Upload
rafzhanrasbin
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta _ Redaksi Indonesia
1/5
4/10/2016 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta
http://redaksiindonesia.com/read/blok-migas-masela-suara-ombaknya-sampai-jakarta.html 1/5
Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta
Oleh : Beni Guntarman
Seperti halnya beberapa propinsi lainnya di Kawasan Indonesia Timur, Maluku tergolong propinsi
termiskin di Indonesia. Propinsi yang terdiri banyak pulau ini terkenal dengan lautnya yang dalam,
dengan mutiara-mutiara indah yang terdapat di dasarnya, dan juga terkenal dengan palung lautnya
yang sangat dalam. Maluku merupakan wilayah dengan frekuensi gempa yang tinggi, daerah rawan
bencana meski selama puluhan tahun terakhir belum terdengar kejadian Maluku dilanda tsunami.
Ada 25 blok Minyak dan Gas di Maluku. Sekitar 15 blok diantaranya sudah memiliki investor,
sedangkan 10 blok lainnya dalam proses tender mencari investor.
Potensi Migas yang luar biasa besarnya yang dimiliki Maluku ada di Blok Masela, Blok Babar Selaru,
Blok Pulau Moa Selatan, dan Blok Roma. Blok Masela dengan cadangan gas abadi diperkirakanmemiliki jangka waktu produksi mencapai 70 tahun. Dengan kekayaan energi sumber daya alam
seperti ini sudah seharusnya dipastikan bahwa pengelolaan kekayaan alam memiliki dampak nyata
bagi kesejahteraan rakyat Maluku. Sudah saatnya menghapus kebiasaan pemerintah melakukan
kebijakan buta, mengabaikan rakyat pemilik kekayaan alam itu hidup miskin di atas sumber daya
alam yang melimpah. Harus senantiasa diingat bahwa daerah-daerah yang memiliki kekayaan
sumber daya alam yang berlimpah di Kawasan Timur Indonesia cenderung dilanda konflik, dan hal
ini seirama dengan konspirasi global yang melanda berbagai belahan dunia.
Tangan-tangan asing bermain, dan mereka berani mengeluarkan investasi yang tidak sedikit demi
menguasai dan menarik keuntungan yang besar dari pengelolaan kekayaan sumber daya alam yang
dimiliki negara-negara berkembang. Potensi sumber Migas di Maluku sebenarnya sudah lama
8/18/2019 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta _ Redaksi Indonesia
2/5
4/10/2016 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta
http://redaksiindonesia.com/read/blok-migas-masela-suara-ombaknya-sampai-jakarta.html 2/5
diketahui para pemain lama dibidang itu. Adanya perusahaan raksasa yang berani menguasai 100%
beberapa blok di Maluku membuktikan hali ini. Saat ini perusahaan-perusahaan migas raksasa dunia
yang bermain di Maluku antara lain: Inpex dari Jepang, Shell BV dari Belanda, dan Stat Oil dari
Norwegia. B
Blok Masela terletak di perairan laut dalam Kepulauan Aru dan dekat dengan perbatasan negara
lain. Terkait rencana pengelolaan Blok Masela, terdapat dua opsi yakni: skema LNGterapung/offshore yang diajukan Meneteri ESDM Sudirman Said dan skema pipanisasi ke darat
(onshore) yang diajukan Menteri Koordinator Bidang Sumber daya Alam dan Kemaritiman Rizal
Ramli. Meski kekuatan mafia migas di indonesia terus berkurang, namun sebab dan akar
permasalahan yang coba diketengahkan sebagai dasar pemikiran dua opsi ini harus dicermati.
Karena pertarungan memperebutkan bisnis migas di Indonesia belum usai. Mafia migas masih ada,
dan mereka bermain di belakang lobi-lobi serta berupaya mempengaruhi secara langsung atau tidak
langsung para pengambil kebijakan.
Kementerian ESDM dan SKK Migas, berdasarkan studi beberapa konsultan internasional menyetujui
posisi kilang LNG Blok Masela berlokasi di laut (off shore) dengan alasan pengelolaannya lebih
efisien. Sementara Menko Kemaritiman yang didukung oleh kelompok Forum Tujuh Tiga ITB dan
sebagaian tokoh masyarakat Kepulauan Aru berpemikiran bahwa kilang LNG Blok Masela
seharusnya di darat (on share) atas pertimbangan multiplier effect-nya bagi pembangunan daerah,
khususnya manfaatnya secara langsung bagi rakyat Maluku. Polemik muncul di publik karena
perdebatan alot dalam tubuh pemerintahan Jokowi.
