8
Praktikum Kimia Dasar 2 BIOKIMIA (Studi Kasus : Mengidentifikasi Kandungan Karbohidrat pada pati 1%) Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Farah Fathiaty Mardiyah, Lintang Vertika Sari, Nur Azizah Rahimah dan Sintya Azhari Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta Abstrak. Telah dilakukan percobaan skala laboratorium untuk mengkaji kandungan karbohidrat dalam sample pati 1% melalui uji iodine dan uji benedict. Bahan yang digunakan adalah pati 1%, iodine, benedict, HCl, NaOH 10%, , dan kertas lakmus. Sample pati 1% diperoleh dari aquades yang dicampurkan dengan terigu. Larutan HCl yang digunakan adalah HCl pekat 12 M. Penggunaan komponen bahan telah dilakukan perhitungan yang tepat. Dari hasil percobaaan, didapatkan endapan berwarna putih susu yang permukaannya berwarna ungu dan filtratnya bening, sample dengan pH netral yang berubah menjadi warna biru muda dan setelah dipanaskan menjadi bening, endapan yang berubah kembali menjadi berwarna biru setelah dipanaskan kemudian didiamkan serta endapan yang tidak berubah kembali menjadi berwarna biru setelah dipanaskan kemudian didiamkan. Bahan-bahan tersebut dapat digunakan karena memiliki prospek yang baik dalam hasil yang didapatkan. Disarankan untuk praktikum lebih lanjut waktu yang digunakan lebih efisien dan ketelitian yang maksimal. Kata Kunci : uji iodine, uji benedict, sample pati 1%.

Biokimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biokimia

Citation preview

  • Praktikum Kimia Dasar 2

    BIOKIMIA

    (Studi Kasus : Mengidentifikasi Kandungan Karbohidrat pada pati 1%)

    Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

    Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    Farah Fathiaty Mardiyah, Lintang Vertika Sari, Nur Azizah Rahimah dan Sintya

    Azhari

    Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta

    Abstrak. Telah dilakukan percobaan skala laboratorium untuk mengkaji kandungan

    karbohidrat dalam sample pati 1% melalui uji iodine dan uji benedict. Bahan yang digunakan

    adalah pati 1%, iodine, benedict, HCl, NaOH 10%, , dan kertas lakmus. Sample

    pati 1% diperoleh dari aquades yang dicampurkan dengan terigu. Larutan HCl yang

    digunakan adalah HCl pekat 12 M. Penggunaan komponen bahan telah dilakukan

    perhitungan yang tepat. Dari hasil percobaaan, didapatkan endapan berwarna putih susu yang

    permukaannya berwarna ungu dan filtratnya bening, sample dengan pH netral yang berubah

    menjadi warna biru muda dan setelah dipanaskan menjadi bening, endapan yang berubah

    kembali menjadi berwarna biru setelah dipanaskan kemudian didiamkan serta endapan yang

    tidak berubah kembali menjadi berwarna biru setelah dipanaskan kemudian didiamkan.

    Bahan-bahan tersebut dapat digunakan karena memiliki prospek yang baik dalam hasil yang

    didapatkan. Disarankan untuk praktikum lebih lanjut waktu yang digunakan lebih efisien dan

    ketelitian yang maksimal.

    Kata Kunci : uji iodine, uji benedict, sample pati 1%.

  • Abstract. Laboratory scale experiments have been conducted to examine the carbohydrate

    content in the wheat starch sample 1% through dilute iodine test and benedict reagent test.

    The material used is wheat starch sample 1%, dilute iodine, benedict reagent, HCl, NaOH

    10%, , and litmus paper. The wheat starch sample 1% is obtained from distilled

    water mixed with flour. HCl solution used concentrated HCl 12 M. The use of component

    materials have been carried out right calculations. The experimental results obtained milky

    white precipitate surface is colored purple and clear filtrate, sample with a neutral pH that

    turns into a light blue colour and after heating becomes clear, precipitate which turns back to

    blue after being heated and then allowed to stand, and precipitate doesnt turn back into a

    blue colour after being heated and then allowed to stand. These materials can be used because

    it has a good prospect in the results obtained . It is recommended for further lab time is used

    more efficiently and maximum accuracy.

    Keywords : dilute iodine test, benedict reagen test, wheat starch sample 1%.

    A. Judul praktikum

    Biokimia

    B. Tanggal praktikum

    23 April 2014

    C. Tujuan praktikum

    - Mengetahui cara identifikasi karbohidrat kualitatif

    - Membuktikan adanya polisakarida dalam suatu bahan

    - Mengetahui kandungan pati dalam suatu makanan

  • D. Pendahuluan

    Biokimia adalah kimia dari proses kehidupan. (Keenan, 1984)

    Ilmu biokomia mempelajari macam-macam molekul yang ada di dalam sel

    makhluk hidup dan organisme serta reaksi-reaksi kimia yang terjadi di antara

    molekul-molekul tersebut. (Hanafi, 2013)

    Biokimia adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau

    perubahan struktur yang terjadi pada makhluk hidup. (Staff UNY)

    Makhluk hidup tersusun atas molekul-molekul yang rumit, teratur, terkoordinasi,

    kompleks, dan sistematis. Makhluk hidup mempunyai kemampuan mempertahankan

    hidup dengan mengambil energi dari lingkungan. (Staff UNY)

    Salah satu cara mengambil energi yaitu dari tumbuhan, yang beberapa tumbuhan

    dapat menghasilkan karbohidrat yang berguna bagi makhluk hidup lainnya.

    Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan

    senyawa-senyawa bila dihidrolisa. (Lehninger,1982)

    Terdapat 3 golongan utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida dan

    polisakarida (kata sakarida diturunkan dari bahasa yunani yang berarti gula).

    (Lehninger, 1982)

    Polisakarida penyimpan yang paling penting dialam adalah pati, yang khas bagi

    tanaman, dan glikogen pada sel hewan (Lehninger, 1982).

    Polisakarida adalah polimer yang tersusun atas sejumlah besar monosakaroda

    yang bertautan melalui ikatan glikosidik. Fungsi utamanya adalah sebagai komponen

    struktural atau sebagai bentuk penyimpanan energi. (Kuchel,2006)

    Pati, terutama terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi, seperti kentang,

    dan pada biji-bijian seperti jagung tetapi kemampuan membentuk pati dijumpai pada

    hampir semua tanaman. (Lehninger, 1982)

    E. Alat dan bahan

    No. Nama alat Jumlah

    1 Pipet tetes 4 buah

    2 Tabung reaksi 5 buah

    3 Rak tabung reaksi 1 buah

  • 4 Gelas ukur 10 ml 1 buah

    5 Gelas beker 1 buah

    6 Penjepit kayu 1 buah

    7 Plat tetes 1 buah

    8 Indikator pH & kertas lakmus 1 buah

    9 Waterbath 1 buah

    10 Tisu gulung 1 buah

    No. Nama bahan

    1 Pati 1%

    2 Iodine

    3 Benedict

    4 HCl 12 M

    5 NaOH 10 %

    6 NaS2O31 %

    F. Metode Percobaan

    1. Pecobaan pertama

    1. Pati 1% 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi.

    2. Ditunggu beberapa menit dan kemudian dipisahkan antara endapan dengan

    fitrat menjadi 2 tabung.

    3. Kemudian diberikan iodine sebanyak 3 tetes kepada masing masing tabung.

    4. Amati apa yang terjadi.

    2. Percobaan kedua

    1. Pati 1% 10 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi

    2. Ditambahkan HCl 12 M sebanyak 3 tetes

    3. Dipanaskan dan setiap 3 menit sekali diambil sample-nya sebanyak 3 tetes dan

    dimasukkan ke plat tetes

    4. Teteskan 3 tetes iodine kemudian NaOH 10 %

    5. Gunakan kertas lakmus dan lihat pada indikator pH sampai sample memiliki

    pH netral

  • 6. Jika pH sudah netral, teteskan benedict sebanyak 3 tetes

    7. Dipanaskan sampai 5 menit

    8. Amati reaksi yang terjadi.

    3. Percobaan ketiga

    3.1.

    Pati 1% 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi

    Diteteskan iodine sebanyak 3 tetes

    Dipanaskan menggunakan waterbath

    Diamati reaksi yang terjadi

    3.2.

    Pati 1% 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi

    Diteteskan 3 tetes Na2S2O2 1 %

    Hitung waktu sampai warna biru menghilang

    Diamati reaksi yang terjadi

    G. Analisis data

    Percobaan 1

    - Endapan berwarna putih susu

    - Permukaan endapan berwarna ungu tua

    - Warna filtrat menjadi semakin bening semakin keatas (tidak berwarna).

    Percobaan 2

    Waktu Warna setelah ditambah

    iodine

    Warna setelah ditambah

    NaOH PH

    3 menit Biru dongker kehitaman Bening 13

    6 menit Biru dongker kehitaman Bening 13

    9 menit Hitam Bening 13

    12 menit Hitam keunguan Bening 13

    15 menit Hitam keunguan Bening 13

    18 menit Hitam keunguan Bening 12

    21 menit Ungu kecoklatan Bening 13

  • 24 menit Coklat Bening 13

    27 menit Coklat Ungu mudah keruh 9

    30 menit Coklat Bening 10

    33 menit Coklat tanah Coklat keruh 9

    36 menit Coklat tanah Coklat keruh 9

    39 menit Coklat tanah Coklat keruh 8

    42 menit Coklat tanah Putih keruh 8

    - Larutan yang sudah mendekati pH netral diberi benedict 3 tetes dan warna

    menjadi biru muda

    - Larutan dipanaskan 5 menit kemudian berubah warna menjadi bening dan tidak

    ada endapan.

    Percobaan 3

    3.1.

    - Setelah dipanaskan, menghasilkan endapan berwarna putih susu dan filtratnya

    berwarna putih

    - Setelah dingin, menghasilkan endapan berwarna putih susu dan filtratnya tidak

    berwarna, kemudian lama kelamaan warna biru muncul kembali.

    3.2.

