30
Tinjauan Pustaka BATU SALURAN EMPEDU Oleh: dr. Tiara Bunga Indiarsih Pembimbing: dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes PUSKESMAS PANGKALAN BALAI

Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tinjauan pustaka

Citation preview

Page 1: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

BATU SALURAN EMPEDU

Oleh:

dr. Tiara Bunga Indiarsih

Pembimbing:

dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes

PUSKESMAS PANGKALAN BALAI

BANYUASIN

2013

Page 2: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

HALAMAN PENGESAHAN

Tinjauan Pustaka dengan Judul

“BATU SALURAN EMPEDU”

Disajikan Oleh:

dr. Tiara Bunga Indiarsih

Pembimbing:

dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti

program Internship Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Balai Kabupaten

Banyuasin Sumatera Selatan.

Banyuasin, April 2013

Pembimbing

Dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes

Page 3: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

1. Anatomi Kandung Empedu

Kandung empedu bentuknya seperti pir, panjangnya sekitar 7 - 10 cm.

Kapasitasnya sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat

menggembung sampai 300 cc. Organ ini terletak dalam suatu fosa yang

menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri. Bagian ekstrahepatik

dari kandung ampedu ditutupi oleh peritoneum.(yayan 2008).

Menurut Pearce ( 2006) bagian-bagian kandung empedu yaitu:

a. Fundus Vesikafelea

Bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di

atas tepi hati, dan sebagian besar tersusun atas otot polos dan jaringan elastik

merupakan tempat penampungan empedu.

b. Korpus Vesikafelea

Bentuknya terbesar dari kandung empedu dan ujungnya membentuk leher dari

kandung empedu

c. Leher Kandung Empedu

Merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya

getah empedu ke badan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam

kandung empedu.

d. Duktus Sistikus

Panjangnya + 3 ¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung

dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum

e. Duktus Hepatikus

Saluran yang keluar dari leher

f. Duktus koledukus

Page 4: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Saluran yang membawa empedu ke duodenum

Pasokan darah ke kandung empedu adalah melalui arteri akan terbagi menjadi

arteria dan posterior secara khas merupakan cabang dari arteri hepatica kanan,

tetapi asal dari arteri sistika bervariasi.

Menurut Pearce, 2006: 206, kandung empedu mempunyai beberapa lapisan yaitu:

a. Lapisan Serosa Peritoneal

Merupakan lapisan luar dari empedu

b. Lapisan otot tak bergaris

Merupakan lapisan tengah dari empedu.

c. Lapisan dalam mukosa atau membrane mukosa

Merupakan lapisan yang bersambung dengan lapisan saluran empedu yang

memuat sel epitel silinder yang mengeluarkan sekret masin dan cepat

mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak garam empedu atau pigmen karena itu

empedunya menjadi pekat.

2. Fisiologi Kandung Empedu

Empedu diproduksi oleh sel hepatosis sebanyak 500-1500 ml per hari. Di luar

waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Dan disini

mengalami pemekatan sekitar 50 persen. Pengaliran cairan empedu di atur tiga

faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan

sfingter koledukus. (Baughman,2000).

Cairan empedu merupakan cairan yang kental yang berwarna kuning keemasan

kehijauan yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hepar + 500-1000 ml

sehari. Empedu merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan

Page 5: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

penyerapan lemak. Cairan empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat

tertentu yang tidak dapat disekresi oleh ginjal. (Syaifuddin, 2009).

Menurut Syaifuddin (2009) unsur-unsur cairan empedu yaitu:

a. Garam-garam empedu

Disintesis oleh hepar, berasal dari kolesterol, suatu alcohol steroid yang banyak

dihasilkan hati dan berfungsi membantu pencernaan lemak dan mengemulsi lemak

dengan kelenjar lipase dari pankreas

b. Sirkulasi Antero Hepatik

Garam empedu (pigmen) diabsorpsi oleh usus halus masuk ke dalam vena partu di

alirkan ke hati untuk digunakan ulang

c. Pigmen Empedu

Pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan haemoglobin dari plasma

mensekresinya ke dalam empedu

d. Bakteri Dalam Usus Halus

Bakteri dalam usus halus mengubah billirubin menjadi urobilin yaitu satu zat yang

direabsorpsi dari usus dan di ubah menjadi sterkobilin yang disekresi dalam feses

sehingga berwarna kuning.

