53
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat A. Analisa Saringan Agregat Kasar Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar Lubang Ayakan (mm) Berat Agregat tertahan % Kumulatif Gram % Tertahan Lolos 37 0 0 0 100 25 119 3,97 3,97 96,03 19 186 6,20 10,17 89,83 12,5 768 25,60 35,77 64,23 9,5 503 16,77 52,53 47,47 6,3 618 20,60 73,13 26,87 4,75 11 0,37 73,50 26,50 2,36 753 25,10 98,60 1,40 1,18 13 0,43 99,03 0,97 0,6 22 0,73 99,77 0,23 0,425 3 0,10 99,87 0,13 0,15 3 0,10 99,97 0,03 pan 1 0,03 100,00 0,00 Total 3000 100,00 746,30 Sumber : (Hasil penelitian, 2013)

Bab IV. Oke Banget

  • Upload
    siska

  • View
    262

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 4

Citation preview

Page 1: Bab IV. Oke Banget

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemeriksaan

4.1.1 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat

A. Analisa Saringan Agregat Kasar

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar

Lubang Ayakan (mm)

Berat Agregat tertahan % Kumulatif

Gram % Tertahan Lolos37 0 0 0 10025 119 3,97 3,97 96,0319 186 6,20 10,17 89,83

12,5 768 25,60 35,77 64,239,5 503 16,77 52,53 47,476,3 618 20,60 73,13 26,874,75 11 0,37 73,50 26,502,36 753 25,10 98,60 1,401,18 13 0,43 99,03 0,970,6 22 0,73 99,77 0,23

0,425 3 0,10 99,87 0,130,15 3 0,10 99,97 0,03pan 1 0,03 100,00 0,00

Total 3000 100,00 746,30Sumber : (Hasil penelitian, 2013)

= 7,46

Page 2: Bab IV. Oke Banget

Gambar 4.1 Grafik Gradasi Agregat Kasar

Dari data tabel 4.1 hasil pengujian analisa saringan agregat kasar didapatkan

modulus kehalusan butiran sebesar 7,46 dan dari gambar 4.1 Grafik gradasi

agregat kasar, gradasi agregat kasar memenuhi standar SNI 03-1968-1990, yaitu

sebesar 5,0 – 8,0. Oleh karena dalam standar agregat tergolong terdistribusi

dengan baik, dengan demikian seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai satu

kesatuan yang utuh, homogen, dan rapat, dimana agregat yang terdistribusi

dengan baik ini antara agregat yang besar dan kecil akan saling berhubungan,

dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di

antara agregat yang berukuran besar

B. Analisa Saringan Agregat Halus

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut:

Berat Agregat Halus = 700 gram

Page 3: Bab IV. Oke Banget

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus

Ukuran saringanBerat Agregat tertahan % Kumulatif

gram % tertahan Lolos

4,75 10 1,43 1,43 98,57

2,36 31 4,43 5,86 94,14

1,18 261 37,29 43,14 56,86

0,6 387 55,29 98,43 1,57

0,425 10 1,43 99,86 0,14

0,15 1 0,14 100,00 0,00

pan 0 0,00 100,00 0,00

Total 700 100,00 348,71

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

= 3,487

Page 4: Bab IV. Oke Banget

Gambar 4.2 Grafik Gradasi Agregat Kasar

Dari data tabel 4.2 hasil pengujian analisa saringan agregat halus didapat

modulus kehalusan butir sebesar 3,487 dan dari gambar 4.2 Grafik gradasi agregat

halus memenuhi. Dan agregat halus terdapat pada zona 2.

Page 5: Bab IV. Oke Banget

4.1.2 Berat Jenis Agregat dan Penyerapan Agregat

A. Pemeriksaan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Kode Keterangan Perhitungan

A Berat benda uji kering jenuh (SSD) 500 gram

B Berat benda uji kering oven 483 gram

C Berat piknometer + air 1348 gram

D Berat Piknometer + air + benda uji 1643 gram

Sumber : (Hasil Penelitian 2013)

Perhitungan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Halus :

Berat jenis (Bulk)

= = 2,36

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD)

= = 2,44

Penyerapan

= 3,52 %

Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Berat jenis kering sebesar 2, 36

,berat jenis kering permukaan sebesar 2, 44 dan penyerapan agregat halus sebesar

3, 52 %.

Page 6: Bab IV. Oke Banget

B. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Kode Keterangan Perhitungan

A Berat benda uji kering jenuh (SSD) 513 gram

B Berat benda uji kering oven 500 gram

C Berat piknometer + air 1348 gram

D Berat Piknometer + air + benda uji 1668 gram

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Perhitungan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Kasar:

Berat jenis (Bulk)

= = 2,58

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD)

= = 2,66

Penyerapan

= 3,2%

Page 7: Bab IV. Oke Banget

Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Berat jenis kering sebesar 2,

58 ,berat jenis kering permukaan sebesar 2, 66 dan penyerapan agregat halus

sebesar 3, 2 %.

