Upload
siska
View
262
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab 4
Citation preview
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pemeriksaan
4.1.1 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat
A. Analisa Saringan Agregat Kasar
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar
Lubang Ayakan (mm)
Berat Agregat tertahan % Kumulatif
Gram % Tertahan Lolos37 0 0 0 10025 119 3,97 3,97 96,0319 186 6,20 10,17 89,83
12,5 768 25,60 35,77 64,239,5 503 16,77 52,53 47,476,3 618 20,60 73,13 26,874,75 11 0,37 73,50 26,502,36 753 25,10 98,60 1,401,18 13 0,43 99,03 0,970,6 22 0,73 99,77 0,23
0,425 3 0,10 99,87 0,130,15 3 0,10 99,97 0,03pan 1 0,03 100,00 0,00
Total 3000 100,00 746,30Sumber : (Hasil penelitian, 2013)
= 7,46
Gambar 4.1 Grafik Gradasi Agregat Kasar
Dari data tabel 4.1 hasil pengujian analisa saringan agregat kasar didapatkan
modulus kehalusan butiran sebesar 7,46 dan dari gambar 4.1 Grafik gradasi
agregat kasar, gradasi agregat kasar memenuhi standar SNI 03-1968-1990, yaitu
sebesar 5,0 – 8,0. Oleh karena dalam standar agregat tergolong terdistribusi
dengan baik, dengan demikian seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai satu
kesatuan yang utuh, homogen, dan rapat, dimana agregat yang terdistribusi
dengan baik ini antara agregat yang besar dan kecil akan saling berhubungan,
dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di
antara agregat yang berukuran besar
B. Analisa Saringan Agregat Halus
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Berat Agregat Halus = 700 gram
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus
Ukuran saringanBerat Agregat tertahan % Kumulatif
gram % tertahan Lolos
4,75 10 1,43 1,43 98,57
2,36 31 4,43 5,86 94,14
1,18 261 37,29 43,14 56,86
0,6 387 55,29 98,43 1,57
0,425 10 1,43 99,86 0,14
0,15 1 0,14 100,00 0,00
pan 0 0,00 100,00 0,00
Total 700 100,00 348,71
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
= 3,487
Gambar 4.2 Grafik Gradasi Agregat Kasar
Dari data tabel 4.2 hasil pengujian analisa saringan agregat halus didapat
modulus kehalusan butir sebesar 3,487 dan dari gambar 4.2 Grafik gradasi agregat
halus memenuhi. Dan agregat halus terdapat pada zona 2.
4.1.2 Berat Jenis Agregat dan Penyerapan Agregat
A. Pemeriksaan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Kode Keterangan Perhitungan
A Berat benda uji kering jenuh (SSD) 500 gram
B Berat benda uji kering oven 483 gram
C Berat piknometer + air 1348 gram
D Berat Piknometer + air + benda uji 1643 gram
Sumber : (Hasil Penelitian 2013)
Perhitungan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Halus :
Berat jenis (Bulk)
= = 2,36
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD)
= = 2,44
Penyerapan
= 3,52 %
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Berat jenis kering sebesar 2, 36
,berat jenis kering permukaan sebesar 2, 44 dan penyerapan agregat halus sebesar
3, 52 %.
B. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Kode Keterangan Perhitungan
A Berat benda uji kering jenuh (SSD) 513 gram
B Berat benda uji kering oven 500 gram
C Berat piknometer + air 1348 gram
D Berat Piknometer + air + benda uji 1668 gram
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Perhitungan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Kasar:
Berat jenis (Bulk)
= = 2,58
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD)
= = 2,66
Penyerapan
= 3,2%
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Berat jenis kering sebesar 2,
58 ,berat jenis kering permukaan sebesar 2, 66 dan penyerapan agregat halus
sebesar 3, 2 %.
4.1.3. Pemeriksaan Kadar Air Agregat
A. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Kode Keterangan Perhitngan
( W1) Berat Cawan 1031 gram
(W2) Benda Uji + Cawan 1531 gram
(W3) Berat Benda Uji (W3 = W2 – W1) 500 gram
(W4) Berat Cawan + Benda Uji Kering Oven 1510 gram
Kadar air agregat 5, 8 %
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Dari data tabel 4.5 hasil pengujian kadar air agregat kasar didapatkan nilai
kadar air sebesar 5,8%
B. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Kode Keterangan Perhitngan
( W1) Berat Cawan 1039 gram
(W2) Benda Uji + Cawan 1539 gram
(W3) Berat Benda Uji (W3 = W2 – W1) 500 gram
(W4) Berat Cawan + Benda Uji Kering Oven 1486 gram
Kadar air agregat 3,56 %
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Dari data tabel 4.6 hasil pengujian kadar air agregat halus didapatkan nilai
kadar air sebesar 3,56%.
