Upload
putri-dewi
View
238
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
blok 4
Citation preview
Komunikasi Sel Saraf Pada Periodik Paralisis Hipokalemi
Dewi Dyanwahyuni Permata Putri Syahril (102014107)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. TerusanArjuna No. 6 KebonJeruk, Jakarta Barat
Abstract
The human nervous system is a braid nerve complex, highly specialized and interconnected to one another. Communication between cells play an important role for the regulation and control of cell activity. Nerve cells function as a messenger or impulse behind in the form of stimulus and response. Potassium deficiency can hinder the process of communication between the cells and the nervous system that can menyababkan someone suddenly does not bias the moving body called hypokalemic periodic paralysis.
Keywords: nerve cells, communication between cells, the nervous system
Abstrak
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Komunikasi antar sel berperan penting untuk pengaturan dan pengendalian kegiatan sel. Sel saraf berfungsi sebagai pengirim pesan atau impuls balik berupa rangsangan maupun tanggapan. Kekurangan kalium dapat menghambat proses komunikasi antara sel dan sistem saraf sehingga dapat menyababkan seseorang tiba-tiba tidak bias menggerakan tubuhnya yang di sebut Periodik paralisis Hipokalemi.
Kata kunci : sel saraf , komunikasi antara sel , sistem saraf
I. Pendahuluan
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh
lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem
tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem
inilah berasal kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan
untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan
hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan
tingkah laku individu. Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-
masing mempunyai fungsi tertentu.
1
Skenario B
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dating dibawa orang tuanya ke IGD
rumahdengan keluhan terbangun dari tidurnya tidak dapat mengerakkan kedua kaki dan
tangannya, dokter lalu melakukan pemeriksaan lengkap dan mendiagnosis periodic paralisis
hipokalemi.
1) Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Periodik : Peroide tertentu dan berkala
Paralisis : Hilangnya fungsi otot untuk satu atau lebih otot
Hipokalami : Suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8
mEq/L darah.
2) Rumusan masalah
1. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun tidak dapat menggerakan kaki dan tangannya.
2. Di diagnosis periodik paralisis hipokalemi
3) Hipotesis Gangguan tidak dapat menggerakan kedua kaki dan tanggannya karena gangguan pada sel
saraf.
4) Sasaran pembelajaran
1. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan komunikasi sel saraf.
2. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan pontesial aksi dan pontensial jenjang.
3. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan hubungan antara sel saraf.
4. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan sinyal sinaps.
5. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan sinyal reseptor.
6. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan EPSP, IPSP, GPSP
7. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan siklus Hodgkin.
8. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan gangguan saraf.
9. Mahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan kelainan genetika atau mutasi.
2
5) Analisis masalah
A. Sel Saraf
Sel saraf adalah sel yang mengantarkan impuls (rangsangan) dari reseptor (panca
indera) ke otak dan sebaliknya. Sel saraf juga bertanggung jawab atas gerak refleks. Sel-sel
saraf disebut neuron. Neuron-neuron tersebut membentuk suatu sistem saraf pada manusia.
Sel saraf berbeda dengan sel-sel pada umumnya karena terdapat akson (neurit) sehingga sel
saraf terlihat seperti memiliki “ekor”.Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan
akson.1
B. Komunikasi sel saraf
Komunikasi antar sel berperan penting untuk pengaturan dan pengendalian
kegiatan sel, jaringan, organ tubuh, dan untuk mempertahankan homeostasis. Dalam tubuh
manusia terdapat dua jenis komunikasi antar sel, yaitu: wired system (komunikasi melalui
saraf atau listrik) dan non-wired system (komunikasi kimiawi). Sedangkan komunikasi intra
sel adalah komunikasi yang terjadi di dalam sel. Komunikasi intra sel merupakan proses
3
Komunikasi sel saraf
Pontensial
Aksi Berjenjang
Hub.antara sel saraf
Gangguan saraf Sinyal Sinaps Reseptor
Kelainan genetik
Siklus Hodgkin
EPSP
IPSP
Mutasi/pewarisan
GPSP
pengubahan sinyal di dalam sel itu sendiri. Dalam berkomunikasi, Di dalam tubuh terdapat
tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:1,2
1. Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan.
Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia
melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction
merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction
memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil
(sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang
berhubungan.
2. Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan
(sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
3. Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh.
Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau
dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.
C. Pontensial
Sel saraf dan sel otot memanfaatkan adanya pontensial membrane istirahat untuk
komunikasi dengan cara mengubah permeabilitas membrane terhadap ion-ion menjadi
sinyal listrik. Sinyal listrik di bagi menjadi 2 yaitu : 3
1) Potensial berjenjang
potensial berjenjang yang berfungsi sebagai sinyal jarak dekat yang cepat
menghilang dalam rentang jarak yang pendek dari bagian membran tempat potensial
tersebut dimulai. Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial membran yang
terjadi dalam berbagai drajat atau tingkat kekuatan.besarnya potensial berjenjang berkait
dengan potensial pencetus,yaitu semakin kuat kejadian pencetusnya,semakin besar
potensial jenjang yang terjadi.kejadian pencetus dapat barupa:
1. Stimulus
2. intraksi suatu zat perantara kimiawi dengan reseptor permukaan pada membrane sel
saraf atau otot.
3. Perubahan spontan potensial akibat ketidak seimbangan siklus pengeluaran pemasukan.
4
2) Potensial aksi.
Potensial aksi adalah pontensial jarak jauh, peristiwa listrik yang terlokalisir yaitu
depolarisasi membran pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi tidak
bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson
semakin cepat penghantaran potensial aksi karena tahanan arus listrik berbanding terbalik
dengan luas penampang penghantar arus tersebut. Potensial aksi dibangkitkan ketika ion
Natrium mengalir ke dalam melintasi membran. Depolarisasi potensial pertama telah
menyebar ke wilayah bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah ini
dan memulai potensial aksi kedua. Pada lokasi potensial aksi pertama membran mengalami
repolarisasi ketika K+ mengalir keluar. Potensial aksi ketiga merambat secara berurutan
saat repolarisasi berlangsung. Melalui mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran
plasma dan menghasilkan impuls saraf yang merambat sepanjang akson tersebut.Saluran
ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh voltase yang menghasilkan potensial aksi
hanya berkonsentrasi di sekitar nodus Ranvier. Cairan ekstraseluler juga berhubungan
dengan membran akson namun melompat dari satu nodus ke nodus lain melewati daerah
yang berinsulasi myelin pada membran di antara nodus itu. Mekanisme ini disebut
penghantaran bersalto salvatory conduction. Dalam potensial aksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi dan terkait diantaranya kanal Na+, pompa Na-K, ion Na+, ion K+, kanal
K+, dan faktor-faktor yang lain. Setiap jenis kanal tersebut memiliki fungsi spesifik dalam
aktifitas elektrik saraf. Kanal-kanal ion tersebut berfungsi menjaga potensial sel.4
Karena aliran arus pasif yang menyertai potensial berjenjang cepat menghilangkan
sewaktu arus tersebut bergerak menjauhi tempat pembentukan.harus terdapat mekanisme
lain untuk menyampaikan sinyal listrik kejarak yang jauh.agar kekuatan sinyal tetap
dipertahankan selama sinyal untuk menjauhi tempat pembentukannya.untuk memahami
proses yang terjadi selama potensial aksi mengenal istilah-istilah berikut:5
1. Polarisasi, memiliki membran potensial;pemisahan muatan yang berlawanan
2. Depolarisasi, Potensial membrane mengalami penurunandari potensial istrahat
3. Hiperpolarisasi , potensial lebih besar dari pada potensial istrahat.
5
D. Hubungan antara sel saraf
Sel saraf merupakan unit terkecil dari sistem saraf. Sel saraf berfungsi sebagai
pengirim pesan atau impuls balik berupa rangsangan maupun tanggapan. Sel di sistem saraf
terdiri dari 2 jenis yaitu :5,6
1. Sel saraf ( Neuron)
Neuron merupakan sel fungsional pada sistem saraf, yang bekerja dengan cara
menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu sl ke sel berikutnya.
