Upload
david-kristianto
View
239
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Finance
Citation preview
A.Pengertian Bank Konvensional dan Definisi Serta
Prinsip
Pengertian Bank Konvensional - Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank
Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Martono (2002) menjelaskan prinsip konvensional yang digunakan bank konvensional
menggunakan dua metode, yaitu :
Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti tabungan, deposito
berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang diberikan berdasarkan tingkat bunga
tertentu.
Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau menerapakan berbagai biaya
dalam nominal atau prosentase tertentu. Sistem penetapan biaya ini disebut fee based.
Bank Konvensional
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh
imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham
adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan
suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan
pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah).
Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi
antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi
sebagai lembaga perantara saja
Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan
Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak belakang
Sistem bunga:
o Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank
o Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank
o Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat
ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
o Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam
o Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam
o Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
Contoh bank konvensional :
Bank pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Berikut ini adalah daftar bank pemerintah, yaitu:
Bank Mandiri ( sebelum 1998 adalah Bank Dagang Negara , Bank Bumi Daya , Bank
Exim , Bank Pembangunan Indonesia )
Mutiara Bank ( sebelum tanggal 16 September 2009 bernama "Bank Century"/"Bank
CIC", penyertaan saham sementara oleh Pemerintah Indonesia melalui LPS )
Bank Negara Indonesia
Bank Rakyat Indonesia
Bank Tabungan Negara
Bank swasta nasional devisa
Bank BRI Agroniaga, sebelumnya dikenal sebagai "Bank Agroniaga"
Bank Anda (Surabaya), sebelumnya dikenal sebagai "Bank Antar Daerah"
Bank Artha Graha Internasional, sebelum bulan Mei 2005 bernama "Bank Interpacific"
Bank Bukopin
Bank Bumi Arta
Bank Capital Indonesia
Bank Central Asia
Bank CIMB Niaga, sebelum tanggal 15 Oktober 2008 bernama "Bank Niaga" dan "Bank
Lippo
Bank Danamon Indonesia
Bank Ekonomi Raharja
Bank Ganesha
Bank Hana, sebelum tanggal 17 Maret 2008 bernama "Bank Bintang Manunggal"
Bank Himpunan Saudara 1906 (Bandung)
Bank ICB Bumiputera, sebelum tanggal 11 September 2009 bernama "Bank Bumiputera
Indonesia"
Bank ICBC Indonesia, sebelumnya bernama "Bank Halim Indonesia"
Bank Index Selindo
Bank Maybank Indonesia, sebelumnya bernama "Bank Internasional Indonesia"
Bank Maspion (Surabaya)
Bank Mayapada
Bank Mega
Bank Mestika Dharma (Medan)
Bank Metro Express
Bank Nusantara Parahyangan (Bandung)
Bank OCBC NISP, sebelum tanggal 7 Februari 2011 bernama "Bank NISP"
Bank of India Indonesia, sebelum tanggal 17 November 2011 bernama "Bank Swadesi"
Panin Bank
Bank Permata, sebelum tanggal 18 Oktober 2002 bernama "Bank Bali"
Bank QNB Kesawan, sebelum tanggal 12 Desember 2011 bernama "Bank Kesawan"
Bank SBI Indonesia, sebelum tanggal 30 April 2009 bernama "Bank Indo Monex"
Bank Sinarmas, sebelumnya bernama "Bank Shinta Indonesia"
Bank UOB Indonesia, sebelum tanggal 19 Mei 2011 bernama "Bank UOB
Buana"/sebelumnya bernama "Bank Buana Indonesia"
Jasa-Jasa Perbankan Konvensional
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah] Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan
kartu kredit] Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya
penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan
cara barter yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak
yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan
yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat.
Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat
memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana
pinjaman.
Dibawah ini macam-macam jasa yang diberikan oleh bank, diantaranya:
1. Inkasso
2. Transfer
3. Safe Deposit Box (Kotak Penyimpanan)
4. Letter Of Credit (L/ C) / Ekspor Impor
5.Travellers Cheque
1. INKASO
Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa
penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk
oleh si pemberi amanat.
Warkat-Warkat Yang Digunakan Dalam Incaso
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Wesel
4. Kuitansi
5. Surat Aksep
6. Deviden
7. Kupon
1. Warkat Inkaso
1. Warkat inkaso tanpa lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang tidak dilampirkan
dengan dokumen – dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga.
2. Warkat inkaso dengan lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang dilampirkan dengan
dokumen – dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen –
dokumen penting.
2. Jenis Inkaso
1. Inkaso Keluar, Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan
oleh nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk
menagih warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain di kota lain.
2. Inkaso masuk, Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari
nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.
2. TRANSFER
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya
hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain
mengkredit.
- Transfer Keluar
Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas
pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar
- Transfer Masuk
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary
3. SAFE DEPOSIT BOX
Layanan Safe Deposit Box adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat
berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah
yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk memberikan rasa aman bagi penggunanya.