4.1.4. Berat Isi Agregat.
A. Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar.
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Diameter : 15,5 cm
Tinggi : 15 cm
Volume Benda uji
=
= 1819 cm3
Observasi I
Tabel 4.7 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar
Kode Keterangan Gembur Padat
A Volume Cetakan Benda Uji = 2829 cm3 = 2829 cm3
B Berat Cetakan = 2210 gram = 2210 gram
C Berat Cetakan + Benda Uji = 8553 gram = 8884 gram
D Berat Benda Uji ( C-B) = 6343 gram = 6674 gram
Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)
Jadi didapatkan:
Berat Volume Gembur = = 2,242 gram/cm3
Berat Volume Padat = = 2,359 gram/cm3
Observasi II
Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar
Kode Keterangan Gembur Padat
A Volume Cetakan Benda Uji = 2829 cm3 = 2829 cm3
B Berat Cetakan = 2210 gram = 2210 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 8552 gram = 8946 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 6342 gram = 6736 gram
Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)
Jadi didapatkan:
Berat Volume Gembur = = 2,241 gram/cm3
Berat Volume Padat = = 2,381 gram/cm3
Observasi III
Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar
Kode Keterangan Gembur Padat
A Volume Cetakan Benda Uji = 2829 cm3 = 2829 cm3
B Berat Cetakan = 2210 gram = 2210 gram
C Berat Cetakan + Benda Uji = 8525 gram = 8970 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 6315 gram = 6760 gram
Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)
Jadi didapatkan:
Berat Volume Gembur = = 2,32 gram/cm3
Berat Volume Padat = = 2,392 gram/cm3
Berat Isi Volume rata – rata :
Kondisi Gembur = 2,299 gram/ cm3
Kondisi Padat = 2, 377 gram/ cm3
Dari data tabel diatas didapatkan berat isi rata –
rata agregat kasar dalam kondisi gembur adalah sebesar 2,229 gram /cm3 dan
berat isi volume rata – rata agregat kasar dalam kondisi padat adalah sebesar
2,377 gram/cm3.
B. Berat Isi Agregat Halus
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Diameter = 11,5 cm
Tinggi = 18 cm
Volume Benda uji
= 1869 cm3
Observasi I
Tabel 4.10 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus
Kode Keterangan Gembur PadatA Volume Cetakan Benda Uji = 1869 cm3 = 1869 cm3
B Berat Cetakan = 3010 gram = 3010 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 5920 gram = 6193 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 2910 gram = 3183 gram
Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)
Jadi didapatkan:
Berat Volume Gembur = = 1,557 gram/cm3
Berat Volume Padat = = 1,703 gram/cm3
Observasi II
Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus
Kode Keterangan Gembur PadatA Volume Cetakan Benda Uji = 1869 cm3 = 1869 cm3
B Berat Cetakan = 3010 gram = 3010 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 5754 gram = 6205 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 2744 gram = 3195 gram
Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)
Jadi didapatkan:
Berat Volume Gembur = = 1,468 gram/cm3
Berat Volume Padat = = 1,709 gram/cm3
Observasi III
Tabel 4.12 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus
Kode Keterangan Gembur Padat
A Volume Cetakan Benda Uji = 1869 cm3 = 1869 cm3
B Berat Cetakan = 3010 gram = 3010 gramC Berat Cetakan + Benda Uji = 5764 gram = 6266 gramD Berat Benda Uji ( C-B) = 2754 gram = 3256 gram
Sumber : (Hasil Penelitian, 2013)
Jadi didapatkan:
Berat Volume Gembur = = 1, 474 gram/cm3
Berat Volume Padat = = 1,742 gram/cm3
Berat Isi Volume rata – rata :
Kondisi Gembur = 1, 499 gram/ cm3
Kondisi Padat = 1, 718gram/ cm3
Dari data tabel diatas didapatkan berat isi rata – rata agregat halus dalam
kondisi gembur adalah sebesar 1, 499 gram /cm3 dan berat isi volume rata – rata
agregat halus dalam kondisi padat adalah sebesar 1,718 gram/cm3.
