Upload
aninditya-christa-maharani
View
548
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1.Tanda-tanda rupture masing-masing organ abdomen, terutama lien
Dari pemeriksaan fisik dapat didapatkan :
Inspection, auscultation, percussion, palpation
Inspection : abrasions, contusions, lacerations, deformity Percussion : subtle signs of peritonitis; tympany in gastric dilatation or
free air; dullness with hemoperitoneum Palpation : superficial, deep, or rebound tenderness; involuntary muscle
guarding
Grey-Turner sign : Bluish discoloration of lower flanks, lower back; associated with
retroperitoneal bleeding of pancreas, kidney, or pelvic fracture. Cullen sign :
Bluish discoloration around umbilicus, indicates peritoneal bleeding, often pancreatic hemorrhage.
Kehr sign : Left shoulder pain while supine; caused by diaphragmatic irritation
(splenic injury, free air, intra-abd bleeding) Ballance sign :
Dull percussion in LUQ. Sign of splenic injury; blood accumulating in subcapsular or extracapsular spleen.
a. Cedera Hepar
PATOFISIOLOGI
Apabila terjadi cedera hepar akibat trauma tumpul maka akan terjadi :
- Kehilangan darah dan shock- Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan oleh system makro dan
mikro endokrin- Terjadi masalah koagulasi yang berhubungan dengan adanya Perdarahan
massif- Terjadinya inflamasi dan infeksi akibat mungkin terkenanya juga bagian
empedu / rupture empedu yang menyebabkan keluarnya bakteri ke peritoneum
- Perubahan nutrisi dan elektrolit
Tanda dan Gejala :
- Rasa sakit di perut kuadran kanan atas- Kekakuan / spasme, “ involuntary guarding”- Rebound tenderness
- Bising usus berkurang- Syok hipovolemi- Grey-Turner sign
b.Cedera Limpa/ Lien
PATOFISIOLOGI
- cedera limpa menyebabkan kondisi hiperslenisme yaitu , kondisi dimana terjadi peningkatan kerja dan fungsi dari lien
- 2 kondisi patologis yang dapat menyebabkan hipersplenisme adalah :o peningkatan kemampuan destruksi terhadap komponen-komponen
darah dan o produksi antibodi yang terikat langsung terhadap komponen-
komponen darah sehingga meningkatkan proses destruksi berbagai komponen darah.
- akibat dari proses patologis diatas maka mempengaruhi fungsi normal lien yang merupakan tempat filter dari sel darah merah, fungsi imunologis dg produksi opsonin untuk menanggulangi infeksi, fungsi penyimpanan yaitu 1/3 trombosit disimpan disana
- adanya proses hipersplenisme dapat meningkatkan dekstruksi eritrosit (N: 20ml/hari) , dapat juga terjadi neutropenia akibat peningkatan sekuestrasi atau kempampuan destruksi pada granulosit
- trombosit yang tadinya hanya 1/3 yang di sekuestrasi apabila ada hipersplenisme menyebabkan 80% tersekuestrasi
GK:
- Rasa nyeri di bahu kiri- nyeri perut di kuadran kiri atas- kekakuan , spasme , involuntary guarding- syok hipovolemi
c. Cedera Diafragma
- robekan diafragma bias terjadi dimanapun- terutama pada diafragma kiri- akibatnya pada pemeriksaan thorax foto awal, terlihat diafragma kiri lebih
tinggi dari diafragma kanan
d.Cedera Duodenum
- biasa terjadi pada pengendara yang tidak memakai sabuk pengaman- terjadi pada tabrakan frontal/ direct- pada rontgen ditemukan adanya aspirasi darah dari gaster atau adanya udara
bebas retropreitonium- adanya coin sign
e. Cedera Pankreas
- terjadi akibat pukulan langsung di epigastrium dengan columna vertebra sebagai alasnya
f. Cedera Genitourinaria
- pukulan langsung di punggung dan flank menyebabkan kontusio dan hematoma
- ecchymosis- thrombosis arteri renalis
g.cedera Usus halus
- seat belt sign mengindikasikan terhadap terjadinya cedera usus- fraktur distraksi lumbar juga mengindikasikan kepada cedera usus halus- sakit perut hebat- nyeri tekan
2.Algower index
Adalah index yang digunakan untuk mengetahui derajat shock yang terjadi pada korban trauma .
Allgower’s shock index
SI = HR / SBP- SI : shock index- HR : Heart Rate- SBP : systolic blood pressure
Blood loss :
0.5-0.6 = normal 0.8 = 10-20 % 1.0 = 20-30 % 1.1 = 30-40 % 1.5-2.0 = 40-50 %
3. Derajat ruptur hepar dan lien pada trauma abdomen
a. Derajat Ruptur Hepar
b. Derajat Ruptur Lien
Sumber: American Association for the Surgery of Trauma Splenic Injury Scale
Sebuah cara untuk mengingat sistem ini adalah:1. Grade 1 kurang dari 1 cm.2. Grade 2 adalah sekitar 2 cm (1-3 cm)3. Grade 3 lebih dari 3 cm.4. Grade 4 adalah lebih dari 10 cm.5. Grade 5 adalah devascularization total atau maserasi
4.Patgen + Patfis trauma tumpul abdomen
Mekanisme Terjadinya Trauma Tumpul
Trauma kompresi (crushed injury) : benturan langsung dengan stir atau pintu mobil.
