Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
48
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Dasar Perancangan
Konsep dasar perancangan Islamic Centre di kota Tangerang adalah
menciptakan keterpaduan fungsi-fungsi bangunan, yang berpijak pada
pendekatan nilai-nilai ajaran Islam dengan Al-Qur’an sebagai sumber
acuannya.
Salah satu cara menciptakan nilai-nilai Islam pada perancangan
Islamic Centre ini adalah dengan mengimplementasikan beberapa ayat
suci Al-Qur’an yang dapat menjadi dasar acuan pengembangan konsep
arsitektur. Artinya, wujud arsitektur yang hadir dapat mengandung nilai-
nilai akhlakul karimah. Hal ini sangat sesuai dengan motto yang diusung
oleh Pemerintah Kota Tangerang yaitu “ menjadikan kota Tangerang yang
berakhlakul karimah”. Hasil karya yang bermakna inilah yang akan
menjadi suatu bentuk peradaban baru yang Islami dan membawa kebaikan
bagi umat manusia.
5.2. Konsep Bangunan
5.2.1. Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki dalam Tapak
Sirkulasi dalam tapak
menghubungkan pengunjung dan
pengelola ke bangunan. Sirkulasi
dalam akan mengarahkan
pemakai dan sebaiknya
menghindari crossing, maka
dibuat dua macam sirkulasi yaitu
sirkulasi manusia dan sirkulasi
kendaraan, dengan dasar
pertimbangan penentuan
sirkulasi sebagai berikut :
Pintu masuk service
Entrance kendaraan
Pintu Masuk dan keluar pejalan kaki
Gambar 5.1. Pembagian jalur sirkulasi
Pintu keluar service
49
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Sirkulasi Pejalan Kaki :
Sirkulasi pejalan kaki diletakkan dekat dengan plaza utama masjid yang
berada disentrum tapak, sehingga memudahkan pejalan kaki untuk menuju
ke semua fasilitas.
Sirkulasi Kendaraan :
Entrance kendaraan diletakkan di sisi selatan tapak yang bersebelahan
dengan jalan utama yaitu Jl. Satria Sudirman, sedangkan pintu keluar
kendaraan diletakkan terpisah agar tidak menimbulkan kemacetan yaitu di
sisi timur tapak yang bersebelahan dengan jalan sekunder.
Sirkulasi Service :
Sirkulasi service diletakkan jauh dari sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan.
5.2.2. Sirkulasi Manusia dalam Tapak
Islamic centre ini memiliki fasilitas dan fungsi yang berbeda-beda,
sehingga pola sirkulasi manusia dalam tapak yang digunakan adalah pola
sirkulasi radial. Dimana terdapat suatu ruang pengikat yang
menghubungkan bangunan satu dengan bangunan lainnya.
Ruang pengikat ini berupa plaza, yaitu ruang terbuka yang luas
sebagai tempat bertemunya pengunjung dengan berbagai tujuan kedalam
fungsi bangunan.
Gambar 5.2. Pola Sirkulasi Radial
50
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Plaza ini dapat menjadi sarana sosialisasi antar manusia di dalam
tapak yang merupakan salah satu perwujudan implementasi dari QS. Al-
Hajj : 77 yaitu menggambarkan hubungan sosialisasi manusia dengan
mausia lain (Hablumminannas).
Untuk mengatasi jamaah yang banyak pada saat hari raya dan bulan
ramadhan, maka PLAZA dapat difungsikan sebagai ruang luar shalat,
sehingga didalam PLAZA ini dibuat garis-garis shaf dengan modul antar
shafnya adalah 120 cm atau kelipatan 120 cm.
Gambar 5.3. Area Plaza
Gambar 5.4. Modul plaza kelipatan 120 cm (600 cm)
600 cm
600 cm
51
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
5.2.3. Sirkulasi Vertikal
5.2.4. Konsep Penzoningan dalam Tapak
Gambar 5.7. Pembagian Zoning
Zona Parkir
Bangunan islamic centre ini
memiliki ketinggian 1 lantai hingga
tiga lantai. Sehingga sirkulasi vertikal
yang digunakan adalah menggunakan
stair system atau tangga.
Gambar 5.6. Sirkulasi Vertikal dengan Tangga.
Gambar 5.5. Modul plaza 120 cm
120 cm
Zona Service
Zona Hablumminallah Zona
Hablumminannas
52
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Perletakkan zoning pada tapak dilakukan berdasarkan hasil dari
analisa tapak yang dibahas sebelumnya. Secara garis besar proyek ini
terbagi menjadi dua zoning utama yaitu Zona Hablumminannas dan
Zona Hablumminnallah. Dua zoning utama ini merupakan implementasi
dari QS. Al-Hajj : 77 yang menggambarkan hubungan manusia dengan
mausia lain (Hablumminannas) dan hubungan manusia dengan Sang
Khalik (Hablumminnallah).