4.1.5 Keausan Agregat Kasar
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Berat Awal agregat = 5000 gr
Berat Konstan Agregat tertahan saringan 2,36mm = 4968gr
Keausan Agregat =
=
= 0,64%
4.1.6 Kekerasan Agregat
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Berat Awal agregat = 5000 gr
Berat Konstan Agregat tertahan saringan 2,36mm = 3074gr
Keausan Agregat =
=
= 38,52%
4.1.7 Pemeriksaan Material Semen
A. Pemeriksaan Berat Jenis Semen.
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.13 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Semen
Kode Keterangan Hasil
VI Tabung labu + minyak tanah 0,5
V2 tabung labu + minyak tanah+semen 64 gr 20,7
d 1
Berat Jenis Semen =3, 168
Berdasarkan tabel 4.13 hasil pemeriksaan berat jenis diatas, didapatkan
hasil berat jenis semen adalah sebesar 3, 168. Hal ini menandakan, bahwa semen
yang digunakan dalam pengujian sesui dengan spesifikasi yang disyaratkan, yaitu
3,00 – 3,20.
B Konsistensi semen
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Pemeriksaan Konsistensi Semen
Percobaan Jumlah
Air (%)
Jumlah Semen
(gram)
Penurunan konsistensi
semen (mm)
1 25 % 550 3
2 26 % 550 4
3 26,5 % 550 10
Berdasarkan tabel 4.14 hasil pemeriksaan nilai konsistensi semen yang
dilakukan di laboratorium, nilai konsistensi yang digunakan adalah 10 mm.
Sehingga apabila dilihat dari nilai konsistensi semen tersebut sesuai dengan yang
disyaratkan. Karena nilai konsistensi normal semen portland adalah kadar air
pasta semen yang apabila jarum vicat diletakkan di perrmukaannya dalarn interval
waktu 30 detik akan terjadi penetrasi sedalam 10 mm.
C. Waktu pengikatan semen
Dari hasil penelitian di laboratorium berdasarkan metodologi penelitian,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.15 Hasil Pemeriksaan Waktu Pengikatan Semen
No Waktu pngikatan(menit )
Penurunan(mm )
1 30 422 45 403 60 384 75 325 90 256 105 147 120 108 135 59 150 310 165 0
Gambar 4.3 Grafik Waktu Ikat Semen
4.2 Perencanaan Campuran Beton
Tabel 4.16 Perencanaan Campuran Beton
No UraianTabel grafik / perhitungan
Nilai
1Kuat Tekan yang disyaratkan (benda uji silinder/kubus)
Ditetapkan 225 kg/cm2 pada 28 hari
2 Devisiasi standar Diketahui 60 kg/cm2
3 Nilai tambah (margin) 98,4 kg/cm2
4 Kekuatan rata – rata yg ditargetkan 1 + 3 323,4 kg/cm2
5 Jenis semen Ditetapkan Semen portland tipe I6 Jenis Agregat
- Kasar Ditetapkan koral
- Halus Ditetapkan Pasir7 Faktor air semen maksimum Ditetapkan 0,60
8 Slump Ditetapkan 60 – 180 mm9 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 40 mm10 Kadar air bebas Tabel 3 205 kg/m311 Jumlah semen 11 : 8 341, 67 kg/m312 Jumlah semen minimum Ditetapkan 325 kg/m313 Faktor air semen yg disesuaikan - -
14Susunan besar butir agregat halus
Grafik 3 s/d 6 Zona 2
15Susunan kasar/gabungan
Tabel 7Grafik 7 s/d 11 butir 2
16Persen agregat halus
Grafik 13 s/d 15 38 %
17Berat jenis relatif (kering permukaan)
2,49 kg/m3
18 Berat isi beton Grafik 16 2400 Kg/m319 Kadar agregat agregat gabungan 20 -12-11 1853,33 20 Kadar agregat halus 18 x 21 704,26521 Kadar agregat kasar 21- 22 1149,065
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
4.3 Perbandingan Campuran Beton
Dari hasil perhitungan mix design beton didapatkan proporsi campuran
untuk setiap variasi yang didapatkan dapat dilihat pada data – data tabel berikut
ini :
Tabel 4.17 Campuran Beton dalam 1m3
Semen (Kg) Air (Kg/liter) Agregat Halus (Kg) Agregat Kasar
(Kg)
341.67 205 704,265 1149,065
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Tabel 4.18 Koreksi proporsi campuran.