Kondisi ketidakpastian selalu menambah rasa khawatir, terutama menyangkut keamanan barang-
barang yang tidak ternilai harganya. Dalam menentukan pilihan untuk tempat penyimpanan yang
tepat, tentunya harus memilih tempat yang terpercaya.
Kegunaan Safe Deposit Box
1. Untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting seperti sertifikat-sertifikat,
saham, obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran, ijazah, dan lain-lain.
2. Untuk menyimpan benda-benda berharga seperti emas, berlian, mutiara, intan, dan lain-
lain.
Barang-barang Yang Dilarang Disimpan Dalam Safe Deposit Box
1. Narkotik dan sejenisnya
2. Bahan yang mudah meledak
Keuntungan Safe Deposit Box
1. Bagi Bank
Biaya sewa
Uang jaminan yang mengendap
Pelayanan nasabah
2. Bagi Nasabah
Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan
Keamanan barang terjamin
4. LETTER of CREDIT
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen merupakan salah
satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan
pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu
sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran.
Jenis dan Manfaat Letter of Credit
Isi dari perjanjian LC mencakup banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan, cara pembayaran
dan lain – lain. Berdasarkan isi perjanjian tersebut, LC dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Ruang Lingkup Transaksi
LC Impor:adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi jual beli barang/jasa
melewati batas – batas Negara.
LC Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN):adalah LC
yang digunakan untuk mengadakan transaksi di dalam wilayah suatu Negara.
2. Saat Penyelesaian
Sight LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai dengan dokumen tiba.
Usance LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai wesel yang diterbitkan
jatuh tempo (tidak lebih lama dari 180 hari).
3. Pembatalan
Revocable LC:adalah LC yang dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh issuing
bank setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang berhak
menerima pembayaran (beneficiary). LC jenis ini biasanya digunakan sebagai bekal awal
sebelum negosiasi antara importir dan eksportir mencapai kesepakatan final.
Irrevocable LC:adalah LC yand tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh
issuing bank setiap saat tanpa persetujuan beneficiary. Apabila suatu LC tidak secara
eksplisit menyatakan ‘revocable’ atau ‘irrevocable’, maka LC tersebut dianggap sebagai
irrevocable LC.
4. Pengalihan Hak
Transferable LC:adalah LC yang diberikan hak kepada beneficiary untuk mengalihkan
sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain. Pengalihan hak ini
hanya dapat dilakukan satu kali.
Untransferable LC:adalah LC yang tidak memberikan hak kepada beneficiary untuk
mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain.
5. Pihak advising bank
General/Negotiating/Non-Restricted LC:adalah LC yang tidak menyebutkan dengan bank
yang akan menjadi advising bank.
Restricted/Straight LC:adalah LC yang menyebutkan dengan tegas bank yang menjadi
advising bank.
6. Cara Pembayaran kepada Beneficiary
Standby LC:adalah surat pernyataan dari pihak bank yang menyatakan bahwa apabila
pihak yang dijamin (nasabah bank tersebut) cidera janji maka pihak bank akan
menerbitkan Sight LC untuk kepentingan yang menerima jaminan yaitu beneficiary.
Red-Clause LC:adalah LC yang memperkenankan penarikan sejumlah tertentu uang
muka oleh beneficiary. LC ini diterbitkan biasanya hanya apabila issuing bank benar –
benar percaya pada reputasi beneficiary.
Clean LC:adalah LC yang pembayarannya kepada beneficiary dapat dilakukan hanya atas
dasar kwitansi/wesel/cek tanpa harus menyerahkan dokumen pengiriman barang.
Manfaat yang dapat diharapkan oleh bank dengan memberikan fasilitas Letter of Credit kepada
nasabahnya antara lain adalah:
Penerimaan biaya administrasi berupa provisi/komisi yang merupakan fee based income
bagi bank.
Pengendapan dana setoran yang merupakan dana murah bagi bank.
Pemberian pelayanan kepada nasabahnya sehingga nasabah menjadi lebih loyal kepada
bank.
5. TRAVELLERS CHEQUE
Travellers cheque yaitu cek wisata atau cek perjalanan yang digunakan untuk bepergian.
Keuntungan Travellers cheque :
1. Memberikan kemudahan berbelanja
2. Mengurngi resiko kehilangan uang
3. Memberikan rasa percaya diri
Jasa – jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana, baik
yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung.
PRODUK-PRODUK PERBANKAN
Produk-produk perbankan adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan
dari jasa-jasa lalu lintas pembayaran. Berikut ini produk-produk perbankan yang dikeluarkan
oleh bank-bank pada umumnya.
a. Produk Kredit Pasif
Produk perbankan yang termasuk produk kredit pasif adalah tabungan giro, deposito berjangka
dan deposit on call.
i. Tabungan (Saving deposit)
Tabungan adalah simpanan pada bank yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan
menggunakan sarana yang ditentukan oleh setiap bank yang menerbitkan produk
tersebut.
ii. Giro (demand deposito)
Giro atau biasa disebut rekening koran adalah simpanan pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro (surat perintah
pembayaran), atau dengan cara pemindah bukuan.