Zona Hablumminannas merupakan pengelompokkan fasilitas yang
sifatnya berhubungan dengan kepentingan duniawi, diantaranya yaitu
fasilitas perkantoran, multi function room, islamic art galery, bazar, retail,
restoran dan mini market. Zona ini diletakkan dekat dengan jalan
utama yang sifatnya ramai.
Zona Hablumminnallah merupakan pengelompokkan fasilitas yang
sifatnya religius/peribadatan, diantaranya fasilitas peribadatan/masjid dan
fasilitas pendidikan-latihan. Zona ini diletakkan di area yang jauh dari
kebisingan.
5.3. Konsep Masa Bangunan
Karena memiliki fungsi-fungsi yang berbeda, maka konsep masa
bangunan pada perancangan Islamic Centre ini adalah bermasa banyak /
majemuk.
Gambar 5.8. Konsep Masa Majemuk
53
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Masa-masa bangunan diletakkan berdasarkan zonanya. Bangunan
masjid dan bangunan fasilitas pendidikan diletakkan di zona
hablumminnallah. Sedangkan bangunan fasilitas ruang serba guna,
perkantoran, islamic art gallery, bazar, retail, restoran, dan mini
market berada di zona hablumminannas.
Masa bangunan fasilitas pendidikan dan latihan berbentuk “U” yang ditengahnya terdapat plaza yang cukup luas untuk pelatihan manasik haji dan penghijauan.
Zona Hablumminannas
Zona Hablumminnallah
Gambar 5.9. Masa Majemuk dengan zonanya
Gambar 5.10. Gedung fasilitas pendidikan dan plaza pelatihan manasik haji
54
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Untuk menangkap masa dari luar tapak diperlukan elemen vertikal
berupa minaret sebagai penanda keberadaan islamic centre.
5.3.1. Konsep Orientasi Bangunan
Konsep arah orientasi bangunan pada perancangan islamic centre
mengambil dari orientasi umat islam saat menjalankan ibadah shalat yaitu
mengarah kiblat. Hal ini merupakan implementasi dari QS. Al-Maidah :
97. Karena eksisting tapak perancangan islamic centre ini terdapat
bangunan Masjid Raya Al-Azhom, maka arah kiblatnya mengacu pada
arah kiblat masjid tersebut, yaitu mengarah pada 10° dari titik barat ke
arah barat laut.
Konsep orientasi bangunan islamic centre yang mengarah kiblat,
berpengaruh pada radiasi panas matahari yang mengenai langsung ke sisi
Gambar 5.12. Orientasi bangunan mengarah pada kiblat.
Gambar 5.11. Minaret pada islamic centre
55
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
timur dan barat bangunan. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka
bangunan islamic centre khususnya pada fasilitas pendidikan-latihan ,
kantor dan fasilitas penunjang menggunakan double skin facade system.
5.3.2. Konsep Bentuk Atap
Konsep bentuk atap pada perancangan islamic centre ini adalah
mengaplikasikan wujud fisik kebudayaan Indonesia yaitu menggunakan
bentuk atap tropis. Penggunaan bentuk atap tropis merupakan suatu
upaya dalam pelestarian bangunan-bangunan tradisional di Indonesia
yang bercirikan atap berbentuk runcing keatas, walaupun adapula yang
melengkung dan memiliki overstek untuk mengatasi tampias air hujan.
Gambar 5.13. Model double
skin facade. Pada bagian kiri : Potongan penampang double
skin facade system. Atas : Representasi skematik dari the super imposed thermal
and airflow network model. Bawah : Grafis umpan balik dari simulasi lingkungan.
Gambar 5.14. Konsep Bentuk Atap Bangunan Islamic centre
56
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Hal ini merupakan implementasi dari QS. Al-Hujuraat : 13 yang
berhubungan terhadap pelestarian warisan wujud fisik kebudayaan
komunitas terdahulu maupun budaya setempat sehingga perancangan
Islamic Center ini dapat selaras dengan kearifan budaya lokal.
5.3.3. Konsep Fasad Bangunan
Konsep fasad bangunan menggunakan ornamen dekoratif yang
berkarakter dan dapat memberi nilai tambah pada tampilan arsitektur
bangunan islamic centre. Ornamen dekoratif yang dipilih adalah motif
batik Kawangsan, yang merupakan salah satu motif batik dari Banten.
Motif batik ini disusun dan ditransformasikan menjadi pola geometris.