Menurut Syafuddin( 2002) fungsi kandung empedu adalah:

a. Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental

b. Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel hati jumlah setiap hari

dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc yang digunakan untuk mencerna lemak

c. Memberi warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat

warna pada urin yang disebut urobilin

Page 6: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Jenis-jenis batu Empedu Pigmen:

Batu-batu empedu pigmen adalah tipe batu empedu yang paling umum kedua.

Walaupun batu-batu empedu pigmen berisikan hanya 15% dari batu-batu empedu

pada individu-individu dari Eropa dan Amerika, mereka lebih umum daripada

batu-batu empedu kolesterol di Asia Tenggara. Ada dua tip-tipe batu-batu empedu

pigmen: 1) batu-batu empedu pigmen hitam, dan 2) batu-batu empedu pigmen

coklat.

Pigmen adalah suatu sisa pembuangan yang terbentk dari hemoglobin, bahan

kimia yang membawa oksigen dalam sel-sel darah merah. Hemoglobin dari sel-sel

darah merah yang tua yang dihancurkan dirubah kedalam suatu bahan kimia yang

disebut bilirubin dan dilepaskan kedalam darah. Bilirubin dikeluarkan dari tubuh

oleh hati. Hati memodifikasi bilirubin dan mengeluarkan bilirubin yang telah

dimodifikasi kedalam empedu.

- Batu-Batu Empedu Hitam

Jika ada terlalu banyak bilirubin dalam empedu, bilirubin bergabung dengan

konstituen-konstituen lain dalam empedu, contohnya, Kalsium, membentuk

pigmen (disebut begitu karena ia berwarna coklat tua). Pigmen larut secara buruk

dalam empedu dan, seperti kolesterol, ia menempel bersama-sama dan

membentuk partikel-partikel yang tumbuh dalam ukurannya dan akhirnya

membentuk batu-batu empedu. Batu-batu empedu yang terbentuk dalam cara ini

disebut batu-batu empedu pigmen hitam karena mereka adalah hitam dan keras.

- Batu-Batu Empedu Coklat

Jika ada pengurangan kontraksi dari kantong empedu atau halangan pada aliran

empedu melalui saluran-saluran, bakteri-bakteri mungkin naik dari usus dua belas

jari (duodenum) kedalam saluran-saluran empedu dan kantong empedu. Bakteri-

bakteri mengubah bilirubin dalam saluran-saluran dan kantong empedu, dan

bilirubin yang telah dirubah bergabung dengan kalsium membentuk pigmen.

Page 7: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Pigmen kemudian bergabung dengan lemak-lemak dalam empedu (kolesterol dan

asam-asam lemak dari lecithin) membentuk partikel-partikel yang tumbuh

kedalam batu-batu empedu. Tipe batu-batu empedu ini disebut suatu batu empedu

pigmen coklat karena ia adalah lebih coklat daripada hitam. Ia juga lebih lembut

daripada batu-batu empedu pigmen hitam.

Tipe-Tipe Lain dari Batu-Batu Empedu. Tipe-tipe lain dari batu-batu empedu

adalah jarang. Mungkin tipe batu empedu yang paling menarik adalah batu

empedu yang terbentuk pada pasien-pasien yang mengkonsumsi antibiotik-

antibiotik, ceftriaxone (Rocephin). Ceftriaxone adalah tidak umum dimana ia

dieliminasi dari tubuh dalam empedu dalam konsentrasi-konsentrasi yang tinggi.

Ia bergabung dengan kalsium didalam empedu dan menjadi tidak dapat larut.

Seperti kolesterol dan pigmen, ceftriaxone dan kalsium yang tidak dapat larut

membentuk partikel-partikel yang tumbuh menjadi batu-batu empedu. Untungnya,

kebanyakan dari batu-batu empedu ini menghilang sekali antibiotiknya

dihentikan; bagaimanapun, mereka mungkin masih menyebabkan persoalan-

persoalan hingga mereka menghilang. Tipe batu empedu lainnya yang jarang

adalah dibentuk dari kalsium karbonat (calcium carbonate). 

C. Definisi

Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam

saluran empedu.Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut

kolelitiasis, sedangkan batu di dalamsaluran empedu disebut koledokolitiasis.

D. Penyebab

Penyebab pasti dari Kolelitiasis/Koledokolitiasis atau batu empedu belum

diketahui. Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan

supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang

telah mengalami supersaturasi menjadi mengkristal dan memulai membentuk

batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen tersusun oleh

kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan

Page 8: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

kalsium.