iii. Deposito (time deposit)
Deposito adalah simpanan pada bank yang penarikkannya hanya dapat dilakukan sesudah
jangka waktu tertentu, menurut perjanjian antara penyimpan dan bank.
iv. Deposit on call
Deposit on call adalah simpanan pada bank yang pengambilannya dapat dilakukan
sewaktu-waktu, tetapi sebelum melakukan pengambilan, pihak penyimpan harus
memberitahukan kapan akan melakukan pengambilan kepada bank.
b. Produk Kredit Aktif
Produk perbankan yang termasuk produk kredit aktif adalah kecil rekening koran, kredit aksep,
dan kredit remburs.
i. Kredit rekening koran
Kredit rekening koran adalah kredit yang dapat diambil sesuai dengan kebutuhan
piminjam (debitur) dengan jaminan surat berharga, barang yang tersedia dalam gudang
peminjaman, serta penyerahan barang-barang bergerak atau tidak bergerak.
ii. Kredit aksep
Kredit aksep adalah pinjaman yang diberikan dengan cara mengeluarkan wesel serta
dapat diperdagangkan oleh pemegangnya.
iii. Kredit remburs (letter of kredit)
Kredit remburs adalah pembayaran atas barang-barang yang diimpor dari luar negari.
Pembayaran atas impor barang untuk sementara dilakukan oleh bank. Setelah importir
mendapat hasil, ia harus membayar pada bank sesuai perjanjian semula
c. Produk berupa Jasa Lalu Lintas Moneter
Produk perbankan yang termasuk produk jasa lalu lintas moneter adalah pengiriman atau transfer
yang, inkaso, diskonto, delegasi kredit, jual beli cek perjalanan, kartu kredit dan ATM.
i. Pengiriman atau transfer uang.
Transfer adalah pengiriman uang dari suatu cabang bank ke cabang lain bank tersebut atu
ke bank lain atas amanat nasabah, baik nasabah yang mempunyai rekening maupun
nasabah yang tidak tetap (working customers) yang ditunjukan untuk diri pemberi amanat
atau orang lain di dalam negeri dan luar negeri. Tranfer merupakan salah satu pelayanan
jasa dalam bidang lalu lintas pembayaran. Manfaat transfer bagi nasabah adalah :
- membantu kelancaran transaksi perdagangan
- membantu pelaksanaan pembayaran uang akomodasi
Sementara, manfaat transfer bagi bank adalah :
- menambah jumlah modal yang dimilikinya
- memperbesar volume peredaran uang.
- partisipasi dalam rangka memperlancar peredaran uang di masyarakat.
ii. Inkaso (collection)
Inkaso adalah kuasa oleh perusahaan atau perseorangan kepada bank untuk penagihan
piutang meupun pembayaran kepada pihak lain (dalam dan luar negeri), baik dalam
bentuk rupiah maupun mata uang asing. Atas jasa ini bank mendapat keuntungan sebesar
nota inkaso yang telah disepakati.
Objek inkaso adalah wesel (draft), cek, surat aksep, kupon atau dividen surat
undian, kuitansi dan nota-nota tagihan lainnya inkaso bermanfaat untuk mempermudah
nasabah dalam melakukan tagihan kepada pihak lain, karena nasabah tidak harus datang
sendiri dalam melakukan penagihan karena sudah diwakili oleh pihak bank.
iii. Diskonto
Diskonto adalah pemberian jasa atas pembelian dan penjualan surat-surat berharga yang
dijamin oleh bank yang bersangkutan.
iv. Delegasi kredit (banker orders)
Delegasi kredit adalah pemberian kuasa dari seseorang atau badan hukum untuk
melaksanakan pembayaran kepada seseorang atau badan hukum lain secara berkala.
Kuasa yang diberikan misalnya untuk membayar rekening listrik, telepon dan sebagainya.
v. Jual beli cek perjalanan (traveller’s cheque)
Traveller’s cheque atau cek perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh bank sebagai
pengganti uang tunai untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam perjalanan,
bepergian, atau rekreasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Travellers cheque
memiliki beberapa keuntungan baik bagi nasabah maupun bagi bank yang
mengeluarkannya. Manfaat traveller’s cheque bagi nasabah antara lain adalah :
- nasabah dapat melakukan pembayaran perjalanan dengan lebih mudah, cepat praktis
dan efisien
- nasabah dapat melakukan penukaran traveller’s cheque dengan mata uang tunai di hotel,
restoran, bank, biro perjalanan, dan sebagainya yang ditunjuk oleh bank yang
bersangkuta;
- tingkat keamanan lebih terjamin.