4.1.3. Pemeriksaan Kadar Air Agregat

A. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar

Kode Keterangan Perhitngan

( W1) Berat Cawan 1031 gram

(W2) Benda Uji + Cawan 1531 gram

(W3) Berat Benda Uji (W3 = W2 – W1) 500 gram

(W4) Berat Cawan + Benda Uji Kering Oven 1510 gram

Kadar air agregat 5, 8 %

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Dari data tabel 4.5 hasil pengujian kadar air agregat kasar didapatkan nilai

kadar air sebesar 5,8%

Page 8: Bab IV. Oke Banget

B. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus

Kode Keterangan Perhitngan

( W1) Berat Cawan 1039 gram

(W2) Benda Uji + Cawan 1539 gram

(W3) Berat Benda Uji (W3 = W2 – W1) 500 gram

(W4) Berat Cawan + Benda Uji Kering Oven 1486 gram

Kadar air agregat 3,56 %

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Dari data tabel 4.6 hasil pengujian kadar air agregat halus didapatkan nilai

kadar air sebesar 3,56%.

Page 9: Bab IV. Oke Banget

4.1.4. Berat Isi Agregat.

A. Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar.

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Diameter : 15,5 cm

Tinggi : 15 cm

Volume Benda uji

=

= 1819 cm3

Observasi I

Tabel 4.7 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar

Kode Keterangan Gembur Padat

A Volume Cetakan Benda Uji = 2829 cm3 = 2829 cm3

Page 10: Bab IV. Oke Banget

B Berat Cetakan = 2210 gram = 2210 gram

C Berat Cetakan + Benda Uji = 8553 gram = 8884 gram

D Berat Benda Uji ( C-B) = 6343 gram = 6674 gram

Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)

Jadi didapatkan:

Berat Volume Gembur = = 2,242 gram/cm3

Berat Volume Padat = = 2,359 gram/cm3

Observasi II

Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar

Kode Keterangan Gembur Padat

A Volume Cetakan Benda Uji = 2829 cm3 = 2829 cm3

B Berat Cetakan = 2210 gram = 2210 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 8552 gram = 8946 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 6342 gram = 6736 gram

Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)

Jadi didapatkan:

Berat Volume Gembur = = 2,241 gram/cm3

Berat Volume Padat = = 2,381 gram/cm3

Observasi III

Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar

Kode Keterangan Gembur Padat

A Volume Cetakan Benda Uji = 2829 cm3 = 2829 cm3

B Berat Cetakan = 2210 gram = 2210 gram

Page 11: Bab IV. Oke Banget

C Berat Cetakan + Benda Uji = 8525 gram = 8970 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 6315 gram = 6760 gram

Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)

Jadi didapatkan:

Berat Volume Gembur = = 2,32 gram/cm3

Berat Volume Padat = = 2,392 gram/cm3

Berat Isi Volume rata – rata :

Kondisi Gembur = 2,299 gram/ cm3

Kondisi Padat = 2, 377 gram/ cm3

Dari data tabel diatas didapatkan berat isi rata –

rata agregat kasar dalam kondisi gembur adalah sebesar 2,229 gram /cm3 dan

berat isi volume rata – rata agregat kasar dalam kondisi padat adalah sebesar

2,377 gram/cm3.

B. Berat Isi Agregat Halus

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Diameter = 11,5 cm

Tinggi = 18 cm

Volume Benda uji

= 1869 cm3

Page 12: Bab IV. Oke Banget

Observasi I

Tabel 4.10 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus

Kode Keterangan Gembur PadatA Volume Cetakan Benda Uji = 1869 cm3 = 1869 cm3

B Berat Cetakan = 3010 gram = 3010 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 5920 gram = 6193 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 2910 gram = 3183 gram

Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)

Jadi didapatkan:

Berat Volume Gembur = = 1,557 gram/cm3

Berat Volume Padat = = 1,703 gram/cm3

Observasi II

Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus

Kode Keterangan Gembur PadatA Volume Cetakan Benda Uji = 1869 cm3 = 1869 cm3

B Berat Cetakan = 3010 gram = 3010 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 5754 gram = 6205 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 2744 gram = 3195 gram

Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)

Jadi didapatkan:

Berat Volume Gembur = = 1,468 gram/cm3

Berat Volume Padat = = 1,709 gram/cm3

Observasi III

Tabel 4.12 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus

Kode Keterangan Gembur Padat

Page 13: Bab IV. Oke Banget

A Volume Cetakan Benda Uji = 1869 cm3 = 1869 cm3

B Berat Cetakan = 3010 gram = 3010 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 5764 gram = 6266 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 2754 gram = 3256 gram

Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)

Jadi didapatkan:

Berat Volume Gembur = = 1, 474 gram/cm3

Berat Volume Padat = = 1,742 gram/cm3

Berat Isi Volume rata – rata :

Kondisi Gembur = 1, 499 gram/ cm3

Kondisi Padat = 1, 718gram/ cm3

Dari data tabel diatas didapatkan berat isi rata – rata agregat halus dalam

kondisi gembur adalah sebesar 1, 499 gram /cm3 dan berat isi volume rata – rata

agregat halus dalam kondisi padat adalah sebesar 1,718 gram/cm3.

4.1.5 Keausan Agregat Kasar

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Berat Awal agregat = 5000 gr

Berat Konstan Agregat tertahan saringan 2,36mm = 4968gr

Keausan Agregat =

=

= 0,64%

Page 14: Bab IV. Oke Banget

4.1.6 Kekerasan Agregat

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Berat Awal agregat = 5000 gr

Berat Konstan Agregat tertahan saringan 2,36mm = 3074gr

Keausan Agregat =

=

= 38,52%

4.1.7 Pemeriksaan Material Semen

A. Pemeriksaan Berat Jenis Semen.

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Semen

Kode Keterangan Hasil

VI Tabung labu + minyak tanah 0,5

V2 tabung labu + minyak tanah+semen 64 gr 20,7

d 1

Page 15: Bab IV. Oke Banget

Berat Jenis Semen =3, 168

Berdasarkan tabel 4.13 hasil pemeriksaan berat jenis diatas, didapatkan

hasil berat jenis semen adalah sebesar 3, 168. Hal ini menandakan, bahwa semen

yang digunakan dalam pengujian sesui dengan spesifikasi yang disyaratkan, yaitu

3,00 – 3,20.

B Konsistensi semen

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil Pemeriksaan Konsistensi Semen

Percobaan Jumlah

Air (%)

Jumlah Semen

(gram)

Penurunan konsistensi

semen (mm)

1 25 % 550 3

2 26 % 550 4

3 26,5 % 550 10

Berdasarkan tabel 4.14 hasil pemeriksaan nilai konsistensi semen yang

dilakukan di laboratorium, nilai konsistensi yang digunakan adalah 10 mm.

Sehingga apabila dilihat dari nilai konsistensi semen tersebut sesuai dengan yang

disyaratkan. Karena nilai konsistensi normal semen portland adalah kadar air

pasta semen yang apabila jarum vicat diletakkan di perrmukaannya dalarn interval

waktu 30 detik akan terjadi penetrasi sedalam 10 mm.

C. Waktu pengikatan semen

Page 16: Bab IV. Oke Banget

Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil Pemeriksaan Waktu Pengikatan Semen

No Waktu pngikatan(menit )

Penurunan(mm )

1 30 422 45 403 60 384 75 325 90 256 105 147 120 108 135 59 150 310 165 0

Gambar 4.3 Grafik Waktu Ikat Semen

Page 17: Bab IV. Oke Banget

4.2 Perencanaan Campuran Beton

Tabel 4.16 Perencanaan Campuran Beton

No UraianTabel grafik / perhitungan

Nilai

1Kuat Tekan yang disyaratkan (benda uji silinder/kubus)

Ditetapkan 225 kg/cm2 pada 28 hari

2 Devisiasi standar  Diketahui 60 kg/cm2

3 Nilai tambah (margin)   98,4 kg/cm2

4 Kekuatan rata – rata yg ditargetkan  1 + 3 323,4 kg/cm2

5 Jenis semen  Ditetapkan  Semen portland tipe I6 Jenis Agregat

- Kasar Ditetapkan koral

- Halus  Ditetapkan  Pasir7 Faktor air semen maksimum  Ditetapkan  0,60

Page 18: Bab IV. Oke Banget

8 Slump  Ditetapkan 60 – 180 mm9 Ukuran agregat maksimum  Ditetapkan 40 mm10 Kadar air bebas  Tabel 3 205 kg/m311 Jumlah semen  11 : 8 341, 67 kg/m312 Jumlah semen minimum  Ditetapkan 325 kg/m313 Faktor air semen yg disesuaikan - -

14Susunan besar butir agregat halus

 Grafik 3 s/d 6 Zona 2

15Susunan kasar/gabungan

 Tabel 7Grafik 7 s/d 11 butir 2

16Persen agregat halus

 Grafik 13 s/d 15  38 %

17Berat jenis relatif (kering permukaan)  

