingga mampu menahan /

menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami

keruntuhan yang  bisa membahayakan pekerja dan konstruksi

beton.

3. Biaya pembuatan yang Ekonomis

Bekisting harus dibuat se-efisien mungkin guna

meminimalisasi waktu  dan biaya dalam proses pelaksanaan

sehingga sesuai dengan jadwal yang sudah di tetapkan demi

keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).

4.1.5. Penuangan (Pengecoran)

Pekerjaan pengecoran ini dibantu dengan alat bucket yang

berkapasitas 0.8 m3 yang telah disertai dengan alat buka tutup mulut bucket

serta pipa tremi yang terbuat dari plastik atau terpal agar jatuhnya beton

terpusat dan tidak terjadi segregasi akibat ketinggian, berikut tabel jenis kolom

serta volume beton yang dibutuhkan masing-masing kolom :

Page 9: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Gambar 4.3. Pengecoran/Storing Kolom

Tabel 4.1. Volume Kolom

NO

TYPE KOLOMUKURAN (m) TINGGI BEKISTING

(m)TOTAL VOLUME SATUA

Np x L

1 KOLOM C10.55

x 0.7 3 1.155m3

2 KOLOM C2.A 0.6 x 0.8 3 1.44 m3

3 KOLOM C2.B 0.6 x 0.8 3 1.44 m3

4 KOLOM C3.A 0.5 x 0.7 3 1.05 m3

5 KOLOM C3.B 0.5 x 0.7 3 1.05 m3

6 KOLOM C4 0.3 x 0.4 3 0.36 m3

7 KOLOM CL1 0.5 x 0.5 3 0.75 m3

8 KOLOM CL2 0.5 x 0.6 3 0.9 m3

9 KOLOM C50.5 x 0.1

33 0.195

m3

10 KOLOM C5.A0.31

x 0.13

3 0.1209m3

11 KOLOM C5.B0.55

x 0.13

3 0.2145m3

12 KOLOM C60.3 x 0.1

33 0.117

m3

Page 10: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Ketika akan dilakukan storing terlebih dahulu bagian kolom sebelumnya

diberikan conplas yang berfungsi seperti lem agar bagian kolom yang baru

dapat menempel kuat pada bagian kolom yang lama, pada saat pengecoran

dilakukan pemadatan dengan bantuan alat vibrator.

Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa

hal penting yang harus diperhatikan antara lain: 

1.    Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability)

yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan

penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar

dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang

mengakibatkan kekuatan beton berkurang.

2.    Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton,

penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum

lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial

setting time).

3.    Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton

yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi.

Page 11: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya

tidak terjadi segregasi adalah:

1.    Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan

acuan, tinggi jatuh penuangan adukan maksimum 60 cm.

Gambar 3.4 Cara Penuangan yang Dapat Menghindari Segredasi

2.   Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan

melalui pipa penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila

penuangan dilakukan dari atas dengan ketinggian penuangan

mencapai 3 – 4 m, beton yang dituang akan menumbuk tulangan

dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar keluar

dari adukan sehingga terjadi segregasi.

3. Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui

bukaan di dinding bekisting bagian bawah untuk mengurangi

tinggi jatuh penuangan.

Page 12: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Gambar 3.5 Penuangan Melalui Jendela pada Bekisting Kolom

4.   Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya

dilakukan berlawanan terhadap arah pengecoran atau

menghadap beton yang telah dituang.

5.   Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada

suatu  tempat tertentu dan dibiarkan mengalir ke dalam bekisting.

6.   Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus

dilakukan dari bawah ke atas, sehingga kepadatan bertambah

sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru

ditambahkan.

4.1.6. Pemadatan

Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang

sangat penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah

mengeras.

Page 13: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan

sebelum terjadi waktu setting awal dari beton segar. Setting beton segar di

lapangan  dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa

kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk

menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan

maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada:

1.    Komposisi bahan beton.

2.    Cara dan usaha pemadatan di lapangan.

Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:

1.    Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai

slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai, bekisting akan terisi

dengan baik. 

2.   Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.

3.    Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang

lebih plastis, sehingga campuran lebih kompak.

 Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya.

Semakin lecak semakin mudah pemadatannya, makin rendah  slump-nya makin

sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat dibandingkan

dengan cara manual. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan

adalah:

Page 14: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

1.   Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1

sampai 4 jam bergantung apakah ada pemakaian admixture.

2.   Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan

menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara besi dengan beton

yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).

3.   Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari  bleeding,

yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas permukaan beton dan

meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat

menimbulkan permukaan kasar (honeycomb) di bagian bawah, dan

beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari

pasta semen.

4.   Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran

massal, penuangan dan pemadatan dilakukan berlapis-lapis. Tebal

setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.

 

Page 16: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan

sebatang tongkat atau besi tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau

dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk.

4.1.7. Pelepasan Bekisting

Setelah ± 8 jam setelah pengecoran kolom bekisting dapat dibuka,

lamanya pelepasan bekisting tergantung pada proses setting dan admixture

yang ditambahkan pada campuran beton. Setelah pelepasan bekisting, perlu

dilakukan curing pada kolom beton tersebut terutama ketika pelepasan

dilakukan siang hari. Curing dapet dilakukan dengan cara menyiram kolom

dengan air atau dengan menggunakan karung goni yang telah diberi air agar

ketika sudah benar-benar kering tidak terjadi keretakan pada beton.

4.1.8. Pekerjaan Perawatan (Curing)

Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu

pasca-pembukaan bekisting (demoulding of form work) agar optimasi kekuatan

beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan

ini berupa pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam

beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila

terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses  hidrasi akan terganggu/terhenti

dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan

beton, terutama penurunan kuat tekan (Lubis, 1986; Mulyono, 2004; dan Amri,

2005).

Page 17: BAB IV LAPORAN KERJA MAGANG.docx

3.3. Tinjauan Umum Proyek

Sumber: http://bestananda.blogspot.com/2012/07/pengecoran-

kolom.html#ixzz33j6COSkY