Sementara, manfaat traveller’s cheque bagi bank yang menerbitkannya adalah :
- memperoleh pemasukan dari penjualan traveller’s cheque
- memperoleh imbalan jasa berupa komisi
vi. Kartu kredit (credit card)
Kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang atau cek, yang dapat digunakan
untuk membayar pembelian di toko, menginap di hotel, maupun tempat-tempat lain yang
menyediakan pelayanan pembayaran dengan kartu kredit tersebut. Secara teknis, kartu
kredit berfungsi sebagai sarana pemindah bukuan dalam melakukan pembayaran suatu
transaksi. Congoh : kartu kredit Fix dan Fast dari Danamon, kartu kredit Bank Niaga,
kartu kredit BCA, kartu kredit BNI dan lain-lain.
vii. Anjungan tunai mandiri (ATM)
Anjungan tunai mandiri atau authomatic teller machine (Inggris) adalah kartu yang
diberikan oleh bank kepada nasabah yang dapat digunakan untuk menarik dana yang
dimilikinya dengan cara memasukkan kartu tersebut pada mesin yang tersedia di
anjungan tunai mandiri pemilik kartu ATM memasukkan kartunya pada mesin ATM dan
untuk pengamanannya, masing-masing nasabah memiliki PIN (personal identification
number) yang hanya diketahui oleh yang bersangkutan sendiri. Setelah memasukkan PIN
nasabah melaksanakan prosedur sesuai petunjuk dari mesin ATM.
5. Manfaat Produk Perbankan bagi Siswa
Di bawah ini adalah beberapa produk perbankan yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa.
a. Tabungan
Siswa dapat menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung dalam ber bagai bentuk
tabungan yang ditawarkan oleh bank. Memanfaatkan produk tabungan ini berarti memupuk
sikap hidup hemat dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu atau kurang bermanfaat. Di
samping itu, siswa juga mendapatkan keuntungan dari menabung di bank, karena bank
memberikan balas jasa berupa bunga bagi simpanan tersebut.
b. Pengiriman uang atau transfer
Siswa yang tinggal jauh dari orang tua dapat memanfaatkan jasa transfer yang ditawarkan bank.
Tranfer akan memudahkan siswa dalam memperoleh uang kiriman dari orangtuanya.
Pengiriman uang dengan transfer lebih cepat daripada wesel pos. dengan transfer, uang
kiriman dapat dicairkan langsung pada saat uang tersebut disetorkan (system on line)
c. Asuransi
Siwa juga dapat turut serta dalam program asuransi yang ditawarkan oleh bank. Pada saat ini,
bank turut pula mengeluarkan beberapa produk asuransi. Beberapa produk asuransi yang
diterbitkan bank adalah Lippolife dari Bank Lippo dan CAR dari BCA.
Program asuransi yang biasanya ditawarkan untuk keperluan siswa adalah asuransi pendidikan
dan asuransi jiwa. Asuransi pendidikan memberikan jaminan pemenuhan biaya sekolah
hingga lulus perguruan tinggi. Siswa dapat mengikuti program asuransi secara individu dan
kolektif. Secara individu, orangtua mendaftarkan siswa, sedangkan secara kolektif, sekolah
mengasuransikan siswanya.
d. ATM (anjungan tunai mandiri)
Siswa dapat pula memanfaatkan kartu ATM yang ditawarkan oleh berbagai bank untuk
memenuhi keperluannya. Kartu ATM dapat dimanfaatkan untuk berbelanja kebutuhan sekolah
dan keperluan sehari-hari di berbagai tempat. Penggunaan ATM memberikan rasa aman, karena
siswa tidak peru lagi membawa uang tunai ketika berbelanja.
SUMBER DANA BANK
Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana.
Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila
dana telah dihimpun.penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara
tertentu sehingga efisien dan dapat di sesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.
Salah satu kendala bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah
masalah kebutuhan dana. Hampir seratus persen perusahaan memerlukan dana untuk membiayai
kegiatan usahanya, baik untuk biaya rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha. Pentingnya
dana membuat setiap perusahaan berusaha keras mencari sumber-sumber dana yang tersedia,
termasuk perusahaan lembaga keuangan semacam bank.
Dana untuk membiayai operasi suatu bank, dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri pakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat
atau dari lembaga lainnya. Disamping itu untuk membiayai operasinya, dana dapat pula di
peroleh dengan modal sendiri, yaitu setoran modal dari para pemilik atau bank mengeluarkan
atau menjual saham baru kepada pemilik baru. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan
dari penggunaan dana tersebut.
PENGERTIAN SUMBER DANA BANK
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai
kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan
sehari-harinya adalah bergerak dibidangan keuangan, maka sumber-sumber dana tidak terlepas
dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan
pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga
tesebutlah bank memperoleh keuntungan.
SUMBER-SUMBER DANA BANK
1. Dana Bank Itu Sendiri
Sumber dana bank yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan sumber dana modal sendiri.
Maksudnya adalah modal setoran dan para pemegang sahamnya. Apabila saham yang terdapat
dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariannya
dapat dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan
perusahaan untuk melakukan ekpansi, maka perusahaan dapat mengelurkan saham baru dan
menjual saham baru tersebut di pasar modal.
Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri
dari ; Setoran modal dari pemegang saham, Cadangan-cadangan bank, dan Laba yang belum
dibagi.
2. Dana Dari Masyarakat
Sumber dana ini merupaka sumber dana terpenting bagi kegiatan opersai suatu bank dan
merupakan ukuran keberhasialan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.
