Upload
dewi-s-nababan
View
144
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Kuliah Ekonomi Transportasi
Citation preview
Program Investasi Sektor Transportasi
Prioritas Program Investasi
Biaya Investasi
Manfaat Proyek Transportasi
Evaluasi Ekonomi dan Finansial
Pada umumnya sebuah proyek dapat dilaksanakan apabila secara ekonomis dan finansial dapat dibenarkan. Ada kemungkinan analisis finansial dan ekonomi tidak menghasilkan keputusan investasi yang sama. Sebuah proyek tidak akan disetujui investasinya yang mana manfaat ekonomisnya lebih rendah daripada biaya-biayanya.Finansial (Keuangan) KonstruksiBiaya Penerimaan Contoh: pelayanan js penerbangan pendaratan (aeronautika) hanggar parkir kargo (non aeronautika) sewa ruangan iklan di forecast Operasional belanja pegawai barang perjalanan dinas pemeliharaan penyusutanEvaluasi1)Rasio Keuangana)Working Ratio (untuk menetapkan posisi hasil usaha)Pengeluaran Operasional
----------------------------------- 100%
Penerimaan
b)Debt Service Coverage (untuk mengukur kemampuan pengembalian pinjaman)Laba Operasional
----------------------------------------------- 100
Angsuran pokok dan bunga pinjaman
2) Net Present Value, BCR dan Financial Internal Rate of Return (FIRR)
NPV > 0. proyek dinyatakan layak
NPV < 0. proyek dinyatakan tidak layak.
Perhitungan NPV dinyatakan dalam formula sebagai berikut.
Di mana:
NPV=Net PresentVvalueBt=nilai manfaat atau penerimaan pada tahun ke-t
Ct=nilai biaya dan investasi pada tahun ke-t
i=tingkat bunga atau discount factor yang berlaku
Metode BCR (Benefit Cost Ratio) secara ringkas membandingkan besarnya manfaat dengan biaya yang dikeluarkan selama umur proyek.
Proyek dinyatakan layak. bila BCR > 1
Proyek dinyatakan tidak layak. bila BCR < 1.
Perhitungan BCR dapat ditunjukkan dengan formula sebagai berikut:
Di mana:
BCR=Benefit Cost RatioBt=nilai manfaat atau penerimaan pada tahun ke-t
Ct=nilai biaya (investasi dan operasional) pada tahun ke-t
i=tingkat bunga
Nilai FIRR digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan apakah proyek layak (feasible) atau tidak.
Jika FIRR lebih tinggi dari cost of capital. maka proyek dinilai layak (feasible). FIRR diperoleh dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Di mana:
n=Periode proyeksi
Bt =Benefit (penerimaan) dalam tahun ke-t.
Ct =Cost (biaya) dalam tahun ke-ti =Discount Rate (FIRR)
EkonomiMelihat biaya & manfaat harga ekonomibiaya idem dgn apa yg dikemukakan dalam aspek finansial (keuangan)
manfaat apa manfaatnya, misalnya dalam hal penghematan waktu (menggunakan angkutan darat/udara, pengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi daerah) PDRB kesempatan kerja & pendapatanharga ekonomiEvaluasi1)Perhitungan Economic Internal Rate of Return (EIRR)
Di mana.
N=Periode dari Cost - Benefit analysis
Bi =Benefit (manfaat) dalam tahun ke-i.
Ci = Biaya (Cost) dalam tahun ke-i
r =Discount Rate (EIRR)
2)Evaluasi Proyeka)EIRRb)Rasio Manfaat Biaya (Benefit - Cost Ratio) B/C RatioContoh Perhitungan
Evaluasi Kelayakan Finansial & Ekonomi Proyek FS BandaraEvaluasi Kelayakan Finansial (Keuangan)
Evaluasi keuangan terhadap proyek yang diusulkan menguji apakah program investasi yang direncanakan dapat dipertimbangkan sebagai langkah kebijakan yang menguntungkan secara finansial.
Analisis ini dilakukan dengan suatu anggapan bahwa pengendalian keuangan dilakukan menurut kaidah akuntansi yang lazim digunakan dalam dunia usaha dan bandar udara A diperlakukan sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri dengan sistem pengendalian keuangan yang mandiri.
Beberapa asumsi yang diambil dalam analisis keuangan antara lain:
Bandar udara dioperasikan oleh manajemen yang mandiri dan melaksanakan sistem akuntansi yang mandiri pula.
-Tarif jasa pelayanan bandar udara yang digunakan adalah tarif yang saat ini berlaku, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2000.
-Jangka waktu proyeksi keuangan adalah 20 tahun masa operasional bandar udara, yaitu sejak tahun 2008 s.d tahun 2028.