Perbedaan pendapat yang tajam antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Kemaritiman RizalRamli apakah akan terus dibiarkan oleh Presiden Jokowi? Investor butuh kepastian untuk berusaha
dan berinvestasi. Namun pemerinta tidak boleh gegabah mengambil keputusan strategis dalam
bidang energi dan sumber daya alam. Belajarlah dari kasus ladang migas Talang Akar- Pendopo,
Sumatera Selatan.
Ditemukan Belanda sejak tahun 1912 dan hingga akhirnya diambil alih oleh Pertamina dari tangan
PT. Stanvac Indonesia pada tahun 1983/84, sekian puluh tahun beropresi hingga kini, kontribusi
seperti apa yang diberikan kepada daerah setempat, daerah yang langsung memilki sumber daya
alam tersebut? Infrastruktur jalan di daerah sekitar lokasi pun hingga kini masih jauh dari memadai.
Itu di darat, apa lagi di tengah laut. Kontribusi seperti apa yang akan langsung bisa dirasakan oleh
rakyat Maluku dari kekayaan alamnya yang berada di laut dalam? Regulasinya harus jelas dulu dan
harus berpihak pada kepentingan langsung dan tidak langsung bagi pembangunan daerah Maluku.
Banyak desakan kepada Presiden Jokowi agar segera mengambil keputusan apakah akan on shore
atau off shore. Keputusan menunda mengambil keputusan tentang hal ini nampaknya membuat
beberapa pihak menjadi gerah karena tidak sabar atau mungkin khawatir rencana bulus yang
disusun sejak 2010 lalu itu akan menjadi sia-sia. Siapa yang menabuh gendang, siapa pula yang
menari-nari. Lalu, terdengar ada nyanyian merdu dari arah bukit Cikeas. Blok Marsela, direncanakan
dan akan dikelola untuk kemakmuran siapa?
8/18/2019 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta _ Redaksi Indonesia
3/5
4/10/2016 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta
http://redaksiindonesia.com/read/blok-migas-masela-suara-ombaknya-sampai-jakarta.html 3/5
Sumber : Kompasiana
Oleh : Beni Guntarman
Seperti halnya beberapa propinsi lainnya di Kawasan Indonesia Timur, Maluku tergolong propinsi
termiskin di Indonesia. Propinsi yang terdiri banyak pulau ini terkenal dengan lautnya yang dalam,
dengan mutiara-mutiara indah yang terdapat di dasarnya, dan juga terkenal dengan palung lautnya
yang sangat dalam. Maluku merupakan wilayah dengan frekuensi gempa yang tinggi, daerah rawan
bencana meski selama puluhan tahun terakhir belum terdengar kejadian Maluku dilanda tsunami.
Ada 25 blok Minyak dan Gas di Maluku. Sekitar 15 blok diantaranya sudah memiliki investor,
sedangkan 10 blok lainnya dalam proses tender mencari investor.
Potensi Migas yang luar biasa besarnya yang dimiliki Maluku ada di Blok Masela, Blok Babar Selaru,
Blok Pulau Moa Selatan, dan Blok Roma. Blok Masela dengan cadangan gas abadi diperkirakan
memiliki jangka waktu produksi mencapai 70 tahun. Dengan kekayaan energi sumber daya alam
seperti ini sudah seharusnya dipastikan bahwa pengelolaan kekayaan alam memiliki dampak nyata
bagi kesejahteraan rakyat Maluku. Sudah saatnya menghapus kebiasaan pemerintah melakukan
kebijakan buta, mengabaikan rakyat pemilik kekayaan alam itu hidup miskin di atas sumber daya
alam yang melimpah. Harus senantiasa diingat bahwa daerah-daerah yang memiliki kekayaan
sumber daya alam yang berlimpah di Kawasan Timur Indonesia cenderung dilanda konflik, dan hal
ini seirama dengan konspirasi global yang melanda berbagai belahan dunia.