 2,49 kg/m3

18 Berat isi beton  Grafik 16 2400 Kg/m319 Kadar agregat agregat gabungan  20 -12-11 1853,33 20 Kadar agregat halus  18 x 21 704,26521 Kadar agregat kasar  21- 22 1149,065

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

4.3 Perbandingan Campuran Beton

Dari hasil perhitungan mix design beton didapatkan proporsi campuran

untuk setiap variasi yang didapatkan dapat dilihat pada data – data tabel berikut

ini :

Tabel 4.17 Campuran Beton dalam 1m3

Semen (Kg) Air (Kg/liter) Agregat Halus (Kg) Agregat Kasar

(Kg)

341.67 205 704,265 1149,065

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Tabel 4.18 Koreksi proporsi campuran.

Campuran 1 m3 beton Semen Air (kg) Agg halus Agg Kasar Total

Page 19: Bab IV. Oke Banget

sebelum di koreksi

kadar air

(kg) (kg) (kg) (kg)

341,67 205 704,265 1149,065 2400

Kadar air (%) - - 3,56 5,8

Berat air = kadar air

(%) x berat aggregat- -

25,05718 66,64577

Koreksi Air (kg) -

Berat campuran 1m3

beton setelah di

koreksi kadar air

341,67 296,7029 679,2078 1082,4193 2400

1 0,87 1,99 3,17

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Volume tiga buah kubus : 3 x ( 0,15 m x 0,15 m x 0,15 m)

: 0,01080 m3

1. Beton campuran normal untuk 3 buah benda uji.

Tabel 4.19 Perencanaan campuran beton Normal untuk 3 buah benda uji

Semen (kg) Air (kg/liter) Agregat halus (Kg) Agregat kasar

(kg)

3,6900 3,2044 7,3354 11,6901

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

2. Beton campuran 100% limbah dinding beton dan 0% limbah dinding bata

Tabel 4.20 Beton campuran 100% limbah dinding beton

dan 0% limbah dinding bata

Semen Air Agregat halus Agregat kasar (kg)

Page 20: Bab IV. Oke Banget

(kg) (kg/liter) (Kg) Limbah Beton Limbah dinding bata

3,6900 3,2044 7,3354 11,6901 0

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

3. Beton campuran 80% limbah dinding beton dan 20% limbah dinding bata

Tabel 4.21 Beton campuran 80% limbah dinding beton

dan 20% limbah dinding bata

Semen

(kg)

Air

(kg/liter)

Agregat halus

(Kg)

Agregat kasar (kg)

Limbah Beton Limbah dinding bata

3,6900 3,2044 7,3354 9,35208 2,33802

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

4. Beton campuran 60% limbah dinding beton dan 40% limbah dinding bata

Tabel 4.22 Beton campuran 60% limbah dinding beton

dan 40% limbah dinding bata.

Semen

(kg)

Air

(kg/liter)

Agregat halus

(Kg)

Agregat kasar (kg)

Limbah Beton Limbah dinding bata

3,6900 3,2044 7,3354 7,0141 4,676

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

5. Beton campuran 40% limbah dinding beton dan 60% limbah dinding bata

Tabel 4.23 Beton campuran 40% limbah dinding beton

dan 60% limbah dinding bata.

Semen Air Agregat halus Agregat kasar (kg)

Page 21: Bab IV. Oke Banget

(kg) (kg/liter) (Kg)

Limbah Beton Limbah dinding bata

3,6900 3,2044 7,3354 4,676 7,0141

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

6. Beton campuran 20% limbah dinding beton dan 80% limbah dinding bata

Tabel 4.24 Beton campuran 20% limbah dinding beton

dan 80% limbah dinding bata.

Semen

(kg)

Air

(kg/liter)

Agregat halus

(Kg)

Agregat kasar (kg)

Limbah Beton Limbah dinding bata

3,6900 3,2044 7,3354 2,33802 9,35208

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

7. Beton campuran 0% limbah dinding beton dan 100% limbah dinding bata

Tabel 4.25 Beton campuran 0% limbah dinding beton

dan 100% limbah dinding bata

Semen

(kg)

Air

(kg/liter)

Agregat

halus (Kg)

Agregat kasar (kg)

Limbah Beton Limbah dinding bata

3,6900 3,2044 7,3354 0 11,6901

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Page 22: Bab IV. Oke Banget

4.4 Hasil Uji Kuat Tekan Beton

Setelah dilakukan pembuatan dan perawatan benda uji, selanjutnya

dilakukan pengujian kuat tekan benda uji. Pengujian kuat tekan dilakukan pada

umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari dengan kuat tekan yang telah direncanakan (fc)

sebesar 225, dengan 105 sampel yang terdiri dari 6 variasi campuran, dimana

masing – masing variasi terdiri dari 15 sampel. Hasil kuat tekan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.26 Hasil Uji Kuat Tekan Beton Normal