Campuran 1 m3 beton Semen Air (kg) Agg halus Agg Kasar Total
sebelum di koreksi
kadar air
(kg) (kg) (kg) (kg)
341,67 205 704,265 1149,065 2400
Kadar air (%) - - 3,56 5,8
Berat air = kadar air
(%) x berat aggregat- -
25,05718 66,64577
Koreksi Air (kg) -
Berat campuran 1m3
beton setelah di
koreksi kadar air
341,67 296,7029 679,2078 1082,4193 2400
1 0,87 1,99 3,17
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Volume tiga buah kubus : 3 x ( 0,15 m x 0,15 m x 0,15 m)
: 0,01080 m3
1. Beton campuran normal untuk 3 buah benda uji.
Tabel 4.19 Perencanaan campuran beton Normal untuk 3 buah benda uji
Semen (kg) Air (kg/liter) Agregat halus (Kg) Agregat kasar
(kg)
3,6900 3,2044 7,3354 11,6901
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
2. Beton campuran 100% limbah dinding beton dan 0% limbah dinding bata
Tabel 4.20 Beton campuran 100% limbah dinding beton
dan 0% limbah dinding bata
Semen Air Agregat halus Agregat kasar (kg)
(kg) (kg/liter) (Kg) Limbah Beton Limbah dinding bata
3,6900 3,2044 7,3354 11,6901 0
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
3. Beton campuran 80% limbah dinding beton dan 20% limbah dinding bata
Tabel 4.21 Beton campuran 80% limbah dinding beton
dan 20% limbah dinding bata
Semen
(kg)
Air
(kg/liter)
Agregat halus
(Kg)
Agregat kasar (kg)
Limbah Beton Limbah dinding bata
3,6900 3,2044 7,3354 9,35208 2,33802
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
4. Beton campuran 60% limbah dinding beton dan 40% limbah dinding bata
Tabel 4.22 Beton campuran 60% limbah dinding beton
dan 40% limbah dinding bata.
Semen
(kg)
Air
(kg/liter)
Agregat halus
(Kg)
Agregat kasar (kg)
Limbah Beton Limbah dinding bata
3,6900 3,2044 7,3354 7,0141 4,676
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
5. Beton campuran 40% limbah dinding beton dan 60% limbah dinding bata
Tabel 4.23 Beton campuran 40% limbah dinding beton
dan 60% limbah dinding bata.
Semen Air Agregat halus Agregat kasar (kg)
(kg) (kg/liter) (Kg)
Limbah Beton Limbah dinding bata
3,6900 3,2044 7,3354 4,676 7,0141
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
6. Beton campuran 20% limbah dinding beton dan 80% limbah dinding bata
Tabel 4.24 Beton campuran 20% limbah dinding beton
dan 80% limbah dinding bata.
Semen
(kg)
Air
(kg/liter)
Agregat halus
(Kg)
Agregat kasar (kg)
Limbah Beton Limbah dinding bata
3,6900 3,2044 7,3354 2,33802 9,35208
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
7. Beton campuran 0% limbah dinding beton dan 100% limbah dinding bata
Tabel 4.25 Beton campuran 0% limbah dinding beton
dan 100% limbah dinding bata
Semen
(kg)
Air
(kg/liter)
Agregat
halus (Kg)
Agregat kasar (kg)
Limbah Beton Limbah dinding bata
3,6900 3,2044 7,3354 0 11,6901
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
4.4 Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Setelah dilakukan pembuatan dan perawatan benda uji, selanjutnya
dilakukan pengujian kuat tekan benda uji. Pengujian kuat tekan dilakukan pada
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari dengan kuat tekan yang telah direncanakan (fc)
sebesar 225, dengan 105 sampel yang terdiri dari 6 variasi campuran, dimana
masing – masing variasi terdiri dari 15 sampel. Hasil kuat tekan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.26 Hasil Uji Kuat Tekan Beton Normal
Kode
Benda Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata –
rata
(Mpa)
BN-1 7462 225 125
3
5,556
5,556BN-2 7538 225 125 5,556
BN-3 7506 225 125 5,556
BN-4 7765 225 145 7 6,444 10,37
BN-5 7763 225 345 15,333
BN-6 7621 225 210 9,333
BN-7 7504 225 350
14
15,556
11,260BN-8 7423 225 230 10,222
BN-9 8032 225 180 8
BN-10 7543 225 225
21
10
11,704BN-11 7317 225 230 10,222
BN-12 7542 225 335 14,889
BN-13 7456 225 228
28
10,133
14,889BN-14 7707 225 390 17,333
BN-15 7411 225 387 17,200
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan
BN : Beton Normal
Dari data tabel 4.18 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
5,556 Mpa, umur 7 hari sebesar 10,37 Mpa, 14 hari sebesar 11,260 Mpa, 21 hari
sebesar 11,704 Mpa, 28 hari sebesar 14,889 Mpa. Dan beton umur 28 hari
memiliki kuat tekan lebih besar.