Penggunaan ornamen dekoratif motif batik pada fasad bangunan
merupakan suatu upaya pelestarian wujud fisik kebudayaan Indonesia. Hal
ini merupakan implementasi dari QS. Al-Hujuraat : 13 yang berhubungan
terhadap pelestarian warisan wujud fisik kebudayaan komunitas
terdahulu maupun budaya setempat.
Gambar 5.17. Penerapan Pola Geometris pada Fasad gedung pendidikan islamic centre
Gambar 5.15. Motif Batik Kawangsan Gambar 5.16. Transformasi ke pola geometris
57
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
5.3.4. Konsep Warna Bangunan
Agar kontras dan harmoni dengan lingkungan sekitar tapak, maka
konsep warna pada bangunan islamic centre menggunakan warna-warna
dominan yang digunakan pada bangunan eksisting di sekitar tapak,
sehingga tercipta satu-kesatuan yang utuh antara bangunan baru dan
bangunan eksisting. Warna-warna yang dominan diantaranya yaitu putih,
krem, kelabu, merah bata dan coklat tua. Warna-warna yang diinginkan ini
merupakan manifestasi dari sifat kebijaksanaan (Al-Hakim).
5.3.5. Konsep Sistem Struktur
Struktur Bawah
Jenis pondasi yang dipakai adalah pondasi pelat dan pondasi bored
pile. Pondasi bored pile dipergunakan pada bangunan yang memiliki
bentang lebar seperti fasilitas peribadatan (masjid), gedung serba guna
dan galery. Sedangkan pondasi pelat digunakan pada bangunan fasilitas
pendidikan dan servis.
Struktur Atas
Pada umumnya penggunaan struktur atas adalah beton bertulang
dengan mengadopsi baja sebagai struktur tambahan.
Gambar 5.18. Kiri : Pondasi bore pile dan kanan : Pondasi plat
Gambar 5.19. Sistem struktur rangka beton bertulang.
58
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Struktur Atap
Struktur atap miring menggunakan truss dengan konstruksi baja
alumunium dan untuk atap datar menggunakan pelat beton.
5.3.6. Konsep Utilitas
5.3.7.1. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran
Sistem deteksi awal Flame and heat detector
Untuk sistem fire protection digunakan :
- Instalasi pemadam air tetap CO2 (tabung pemadam)
- Instalasi springkler otomatis
5.3.7.2. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan adalah penghawaan
aktif dan penghawaan pasif. Sistem penghawaan pasif terdapat
pada tiap masa bangunan dengan memberikan bukaan pada
jendela yang dapat dibuka tutup, sedangkan penghawaan aktif
adalah menggunakan sistem AC split pada tiap ruangan.
5.3.7.3. Sistem Air Bersih, Air Kotor dan Kotoran
Sistem air bersih yang digunakan adalah sistem up feet
dimana air dari tandon bawah dipompa dan didistribusikan
Gambar 5.20. Struktur atap truss dan pelat beton
API
(Smoke Detector) PENDETEKSI ASAP
PANEL ALARM
ALARM
SPRINGKLER
PEMUTUSAN ARUS LISTRIK
PEMUTUSAN SUPLY AC
PEMAKAIAN EXHAUSER
FAN FIRE EXIT
KORIDOR FIRE LAMP
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
59
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
keseluruh ruangan. Untuk fasilitas peribadatan dilengkapi dengan
tandon atas yang didistribusikan hanya untuk area fasilitas
peribadatan, hal ini dengan pertimbangan bahwa fasilitas
peribadatan beroperasi selama 24 jam.
Untuk sistem pembuangan air kotor dan kotoran disediakan
sumur resapan dan septictank pada tiap-tiap massa bangunan.
5.3.7.4. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem
pencahayaan aktif dan pencahayaan pasif. Sistem pencahayaan
pasif diupayakan dengan jalan memberikan bukaan-bukaan pada
tiap sisi bangunan, sehingga untuk pencahayaan aktif yang
menggunakan lampu dapat diminimalkan.
5.3.8. Konsep Material Finishing Arsitektur
No. JENIS
PEKERJAAN MATERIAL
1. Struktur penutup atap
Kuda-kuda truss /rangka baja
2. Penutup atap Genteng keramik 3. Dinding 1. Dinding batu bata
- Diplester halus/ aci
- Lapis Cat dinding
- Lapis keramik
- Lapis granit tile
- Lapis marmer
- Lapis batu alam
2. Dinding Kerawang GRC
4. Kusen, Pintu, Jendela Partisi,Kaca dan aksesoris
Untuk R. Serba Guna Kusen dan daun pintu menggunakan bahan kayu nyatoh batu maluku. Pintu menggunakan kaca, finishing kayu menggunakan melamik. Untuk R. Shalat kusen dan daun pintu menggunakan kayu nyatoh batu maluku. R. Mezanin terdapat kaca patri dengan rangka alumunium.