Pembentukan potensi aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan
informasi. Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh sistem
saraf dalam melaksanakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh.Dalam menyelenggarakan
fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu
a. Neuron sensorik
sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
b. Neuron motorik
Sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang..
c. Interneuron atau saraf penghubung
Sel saraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan
motorik
2. Sel glia
sel glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai
pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran
impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron.
Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia berfungsi utuk
menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel
glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.Salah satu sel glia yang
sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel glia yang
berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut selubung mielin.7
6
E. Sinyal Sinaps Reseptor
1. Impuls (Sinyal)
Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi
rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan
jaringan komunikasi yang kompleks. Sebagai jaringan komunikasi, tentunya saraf memiliki
mekanisme khusus tentang cara meneruskan impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls
saraf, yaitu sebagai berikut : 8
Impuls Dihantarkan Melalui Sel Saraf
Impuls dapat diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya
perbedaan potensial listrik yang disebut dengan polarisasi. Muatan listrik di luar
membran sel saraf adalah positif sedang muatan yang di luar adalah negatif. Apabila sel
saraf diberi rangsangan akan mengakibatkan polarisasi membran berubah, sehingga
polarisasi akan mengalami pembalikan. Proses pembalikan akan diulang yang
menyebabkan rantai reaksi.
Impuls Dihantarkan Lewat Sinaps.
Apabila impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis
terhadap ion kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk,
sedangkan gelembung sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah sinaps.
Gelembung sinaps melebur dengan membran prasinaps. Impuls sampai ke membran
postsinaps karena dibawa oleh neurotransmitter, kemudian neurotransmitter dihidrolisis
oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinaps.
2. Sinaps
Sinaps berasal dari bahasa Yunani synapsis yang artinya penyatuan adalah tempat
neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron dan sel efektor lainnya (otot dan sel
kelenjar). Sebuah sinaps adalah persimpangan yang memungkinkan neuron untuk lulus
sinyal listrik atau bahan kimia ke sel lain (neural atau sebaliknya).7
Dalam ilmu saraf, potensi postsynaptic rangsang (EPSP) adalah depolarisasi
sementara potensimembran postsynaptic disebabkan oleh aliran ion bermuatan positif ke
dalam sel postsynaptic.Mereka adalah kebalikan dari inhibitory post synaptic potential
(IPSPs), yang biasanya diakibatkanoleh aliran ion negatif ke dalam sel. Sebuah potensi
postsynaptic didefinisikan sebagai rangsang jika memudahkan neuron untuk menembakkan
7
potensial aksi. EPSPs juga dapat disebabkan olehpenurunan muatan positif keluar,
sementara IPSPs kadang-kadang disebabkan oleh peningkatanaliran muatan positif. Aliran
ion yang menyebabkan EPSP adalah postsynaptic arus rangsang (EPSC).8
Inhibitory Postsynaptic Potential (biasa disingkat IPSP) adalah perubahan tegangan
membran neuronpostsynaptic yang merupakan hasil dari aktivasi sinaptik penghambatan
reseptor neurotransmitter.Neurotransmiter penghambat yang paling umum dalam sistem
saraf GABA dan glisin.8
Setiap neuron memiliki tugas untuk menghitung keluaran ke banyak sel lain dari
serangkaian masukan prasinaps, suatu neuron dapat bereaksi dengan cara :
1) Melepaskan potensial aksi di sepanjang akson,
2) Tetap berada dalam keadaan istirahat dan tidak meneruskan sinyal
3) Mengalami penurunan eksitabilitas.
Apabila aktivitas dominan berada pada masukan eksitatorik, sel pascasinaps
kemungkinan akan terbawa ke ambang dan mengalami potensial aksi. Hal ini dapat terjadi
melalui penjumlahan temporal (EPSP-EPSP dari sebuah masukan prasinaps yang terus-
menerus datang dalam waktu yang hampir bersamaan sehingga saling memperkuat) atau
penjumlahan spatial (menambahkan EPSP-EPSP yang timbul secara simultan dari beberapa
masukan prasinaps yang berbeda). Karena memiliki ambang terendah, potensial aksi
tercetus di sini. Frekuensi potensial aksi mencerminkan besarnya penjumlahan EPSP.