Gambar 4.4 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Normal
Dari gambar 4.4 grafik Uji kuat tekan beton normal diatas, dapat dilihat
benda uji standar diatas mengalami peningkatan kuat tekan beton di setiap
umurnya.
Tabel 4.27 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 100 % Limbah Pecahan Beton
Kode
Benda Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata
– rata
(Mpa)
BE-1 7025 225 136
3
6,044
5,940BE -2 7048 225 145 6,444
BE -3 7156 225 120 5,333
BE -4 7821 225 178
7
7,911
7,822BE -5 8010 225 175 7,778
BE -6 7999 225 175 7,778
BE -7 7808 225 175
14
7,778
6,593BE -8 7006 225 120 5,333
BE -9 7162 225 150 6,667
BE -10 6921 225 221
21
9,822
9,422BE -11 6990 225 170 7,556
BE -12 7078 225 245 10,889
BE -13 7045 225 180
28
8
8,148BE -14 7011 225 175 7,778
BE -15 7057 225 195 8,667
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan :
BE : 100 % Limbah Beton
Dari data tabel 4.18 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
5,940 Mpa, umur 7 hari sebesar 7,822 Mpa, 14 hari sebesar 6,593 Mpa, 21 hari
sebesar 9,422 Mpa, 28 hari sebesar 8,148 Mpa. Sehingga pada komposisi beton
100% dan 0% bata umur beton pada 21 hari lebih besar dari umur beton 28 hari.
Sedangkan beton yang memenuhi syarat untuk beban maksimum 225 Mpa yaitu
umur 3 hari, 7 hari, sedangkan umur beton 21 hari 2 buah benda uji memenuhi
syarat kuat tekannya.
Gambar 4.5 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton
100% dan Limbah Dinding Bata 0%
Dari gambar 4.5 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 100
dan limbah dinding Bata 0% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami
peningkatan pada umur 7 hari dan 21 hari. Dan untuk umur 14 hari dan 28 hari
mengalami penurunan. Penurunan ini, bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan
pengisian agregat pada saat pengecoran, sehingga terjadi penurunan kuat tekan
beton.
Tabel 4.28 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 80 % Limbah Pecahan Beton dan 20 %
Pecahan Dinding Bata
Kode
Benda Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata
– rata
(Mpa)
BTA-1 7158 225 195
3
8,667 8,371
BTA-2 7073 225 175 7,778
BTA-3 7157 225 195 8,667
BTA-4 6968 225 260
7
11,556 10,519
BTA-5 7012 225 235 10,444
BTA-6 7174 225 215 9,556
BTA-7 7072 225 255
14
11,333 10,592
BTA-8 7067 225 270 12
BTA-9 7007 225 190 8,444
BTA-10 7115 225 310
21
13,778 12,963
BTA-11 7115 225 270 12
BTA-12 7075 225 295 13,111
BTA-13 7292 225 312 28 13,867 14,519
BTA-14 7240 225 323 14,356
BTA-15 7200 225 345 15,333
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan :
BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata
Dari data tabel 4.28 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
8,371 Mpa, umur 7 hari sebesar 10,519 Mpa, 14 hari sebesar 10,592 Mpa, 21 hari
sebesar 12,963 Mpa, 28 hari sebesar 14,519 Mpa. Semua umur beton benda uji
memenuhi syarat kuat tekan beton 225 Mpa.
Gambar 4.6 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton
80% dan Limbah Dinding Bata 20%
Dari gambar 4.6 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 80%
dan limbah dinding Bata 20% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami
peningkatan kuat tekan beton di setiap umurnya. Dan komposisi campuran ini
memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa.