Tangan-tangan asing bermain, dan mereka berani mengeluarkan investasi yang tidak sedikit demi
menguasai dan menarik keuntungan yang besar dari pengelolaan kekayaan sumber daya alam yangdimiliki negara-negara berkembang. Potensi sumber Migas di Maluku sebenarnya sudah lama
diketahui para pemain lama dibidang itu. Adanya perusahaan raksasa yang berani menguasai 100%
beberapa blok di Maluku membuktikan hali ini. Saat ini perusahaan-perusahaan migas raksasa dunia
8/18/2019 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta _ Redaksi Indonesia
4/5
4/10/2016 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta
http://redaksiindonesia.com/read/blok-migas-masela-suara-ombaknya-sampai-jakarta.html 4/5
yang bermain di Maluku antara lain: Inpex dari Jepang, Shell BV dari Belanda, dan Stat Oil dari
Norwegia. B
Blok Masela terletak di perairan laut dalam Kepulauan Aru dan dekat dengan perbatasan negara
lain. Terkait rencana pengelolaan Blok Masela, terdapat dua opsi yakni: skema LNG
terapung/offshore yang diajukan Meneteri ESDM Sudirman Said dan skema pipanisasi ke darat
(onshore) yang diajukan Menteri Koordinator Bidang Sumber daya Alam dan Kemaritiman RizalRamli. Meski kekuatan mafia migas di indonesia terus berkurang, namun sebab dan akar
permasalahan yang coba diketengahkan sebagai dasar pemikiran dua opsi ini harus dicermati.
Karena pertarungan memperebutkan bisnis migas di Indonesia belum usai. Mafia migas masih ada,
dan mereka bermain di belakang lobi-lobi serta berupaya mempengaruhi secara langsung atau tidak
langsung para pengambil kebijakan.
Kementerian ESDM dan SKK Migas, berdasarkan studi beberapa konsultan internasional menyetujui
posisi kilang LNG Blok Masela berlokasi di laut (off shore) dengan alasan pengelolaannya lebih
efisien. Sementara Menko Kemaritiman yang didukung oleh kelompok Forum Tujuh Tiga ITB dan
sebagaian tokoh masyarakat Kepulauan Aru berpemikiran bahwa kilang LNG Blok Masela
seharusnya di darat (on share) atas pertimbangan multiplier effect-nya bagi pembangunan daerah,
khususnya manfaatnya secara langsung bagi rakyat Maluku. Polemik muncul di publik karena
perdebatan alot dalam tubuh pemerintahan Jokowi.
Perbedaan pendapat yang tajam antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Kemaritiman Rizal
Ramli apakah akan terus dibiarkan oleh Presiden Jokowi? Investor butuh kepastian untuk berusaha
dan berinvestasi. Namun pemerinta tidak boleh gegabah mengambil keputusan strategis dalambidang energi dan sumber daya alam. Belajarlah dari kasus ladang migas Talang Akar- Pendopo,
Sumatera Selatan.
Ditemukan Belanda sejak tahun 1912 dan hingga akhirnya diambil alih oleh Pertamina dari tangan
PT. Stanvac Indonesia pada tahun 1983/84, sekian puluh tahun beropresi hingga kini, kontribusi
seperti apa yang diberikan kepada daerah setempat, daerah yang langsung memilki sumber daya
alam tersebut? Infrastruktur jalan di daerah sekitar lokasi pun hingga kini masih jauh dari memadai.
Itu di darat, apa lagi di tengah laut. Kontribusi seperti apa yang akan langsung bisa dirasakan oleh
rakyat Maluku dari kekayaan alamnya yang berada di laut dalam? Regulasinya harus jelas dulu dan
harus berpihak pada kepentingan langsung dan tidak langsung bagi pembangunan daerah Maluku.
Banyak desakan kepada Presiden Jokowi agar segera mengambil keputusan apakah akan on shore
atau off shore. Keputusan menunda mengambil keputusan tentang hal ini nampaknya membuat
beberapa pihak menjadi gerah karena tidak sabar atau mungkin khawatir rencana bulus yang
disusun sejak 2010 lalu itu akan menjadi sia-sia. Siapa yang menabuh gendang, siapa pula yang
menari-nari. Lalu, terdengar ada nyanyian merdu dari arah bukit Cikeas. Blok Marsela, direncanakan
dan akan dikelola untuk kemakmuran siapa?
Sumber : Kompasiana
8/18/2019 Blok Migas Masela, Suara Ombaknya Sampai Jakarta _ Redaksi Indonesia
5/5