E. Patofisiologi Kolelitiasis/Koledokolitiasis

Ada dua tipe utama batu empedu: batu yang terutama tersusun dari pigmen dan

batu yang terutama tersusun dari kolesterol.

1. Batu Pigmen  

Kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tidak terkonjugasi dalam

empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko

terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis

dan infeksi percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus

dikeluarkan dengan jalan operasi.

2. Batu Kolesterol  

Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak

larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin

(fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita batu

empedu akan terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis

kolesterol dalam hati; keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu

oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan

membentuk batu empedu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol

merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai

iritan yang menyebabkan perdangan dalam kandung empedu.

Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam

pembentiukan batu empedu, melalui peningkatan dikuamasi sel dan

pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler dan

bakteri dapat berperan sebagi pusat presipitasi. Akan tetapi infeksi lenih sering

menjadi akibat dari pembentukan batu empedu dari pada sebab pembentukan

batu empedu.

Page 9: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

F. Insidensi Kolelitiasis/Koledokolitiasis

Jumlah wanita berusia 20-50 tahun yang menderita batu empedu sekitar 3 kali

lebih banyak dari pada laki-laki. Setelah usia 50 tahun, rasio penderita batu

empedu hampir sama antara pria dan wanita. Insidensi batu empedu

meningkat seiring bertambahnya usia.(Williams, 2003).

Risiko untuk batu-batu empedu kolesterol:

Tidak ada hubungan antara kolesterol dalam darah dan batu-batu empedu

kolesterol. Individu-individu dengan kolesterol darah yang meningkat tidak

mempunyai suatu kelaziman batu-batu empedu kolesterol yang meningkat.

Suatu kesalahan konsep yang umum adalah bahwa diet adalah bertanggung

jawab untuk pengembangan batu-batu empedu kolesterol, bagaimanapun, ia

adalah bukan. Faktor-faktor risiko mengembangkan batu-batu empedu

kolesterol termasuk:

1. Jenis kelamin. Batu-batu empedu terbentuk lebih umum pada wanita-wanita

daripada pria-pria.

2. Umur. Kelaziman batu-batu empedu meningkat dengan umur.

3. Kegemukan. Individu-individu yang kegemukan lebih mungkin membentuk

batu-batu empedu daripada individu-individu yang kurus.

4. Kehamilan. Wanita-wanita yang pernah hamil adalah lebih mungkin

membentuk batu-batu empedu daripada wanita-wanita yang belum pernah

hamil. Kehamilan meningkatkan risiko batu-batu empedu kolesterol karena

selama kehamilan, empedu mengandung lebih banyak kolesterol, dan kantong

empedu tidak berkontraksi secara normal.

5. Pil-Pil Pengontrol Kelahiran dan Terapi Hormon. Tingkatan-tingkatan

hormon-hormon yang meningkat yang disebabkan oleh kedua perawatan

meniru kehamilan.

Page 10: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

6. Kehilangan Berat Badan yang cepat. Kehilangan berat badan yang cepat

dengan cara-cara apapun, diet-diet kalori sangat rendah atau operasi

kegemukan, menyebabkan batu-batu empedu kolesterol pada sampai 50% dari

individu-individu. Banyak batu-batu empedu akan menghilang setelah

kehilangan berat, namun banyak yang tidak.

7. Penyakit Crohn. Individu-individu dengan penyakit Crohn dari terminal

ileum adalah lebih mungkin membentuk batu-batu empedu. Batu-batu empedu

membentuk karena pasien-pasien dengan penyakit Crohn kekurangan asam-

asam empedu yang cukup untuk melarutkan kolesterol dalam empedu. Secara

normal, asam-asam empedu yang memasuki usus kecil dari hati dan kantong

empedu diserap kembali kedalam tubuh dalam terminal ileum dan dkeluarkan

kembali oleh hati kedalam empedu. Dengan kata-kata lain, asam-asam

empedu didaur ulang (recycle). Pada penyakit Crohn, terminal ileum

berpenyakit. Asam-asam empedu tidak diserap secra normal, tubuh menjadi

kehabisan asam-asam empedu, dan lebih sedikit asam-asam empedu yang

dikeluarkan kedalam empedu. Tidak ada asam-asam empedu yang cukup

untuk mempertahankan kolesterol larut dalam empedu, dan batu-batu empedu

terbentuk.