Pentingnya sumber dana dari masyarakat, disebabkan sumber dana dari masyarakat merupakan
sumber dana yang paling utama bagi bank.
Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat, bank dapat menawarkan berbagai jenis
simpanan. Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan agar para nasabah
penyimpan mempunyai banyak pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap pilihan
mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperolehnya, yaitu
berupa keuntungan, kemudahan atau keamanan uangnya atau kesemuanya.
Pada dasarnya sumber dari masyarakat dapat berupa giro (demand deposit), tabungan (saving
deposit), dan deposito berjangka (time deposit) yang berasal dari nasabah perorangan atau suatu
badan.
a. Giro
rekening giro, adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menerbitkan cek untuk penariakan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek
atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Cek, merupakan perintah tak bersyarat kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada saat penyerahannya atas badan rekening penarik cek.
Bilyet giro, pada dasarnya merupakan perintah kepada bank untuk memindah bukukan sejumlah
tertentu uang atas beban rekening penarik pada tanggal tertentu kepada pihak yang tertentu
dalam bilyet giro tersebut dan bilyet giro dapat dibatalakan secara sepihak oleh penarik dan
disertai dengan alasan pembatalan.
Jasa giro, merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank kepada giran atas sejumlah saldo
gironya yang mengendap di bank.
b. deposito berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu sesuai tanggal yang terjanjikan antara deposan dan bank.
c. tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu
yang disepakati dan tidak dengan cek atau bilyet giro atau alat lain yang dapat dipersamakan
dengan itu.
3. Dana Pinjaman
a. call money
Merupakan sumber dana yang dapat diperoleh bank berupa pinjaman jangka pendek dari bank
lain melalui interbank call money market. Sumner dana ini sering digunakan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek, seperti bila terjadi kalah kliring atau
adanya penarikan dana besar-besaran oleh para deposan.
b. pinjaman antar bank
Kebutuhan pendanaan kegiatan usaha suatu bank dapat juga diperoleh dari pinjaman jangka
pendek dan menengah dari bank lain. Pinjaman ini dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan
dana yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan
bank.
c. kredit likuiditas bank Indonesia
Sesuai dengan namanya, kredit likuiditas bank Indonesia adalah kredit yang diberikan oleh bank
Indonesia terutama kepada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas.
4. Sumber Dana Lain
Sumber dana ini merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana yang telah disebut sebelumnya. Pencarian dari sumber dana ini relative
lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Sumber dana yang lain ini selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan usaha perbankan dan perekonomian secara umum.
Sumber-sumber tersebut antara lain :
- setoran jaminan, setoran jaminan merupakan sejumlah dana yang wajib diserahkan oleh
nasabah yang menerima jasa-jasa tertentu dari bank.
- dana transfer, salah satu jasa yang diberikan bank adalah pemindahan dana. Pemindahan dana
bisa berupa pemindahbukuan antar rekening, dari uang tunai ke suatu rekening, atau dari suatu
rekening untuk kemudian ditarik tunai.
- surat berharga pasar uang, surat berharga pasar uang adalah surat-surat berharga jangka
pendek yang dapat diperjual belikan dengan cara didiskonto oleh bank Indonesia. Dalam hal ini
pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat,
baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan
B.Pengertian Bank Syariah dan Fungsi Bank Syariah
Sekarang ini banyak berkembang bank syariah.Bank syariah muncul di Indonesia pada awal
tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,
maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah
efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara
sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang
atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan
bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah
penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan
besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang
berlaku pada bank syariah :
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan
hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi
bank syariah, bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah
tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia,
dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip
syariah. Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri.
Perbankan Syariah
Selain Perbankan Konvensional, di Indonesia juga ada Bank Syariah mulai tahun 1992 . Bank
Syariah pertama di Indonesia adalah BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang mulai beroperasi
pada tanggal 1 Mei 1992. Bank syariah ada karena adanya keinginan umat muslim untuk kaffah
yaitu menjalankan aktivitas perbankan sesuai dengan syariah yang diyakini, terutama masalah
larangan riba, serta hal-hal yang berkaitan dengan norma ekonomi dalam Islam seperti larangan
maisyir (judi dan spekulatif), gharar (unsur ketidak jelasan), jahala dan keharusanmemperhatikan
kehalalan cara dan objek investasi
Kitab Al-Qur’an melarang riba, antara lain:
a. Al-baqarah : 278-279
“Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) …………..Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya.”
b. Ali- Imran : 130
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan.”
c. An-nisaa : 130
“…………dan disebabkan mereka memakan riba padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil…………….”
d. Ar-ruum : 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) agar ia bertambah pada harta manusia, maka pada sisi Allah itu
tidak bertambah……..”
Selain dalam Al-Qur’an, larangan riba juga terdapat pada dalam hadits Rasulullah SAW. Dalam
pandangan Islam, uang tidak menghasilkan bunga atau laba dan uang tidak dipandang sebagai
komoditi.