    - Warna menjadi biru muda dan lama kelamaan hilang dalam waktu 12 menit

    57 detik dan warna birunya tidak terbentuk kembali.

    H. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan mengenai biokimia.

    Percobaan pertama, yaitu menguji karakteristik pati menggunakan iodine. Percobaan ini

    bertujuan untuk menentukan polisakarida. Warna spesifik akan muncul saat iodine

    diteteskan pada polisakarida yang akan diuji. Perubahan warna yang terjadi pada larutan

    pati 1 % yang ditambahkan 3 tetes iodine adalah pada permukaan endapannya menjadi

    berwarna ungu tua. Sedangkan endapannya tetap berwarna putih susu. Apabila warna

    permukaan endapan berubah menjadi warna biru setelah ditambahkan iodine, maka

    larutan tersebut dapat dikatakan mengandung pati (polisakarida). Warna ungu tua yang

  • terjadi, merupakan warna yang mendekati biru. Sehingga dapat dikatakan, endapan dan

    filtrat dari larutan tersebut mengandung pati (polisakarida).

    Percobaan kedua, yaitu mencampurkan larutan pati 1 % 10 ml dengan HCl pekat

    12 M 3 tetes, dan menghasilkan warna biru dongker atau biru tua kehitaman. Ketika

    dipanaskan warna biru larutan menghilang. Hal ini dikarenakan molekul pati yang

    terdapat pada sampel larutan tersebut meregang, namun ketika sampel larutan tersebut

    diuji dengan iodine, warna biru terbentuk kembali. Hal ini berarti iod masuk ke dalam

    kumparan molekul pati, namun ketika proses pemanasan dilanjutkan beberapa lama,

    warna biru yang dihasilkan ketika bereaksi dengan iodine, lambat laun menghilang. Ini

    berarti bahwa molekul pati meregang kembali. Setelah warna biru tidak terbentuk lagi,

    sample larutan dinetralkan dengan NaOH 10% dengan bantuan kertas lakmus. Kemudian

    2 tetes reagen benedict ditambahkan pada sample larutan setelah pH mendekati netral,

    dan dipanaskan kembali. Reaksi ini merubah sample larutan menjadi bening dan tidak

    mempunyai endapan, dari yang tadinya berwarna biru muda. Larutan benedict

    mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Uji benedict dilakukan

    pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya transformasi isomeric. Pada suasana

    basa, reduksi Cu 2+

    dari CUSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan

    membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata. Akan tetapi hasil yang diperoleh

    tidaklah sesuai berdasarkan teori, tidak berwarna merah bata melainkan tidak

    berwarna/bening. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kesalahan dari praktikan saat

    melakukan prosedur percobaan.

    Pada percobaan ketiga, terdapat 2 tabung. Tabung pertama yaitu larutan pati 1% 5

    ml ditambah 3 tetes iodine, dan menghasilkan warna biru tua keunguan. Namun setelah

    dipanaskan, larutan menjadi berwarna putih susu dan filtratnya berwarna putih atau tidak

    berwarna. Hal ini berarti molekul pati meregang. Dan setelah didinginkan, senyawa yang

    terdapat pada sampel akan stabil dan warna biru akan muncul kembali. Pada tabung

    kedua, larutan pati 1% 5 ml ditambahkan dengan 3 tetes Na2S2O3 dan menghasilkan

    warna biru yang lama kelamaan menghilang dalam waktu 12 menit 57 detik. Setelah

    didiamkan, warna biru tersebut tidak muncul kembali. Hal ini dikarenakan ion Na+

    mengikat iodine, sehingga iod tidak masuk kembali ke dalam kumparan molekul pati.

  • I. Kesimpulan

    Untuk menguji karakteristik dari pati dapat melakukan uji iod dan uji reagen

    benedict

    Uji benedict dapat digunakan pula untuk mengetahui kandungan karbohidrat

    pada makanan

    Larutan HCl dapat membuat pH larutan yang mengandung pati menjadi asam,

    namun tidak menghilangkan kandungan pati di dalamnya.

    Larutan NaOH dapat membuat pH larutan lainnya menjadi basa.

    Kandungan pati akan hilang jika dipanaskan

    larutan Na2S2O3 tidak dapat menghilangkan kandungan pati bila ditetesakan.

    J. Referensi

    Keenan, Charles W. 1984. Ilmu Kimia untuk Univesitas Edisi Keenam Jilid Dua. Jakarta

    : PT. Erlangga.

    Kuchel, Philip W. Dan Gregory B. Ralston. 2006. Biokimia. Jakarta : PT. Erlangga.

    Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta. PT. Erlangga.

    Hanafi. 2013. Pengantar Biokimia.

    (http://blog.ub.ac.id/agrotekjaya/files/2013/03//pengantar_ biokimia.pdf)

    Diakses pada tanggal 28 April 2014 pada pukul 23.15 WIB.

    Staff UNY. 2013. Biokimia. (http://staff.uny.ac.id/sties/default/files/biokimia%201.pdf)

    Diakses pada tanggal 28 April 2014 pada pukul 23.30 WIB.