8. Trigliserid Darah yang Meningkat. Batu-batu empedu terjadi lebih

seringkali pada individu-individu dengan tingkatan-tingkatan trigliseid darah

yang meningkat.

Risiko untuk Batu-Batu Empedu Pigmen

Batu-batu empedu pigmen hitam terbentuk kapan saja ada suatu beban

bilirubin yang meningkat yang mencapai hati. Ini terjadi kapan saja ada

penghancuran sel-sel darah merah yang meningkat, seperti yang ada pada

penyakit sel sabit dan thalassemia. Batu-batu empedu pigmen hitam juga

adalah umum diantara pasien-pasien dengan sirosis hati. Batu-batu empedu

pigmen coklat terbentuk jika ada stasis empedu (pengurangan aliran),

Page 11: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

contohnya, ketika ada penyempitan, rintangan/halangan saluran-saluran

empedu.

G. Tanda Dan Gejala Kolelitiasis/Koledokolitiasis

1. Rasa nyeri dan kolik bilier 

Jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan

mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akan menderita panas dan

mungkin teraba massa padat pada abdomen. Pasien dapat mengalami kolik

bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadaran kanan atas yang menjalar ke

punggung atau bahu kanan; rasa nyeri ini biasanya disertai mual dan muntah

dan bertambah hebat dalam makan makanan dalam porsi besar. Pada sebagian

pasien rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persisten. Serangan kolik

bilier semacam ini disebabkan kontraksi kandung empedu yang tidak dapat

mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Dalam

keadaan distensi, bagian fundus kandung empedu akan menyentuh dinding

abdomen pada daerah kartilago kosta 9 dan 10 kanan. Sentuhan ini

menimbulkan nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika

pasien melakukan inspirasi dalam dan menghambat pengembangan rongga

dada.

2. Ikterus

Obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam dudodenum akan menimbulkan

gejala yang khas, yaitu: getah empedu yang tidak lagi dibawa kedalam

duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit

dan menbran mukosa berwarna kuning. Keadaan ini sering disertai dengan

gejala gatal-gatal pada kulit.

3. Perubahan warna urine dan feses

Page 12: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urine berwarna sangat

gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu aka tampak kelabu,

dan biasanya pekat yang disebut “Clay-colored ”

4. Defisiensi vitamin  

Obstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absorbsi vitamin A,D,E,K

yang larut lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan gejala defisiensi

vitamin-vitamin ini jika obstruksi bilier berlangsung lama. Defisiensi vitamin

K dapat mengganggu pembekuan darah yang normal.

5. Regurgitasi gas: flatus dan sendawa

H. Pemeriksaan Penunjang Kolelitiasis/Koledokolitiasis

1. Radiologi  

Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur

diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan

akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan ikterus. Disamping

itu, pemeriksaan USG tidak membuat pasien terpajan radiasi inisasi. Prosedur ini

akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah berpuasa pada malam

harinya sehingga kandung empedunya berada dalam keadan distensi. Penggunaan

ultra sound berdasarkan pada gelombang suara yang dipantulkan kembali.

Pemeriksan USG dapat mendeteksi kalkuli dalam kandung empedu atau duktus

koleduktus yang mengalami dilatasi.

Page 13: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

2. Radiografi: Kolesistografi 

Kolesistografi digunakan bila USG tidak tersedia atau bila hasil USG meragukan.

Kolangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu empedu dan mengkaji

kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, wanitaatkan isinya,

berkontraksi serta mengosongkan isinya. Oral kolesistografi tidak digunakan bila

pasien jaundice karena liver tidak dapat menghantarkan media kontras ke kandung

empedu yang mengalami obstruksi.

3. Sonogram 

Sonogram dapat mendeteksi batu dan menentukan apakah dinding kandung

empedu telah menebal.

4.ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancreatografi) 

Pemeriksaan ini memungkinkan visualisasi struktur secara langsung yang hanya

dapat dilihat pada saat laparatomi. Pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat

optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai duodenum pars

desendens. Sebuah kanula dimasukan ke dalam duktus koleduktus serta duktus

pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus tersebut untuk

menentukan keberadaan batu di duktus dan memungkinkan visualisassi serta

evaluasi percabangan bilier.