Berkembangnya Bank-bank Syariah di negara-negara Islam (Mesir: Mit Ghamar Bank, Islamic
Development Bank, Faisal Islamic Bank, Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank dll)
berpengaruh ke Indonesia. Diskusi ataupun Lokakarya diselenggarakan sampai akhirnya Tim
Perbankan MUI menanda tangani Akte Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1
November 1991.
Perkembangan Bank syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya UU no 10
tahun 1998.Dalam UU tsb diatur dengan rinci landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank syariah. UU tsb memberi arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah/ unit usaha syariah (UUS) atau mengkonversi
menjadi bank syariah
KEUNIKAN PERBANKAN SYARIAH
Fungsi dasar bank syariah secara umum sama dengan bank konvensional, sehingga
prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah. Namun adanya
sejumlah perbedaan cukup mendasar dalam operasional bank syariah menuntut adanya
perbedaan pengaturan dan pengawasan bagi Bank syariah
Perbedaan mendasar tersebut terutama:
a. Perlunya jaminan pemenuhan ketaatan pada prinsip syariah dalam seluruh aktivitas bank.
b. Perbedaan karakteristik operasional khususnya akibat dari pelarangan bunga yang digantikan
dengan skema PLS dengan instrumen nisbah bagi hasil.
Langkah penting untuk mengatasi masalah unik dari sistem bagi hasil misalnya : moral hazard
(tindakan yang dilakukan oleh penerima amanat yang bertentangan dengan kesepakatan awal
dalam menjalankan amanat yang diterimanya), asymmetric information (ketidakseimbangan
informasi antara pemberi amanat dan yang diberi amanat, di mana pihak yang diberi amanat
memiliki informasi yang lebih banyak ketimbang pihak yang memberi amanat), dll adalah
dengan cara:
a. penerapan good governance (tata kelola yang baik)
b. ketentuan disclosure dan transparansi keuangan
c. pengembangan skema insentif yang optimal dll
Jenis Produk Bank Syariah
Jenis produk Bank Syariah akan tergantung pada fungsi pokok bank syariah. Fungsi
pokok bank syariah dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat terdiri dari:
1. Fungsi Pengumpulan Dana (Funding)
2. Fungsi Penyaluran Dana (Financing)
3. Pelayanan Jasa (Service)
Dalam bank syariah produk-produk penghimpunan dana dapat diterapkan berdasarkan prinsip
masing-masing, yaitu:
a. Wadiah yaitu akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil sewaktu-waktu. Pihak
yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk keamanan dan pemeliharaan.
b. Mudharabah yaitu akad usaha dimana salah satu pihak memberikan modal (Sahibul Mal),
sedangkan pihak lainnya memberikan keahlian (Mudharib) dengan nisbah yang disepakati dan
apabila terjadi kerugian , maka pemilik modal menanggung kerugian tersebut.
Mudharabah dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Mudharabah mutlaqah (investasinya tidak terikat).
b) Mudharabah muqayyadah: investasinya terikat (tertentu).
Selanjutnya di PSAK no 59 paragraf 8 dan 9 secara rinci dijelaskan pengertian dari kedua jenis
Mudharabah ini.
08 Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan
kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya
09 Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan objek investasi.
Contoh batasan tersebut, misalnya:
a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya
b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa jaminan c)
mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga
Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penghimpunan dana (funding) terdiri dari:
1. Giro
- simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan kesepakatan dengan
menggunakan cek atau kartu ATM sebagai media/alat penarikan.
- dapat dibuka oleh perorangan atau perusahaan.
- Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening (account payable).
Sesuai dengan penjelasan tentang 2 akad diatas, maka giro menggunakan akad Wadiah.
2. Simpanan/tabungan:
- simpanan yang dapat diambil berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan buku/kartu
tabungan atau kartu ATM sebagai alat penarikan.
- Buku tabungan merupakan bukti pemilikan dari pemegang rekening.
- Terdapat aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal.
Kedua jenis akad di atas dapat dipakai dalam simpanan. Jadi jenis simpanan menurut akadnya
dibagi menjadi:
- Simpanan Wadiah dan
- Simpanan Mudharabah
3. Deposito
- simpanan untuk jangka waktu tertentu yang dapat diambil setelah jangka waktu tertentu.
- menggunakan bilyet sebagai tanda bukti simpanan.
- mendapatkan bagi hasil yang dibayarkan tiap akhir bulan.
Akad yang dapat dipakai dalam Deposito adalah Mudharabah.
Catatan:
*) Bila akad yang dipakai adalah Mudharabah muqayyadah, maka:
- nasabah meminta Bank untuk menyalurkan dananya kepada projek atau nasabah tertentu.
- Atas tugas ini bank dapat memperoleh fee atau porsi keuntungan.