5. Plafond - R. Bawah Mezanin Masjid dan R. Serba Guna menggunakan Plafond Gypsum bermotif batik kawangsan dengan rangka hollow alumunium.
- R. Kantor, R. Kelas, Galery dan R. Perdagangan
60
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
menggunakan Plafond Gypsum polos dengan rangka hollow alumunium.
6. Lantai - R. Masjid, R. Serba Guna, Galery menggunakan Granit tile.
- R. Kelas, R. Kantor, T. Wudhu, dan ruang-ruang service menggunakan keramik.
5.4. Konsep Ruang Dalam
5.4.8. Konsep Ruang Dalam Masjid
Menghadirkan Elemen Air
Menghadirkan elemen air berupa mata air dan sungai yang mengalir
kedalam interior masjid merupakan implementasi dari QS. Al-Kahfi :
30-31dan QS. Al-Hijr : 45.Elemen air ini dihadirkan di area mihrab
berupa pond/kolam air yang bersumber dari waterfall dan ditengahnya
terdapat mimbar.
Menghadirkan Motif Geometris dan Seni Hias Kaligrafi
Menghadirkan seni hias kaligrafi dan seni hias geometris
sebagai elemen dekoratif interior, merupakan salah satu jalan keluar
dari adanya larangan bagi umat Islam untuk memvisualkan makhluk
hidup, yakni manusia dan hewan sebagai motif, terutama dalam
mendesain masjid (Rochym, 1983:154-155). Hal ini untuk mencegah
musyrik atau menyembah selain Allah SWT (Hasan, 1988:347-363).
Gambar 5.21. Sketsa potongan
pond/kolam air dan water fall pada area
Mihrab Masjid.
Gambar 5.22. Sketsa tampak pond/kolam air pada area Mihrab Masjid dan water fall dibelakangnya.
61
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Motif geometris yang dipilih adalah motif batik Kawangsan,
yang merupakan salah satu motif batik dari Banten. Penggunaan motif
batik pada pola geometris merupakan suatu upaya pelestarian wujud
fisik kebudayaan Indonesia. Hal ini merupakan implementasi dari QS.
Al-Hujuraat : 13. Pola Geometris dengan motif batik ini diterapkan
pada :
- Pagar Mezanin
- Kusen dan kerawang
- Plafond
- Dinding Mihrab
- Kaca Patri
Menghadirkan Lampu Gantung
Menghadirkan lampu gantung kedalam interior masjid
merupakan suatu upaya dalam menyeimbangkan proporsi ketinggian
bangunan masjid yang terlihat didalam ruang masjid. Lampu gantung
yang terbuat dari bahan tembaga dan kaca patri sebagai penghiasnya
ini, diletakkan pada ruang utama masjid atau ruang utama shalat.
Gambar 5.25. Sketsa Pagar Mezanin dengan
motif batik Kawangsan. Gambar 5.26. Sketsa Kusen Kerawang dengan
motif batik Kawangsan.
Gambar 5.24. Motif batik Kawangsan dan tranformasinya ke dalam pola geometris.
Gambar 5.23. Seni Hias Kaligrafi
62
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
5.5. Konsep Ruang Luar
Konsep ruang luar pada perancangan islamic centre ini mengacu
pada Implementasi dari QS. Al-Kahfi : 30-31, surat Ad-Dukhan : 51-52
dan surat Al-Hijr : 45, yaitu adanya hubungan terhadap elemen-elemen
ruang luar dan landscape yang terdiri dari taman-taman, buah-buahan,
mata air yang mengalir, sungai yang mengalir, dan pepohonan.
Maka bangunan islamic centre akan dikelilingi oleh taman, air
mancur, sungai-sungai yang mengalir serta pepohonan yang dapat dipetik
buahnya. Kesan sejuk dan hijau dengan hadirnya taman-taman dan elemen
air pada ruang luar ini memberikan keserasian warna bangunan yang
didominasi oleh warna putih, krem, kelabu, merah bata dan coklat tua.
Gambar 5.29. Konsep Air pada ruang luar
Gambar 5.28. Perletakkan Lampu Gantung di Ruang Utama Masjid.
Gambar 5.27. Sketsa desain Lampu Gantung.
63
ISLAMIC CENTRE ANDHI SETO PRASETYO - 41207010016
DI KOTA TANGERANG
Pada lantai zona masjid dan plazanya dibuat lebih tinggi ± 1,5
meter dari fasilitas-fasilitas lainnya.
Peningggian level lantai zona masjid dan plaza masjid juga
merupakan suatu wujud implementasi dari QS. Al-Hajj:77 tentang
Habluminnallah, karena cinta kepada Allah merupakan cinta tertinggi.
Gambar 5.30. Peninggian level pada area masjid dan plazanya