3. Reseptor
Reseptor adalah sel yang menerima rangsangan, baik itu rangsangan berupa
sentuhan, suara, bebauan maupun rasa. Dan reseptor yang dimaksud di sini (reseptor
manusia) adalah tidak lain yaitu alat indera (hidung, telinga, mata, kulit, dan lidah). Efektor
adalah bagian tubuh yang melaksanakan respon terhadap rangsangan. Contoh saat kita
melihat harimau, kemudian setelah reseptor (mata) menyampaikan informasinya kepada
saraf pusat ada harimau, kaki kita tergerak untuk lari secepat mungkin. Dalam contoh ini ,
efektornya adalah otot kaki kita.6
F. Siklus Hodgkin
Pada waktu sel saraf mendapat rangsangan ,baik rangsang kimia,mekanik atau
rangsang lain,kanal ion Natrium (voltaged-gated Na Channels) akan membuka sehingga ion
8
Natrium akan masuk kedalam sel dengan membawa muatannya. Muatan positif ion
Natrium akan menetralkan sebagian muatan negative didalam sel sehingga sel mengalami
depolarisasi. Depolarisasi berarti berkurangnya selisih potensial antara intrasel dan
ekstrasel.Depolarisasi ini terus memicu pembukaan voltaged-gated Na Channels,sehingga
semakin banyak Natrium masuk ke dalam sel dan pada akhirnya akan semakin
memperbesar depolarisasi.Makin besar depolarisasi akan semakin memperbanyak
pembukaan voltaged-gated Na channels dan seterusnya. Hal ini merupakan siklus umpan
balik positif yang dikenal dengan Siklus Hodgkin.7
G. Mutasi Gen
Mutasi ini disebut mutasi titik (point mutation) mutasi ini terjadi proses penggantian
pasangan basa atau pengurangan/penyisipan basa pada molekul DNA. Dikenal dengan
istilah mutasi titik karena apabila terjadi pergantian ataupun pengurangan/penyisipan basa
jika asam amino yang dikode oleh triplet-triplet mRNA/RNAd tidak menyebabkan
pergantian jenis asam amino maka tidak terjadi perubahan fenotip yang signifikan dan
hanya merubah struktur genotip saja yang dikenal dengan istilah polimorfisme. Penyakit ini
diturunkan secara autosomal dominant , Mutasi tersering ditemukan pada channel calsium
kromosom 1 dan Sering ditemukan juga pada hipertiroid. 9
Kesimpulan
Hipotesis diterima , Periodik paralisis Hipokalemi merupakan penyakit kekurangan
kalium yang dapat menyebabkan kelemahan yang akut pada anak-anak maupun dewasa
muda. Pasien akan mengalami kelemahan dari anggota gerak maupun lengan tanpa adanya
gangguan sehingga tidak dapat di gerakkan yang di sebabkan teganggunya komunikasi sel
saraf dan sistem saraf. Keadaan hipokalemia yang berat dapat mengganggu fungsi organ
lain seperti jantung hingga terjadi gangguan irama jantung yang bila tidak ditangani akan
memperburuk keadaan pasien hingga mengancam nyawa.
9
Daftar pustaka
1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat.Sugiarto B .Jakarta : EGC ;
2003.
2. Guy Ton, Arthur C, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC ; 2007
3. Junqueira,C Luiz; Carneiro,J .Histologi dasar teks dan atlas edisi 10. Jakarta:EGC ;
2007 : Hal 170 – 171.
4. Gayton , Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11.Jakarta: EGC ; 2010 : Hal 221-
224.
5. Ganong, William F. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2008.
6. Richard,Behrman , kliegman, Arvin M. Ilmu kesehatan anak Nelson ed 15. Jakarta :
EGC ; 1999 : Hal 244-46.
7. Reece Campbell, Mitchell. Biologi. Jakarata : Erlangga ; 2004 : Hal 209-10.
8. Sherwood L.Fisiologi manusia dari sel ke system.Jakarta : EGC ; 2001.
9. Yatim, W. Genetika untuk mahasiswa edisi 4. Bandung : Penerbit Tarsito ; 1991.
10