- Keuntungan yang diperoleh dari penyaluran dana ini dibagi antara nasabah sebagai pemilik
modal (Sahibul Mal) dan pelaksana projek sebagai mudharib (orang yang memberikan keahlian)
- Pola seperti ini dalam dunia perbankan disebut chanelling bukan executin
Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penyaluran dana (financing) dibagi menjadi 3
kategori besar:
1. Jual-beli
2. Bagi Hasil/Untung
3. Sewa
1. Jual-beli
Produk jual-beli dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Murabahah
b. Salam dan salam parallel
c. Istishna dan istishna paralel
Penjelasan dari masing-masing produk disajikan berikut ini
a. Murabahah
- adalah pembiayaan berdasarkan jual-beli dimana Bank bertindak selaku penjual dan nasabah
selaku pembeli
- Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk Bank disepakati dimuka
- Dalam fiqih klasik murabahah dilakukan secara tunai, dalam praktik perbankan nasabah dapat
membayar secara angsuran dan untuk antisipasi kemacetan, Bank dapat meminta jaminan
- Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari penjual pertama. Dalam perbankan
syariah barang dapat dikirim langsung kepada nasabah atau nasabah membeli sendiri selaku
wakil Bank dalam membeli
- Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk pembelian barang tersebut secara
murabahah
- Bila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi sebelum jatuh tempo, nasabah dapat
meminta keringanan (diskon) bila Bank menyetujui b. Salam dan salam paralel
- adalah pembiayaan berdasarkan jual-beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran
dilakukan dimuka dengan syaratsyarat tertentu
- dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli sedangkan nasabah bertindak selaku
penjual. Uang pembelian diberikan dimuka kepada nasabah
- Karena barang akan dikirimkan kemudian, maka nasabah selaku penjual berhutang kepada
bank
- Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian atau produk-produk yang
terstandarisasi
- Bank hanya mendapat keuntungan apabila komoditi yang dikirim oleh nasabah dijual dengan
harga yang lebih tinggi
- Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo kepada pihak lain dengan cara yang
sama (salam), tapi tidak boleh dikaitkan dengan salam yang pertama. Bila hal ini yang terjadi
maka salamnya adalah Salam paralel
- Apabila dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi dikhawatirkan terkena
riba
- Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) dalam menyerahkan barang yang dipesan, maka
kewajiban terhadap bank tidak berubah. Penyerahan barang harus tetap dilakukan walaupun
harus ditunda karena kegagalan
- Jika bank setuju, modal bank dikembalikan senilai ketika pertama kali diberikan
c. Istishna dan istishna parallel
- hampir sama dengan salam tetapi berbeda pada objek yang dibiayai dan cara pembayarannya
- Pada Salam objek yang dibiayai sudah terstandarisasi, sedangkan pada istishna objek yang
dibiayai bersifat customized (harus dibuat terlebih dahulu)
- Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus, sedangkan pada istishna
pembayaran oleh bank dapat dicicil/bertahap 2. Bagi Hasil/Untung
Produk Bagi Hasil/Untung dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Mudharabah
b) Musyarakah
c) Rahn
a) Mudharabah
- dalam pembiayaan Mudharabah , bank bertindak sebagai pemilik dana (sahibul mal) dan
nasabah sebagai pengelola usaha (mudharib)
- dalam fiqih klasik yang dibagikan adalah keuntungan (pendapatan dikurangi biaya), tetapi
dalam praktik yang dibagikan adalah Revenue karena sulit untuk menemukan kesepakatan
tentang biaya-biaya yang dikeluarkan nasabah
- Nisbah bagi hasil disepakati di muka termasuk bila terjadi kerugian
- dalam fiqih klasik, Mudharabah adalah akad yang modal dikembalikan ketika usaha berakhir.
Dalam sebagian praktik perbankan syariah, modal yang digunakan nasabah dicicil untuk
memudahkan pengembalian ketika Mudharabah berakhir
- dalam fiqih klasik, ketika usaha menemui kegagalan semua aset yang tersisa dijual dan
dikembalikan kepada sahibul mal (Bank).
Dalam perbankan syariah nasabah selaku mudharib (pengelola usaha) masih diberi kesempatan
untuk melanjutkan/memperbaiki usaha dengan penambahan modal dari bank b) Musyarakah
- dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang masing-masing
memberikan dana untuk usaha
- pembagian keuntungan menurut kesepakatan dan apabila rugi dibagi menurut porsi modal
masing-masing (proporsional)
- selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam manajemen sesuai kaidah musyarakah c) Rahn
(gadai)
- adalah penyerahan jaminan untuk mendapat pinjaman
- Rahn dalam syariah dapat berbentuk:
- Fiducia: penyerahan barang, tetapi hanya dokumen yang ditahan. Barangnya masih dapat
digunakan oleh pemilik
- Gadai : penyerahan barang secara fisik sehingga pemilik tidak dapat menggunakan lagi.
3. Sewa (Ijarah)
- Bila pembiayaan berdasarkan akad Ijarah maka Bank berlaku sebagai pemberi sewa (mu’jir)
dan nasabah selaku penyewa (musta’jir)
- Pada fiqih klasik, bank (pemberi sewa), bank harus memiliki barang sebelum menyewakan
kepada nasabah (penyewa)
- Pada umumnya Bank tidak memiliki barang, tetapi menyewa dari pihak lain, kemudian
menyewakan lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi selama tidak ada kaitan
antara akad sewa pertama dengan sewa kedua
- Ijarah dalam bank syariah bisa disamakan dengan operating lease, bukan financial lease atau
capital lease (lihat bahasan sewa guna usaha/leasing). Jadi bank bertanggung jawab atas
pemeliharaan aset yang disewa
- Bila bank memiliki objek yang disewakan, maka bank dapat memberi Opsi bagi nasabah untuk
memiliki objek yang disewanya. Ijarah jenis ini dinamakan Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik atau
Ijarah wal Iqtina. Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik memakai 2 akad yaitu akad sewa dan janji
(opsi) kepemilikan. Kepemilikan bisa dilakukan kalau masa sewa telah berakhir. Hal ini hampir
sama dengan capital lease.
Jasa Perbankan Syariah
adalah pelayanan Bank terhadap nasabah dengan tidak menggunakan modal tunai. Atas jasa
yang diberikan, bank akan menerima imbalan (fee).
Jenis Produk Bank bila dilihat dari fungsi pelayanan jasa (service) terdiri dari:
a. Transfer (pengiriman uang)
b. Inkaso (pencairan cek)
c. Valas (penukaran mata uang asing)
d. L/C (Lettter of Credit)
e. Letter of Guarantee dll
Bank syariah menggunakan akad dalam penetapan produknya.
Akad yang dipakai sebagai dasar dalam jasa perbankan syariah:
1. Wakalah (Perwakilan)
Produk yang memakai akad ini: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C
2. Kafalah (Penjaminan)
Produk yang memakai akad ini: Bank Guarantee, L/C, Charge Card
3. Hawalah (Pengalihan Piutang)
Produk yang memakai akad ini:Bill Discounting, Post Dated Check (cek mundur), anjak piutang
4. Sarf (Pertukaran mata uang)
Produk yang memakai akad ini: Jual beli Valuta Asing
Dalam perbankan syariah, jasa perbankan menggunakan dana/fasilitas bank sendiri, oleh karena
itu pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa ini harus disendirikan atau tidak ikut dibagikan
kepada pemilik simpanan.
Untuk mempermudah transaksi antar Bank dan antara Bank dengan Bank Indonesia seperti
perbankan konvensional, , maka Bank syariah juga menggunakan produk Interbank.
Jenis Produk Interbank
a. Sertifikat Mudharabah antar Bank adalah instrumen pasar uang antar bank yang hanya dapat
dijual satu kali kepada bank lain dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia adalah instrumen Bank Indonesia untuk menyerap
kelebihan likuiditas dalam perbankan
c. Fasilitas pembiayaan Jangka Pendek (FPJP) adalah fasilitas Bank Indonesia bagi perbankan
syariah untuk menutupi selisih posisi (mismatch)
Sumber Dana Bank Syariah
Dalam pandangan syariah, uang bukanlah merupakan suatu komoditi merupakan hanya
merupakan alat untuk mencapai pertumbuhan nilai ekonomi. Uang harus dikaitkan dengam
kegiatan ekonomi dasar (primary economic aktivities) baik menufaktur sewa-menyewadan lain-
lain. Secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh
kegiatan tersebut.
Berdasarkan perinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarakat
dalam bentuk:
1. Titipan (wadi’ah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembalianya (guranted
deposit) teapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.
2. Partisipasi modal bagi hasil dan berbagi resiko (non guranted account) untuk investasi
umum (general investment account atau mudharabah mutlaqoh) dimana bank akan
membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai
dengan modal tersebut,
3. Investasi kusus (special investment account atau mudharabah muqayyadah) dimana bank
bertindak sebagai manajer investasi intuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut
berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atau investasi itu.
Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari tiga sumber, yaitu:
Sumber dana bank syariah pertama; Modal Inti (core capital)
Modal inti adalah modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni
pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:
1. Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari modal perusahaan
adalah saham,
2. Cadangan yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup
timbulnya risiko kerugain dikemudian hari, dan
3. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang
saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui rapat umum pemegang saham)
diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank
Sumber dana bank syariah kedua; Kuasi Ekuitas (mudharabah accaount)
Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudaharabah yaitu akad kerja sama
antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib)umtuk melakukan suatu usaha
bersama dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari.
Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukanya sebagai mudharib, bank menjadi jasa bagi para
investor berupa:
Rekening investasi umum dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari
kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan
prinsipmudharabah mutlaqoh,
Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi
nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk
menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek yang mereka setujui,
dan
Rekening tabungan mudhorobah, primsib mudhorobah juga bisa I gunakan untuk jasa
pengelolaan rekening tabunangan. Bank syariah melayani tabungan mudhorobah dalam
bentuk targeted savung di maksudkan untuk seatu pencapaian target kebutuan dalam
jumlah dan atau jangka atau waktu tertentu reklening ini tidak di berikan fasilitas ATM.
Sumber dana bank syariah ketiga; Titipan (wadi’ah) atau Simpanan Tanpa Imbalan (non
remurerated deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga pihak ketiga pada pihak bank, yang umumnya berupa giro
atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk
keamanan mereka dan memperoleh keluasan untuk menarik dananya kembali.