Tabel 4.29 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 60 % Limbah Pecahan Beton dan 40 %
Pecahan Dinding Bata
Kode
Benda
Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata
– rata
(Mpa)
BTA-1 6987 225 115
3
5,111
5,63BTA-2 6758 225 135 6
BTA-3 7019 225 130 5,778
BTA-4 6782 225 170
7
7,556
7,63BTA-5 7090 225 170 7,556
BTA-6 7027 225 175 7,778
BTA-7 7113 225 205
14
9,111
9,185BTA-8 7079 225 205 9,111
BTA-9 7110 225 210 9,333
BTA-10 7052 225 245
21
10,889
11,630BTA-11 7599 225 305 13,556
BTA-12 7087 225 235 10,444
BTA-13 7777 225 265
28
11,778
11,407BTA-14 6955 225 250 11,111
BTA-15 6957 225 255 11,333
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan :
BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata
Dari data tabel 4.29 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
5,63Mpa, umur 7 hari sebesar 7,63Mpa, 14 hari sebesar 9,185 Mpa, 21 hari
sebesar 11,630 Mpa, 28 hari sebesar 11,407 Mpa. Sehingga semua umur beton
memenuhi syarat kuat tekan 225 Mpa.
Gambar 4.7 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton
60% dan Limbah Dinding Bata 40%
Dari gambar 4.7 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 60%
dan limbah dinding Bata 40% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami
peningkatan kuat tekan beton pada umur 3,7, 14 dan 21 hari. Sedangkan pada
umur 28 hari mengalami penurunan yang relatif kecil. Penurunan ini, bisa
disebabkan oleh keseimbangan pengisian agregat pada saat pengecoran, sehingga
terjadi penurunan kuat tekan beton.
Tabel 4.30 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 40 % Limbah Pecahan Beton dan 60 %
Pecahan Dinding Bata
Kode
Benda Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata
– rata
(Mpa)
BTA-1 6568 225 135
3
6
5,704BTA-2 6925 225 110 4,889
BTA-3 6784 225 140 6,222
BTA-4 6782 225 170
7
7,556
7,63BTA-5 7090 225 170 7,556
BTA-6 7027 225 175 7,778
BTA-7 6834 225 170
14
7,556
7,793BTA-8 7230 225 186 8,267
BTA-9 6546 225 170 7,556
BTA-10 6670 225 185
21
7,778
9,452BTA-11 6562 225 218 9.689
BTA-12 6462 225 245 10,889
BTA-13 6969 225 180 28 8 9,778
BTA-14 7072 225 235 10,444
BTA-15 7004 225 245 10,889
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan :
BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata
Dari data tabel 4.30 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
5,704 Mpa, umur 7 hari sebesar 7,63 Mpa, 14 hari sebesar 7,793 Mpa, 21 hari
sebesar 9,452 Mpa, 28 hari sebesar 9,778 Mpa. Berdasarkan data kuat tekan diatas
beton yang memenuhi syarat kuat tekan yaitu umur 3 hari dan 7 hari, sedangkan
untuk umur 21 hari hanya benda uji BE-12 yang memenuhi dan untuk umur 28
hari BE-14, BE-15 yang memenuhi syarat kuat tekan 225 MPa.
Gambar 4.8 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton
40% dan Limbah Dinding Bata 60%
Dari gambar 4.8 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 40%
dan limbah dinding Bata 60% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami
peningkatan kuat tekan beton di setiap umurnya. Dan komposisi campuran ini
memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa.
Tabel 4.31 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 20 % Limbah Pecahan Beton dan 80 %
Pecahan Dinding Bata
Kode
Benda
Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata
– rata
(Mpa)
BTA-1 6456 225 105
3
4,667
4,696BTA-2 6478 225 117 5,200
BTA-3 6598 225 95 4,222
BTA-4 6565 225 145
7
6,444
5,704BTA-5 6585 225 110 4,889
BTA-6 6576 225 130 5,778
BTA-7 6645 225 165
14
7,333
7,067BTA-8 6730 225 132 5,867
BTA-9 6802 225 180 8
BTA-10 6778 225 175
21
7,778
8,222BTA-11 6709 225 190 8,444
BTA-12 6745 225 190 8,444
BTA-13 6748 225 210
28
9,333
8,977BTA-14 6858 225 193 8,577
BTA-15 6903 225 203 9,022
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan :
BTA : Variasi komposisi beton dan dinding bata
Dari data tabel 4.31 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
4,696 Mpa , umur 7 hari sebesar 5,704 Mpa, 14 hari sebesar 7,067 Mpa, 21 hari
sebesar 8,222 Mpa, 28 hari sebesar 8,977 Mpa. Berdasarkan data kuat tekan
diatas, beton yang memenuhi syarat kuat tekan yaitu umur 3 hari dengan kuat
tekan rata – rata 4,696 Mpa.
Gambar 4.9 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton
20% dan Limbah Dinding Bata 80%
Dari gambar 4.9 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 20%
dan limbah dinding Bata 80% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami
peningkatan kuat tekan beton di setiap umurnya. Namun, komposisi campuran ini
tidak memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa, hanya pada umur beton
3 hari dengan kuat tekan rata – rata 4,696 Mpa.
Tabel 4.32 Hasil Uji Kuat Tekan Variasi 100 % Limbah Pecahan Dinding Bata
Kode
Benda
Uji
Berat
(gram)
Luas
penampang
(cm2)
Beban
maksimum
(KN)
Umur
(hari)
Fc’
(Mpa)
Fc’ Rata
– rata
(Mpa)
BATA-1 7158 225 195
3
8,667
8,371BATA -2 7073 225 175 7,778
BATA -3 7158 225 195 8,667
BATA -4 6705 225 85 7 3,778 6,282
BATA -5 6743 225 180 8
BATA -6 6854 225 159 7,067
BATA -7 7004 225 95
14
4,222
6,593BATA -8 6916 225 150 6,667
BATA -9 6923 225 200 8,889
BATA-10 6384 225 165
21
7,333
8,370BATA-11 6422 225 195 8,667
BATA-12 6805 225 205 9,111
BATA-13 7005 225 260
28
11,555
10,785BATA-14 6905 225 220 9,778
BATA-15 6995 225 248 11,022
Sumber : (Hasil penelitian 2013)
Keterangan :
BATA : 100 % Limbah Dinding Bata
Dari data tabel 4.32 didapat kuat tekan rata – rata pada umur 3 hari sebesar
8,371 Mpa, umur 7 hari sebesar 6,282 Mpa, 14 hari sebesar 6,593 Mpa, 21 hari
sebesar 8,370 Mpa, 28 hari sebesar 10,785 Mpa. Berdasarkan data kuat tekan
diatas beton yang memenuhi syarat kuat tekan yaitu umur 3 hari, sedangkan untuk
umur 7 hari benda uji BE-5 dan BE-6, untuk umur 14 hari benda uji BE-9 dan
untuk yang memenuhi dumur 28 hari BE-13, dan BE-15 yang memenuhi syarat
kuat tekan 225 MPa.
Gambar 4.10 Grafik Uji Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Limbah Beton
0% dan Limbah Dinding Bata 100%
Dari gambar 4.10 grafik Uji kuat tekan beton campuran limbah Beton 0%
dan limbah dinding Bata 100% diatas, dapat dilihat benda tersebut mengalami
penurunan kuat tekan beton di setiap umurnya. Dan komposisi campuran ini tidak
memenuhi syarat kuat tekan beton sebesar 225 Mpa, hanya pada umur beton 3
hari. Penurunan ini, memberikan kesimpulan bahwa komposisi campuran 100 %
pecahan dinding bata, tidak dapat digunakan karena secara real memiliki daya
dukung yang rendah.
4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Berikut ini adalah rekapitulasi pengujian kuat tekan beton untuk semua
jenis variasi komposisi berdasarkan umur beton, dari umur 3, 7, 14, 21, dan 28
hari.
Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
No Jenis Variasi KomposisiFc’ ( Mpa )
3 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
1 Beton Normal 5,556 10,37 11,260 11,704 14,889
2 Limbah beton 100% dan
Pecahan Dinding Bata 0 %
5,940 7,822 6,593 9,422 8,148
3 Limbah beton 80% dan
Pecahan Dinding Bata 20 %
8,371 10,519 10,592 12,963 14,519
4 Limbah beton 60% dan
Pecahan Dinding Bata 40 %
5,63 7,63 9,185 11,630 11,470
5 Limbah beton 40% dan
Pecahan Dinding Bata 20 %
5,704 7,63 7,793 9,452 9,778
6 Limbah beton 20% dan
Pecahan Dinding Bata 80 %
4,696 5,704 7,067 8,222 8,972
7 Limbah beton 0% dan
Pecahan Dinding Bata 100 %
8,371 6,282 6,593 8,370 10,785
Berdasarkan tabel 4.33 rekapitulasi pengujian kuat tekan beton diatas
didapatkan untuk umur 3 hari, kuat tekan beton rata – rata terbesar terdapat pada
variasi komposisi limbah beton 80 % dan pecahan dinding bata 20 % dan limbah
beton 0 % dan pecahan dinding bata 100% sebesar 8, 371 Mpa. Dan untuk umur
7, 14, 21, dan 28 hari kuat tekan beton rata – rata yang terbesar adalah variasi
komposisi beton 80% dan pecahan dinding bata 20%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengaruh penggunaan limbah beton dan dinding bata sebagai bahan
pengganti agregat kasar memberikan pengaruh yang baik apabila digunakan
sebagai bahan pengganti agregat kasar, ini dikarenakan fungsi dan karakteristik,
kekerasan serta kuat tekan bahan memenuhi persyaratan dan kriteria pada saat
dilakukannya pengujian di laboratorium.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, analisa, dan pembahasan yang telah dipaparkan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisa pengujian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa limbah pecahan beton dan dinding batabisa dimanfaatkan sebagai
bahan pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton normal.
2. Berdasarkan data hasil rekapitulasi pengujian kuat tekan beton, didapatkan:
Untuk umur 3 hari kuat tekan beton rata – rata terbesar terdapat
pada variasi komposisi limbah beton 80 % dan pecahan dinding
bata 20 % dan limbah beton 0 % dan pecahan dinding bata 100%
sebesar 8, 371 Mpa.
Untuk umur 7, 14, 21, dan 28 hari kuat tekan beton rata – rata yang
terbesar adalah variasi komposisi beton 80% dan pecahan dinding
bata 20%.
3. Berdasarkan data hasil pengujian tekan beton, dapat disimpulkan bahwa
beton dengan variasi komposisi Limbah beton 80 % dan pecahan dinding
bata 20 % bisa menjadi alternatif sebagai bahan pengganti agregat kasar
dalam pembuatan beton normal. Karena kuat tekan yang dihasilkan
memenuhi standar, yaitu sebesar 225 Mpa.
4. Penambahan bahan tambah (additive) superpastilizer dalam campuran
beton memberikan dampak baik pada kekuatan beton. Karena dengan
penambahan additive superpastilizer menambah kekuatan pada kuat tekan
beton.
5. Penambahan bahan tambah suerpastilizer ini juga dapat meningkatakan
nilai slump pada campuran beton, karena dapat mengurangi jumlah
penggunaan air dalam pembuatan campuran adukan beton, ini menandakan
penggunaan additive superpastilizer sedikit banyak memberikan efek
kelecakan yang baik dan kuat tekan beton bertambah.
6. Dengan pemanfaatan material limbah pecahan beton dan limbah dinding
bata sebagai bahan pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton
normal, secara tidak langsung hal ini akan memberikan manfaat yang baik
apabila digunakan. Karena dari segi mutu memenuhi kriteria standar
pengujian yang ditentukan, yaitu sebesar 225 Mpa dan dari segi ekonomi
dapat menghemat, karena menggunakan bahan material dari limbah.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan,
terdapat beberapa saran yang perlu menjadi perhatian dalam melaksanakan
penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Ketelitian dalam pegukuran bahan yang digunakan dalam penelitian akan
berpengaruh terhadap ikatan awal dan ikatan akhir hasil penelitian
2. Pemanfaatan material yang berasal dari limbah, harusnya menjadi
perhatian dalam aplikasi nyata dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan.
karena dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dan mutu yang
dihasilkan mendekati dari yang disyaratkan
3. Pada saat melakukan pencampuran dan pengecoran, perlu menjadi
perhatian dalam keseimbangan pengisian dan pemadatan agregat dalam
cetakan. Karena hal ini akan mempengaruhi kualitas campuran beton yang
dihasilkan
4. Agar kualitas beton yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan, perlu
diperhatikan dalam perawatan beton yang dilakukan, usahakan agar setiap
benda uji dalam masa perawatan yang sesuai, yaitu semua benda uji dalam
perendaman sesuai dengan umur beton dan pengangkatan dalam
perendaman minimal 2 hari sebelum dilakukan pengujian kuat tekan beton.
5. Peningkatan kinerja beton dengan bahan tambah superpastiliizer perlu
diperhatikan dengan baik, yaitu dalam hal pemberian dosis dari bahan
tambah tersebut.