Trauma tarikan (shearing injury) : terjadi bila alat pengaman misalnya seat belt tidak digunakan dengan benar à seatbelt sign
Trauma deselerasi: terjadi bila ada pergerakan yang tidak sama antara bagian organ yang terfiksir dan yang bergerak. Misalnya rupture limpa atau hati.
Organ padat > kehilangan darahOrgan berongga > kehilangan darah dan kontaminasi peritoneumRetroperitoneal > pada mulanya seringkali asimptomatikOrgan-organ yang sering cedera: limpa (40-50%), hati (35-40%), usus halus
(5-10%) dan cedera retroperitoneal (15%)
Patogenesis + Patofisiologi
5. Biomekanika kecelakaan/ orang tabrakan
- Tabrakan penumpang/ benturan pengemudi
Dibagi menjadi :
1.Benturan Frontal2.Benturan Lateral
- Tabrakan dari samping yang mengakselerasi penumpang menjauhi titik benturan
3.Benturan dari belakang4.Benturan Quarter Panel
o benturan dari depan dan belakang menyebakan terjadinya beberapa jenis trauma tabrakan
5.Terbalik o Pada kendaraan yang terbalik ,trauma dapat terjadi pada seluruh
kompartemen penumpang. Jenis trauma dapat dilihat dari kulit penderita
6.Ejeksio Trauma dapat lebih berat saat ejeksi daripada saat penumpang
membentur tanah, kemungkinan akan meningkat 300% bahayanya kalau penumpang diejeksi dari kendaraan
a. Kendaraan menabrak objek / benturan frontal
- Terjadi apabila mobil terbentur langsung dengan objek yang ada di depannya yang diiringi dengan pengurangan kecepatan secara tiba-tiba.
- Pada saat kecepatan mobil dikurangi, energi dari mobil yang bergerak dipindahkan ke pengemudi / penumpang sehingga penumpang akan bergerak terus ke depan dengan innitial velocity yang sama, dan penumpang akan berhenti apabila sudah membentur bagian objek di depannya seperti stir, dashboard, kaca depan, atau tanah apabila penumpang terlempar keluar.
- Menurut jalur down and under yang menjadi titik benturan pertama adalah tungkai, dimana tungkai akan mengenai objek didepannya dan mengakibatkan:
o Fraktur dislokasi sendi Ankle
o Dislokasi lutut karena Femur Override terhadap tibia dan fibulao Fraktur femuro Dislokasi posterior dari femoral head dari asetabulum karena pelvic
override femur- Komponen kedua dari gerakan Down and Under adalah gerakan tubuh
kedepan yang bisa mengenai stir / dasboard. Apabila kepala menjadi posisi paling depan ,maka kepala akan pertama terbentur ke kaca depan, hal ini dapat menyebabkan Direct / shear forces pada jaringan otak , Rotational Flexion, Extension forces pada vertebra servical, dan juga kompresi langsung pada muka, dapat juga laserasi akibat pecahan kaca kendaraan.
-
b.Pada pengemudi yang tidak memakai safety belt badan akan terangkat kedepan
c. Muka menabrak kaca depan
d. Benturan dari belakang / Pengemudi akan terhempas kembali kebelakang (kecuali terlempar kedepan apabila kaca depan pecah
Benturan dari Belakang- Terjadi ketika kendaraan sedang berhenti dan ditabrak dari belakang oleh
kendaraan lain- Kendaraan + penumpang akan diakselerasi ke depan oleh perpindahan
energi sebelumnya- Namun kadang pada peristiwa ini,kepala tidak diakselerasi dengan baik
apabila sandaran kepala juga berada di posisi yang tidak baik, akibatnya adalah hiperekstensi pada leher dan menyebabkan trauma Whirplash
7.Cara Memakai Safety Belt yang benar
seat belt digunakan untuk menjaga keamanan kita saat berkendara. Untuk itu penggunanaan seat belt harus secara menyeleuruh baik itu dewasa, orang tua, anak , ataupun ibu hamil
a. duduklah dengan posisi yang benar di dalam kendaraanb.ambillah sabuk pengaman yang terletak disisi samping mobilc. pasanglah sabuk pengaman secara serong didepan dadad.kaitkan dengan pasangannya dan pastikan bahwa keadaannya terkuncie. selanjutnya siap berpergian dengan aman
cara memakai safety belt pada ibu hamil dan balita :
Bagi perempuan hamil
1. Sebaiknya gunakan sabuk pengaman di bawah perut dan menyilang di paha bagian atas.
2. Hindari menaruh sabuk pengikat di atas pusar untuk melindungi janin. Upayakan agar jangkauan terjauh lingkar kemudi (posisi jam 12) masih dapat diraih.
Bagi balita
1. Pakai bangku keselamatan khusus anak-anak yang tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran sesuai usia dan bobot tubuh.
2. Disain bangku khusus anak terbaik adalah yang memiliki sabuk pengikat di 5 titik ( 2 melindungi pinggul, 2 melindungi bahu dan 1 untuk diselipkan di antara kaki). Bangku khusus ini wajib dikenakan anak-anak usia dibawah 6 tahun dan diletakkan di baris kedua.
TUTORIAL BLOK 23
TRAUMA ABDOMEN
dr. Heddy Hediman
Oleh
Aninditya Christa Maharani
0810151
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha