3
Background Tnf alpha and interferon Tnf alpha merupakan sitokin multifungsional yang berperan penting dalam biologi kanker, inflamasi, imunitas, dan organisasi seluler. Beberapa studi menunjukkan adanya efek potensial TNF alpha dalam mereduksi risiko kanker serviks. Kanker serviks yang invasif meningkat sebagai hasil dari kombinasi antara penderita dan lingkungan yang mana infeksi yang menetap dengan HPV yang beresiko tinggi memainkan peran penting dalam peningkatan dan pengembangan dari neoplasia dari epitel servikal dan karsinoma sel skuamosa dari serviks Kebanyakan dari infeksi HPV genital mengalami regresi dalam 2 tahun dan hanya sebagian kecil dari kelompok wanita yang terkena infeksi HPV yang persistent dapat menyebabkan neoplasia intraepitel servikal. Maka dapat diperkirakan bahwa perbedaan genetik dari pasien mempengaruhi respon pasien dalam melawan infeksi virus mungkin menentukan kelompok orang yang memiliki resiko tinggi dalam perkembangan lesi servikal dan berkembang menjadi karsinoma invasive Maka, polimofisme gen, menunjukkan keterkaitan genetic dengan infeksi virus, respon imun, system perbaikan DNA dan gen suppressor tumor dapat mempengaruhi dan menentukan resiko yang lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker servikal. Sitokin sebagai produksi dari respon pasien untuk inflamasi, memainkan peran pentig dalam pertahanan melawan infeksi virus, modulasi replikasi virus dan polarisasi respon imun untuk pembentukan Th1(selular) atau Th2(humoral) Telah diamati bahwa ada pergeseran yang jelas dari produksi sitokin Th1 (proinflamatori) menjadi produksi sitokin Th2(anti-inflamatori) yang terjadi pada pasien CIN dengan infeksi HPV yang luas, menimbulkan dugaan bahwa respon sitokin terhadap infeksi HPV mungkin dapat mempengaruhi dalam menentukan akibat dari penyakit tersebut. Tnf alpha terlibat dalam kedua control dari infeksi HPV langsung atau tidak langsung

Background Tugas Dokter Tofan 1

Embed Size (px)

Citation preview

Background

Tnf alpha and interferon Tnf alpha merupakan sitokin multifungsional yang berperan penting dalam biologi kanker, inflamasi, imunitas, dan organisasi seluler. Beberapa studi menunjukkan adanya efek potensial TNF alpha dalam mereduksi risiko kanker serviks. Kanker serviks yang invasif meningkat sebagai hasil dari kombinasi antara penderita dan lingkungan yang mana infeksi yang menetap dengan HPV yang beresiko tinggi memainkan peran penting dalam peningkatan dan pengembangan dari neoplasia dari epitel servikal dan karsinoma sel skuamosa dari serviksKebanyakan dari infeksi HPV genital mengalami regresi dalam 2 tahun dan hanya sebagian kecil dari kelompok wanita yang terkena infeksi HPV yang persistent dapat menyebabkan neoplasia intraepitel servikal.Maka dapat diperkirakan bahwa perbedaan genetik dari pasien mempengaruhi respon pasien dalam melawan infeksi virus mungkin menentukan kelompok orang yang memiliki resiko tinggi dalam perkembangan lesi servikal dan berkembang menjadi karsinoma invasiveMaka, polimofisme gen, menunjukkan keterkaitan genetic dengan infeksi virus, respon imun, system perbaikan DNA dan gen suppressor tumor dapat mempengaruhi dan menentukan resiko yang lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker servikal.Sitokin sebagai produksi dari respon pasien untuk inflamasi, memainkan peran pentig dalam pertahanan melawan infeksi virus, modulasi replikasi virus dan polarisasi respon imun untuk pembentukan Th1(selular) atau Th2(humoral)Telah diamati bahwa ada pergeseran yang jelas dari produksi sitokin Th1 (proinflamatori) menjadi produksi sitokin Th2(anti-inflamatori) yang terjadi pada pasien CIN dengan infeksi HPV yang luas, menimbulkan dugaan bahwa respon sitokin terhadap infeksi HPV mungkin dapat mempengaruhi dalam menentukan akibat dari penyakit tersebut.Tnf alpha terlibat dalam kedua control dari infeksi HPV langsung atau tidak langsungKontrol langsung dari infeksi HPV oleh Tnf alpha terjadi dengan induksi dari apoptosis pada sel yang terkena infeksi HPV dan sel kanker servikal, stimulasi dari respon inflamasi melalui regulasi dari adhesi molekul vascular dan kemokin, menangkap pertumbuhan dari keratinosit yang terinfeksi HPV dan regulasi dari gen HPV yang terinfeksi.Perubahan dari level Tnf alpha dapat mempengaruhi respon imun terhadap pathogen dan menambah keretanan terhadap penyakit infeksi.Polimorfisme mikrosatelit, TNF- telah menunjukan keterkaitan dengan infeksi HPV16 dan CIN, dalam kombinasi dengan allele HLA-DQB. SNP-237 juga telah ditunjukkan untuk dikaitkan dengan keretanan terhadap kanker serviks.Studi saat ini telah dilakukan untuk memeriksa peran yang SNPs promotor Tnf alpha dalam keretanan terhadap kanker serviks yang terkait dengan HPV16.

Interferon gammaIFN gamma telah digunakan untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh HPVs seperti kondiloma akuminata dan neoplasia intraepithelial servik. Beberapa peneliti berspekulasi bahwa regulasi dari pengeluaran onkogen HPV bias menjadi jawaban untuk hasil positif klinis yang diobservasi dengan tatalaksana IFN. IFN gamma/ TNF alpha secara sinergis menginduksi apoptosis dari sel kanker serviks ME-180.Dalam banyak kasus, efek anti-tumor dari TNF alpha ditingkatkan oleh INF gamma atau inhibitor metabolic seperti cycloheximide dan actinomycin d. meskipun inhibitor metabolik ini dipercaya untuk memblokir sintesis dari sitoprotektif protein, mungkin dimediasi oleh induksi dari protein yang baru yang meningkatkan senstivitas dari sel target TNF alphaSinergisme dari IFN gamma/THF alpha telah dilaporkan dalam respon biologis selain dari pada penghambatan sel tumor. Contohnya, dua sitokin tersebut secaran sinergis meregulasi dari pengekspresian banyak gen termasuk ICAM-1(intercellular adhesion molecule 1), IP-10 dan MHC kelas 1 heavy chain. Telah dilaporkan bahwa IFN gamma meningkatkan pengeluaran dari reseptor TNF alpha.

Dendritic cellManipulasi dari antigen-presenting cells(APC), seperti sel dendritik, diakui sebagai pendekatan menuju pengembangan efektif protokol immunoterapi. Sel dendritik dapat menginisiasi imun primer yang memberikan respon terhadap antigen dengan T cells. Adeno-associated virus (AAV) dapat secara efesien melepaskan gen sitokin ke dalam sel dendritic. Perbaikan dari sel T primer oleh sel dendritic mungkin dilakukan dengan pelepasan dari antigen ke dalam sel dendritik, dihasilkan didalam pelepasan protein secara terus menerus. AAV telah diketahui dalam berbagai studi menjadi gen yang efektif untuk kultur jaringan yang diabadikan sebagai cel primer hematopoetis