-Struktur pendanaan proyek adalah sebagai berikut:
Dana APBD:0%
Dana APBN:100%
Pinjaman:0%
-Nilai tukar mata uang asing (luar negeri), 1 US$ = Rp 9.100,-
-Berbagai faktor yang mempengaruhi penerimaan dan biaya operasional merupakan faktor variabel yang sejalan dengan perubahan jumlah arus barang, penumpang dan kunjungan pesawat udara di bandar udara.
-Asumsi yang digunakan dalam proyeksi penerimaan dan biaya operasional bandar udara secara garis besar diuraikan lebih lanjut pada paragraf berikut.
Biaya Konstruksi & PendanaannyaNilai investasi dan jadwal pengeluaran biaya konstruksi termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diringkaskan sebagai berikut:
Tabel Biaya dan Pendanaan Proyek
(Rp 1.000,-)
Sumber Dana2007-2010
Dana APBD-
Dana APBN20.266.367,169
Pinjaman Lunak-
Total20.266.367,169
PenerimaanKomponen penerimaan bandar udara A terdiri dari pendapatan jasa aeronautika (terdiri dari pelayanan jasa penerbangan, jasa pendaratan, jasa penempatan pesawat, jasa penyimpanan pesawat dan pelayanan jasa penumpang pesawat udara), serta pendapatan non aeronautika yang terdiri dari pelayanan penumpukan barang (kargo), persewaan ruangan, parkir, dan iklan.
Penerimaan bandar udara A dihitung berdasarkan tarif bandara yang berlaku. Selanjutnya penerimaan dalam analisis keuangan ini diproyeksikan dengan asumsi bahwa tarip jasa pelayanan tersebut akan mengalami kenaikan berkala setiap periode tertentu. Tarif jasa Bandar Udara
Penerimaan bandar udara A dihitung berdasarkan tarif yang saat ini berlaku yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2000 tentang Tarif Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Perhubungan.
Tarif tersebut adalah sebagai berikut:Tabel Tarif Jasa Bandar Udara
Jenis JasaSatuanDalam Negeri (Rp)Luar Negeri
A. Jasa Aeronautika:
1 PJPRoute unit350,-USD 0,65
2. PJP2Uper penumpang5.000,-Rp 25.000,-
3. Pendaratanper ton400,-USD 2,42
4. Penempatanper ton70,-USD 0,24
5. Penyimpananper ton140,-USD 0,49
B. Jasa Non Aeronautika
6. Penumpukan kargo (lokal)per Kg8.000,-
7. Penumpukan kargo (ekspor)per KgUSD 0,015
8. Sewa ruang tertutup (AC)per m2/bln3.500,-
9. Sewa ruang tertutup (non AC)per m2/bln2.000,-
10. Parkir kendaraan (mobil)per kendaraan500,-
11. Parkir kendaraan (truck)per kendaraan800,-
12. Sewa t. pancang billboardper m27.000,-
13. Pemasangan reklameper m28.000,-
Terhadap tarif penerimaan ini diberikan eskalasi kenaikan berkala setiap 3 (tiga) tahun sekali sebesar 15% untuk tarif rupiah dan 5% untuk tarif US Dollar.
Jenis pesawat UdaraUntuk menghitung penerimaan dari jasa pelayanan pesawat udara yang diperkirakan akan mendarat dan tinggal landas dari Bandar Udara A, maka jenis pesawat ditetapkan sebagai berikut:Tabel Jenis Pesawat yang Singgah di Bandara ATahap OperasionalTahunJenis Pesawat Udara
A. Pesawat Penumpang)
1. Tahap I2011 - 2016C - 212
B. Pesawat Barang (Cargo)
1. Tahap I2011 - 2016 -
Penerimaan/Pendapatan Pelayanan Jasa Aeronautika
a)Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP)
Perhitungan penerimaan dari Pelayanan Jasa Penerbangan dilakukan dengan cara mengalikan Faktor Jarak dengan Faktor Berat dan dikalikan tarif per unit route. Asumsi yang diambil untuk Faktor Jarak dan Faktor Berat pesawat adalah sebagai berikut:
Faktor Jarak untuk Rute Pesawat Penumpang
Rute A B
Jarak220 km
Faktor Jarak2
Faktor Berat Pesawat Udara
Jenis Pesawat UdaraMTOW (Ton)Faktor Berat
C - 212107
b)Penerimaan Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U)Perhitungan peneriman PJP4U merupakan perkalian tarif dengan MTOW (Maximum Take Off Weight) masing-masing jenis pesawat per tahun sesuai dengan frekuensi kunjungannya.
c)Penerimaan dari Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U)
Sesuai dengan PP No. 14 Tahun 2000, maka untuk Bandar Udara berlaku tarif jasa penumpang pesawat udara sebesar Rp 5.000,- per penumpang dengan tujuan di dalam negeri dan Rp 25.000,- per penumpang yang berangkat dengan tujuan luar negeri, dengan demikian total penerimaannya merupakan perkalian tarif dengan proyeksi jumlah penumpang yang berangkat dari bandar udara.