5. Pemeriksaan darah

* Kenaikan serum kolesterol

* Kenaikan fosfolipid

* Penurunan ester kolesterol

* Kenaikan protrombin serum time

* Kenaikan bilirubin total, transaminase

* Penurunan urobilirubin

Page 14: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

* Peningkatan sel darah putih

* Peningkatan serum amilase, bila pankreas terlibat atau bila ada batu di duktus

utama

I. Penatalaksanaan Kolelitiasis/Koledokolitiasis

1. Penatalaksanaan pendukung dan diet

Kurang lebih 80% dari pasien-pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh

dengan istirahat, cairan infus, penghisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik.

Intervensi bedah harus ditunda sampai gejala akut mereda dan evalusi yang

lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika kondisi pasien memburuk.

Manajemen terapi :

Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein

Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut

Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign

Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi

syok

Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)

2. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan

* Pelarutan batu empedu

Pelarutan batu empedu dengan bahan pelarut (misal : monooktanoin atau metil

tertier butil eter/MTBE) dengan melalui jalur : melalui selang atau kateter yang

dipasang perkutan langsung kedalam kandung empedu; melalui selang atau drain

yang dimasukkan melalui saluran T Tube untuk melarutkan batu yang belum

dikeluarkan pada saat pembedahan; melalui endoskop ERCP; atau kateter bilier

transnasal. 

Page 15: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

    

* Pengangkatan non bedah 

Beberapa metode non bedah digunakan untuk mengelurkan batu yang belum

terangkat pada saat kolisistektomi atau yang terjepit dalam duktus koledokus.

Prosedur pertama sebuah kateter dan alat disertai jaring yang terpasang padanya

disisipkan lewat saluran T Tube atau lewat fistula yang terbentuk pada saat insersi

T Tube; jaring digunakan untuk memegang dan menarik keluar batu yang terjepit

dalam duktus koledokus. Prosedur kedua adalah penggunaan endoskop ERCP.

Setelah endoskop terpasang, alat pemotong dimasukkan lewat endoskop tersebut

ke dalam ampula Vater dari duktus koledokus. Alat ini digunakan untuk

memotong serabut-serabut mukosa atau papila dari spingter Oddi sehingga mulut

spingter tersebut dapat diperlebar; pelebaran ini memungkinkan batu yang terjepit

untuk bergerak dengan spontan kedalam duodenum. Alat lain yang dilengkapi

dengan jaring atau balon kecil pada ujungnya dapat dimsukkan melalui endoskop

untuk mengeluarkan batu empedu. Meskipun komplikasi setelah tindakan ini

jarang terjadi, namun kondisi pasien harus diobservasi dengan ketat untuk

mengamati kemungkinan terjadinya perdarahan, perforasi dan pankreatitis.

* ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy) 

Prosedur noninvasive ini menggunakan gelombang kejut berulang (Repeated

Shock Wave) yang diarahkan pada batu empedu didalam kandung empedu atau

duktus koledokus dengan maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa

sejumlah fragmen.

3. Penatalaksanaan bedah

Penanganan bedah pada penyakit kandung empedu dan batu empedu dilaksanakan

untuk mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk menghilangkan

penyebab kolik bilier dan untuk mengatasi kolesistitis akut. Pembedahan dapat

efektif jika gejala yang dirasakan pasien sudah mereda atau bisa dikerjakan

Page 16: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

sebagai suatu prosedur darurat bilamana kondisi psien mengharuskannya.

Tindakan operatif meliputi :

* Sfingerotomy endosokopik

* PTBD (perkutaneus transhepatik bilirian drainage)

* Pemasangan “T Tube ” saluran empedu koledoskop

* Laparatomi kolesistektomi pemasangan T Tube

Penatalaksanaan pra operatif :

1. Pemeriksaan sinar X pada kandung empedu

2. Foto thoraks

3. Ektrokardiogram

4. Pemeriksaan faal hati

5. Vitamin K (diberikan bila kadar protrombin pasien rendah)

6. Terapi komponen darah

7. Penuhi kebutuhan nutrisi, pemberian larutan glukosa scara intravena bersama

suplemen hidrolisat protein mungkin diperlikan untuk membantu kesembuhan

luka dan mencegah kerusakan hati

J. Komplikasi-Komplikasi Batu-Batu Empedu

Biliary colic adalah gejala yang paling umum dari batu-batu empedu, namun,

untungnya, ia biasanya adalah gejala yang hilang sendiri. Bagaimanapun ada

beberapa kompliksi-komplikasi batu-batu empedu yang lebih serius.