Kode

Benda Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata –

rata

(Mpa)

BN-1 7462 225 125

3

5,556

5,556BN-2 7538 225 125 5,556

BN-3 7506 225 125 5,556

BN-4 7765 225 145 7 6,444 10,37

Page 23: Bab IV. Oke Banget

BN-5 7763 225 345 15,333

BN-6 7621 225 210 9,333

BN-7 7504 225 350

14

15,556

11,260BN-8 7423 225 230 10,222

BN-9 8032 225 180 8

BN-10 7543 225 225

21

10

11,704BN-11 7317 225 230 10,222

BN-12 7542 225 335 14,889

BN-13 7456 225 228

28

10,133

14,889BN-14 7707 225 390 17,333

BN-15 7411 225 387 17,200

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Keterangan

BN : Beton Normal

Dari data tabel 4.18 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

5,556 Mpa, umur 7 hari sebesar 10,37 Mpa, 14 hari sebesar 11,260 Mpa, 21 hari

sebesar 11,704 Mpa, 28 hari sebesar 14,889 Mpa. Dan beton umur 28 hari

memiliki kuat tekan lebih besar.

Gambar 4.4 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Normal

Page 24: Bab IV. Oke Banget

Dari gambar 4.4 grafik Uji kuat tekan beton normal diatas, dapat dilihat

benda uji standar diatas mengalami peningkatan kuat tekan beton di setiap

umurnya.

Tabel 4.27 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 100 % Limbah Pecahan Beton

Kode

Benda Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata

– rata

(Mpa)

BE-1 7025 225 136

3

6,044

5,940BE -2 7048 225 145 6,444

BE -3 7156 225 120 5,333

BE -4 7821 225 178

7

7,911

7,822BE -5 8010 225 175 7,778

BE -6 7999 225 175 7,778

BE -7 7808 225 175

14

7,778

6,593BE -8 7006 225 120 5,333

BE -9 7162 225 150 6,667

BE -10 6921 225 221

21

9,822

9,422BE -11 6990 225 170 7,556

BE -12 7078 225 245 10,889

BE -13 7045 225 180

28

8

8,148BE -14 7011 225 175 7,778

BE -15 7057 225 195 8,667

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Page 25: Bab IV. Oke Banget

Keterangan :

BE : 100 % Limbah Beton

Dari data tabel 4.18 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

5,940 Mpa, umur 7 hari sebesar 7,822 Mpa, 14 hari sebesar 6,593 Mpa, 21 hari

sebesar 9,422 Mpa, 28 hari sebesar 8,148 Mpa. Sehingga pada komposisi beton

100% dan 0% bata umur beton pada 21 hari lebih besar dari umur beton 28 hari.

Sedangkan beton yang memenuhi syarat untuk beban maksimum 225 Mpa yaitu

umur 3 hari, 7 hari, sedangkan umur beton 21 hari 2 buah benda uji memenuhi

syarat kuat tekannya.

Gambar 4.5 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton

100% dan Limbah Dinding Bata 0%

Dari gambar 4.5 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 100

dan limbah dinding Bata 0% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami

peningkatan pada umur 7 hari dan 21 hari. Dan untuk umur 14 hari dan 28 hari

mengalami penurunan. Penurunan ini, bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan

Page 26: Bab IV. Oke Banget

pengisian agregat pada saat pengecoran, sehingga terjadi penurunan kuat tekan

beton.

Tabel 4.28 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 80 % Limbah Pecahan Beton dan 20 %

Pecahan Dinding Bata

Kode

Benda Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata

– rata

(Mpa)

BTA-1 7158 225 195

3

8,667 8,371

BTA-2 7073 225 175 7,778

BTA-3 7157 225 195 8,667

BTA-4 6968 225 260

7

11,556 10,519

BTA-5 7012 225 235 10,444

BTA-6 7174 225 215 9,556

BTA-7 7072 225 255

14

11,333 10,592

BTA-8 7067 225 270 12

BTA-9 7007 225 190 8,444

BTA-10 7115 225 310

21

13,778 12,963

BTA-11 7115 225 270 12

BTA-12 7075 225 295 13,111

BTA-13 7292 225 312 28 13,867 14,519

BTA-14 7240 225 323 14,356

Page 27: Bab IV. Oke Banget

BTA-15 7200 225 345 15,333

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Keterangan :

BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata

Dari data tabel 4.28 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

8,371 Mpa, umur 7 hari sebesar 10,519 Mpa, 14 hari sebesar 10,592 Mpa, 21 hari

sebesar 12,963 Mpa, 28 hari sebesar 14,519 Mpa. Semua umur beton benda uji

memenuhi syarat kuat tekan beton 225 Mpa.

Gambar 4.6 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton

80% dan Limbah Dinding Bata 20%

Dari gambar 4.6 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 80%

dan limbah dinding Bata 20% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami

peningkatan kuat tekan beton di setiap umurnya. Dan komposisi campuran ini

memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa.

Page 28: Bab IV. Oke Banget

Tabel 4.29 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 60 % Limbah Pecahan Beton dan 40 %

Pecahan Dinding Bata

Kode

Benda

Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata

– rata

(Mpa)

BTA-1 6987 225 115

3

5,111

5,63BTA-2 6758 225 135 6

BTA-3 7019 225 130 5,778

BTA-4 6782 225 170

7

7,556

7,63BTA-5 7090 225 170 7,556

BTA-6 7027 225 175 7,778

BTA-7 7113 225 205

14

9,111

9,185BTA-8 7079 225 205 9,111

BTA-9 7110 225 210 9,333

BTA-10 7052 225 245

21

10,889

11,630BTA-11 7599 225 305 13,556

BTA-12 7087 225 235 10,444

BTA-13 7777 225 265

28

11,778

11,407BTA-14 6955 225 250 11,111

BTA-15 6957 225 255 11,333

Page 29: Bab IV. Oke Banget

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Keterangan :

BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata

Dari data tabel 4.29 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

5,63Mpa, umur 7 hari sebesar 7,63Mpa, 14 hari sebesar 9,185 Mpa, 21 hari

sebesar 11,630 Mpa, 28 hari sebesar 11,407 Mpa. Sehingga semua umur beton

memenuhi syarat kuat tekan 225 Mpa.

Gambar 4.7 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton

60% dan Limbah Dinding Bata 40%

Dari gambar 4.7 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 60%

dan limbah dinding Bata 40% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami

peningkatan kuat tekan beton pada umur 3,7, 14 dan 21 hari. Sedangkan pada

umur 28 hari mengalami penurunan yang relatif kecil. Penurunan ini, bisa

Page 30: Bab IV. Oke Banget

disebabkan oleh keseimbangan pengisian agregat pada saat pengecoran, sehingga

terjadi penurunan kuat tekan beton.

Tabel 4.30 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 40 % Limbah Pecahan Beton dan 60 %

Pecahan Dinding Bata

Kode

Benda Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata

– rata

(Mpa)

BTA-1 6568 225 135

3

6

5,704BTA-2 6925 225 110 4,889

BTA-3 6784 225 140 6,222

BTA-4 6782 225 170

7

7,556

7,63BTA-5 7090 225 170 7,556

BTA-6 7027 225 175 7,778

BTA-7 6834 225 170

14

7,556

7,793BTA-8 7230 225 186 8,267

BTA-9 6546 225 170 7,556

BTA-10 6670 225 185

21

7,778

9,452BTA-11 6562 225 218 9.689

BTA-12 6462 225 245 10,889

BTA-13 6969 225 180 28 8 9,778

BTA-14 7072 225 235 10,444

Page 31: Bab IV. Oke Banget

BTA-15 7004 225 245 10,889

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Keterangan :

BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata

Dari data tabel 4.30 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

5,704 Mpa, umur 7 hari sebesar 7,63 Mpa, 14 hari sebesar 7,793 Mpa, 21 hari

sebesar 9,452 Mpa, 28 hari sebesar 9,778 Mpa. Berdasarkan data kuat tekan diatas

beton yang memenuhi syarat kuat tekan yaitu umur 3 hari dan 7 hari, sedangkan

untuk umur 21 hari hanya benda uji BE-12 yang memenuhi dan untuk umur 28

hari BE-14, BE-15 yang memenuhi syarat kuat tekan 225 MPa.

Gambar 4.8 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton

40% dan Limbah Dinding Bata 60%

Dari gambar 4.8 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 40%

dan limbah dinding Bata 60% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami

peningkatan kuat tekan beton di setiap umurnya. Dan komposisi campuran ini

memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa.

Page 32: Bab IV. Oke Banget

Tabel 4.31 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 20 % Limbah Pecahan Beton dan 80 %

Pecahan Dinding Bata

Kode

Benda

Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata

– rata

(Mpa)

BTA-1 6456 225 105

3

4,667

4,696BTA-2 6478 225 117 5,200

BTA-3 6598 225 95 4,222

BTA-4 6565 225 145

7

6,444

5,704BTA-5 6585 225 110 4,889

BTA-6 6576 225 130 5,778

BTA-7 6645 225 165

14

7,333

7,067BTA-8 6730 225 132 5,867

BTA-9 6802 225 180 8

BTA-10 6778 225 175

21

7,778

8,222BTA-11 6709 225 190 8,444

BTA-12 6745 225 190 8,444

BTA-13 6748 225 210

28

9,333

8,977BTA-14 6858 225 193 8,577

BTA-15 6903 225 203 9,022

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Page 33: Bab IV. Oke Banget

Keterangan :

BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata

Dari data tabel 4.31 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

4,696 Mpa , umur 7 hari sebesar 5,704 Mpa, 14 hari sebesar 7,067 Mpa, 21 hari

sebesar 8,222 Mpa, 28 hari sebesar 8,977 Mpa. Berdasarkan data kuat tekan

diatas, beton yang memenuhi syarat kuat tekan yaitu umur 3 hari dengan kuat

tekan rata – rata 4,696 Mpa.

Gambar 4.9 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton

20% dan Limbah Dinding Bata 80%

Dari gambar 4.9 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 20%

dan limbah dinding Bata 80% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami

peningkatan kuat tekan beton di setiap umurnya. Namun, komposisi campuran ini

tidak memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa, hanya pada umur beton

3 hari dengan kuat tekan rata – rata 4,696 Mpa.

Page 34: Bab IV. Oke Banget

Tabel 4.32 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 100 % Limbah Pecahan Dinding Bata

Kode

Benda

Uji

Berat

(gram)

Luas

penampang

(cm2)

Beban

maksimum

(KN)

Umur

(hari)

Fc’

(Mpa)

Fc’ Rata

– rata

(Mpa)

BATA-1 7158 225 195

3

8,667

8,371BATA -2 7073 225 175 7,778

BATA -3 7158 225 195 8,667

BATA -4 6705 225 85 7 3,778 6,282

BATA -5 6743 225 180 8

Page 35: Bab IV. Oke Banget

BATA -6 6854 225 159 7,067

BATA -7 7004 225 95

14

4,222

6,593BATA -8 6916 225 150 6,667

BATA -9 6923 225 200 8,889

BATA-10 6384 225 165

21

7,333

8,370BATA-11 6422 225 195 8,667

BATA-12 6805 225 205 9,111

BATA-13 7005 225 260

28

11,555

10,785BATA-14 6905 225 220 9,778

BATA-15 6995 225 248 11,022

Sumber : (Hasil penelitian 2013)

Keterangan :

BATA : 100 % Limbah Dinding Bata

Dari data tabel 4.32 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar

8,371 Mpa, umur 7 hari sebesar 6,282 Mpa, 14 hari sebesar 6,593 Mpa, 21 hari

sebesar 8,370 Mpa, 28 hari sebesar 10,785 Mpa. Berdasarkan data kuat tekan

diatas beton yang memenuhi syarat kuat tekan yaitu umur 3 hari, sedangkan untuk

umur 7 hari benda uji BE-5 dan BE-6, untuk umur 14 hari benda uji BE-9 dan

untuk yang memenuhi dumur 28 hari BE-13, dan BE-15 yang memenuhi syarat

kuat tekan 225 MPa.

Gambar 4.10 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton

0% dan Limbah Dinding Bata 100%

Dari gambar 4.10 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 0%

dan limbah dinding Bata 100% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami

Page 36: Bab IV. Oke Banget

penurunan kuat tekan beton di setiap umurnya. Dan komposisi campuran ini tidak

memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa, hanya pada umur beton 3

hari. Penurunan ini, memberikan kesimpulan bahwa komposisi campuran 100 %

pecahan dinding bata, tidak dapat digunakan karena secara real memiliki daya

dukung yang rendah.

4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Berikut ini adalah rekapitulasi pengujian kuat tekan beton untuk semua

jenis variasi komposisi berdasarkan umur beton, dari umur 3, 7, 14, 21, dan 28

hari.

Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

No Jenis Variasi KomposisiFc’ ( Mpa )

3 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

1 Beton Normal 5,556 10,37 11,260 11,704 14,889

2 Limbah beton 100% dan

Pecahan Dinding Bata 0 %

5,940 7,822 6,593 9,422 8,148

3 Limbah beton 80% dan

Pecahan Dinding Bata 20 %

8,371 10,519 10,592 12,963 14,519

4 Limbah beton 60% dan

Pecahan Dinding Bata 40 %

5,63 7,63 9,185 11,630 11,470

5 Limbah beton 40% dan

Pecahan Dinding Bata 20 %

5,704 7,63 7,793 9,452 9,778

Page 37: Bab IV. Oke Banget

6 Limbah beton 20% dan

Pecahan Dinding Bata 80 %

4,696 5,704 7,067 8,222 8,972

7 Limbah beton 0% dan

Pecahan Dinding Bata 100 %

8,371 6,282 6,593 8,370 10,785

Berdasarkan tabel 4.33 rekapitulasi pengujian kuat tekan beton diatas

didapatkan untuk umur 3 hari, kuat tekan beton rata – rata terbesar terdapat pada