Proyeksi penerimaan pelayanan jasa aeronautika disajikan pada tabel berikut di bawah ini:
Tabel Proyeksi Penerimaan Pelayanan Jasa Aeronautika
1= Rp. 1.000,-
TAHUNPJPPJP2U PJP4UTOTAL
20111,916 89,468 2,26993,653
20121,916 96,705 2,269 100,890
20134,407 103,942 5,218 113,567
20144,407 111,179 5,218 120,804
20154,407 118,416 5,218 128,041
20165,068 125,653 6,001 136,722
20175,068 132,890 6,001 143,959
20185,068 140,127 6,001 151,196
20195,829 147,364 6,901 160,094
20205,829 154,601 6,901 167,331
20215,829 161,838 6,901 174,568
20226,703 169,075 7,936 183,714
202311,563 176,312 13,690 201,565
202411,563 183,549 13,690 208,802
202511,563 190,786 13,690 216,039
202613,297 198,023 15,743 227,064
202713,297 205,261 15,743 234,301
202813,297 212,498 15,743 241,538
202915,292 219,735 18,105 253,131
203015,292 226,972 18,105 260,368
Penerimaan Pelayanan Jasa Non AeronautikaPenerimaan dari jasa non aeronautika terdiri dari sewa lahan konsesi dan keuntungan lahan konsesi. penerimaan tanda masuk kendaraan (parkir) dan sewa tiang pancang billboard dan pemasangan reklame. Masing-masing penerimaan ini diproyeksikan sebagai berikut:
a)Penerimaan dari Pelayanan Jasa Angkutan Barang (Kargo) Pesawat Udara
Sama halnya dengan PJP2U. maka perhitungan peneriman pelayanan jasa angkutan barang (kargo) merupakan perkalian tarif dengan proyeksi jumlah kargo yang diangkut melalui Bandar Udara.
b)Penerimaan Sewa Lahan Ruangan. Reklame dan Tanda Masuk Kendaraan (Parkir)
Proyeksi penerimaannya dihitung atas dasar luas ruangan tersewa. Luas reklame dan jumlah kendaraan yang masuk wilayah bandar udara dikalikan dengan tarif masing-masing jenis penerimaannya.
Proyeksi penerimaan pelayanan jasa non aeronautika disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel Proyeksi Penerimaan Pelayanan Jasa Non Aeronautika
1= Rp. 1.000.-
TAHUNReklame Dll
201128,784
201229,992
201356,540
201457,300
201558,060
201665,664
201766,424
201867,184
201975,814
202076,574
202177,334
202287,145
2023138,214
2024138,974
2025139,733
2026158,448
2027159,208
2028159,968
2029181,377
2030182,136
Biaya Operasional Bandar UdaraBiaya operasional bandar udara terdiri dari belanja pegawai (personil), belanja barang, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan.
Belanja Pegawai
Belanja pegawai terdiri dari pengeluaran untuk gaji pegawai. tunjangan beras dan lembur.
Rata-rata belanja pegawai dalam tahun 2016 diasumsi sebesar Rp 2.000.000.-/orang/tahun dengan assumsi kenaikan biaya 10% per tahun pada tahun-tahun berikutnya. Biaya personil tersebut didasarkan pada jumlah personil (pegawai) sebanyak 22 orang dari tahun operasional 2011 - 2016.
Belanja BarangTermasuk dalam katagori jenis biaya ini adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pemakaian ATK, inventaris kantor, listrik dan lain-lain. Belanja barang diasumsikan sebesar 30% dari jumlah belanja pegawai.
Belanja Perjalanan Dinas
Biaya perjalanan dinas diasumsikan sebesar 10% dari belanja pegawai.
Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan per tahun dari aktiva tetap diperkirakan atas dasar prosentase tertentu dari nilai perolehannya (biaya konstruksi) yaitu:
Fasilitas/Aktiva TetapProsentase biaya
pemeliharaan/tahun
(%)
Fasilitas Pekerjaan Sipil (termasuk landas pacu) 0.50
Bangunan gedung 1.00
Peralatan Komunikasi. Navigasi. peralatan lainnya.2.50
Sistem pengadaan air. pengelolaan limbah dan lainnya1.50
Hasil perhitungan proyeksi biaya operasional dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Tabel Proyeksi Biaya Operasional
1= Rp. 1.000.-
TahunBelanjaBelanjaBelanjaBelanjaTotal
PegawaiBarangPerj. DinasPemeliharaanB. Operasional
30%10%
2011572,000171,60057,200142,959943,759
2012629,200188,76062,920142,9591,023,839
2013692,120207,63669,212142,9591,111,927
2014761,332228,40076,133142,9591,208,823
2015837,465251,24083,747142,9591,315,410
2016921,212276,36492,121142,9591,432,655
20171,013,333304,000101,333142,9591,561,625
20181,114,666334,400111,467142,9591,703,491
20191,226,133367,840122,613142,9591,859,545
20201,348,746404,624134,875142,9592,031,203
20211,483,621445,086148,362142,9592,220,028
20221,631,983489,595163,198142,9592,427,734
20231,795,181538,554179,518142,9592,656,212
20241,974,699592,410197,470142,9592,907,537
20252,172,169651,651217,217142,9593,183,995
20262,389,386716,816238,939142,9593,488,099
20272,628,325788,497262,832142,9593,822,613
20282,891,157867,347289,116142,9594,190,578
20293,180,273954,082318,027142,9594,595,340
20303,498,3001,049,490349,830142,9595,040,579
Penyusutan (Depresiasi) Aktiva Tetap
Dalam proyeksi finansial diperhitungkan penyusutan aktiva tetap dengan asumsi umur ekonomis masing-masing jenis aktiva sebagai berikut.
Jenis Aktiva TetapUmur
Ekonomis
(Tahun)Penyusutan
Per Tahun
(%)
Fasilitas Pekerjaan Sipil (termasuk landas pacu) 303.33
Bangunan gedung303.33
Peralatan Komunikasi. Navigasi dan peralatan lainnya156.67
Sistem pengadaan air. pengelolaan limbah dan lainnya1010
Hasill Evaluasi FinansialProyeksi keuangan selama 20 tahun (20112030) telah dilakukan berdasarkan pada perkiraan penerimaan dan biaya operasional dan selanjutnya dievaluasi berdasarkan analisis rasio keuangan dan perhitungan Financial Internal Rate of Return (FIRR) sebagai berikut:
1)Rasio Keuangana)Working Ratio (untuk menetapkan posisi hasil usaha)Pengeluaran Operasional
----------------------------------- 100%
Penerimaan
b)Debt Service Coverage (untuk mengukur kemampuan pengembalian pinjaman)Laba Operasional
----------------------------------------------- 100
Angsuran pokok dan bunga pinjaman
Rasio keuangan tahun 2011, 2016, 2026 dan 2030 adalah sebagai berikut:
Tabel Rasio Keuangan
Rasio Keuangan2011201620262030
Working Ratio770.8%707.9%904.8%1139.1%
Debt Service Coverage----
2) Net Present Value, BCR dan Financial Internal Rate of Return (FIRR)
-Dengan menggunakan tingkat bunga sebesar i (tertentu) untuk memperkirakan selisih antara biaya dan penerimaan yang ada saat ini dan masa mendatang. maka suatu proyek dinyatakan layak bila memiliki nilai akhir yang lebih besar dari nol. Net Present Value atau NPV pada akhir umur rencana harus lebih besar dari nol.
NPV > 0. proyek dinyatakan layak
NPV < 0. proyek dinyatakan tidak layak.
Perhitungan NPV dinyatakan dalam formula sebagai berikut.
Di mana:
NPV=Net PresentVvalueBt=nilai manfaat atau penerimaan pada tahun ke-t
Ct=nilai biaya dan investasi pada tahun ke-t
i=tingkat bunga atau discount factor yang berlaku-Metode BCR (Benefit Cost Ratio) secara ringkas membandingkan besarnya manfaat dengan biaya yang dikeluarkan selama umur proyek. BCR dengan nilai lebih dari 1 menunjukkan bahwa program investasi fasilitas bandar udara akan menguntungkan. sebaliknya BCR kurang dari 1 menunjukkan bahwa proyek tersebut tidak layak. Perhitungan biaya dan manfaat dilakukan pada harga sekarang (present value) dengan memberikan faktor diskon sesuai dengan tingkat bunga yang berlaku.
Proyek dinyatakan layak. bila BCR > 1
Proyek dinyatakan tidak layak. bila BCR < 1.
Perhitungan BCR dapat ditunjukkan dengan formula sebagai berikut:
Di mana:
BCR=Benefit Cost RatioBt=nilai manfaat atau penerimaan pada tahun ke-t
Ct=nilai biaya (investasi dan operasional) pada tahun ke-t
i=tingkat bunga-Nilai FIRR digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan apakah proyek layak (feasible) atau tidak.
Jika FIRR lebih tinggi dari cost of capital. maka proyek dinilai layak (feasible). FIRR diperoleh dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Di mana:
n=Periode proyeksi
Bt =Benefit (penerimaan) dalam tahun ke-t.
Ct =Cost (biaya) dalam tahun ke-ti =Discount Rate (FIRR) Secara financial hasil perhitungan FIRR sebesar -8,41% yang berarti lebih kecil dari biaya modal yang diperhitungkan sebesar 6 %. dengan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) sebesar: - Rp. 33.168 juta (