Page 17: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Cholecystitis

Cholecystitis berarti peradangan dari kantong empedu. Seperti biliary colic, ia

juga disebabkan oleh halangan/rintangan yang tiba-tiba dari saluran-saluran oleh

suatu batu empedu, biasanya saluran cystic. Bahkan, cholecystitis mungkin mulai

dengan suatu episode dari biliary colic. Rintangan dari saluran cystic

menyebabkan dinding kantong empedu mulai mengeluarkan cairan tepat seperti

biliary colic, bagaimanapun, untuk sebab-sebab yang tidak jelas, peradangan

terjadi. Pada pertama-tama peradangan adalah steril, yaitu, tidak ada infeksi

dengan bakteri-bakteri; bagaimanapun, melalui waktu empedu dan kantong

empedu menjadi terinfeksi dengan bakteri-bakteri yang berjalan melalui saluran-

saluran dari usus kecil.

Dengan cholecystitis, ada nyeri yang konstan pada perut kanan bagian atas.

Peradangan meluas melalui dinding kantong empedu, dan perut kanan bagian atas

menjadi sangat sensitif/peka ketika ia ditekan atau bahkan ditepuk. Tidak seperti

dengan biliary colic, bagaimanapun, adalah nyeri untuk bergerak. Individu-

individu dengan cholecystitis biasanya terbaring diam. Ada demam, dan jumlah

sel darah putih meningkat, keduanya adalah tanda-tanda peradangan. Cholecystitis

biasanya dirawat dengan antibiotik-antibiotik, dan kebanyakan episode-episode

akan hilang dalam beberapa hari. Bahkan tanpa antibiotik-antibiotik, cholecystitis

seringkali menghilang. Seperti dengan biliary colic, gerakan batu-batu empedu

keluar dari saluran cystic dan kembali kedalam kantong empedu menghilangkan

rintangan dan mengizinkan peradangan menghilang. 

Cholangitis

Cholangitis adalah suatu kondisi dimana empedu didalam saluran-saluran

common, hepatik, dan intrahepatik menjadi terinfeksi. Seperti cholecystitis,

infeksi menyebar melalui saluran-saluran dari usus kecil setelah saluran-saluran

menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu. Pasien-pasien dengan cholangitis

adalah sangat sakit dengan suatu demam yang tinggi dan peningkatan jumlah-

Page 18: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

jumlah sel darah putih. Cholangitis mungkin berakibat pada suatu abses (abscess)

didalam hati atau sepsis.

Gangrene

Gangrene dari kantong empedu adalah suatu kondisi dimana peradangan dari

cholecystitis memutus penyediaan darah ke kantong empedu. Tanpa darah,

jaringan-jaringan yang membentuk dinding kantong empedu mati, dan ini

membuat dinding sangat lemah. Kelemahan digabung dengan infeksi seringkali

menjurus pada robek/pecahnya kantong empedu. Infeksi kemudian mungkin

menyebar keseluruh perut, walaupun seringkali robekan terbatas pada suatu area

yang kecil disekitar kantong empedu (suatu perforasi yang terbatas).

Jaundice

Jaundice adalah suatu kondisi dimana bilirubin akumulasi didalam tubuh.

Bilirubin adalah hitam kecoklatan namun kuning ketika ia tidak terlalu

terkonsentrasi (pekat). Suatu penumpukan dari bilirubin dalam tubuh merubah

kulit dan putih-putih mata (sclera) menjadi kuning. Jaundice terjadi ketika ada

rintangan/halangan yang berkepanjangan dari saluran-saluran empedu. Rintangan

mungkin disebabkan oleh batu-batu empedu, namun itu juga mungkin disebabkan

oleh banyak penyebab-penyebab rintangan yang lain, contohnya, tumor-tumor

dari saluran-saluran empedu atau jaringan-jaringan sekelilingnya. Penyebab-

penyebab lain dari jaundice adalah suatu penghancuran yang cepat dari sel-sel

darah merah yang memberati/melebihi kemampuan hati untuk mengeluarkan

bilirubin dari darah atau suatu hati yang rusak yang tidak dapat mengeluarkan

bilirubin dari darah secara normal. Jaundice sendiri, umumnya tidak menyebabkan

masalah.

Page 19: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Pankreatitis

Pankreatitis berarti peradangan pankreas. Dua penyebab-penyebab yang paling

umum dari pankreatitis adalah alkoholisme dan batu-batu empedu. Pankreas

mengelilingi saluran empedu common ketika saluran masuk ke usus kecil. Saluran

pankreatik yang mengalirkan getah-getah pencernaan dari pankreas bergabung

dengan saluran empedu common tepat sebelum ia bermuara kedalam usus kecil.