variasi komposisi limbah beton 80 % dan pecahan dinding bata 20 % dan limbah

beton 0 % dan pecahan dinding bata 100% sebesar 8, 371 Mpa. Dan untuk umur

7, 14, 21, dan 28 hari kuat tekan beton rata – rata yang terbesar adalah variasi

komposisi beton 80% dan pecahan dinding bata 20%. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pengaruh penggunaan limbah beton dan dinding bata sebagai bahan

pengganti agregat kasar memberikan pengaruh yang baik apabila digunakan

sebagai bahan pengganti agregat kasar, ini dikarenakan fungsi dan karakteristik,

kekerasan serta kuat tekan bahan memenuhi persyaratan dan kriteria pada saat

dilakukannya pengujian di laboratorium.

Page 38: Bab IV. Oke Banget

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, analisa, dan pembahasan yang telah dipaparkan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisa pengujian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan

bahwa limbah pecahan beton dan dinding batabisa dimanfaatkan sebagai

bahan pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton normal.

2. Berdasarkan data hasil rekapitulasi pengujian kuat tekan beton, didapatkan:

Untuk umur 3 hari kuat tekan beton rata – rata terbesar terdapat

pada variasi komposisi limbah beton 80 % dan pecahan dinding

bata 20 % dan limbah beton 0 % dan pecahan dinding bata 100%

sebesar 8, 371 Mpa.

Page 39: Bab IV. Oke Banget

Untuk umur 7, 14, 21, dan 28 hari kuat tekan beton rata – rata yang

terbesar adalah variasi komposisi beton 80% dan pecahan dinding

bata 20%.

3. Berdasarkan data hasil pengujian tekan beton, dapat disimpulkan bahwa

beton dengan variasi komposisi Limbah beton 80 % dan pecahan dinding

bata 20 % bisa menjadi alternatif sebagai bahan pengganti agregat kasar

dalam pembuatan beton normal. Karena kuat tekan yang dihasilkan

memenuhi standar, yaitu sebesar 225 Mpa.

4. Penambahan bahan tambah (additive) superpastilizer dalam campuran

beton memberikan dampak baik pada kekuatan beton. Karena dengan

penambahan additive superpastilizer menambah kekuatan pada kuat tekan

beton.

5. Penambahan bahan tambah suerpastilizer ini juga dapat meningkatakan

nilai slump pada campuran beton, karena dapat mengurangi jumlah

penggunaan air dalam pembuatan campuran adukan beton, ini menandakan

penggunaan additive superpastilizer sedikit banyak memberikan efek

kelecakan yang baik dan kuat tekan beton bertambah.

6. Dengan pemanfaatan material limbah pecahan beton dan limbah dinding

bata sebagai bahan pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton

normal, secara tidak langsung hal ini akan memberikan manfaat yang baik

apabila digunakan. Karena dari segi mutu memenuhi kriteria standar

pengujian yang ditentukan, yaitu sebesar 225 Mpa dan dari segi ekonomi

dapat menghemat, karena menggunakan bahan material dari limbah.

Page 40: Bab IV. Oke Banget

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan,

terdapat beberapa saran yang perlu menjadi perhatian dalam melaksanakan

penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Ketelitian dalam pegukuran bahan yang digunakan dalam penelitian akan

berpengaruh terhadap ikatan awal dan ikatan akhir hasil penelitian

2. Pemanfaatan material yang berasal dari limbah, harusnya menjadi

perhatian dalam aplikasi nyata dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan.

karena dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dan mutu yang

dihasilkan mendekati dari yang disyaratkan

3. Pada saat melakukan pencampuran dan pengecoran, perlu menjadi

perhatian dalam keseimbangan pengisian dan pemadatan agregat dalam

cetakan. Karena hal ini akan mempengaruhi kualitas campuran beton yang

dihasilkan

4. Agar kualitas beton yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan, perlu

diperhatikan dalam perawatan beton yang dilakukan, usahakan agar setiap

benda uji dalam masa perawatan yang sesuai, yaitu semua benda uji dalam

Page 41: Bab IV. Oke Banget

perendaman sesuai dengan umur beton dan pengangkatan dalam

perendaman minimal 2 hari sebelum dilakukan pengujian kuat tekan beton.

5. Peningkatan kinerja beton dengan bahan tambah superpastiliizer perlu

diperhatikan dengan baik, yaitu dalam hal pemberian dosis dari bahan

tambah tersebut.