Jika sebuah batu empedu menghalangi saluran empedu common tepat setelah

saluran pankreatik bergabung dengannya, aliran dari getah pankreatik dari

pankreas terhalang/terblokir. Ini berakibat pada peradangan didalam pankreas.

Pankreatitis yang disebabkan oleh batu-batu empedu biasanya adalah ringan,

namun ia mungkin menyebabkan penyakit yang serius dan bahka kematian.

Untungnya, pankreatitis yang berat yang disebabkan oleh batu-batu empedu

adalah jarang.

Sepsis

Sepsis adalah suatu kondisi dimana bakteri-bakteri dari sumber mana saja didalam

tubuh, termasuk kantong empedu atau saluran-saluran empedu, masuk kedalam

aliran darah dan menyebar keseluruh tubuh. Walaupun bakteri-bakteri biasanya

berdiam didalam darah, mereka juga mungkin menyebar ke jaringabn-jaringan

yang jauh dan menjurus pada pembentukan abses-abses (area-area infeksi yang

terlokalisir dengan pembentukan nanah). Sepsis adalah suatu komplikasi yang

ditakutkan dari infeksi apa saja. Tanda-tanda dari sepsis termasuk demam yang

tinggi, jumlah sel darah putih yang tinggi, dan, lebih jarang, kekakuan-kekakuan

(menggigil) atau suatu kejatuhan (drop) dalam tekanan darah.

Fistula

Page 20: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Suatu fistula adalah suatu saluran abnormal yang melaluinya cairan dapat

mengalir antara dua organ-organ berongga atau antara suatu abses dan suatu organ

berongga atau kulit. Batu-batu empedu menyebabkan fistula-fistula ketika batu-

batu empedu yang keras mengikis melalui dinding yang lembut dari kantong

empedu atau saluran-saluran empedu. Paling umum, batu-batu empedu mengikis

kedalam usus kecil, lambung, atau saluran empedu common. Ini dapat

meninggalkan suatu jalur/saluran yang mengizinkan empedu untuk mengalir dari

kantong empedu ke usus kecil, lambung, atau saluran common. Jika fistula

memasuki bagian distal dari usus kecil, empedu yang terkonsentrasi (pekat) dapat

menjurus pada persoalan-persoalan seperti diare. Jarang, batu empedu mengikis

kedalam rongga perut yang mengelilingi organ-organ perut. Empedu kemudian

bocor dari kantong empedu atau saluran empedu keseluruh rongga perut dan

menyebabkan peradangan lapisan perut (peritoneum), suatu kondisi yang disebut

bile peritonitis.

Ileus

Ileus adalah suatu kondisi dimana ada suatu rintangan/halangan aliran dari

makanan yang sedang dicerna, gas, dan cairan didalam usus kecil. Itu mungkin

disebabkan oleh suatu rintangan/halangan mekanik, contohnya, suatu tumor

didalam usus kecil, atau suatu rintangan fungsional, contohnya, peradangan dari

usus kecil atau jaringan-jaringan yang mengelilinginya yang mencegah otot usus

kecil bekerja secara normal dan mendorong isi-isinya. Jika suatu batu empedu

yang besar mengikis melalui dinding kantong empedu dan kedalam lambung atau

usus kecil, ia akan didorong melalui usus kecil. Bagian yang paling sempit dari

usus kecil adalah klep ileo-cecal, yang berlokasi dimana usus kecil bergabung

dengan usus besar (kolon). Jika batu empedu terlalu besar untuk melewati klep, ia

dapat menghalangi usus kecil dan menyebabkan suatu ileus.

Page 21: Batu Saluran Empedu Tinjauan Pustaka

Kanker

Kanker kantong empedu hampir selalu dikaitkan dengan batu-batu empedu,

namun itu tidak jelas yang mana datang pertama, yaitu, apakah batu-batu empedu

mendahului kanker dan , oleh karenanya, dapat secara potensi menjadi penyebab

dari kanker. Lagi pula, kanker kantong empedu timbul pada kurang dari 1% dari

individu-individu dengan batu-batu empedu. Oleh karenanya, keprihatinan

tentang perkembangan masa depan dari kanker sendirian adalah bukan suatu

alasan yang baik untuk mengangkat kantong empedu ketika batu-batu empedu

hadir.